• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Hal itu menuntut manusia untuk meningkatkan produktifitas kerja dan penghasilannya semaksimal mungkin. Usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat tersebut dilakukan dengan cara bekerja keras, yang lebih banyak dilakukan diluar rumah. Umumnya dalam sebuah keluarga pekerjaan dilakukan oleh laki-laki sebagai kepala keluarga, namun pada masa modern ini tidak hanya para laki-laki yang sibuk bekerja namun para wanita juga ikut bekerja. Wanita yang bekerja diluar rumah tidak hanya yang belum menikah namun para ibu menyusui juga aktif bekerja, untuk membantu penghasilan suami demi memenuhi kebutuhan rumah tangga yang semakin meningkat.

Bagi ibu menyusui yang aktif bekerja diluar rumah dan menyita banyak waktu jarang sekali memberikan ASI eksklusif pada bayinya, mereka lebih memilih susu formula karena dianggap bisa membantu. Tidak hanya itu, bagi ibu yang bekerja upaya pemberian ASI eksklusif sering kali mengalami hambatan karena singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan. Sebelum pemberian ASI eksklusif berhasil secara sempurna ia harus kembali bekerja. Inilah yang menjadikan bayi tidak memperoleh ASI eksklusif.

Fenomena lain yang terjadi akibat iklan susu yaitu ibu beranggapan bahwa susu formula bukanlah sekedar makanan melainkan sebagai obat bagi anak. Hal ini diyakini oleh para ibu yang kurang memiliki pengetahuan tentang ASI. Anggapan

(2)

tersebut muncul ketika mencermati keterangan yang tertera pada pembungkus susu formula, ataupun melihat iklan susu formula yang ada di tv . Banyak iklan yang menerangkan bahwa susu formula diperkaya oleh berbagai macam vitamin dan zat penting lainnya, yang sangat dibutuhkan anak untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Iklan itu seolah-olah menjelaskan bahwa kandungan gizi dalam susu formula lebih banyak daripada ASI, dan kualitasnya lebih baik daripada ASI. Iklan seperti ini yang dinilai sangat merugikan anak. (Prasetyono, 2009)

ASI (Air Susu Ibu) merupakan salah satu makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Oleh sebab itu , pemberian ASI perlu diberikan secara ekslusif sampai umur 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Walaupun demikian masih terdapat kendala dalam pemantauan pemberian ASI Ekslusif karena belum ada sistem yang dapat diandalkan. Selama ini pemantauan tingkat pencapaian ASI Ekslusif dilakukan melalui laporan puskesmas yang diperoleh dari hasil wawancara pada waktu kunjungan bayi di Puskesmas.

Berdasarkan hasil laporan puskesmas di wilayah Semarang tahun 2010, pemberian ASI Ekslusif sebesar 1.580 (20,06%) dari 7.875 bayi usia 0 – 6 bulan yang ada. Terdapat beberapa hal yang menghambat pemberian ASI Ekslusif diantaranya adalah rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai manfaat dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, faktor sosial budaya, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja dan gencarnya pemasaran susu formula

(3)

Untuk itu tingkat pencapaian dalam program ASI Ekslusif ini harus mendapatkan perhatian khusus dan memerlukan pemikiran dalam mencari upaya-upaya terobosan serta tindakan nyata yang harus dilakukan oleh provider di bidang kesehatan dan semua komponen masyarakat dalam rangka penyampaian informasi maupun sosialisasi guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. (Profil Kesehatan Kota Semarang, 2010)

Kajian WHO yang dituangkan dalam Kepmen No. 450 tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan. Turunnya angka pemberian ASI Eksklusif akibat pengaruh sosial budaya di masyarakat, yang menganjurkan supaya bayi diberi makanan tambahan sebelum usia 6 bulan. WHO menjelaskan bahwa ASI adalah makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan merupakan cara yang paling optimal dalam pemberian makanan pada bayi. Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng. Ketika inilah nutrisi tambahan bisa diperoleh dari makanan padat tapi dalam porsi yang sedikit. (WHO, 2004)

Di wilayah Desa Batursari RW IV ada beberapa keluarga yang salah satu anggota keluarganya termasuk dalam keluarga tahap II (tahap mengasuh anak) pada tahap ini sebuah keluarga dituntut untuk memiliki kesiapan baik secara material ataupun secara psikologis dengan munculnya anggota baru dalam keluarga yaitu lahirnya seorang bayi.

Kedatangan bayi dalam rumah tangga menciptakan perubahan-perubahan bagi setiap anggota keluarga.Seorang istri yang dulunya hanya berperan sebagai istri saja sekarang dengan munculnya bayi istri juga berperan sebagai seorang ibu, sebagai ibu baru tentunya harus memiliki kesiapan dan kematangan dari segi fisik ataupun

(4)

psikologis agar tidak terjadi masalah dalam keluarga, termasuk didalamnya menyusui seorang anak.

