• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PELATIHAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM PELATIHAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 1 

PROGRAM PELATIHAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN

A. Pendidikan dan Pelatihan 1. Kursus Jabatan

Kursus Jabatan di LPP dimaksudkan sebagai upgrading dan qualifying kompetensi manajerial & leadership. Level kursus penjenjangan terdiri dari :

ƒ Kursus Manajemen Perkebunan Dasar (KMP-D)

Menekankan pada kompetensi supervisory management ƒ Kursus Manajemen Perkebunan Madya (KMP-M)

Menekankan pada kompetensi koordinasi kegiatan subunit usaha ƒ Kursus Manajemen Perkebunan (KMP)

Penekanan pada kompetensi manajemen unit usaha ƒ Kursus Manajemen Perkebunan Lanjut (KMP-L)

Menekankan pada kompetensi fungsi eksekutif, leadership, dan strategic management

2. Kursus Penyegar

Kursus Penyegar dimaksudkan selain untuk memberikan pengetahuan baru, penyegaran akan pengetahuan tertentu yang pernah diperoleh sebelumnya, juga untuk memenuhi kebutuhan spesifik klien akan suatu pelatihan yang langsung berfungsi dalam pemecahan masalah mereka. Bentuk kursus selain klasikal di kelas, juga termasuk: seminar, lokakarya, consult training, hands-on training, dan diagnostic training.

Beberapa bidang program yang ditawarkan meliputi antara lain: ƒ Manajemen dan bisnis

ƒ Keorganisasian dan SDM ƒ Manajemen strategik ƒ Hubungan Industrial ƒ Institutional development ƒ Personal development

ƒ Manajemen bisnis dan teknologi

Kursus-kursus LPP diselenggarakan baik di LPP Kampus Yogyakarta, LPP Kampus Medan, di perusahaan (in-house) maupun di tempat-tempat lain yang disepakati bersama dengan klien.

B. Konsultansi

Pelayanan konsultansi merupakan peran strategis LPP dalam memecahkan permasalahan strategik perusahaan berbasis competency dan knowledge. Bidang pelayanan konsultansi LPP meliputi antara lain:

ƒ Konsultansi di bidang manajemen ƒ Konsultansi di bidang teknologi informasi ƒ Konsultansi di bidang keteknikan

(2)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 2  ƒ Konsultansi di bidang produksi tanaman

ƒ Assessment Center C. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi yang didirikan dan dikelola oleh Yayasan Pendidikan Perkebunan terdiri atas:

ƒ Politeknik LPP Yogyakarta.

ƒ Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agribisnis Perkebunan, Medan.

KONSULTANSI DAN PELAYANAN

KONSULTANSI DAN PELAYANAN

Kegiatan konsultansi dan pelayanan (konpel) merupakan jasa layanan LPP untuk membantu memecahkan permasalahan perusahaan dalam bidang organisasi, SDM maupun bidang strategik yang dihadapi klien.

Jasa pelayanan konpel LPP meliputi: 1. Assessment Center

Dalam masa reformasi dimana Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) menjadi isu yang penting dalam manajemen SDM di perusahaan, jasa layanan Assessment Center merupakan wahana yang tepat untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut di atas. Assessment Center merupakan layanan LPP untuk membantu klien dalam perekrutan, penempatan, pemerataan, kompetensi karyawan, fit and proper test, dan pengembangan SDM, yang dilakukan melalui serangkaian tes atau stimulasi yang didesain sesuai dengan kebutuhan klien.

2. Jasa Teknik (JASTEK)

JASTEK merupakan layanan LPP untuk perbaikan serta desain/modifikasi peralatan pabrik, baik pabrik aneka tanaman maupun pabrik gula. Seperti diketahui bahwa operasi pabrik sangat ditentukan oleh kesempurnaan operasi peralatan yang ada di pabrik. Oleh karena itu, penyempurnaan operasi melalui perbaikan yang kontinyu dan terencana sangat diperlukan untuk mendukung operasi pabrik yang optimal. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan melaui layanan JASTEK meliputi, modifikasi alat, kalibrasi alat, perbaikan alat.

3. Jasa Processing dan Laboratorium (JASPROLAB)

JASPROLAB merupakan jasa layanan LPP untuk membantu perbaikan dalam teknologi prosesing di pabrik. Berbagai permasalahan pada pabrik pengolahan di pabrik sangat mempengaruhi mutu hasil akhir (produk).

(3)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 3  4. Jasa Manajemen (JASMAN)

JASMAN merupakan jasa layanan untuk membantu memecahkan masalah perusahaan yang berkaitan dengan organisasi dan manajemen, yang meliputi struktur dan pengembangan organisasi, sistem penggajian, sistem pengembangan SDM, pengendalian biaya, sistem manajemen kinerja, transformasi bisnis, penyusunan Rencana Jangka Panjang dan lain-lain.

5. Jasa Teknik Informatika (JASTI)

JASTI dapat membantu klien dalam mendesain serta memperbaiki Sistem Informasi Manajemen Perusahaan.

6. Jasa Tanaman (JASTAN)

JASTAN merupakan layanan LPP untuk membantu memecahkan masalah dalam lingkup tanaman, mulai persiapan lahan sampai dengan panen, studi kelayakan penilaian kebun, produksi dan lain-lain.

KURSUS JABATAN DAN LADIES PROGRAM

KURSUS JABATAN (KJB)

Kursus jabatan merupakan seri kursus penjenjangan bagi para manajer di perusahaan perkebunan. Kursus ini berfungsi untuk pembekalan dalam menduduki jabatan (upgrading) dan atau untuk memantapkan pejabat/manajer yang telah menduduki jabatan (qualifying). Pada dasarnya setiap manajer selalu menjalankan fungsi leadership dan managerial. Oleh karena itu, peran utama KJB adalah sebagai pembekalan dan pemantapan kompetensi manajerial dan leadership. Di samping itu, juga membekali dan memantapkan kompetensi teknis operasional serta peningkatan pemahaman wawasan bisnis.

Sasaran kursus jabatan adalah mencetak manajer yang memiliki persepsi yang sama dan wawasan yang luas tentang manajemen agribisnis perkebunan yang kompeten di bidangnya. Melalui kursus jabatan diharapkan terjalin saling pengertian antar para manajer untuk memudahkan kerja sama dalam mencapai tujuan perusahaan.

JENJANG KURSUS

1. Kursus Manajemen Perkebunan Dasar (KMPD) merupakan seri KJB jenjang pertama yang diperuntukkan bagi para manajer sub unit usaha, dengan penekanan kompetensi pada aspek supervisi, administrasi operasi/produksi, serta teknis operasi/produksi. KMPD dikelompokkan menjadi beberapa bidang yang diselaraskan dengan kebutuhan perusahaan perkebunan.

(4)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 4  2. Kursus Manajemen Perkebunan Madya (KMPM) merupakan seri KJB jenjang kedua yang diperuntukkan bagi para manajer bidang fungsional perusahaan perkebunan, dengan penekanan kompetensi pada aspek kepemimpinan, manajemen fungsional, serta wawasan bisnis, communities networking, serta wawasan industri.

3. Kursus Manajemen Perkebunan (KMP) merupakan seri KJB jenjang ketiga yang diperuntukkan bagi para manajer unit usaha, dengan penekanan kompetensi pada aspek kepemimpinan, manajemen unit, communities networking, serta wawasan industri.

4. Kursus Manajemen Perkebunan Lanjutan (KMPL) merupakan seri KJB jenjang keempat yang diperuntukkan bagi para manajer di tingkat perusahaan (Direksi), dengan penekanan kompetensi pada aspek keeksekutifan, manajemen strategik, business networking, serta wawasan bisnis mikro/makro.

PEKAN CERAMAH ISTRI MANAJER

Istri manajer memegang peranan penting untuk mendukung pencapaian efektivitas manajer dalam menjalankan tugasnya. Pendidikan bagi manajer BUMN perkebunan secara berjenjang telah dilaksanakan melalui kursus jabatan (KMPL, KMP, KMPM, dan KMPD). Pendidikan jabatan bagi manajer perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas istri manajer, sehingga pengetahuan, sikap dan perilaku istri manajer sejalan dengan peningkatan peran suami dalam perusahaan. Seperti halnya para manajer perusahaan perkebunan, istri manajer memerlukan pendidikan yang sejalan dengan jenjang jabatan manajer. Oleh karena itu, bersamaan dengan kursus jabatan, juga diselenggarakan kursus bagi istri manajer yaitu Pekan Ceramah Istri Manajer (PCIM).

PCIM diselenggarakan dengan tujuan untuk istri manajer perusahaan perkebunan agar mampu berperan lebih besar di perusahaan keluarga dan masyarakat. PCIM menyiapkan para istri manajer agar menjadi pribadi yang dapat berfungsi sebagai panutan bagi masyarakat sekitar, baik dalam perusahaan maupun di luar perusahaan.

JENJANG PCIM

PCIM diselenggarakan secara berjenjang sesuai dengan jenjang kursus jabatan bagi manajer perusahaan perkebunan. Jenjang tersebut meliputi PCIM KMPL, PCIM KMP, PCIM KMPM, dan PCIM KMPD.

(5)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 5 

DESKRIPSI PROGRAM UNGGULAN PELATIHAN

LPP KAMPUS YOGYAKARTA

I. BIDANG SDM DAN ORGANISASI

PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI STAF HUBUNGAN ANTARKARYAWAN (HAK)

Deskripsi:

Permasalahan  SDM yang  muncul  seringkali menjadi  kendala  dalam  proses produksi,  sehingga  staf  SDM/HAK  memiliki  fungsi  strategis  bagi  Manajer  Unit  Usaha.  Jika  Staf  SDM/HAK  memiliki  kompetensi tinggi, maka harapan penyelesaian masalah SDM juga akan semakin besar. Pelatihan ini  didesain    untuk  meningkatkan  pengetahuan  dan  pemahaman  Staf  SDM/HAK  agar  mampu  mengidentifikasi permasalahan dan mampu menerapkan pengelolaan SDM secara terpadu sebagai  salah satu pendekatan dalam mengatasi permasalahan SDM yang ada.  

