Metodologi Penelitian sebagai Metode Studi
Vincentius Luluk Prijambodo Of Research Questions
Magdalena I. Kartio The L,anguage of School Children:
Language in Education
Dwi Sutanto
Pengembangan
Bahan
Tjondro Indrasutanto
Interpretasi
Gaya
Berat
Menggunakan
Transformasi
Mell
in
Cloze Procedure
and
Listening
Comprehension
G. Budijanto Untung
Penggunaan
Persamaan
Transport
Boltzman
Herwinarso
Radioaktif
dan Pendeteksiannva
I. Nyoman Arcana
Peranan
Statistika
dalam Pengujian
Eksperimen
Bidang
Fisika
Y. G. Harto Pramono
Strategi
Pembelajaran
Bahasa
Inggris
:
Pembef
ajaran
S t r uc t u re
a a
sclentlae
Edisi No. 6 JuIi 1997
ISSN: 0852 - 078X
Abdulbasir
Metodologi Penelitian
sebagai Metode Studi
Vincentius Luluk Prijambodo
Of Research
Questions
Magdalena I. Kartio
The Language
of School
Children:
Language
in Education
Dwi Sutanto
Pengembangan
Bahan
Tjondro Indrasutanto
Interpretasi
Gaya Berat
Menggunakan
Transformasi
Mellin
Agnes Santi Widiati
Cloze Procedure
and
Listening
Comprehension
G. Budijanto Untung
Penggunaan
Persamaan
Transport
Boltzman
Herwinarso
Radioaktif
Penditeksian
dan Simulasi
I. Nyoman Arcana
Peranan
Statistika
dalam
Pengujian
Eksperimen
Bidang
Fisika
Y. G. Harto Pramono
Strategi
Pembelajaran
B ahasa
Inggris:
Pembelajaran
Structure
dalam
Kelompok
Kecil
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
KATOLIK WIDYA MANDALA
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, dengan tujuan untuk mempublikasikan dan memasyarakatkan gagasan hasil eksperimen, pengamatan, dan penelitian sebagai salah satu Dharma Perguruan Tinggi.
ISSN:0852-078X
Susunan dewan Redaksi Magister Scientiae: (berdasarkan SK Dekan FKIP Unika Widya Mandala Surabaya Nomor: 420/WM04/N/i,993)
Penanggung jawab : Dekan FKIP Unika Widya Mandala Surabaya Pemimpin Redaksi : Dr. Wuri Soedjatmiko
Sekretaris Redaksi : Drs. Dwi Sutanto, M. Pd.
Staf Redaksi : Dr. D. Wagiman Adisutrisno, M. A. Drs. Stefanus Laga Tukan, M. Pd. Drs. B. Budiyono, M. Pd.
Drs. G. Budijanto Untung, M. Si.
PENAWARAN BERLANGGANAN
Pembaca yang budiman.
Magister Scientiae merupakan publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Keguruan dan IImu Pendidikan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Sebagai publikasi ilmiah dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, maka artikel-artikel yang dimuat dalam Magister Scientiae akan senantiasa berupa kajian teoritik dan kajian terapan terutama dalam kaitannya dengan bidang pendidikan yang menyangkut bahasa seni dan fisika.
Dalam upaya memupuk jiwa guru dan keguruan yang profesional dan berkeilmuan dalam kerangka peningkatan sumber daya dalam menjelang "Jaman Baru" yang ditandai dengan kepekaan dan ketajaman wawasan ilmiah, maka pada kesempatan ini Magister Scientiae mengajak pembaca untuk selalu mengikuti perkembangan linguistik, seni dan fisika baik berupa kajian teoritik maupun kajian terapannya.
Magister Scientiae sangat memaklumi betapa para guru, pendidik dan cendekiawan pada umumnya sering mengalami kesulitan untuk memenuhi hasratnya dalam meneguk segarnya informasi-informasi ilmiah yang terpilih. Oleh karenany4 Magister Scientiae ingin mengajak pembaca yang budiman unnrk selalu mengikuti perkembangan dan temuan-temuan ilmiah. Untuk berlangganan, hubungi redaksi Magister Scientiae, d/a FKIP UNIKA WTDYA MANDALA SURABAYA, Jl. Kalijudan No.37 Surabaya6Qll4, telepon (031) 315933.
PEMBEI-A JAIRA N S IR i:l- j'i.,'RE IJ,'r L Lli KE LOMPO K KECIL Y. G, Ilarto Pramono
STRATEGI
PEMBELAJARAN
BAHASA
INGGRIS:
PEMBELAJARAN
" STRUCTURE'
DALAM KELOMPOK KECIL
Y. G. Harto Pramono
PENDAHULUAN
D i I n d o n e s i a t i n g k a t penguasaan siswa akan " structure " bahasa Inggris pada umumnya masih rendah, tentu saja banyak faktor yang menyebabkannya, antara lain faktor perbedaan latar belakang kemampuan individu siswa, kecepatan bel aj ar, motivasi, minat siswa, kemampuan mengajar guru, pendekatan; metode dan teknik pengajaran, serta tingkat kesulitan materi pelajaran.