Jika ibu tidak memiliki kesiapan dan kematangan yang baik, akan muncul masalah ibu enggan menyusui bayinya, hal itu terjadi karena berbagai macam alasan diantaranya bagi ibu muda yang bekerja mereka takut tidak bisa bekerja karena menyusui anaknya, atau bagi ibu lain karena takut badannya menjadi gemuk.Apabila hal itu terjadi maka akan muncul masalah terkait dengan kesehatan bayi. Bagi seorang suami setelah kehadiran seorang bayi, perannya berubah tidak hanya menjadi suami saja namun juga menjadi seorang ayah, yang tentunya juga berperan penting dalam memotivasi istrinya yang sedang menyusui.

Keluarga-keluarga tersebut harus mendapat asuhan keperawatan yang tepat agar tidak terjadi masalah terkait dengan kesehatan ibu maupun bayi . Peran perawat kesehatan adalah memberikan keperawatan keluarga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Berkaitan dengan data tersebut di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang pengelolaan keluarga dengan memberikan asuhan keperawatan untuk” Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. K Tahap Mengasuh Anak: Ibu Menyusui di Desa Batursari Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak “dengan pendekatan proses keperawatan.

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum

Memaparkan hasil asuhan keperawatan pada keluarga Tn. K tahap mengasuh anak di Desa Batursari RT 4 RW 4 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

(5)

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengkajian keluarga tahap mengasuh anak di Desa Batursari RT 4 RW 4 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

b. Mengidentifikasi masalah keperawatan keluarga Tn. K pada tahap perkembangan keluarga tahap 2 ( Mengasuh anak) khususnya ibu menyusui yaitu Ny. Ro di Desa Batursari RT 4 RW 4 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

c. Mengidentifikasi rencana keperawatan secara langsung keluarga Tn. K pada tahap perkembangan keluarga tahap 2 ( Mengasuh anak) khususnya ibu menyusui yaitu Ny. Ro di Desa Batursari RT 4 RW 4 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

d. Mengidentifikasi tindakan keperawatan dalam rangka memandirikan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga tahap II(Mengasuh anak) khususnya ibu menyusui yaitu Ny.R di keluarga Tn. K, Desa Batursari RT 4 RW 4 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

e. Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pada keluarga Tn.K dengan masalah pada tahap perkembangan tahap II (Mengasuh anak) khususnya ibu menyusui yaitu Ny. Ro Desa Batursari RT 4 RW 4 Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

C. Metode dan Teknik Penulisan

Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode diskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu pendekatan proses keperawatan yang meliputi : pengkajian, analisa data, intervensi, implementasi dan evaluasi.

(6)

Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan beberapa teknik penulisan, adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada beberapa anggota keluarga untuk memperoleh data subyektif.

2. Observasi

Yaitu dilakukan dengan cara mengamati perilaku dan kondisi lain. Misalnya, lingkungan yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi dengan ibu menyusui.

3. Studi Kepustakaan

Yaitu dengan cara pengumpulan data yang digunakan sebagai konsep dasar dalam asuhan keperawatan dan menyelesaikan masalah dalam pembahasan 4. Studi kasus di keluarga

Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengkajian pada keluarga, biasa dilakukan dengan observasi,pemeriksaan fisik ataupun wawancara sesuai kasus yang ada di dalam keluarga.

D. Sistematika Penulisan

BAB I :Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan

BAB II :Konsep Dasar yang meliputi Pengertian, Anatomi dan Fisiologi, Etiologi/ Predisposisi, Patofisiologi, Manifestasi Klinik, Penatalaksanaan, Komplikasi, Pengkajian Fokus (Termasuk juga Pemeriksaan Penunjang), Fokus Intervensi dan Rasional

(7)

BAB III :Tinjauan kasus yang meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi, Evaluasi

BAB IV : Pembahasan. BAB V : Penutup

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu perlu adanya suatu program aplikasi yang bisa membantu karyawan dalam mengisi data lembur dengan data lebih akurat dan perhitungan oleh Admin karena

Daerah proyek yang keadaan lapanganya atau pada tempat – tempat lokasi bangunan yang masih berupa hutan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, agar terlebih

Na diklofenak merupakan derivat fenil asetat, yang mempunyai efek farmakologi adalah penghambat siklooksigenase yang kuat dengan efek antiinflamasi, analgetik dan

Satuan batuan tersebut berurutan dari tua ke muda yaitu: Satuan Kalkarenit – Batulempung (Kalkarenit) yang disetarakan degan Formasi Rambatan, Satuan Batupasir –

Pemenuhan kebutuhan minyak nasional dipasok dari produksi minyak mentah nasional, impor minyak mentah, dan impor produk kilang dimana dalam konteks neraca minyak

Bermain adalah hal yang paling disukai oleh anak dan menjadi fitrahnya. Beragam permainan menjadi pesona dan daya tarik anak, baik itu permainan yang dilakukan

Menggunakan informasi pelanggan yang diperoleh dari berbagai sumber untuk menciptakan suatu profil pelanggan yang dapat dijual kepada perantara informasi atau

Terkait masalah sosialisasin Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentsng PPh atas penghasilan dari usaha yang di terima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki