• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan Pasang Surut SNI 7963-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengamatan Pasang Surut SNI 7963-2014"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Standar Na

Standar Nasio

sio nal Indonesia

nal Indonesia

Pe

Pengamata

ngamatan pasang s

n pasang suru

uru tt

ICS

(2)

dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertuli s dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blo k IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

(3)

Daftar isi

Daftar isi... i

Prakata ... ii

1 Ruang lingkup ... 1

2 Acuan normatif ... 1

3 Istilah dan definisi ... 1

4 Klasifikasi pengamatan pasut ... 2

5 Spesifikasi teknis pengamatan pasut ... 2

Lampiran A (informatif) Contoh spesifikasi alat ... 4

(4)

© BSN 2014 ii

Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) 7963:2014, Pengamatan pasang surut  berisi rangkaian proses yang digunakan untuk melakukan pengamatan pasang surut di wilayah Indonesia.

Standar ini menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dalam melakukan pengamatan pasang surut sehingga data yang dihasilkan akurat dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan.

Standar ini disusun berdasarkan Pedoman Standardisasi Nasional Nomor 8 tahun 2007, tentang Penulisan Standar Nasional lndonesia.

Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 07-01 Informasi Geografis/Geomatika, melalui proses perumusan standar dan terakhir dibahas dalam rapat konsensus pada tanggal 27 Juni 2013 di Jakarta, yang dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah, produsen, konsumen, pakar, dan institusi terkait lainnya. Standar ini juga telah melalui tahapan konsensus nasional, yaitu jajak pendapat pada periode 30 Oktober 2013 sampai dengan 28 Desember 2013 dan telah dinyatakan kuorum dan disetujui.

(5)

Pengamatan pasang suru t

1 Ruang lingku p

Ruang lingkup standar ini meliputi acuan normatif, istilah dan definisi, klasifikasi, dan spesifikasi teknis yang berhubungan dengan pengamatan pasang surut (pasut).

2 Acuan normatif

SNI 19-6988-2004, Jaring kontrol vertikal dengan metode sipat datar  SNI 7924: 2013, Instalasi stasiun pasang surut

3 Istilah dan definisi

3.1

pasang surut (pasut)

naik turunnya permukaan laut secara periodik akibat interaksi gaya gravitasi antara bulan, matahari, dan bumi

3.2

stasiun pasut

tempat pengamatan pasut dilakukan

3.3

pengamatan p asut

sebuah kegiatan untuk mencatat atau merekam data pasut yang dilakukan dengan interval waktu dan periode pengamatan tertentu

3.4

data pasut

data tinggi muka air laut beserta waktu pengamatannya

3.5

interval waktu pengamatan pasut

selang waktu pencatatan atau perekaman data pasut

3.6

periode pengamatan p asut

lamanya waktu pengamatan pasut yang disesuaikan dengan keperluannya

3.7

pengikatan pasut

kegiatan mengikatkan tinggi datum pasut (misalkan tinggi muka laut rata-rata atau Mean Sea Level/MSL) yang diperoleh dari hasil pengamatan pasut melalui pengukuran sipat datar sesuai SNI 19-6988-2004 pada suatu titik ikat stasiun pasut sehingga titik ikat stasiun pasut tersebut memiliki tinggi yang diukur dari datum pasut tersebut.

(6)

© BSN 2014 2 dari 13

3.8

titik ikat stasiun pasut

suatu konstruksi yang permanen dan stabil yang dilengkapi dengan sebuah titik tanda ketinggian sebagai monumentasi ketinggian datum pasut yang diukur

3.9

datum vertik al laut (chart datum)

suatu kedudukan permukaan laut yang dijadikan sebagai bidang referensi ketinggian

CATATAN Contoh datum vertikal laut antara lain: Highest Astronomical Tide  (HAT), MSL, dan Lowest Astronomical Tide (LAT).

3.10

kompon en pasut atau konstanta pasut

elemen harmonik pada persamaan matematika untuk gaya pembangkit pasut yang merepresentasikan perubahan atau variasi periodik posisi relatif dari bumi, bulan, dan matahari

3.11

tunggang pasut

 jarak maksimum antara kedudukan muka laut pada saat pasang tertinggi dengan surut terendah

4 Klasifik asi pengamatan pasut

4.1 Pengamatan pasut permanen

Pengamatan pasut permanen adalah pengamatan pasut yang dilakukan secara kontinu (terus menerus) atau dengan periode pengamatan setidaknya lebih dari satu tahun. Data dari pengamatan pasut permanen ini pada umumnya digunakan untuk keperluan penentuan datum tinggi nasional atau regional serta untuk keperluan ilmiah seperti pemantauan kenaikan permukaan air laut ( sea level rise), perhitungan geoid, topografi permukaan laut (sea surface topography), dan sebagainya.