Bila dilihat dari proses belajar-mengajar pada jenjang pendidikan SLTP dan SMU, pada umumnya proses belaj ar-mengaj ar pada jenjang ini d i l a k s a n a k a n s e c a r a k l a s ik a l / konvensional atau dalam kelompok besar. Jarang sekali sekolah-sekolah menerapkan pembelajaran kelompok kecil maupun pembelajaran individual. Pembelajaran klasikal pada umumnya kurang efektif karena disamping dalam kelas besar siswa tidak mendaPat perhatian guru secara intensif sehingga kesulitan-kesulitan siswa tidak dapat diketahui guru dengan baik, perlakuan guru yang sama secara klasikal terhadap seluruh siswa juga akan merugikan siswa baik yang lemah maupun yang pandai. Inilah salah satau faktor yang t i d a k m e n d u k u n g t e r c a P a i n Y a penguasaan " structure" sesual yang
diharapkan.
D i l i h a t d a r i s e g i m a t e r i pembelaj arannya, jarang sekali ditemukan buku yang memberikan l a t i h a n - l a t i h a n y a n g b a i k . P a d a u m u m n y a b u k u - b u k u " s t r u c t u r e " memiliki kelemahan dalam hal jenis latihan yang diberikan. Jenis latihan y a n g a d a p a d a u m u m n y a k u r a n g komunikatif atau tidak melatih siswa untuk menggu nakan " structure" yang dipelajari dalam komunikasi ( language we/ function), tetapi masih menekankan p a d a b e n t u k - b e n t u k b a h a s a , Y a i t u melatih menerapkan pola-pola kalimat yang dipelajari ( lang ua g e usa ge/fo rm) dalam kalimat (Bourke, 1989:23)' Oleh karena itu, dapat terjadi siswa mampu menyusun kalimat dalam Pola Yang benar namun tidak mengerti kaPan harus menggunakan Pola tersebut. Sebagai contoh, siswa dapat membuat kalimat dalam "tenses" yang benar hanya bila mereka ditunjukkan harus membuat kalimat dalam " tenses " tertentu secara satu per satu terpisah dad yang lain. Akan tetapi, bila mereka dihadapkan pada situasi dimana mereka harus memilih "tenses" Yang sesuai dengan konteks tanpa ditunjukkan "tenses" yang dimaksud, maka mereka biasanya tidak dapat memilih "tenses" yang tepat itu. Hal ini disebabkan oleh kelemahan ienis latihan yang biasanya
Y. G. Harto Pramono
t i d a k m e l a t i h s i s w a u n t u k B e r d a s a r k a n u r a i a n d i a t a s , menggunakan konsep tetapi hanya masalah yang harus diupayakan jalan m e l a t i h k a n p r o s e d u r p e m b u a t a n k e l u a r n y a a d a l a h : B a g a i m a n a k a h kalimat secara mekanikal saja. Initah strategi pembelajaran " structure" faktor kedua yang menyebabkan dalam kelompok kecil dilaksanakan? rendahnya perolehan belajar siswa
dalam pokok bahasan " structure" . Sebagaimana disebutkan di atas, banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya perolehan belajar " struc-ture",namun yang akan menjadi bahan pembahasan dalam kajian ini ialah faktor pembelajaran klasikal dan materi pembelajaran yang masih menekankan p a d a " l a n g u a g e u s a g e " . U n t u k mengatasi kelemahan pembelajaran k l a s i k a l , p e r l u d i p e r t i m b a n g k a n penerapan pembelajaran kelompok kecil. Dalam pembelajaran kelompok kecil, terjadi hubungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa dan siswa-s i siswa-s w a . S i siswa-s w a d a p a t b e l a j a r siswa-s e siswa-s u a i dengan kecepatan, cara, kemampuan, dan minatnya sendiri; siswa mendapat b a n t u a n d a r i g u r u s e s u a i d e n g a n k e b u t u h a n n y a ; d i l i b a t k a n d a l a m penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh; materi dan alat yang akan digunakan; dan bahkan tujuan yang i n g i n d i c a p a i ( W a r d a n i , 1 9 8 4 : 2 ) . Dengan alasan-alasan tersebut di atas maka pembelajaran kelompok kecil disarankan, disamping pembelajaran j e n i s i n i m u n g k i n s e k a l i u n t u k d i l a k s a n a k a n d i b a n d i n e k a n
pembelajaran individual. Sedangkan unhrk mengatasi kelemahan segi materi pembelajaran yang masih menekankan pada "language usage" disarankan untuk menekankan pada " language use" .