PELATIHAN UNTUK SERIKAT PEKERJA

DESKRIPSI

Penerapan  sistem  pengelolaan  SDM    memang  penting,  namun  yang  tidak  kalah  penting  adalah  pembinaan  hubungan  harmonis  antara  karyawan  dengan  perusahaan.  Tanpa  hubungan  harmonis  antara  karyawan  dengan  perusahaan,  optimalisasi  pemberdayaan  karyawan  adalah  hal  yang  mustahil  untuk  diraih.  Disinilah  peran  Serikat  Pekerja  (SP)  dibutuhkan,    SP  diharapkan  mampu  menjembatani  komunikasi  antara  karyawan  dengan perusahaan. Selain  itu SP diharapkan  mampu  membantu  memberikan  pemahaman  kepada  karyawan,  sehingga  iklim  kerja  yang  kondusif  dapat  terwujudkan.  Pelatihan  ini  didesain  untuk  meningkatkan  kompetensi  pengurus  serikat  pekerja,  sehingga bisa menjadi partner perusahaan dalam mewujudkan visinya 

PELATIHAN PENINGKATAN ETOS KERJA KARYAWAN

DESKRIPSI

Karyawan merupakan tulang punggung keberhasilan perusahaan. Dalam upayanya menjadi perusahaan yang maju dan menghasilkan kesejahteraan bagi stakeholder, karyawan memiliki peran yang sangat besar terhadap roda organisasi agar dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Ketika perusahaan memiliki karyawan yang berkompetensi tinggi dan memiliki etos kerja yang kuat maka kinerja perusahaan juga akan semakin meningkat dan memiliki daya tahan tinggi menghadapi perubahan lingkungan.

(6)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 6  Pelatihan ini didesain untuk meningkatkan etos kerja karyawan sehingga mampu menjawab setiap tantangan yang dihadapi perusahaan.

PELATIHAN COACHING, COUNSELING, MONITORING

DESKRIPSI

Setiap perusahaan menginginkan agar semua karyawan dapat berkinerja sesuai dengan standar yang ditetapkan atau bahkan melampauinya. Namun, dalam kenyataannya masih ada karyawan yang belum dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Gap antara kinerja karyawan dan kinerja yang ditetapkan antara lain disebabkan oleh kompetensi karyawan, kompetensi atasan (manajemen), proses review, coaching dan counseling tidak dilaksanakan, kondisi lingkungan, permasalahan pribadi karyawan, atau motivasi karyawan

PELATIHAN ANALISIS BEBAN KERJA & MANPOWER PLANNING

DESKRIPSI

Tantangan dalam bidang SDM yang mempunyai nilai strategis adalah meningkatnya biaya SDM yang prosentasenya cenderung lebih besar daripada prosentase peningkatan produksi dan semakin kaburnya beban tugas yang harus diemban oleh masing-masing karyawan. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh sistem tata formasi SDM yang memang sudah perlu disesuaikan dan ditinjau kembali dengan kondisi sekarang ini. Pendampingan ini dirumuskan untuk membantu perusahaan menilai beban kerja setiap pekerjaan dan jabatan yang ada serta merumuskan perencanaan SDM.

PELATIHAN SDM UNTUK NON MANAJER SDM

DESKRIPSI

Permasalahan SDM yang ada di suatu perusahaan tidak dapat diserahkan kepada divisi SDM saja untuk menyelesaikan. Manajer lini yang setiap hari secara nyata berinteraksi dengan karyawan sebenarnya lebih paham mengenai kondisi sesungguhnya. Maka muncullah pandangan bahwa setiap manajer adalah manajer SDM. Untuk dapat memfungsikan sebagai manajer SDM yang baik maka manajer lini perlu mendapat pemahaman dan keterampilan dalam mengelola SDM sehingga dapat lebih efektif ketika bertindak

PELATIHAN EXECUTIVE SKILLS

DESKRIPSI

Perusahaan seringkali menyalahkan perencanaan ketika gagal melaksanakan sesuatu. Padahal rencana yang telah dibuat sudah cukup matang dan telah memperhatikan berbagai aspek. Kegagalan eksekusi seringkali terjadi karena lemah dalam kemampuan

(7)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 7  mengeksekusi. Pelatihan ini didesain untuk meningkatkan kemampuan peserta untuk melakukan eksekusi dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

TAINING FOR TRAINERS

DESKRIPSI

Setiap orang sebetulnya dapat menjadi trainer. Ketika dia diminta untuk sharing knowledge atau manajer terlibat dalam suatu proyek dengan yuniornya, maka sebenarnya dia telah menjadi trainer. Tetapi agar dapat menjadi trainer yang efektif, maka perlu dilatih. Pelatihan ini didesain untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada calon trainer terkait dengan pelaksanaan training.

PELATIHAN DYNAMIC LEADERSHIP

DESKRIPSI

Pendekatan dengan salah satu tipe leadership saja, misalnya transformasional atau transaksional, dapat menjadi kontraproduktif bagi organisasi. Diperlukan suatu pemahaman kepemimpinan yang sifatnya dinamis, mampu mengatasi krisis dalam setiap kondisi. Pelatihan ini didesain untuk menggali potensi kepemimpinan dari dalam diri peserta sehingga bisa lebih lentur ketika menghadapi beragam situasi kritis.

TRAINING MANAGEMENT

DESKRIPSI

Salah satu kunci keberhasilan penyelenggaraan training adalah cara pengelolaannya. Materi yang bagus akan berdampak luar biasa bagi peserta training jika dikemas dengan manajemen training yang baik. Hal ini sering kurang diperhatikan bagi perusahaan ketika menyelenggarakan training. Training ini didesain untuk meningkatkan kualitas pengelolaan training sehingga bisa mencapai apa yang diharapkan.

PELATIHAN CAREER MANAGEMENT

DESKRIPSI

Salah satu motivasi karyawan untuk bergabung dengan perusahaan adalah adanya harapan untuk meniti karir yang tinggi. Tetapi seringkali hal tersebut sulit diwujudkan karena belum ada sistem pengelolaan karir yang memberikan harapan dan kepastian kepada karyawan. Pelatihan ini didesain agar setiap peserta mampu membuat sistem pengelolaan karir perusahaan yang disusun berdasarkan kepentingan perusahaan untuk mendapatkan kandidat yang kompeten untuk mencapai sasaran strategik.

(8)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 8 

VALUE BASED LEADERSHIP

DESKRIPSI

Pelatihan ini didesain untuk membangun karakter karyawan perusahaan selaras dengan visi, misi, serta tata nilai perusahaan. Peserta akan diajak untuk masuk dalam kesadaran hakiki sebagai manusia untuk kemudian ditanamkan nilai-nilai dan budaya perusahaan, sehingga benar-benar menjadi ujung tombak dalam mencapai kinerja perusahaan.

PELATIHAN TNA

DESKRIPSI

Seringkali manajemen perusahaan mengeluh tentang efektivitas pelatihan yang diikuti oleh karyawannya. Sudah banyak biaya dikeluarkan oleh perusahaan tetapi hasilnya belum juga dirasakan. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Mungkin salah satunya adalah karena perusahaan mengirimkan karyawannya untuk mengikuti pelatihan belum melalui suatu analisis kebutuhan pelatihan. Jika Divisi memiliki kemampuan untuk menganalisis kebutuhan pelatihan, maka hal tersebut disarankan tidak terjadi. Pelatihan ini didesain untuk membekali peserta pemahaman dan keterampilan melakukan analisis kebutuhan training atau training needs analysis.

PELATIHAN TEAM BUILDING

DESKRIPSI

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan mencapai kinerja yang unggul adalah kekompakan tim kerja. Kekompakan tim tidak muncul begitu saja tetapi dibangun dan melalui proses. Pelatihan ini didesain agar setiap peserta menyadari pentingnya tim dan bagaimana membangun dan mempertahankannya. Sasaran yang ingin dicapai dari pelatihan ini bahwa di akhir pelatihan seluruh peserta dapat merasakan hebatnya memiliki tim yang kompak.

PELATIHAN MANAJEMEN KONFLIK

DESKRIPSI

Permasalahan sosial menjadi salah satu faktor dominan dalam menjalankan operasi perusahaan. Seringkali pabrik harus terhenti karena konflik antara perusahaan dengan masyarakat. Sehingga keterampilan untuk mengelola konflik menjadi penting untuk dimiliki oleh semua karyawan yang bertugas menangani konflik tersebut dan karyawan yang aktivitasnya banyak berinteraksi dengan masyarakat. Pelatihan ini didesain untuk membekali peserta dengan pemahaman dan keterampilan dalam mengelola konflik dengan masyarakat.

(9)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 9 

II. BIDANG MANAJEMEN KEUANGAN DAN UMUM

7. MANAJEMEN STRATEGTIK UNTUK SENIOR MANAGER

Deskripsi

PTPN adalah salah satu BUMN Perkebunan yang telah sukses merumuskan perubahan bisnisnya secara jelas dan dapat dikatakan spektakuler dengan mengubah secara mendasar (meredifinisi) bisnis perusahaannya.

Dikatakan mendasar karena perumusan strategik bisnis PTPN adalah mengubah secara fundamental dimensi bisnisnya, sebagai sebuah entitas bisnis PTPN mengembangkan tiga bisnis strategik.

Langkah-langkah strategis yang ditempuh adalah kerja sama dengan BUMN lainnya, menyehatkan tanaman, mengembangkan industri hilir, restrukturisasi (Organisasi, SDM dan Manajemen Agribisnis), serta meningkatkan program CD.

Implementasi keputusan strategis ini sangat luas dan juga mendasar, karena menuntut berbagai perubahan prinsip pada berbagai aspek kehidupan organisasi perusahaan. Aspek yang perlu segera diperhatikan dan diberdayakan untuk mendukung perwujudan redifinisi bisnis ini antara lain, Aspek Profesionalisme SDM, Aspek Operating Performance, Aspek Manajemen, dan Aspek Sistem dan Prosedur.

8. SEMILOKA PERSIAPAN MENUJU IPO DAN CORPORATE ACTION

Deskripsi

Salah satu pilihan sumber dana perusahaan adalah dengan memanfaatkan sarana pasar modal yang telah ada di Indonesia, yaitu BEI (Bursa Efek Indonesia) dengan melakukan penawaran saham perdana atau IPO (Initial Public Offering) maupun penawaran obligasi perusahaan. Bagi perusahaan BUMN yang akan “go public” perlu melakukan persiapan agar proses penjualan surat berharga yang akan dilepas dapat berjalan lancar dengan nilai seperti yang diharapkan atau bahkan lebih.

Para pelaku pasar modal atau investor akan memberikan respon positif apabila perusahaan mempunyai rencana strategis yang tertuang dalam “Corporate Action” yang akan meningkatkan nilai perusahaan (corporate value) beserta pendanaan yang dibutuhkan. Perusahaan yang telah ‘go public’ atau menjadi PT Tbk (terbuka) mempunyai citra positif di mata para investor baik dari dalam maupun luar negeri karena dikelola secara profesional dan terbuka (disclosure) dengan kewajiban informasi mengenai kondisi perusahaan harus diungkapkan secara terbuka kepada publik. Kini bahkan banyak BUMN yang telah ‘go public’ yang saham-sahamnya menjadi pilihan utama para pelaku pasar untuk investasi; seperti Telkom, Indosat, Semen Gresik, Batu Bara Bukit Asam, Timah, Bank BRI, Bank Mandiri, dan seterusnya.

(10)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 10  9. KURSUS AKUNTANSI MANAJERIAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Deskripsi

Dalam suatu kegiatan pengambilan keputusan suatu perusahaan dibutuhkan proses analisis yang akan membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Proses analisis tersebut dimulai dari proses pengidentifikasian dan memilih berbagai alternatif yang terbaik bagi organisasi, dengan tujuan utama untuk memperoleh laba dan kelangsungan usaha perusahaan. Pada proses pemilihan alternatif inilah manajemen harus menyeimbangkan antara kesempatan dan kebutuhan sumber daya dalam organisasi.

Keterampilan dalam menyajikan informasi keuangan yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan sangat diperlukan oleh seorang karyawan pimpinan. Letak kesulitannya adalah data keuangan biasanya menunjukkan kondisi masa lalu yang tidak secara otomatis menggambarkan apa yang akan terjadi di masa depan. Kondisi ekonomi, keinginan dan kebutuhan konsumen, kompetisi dan lain sebagainya akan selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu, dibutuhkan keterampilan untuk menyajikan data yang relevan untuk pengambilan keputusan di masa yang akan datang.

Akuntansi manajerial akan menggunakan data moneter maupun data nonmoneter seperti informasi produksi, produktivitas, kapasitas SDM, kepuasan konsumen dll, diperlakukan sebagai informasi yang sangat penting dalam pengambilan keputusan perusahaan. Produk analisis yang dihasilkan oleh akuntansi manajerial akan dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan di semua fungsi manajemen, mulai dari produksi, SDM, pemasaran dan keuangan itu sendiri.

10. PELATIHAN CORPORATE FINANCE

Deskripsi

Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetetif, perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk menghasilkan kinerja keuangan yang baik. Oleh karena itu, manajemen harus memiliki kapablitas untuk membangun customer capital, proses produksi, dan cost effectiveness, modal manusia, modal informasi dan modal organisasi.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka disusunlah pelatihan corporate finance untuk manajer-manajer unit usaha, distrik maupun pejabat puncak di kantor direksi agar dapat terlibat aktif dalam menciptakan kinerja perusahaan.

(11)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 11  11. KURSUS MANAJEMEN KEUANGAN UNTUK MANAJER NONKEUANGAN

Deskripsi

Manajer mempunyai peran strategis dalam membantu melaksanakan strategi manajemen, baik untuk menyelesaikan tugas-tugas yang bersifat teknis maupun manajerial. Kinerja mereka akan dapat dirasakan manfaatnya apabila mampu bekerja secara efektif dan efisien, dengan indikator Harga Pokok Produksinya lebih rendah dibanding pesaing.

Pendapatan perusahaan setiap tahun selalu berfluktuasi naik dan turun sesuai dengan perkembangan bisnis sedangkan biaya selalu naik setiap tahun, baik karena inflasi maupun karena naiknya jumlah kebutuhan. Manajer nonkeuangan seringkali hanya memfokuskan pada produksi, sehingga tidak sedikit menjadi terkejut karena produksi meningkat tetapi keuntungan tidak meningkat setara dengan peningkatan produksi. Pertumbuhan biaya yang tidak diikuti dengan pertumbuhan pendapatan, akan menurunkan daya saing perusahaan. Pertumbuhan biaya akan sulit dikendalikan oleh orang-orang produksi (nonkeuangan) apabila mereka tidak memahami perilaku biaya, membaca laporan keuangan, memanfaatkan informasi keuangan dan menganalisanya. Di samping itu, penilaian tingkat kesehatan perusahaan di lingkup BUMN sesuai Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 dinilai dari 70% dari aspek keuangan, 15% operasional dan 15% aspek administrasi.

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengelola Harga Pokok Produksi (HPP) di masing-masing unit kerja dan penilaian kesehatan perusahaan, maka diperlukan Kursus Manajemen Keuangan bagi Manjer Nonkeuangan.

12. AKSELERASI KOMPETENSI CALON KEPALA TUK

Deskripsi

Dalam menghadapi perkembangan global dewasa ini, tantangan-tantangan yang akan dihadapi perusahaan akan semakin berat, baik itu datang dari internal maupun eksternal perusahaan.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut dibutuhkan sumber daya manusia handal yang mampu terus bersaing dan mengasah diri menghadapi hambatan-hambatan yang akan ditemui. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM adalah dengan meningkatkan kompetensi yang dimiliki melalui sarana pelatihan maupun akselerasi.

Dengan sarana tersebut diharapkan sumber daya manusia dalam perusahaan memiliki kompetensi yang cukup dan sesuai dalam melaksanakan tugas keseharian mereka. Akselerasi kompetensi calon kepala TUK/AKU untuk Asisten Kepala AKU mengingat peran strategis jabatan tersebut di unit-unit usaha di dalam mencapai sasaran kinerja. Untuk itu diharapkan tidak terjadi inkompetensi pejabat maupun suksesor yang akan menduduki posisi tersebut. Sehingga dipandang perlu langkah khusus untuk meningkatkan kompetensi dan mempersiapkan regenerasi pada jabatan tersebut, yang pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kompetensi yang cukup.

(12)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 12  13. PELATIHAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Deskripsi

Setiap pelaku bisnis perlu mengetahui perkembangan perusahaan terutama mengenai kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang disajikan setiap tahun. Pemahaman terhadap perkembangan keuangan semakin tajam dengan menganalisis laporan keuangan yang disajikan perusahaan tersebut.

Untuk memberi bekal pada pelaku bisnis dalam menganalisis perkembangan perusahaan, maka pelatihan analisis laporan keuangan ini disusun.

14. PELATIHAN SATUAN PENGAWAS INTERN KEBUN Deskripsi

Pelanggaran besar di Unit Usaha umumnya dimulai dengan toleransi atas penyimpangan-penyimpangan kecil yang terus berulang. Oleh sebab itu, pencegahan atas penyimpangan menjadi lebih efektif daripada menindak adanya penyimpangan. Salah satu faktor penting dalam menciptakan tertib administrasi di unit usaha adalah efektivitas peran Satuan Pengawas Intern Kebun (SPIK).

SPIK mempunyai peran strategis dalam membantu manajemen menilai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas khususnya untuk memberikan saran-saran perbaikan yang berhubungan dengan efisiensi dan efektifitas guna penyempurnaan pelaksanaan tugas di Unit Usaha/kebun. Efektivitas peran SPIK terjadi apabila mereka dapat menyampaikan berbagai analisis, penilaian, kesimpulan, dan rekomendasi mengenai kegiatan yang diaudit dengan baik dan benar.

Dengan demikian, pengetahuan tentang kegiatan-kegiatan dalam perusahaan serta keterampilan meng-audit, merupakan hal yang wajib dipahami oleh setiap Satuan Pengawas Internal Kebun. Agar tertib administrasi sebagai salah satu implementasi GCG di Unit Usaha dapat berjalan baik, maka manajemen memandang perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap positif SPIK.

15. PELATIHAN PERPAJAKAN

Diskripsi

Sektor pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar di samping sektor migas. Semua penerimaan pajak dan migas tersebut digunakan untuk membiayai anggaran rutin negara. Saat ini target penerimaan pajak mencapai lebih dari 60% penerimaan negara.

Pembayaran pajak oleh wajib pajak kepada negara bukanlah semata iuran warga negara yang bersifat sukarela. Pembebanan pajak merupakan suatu kewajiban yang

(13)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 13  harus dijalankan oleh warga negara atau badan hukum dengan mendasarkan legalitas dari pelaksanaannya atas dasar Undang-Undang, yang memuat ketentuan sanksi dan denda yang dikenakan terhadap wajib pajak yang melalaikan pelaksanaan kewajiban pajaknya.

Kelalaian dalam melaksanakan kewajiban perpajakan dapat dikategorikan sebagai tax evasion (penghindaran pajak) dan akan berdampak pada tuduhan korupsi. Kelalaian yang dilakukan oleh wajib pajak tidak semata-mata unsur kesengajaan, akan tetapi juga dipengaruhi oleh: (1) Ketidaktahuan (ignorance), yaitu wajib pajak tidak sadar atau tidak tahu akan adanya ketentuan peraturan perpajakan; (2) Kesalahan (error), yaitu wajib pajak paham dan mengerti mengenai ketentuan perpajakan tetapi salah dalam mengkalkulasi kewajiban pajaknya; (3) Kesalahpahaman (missunderstanding), yaitu wajib pajak salah menafsirkan ketentuan peraturan perpajakan; dan (4) Kealpaan (neglience), yaitu wajib pajak alpa untuk menyimpan buku beserta data-data atau bukti-bukti pendukung secara lengkap.

Untuk menghindarkan adanya tuduhan tax evasion (penghindaran pajak), maka sangat diperlukan pelatihan/kursus perpajakan bagi karyawan bagian pajak baik di tingkat unit usaha maupun di kantor direksi untuk meningkatkan keterampilan teknis dan meng- upgrade kemampuan serta pengetahuan mereka mengenai peraturan-peraturan perpajakan yang terbaru.

16. SEMILOKA MENUJU CORPORATE SECRETARY YANG EFEKTIF Deskripsi

Perusahaan dengan image yang baik akan mudah untuk berkembang dan memenangkan persaingan bisnis yang semakin tajam. Di era krisis keuangan yang semakin besar dan melanda hampir semua negara di dunia ini, maka image perusahaan harus dijaga dan dibangun agar tidak menurun oleh imbas krisis yang ada.

Image perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja corporate secretary. Untuk meningkatkan efektifitas kinerja corporate secretary maka semiloka ini didesain.

17. ECONOMIC OUTLOOK 2012

DAMPAK KRISIS AMERIKA DAN EROPA, PEMBENTUKAN MASYARAKAT EKONOMI REGIONAL SERTA PERKEMBANGAN POLITIK TERHADAP PEREKONOMIAN DAN BISNIS PERKEBUNAN DI INDONESIA

Deskripsi

Dalam setiap menjalankan bisnis atau pada saat mengimplementasikan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dibutuhkan pemahaman dan pandangan akan perubahan dan kondisi ekonomi yang akan berdampak pada perubahan bisnis ke depan. Kondisi ekonomi sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi dan lingkungan

(14)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 14  seperti perubahan situasi politik Indonesia maupun politik dunia, perubahan keamanan, kondisi pasca gempa atau musibah besar lainnya, maupun perubahan peraturan dan strategi ekonomi regional seperti pembentukan Masyarakat Ekonomi Eropa, Masyarakat Ekonomi ASEAN, maupun AFTA dan ACFTA.

Dengan memahami kondisi ekonomi suatu negara dan perubahan-perubahan yang menyebabkannya, serta pengaruhnya terhadap bisnis perkebunan, para manajer akan lebih tajam dalam mengambil keputusan bisnis maupun untuk menjalankan RKAP tahun yang akan datang. Demikian juga para manajer akan lebih mampu menangkap peluang bisnis yang prospektif bagi perusahaan ataupun mengantisipasi risiko karena perubahan ekonomi politik yang terjadi yang akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.

Pembicara dalam seminar sehari ini adalah: ahli ekonomi makro, pengamat politik dan sosial, praktisi bisnis perkebunan, dan pembuat kebijakan industri perkebunan di Indonesia, serta dipimpin oleh seorang moderator yang mampu berperan sebagai fasilitator maupun inisiator yang akan menggerakkan arah diskusi dan pembahasan dengan menarik.

18. KURSUS PENINGKATAN KETERAMPILAN BISNIS & ORGANISASI

Deskripsi

Pertumbuhan bisnis saat ini sangat pesat dan tidak mengenal batas negara dan teritorial. Dengan disepakatinya perjanjian perdagangan bebas antarnegara menyebabkan membanjirnya produk-produk dari banyak negara pada suatu negara atau kawasan tertentu mulai dari produk perkebunan sampai dengan elektronik. Hal ini menyebabkan produk-produk dari Indonesia baik produk ekspor atau yang dipasarkan dalam negeri mempunyai banyak pesaing. Produk yang dapat bersaing dihasilkan dari pengelolaan usaha yang efisien dan profesional sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang rendah. Untuk menghasilkan produk tersebut, salah satu kunci utamanya adalah adanya SDM yang profesional di bidangnya.

Perusahaan perkebunan sangat perlu meningkatkan kompetensi SDM-nya tentang perubahan-perubahan lingkungan bisnis dan cara pengelolaan bisnis yang efektif sehingga akan memperlancar pekerjaan dan meningkatkan kinerja perusahaan. Sebagai ujung tombak karyawan pimpinan perlu ditingkatkan keterampilan bisnis agar mereka lebih siap dalam menghadapi perubahan bisnis dan timbul semangat untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan.

19. KURSUS MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN

Deskripsi

Risiko merupakan aspek yang tidak dapat dihindari oleh suatu perusahaan dalam menjalankan bisnis. Manajemen risiko disadari merupakan suatu faktor penting yang menentukan kesuksesan bisnis dan kelangsungan hidup perusahaan. Kemampuan

(15)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 15  pengelolaan risiko yang handal dari setiap SDM perusahaan baik di tingkat unit maupun kantor pusat adalah suatu keniscayaan dalam mewujudkan ”surviving company”.

Kursus ini didesain dalam rangka membekali dan menyiapkan petugas untuk paham mengenai risiko dan mampu melakukan pengelolaannya.

20. KURSUS SERTIFIKASI ASSET APPRAISAL

Deskripsi

Perusahaan di Indonesia pada tahun 2012 diwajibkan untuk menerapkan PSAK berbasis IFRS pada sistem pelaporan keuangannya. Penghitungan aset tetap maupun aset tanaman setelah transaksi awal ditentukan sesuai dengan fair value yang harus dilakukan dengan penghitungan kembali nilai aset.

Perusahaan perkebunan yang memiliki aset tetap dan aset tanaman yang bernilai cukup besar membutuhkan SDM yang mampu menilai asetnya secara profesional untuk dapat menyajikan nilai aset yang wajar pada laporan keuangannya. Penilaian ini tidak dapat hanya diserahkan kepada bagian akuntansi namun penanggung jawab aset, seperti bagian tanaman dan bagian pabrik harus menguasai keterampilan ini.

21. PROGRAM PENDIDIKAN PRA KUALIFIKASI (P2K)

Deskripsi

Program pendidikan Prakualifikasi (P2K) merupakan program pengembangan SDM yang diperuntukkan bagi Karyawan Pelaksana yang akan menjadi Karyawan Pimpinan. Dalam rangka pengisian kebutuhan Karyawan Pimpinan melalui program rekrutmen internal, para Calon Karyawan Pimpinan harus melalui tahapan pendidikan khusus. Berbeda dengan rekrutmen eksternal, para calon rekrutmen internal adalah orang-orang yang sudah bekerja cukup lama di perusahaan, yang sikap dan perilakunya sudah terbentuk dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan tugas dan jabatannya.

Pada umumnya, tantangan berat yang dihadapi para calon untuk mengemban tugas baru adalah pada bagaimana mengubah kebiasaan dan perilaku lama untuk dapat sesuai dengan tugas dan kewajiban barunya. Oleh sebab itu, materi-materi yang diberikan pada tahapan pendidikan ini dititikberatkan kepada hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan karakter (character building) dan pergeseran paradigma (paradigm shifting). Hal ini dimaksudkan agar mentalitas dan pola pikir Peserta sebagai seorang Karyawan Pelaksana dibangun sehingga memenuhi syarat sebagai seorang Karyawan Pimpinan.

Pelaksanaan program pengembangan ini didesain dan dikemas untuk memberikan materi-materi yang diperlukan dengan penuh disiplin, tanggung jawab pribadi dan kelompok, tetapi dalam suasana keakraban dan persaudaraan, dalam rangka membangun sikap kerja dan pola pikir Karyawan Pimpinan.

(16)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 16  Deskripsi

Dalam era pasar bebas dan tingkat persaingan usaha di antara perusahaan-perusahaan yang semakin ketat, mengakibatkan perusahaan-perusahaan dituntut untuk meningkatkan strategi keunggulan usahanya. Strategi ini dapat dicapai baik dengan memperbaiki kondisi internal perusahaan, yaitu dengan memperbaiki strategi pengelolaan internal perusahaan, pengelolaan pangsa pasar dan laba, maupun dengan melakukan ekspansi eksternal. Ekspansi eksternal dapat dilakukan dengan kerjasama usaha, penggabungan usaha maupun pembentukan anak perusahaan. Selain kompetensi dalam pengembangan usaha, Manajemen perlu memahami juga penilaian bisnisnya, agar dapat menentukan dan mengambil keputusan pengembangan usaha lebih tepat. Di samping itu, tuntutan penerapan PSAK berbasis IFRS juga menghendaki untuk membuat penilaian yang wajar pada kepemilikan saham pada perusahaan lain. Penilaian ini harus dihitung secara fair value, tidak berdasarkan pada nilai perolehan awalnya.

Untuk itu para manajer perusahaan perkebunan terutama manajer keuangan, akuntansi, serta pengembangan usaha beserta stafnya perlu memahami cara penilaian tersebut untuk dapat melakukan pengambilan keputusan maupun penilaian dengan benar.

III. BIDANG CSR BINA LINGKUNGAN

23. PELATIHAN PERKOPERASIAN

Deskripsi

Keberadaan Koperasi Karyawan (Kopkar) di kebun/unit memiliki arti penting dalam ikut mendukung kesejahteraan karyawan, terutama di daerah yang letaknya jauh dari kota-kota besar. Untuk itu diperlukan kemampuan pengelolaan bisnis yang efektif di kalangan pengurus dan Karyawan, karena keduanya memegang peranan penting dalam menjamin pelayanan Kopkar kepada para anggotanya.

Kursus ini dirancang untuk para pengurus Kopkar agar dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan bisnis koperasi mereka, sesuai dengan kebutuhan kopkar saat ini dan pengembangannya di masa mendatang.

Kursus ini membahas mengenai manajemen koperasi Karyawan (Kopkar) dari aspek-aspek bisnis yang sesungguhnya. Dengan menerapkan para pengurus Kopkar dapat meningkatkan jiwa kewirausahaan melalui pemanfaatan peluang dalam upaya pengembangan kopkar di masa datang sehingga dapat menunjang kesejahteraan karyawan.

(17)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 17  24. WORKSHOP PENYUSUNAN PROGRAM “CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR)”

Deskripsi

Program Corporate Social Responsibility (CSR) di era globalisasi dan informasi saat ini telah dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan besar dan maju. Dengan mempertimbangkan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) akan mampu mendorong pertumbuhan satu perusahaan menjadi lebih besar, dan bercitra positif di mata stakeholdersnya sehingga “sustainability” perusahaan dapat tercapai dengan baik.

Di masa mendatang, eksistensi dan profit satu perusahaan termasuk usaha sektor perkebunan akan semakin meningkat pada saat perusahaan telah masuk dalam Kelompok Berwawasan Hijau (Green Peace Society), yaitu kelompok perusahaan modern yang telah mendasari prinsip “Maju dan Berkembang Bersama Masyarakat” dalam membangun kesejahteraan lingkungan untuk kepentingan kolektif.

25. PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK PERSIAPAN PENSIUN

Deskripsi

Pada dasarnya setiap karyawan perusahaan akhirnya akan memasuki masa purnatugas setelah usia tertentu. Telah banyak perusahaan yang memberikan bekal pelatihan kepada para calon purnakarya untuk mempersiapkan dirinya menapaki perjalanan hidup selanjutnya dengan tantangan hidup tersendiri yang berbeda dengan dunia kerja.

Banyak purnakarya yang memasuki masa hidup baru ini tanpa adanya persiapan yang memadai, sehingga sering mengalami disorientasi dan bahkan stress karena tuntutan hidup yang lebih mandiri dengan kesehatan fisik yang semakin menurun; apalagi bila hanya menggantungkan hidupnya dari tunjangan pensiun saja tanpa ada sumber penghasilan lainnya.

Pelatihan ini merupakan pelatihan bagi para karyawan dan karyawati yang dalam waktu lima tahun ke depan atau kurang akan memasuki pensiun. Materi pelatihan ditujukan untuk mempersiapkan diri mereka dalam menjalani kehidupan di masa pensiun, sehingga sangat direkomendasi peserta merupakan pasangan.

26. STUDI BANDING UMKM MITRA BINAAN DAN PETUGAS PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

Deskripsi

Kita sadar bahwa proses learning by doing akan menyita lebih banyak biaya dan waktu. Sementara perubahan yang semakin cepat menuntut percepatan pembelajaran pula. Dengan belajar langsung dan pengalaman best practices dari pusat-pusat keunggulan Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UKMK), maka proses pembelajaran bisa dipersingkat. Oleh sebab itu, Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta

(18)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 18  menyelenggarakan program studi banding Mitra Binaan (UMKM) pada pusat-pusat Keunggulan sentra industri kerajinan, makanan dan agro di Yogyakarta.

Salah satu proses pembelajaran sebagaimana diutarakan oleh bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara adalah dengan melakukan 3N; Niteni (memperhatikan), Nirokke (Meniru) dan Nambahi (menambahi). Dalam konsep manajemen modern kegiatan itu dapat dilakukan melalui kegiatan studi banding/benchmarking.

Dengan studi banding diharapkan akan memberi peluang di antaranya proses adopsi inovasi secara efektif dan efisien. Pada gilirannya nanti peserta dapat belajar berbagai hal untuk diterapkan pada bidang usaha masing-masing.

Studi banding yang diselenggarakan oleh LPP Yogyakarta ini mempunyai keunggulan dibanding dengan studi banding sejenis karena didisain untuk menambah pengetahuan dan pengalaman langsung peserta, menambah wawasan serta sekaligus rekreasi.

27. PELATIHAN PENGEMBANGAN BISNIS UKM UNTUK PARA PETUGAS PKBL DAN MITRA BINAAN

Deskripsi

Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) perusahaan tidak hanya ditugaskan untuk menyalurkan bantuan tetapi juga membina Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Petugas wajib memahami pengembangan bisnis UKM sehingga mampu berperan sebagai konsultan dan pembina UKM, yang dibina perusahaan. Petugas harus mampu melakukan penilaian usaha mitra binaan, melakukan bimbingan dan konseling untuk pengembangan usaha.

Bagi mitra binaan, pelatihan ini akan membantu mereka tumbuh dan berkembang, serta mengatasi kendala yang mereka hadapi seperti keterbatasan sumberdaya, pendanaan, menajemen keuangan, pengendalian dsb. Paket pelatihan 4 hari atau setara 38 jam ini ditujukan bagi petugas PKBL serta pemilik pengelola UKM yang berminat untuk mampu mendiagnosa, merubah dan membantu pertumbuhan UKM. Pelatihan ini akan memberikan kesempatan untuk melakukan refleksi strategis pertumbuhan UKM yang merupakan binaan perusahaan.

Kekuatan utama dalam pelatihan ini adalah penggunaan metode pelatihan baru yaitu CEFE (Competency Based Economies trough Formation Enterprises) yang sederhana. Dengan metode yang dikembangkan di Jerman dan telah terbukti berhasil diterapkan di lebih 130 negara ini, para pemilik pengelola UKM akan mudah mengikutinya, melakukan diskusi tentang berbagai hal yang terkait dalam tema utama pertumbuhan, seperti misalnya; merekrut asisten, bekerja dengan mitra, menghadapi pekerja dan pemasok, menyeleksi karyawan, modal pendanaan dan lain-lain. Materi akan disampaikan melalui studi kasus dan simulasi yang menggambarkan situasi nyata dalam bisnis UKM. Peserta juga akan diberikan lembar kerja dan sorftware yang akan membantu dalam proses perencanaan.

(19)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 19  Lembaga Pendidikan Perkebunan menyelenggarakan pelatihan ini didukung oleh para Certified CEFE Trainer yang telah berpengalaman menyelenggarakan Training CEFE bagi konsultan, pemilik atau pengelola UKM.

28. INTRAPRENEURSHIP DEVELOPMENT PROGRAM UNTUK MANAJER PERKEBUNAN

Deskripsi

Perubahan lingkungan bisnis yang turbulen, terus-menerus secara cepat dan multidimensi menuntut seluruh manajer untuk bisa kreatif dalam memanfaatkan segala peluang yang ada. Dengan semangat kreatifitas dalam organisasi (intrapreneurship) maka manajer akan mampu membalikkan semua ancaman menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Dengan semangat intrapreneurship yang kuat maka perusahaan dipastikan mampu melihat segala permasalahan yang ada dalam kacamata positif, penuh percaya diri, sehingga mampu menghasilkan berbagai terobosan.

Program ini didisain untuk meningkatkan keterampilan para manajer perkebunan agar mampu meningkatkan kreativitas, ketajaman dalam menganalisis permasalahan, serta berfikir lebih komprehensif. Program ini juga membantu peserta berpikir di luar kebiasaan (think out of box), berpikir komprehensif serta tajam dalam analisis. Pelatihan akan membantu peserta mengantisipasi perubahan bisnis yang cepat dan tidak terduga serta membangun budaya yang kreatif dan produktif.

Program diselenggarakan dengan metode dan standar pelatihan international CEFE (Competency Based Economies Throungh Formation Enterprises) yang lebih menekankan pada dinamika proses dengan suasana belajar menarik dan menyenangkan.

IV. BIDANG PEMASARAN DAN TEKNOLOGI INFORMATIKA

2 299.. WWOORRKKSSHHOOPPAANNAALLIISSIISSTTEEKKNNIIKKAALL D Deesskkrriippssii A Annaalliissiisstteekknniikkaall mmeerruuppaakkaanntteekknniikkaannaalliissiissyyaannggddiikkeennaall ddaallaammbbiiddaannggkkeeuuaannggaannddaann p peemmaassaarraann,, ddiigguunnaakkaann uunnttuukk mmeemmpprreeddiikkssii ttrreenn hhaarrggaa ddeennggaann ccaarraa ddeettaaiill.. DDaappaatt d diikkaattaakkaannbbaahhwwaaaannaalliissiisstteekknniikkaall mmeerruuppaakkaannmmeettooddeeuunnttuukk mmeemmpprreeddiikkssii ppeerrggeerraakkaann h haarrggaaddaannttrreennppaassaarr aattaauu kkoommooddiittaassddii mmaassaaddeeppaann ddeennggaann mmeemmppeellaajjaarrii ggrraaffiikk ddaarrii a akkssiippaassaarrddiimmaassaallaalluu.. S Seeccaarraa ssiinnggkkaatt,, aannaalliissiiss tteekknniikkaall ddaappaatt ddiikkaattaakkaann sseebbaaggaaii aannaalliissiiss ddeennggaann m meenngggguunnaakkaann ggrraaffiikk hhaarrggaa ddaann vvoolluummee hhiissttoorriiss.. LLeebbiihh ddaallaamm llaaggii ddaappaatt ddiikkaattaakkaann

(20)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 20  b baahhwwaaaannaalliissiisstteekknniikkaallbbiissaajjuuggaaddiiaarrttiikkaannsseebbaaggaaiissuuaattuussttuuddiiuuttaammaammeennggeennaaiihhaarrggaa,, t teerrmmaassuukkbbeessaarrnnyyaa((vvoolluummee))ddaannppoossiissiitteerrbbuukkaa(o(oppeenn iinntteerreesstt)).. S Saaaatt iinnii ttiiddaakk bbaannyyaakk aannaalliiss tteekknniikkaall yyaanngg mmeellaakkuukkaann ppeenneelliittiiaann mmeennddaassaarr tteerrhhaaddaapp p poollaa ppeerrggeerraakkaann hhaarrggaa kkoommooddiittaass CCPPOO yyaanngg bbeerruullaanngg ddaann ddaappaatt ddiipprreeddiikkssii.. KKaajjiiaann h haarrggaa kkoommooddiittaass ddeennggaann bbeerrbbaassiiss ddaattaa kkuuaannttiittaattiiff bbeelluumm bbaannyyaakk ddiillaakkuukkaann kkaarreennaa m miinniimmnnyyaaddaattaaddaannppeennggeettaahhuuaann..PPrriinnssiipp--pprriinnssiippddaassaarraannaalliisstteekknniikkaallbbeelluummddiippaahhaammii d daannsseerriinnggtteerraabbaaiikkaannddaallaammmmeenneennttuukkaannpprrooyyeekkssiiddaannpprreeddiikkssiihhaarrggaakkoommooddiittaassCCPPOO.. P Prrooyyeekkssii hhaarrggaa kkoommooddiittaass ssaannggaatt ddiippeerrlluukkaann oolleehh ppaarraa ppeennggaammbbiill kkeeppuuttuussaann ppaaddaa k khhuussuussnnyyaa,, ddii bbiiddaanngg yyaanngg tteerrkkaaiitt ddeennggaann ppeemmaassaarraann,, lleellaanngg aattaauu ppeennjjuuaallaann uunnttuukk l laannggkkaahh--llaannggkkaahhpprreeddiikkssii ddaann aannttiissiippaassii ddii mmaassaammeennddaattaanngg.. DDeennggaann pprrooyyeekkssii hhaarrggaa k koommooddiittaass yyaanngg tteeppaatt,, mmaakkaa kkiittaa ddaappaatt mmeellaakkuukkaann pprrooyyeekkssii aalliirraann kkaass ddeennggaann lleebbiihh b baaiikk.. SSiisstteemm pprrooyyeekkssii yyaanngg sseerriinngg ddiigguunnaakkaann aaddaallaahh mmeettooddee ssttaattiissttiikk sseeppeerrttii ddeerreett w waakkttuuddaannmmeettooddeekkaauussaallddeennggaannmmeenngggguunnaakkaannaallaattbbaannttuukkoommppuutteerr.. 3

300..    PPEELLAATTIIHHAANN  IINNNNOOVVAATTIIVVEE, CCRREEAATTIIVVE AANND CCRRIITTIICCAALL T THHIINNKKIINNG FFOOR AAGGRRIIBBUUSSSSIINNEESSS  P PRROODDUUCCT MMAARRKKEETTIINNG    D Deesskkrriippssii S Seemmuuaaoorraannggmmeemmiilliikkiippootteennssiiuunnttuukkbbeerrttiinnddaakkkkrreeaattiiff,,iinnoovvaattiiff,,ddaannbbeerrppiikkiirrkkrriittiisskkaallaauu d diibbeerrii kkeesseemmppaattaann.. BBeerriikkaann kkeesseemmppaattaann kkeeppaaddaa ppaarraa ssuuppeerrvviissoorr ddaann mmaannaaggeerr o orrggaanniissaassii mmeennggaammbbiill kkeeppuuttuussaann ddeennggaann llaannddaassaann crcreeaattiivvee,, crcriittiiccaall,, anandd iinnnnoovvaattiivvee t thhiinnkkiinngg sskkiillllss.. M Meemmbbaanngguunn crcreeaattiiveve ththiinnkkiinngg sskkiillllss mmeerruuppaakkaann ssaallaahh ssaattuu eelleemmeenn ppeennttiinngg uunnttuukk m meennddoorroonngg iikklliimm bbeekkeerrjjaa yyaanngg ppeennuuhh ddeennggaann iinnoovvaassii.. WoWorrkksshhoopp iinnii mmeemmbbeerriikkaann p peemmaahhaammaann yyaanngg kkoommpprreehheennssiiff mmeennggeennaaii kkoommppoonneenn kkuunnccii uunnttuukk mmeennggeemmbbaannggkkaann c crreeaattiivvee ththiinnkkiinngg skskiillllss.. SSeellaaiinn iittuu ddiiuurraaiikkaann ppuullaa mmeettooddee--mmeettooddee pprraattiikkaall yyaanngg ddaappaatt d diitteerraappkkaannuunnttuukkmmeenniinnggkkaattkkaannddaayyaakkrreeaattiivviittaassppeesseerrttaa ttrraaiinniinngg.. P Prrooggrraammiinniimmeemmuunnggkkiinnkkaannddiirriippeesseerrttaammeennjjaaddiisseeoorraannggkkrreeaattoorrddaanniinnoovvaattoorrddiitteemmppaatt k keerrjjaa..PPrrooggrraammiinniiaakkaannmmeennyyaaddaarrkkaannppaaddaasseettiiaappddiirriippeesseerrttaabbaahhwwaakkeeppeerrccaayyaaaannddiirrii j jaauuhh lleebbiihh bbeessaarr uunnttuukk bbiissaa lleebbiihh kkrreeaattiiff iinnoovvaattiiff ddaallaamm mmeennyyeelleessaaiikkaann ddaann m meenniinnggkkaattkkaannkkiinneerrjjaannyyaa.. DDeennggaannssaassaarraannssttrraatteeggiisstteerrsseebbuuttwoworrkksshhooppiinnii ddiihhaarraappkkaann a akkaann mmaammppuu mmeennggeemmbbaannggkkaann ddiirrii ppeesseerrttaa bbiissaa lleebbiihh kkrreeaattiiff.. DDeennggaann mmeenniinnggkkaattkkaann k keemmaammppuuaann bbeerrkkrreeaassii ddaann ppeennuuhh iiddee,, mmaakkaa ddiihhaarraappkkaann mmeerreekkaa bbiissaa mmeellaakkuukkaann k kiinneerrjjaa tteerrbbaaiikk sseessuuaaii ddeennggaann kkeemmaammppuuaann mmaakkssiimmaallnnyyaa ddaann bbiissaa mmeennccaappaaii ttaarrggeett p prreessttaassiippeerruussaahhaaaann.. 3 311..   W WOORRKKSSHHOOP IIPPO  D Deesskkrriippssii   K Keessuukksseessaann sseebbuuaahh pprroosseess InIniittiiaall PuPubblliicc OOffffeerriinngg ((IIPPOO)) ddiittaannddaaii ddeennggaann aaddaannyyaa o ovveerrssuubbssccrriibbeedd ppaaddaa ppeennaawwaarraannssaahhaamm tteerrsseebbuutt.. UUnnttuukk mmeennccaappaaii hhaall tteerrsseebbuutt,, hhaall p peennttiinnggyyaanngghhaarruussddiippeerrhhaattiikkaannaaddaallaahhppeenneennttuuaannhhaarrggaayyaannggwwaajjaarrtteerrhhaaddaappssaahhaamm y yaannggaakkaannddiittaawwaarrkkaann..

