• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III USULAN PEMECAHAN MASALAH"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

USULAN PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan atas uraian kegiatan yang telah dilakukan selama kurun waktu pendampingan dan uraian beberapa permasalahan yang terjadi di keluarga dampingan pada Bab II, pendamping kemudian dapat menganalisis dan memberikan usulan beberapa pemecahan permasalahan yang dapat diajukan dan diajarkan kepada pihak Keluarga Dampingan. Sehingga dihaparkan setelah usulan tersebut disampaikan dengan baik kepada Keluarga Dampingan tersebut, usulan tersebut dapat membantu Keluarga Dampingan untuk memecahkan permasalahan keluarganya. Permasalahan yang akan dipecahkan juga telah disesuaikan dengan kemampuan Pendamping dan Keluarga Dampingan tersebut.

Usulan pemecahan permasalahan yang akan dibahas pada pembahasan di sub-bab berikutnya, yaitu :

1. Permasalahan Ekonomi

2. Permasalahan Kesehatan dan Lingkungan Fisik 3. Permasalahan Pendidikan Anak

3.1 Usulan Pemecahan Permasalahan Perekonomian

Setelah menjalani berbagai kegiatan selama kurun waktu pendampingan dengan melakukan observasi langsung ke lapangan dan wawancara dengan narasumber (Keluarga Dampingan), permasalahan yang menyakut bidang perekonomian yang paling utama dari keluarga ini adalah ketidakpastian pendapatan perbulannya.

Sebelum melakukan observasi dan wawancara, dilakukan suatu pendekatan terlebih dahulu dengan melakukan pendekatan ramah tamah untuk mengakrabkan diri ke seluruh anggota keluarga terlebih dahulu. Pendekatan tersebut dengan menyesuaikan adat dan budaya yang berlaku di lingkungan Keluarga Dampingan. Sehingga Keluarga Dampingan tersebut bersedia untuk memberikan segala informasi yang diperlukan mengenai permasalahan yang sedang dihadapi sehingga dapat dicarikan pemecahan masalahnya.

Pendapatan Bapak Suardi perbulannya ± Rp. 1.200.000,00. Hal tersebut sangat tergantung oleh banyaknya pesanan kerajinan celepuk yang datang. Terkadang apabila sedang banyak pesanan, pendapatannya dapat menjadi lebih besar atau sama dengan angka tersebut . Akan tetapi

(2)

apabila sedang sepi pesanan, pendapatannya bisa saja tidak mencapai angka tersebut. Sedangkan pendapatan Ibu Daniati juga demikian, apabila sedang dalam musim panen dan banyak permintaan buruh dari pemilik lading, pendapatan Ibu Daniati perbulan dapat mencapai ± Rp. 1.000.000,00. Akan tetapi apabila sedang tidak banyak permintaan buruh dari pemilik ladang, maka pendapatannya bisa saja kurang dari angka tersebut. Sehingga terkadang pendapatan keluarga menjadi lebih kecil dari kebutuhan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan rata-rata perbulan dari Keluarga Dampingan ini adalah Rp. 2.200.000,00. Sedangkan pengeluaran rata-rata perbulannya adalah sekotar Rp. 1.800.000,00. Sehingga apabila tidak ada keperluan yang mendesak maupun keperluan untuk upacara agama, sebenarnya pendapatannya sudah cukup untuk memenuhi biaya hidup keluarga tersebut, bahkan mungkin bisa menyisihkan sedikit sisanya untuk ditabung. Akan tetapi, Keluarga Dampingan ini belum membiasakan diri untuk menabung sisa pendapatannya dan mengatur keuangan melalui suatu pembukuan. Sehingga, apabila ada sisa pendapatan terkadang digunakan untuk membeli sesuatu yang kurang diperlukan. Apabila ada keperluan mendadak, Keluarga Dampingan tersebut harus meminjam uang kepada rekan maupun LPD untuk memenuhi keperluan tersebut, sedangkan pinjaman tersebut juga memiliki bunga pinjaman yang cukup tinggi sehingga dapat memberatkan dalam tahap pengembaliannya.

Setelah menganalisa kondisi dan kasus yang telah dipaparkan di atas, maka pendamping dapat menyampaikan beberapa usulan guna memecahkan permasalahan tersebut, yaitu dengan mengajarkan kebiasaan untuk menabung dan membuat suatu catatan pembukuan keuangan keluarga.