PEMBELAJARAN
KELOMPOK
KECIL
a. Pengerti.an dan Rasionel
Sesuai dengan makna yang tersirat dalam kata kelompok kecil, maka secara fisik yang menandai bennlk pembelajaran ini adalah terbatasnya jumlah siswa yang dihadapi guru, yaitu berkisar antara 3-8 orang. Ini tidaklah berarti guru hanya menghadapi satu kelompok saja sepanjang waktu belajar. Guru menghadapi banyak kelompok dan banyak siswa. yang masing-masing mempunyai kesempatan untuk bertatap muka secara kelompok.
Hubungan tatap muka antara g u r u d e n g a n k e l o m p o k k e c i l i n i diwarnai oleh hakikat pembelajaran kelompok kecil yaitu:
l. Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab antar guru-siswa dan guru-siswa-guru-siswa. Ini berarti belajar-mengajar tidak saja terjadi antara guru dan siswa, tetaPi juga a n t a r a s i s w a d a n s i s w a , s e p e r t i tampak pada gambar B di bawah ini. 2 . S i s w a b e l a j a r s e s u a i d e n g a n
kecepatan, cara, kemampuan dan minatnya sendiri.
3. Siswa mendapatkan bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannYa. 4. Siswa dilibatkan dalam penentuan
c a r a - c a r a b e l a j a r y a n g a k a n
ditempuh, materi dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.
siswa lainnya, yang berarti guru ikut serta menyumbangkan pendapatnya untuk memecahkan suatu masalah
Gambar B
Pola Interaksi Multi Arah
atau mencari suatu kesepakatan s e b a g a i m a n a s i s w a l a in m e -lakukannya.
Semua peran tersebut akan t a m p a k d a l a m p e m b e l a j a r a n kelompok kecil. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok dapat sama ataupun berbeda, sesuai dengan perencanaan yang dibuat oleh guru d a n s i s w a s e b e l u m n y a . P e m -belajaran klasikal (kelas besar) yang s u d a h b i a s a d a l a m s i s t e m pembelajaran kita memungkinkan siswa menghayati kehidupan sosial y a n g l e b i h l u a s , y a n g a k a n menyadarkan kepadanya, bahwa s e m u a k e b u t u h a n n y a d a p a t terpenuhi, karena guru menghadapi semua siswa dengan cara yang sama. G: Guru; S.' Siswa
Gambar A
Pola Interaksi Dua Arah
Bertitik tolak dari hakikat di a t a s , m a k a t i d a k s e t i a p s i s w a y a n g duduk di dalam kelompok kecil dapat d i k a t a k a n b e r a d a d a l a m s u a s a n a pembelajaran kelompok kecil. Syarat-syarat di atas haruslah dipenuhi, hingga guru di dalam pembelajaran ini lebih banyak sebagai:
l . o r g a n i s a t o r k e g i a t a n b e l a j a r mengajar;
2. sumber informasi bagi siswa: 3. pendorong bagi siswa untuk belalar; 4. penyedia materi dan kesempatan
belajar bagi siswa;
5. orang yang mendiagnosa kesulitan siswa dan memberikan bann-ran yang sesuai dengan kebutuhannya; serta 6. peserta kegiatan yang mempunyai
hak dan kewajiban yang sama seperti
Y. G. Harto Pramono
P e m b e l a j a r a n k o l o m p o k k e c i l m e m u n g k i n k a n g u r u m e m b e r i k a n perhatian terhadap kelompok, serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa, maupun antara siswa dan siswa. Kadang-kadang ada siswa yang lebih mudah belajar dari temannya sendiri, atau ada pula yang justru belajar lebih banyak karena harus mengajar temannya. Dalam hal ini k e l o m p o k k e c i l d a p a t m e m e n u h i kebutuhan tersebut. Kelompok kecil juga memungkinkan siswa lebih tertibat
secara aktif dalam belajar, dengan demikian siswa mempunyai tanggung jawab belajar yang lebih besar. Hal ini memungkinkan berkembangny a daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa. Ini berarti peningkatan kadar C B S A d a l a m k e g i a t a n b e l a j a r -mengaJ:lI.
kelompok kecil menuntut perubahan baik pengelolaan kelas, maupun peran guru. Kalau selama ini guru hampir selalu menghadapi siswa dalam kelas besar, kini harus disediakan kesempatan b a g i s i s w a u n t u k b e k e r j a d a l a m kelompok kecil.
P e r t e m u a n d i a w a l i d e n g a n p e n g a r a h a n s e c a r a k l a s i k a l , y a n g mungkin mencakup informasi dasaq perundingan tentang tugas yang akan dikerjakan, cara kerja dan sebagainya. Setelah ini kelas langsung bekerja d a l a m k e l o m p o k - k e l o m p o k k e c i l menyelenggarakan kontrak yang telah dibuatnya bersama guru, sampai waktu yang ditetapkan berakhir. Laporan kelompok diserahkan kepada guru.