(21)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 21  T Tuujjuuaannwoworrkksshhooppiinniiaaddaallaahhuunnttuukkmmeenneennttuukkaannhhaarrggaassaahhaammyyaannggwwaajjaarrddaallaammpprroosseess I IPPOO yyaanngg ddiirreennccaannaakkaann ppeerruussaahhaaaann tteerrjjaaddii ppaaddaa ttaahhuunn yyaanngg ddiitteettaappkkaann.. DDaallaamm p peenneennttuuaannhhaarrggaaiinniitteennttuuddiippeerrlluukkaannaannaalliissiissddaannssttrraatteeggiiyyaannggtteeppaatt..PPeenneennttuuaannhhaarrggaa s saahhaammtteerrsseebbuuttddiiddaassaarrkkaannppaaddaattiinnggkkaatthhaarrggaayyaannggmmeenncceerrmmiinnkkaannkkoonnddiissiiddaannkkiinneerrjjaa p peerruussaahhaaaannyyaannggsseebbeennaarrnnyyaaddaannsseessuuaaiiddeennggaannfifivvee--yyeeaarr popolliiccyyppeerruussaahhaaaannddeennggaann t teettaapp mmeennggaaccuu ppaaddaa tteeoorrii--tteeoorrii mmaannaajjeemmeenn kkeeuuaannggaann,, sseehhiinnggggaa ddaappaatt ddiijjaaddiikkaann s seebbaaggaaiibbaahhaannaaccuuaannoolleehhppeerruussaahhaaaannddaarriissiissiikkeeiillmmuuaann((aakkaaddeemmiiss)).. 3 322.. BBEENNCCHHMMAARRKKTTI I D Deesskkrriippssii T Teekknnoollooggii IInnffoorrmmaassii ((TTII)) sseeaakkaann ssuuddaahh mmeennjjaaddii ppiilliihhaann uuttaammaa ddaallaamm mmeenncciippttaakkaann S Siisstteemm IInnffoorrmmaassii ((SSII)) ppeerruussaahhaaaann yyaanngg ttaanngggguunngg sseehhiinnggggaa mmaammppuu mmeellaahhiirrkkaann k keeuunngggguullaann kkoommppeettiittiiff ddaann mmeennjjaaddii ssttrraatteeggii uunngggguullaann ddii tteennggaahh ppeerrssaaiinnggaann yyaanngg s seemmaakkiinnkkeettaattddeewwaassaaiinnii.. N Naammuunn mmeemmbbaanngguunn TTII ppeerruussaahhaaaann bbuukkaann sseekkeeddaarr mmeennggoottoommaassii sseebbaaggiiaann pprroosseess y yaannggsseeccaarraarruuttiinnddiillaakkuukkaann,,mmeellaaiinnkkaannmmeenncciippttaakkaannssuuaattuuaalliirraanniinnffoorrmmaassii yyaannggbbaarruu y yaannggsseeccaarraassiisstteemmaattiissddaanntteerriinntteeggrraassiiddiissuussuunnmmeennjjaaddiisseebbuuaahhssiisstteemmtteerrppaadduu.. P PeemmbbaanngguunnaannSSIIbbeerrbbaassiissTTIIttiiddaakkddaappaattddiillaakkuukkaannsseekkaalliijjaaddii,,mmeellaaiinnkkaannbbeerrttaahhaappddaann d diirreennccaannaakkaann ddaallaamm ssuuaattuu rreennccaannaa iinndduukk ppeennggeemmbbaannggaann ssiisstteemm.. PPeerreennccaannaaaann iinnii,, t tiiddaakk ssaajjaa mmeelliippuuttii sskkaallaa SSII,, aappaakkaahh llookkaall,, tteerrddiissttrriibbuussii aattaauu bbaahhkkaann SSII e-e-BBuussiinneessss,, m meellaaiinnkkaannjjuuggaammeelliippuuttiiiinnvveessttaassiitteekknnoollooggii,,iinnffrraassttrruukkttuurr,,SSDDMMddaannpprroosseessbbiissnniiss.. K Keebbeerrhhaassiillaann sseebbuuaahh ppeerruussaahhaaaannddaallaamm mmeennggeelloollaa SSII ddaann TTII ttiiddaakk tteerrggaannttuunngg ppaaddaa b beessaarrnnyyaaddaannaaiinnvveessttaassiiyyaannggddiiddeeddiikkaassiikkaann,,nnaammuunntteerrlleettaakkppaaddaakkeemmaammppuuaannssttrraatteeggii y yaannggddiippiilliihhddaannddiitteerraappkkaannoolleehhmmaannaajjeemmeennppeerruussaahhaaaann.. U Unnttuukk mmeenneennttuukkaann ddaann mmeenneerraappkkaann ssttrraatteeggii yyaanngg tteeppaatt kkiittaa mmeemmbbuuttuuhhkkaann p peennggeettaahhuuaann (k(knnoowwlleeddggee)) ddaann iinnffoorrmmaassii tteennttaanngg SSiisstteemm IInnffoorrmmaassii ddaann TTeekknnoollooggii I Innffoorrmmaassiitteerrkkiinniisseeccaarraatteeppaatt..PPeennggeettaahhuuaannpprraakkttiissmmeennggeennaaii ssiissii TTeekknnoollooggii IInnffoorrmmaassii a akkaannssaannggaattmmeenneennttuukkaannkkeebbeerrhhaassiillaannppeennggeemmbbaannggaannSSII.. A Annaalliissiiss yyaanngg ttaajjaamm tteerrkkaaiitt iinnvveessttaassii yyaanngg ddiillaakkuukkaann aakkaann mmeemmbbaannttuu kkiittaa ddaallaamm m meellaakkuukkaann asassseessssmmeenntt tteerrkkaaiitt mmaannffaaaatt yyaanngg mmuunnccuull ddaallaamm ppeennggeemmbbaannggaann TTII ddii p peerruussaahhaaaann.. ShShaarriinngg vivissiioonn ddeennggaann ppeerruussaahhaaaann sseellaakkuu kklliieenn,, ppeennyyeeddiiaa jjaassaa ddaann p prraakkttiissiiaakkaannssaannggaattmmeemmbbaannttuuddaallaammiimmpplleemmeennttaassiiSSIIbbeerrbbaassiissTTII.. 3 333.. PPEENNYYUUSSUUNNAANNMMAASSTTEERRPPLLAANN TTII D Deesskkrriippssii P Peennggeemmbbaannggaann ssiisstteemm iinnffoorrmmaassii momoddeerrnn ddii lliinnggkkuupp PPeerruussaahhaaaann PPeerrkkeebbuunnaann tteerraassaa s saannggaattllaammbbaannddaanncceennddeerruunnggmmeenngguummbbaarrtteekknnoollooggiiddaarriissiissii hhaarrddwwaarree uunnttuukkmmeennuuttuuppii s seeggaallaa kkeerriibbeettaann ddaann iinnvveessttaassii yyaanngg tteerrllaannjjuurr ddiittaannaammkkaann ddii ssiissii haharrddwwaarree ddaann