4.2 Pengamatan pasut tempo rer

Pengamatan pasut yang dilakukan dengan periode kurang dari satu tahun. Data dari pengamatan pasut temporer ini digunakan untuk keperluan kerekayasaan seperti penentuan MSL dan muka surutan laut atau datum vertikal laut, penentuan koreksi pasut untuk survei hidrografi, perencanaan pelabuhan, konstruksi bangunan pesisir atau lepas pantai, dan sebagainya.

5 Spesifik asi teknis pengamatan pasut

5.1 Peralatan unt uk stasi un pasut permanen

Penggunaan tipe pengamat pasut otomatis (baik tipe tekanan, pelampung, akustik, ataupun radar) dengan ketelitian minimal 0,5 cm yang dilengkapi dengan palem pasut sebagai peralatan kalibrasi dan pengikatan ke titik ikat stasiun pasut terdekat. Pembangunan stasiun pasut permanen mengacu pada SNI 7924: 2013, Instalasi stasiun pasang surut.

(7)

5.2 Peralatan untuk stasiun pasut sementara

Penggunaan tipe pengamat pasut manual yaitu palem pasut (tide pole)  dengan ketelitian bacaan minimal 1 (satu) cm. Dengan pertimbangan tertentu, peralatan otomatis dapat saja digunakan untuk keperluan ini.

5.3 Periode dan int erval waktu pengamatan pasut

Periode pengamatan pasut terbagi menjadi tiga spesifikasi, tergantung dari fungsi dan pemanfaatan data pasutnya, yaitu:

a. Pengamatan tinggi muka air untuk stasiun pasut temporer yang ditujukan bukan untuk menentukan datum vertikal laut dan perhitungan konstanta pasut, dan pengamatan pasut dilakukan di lokasi yang telah diketahui datumnya, dilakukan selama minimal 25  jam dengan interval waktu pengamatan maksimal 1 (satu) jam.

b. Pengamatan tinggi muka air untuk stasiun pasut temporer yang ditujukan untuk perhitungan konstanta pasut, penentuan MSL dan muka surutan laut, serta untuk keperluan rekayasa wilayah pesisir dan laut, dilakukan selama minimal 29 hari dengan interval waktu pengamatan maksimal 1 (satu) jam.

c. Pengamatan tinggi muka air untuk stasiun pasut permanen dilakukan minimal selama 1 (satu) tahun dengan interval waktu pengamatan maksimal 1 (satu) jam.

(8)

© BSN 2014 4 dari 13

Lampiran A

(informatif)

Contoh spesifikasi alat

 A.1 Palem pas ut

Palem pasut merupakan alat pengukur pasut yang dibaca dan dicatat secara manual. Alat ini berupa mistar dengan panjang tertentu yang memiliki skala panjang untuk mengetahui tinggi permukaan laut pada satu waktu tertentu dari nol palem. Gambar A.1 merupakan spesifikasi palem pasut. Palem pasut ini harus memiliki skala yang tepat dan mudah dibaca. Satuan terkecil maksimalnya adalah 1 cm.

Gambar A.1 - Spesifikasi palem pasut

 A.2 Perekam p asut o to matis ti pe t ekanan

 Alat ini pada umumnya terdiri atas sensor tekanan bawah air, kabel dan perekam data . Prinsip pengukuran dilakukan dengan mengukur tekanan yang diterima oleh sensor yang nilainya berbanding lurus dengan tinggi permukaan air laut di atas sensor tersebut. Jika permukaan air laut naik, maka tekanan yang diterima oleh sensor bertambah. Nilai tekanan yang diterima oleh sensor dikirimkan melalui kabel ke perekam data dan kemudian menyimpan data hasil pengukuran tersebut dengan interval waktu tertentu pada sebuah kartu memori yang dapat diunduh setiap saat. Prinsip pengukuran alat pengukur pasut tipe

27

28

29

26

2,84 m

2,69 m

Bacaan terkecil 1 cm Panjang 4,5 cm lebar 1 cm Panjang 2,5 cm lebar 1 cm Ukuran palem: Panjang : 300 cm Lebar : 5 cm

(9)

tekanan dapat dilihat pada Gambar A.2. Sensor tekanan yang dipasang di bawah permukaan air laut mengukur tekanan total dari tekanan air di atas sensor tersebut ditambah dengan tekanan atmosfer di atas permukaan air laut. Pada alat jenis perekam pasut tipe tekanan transduser tunggal (single transducer pressure gauge), tekanan atmosfer serta salinitas dan temperatur air laut pada lokasi stasiun pasut diasumsikan sama setiap saat sehingga tinggi permukaan air laut di atas sensor hanya merupakan fungsi dari tekanannya. Ketelitian dari pengukuran pasut metode ini adalah ± 1 mm.