Kebiasaan menabung atau menyisihkan pendapatan tersebut dapat dirancang secara harian maupun perbulan. Dengan menabung Rp. 3.000,00 – Rp 5.000,00 setiap harinya, maka hal tersebut akan tekumpul cukup banyak setelah beberapa kurun waktu dan tidak terlalau memberatkan keuangan keluarga karena nilainya yang tidak terlalu besar. Atau juga dengan menabung rutin setiap bulannya, dengan menabung atau menyisihkan pendapatanya sebesar Rp.100.000,00 – Rp.200.000,00. Sehingga ketika suatu hari ada keperluan mendadak yang membutuhkan biaya, baik besar maupun kecil, dapat menggunakan uang tabungan tersebut dan tidak perlu meminjam uang lagi apabila jumlahnya sudah mencukupi.

Solusi lain yang juga dapat membantu adalah dengan membuat catatan pembukuan keuangan. Uang yang masuk dan keluar setiap harinya harus dicatat dalam buku tersebut untuk

(3)

keperluan apa saja, sehingga pengeluaran dapat terkontrol dan terlacak dengan baik. Kondisi keuangan pun dapat lebih terkontrol dengan adanya buku tersebut.

3.2 Usulan Pemecahan Permasalahan Kesehatan dan Lingkungan Fisik

Setelah menjalani berbagai kegiatan selama kurun waktu pendampingan dengan melakukan observasi langsung ke lapangan dan wawancara dengan narasumber (Keluarga Dampingan), permasalahan yang menyakut bidang kesehatan dan lingkungan fisik yang paling utama dari keluarga ini adalah kurangnya perhatian terhadap kondisi kesehatan dan kebersihan lingkungan fisik. Permasalahan ini terbilang cukup serius, karena seperti layaknya keluarga yang tinggal di daerah pedesaan, mereka tidak terlalu concern dengan kesehatan dan kebersihan lingkungan fisiknya.

Keluhan yang disampaikan oleh Bapak Suardi dan Ibu Daniati adalah seringnya badan terasa kurang fit dan pegal-pegal, serta badan sering terasa mudah lelah. Setelah ditinjau lebih lanjut melalui observasi yang dilakukan selama proses pendampingan berlangsung, hal tersebut dikarenakan karena Bapak Suardi dan Ibu Daniati tidak pernah berolahraga dan meminum vitamin. Sehingga apabila badan tersebut digunakan untuk terlalu keras bekerja, keluhan-keluhan tersebut akan muncul. Sehingga pendamping kemudian mengkomunikasikan, memberikan Informasi dan Edukasi kepada Keluarga Dampingan agar membiasakan rajin berolahraga setiap pagi minimal melakukan perenggangan badan selama 15 menit, melakukan jogging pagi setiap minggu pagi dan meminum multivitamin setiap kali sebelum tidur.

Kebiasaan untuk hanya mandi sekali dalam sehari juga merupakan suatu kebiasaan yang sebaiknya dirubah, karena dengan hanya mandi satu kali sehari, kuman-kuman dan infeksi dapat tumbuh dengan mudah di kulit, sehingga penyakit kulit seperti jamur, panu, dan lain lainnya dapat tumbuh dengan mudah. Selain itu juga dapat menyebabkan timbulnya bau badan yang kurang sedap. Sehingga, pendamping kemudian mengajak berkomunikasi, memberikan solusi dan edukasi mengenai pentingnya mandi dua kali sehari dengan baik dan benar. Walaupun alasan mereka hanya mandi satu kali sehari adalah air yang dingin dan sulitnya mendapatkan air di Desa Abuan, hal tersebut dapat diatasi dengan membuat air yang hangat untuk mandi dan menggunakan air secukupnya saja. Diharapkan kedepannya setelah diberikan pemahaman mengenai pentingnya mandi secara rutin, dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(4)

Mengenai kebersihan lingkungan sekitar rumah dan area dapur, pendamping juga telah mengkomunikasikan, memberikan informasi dan edukasi mengenai bahaya dari ruangan yang tidak dijaga kebersihannya. Pendamping memberikan informasi kepada Keluarga Dampingan mengenai bahaya debu apabila terhirup oleh paru-paru. Beberapa bahaya yang dapat ditimbulkan diantaranya adalah timbulnya alergi dan infeksi saluran pernafasan. Sehingga diharapkan setelah mengetahui bahaya dari debu tersebut, keluarga dampingan menjadi lebih aware dengan kesehatan dan kebersihannya.