2. Hal-hal yang perlu diperharikan A g a r d a p a t m e n g g u n a k a n
Kelompok
Kecil
D a r i u r a i a n d i a t a s d a p a t d is im p u lk a n b a h w a p e m b e l a j a r a n k e l o m p o k k e c i l m e r u p a k a n s u a t u k e b u t u h a n y a n g e s e n s i a l u n t u k meningkatkan perolehan belajar.
b. Penggunaan dalnm Kelas l. P engorganisasian
Memberikan perhatian y ang w a j a r p a d a s i s w a d a l a m b e n t u k
o
kelompok kecil secara efektif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru seperti:
1) tidak semua topik dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil. Hal-hal yang bersifat umum seperti pengarahan, informasi umum, dan sebagainya, sebaiknya diberikan dalam kelas besar.
o
o
o
Kelas Besar
2) Dalam pembelajaran kelompok kecil, langkah perrama yang harus d i k e r j a k a n g u r u a d a l a h mengorganisasikan siswa, sumber, maten, ruangan, serta waktu yang diperlukan. Langkah ini merupakan l a n d a s a n b a g i b e r l a n g s u n g n y a kegiatan.
3) Kegiatan pembelajaran kelompok kecil yang efektif diakhiri dengan suatu kulminasi yang dapat berupa: rangkuman, pemantapan, laporan, dan sebagain ya; yang semuanya memungkinkan siswa saling belajar.
c. Ko mp o ne n-kompone n Ketrampilan Ada empat komponen yang h a r u s d i m i l i k i o l e h g u r u u n r u k p e m b e l a j a r a n k e l o m p o k kec i l. P e m b e l a j a r a n k e l o m p o k kecil m e m e r l u k a n k e t e r a m p i l a n y a n g berhubungan dengan penanganan orang d a n p e n a n g a n a n t u g a s . K e e m p a t komponen tersebut ialah; mengadakan p e n d e k a t a n s e c a r a p r i b a d i , mengorganisasikan, membimbing, dan memudahkan belajar serta m e r e n c a n a k a n d a n m e l a k s a n k a n kegiatan belaj ar-men gaj ar.
KARAKTERISTIK MATERI PEMBELAJARAN ..STRUCT I] RE''
" Structure" merupakan salah satu unsur bahasa, disamping kosakata (vocabulary) dan p ronunciation: sedangkan listening, reading, speaking . dan writing termasuk keterampilan b a h a s a . P e r a n a n s u a t u b a h a s a ditentukan oleh fungsi komunikasinya.
Dengan kata lain, unsur bahasa dan fungsi komunikasi suatu bahasa selalu merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu , " structure" tidaklah tepat bila disajikan secara terpisah dari fungsi bahasa. Namun k e n y a t a a n n y a b a n y a k m a t e r i pembelajaran " sffucture" maupun teknik pembelaj aran " structure " masih menyajikan aspek-aspek bahasa secara terpisah dari fungsi bahasa. Hal ini juga diakui oleh Sylvester (1986) bahwa
" one important thing that college teacher of English tends to forget is that the learners kno1.e the usage not the use of English". Widdowson (1978) juga b e r p e n d a p a t s a m a , b a h w a s i s w a d i a r a h k a n u n t u k m e n g u a s a i pengetahuan tentang sistem bahasa. Hasilnya biasanya dievaluasi dengan tes yang memiliki kecenderungan yang k u a t u n t u k m e n g a r a h p a d a s e g i mekanikal bahasa. Kelemahan dari pendekatan ini ialah dapat menjauhkan siswa dari penggunaan bahasa secara nyata. Yang dimaksud dengan usage ialah penguas aan "structure " secara mekanikal yang hanya mahir dalam membentuk kalimat dengan " structure" yang benar, namun tidak terampil dalam menggunakan struktur kalimat tersebut secara benar dalam siruasi kehidupan n y a t a . S e d a n g k a n y a n g d i m a k s u d dengan ase ialah fungsi bahasa untuk berkomunikasi. Penguasaan struktur hendaknya meliputi penguasaan urage d a n u s e b e r s a m a - s a m a t a n p a merendahkan salah satu.
Materi pembelajaran struktur Akan tetapi, bila unsur bahasa tidak ada yang berorientasi pada usage saja s a m a s e k a l i , m a k a f u n g s i b i a s a n y a d i t u n j u k k a n p a d a r i p e k o m u n i k a s i n y a p u n a k a n h i l a n g . l a t i h a n n y a .
Y. G. Harto Pramono
Contoh:
Put the verbs in brackets into the present continuous tense! a. She (not work), she (swim)
in the river.
b. He (teach) his boy to ride. c. Why Ann (not wear) her new
dress?
d. What Tom (do) now? He (clean) his shoes.
e. You (mend) my shirt. (Dikutip dari: A Practical
En-glish Grammar: Exercises I) L a t i h a n d i a t a s s a n g a t l a h mudah untuk dike{akan karena siswa h a n y a m e m b e n t u k k a l i m a t d e n g a n mengubah kata-kata dalam kurung ke dalam pola yang sudahjelas. Ini hanya merupakan keterampilan mekanis saja. Biasanya siswa dapat mengerjakan latihan tersebut tanpa salah. Latihan ini hanya melatihkan " usage" saja. Akan lebih baik jika, aspek yang dilatihkan lebih menekankan pada "use" yang m e n g a r a h k a n s i s w a u n t u k menggunakan pola tersebut dalam komunikasi (yang mengarah pada fungsi bahasa). Dengan pola kalimat yang sama, dapat disusun latihan dalam bentuk lain yang menekankan pada "ase" sebagai berikut:
T u l i s l a h k a t a k e r j a d a l a m kurung ke dalam bentuk yang sesuai !
A: Stop! You (not see) the no-tice?
B: I see it but I can't read it because I (not wear) my glasses. What it (say)?
A: It (say) "These premises are patrolled by guard dogs". (Dikutip dai. U nderstanding and Using English Grantmar)
Tentu saja masih banyak model lainnya yang menekankan pada fungsi bahasa (language use / function).
PEMBELAJARAN "STRUCTU RE' DALAM KELOMPOK KECIL
Di muka telah dipaparkan tentang pembelajaran kelompok kecil dan karakteristik materi pembelajaran
" structure" . Untuk meningkatkan perolehan belajar siswa dalam pokok bahasan ".rtructure", perlu diadakan p e n g i n t e g r a s i a n a n t a r a m a t e r i pembelajaran yang baik dan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang bersangkutan, yaitu yang menekankan p a d a " l a n g u a g e u s e " , d e n g a n pembelajaran dalam kelompok kecil. pengintegrasian kedua aspek ini akan membuahkan hasil yang lebih optimal dibandingkan dengan hanya salah satu s a j a . B e r i k u t i n i a k a n d i b a h a s bagaimana mengintegrasikan kedua aspek tersebut dalam pembelajaran " structure" . Materi pembelajaran "structure" yang akan dibahas di sini diprhh "tenses " sebagai model. Alasan dipilihnya "tenses" adalah walaupun " tenses" telah berulang kali diajarkan sejak SLTP, dan telah menjadi materi yang paling banyak diperlukan dan sering dijumpai, namun siswa masih s a j a m e n g a l a m i k e g a g a l a n d a l a m menguasai " tenses" . Dengan "tenses" sebagai model yang dipaparkan di sini
guru dapat mengadaptasikan untuk materi " structure " lainnya yang relevan untuk diajarkan dalam kelompok kecil. L Tahap Persiapan
S e b e l u m p e m b e l a j a r a n k e l o m p o k k e c i l d i m u l a i , g u r u hendaknya merancang secara khusus untuk pembelajaran kelompok kecil b a g i k e l a s t e r t e n t u . D a l a m t a h a p persiapan, hal-hal yang perlu dikerjakan adalah:
a. menulis seperangkat petunjuk untuk melaksanakan tugas;
b. membuat daftar pengorganisasian y a n g a k a n d i g u n a k a n s e r t a k e m u n g k i n a n u r u t a n n y a u n t u k membanru pekerjaan siswa;
c . m e m b u a t ( meren c an akan ) bimbingan dan cara memudahkan siswa belajar yang mungkin dipakai g u r u s e l a m a p e n y e l e s a i a n t u g a s tersebut; dan
d. merencanakan susunan kelas untuk sejumlah kelompok tertentu untuk tugas yang sama atau berbeda antara kelompok yang satu dengan lainnya.
