• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skrining Fitokimia Daun Sirsak Dengan Metode Tabung (Reaksi Warna)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skrining Fitokimia Daun Sirsak Dengan Metode Tabung (Reaksi Warna)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Skrining Fitokimia Daun Sirsak

Skrining Fitokimia Daun Sirsak dengan Metode Tabung (Reaksi Warna)dengan Metode Tabung (Reaksi Warna)

LAPORAN LAPORAN Praktikum Fitokimia Praktikum Fitokimia

Pengujian Senyawa Aktif pada Daun Sirsak  Pengujian Senyawa Aktif pada Daun Sirsak 

OLEH OLEH Imroatus

Imroatus Sholikha Sholikha 1402014020 Maria Novita Leka

Maria Novita Leka Wildan

Wildan Akhya Akhya Adim Adim 1403714037 Yeni

Yeni Puspika Puspika Sari Sari 1403814038

AKADEMI ANALI

AKADEMI ANALISIS FARMASI DAN MAKASIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA NAN PUTRA INDONESIA MALANGMALANG OKTOBER 2015

(2)
(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skrining fitokimia atau penapisan kimia adalah tahapan awal untuk mengidentifikasi kandungan kimia yang terkandung dalam tumbuhan, krna pada tahap ini kita bisa

mengetahui golongan senyawa kimia yang dikandung tumbuhan yang sedang kita uji/teliti.

Pendekatan skrining fitokimia meliputi analisis kualiatif kandungan kimia dalam tumbuhan

atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah, biji), terutama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif, yaitu alkaloid, antrakinon, flavonoid, glikosida

 jantung, kumarin, saponin (steroid dan triterpenoid), tannin (polifenolat), minyak atsiri (terpenoid), iridoid, dan sebagainya.

Glikosida adalah senyawa yang menghasilkan satu atau Iebih gula (kon) diantara produk hidrolisisnya dan sisanya berupa senyawa bukan gula (aglikon). Bila gula yang terbentuk adalah glukosa maka golongan senyawa itu disebut glukosida, sedangkan bila terbentuk gula Iainnya disebut cilikosida. Di alam ada 0-glikosida, C-glikosida, N-glikosida, dan

S-glikosida.

Saponin adalah glikosida yang bila di hidrolisis menghasilkan aglikon disebut sapogenin dan bagian gula. Saponin diberi nama demikian karena sifatnya yang menyerupai sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jikaa dikocok dengan air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah.

Kuinon merupakan senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar seperti kromofor  benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan dua ikatan

rangkap karbon-karbon.Untuk tujuan identifikasi, kuinon dibagi menjadi empat kelompok, diantaranya adalah benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon dan isoprenoid. Kelompok  benzokuinon, naftokuinon dan antrakuinon biasanya terhidroksilasi dan bersifat senyawa

fenol, mungkin dalam bentuk glikosida atau bentuk kuinol, kadang-kadang juga bentuk dimer. Sedangkan kuinon isoprenoid yang terlibat dalam respirasi sel dan fotosintesis diperlukan cara khusus untuk memisahkannya dari bahan lipid lain (Harborne, 1987).

(4)

1.2 Tujuan

1. Untuk mengidentifikasi glikosida antrakinon dan saponin dalam daun sirsak dengan metode skrining fitokimia

(5)

BAB II DASAR TEORI

2.1 Skrining fitokimia

Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa-senyawa metabolit sekunder. Suatu ekstrak dari bahan alam terdiri atas berbagai macam metabolit sekunder yang  berperan dalam aktivitas biologinya. Senyawa-senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan  pereaksi-pereaksi yang mampu memberikan ciri khas dari setiap golongan dari metabolit

sekunder (Harborne,1987). Berbagai metode yang dapat digunakan untuk identifikas i metabolit sekunder yang terdapat pada suatu ekstrak antara lain:

a. Identifikasi senyawa fenolik identifikasi adanya senyawa fenolik dalam suatu cuplikan dapat dilakukan dengan pereaksibesi (III) klorida (FeCl3) 1% dalam etanol. Adanya

senyawa fenolik ditunjukkan oleh timbulnya warna hijau, merah ungu, biru atau hitam yang kuat.

 b. Identifikasi senyawa golongan saponin (steroid dan terpenoid)Saponin adalah suatu

glikosida yang larut dalam air dan mempunyaikarakteristik dapat membentuk busa apabila dikocok, serta mempunyai kemampuan menghemolisis sel darah merah. Saponin

mempunyai toksisitas yang tinggi. Berdasarkan st rukturnya saponin dapat dibedakan menjadi dua macamyaitu saponin yang mempunyai rangka steroid dan saponin yang mempunyai rangka triterpenoid. Berdasarkan pada strukturnya saponin akan memberikan reaksi warna yang karakteristik dengan pereaksi Liebermann-Buchard (LB).

c. Identifikasi senyawa golongan alkaloid Alkaloid merupakan senyawa nitrogen yang sering terdapat dalamtumbuhan. Atom nitrogen yang terdapat pada molekul alkaloid umumnya merupakan atom nitrogen sekunder ataupun tersier dan kadang terdapat sebagai atom nitrogen kuarterner (Harborne, 1987). Salah satu pereaksi untuk mengidentifikasi adanya alkaloidmenggunakan pereaksi Dragendorff dan pereaksi Mayer.

d. Identifikasi golongan antraquinon Antrakuinon merupakan suatu glikosida yang di dalam tumbuhan biasanya terdapat sebagai turunan antrakuinon terhidloksilasi, termitilasi,

atauterkarboksilasi. Antrakuinon berikatan dengan gula sebagai o-glikosida atau sebagai C glikosida. Turunan antrakuinon umumnya larut dalam air panas atau dalam alkohol encer. Senyawa antrakuinon dapat bereaksi dengan basa memberikan warna ungu atau hijau. 2.2 Glikosida Antrakinon

Glikosida antrakinon, golongan glikosida ini aglikonnya adalah sekerabat dengan

antrasena yang memiliki gugus karbonil pada kedua atom C yang berseberangan (atom C dan C) atau hanya C(antron) dan C ada gugus hidroksil (antranol).