3.3 Usulan Pemecaha Permasalahan Pendidikan

Setelah menjalani berbagai kegiatan selama kurun waktu pendampingan dengan melakukan observasi langsung ke lapangan dan wawancara dengan narasumber (Keluarga Dampingan), permasalahan yang menyakut bidang kesehatan dan lingkungan fisik yang paling utama dari keluarga ini adalah kurangnya perhatian terhadap perkembangan pendidikan anak. Permasalahan ini terbilang cukup serius, karena seperti layaknya keluarga yang tinggal di daerah pedesaan, mereka tidak terlalu concern dengan pendidikan karena mereka lebih mengutamakan untuk mengurus ladang.

Permasalahan yang menyangkut pendidikan yang terjadi di Keluarga Dampingan ini adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan pendidikan anak. Seperti tidak adanya pengaturan jam belajar harian untuk anak, kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan pendidikan, mental dan psikis anak, serta kurangnya pengawasan orang tua terhadap perkembangan anak di sekolah, sehingga anaknya, Dinayasa, saat ini belum lancar membaca dan berhitung.

Kurangnya minat untuk belajar dari Bapak Suardi dan Ibu Daniati juga mempengaruhi perkembangan pendidikan Dinayasa. Karena mereka tidak terlalu ‘concern’ terhadap bidang pendidikan, sehingga perkembangan kecerdasan Dinayasa pun menjadi kurang diperhatikan. . Sehingga, pendamping kemudian mengajak berkomunikasi, memberikan solusi dan edukasi mengenai pentingnya pendidikan bagi masa depan anak. Karena dengan pendidikan yang lebih tinggi dan lebih baik, akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik pula. Selain itu juga pendambing membantu Keluarga Dampingan untuk lebih mengexplore kondisi di luar desa dengan menjelaskan bagaimana sistem pendidikan di kota, bagaimana prospek pekerjaan dan kemungkinan pendapatan yang dapat diraih apabila mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.

(5)

Pendamping juga menyarankan kepada Bapak Suardi dan Ibu Daniati untuk menerapkan sistem jam belajar yang konstan kepada Dinayasa agar terbiasa belajar di waktu yang telah ditentukan. Dan selama waktu belajar tersebut, sebaiknya didampingi oleh orang tua, sehingga apabila Dinayasa mengalami suatu kesulitan dalam belajar, dapat dibantu oleh orang tua yang mendampinginya. Fungsi pendampingan tersebut selain untuk membantu anak jika mengalami kesulitan dalam belajar adalah untuk memantau perkembangan pendidikan anaknya sehingga apabila terdapat suatu yang tidak sesuai dengan perkembangan anak seharusnya orang tua dapat segera mengetahui dan mencari pemecahan masalahnya.

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan : Menyusun RPP, alat evaluasi berupa soal cerita tentang operasi hitung pecahan berpenyebut berbeda, lembar observasi, lembar wawancara dan catatan lapangan

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari teknik penelitian langsung ke lapangan, melalui observasi langsung di Kebun Raya Cibodas, wawancara langsung kepada pihak

Sumber data primer pada penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan informan atau narasumber dan observasi secara langsung mengenai pelaksanaan penanaman

Tahapan dalam proses penelitian ini adalah turun langsung ke lapangan dan melakukan observasi dan wawancara dengan partisipan tersebut, setelah itu dilakukan

8 Data primer dalam penelitian ini diperoleh oleh peneliti berupa wawancara dan observasi dilapangan secara langsung dengan cara berinteraksi dengan para

Dalam penelitian ini data primer dapat diperoleh dari hasil tes tertulis,.. hasil wawancara dengan narasumber, hasil observasi dari subjek yang

Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang diamati, yaitu melalui observasi di lapangan dan wawancara (interview)

Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari lapangan baik dari observasi maupun berupa hasil wawancara tentang strategi pelaksanaan bimbingan keagamaan dalam pembinaan