Untuk melaksanakan pem-belajaran kelompok kecil, gunt dituntut melakukan persiapan lebih banyak daripada dalam pembelajaran konvensional. Berkaitan dengan materi pembelajaran "structure", gtJrn h e n d a k n y a m e m i l i h m a t e r i y a n g menekankan pada" Ianguage use" atau kedua-duanya ("lnngunge usage" dan
" language ase"). Ada kalanya, bahkan sering kali, materi yang dimaksud tidak ditemukan dengan mudah dalam buku-buku. Jika demikian halnya, maka guru diharapkan mampu menyusun jenis
materi (khususnya latihan-latihannya) s e n d i r i , a t a u m e n y e l e k s i d a n mengumpulkan jenis-jenis latihan dari buku. Siswa dapat menggunakan buku pegangan sebagai acuan yang memuat penjelasan mengenai materi tersebut (dalam hal ini "tenses"). Materi yang cocok untuk pembelajaran kelompok kecil biasanya sekitar "problem solv-ing" atar "role plnysolv-ing" (Rosenswig, I974), juga untuk" pre-writing activity" dan "peer correction of compositions" (Witbeck, 1976),
Pembelajaran yang me-nekankan pada "language use" berpijak pada pendekatan komunikatif, bukan pendekatan struktural. Berdasarkan p e n d e k a t a n k o m u n i k a t i f , g u r u diharapkan dapat memilih teknik-teknik pembelajaran yang relevan. Perlu juga diingat, karena per rbelajaran ini untuk kelompok kecil, maka teknik-teknik yang dipilih hendaknya sesuai dengan k e l o m p o k k e c i l , y a i t u y a n g d a P a t meningkatkan aktivitas kelompok kecil, meningkatkan kerjasama dan daPat menciptakan kesempatan saling belajar antara anggota kelompok. Untuk dapat merealisasikan pendekatan komunikatif dalam pembelaj araf.t "sffucture ", maka " structure" harus tidak diajarkan secara terpisah yang hanya melibatkan bentuk-bentuk bahasa saja, melainkan harus diintergrasikan dengan aktivitas " speak' ing" dan "writing" karena dalam aktivitas ini siswa benar-benar dilatih untuk menggunakan bentuk-bentuk b a h a s a y a n g d i p e l a j a r i u n t u k berkomunikasi secara nyata (Murdoch, 1989). Teknik pembelajaran berikut ini berorientasi pada kelompok kecil dan "language use" serta sesuai untuk
Y. G. Harto Pramono
pembelajaran bahasa: Curran's Coun-seling- Learning, Gattegno's Silent Way, Group Work in Pairs, Buzz Group, Role P/a-y. Disamping itu masih banyak lagi k e g i a t a n - k e g i a t a n y a n g d a p a t diterapkan dalam kelompok kecil dan berorientasi pada " language use" tetapi tanpa nama.
Sebagaimana telah disebutkan di muka bahwa pembelajaran kelompok kecil cocok untuk problem soving, maka berikut ini diberikan contoh materi pembelajaran " structure " (latihan) dengan pokok bahasan "tenses" yang c o c o k u n t u k k e l o m p o k k e c i l d a n berorientasi pada "language use" .. a. Change the words in the brackets
into the appropriate ,,tenses,,!
How fong (stay, you) in this country?
(Dikutip dari: Understanding and Using English Grammar)
L a t i h a n ( a ) a d a l a h d a l a m bentuk dialog. Dalam hal ini "tenses" yang dipelajari oleh siswa diterapkan dalam penggunaan secara nyat a(speak-ing). Latihan (b) adalah dalam bentuk paragraf. Dalam hal ini "tenses" yang dipelajari dipergunakan dalam "writ-ing" . J adi keduanya berorientasi pada
" language use" -K e m u d i a n
penerapannya dalam kelompok kecil akan dibahas dalam tahap berikut lini. b. Tahap Penerapan
S e t e l a h t a h a p p e rs ia p a n dipersiapkan secara pasti, maka tibalah p a d a t a h a p p e n e r a p a n d a l a m p e m b e l a j a r a n s e c a r a n y a t a . u n t u k menerapakan jenis latihan (a) dan (b) di atas dapat dilakukan prosedur berikut t n I :
ktngkah I.
Langkah ini telah dilakukan sebelum tahap penerapan, yaitu identifikasi masalah ("tenses" , misalnya simple present tense, p r e s e n t c o n t i n u o u s t e n s e , simple past tense, past continu-ous tense, present perfect tense, atau gabungan dari beberapa
" tenses " dan sebagainya). Irtnpkah 2.
B e r i k a n r e v i e w s e c a r a k o n v e n s i o n a l . H a l i n i b r s a dilakukan dengan pemberian penjelasan secara singkat atau m e n u g a s k a n s i s w a u n t u k mempelajari bab-bab tertenru dari buku tertentu. Mempelajari buku dilakukar siswa di rumah.
bagai man a
B: | (plan) a D o u t
to be here fbr o n e m o r e y e a r . I ( hope ) to graduate a year fiom this
rNhat (do. you) after
B : | (retum)
you (leave) ,|
home and
(Ber) a.;ob, How about
here for at least
you? A: | (be)
t w o m o f e y e a r s before I ( return) h o m e a n d ( 6 e r ) a Job.
b. Change the words in the brackets into appropriate "lezses"!
Yesterday while I (sit) in class, I (get) the hiccups. The person who (sit) next to me hold mv
brearh. I (try) that, but
i t d i d n ' t w o r k . T h e i n s t r u c t o r ( l e c t u r e ) , a n d I d i d n ' t w a n t t o i n t e r r u p t him, so I just sat rhere trying to hiccup quietly. F i n a l l y , a f t e r I ( h i c c u p )
a l m o s t f i v e m i n u t e s . I ( r a r s e )
my hand and (excuse) m y s e l f
I-angkah 3.
Bagikan latihan (a) dan (b) ( t e r c a n t u m d a l a m t a h a p persiapan) untuk dikerjakan di rumah.
Langkah 4.
Dilakukan pada pertemuan berikutnya. Guru menyiapkan kelas untuk kegiatan kelompok k e c i l . G u r u m e m b e r i k a n penjelasan mengenai cara kerja kelompok.
Langkah 5.
Kerja kelompok (empat atau lima siswa tiap kelompok). a . s i s w a m e m b a n d i n g k a n
jawaban mereka (pekerjaan rumah) dan mendiskusikan butir-butir yang tidak samx dengan jawaban anggota kelompok lainnya. Kemu-dian mereka mencatat hasil kesepakatan kelompok. Ada s i s w a y a n g d i t u g a s k a n untuk mencatat dan melaporkan hasil kerj a kelompok.
b. Karena semua kelompok p a d a k e s e m p a t a n i n i m e m p u n y a i t u g a s y a n g sama, maka dapat dipilih salah satu kelompok untuk m e l a p o r k a n h a s i l k e r j a kelompok di depan kelas, s e d a n g k a n y a n g l a i n mencocokkan hasil kerja kelompok mereka masing-m a s i n g . A p a b i l a a d a perbedaan, mereka dapat mendiskusikan bersama. Langknh 6.
Guru membetulkan tawaban
kelompok.
a. Memberikan umpan balik kepada seluruh kelas. b. Menunjukkan secara tepat
m a s a l a h y a n g m e r e k a hadapi dan memberikan p e n j e l a s a n d a n l a t i h a n secukupnya khusus untuk m a s a l a h t e r s e b u t a g a r m e r e k a d a p a t m e m i l i h "tenses" Yang tepat. Langkah 7.
Dapat diberikan " reinforce-ment" agar mereka benar-benar m e n g u a s a i d a n d a p a t m e n g g u n a k a n " t e n s e s " . Sebagai" reinforcement" , garu dapat memberikan " comPosi-t i o n " y a n g m e n g g u n a k a n beberapa " tenses" Yangkeliru, d a n s i s w a d i m i n t a u n t u k mencari kesalahan-kesalahan yang ada dalam "composition" tersebut dan membetulkannYa. Tugas ini dapat dikerjakan di kelas dalam kelompok kecil, atau sebagai pekerjaan rumah' Jika sebagai pekerjaan rumah, maka Pada Pertemuan berikut d a p a t d i l a k u k a n k e g i a t a n k e l o m p o k s e b a g a i m a n a dilakukan dalam langkah 4, 5' dan 6 di atas.
Inngkah 8.
a. Siswa membuat komPosisi . s e n d i r i , d e n g a n m e n g
Y. G. Harto Pramono
siswa dapat diberi karangan merasa bosan, jika diajak untuk kerja sederhana dalam bahasa In- dalam kelompok kecil terlalu sering; donesiadandiberikata-kata sehingga apa yang baik dalam kerja kunci bahasa Inggris untuk kelompokkecilhendaknyadilaksanakan setiap kalimat, kemudian sebagai salah satu dari sekian banyak mereka diminta untuk situasi belajar: (a) guru dengan seluruh membentuk kalimat tersebut kelas, (b) masing-masing siswa belajar dalam "tenses" yang benar. secara mandiri, (c) salah satu atau T[gas ini dapat dikerjakan beberapa siswa ditugaskan untuk di rumah sebagai pekerjaan mewakili seluruh kelas, (d) siswa rumah dan diserahkan bekerja dalam pasangan-pasangan, dan kepada guru pada kelompok kecil agar tidak seolah-olah pertemuan berikutnya. dipaksakan. Sejumlah waktu tertentu b. Guru memberikan nilai yang dipandang masuk akal harus
untuk karangan mereka dan ditetapkan untuk menyelesaikan tugas memberikan perhatian kelompok sebelum kerja kelompok khusus pada " tenses" .
c. Pembahasan
Ada banyak hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan teknik / prosedur seperti ini. Pertama, harus diyakinkan keefektifannya, siswa harus m e n y e l e s a i k a n p e k e r j a a n ru m a h sebelum mereka masuk kelas. Guru h e n d a k n y a m e n c e k s e c a r a c e p a t k e s i a p a n s i s w a d a n m e m b e r i k a n hukuman terhadap mereka yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah sebelum kegiatan kelompok kecil dimulai.
Kedu a, efi s ie ns i kerj a kelompok harus diperhatikan. guru harus mengatur kelompok sebelumnya, dan setiap kelompok harus memiliki ketua dan notulis. (Tugas ini berganti setiap saat sehingga setiap siswa akan memiliki kesempatan untuk melakukan tugas ini).
Seperti halnya prosedur atau aktivitas baik lainnya, kerja kelompok kecil bila diterapkan terlalu sering akan menjemukan (overused). Siswa akan
dimulai. Guru hendaknya mengelilingi k e l a s u n t u k m e l i h a t s e j a u h m a n a kelompok bekerja dan hendaknya mendesak mereka untuk bekerja lebih cepat jika mereka tampak bekerja dengan lamban.
S a l a h s a t u k e l e m a h a n p e m b e l a j a r a n k e l o m p o k k e c i l sebagaimana disebutkan di muka ialah kegiatan ini menyita waktu guru untuk melakukan persiapan. Di samping iru, selalu ada beberapa siswa yang tidak menyukai kerja kelompok. Namun demikian, sebagaimana didukung oleh hasil eksperimen yang dilakukan oleh Murcia ( I 980), pembelajaran kelompok kecil memberikan keuntungan dalam pembelajaran " structure " disamping untuk pembelajaran bidang studi lain yang memiliki kesamaan sifat.
KESIMPULAN
B e r d a s a r k a n u r a i a n d i a t a s d a P a t d i s i m p u l k a n b e b e r a P a k e s i m P u l a n sebagai berikut:
l. Pembelajaran kelompok kecil dapar d i g u n a k a n u n t u k m e n i n g k a t k a n perolehan belaju " structure" iswa karena alasan-alasan berikut: (l) k e r j a k e l o m p o k k e c i l d a p a t mendorong terciptanya interaksi antar siswa dan siswa, tidak hanya antar guru dan siswa, sehingga kegiatan belajar yang lebih banyak dapat berlangsung, (2) siswa yang d a p a t m e n g i k u t i p e m b e l a j a r a n l 1 ' r 1 r ' 6 ' 1 1 5 i 1 r 1 s 1 d e n g r n t : l i k g L : l n dapat berpartrsrpzui lebih barl dalarn kelompok kecil yang terdiri dari teman-teman sejawatnya, (3) siswa sering menerima penjelasan, koreksi, dan saran dari teman-temannya dan ini seringkali lebih efektif daripada s a r a n g u r u n y a , (4 ) s i s w a a k a n meningkatkan tanggung jawabnya terhadap tugas belajarnya.
2. Tidak semua materi dapat diajarkan lebih baik dalam kelompok kecil, oleh sebab itu guru hendaknya dapat memilih materi mana yang cocok untuk diajarkan dalam kelompok kecil.
3. Pembelajaran kelompok kecil akan lebih optimal hasilnya untuk bidang studi "structure " bila digabungkan dengan prinsip "language use" yang menekirnkan pada penggunaan pola-pola kalimat secara nyata dalam komunikasi.
DAT-IAR PUSTAKA
Azar, Betty Schrampfer. 1989. Under-standing and using English C r a m m a r . S e c o n d E d t . E n g l e w o o d , N e w J e r s e y : Prentice-Hall
Bourke, James M. 1989.The Grammar Gap. Forum Volume XXVII, Number 3, July: 20-23
McKay, W.H. and Mounford. 1985. lnng ua g e Te ac hin g Ana lys is. Bloomington: Indiana Univer. sity Press.
Murcia, Marrianne C. 1980. Integrat-ing Grcup Workwith theTeach-ing of Gratnmar. Forum Vol-ume XVIII. Number -1. July:
2-Murdoch, George S. I 989. A Prugmatic' Basis for Course Design. Fo-rum. Volume XXVI. Number l. January: l5-18.
Sadtono, E. 1974. Teaching Englishat the University in Indonesia. Malang: ELTTP. IKIP Malang.
Sylvester, S.P. 1986. Teaching Gram-mar Communicarivdly. Forum. Volume XXIV Number 4, Oc-tober: 29-30.
Quinn, George. 1975. Some Obsena-tion on Teaching English Policy in Indonesia. Warta Scientia. October 1975.
Rosensweig, Fred J. 1974. Improving the Communicative Compe-tence of Advanced ESL Stu-dents. Lns Angeles: University of Califomia.
Thomson, A.J. and Martinet, A.V. I %0. A Practical English Grammar: Exercises I. Second Ed. Ox-ford: Oxford University Press.
Wardani, I,G.A.K. 1984. Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan: Panduan Mengajar Mikro No. 8. Jakarta: PPLPIK, Dirjen Depdikbud.
Y. G. Ilarto Pramono
Widdowson, H .G. 197 8. lnnguage P ur-pose and Language Used. Ox-ford: Oxford University Press. Witbeck, Michel C. I 976. Peer
Correc-tion Procedure for Intermedi-at e and Advanc i d ES L C ompo -sition Lessons. TESOL Qauarterly, lO(3): 21 -37 .