Gambar A.2 - Prinsip penguku ran alat pengukur pasut tipe tekanan

Untuk memperoleh ketelitian yang lebih baik, pengukuran tekanan atmosfer juga sebaiknya dilakukan, karena tekanan atmosfer juga memiliki variasi temporal (tidak konstan). Dengan pengukuran tekanan atmosfer ini, maka faktor tekanan atmosfer tidak diasumsikan konstan lagi sehingga akurasi tinggi permukaan air laut di atas sensor tekanan dapat ditingkatkan cukup signifikan hingga mencapai 1 mm. Pengukuran tekanan atmosfer dilakukan dengan menambahkan sensor tekanan yang ditempatkan di atas permukaan air laut.

(10)

© BSN 2014 6 dari 13

Gambar A.3 menampilkan contoh alat perekam pasut otomatis (automatic tide gauge) tipe tekanan.

Gambar A.3 - Contoh alat penguku r p asut ti pe tekanan

 A.3 Perekam p asut o to matis ti pe pelampung

 Alat ini pada umumnya terdiri atas pelampung, pemberat, kabel/tali penghubung dan perekam data. Prinsip pengukuran dilakukan dengan mencatat perubahan tinggi permukaan air laut yang diikuti oleh pelampung. Jika permukaan air laut naik, maka pelampung akan ikut naik dan perubahan ini akan dicatat pada perekam data. Perekam data ini dapat berupa rekaman tinta pada kertas atau direkam secara digital pada sebuah kartu memori.

Gambar A.4 memperlihatkan prinsip pengukuran dari alat pengukur pasut otomatis tipe pelampung ini. Sementara contoh alatnya dapat dilihat pada

Gambar A.5.

Sensor Tekanan

KabelData

(11)

Gambar A.4 - Prinsip kerja pengukur an pasut ti pe pelampung Penutup Pipa Pipa Pelindung Pelampung Pemberat Tabung Perekam PemberatKabel Pena Piringan Timbang Pena Jam

(12)

© BSN 201  A.4 Pere  Alat ini p Prinsip pe Jarak ini d Gelomban transduse oleh trans (v). Gambar akustik ini semakin d perubaha 4 kam pasu da umum gukuran d iukur deng g akustik . Jarak di duser (t) .6 mempe . Jika perm ekat dan p   jarak ter  ambar A.  otomatis ya terdiri ilakukan d n menggu kan dipan itung dari dikalikan d rlihatkan p ukaan air l rubahan i ebut seca 8 5 - Cont oh tipe akusti dari senso ngan men nakan gelo ulkan oleh waktu tem engan set rinsip pen aut naik, i akan dic a digital p  dari 13 alat pasut k r akustik/tr  ukur jarak mbang aku   permukaa puh sejak ngah cepa ukuran da aka jarak tat pada p ada sebua  tipe pela ansduser, dari transd stik yang d n air laut, dipancarka t rambat g ri alat pe dari permu erekam da h kartu m pung kabel, dan user ke pe ipancarkan dan diteri n sampai elombang gukur pas kaan air la a. Pereka mori yan   perekam mukaan ai  dari trans a kembali iterima ke akustik di ut otomati ut ke trans  data mer    datanya data. laut. user. oleh mbali dara tipe user ekam apat

(13)

diunduh kemudian dengan menggunakan komputer atau ditransmit/dikirim langsung melalui radio/GSM/satelit ke sebuah stasiun pengamat. Contoh alat dapat dilihat pada Gambar A.7.

(14)

© BSN 201  A.5 Pere  Alat ini pengukura diukur de radar, ke diterima k diterima k elektroma diperlihatk laut ke an data mer  datanya d langsung pada Gam 4 kam pasu ada umu n dilakuka gan men udian ge mbali ole embali ole netik di ud an pada G ena sema kam peru apat diund elalui rad bar A.9. Gambar otomatis nya terdir   dengan gunakan lombang antena. J h antena ara (v). Pri mbar A.8. in dekat d ahan jara uh kemudi io/GSM/sat 1 .7 - Cont tipe radar  i dari ant engukur j elombang lektromag arak dihitu (t) dikalik sip pengu Jika permu n perubah   tersebut an dengan elit ke seb  dari 13 h alat pas na radar, rak dari tr  elektroma etik ini di g dari wa an dengan uran dari kaan air la an ini akan secara dig   menggun uah stasiu ut ti pe aku kabel, d nsduser k netik yan pantulkan tu tempuh setengah lat penguk ut naik, ma  dicatat pa ital pada s kan komp   pengama stik n pereka  permuka   dipancar  oleh per  sejak dipa cepat ra ur pasut ot ka jarak da da pereka ebuah kar  uter atau t. Contoh data. P n air laut. an dari a ukaan air ncarkan s bat gelo matis tipe ri permuka  data. Per  u memori itransmit/d lat dapat rinsip arak tena laut, mpai bang radar n air ekam yang ikirim ilihat

(15)
(16)

© BSN 2014 12 dari 13

(17)

Bibliografi

Bakosurtanal, 2008, Prediksi Pasang Surut 2008, Cibinong.

Djunarsjah, E., 2006, Tingkat Signifikansi Penerapan Prediksi Pasut Astronomis Terendah dalam Penetapan Lokasi Titik-Titik Garis Pangkal untuk Penarikan Batas Laut Teritorial dan Bagian Laut Lainnya di Indonesia, Disertasi, Program Doktor Teknik Geodesi dan Geomatika ITB, Bandung.

Hydrographic Chart Distribution Office, 1983, Canadian Tidal Manual, Department of Fisheries and Oceans, Ottawa.

IHO, 1994, Hydrographic Dictionary 5th Edition, Special Publication No. 32, Monaco.

IOC Manual on Sea Level Measurement and Interpretation , 1985, Volume I.

IOC Manual on Sea Level Measurement and Interpretation, 1994, Volume II.

IOC Manual on Sea Level Measurement and Interpretation, 2002, Volume III.

IOC Manual on Sea Level Measurement and Interpretation , 2006, Volume IV.

IHO Standards for Hydrographic Surveys 5th Edition, 2008, Special Publication No. 44.

Japan Hydrographic Service, 2006, Tide and Tidal Current,  Hydrographic Survey Internationally Accredited Category B Course IHO.

Manual on Hydrography, IHO-Publication C-13, 1st Edition, 2011.

SNI 7646-2010, Survei hidrografi menggunakan Single Beam Echosounder .

SNI 7924: 2013, Instalasi stasiun pasang surut

The Hydrographer of The Navy,1969, Tides and Tidal Streams, Taunton, Somerset.

Gambar

Gambar A.1 - Spesifikasi palem pasut  A.2  Perekam p asut o to matis  ti pe t ekanan
Gambar A.2 - Prinsip penguku ran alat pengukur pasut tipe tekanan
Gambar  A.3  menampilkan  contoh  alat  perekam  pasut  otomatis (automatic tide gauge) tipe tekanan.
Gambar A.4 - Prinsip kerja pengukur an pasut ti pe pelampungPenutup PipaPipa PelindungPelampungPemberatTabung PerekamPemberatKabel PenaPiringan TimbangPena  Jam
+4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan model GSTAR terbaik dan hasil peramalan untuk data ketinggian pasang surut air laut di empat stasiun Pulau Jawa

Hasil pengamatan tersebut dapat digunakan untuk menentukan datum vertikal tertentu yang sesuai dengan keperluan-keperluan tertentu pula.Pengamatan pasut dilakukan dengan

Dalam penentuan tinggi muka air laut pada penelitian penelitian ini dilakukan relatif terhadap titik base , sehingga model separasi sederhana tidak dipakai dalam

pantai dan mencapai maksimum (run up) di stasiun Sibolga pada gelombang ketiga, pukul 15.30 WIB dengan ketinggian satu meter di atas rerata muka laut Gelombang

Nilai F terletak antara 1,5 dan 3, dalam klasifikasi tipe pasut sehingga bisa disimpulkan bahwa untuk titik pengamatan 2 yang berada di sekitar perairan

Hasil tersebut menunjukkan bahwa H 0 dapat diterima, sehingga dapat dikatakan lama pengamatan pasut di Jakarta tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai MSL dengan

Prediksi pasang surut untuk bulan Desember 2020 menggunakan metode World Tides yang kemudian diolah menggunakan metode Admiralty menghasilkan nilai muka air laut

Dengan mengetahui perbedaan yang terdapat pada nilai tinggi muka air laut hasil dari pengamatan pasut menggunakan GPS dan hasil dari co-tidal terhadap data pengamatan