(22)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 22  i innffrraassttrruukkttuurr..DDiissiissiillaaiinnssaaaattiinniippeerruussaahhaaaannmmeemmbbuuttuuhhkkaanniinnffoorrmmaassiiyyaannggtteeppaatt,,aakkuurraatt d daann tteerriinntteeggrraassii.. KKeebbuuttuuhhaann iinnffoorrmmaassii yyaanngg hhaannddaall ddeennggaann tteennttuu ssaajjaa mmeemmbbuuttuuhhkkaann p peerreennccaannaaaanniinnffrraassttrruukkttuurr,, hhaarrddwwaarree,, ssooffttwwaarree,,aapplliikkaassiiddaannSSDDMMyyaannggtteeppaatt.. D Dii ssiissii llaaiinn ddaallaamm ppeennddeekkaattaann mmaannaajjeemmeenn mmooddeerrnn,, bbaannyyaakk kkeebbiijjaakkaann,, ssttrraatteeggii,, ddaann a akkttiivviittaassppeennggeelloollaaaannppootteennssiikkeewwiillaayyaahhaannyyaannggmmeemmaannddaannggiinnffoorrmmaassiisseebbaaggaaiieelleemmeenn v viittaall.. PPeennggeelloollaaaann iinnffoorrmmaassii sseeccaarraa ooppttiimmaall bbuukkaann hhaall yyaanngg mmuuddaahh ddiiccaappaaii,, kkaarreennaa p paaddaa uummuummnnyyaa mmeelliibbaattkkaann ssiisstteemm yyaanngg kkoommpplleekkss.. KKeennyyaattaaaann ddii llaappaannggaann sseerriinngg m meennuunnjjuukkkkaann ssuummbbeerr ddaattaayyaannggssaannggaatt bbeerraaggaamm,, lluuaassnnyyaalliinnggkkuupp ssaattuuaann kkeerrjjaa yyaanngg t teerrlliibbaatt,,ddiittaammbbaahhddeennggaannkkuurraannggnnyyaappeenngguuaassaaaannSSDDMMtteennttaannggaassppeekktteekknnoollooggii yyaanngg d diigguunnaakkaann.. U Unnttuukkddaappaattmmeellaakkssaannaakkaannppeennggeelloollaaaanniinnffoorrmmaassiiyyaannggbbaaiikkddaallaammssuuaattuuppeerruussaahhaaaann d diippeerrlluukkaann ssuuaattuu ssiisstteemm ppeennggeelloollaaaann ssiisstteemm iinnffoorrmmaassii bbeerrbbaassiiss tteekknnoollooggii iinnffoorrmmaassii.. P Peennggeemmbbaannggaann SSiisstteemm IInnffoorrmmaassii bbeerrbbaassiiss TTeekknnoollooggii IInnffoorrmmaassii mmeemmeerrlluukkaann aannaalliissiiss y yaannggmmeennyyeelluurruuhhddaallaammmmeelliihhaattppeerrmmaassaallaahhaannyyaannggbbeerrkkaaiittaannddeennggaannsseemmuuaapprroosseess p peennggeemmbbaannggaannssiisstteemmbbaaiikkiittuusseejjaakkddaarriippeerrssiiaappaann,,ppeennggeemmbbaannggaann,,iimmpplleemmeennttaassiiddaann s soossiiaalliissaassiisseerrttaabbeerrkkaaiittaannddeennggaannssuummbbeerrddaayyaayyaanngghhaarruussddiippeerrssiiaappkkaann.. S Seebbaaggaaiillaannddaassaannaawwaall ppeellaakkssaannaaaannSSiisstteemmIInnffoorrmmaassiibbeerrbbaassiissTTeekknnoollooggiiIInnffoorrmmaassiiddii P PTT PPeerrkkeebbuunnaann NNuussaannttaarraa,, ppeerrlluu ddiibbuuaatt RReennccaannaa IInndduukk PPeennggeemmbbaannggaann SSiisstteemm I Innffoorrmmaassii BBeerrbbaassiiss TTeekknnoollooggii IInnffoorrmmaassii.. PPeennyyuussuunnaannRReennccaannaa IInndduukk PPeennggeemmbbaannggaann ( (MMAASSTTEERR PPLLAANN TTII)) yyaanngg rreeaalliissttiiss ddaann sseessuuaaii ddeennggaann kkoonnddiissii oobbyyeekkttiiff ddii llaappaannggaann m meemmbbuuaatt iimmpplleemmeennttaassii lleebbiihh mmuuddaahh ddiillaakkssaannaakkaann ddaann ddiitteerriimmaa oolleehh sseelluurruuhh jjaajjaarraann p peerruussaahhaaaann.. 3 344.. PPEELLAATTIIHHAANN AAUUDDIITTDDAANN AASSSSEESSSSMMEENNTTTTII D Deesskkrriippssii T Teekknnoollooggii IInnffoorrmmaassii ((TTII)) sseeaakkaann ssuuddaahh mmeennjjaaddii ppiilliihhaann uuttaammaa ddaallaamm mmeenncciippttaakkaann S Siisstteemm IInnffoorrmmaassii ((SSII)) tteerriinntteeggrraassii ddii ppeerruussaahhaaaann sseehhiinnggggaa ddiihhaarraappkkaann mmaammppuu m meellaahhiirrkkaannkkeeuunngggguullaannkkoommppeettiittiiffddaannmmeennjjaaddiissttrraatteeggiiuunngggguullaannddiitteennggaahhppeerrssaaiinnggaann y yaanngg sseemmaakkiinn kkeettaatt ddeewwaassaaiinnii.. NNaammuumm mmeemmbbaanngguunn SSII ppeerruussaahhaaaann bbuukkaann sseekkeeddaarr m meennggoottoommaassii sseebbaaggaaii pprroosseess yyaanngg sseeccaarraa rruuttiinn ddiillaakkuukkaann,, mmeellaaiinnkkaann mmeenncciippttaakkaann s suuaattuu aalliirraann iinnffoorrmmaassii yyaanngg bbaarruu yyaanngg sseeccaarraa ssiisstteemmaattiiss ddaann tteerriinntteeggrraassii ddiissuussuunn m meennjjaaddii sseebbuuaahh ssiisstteemm tteerrppaadduu.. DDaallaamm pprroosseess iinnii mmeemmeerrlluukkaann kkeetteerrppaadduuaann aannttaarraa i innffrraassttrruukkttuurr,,sosofftwtwaarree,,ttaattaakkeelloollaaddaannSSDDMM..PPeerrlluukkeejjeellaassaannddaallaammppeemmeettaaaannmmaassiinngg- -m maassiinnggeennttiittaass sseehhiinnggggaaddaappaatt ddiirreekkoommeennddaassiikkaannllaannggkkaahh--llaannggkkaahh yyaannggtteeppaatt ddaallaamm i immpplleemmeennttaassiiSSII//TTII.. P Peerraann asassseessssmmeenntt ddaann aauuddiitt SSiisstteemm ddaann TTeekknnoollooggii IInnffoorrmmaassii aaddaallaahh uunnttuukk m meemmppeerrcceeppaatt iimmpplleemmeennttaassii tteekknnoollooggii iinnffoorrmmaassii bbeerrddaassaarrkkaann vviissii,, mmiissii ddaann aarrssiitteekkttuurr y yaannggtteeppaattddeennggaanntteettaappmmeemmppeerrhhaattiikkaannkkoonnddiissii yyaannggaaddaa((eekkssiissttiinngg))sseebbaaggaaiippiijjaakkaann a awwaall.. DDaallaamm asassseessssmmeenntt ddaann aauuddiitt SSiisstteemm ddaann TTeekknnoollooggii IInnffoorrmmaassii iinnii kkiittaa aakkaann m meelliihhaattkkoonnddiissiiSSII//TTII sseeccaarraalleennggkkaappddaarrii ssuudduuttTTaattaaKKeelloollaaTTII,,AArrssiitteekkttuurrAApplliikkaassii ddaann

(23)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 23  A Arrssiitteekkttuurr IInnffrraassttrruukkttuurr.. OOuuttppuutt ddaarrii kkeeggiiaattaann iinnii aaddaallaahh rreekkoommeennddaassii TTaattaa KKeelloollaa,, A ArrssiitteekkttuurrIInnffrraassttrruukkttuurrddaannAArrssiitteekkttuurrAApplliikkaassiisseerrttaa rrooaaddmmaappSSII//TTII.. D Diihhaarraappkkaann ddeennggaann kkeeggiiaattaann aasssseessssmmeenntt ddaann auauddiitt SSiisstteemm ddaann TTeekknnoollooggii IInnffoorrmmaassii m maakkaa aakkaann ddiippeerroolleehh ppeettaa yyaanngg jjeellaass ddaann tteeppaatt ddaallaamm ppeennggeemmbbaannggaann SSiisstteemm ddaann T TeekknnoollooggiiIInnffoorrmmaassii..         3 355.. PPEELLAATTIIHHAANNAANNAALLIISSIISSIINNVVEESSTTAASSIITTII D Deesskkrriippssii I Innvveessttaassii ddaallaamm bbiiddaanngg SSiisstteemm IInnffoorrmmaassii ((SSII))//TTeekknnoollooggii IInnffoorrmmaassii ((TTII)) sseeppeerrttii hhaallnnyyaa i innvveessttaassii pprrooyyeekk llaaiinnnnyyaa,, mmeennggeelluuaarrkkaann bbiiaayyaa//ssuummbbeerr--ssuummbbeerr ddaayyaa uunnttuukk m meennddaappaattkkaann mmaannffaaaatt ddii mmaassaa ddaattaanngg.. IInnvveessttaassii SSII//TTII sseerriinnggkkaallii ddiiaannggggaapp sseebbaaggaaii s suuaattuubbiiaayyaayyaanngg hhaarruuss ddiikkeelluuaarrkkaann,, ttaannppaa mmeerreekkaa mmeennggeerrttii mmaannffaaaatt aappaa ssaajjaa yyaanngg a akkaann mmeerreekkaa tteerriimmaa.. SSeeddaannggkkaann iinnvveessttaassii tteerrhhaaddaapp ssuuaattuu ssiisstteemm aapplliikkaassii tteerruuss d diillaakkuukkaann,,kkaarreennaappeerruussaahhaaaannmmeelliihhaattbbaahhwwaaaaddaahhuubbuunnggaannaannttaarraa bbiiaayyaaTTII ddeennggaann p peerrffoorrmmaaeekkoonnoommiiddaarriippeerruussaahhaaaann.. B Biiaayyaa lleebbiihh mmuuddaahh ddiiiiddeennttiiffiikkaassiikkaann ddaann ddiihhiittuunngg ddiibbaannddiinnggkkaann mmaannffaaaatt,, kkhhuussuussnnyyaa u unnttuukkmmaannffaaaattyyaannggssiiffaattnnyyaattiiddaakknnyyaattaa(i(innttaannggiibbllee))..TTrraaddiissiioonnaallCoCosstt--BBeenneeffiitt AAnnaallyyssiiss b beelluummllaahh ccuukkuupp,, kkaarreennaa ppeennddeekkaattaann yyaanngg ddiillaakkuukkaann bbeerrffookkuuss ppaaddaa mmaannffaaaatt nnyyaattaa ( (ttaannggiibbllee bbeenneeffiitt)),,sseeppeerrttiippeenngghheemmaattaannbbiiaayyaa,,ppeenngguurraannggaannppeeggaawwaaiiddaannsseebbaaggaaiinnyyaa.. S Seeddaannggkkaann ppeenngguurraannggaann aattaauu bbaahhkkaann ppeenngghhiillaannggaann kkoonnttrriibbuussii mmaannffaaaatt ttiiddaakk nnyyaattaa t teerrhhaaddaappiimmpplleemmeennttaassiiSSII//TTIIaakkaannmmeennuurruunnkkaannnniillaaiieekkoonnoommiissddaarriiiinnvveessttaassii.. I Innffoorrmmaattiioonn EcEcoonnoommiiccssmmeerruuppaakkaannssuuaattuuaallaatt(t(tooooll))ddaannkkoonnsseeppyyaannggddaappaattmmeemmbbaannttuu m meenniillaaii ddaammppaakk ffiinnaannssiiaall ddaarrii iinnvveessttaassii tteekknnoollooggii iinnffoorrmmaassii tteerrhhaaddaapp ppeerruussaahhaaaann d deennggaannmmeennggeevvaalluuaassiinniillaaii(v(vaalluuee)),,bbiiaayyaa,,ddaannrriissiikkooddaarriiiinnvveessttaassiiTTeekknnoollooggiiIInnffoorrmmaassii.. B Beenneeffiitt ddaarrii iinnvveessttaassii TTeekknnoollooggii IInnffoorrmmaassii ddiikkuuaannttiiffiikkaassii ddaann ddiikkeemmbbaannggkkaann mmeennjjaaddii k koonnsseepp nniillaaii (v(vaalluuee)),, ddeennggaann mmeemmppeerrlluuaass eevvaalluuaassii eekkoonnoommii ddaarrii TTeekknnoollooggii IInnffoorrmmaassii m meellaalluuiippeennaammbbaahhaann bbuussiinneessss ddoommaaiinnddaann tteecchhnnoollooggyy ddoommaaiinn.. 3 366.. LLOOKKAAKKAARRYYAARRIISSEETTPPEEMMAASSAARRAANN D Deesskkrriippssii K Koommooddiittaassppeerrkkeebbuunnaannsseejjaakkllaammaammeennjjaaddiissaallaahhssaattuuaannddaallaannppeerreekkoonnoommiiaannnnaassiioonnaall,, t teerruuttaammaaeekkssppoorrsseekkttoorrnnoonn--mmiiggaass,,yyaannggmmeennyyuummbbaannggkkaannddeevviissaanneeggaarraaddaallaammjjuummllaahh s siiggnniiffiikkaann.. SSeemmaakkiinn ddiinnaammiissnnyyaa ppeerruubbaahhaann yyaanngg tteerrjjaaddii ddii bbiiddaanngg ppeerrddaaggaannggaann k koommooddiittii,, ssuuddaahh sseellaayyaakknnyyaa ppaarraa ppeellaakkuu bbiissnniiss ppeerrkkeebbuunnaann yyaanngg mmeemmppeerrkkuuaatt k koommppeetteennssii ddii bbiiddaanngg rriisseett ppaassaarr.. PPeenniinnggkkaattaann kkeemmaammppuuaann rriisseett ppaassaarr ddiihhaarraappkkaann d daappaattmmeenniinnggkkaattkkaannnniillaaii((vvaalluuee))ppeennjjuuaallaannkkoommooddiittiisseeccaarraaooppttiimmaall..

(24)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 24  M Meennggiinnggaatt bbaahhwwaa ddaallaamm mmeenneettaappkkaann ssttrraatteeggii ddaann kkeebbiijjaakkaann ppeemmaassaarraann tteerrsseebbuutt p peerruussaahhaaaann ppeerrkkeebbuunnaann ddiihhaaddaappkkaann ppaaddaa kkoonnddiissii ppeerrddaaggaannggaann ddaann ppeerreekkoonnoommiiaann n naassiioonnaall sseerrttaa iinntteerrnnaassiioonnaall yyaannggddiinnaammiiss,, mmaakkaappeerruussaahhaaaannppeerrkkeebbuunnaannddiihhaarraappkkaann m maammppuu mmeennggaakksseess iinnffoorrmmaassii ppaassaarr,, mmeennggaannaalliissiiss iinnffoorrmmaassii tteerrsseebbuutt,, sseerrttaa ddaappaatt m meennggaannttiissiippaassii bbeerrbbaaggaaii ppeerruubbaahhaann ddaann trtreenndd yyaanngg aaddaa.. DDeennggaann kkaattaa llaaiinn,, ppaarraa m maannaajjeerr yyaannggmmeennaannggaannii ddaanntteerrkkaaiitt ttuuggaassnnyyaaddeennggaannaakkttiivviittaassppeennggeemmbbaannggaannsseerrttaa p peemmaassaarraannkkoommooddiittiippeerrlluummeemmiilliikkiippeennggeettaahhuuaannddaannwwaawwaassaannmmeennggeennaaiippaassaarr,,sseerrttaa m maammppuu mmeellaakkuukkaann aannaalliissiiss ddeennggaann bbeerrbbaaggaaii ppeennddeekkaattaann,, bbaaiikk yyaanngg bbeerrssiiffaatt f fuunnddaammeennttaall mmaauuppuunntteekknniikkaall..RRiisseett ppaassaarr yyaannggeeffeekkttiiff ppaaddaappeerruussaahhaaaannppeerrkkeebbuunnaann p paaddaaaakkhhiirrnnyyaaddaappaattmmeenndduukkuunnggppaannggaammbbiillaannkkeeppuuttuussaannppeennjjuuaallaann..

V. BIDANG MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN

37. PENINGKATAN KOMPETENSI ASISTEN KEBUN

Deskripsi

Kinerja Unit merupakan resultante dari efektivitas dan efisiensi seluruh jajaran manajer dalam mengelola sumber daya yang ada di Unit Kerja. Untuk itu setiap manajer perlu memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang positif sesuai tugas dan tanggung jawabnya.

Asisten Kebun merupakan jajaran manajer kebun yang mempunyai peran strategis dalam berkontribusi pencapaian sasaran Unit, mengingat selain harus mampu mengelola aset perusahaan yang menjadi kewenangannya serta stake holder sosial di lingkungannya, mereka juga dituntut mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah yang ada di afdeling/kebun.

Dengan demikian agar para asisten dapat menjalankan fungsi dan perannya dengan efektif, mereka selain selalu ditingkatkan kompetensinya di bidang teknis dalam hal pengelolaan sumber daya kebun, diperlukan pula pembekalan dalam hal teknis pemecahan masalah yang dihadapi, dan upaya menjadi pribadi yang efektif serta pengembangan kemampuan memimpin.

38. PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI MANDOR KEBUN

Deskripsi

Kinerja kebun sebagai unit usaha perusahaan sangat ditentukan oleh kinerja SDM Kebun. Mandor kebun mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan kinerja kebun. Kompetensi mandor baik berupa soff competency maupun hard competency sangat diperlukan dalam mendukung kinerja.

(25)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 25  Jika perencanaan dan pengawasan kurang optimal, maka prestasi mandor kebun tidak optimal. Dengan demikian, peran mandor dalam pengelolaan kebun sangatlah besar.

Agar mandor dapat menjalankan fungsi dan perannya dengan efektif, perlu ditingkatkan kompetensinya, baik yang bersifat hard maupun soft competence. Selain kompetensi teknis dalam hal budidaya kelapa sawit, kompetensi untuk memecahkan masalah, mengatur, mengawasi dan menggerakkan karyawan perlu ditingkatkan.

39. PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI MANDOR PANEN KELAPA SAWIT

Deskripsi

Kinerja perusahaan sangat ditentukan oleh akumulasi kinerja unit-unit usaha. Selain bagian pabrik dan keuangan, bagian tanaman mempunyai kontribusi besar dalam menentukan kinerja unit. Diantara tahapan kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit, kegiatan panen merupakan penentu keberhasilan unit dalam meraih prestasi.

Jika perencanaan dan pengawasan panen kurang optimal, maka prestasi pemanen tidak optimal, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Selain itu, jika premi panen tidak menarik, pemanen kurang termotivasi untuk menggali potensi produksi yang tersedia di kebun. Dengan demikian, peran mandor panen dalam penggalian produksi sangatlah besar.

Agar mandor panen dapat menjalankan fungsi dan perannya dengan efektif, mereka perlu senantiasa ditingkatkan kompetensinya, baik yang bersifat hard maupun soft competence. Selain kompetensi teknis dalam hal panen kelapa sawit, kompetensi untuk mengatur, mengawasi dan menggerakkan pemanen pun perlu ditingkatkan. Selain itu pula dibangun sikap mental positif.

40. KURSUS GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEM (GIS)

DESKRIPSI

Penerapan konsep precision agriculture (PA) menghilangkan “mitos” peliknya mendongkrak produktivitas tanaman, reduce cost, increase profit margin dan reduce polutan. Konsep ini menekankan pengelolaan perkebunan dengan mempertimbangkan keragaman spasial dan temporal tanaman di lapangan.

Salah satu komponen upaya PA adalah Geographical Information System (GIS) yang merupakan system informasi data geografis berbasis teknologi komputer. Teknologi ini diyakini mampu mendukung manajemen perkebunan dalam mengambil keputusan yang bersifat strategis, maupun operasional di perkebunan (decision support system). Oleh karena itu, sudah waktunya teknologi ini diterapkan di lingkungan perkebunan. Dalam rangka mendukung kesiapan Perkebunan menerapkan teknologi tersebut, maka LPP berencana melaksanakan Pelatihan Implementasi GIS dan Implementasinya di

(26)

Informasi Diklat LPP 2012 ‐ halaman 26  Perkebunan bagi Staf Tanaman, Staf Litbang/Calon penanggung jawab dan personil pengelola GIS di Perkebunan.

41. KURSUS GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

Deskripsi

Informasi yang benar mengenai batas, luas, dan peta areal kebun adalah sangat penting dan vital, mengingat hal ini akan sangat membantu pencapaian efektivitas dan efisiensi kegiatan kebun selanjutnya. Untuk itu, keberadaan peta kebun yang akurat dan modern mutlak diperlukan.

Pengukuran dan pemetaan areal kebun menggunakan peralatan Global Positioning System (GPS) merupakan pemetaan yang mudah, praktis, portable dan cepat dengan tingkat ketelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.

Di samping pemetaan bersifat mudah, dan praktis, produk pemetaan ini merupakan peta dasar berbentuk digital (digital base map) yang merupakan prasyarat untuk implementasi Sistem Informasi Geografis (SIG) serta sekaligus merupakan peta kerja (working map) yang efektif.

Perlunya pelatihan dengan porsi praktek lebih banyak diberikan, mengingat pelatihan ini menekankan pada penguasaan dan keterampilan menggunakan peralatan GPS baik pada areal datar maupun areal yang berbukit.

42. KURSUS PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PETANI

Deskripsi

Sebagai konsekuensi penugasan dari pemerintah kepada BUMN Perkebunan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar sesuai sumberdaya yang tersedia, maka pembangunan Kebun Plasma merupakan tugas mulia yang mengandung konsekuensi finansial dan sosial yang tidak ringan.

Perlu dipahami bahwa potensi dan masalah di Kebun Plasma dan Kebun KKPA tidaklah sepenuhnya sama dengan Kebun Inti. Di Kebun Inti, masalah teknis lebih mendominasi, dan masalah dapat diselesaikan secara internal perusahaan. Sedangkan di Kebun Plasma dan KKPA, sebagian besar persoalan didominasi oleh masalah sosial, yang melibatkan sebagian besar stakeholders dengan potensi konflik yang cukup besar. Oleh karena itu, penanganan Kebun Plasma dan KKPA seyogyanya berbeda dengan Kebun Inti.

Sehubungan dengan itu, diperlukan program pembenahan organisasi dan sistem Plasma dan KKPA oleh manajemen perusahaan dengan didampingi LPP, yang dilanjutkan dengan pendampingan implementasinya .

Referensi

Dokumen terkait