Senyawa antrakinon dan turunannya seringkali bewarna kuning sampai merah sindur (oranye), larut dalam air panas atau alkohol encer. Untuk identifikasi digunakan reaksi Borntraege.

Antrakinon yang mengandung gugus karboksilat (rein) dapat diekstraksi dengan  penambahan basa, misalnya dengan natrium bikarbonat. Hasil reduksi antrakinon adalah

antron dan antranol, terdapat bebas di alam atau sebagai glikosida. Antron bewarna kuning  pucat, tidak menunjukkan fluoresensi dan tidak larut dalam alkali, sedangkan isomemya,

yaitu antranol bewarna kuning kecoklatan dan dengan alkali membentuk larutan berpendar (berfluoresensi) kuat.

Glikosida antrakinon adalah stimulan katartika dengan meningkatkan tekanan otot polos  pada dinding usus besar, aksinya akan terasa sekitar 6 jam kemudian atau lebih lama. Adapun

(6)

mekanisme belum jelas, namun diduga antrakinon dan antranol dan turunannya berpengaruh terhadap tranpon ion dalam sel colon dengan menghambat kanal ion Cl-.

2.3 Saponin

Saponin adalah suatu glikosida alamiah yang terikat dengan steroid atau trit erpena. Saponin mempunyai aktifitas farmakologi yang cukup luas dian taranya meliputi:

immunomodulator, anti tumor, anti inflamasi, antivirus, anti jamur, dapat membunuh kerang-kerangan, hipoglikemik, dan efek hypokholesterol. Saponin juga mempunyai sifat bermacam-macam, misalnya: terasa manis, ada yang pahit, dapat berbentuk buih, dapat menstabilkan emulsi, dapat menyebabkan hemolisis. Dalam pemakaiannya saponin bisa dipakai untuk  banyak keperluan, misalnya dipakai untuk membuat minuman beralkohol, dalam

industripakaian, kosmetik, membuat obat-obatan, dan dipakai sebagai obat tradisional.

2.4 Daun Sirsak

(7)

 Divisio : Spermatophyta  Sub Divisio : Angiospermae  Class : Dicotyledonae

 Ordo : Polycarpiceae  Famili : Annonaceae  Genus : Annona

 Species : Annona muricata Linn

Berbagai manfaat sirsak untuk terapi antara lain pengobatan batu empedu, antisembelit, asam urat dan meningkatkan nafsu makan. Dengan mengkonsumsi buah sirsak dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlambat proses penuaan (sebagai obat agar awet muda). Selain itu, kandungan seratnya juga berfungsi untuk memperlancar pencernaan, terutama untuk pengobatan sembelit.

(8)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan: Alat:  Tabung reaksi  Pipet tetes  Beaker glass  Gelas ukur  Penjepit tabung Bahan:  Etanol 96%  Benzena  Aquades 3.2 Cara Kerja: A. Uji Antrakinon

melarutkan 2 mg sampel dengan 10 mL akuades kemudian disaring, filtrat diekstrak dengan 5 mL benzena. Hasil ekstrak dibagi menjadi 2 bagian, A dan B. Filrat A digunakan sebagai blangko dan filtrat B ditambahkan 5 mL ammonia kemudian dikocok, bila terdapat warna merah berarti hasil positif.

B. Uji Saponin

metode Forth yaitu dengan cara memasukkan 2 mg sampel kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 10 mL akuades lalu dikocok selama 30 detik, diamati

 perubahan yang terjadi. Apabila terbentuk busa yang mantap (tidak hilang selama 30 detik) maka identifikasi menunjukkan adanya saponin.

(9)

BAB IV PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum yang dilakukan, terdapat saponin dalam daun sirsak dikarenakan adanya  busa dalam larutan daun sirsak yang sudah di ekstrak. Busa tersebut berasal dari beberapa  penyebab, seperti halnya yang terjadi pada percobaan uji saponin, sampel yang sudah di timbang 2 gram dilarutkan dalam air sebanyak 10 mL, setelah itu dikocok dengan kuat sehingga menghasilkan busa yang agak tebal Menurut Robinson (1995) senyawa yang memiliki gugus polar dan nonpolar bersifat aktif permukaan sehingga saat dikocok dengan air, saponin dapat membentuk misel.Pada struktur misel, gugus polar menghadap ke luar sedangkan gugus nonpolarnya menghadap ke dalam. Keadaan inilah yang tampak seperti  busa.dengan demikian sampel mempunyai zat saponin seperti Gambar 1.1

GAMBAR 1.1

Berbeda hasil saat praktikum skrining uji saponin hasil yang di keluarkan saat uji antrakinon menunjukan bahwa sampel tidak memiliki zat antrakinon dikarenakan saat pengujian menurut literature terjadi cicin warna merah pada campuran 5 mL benzene dan 5 mL ammonia, yang terjadi disaat praktikum adalah terjadi pemisaan antara dua zat antara sampel dan campuran benzene dan ammonia, seperti Gambar 2.1

GAMBAR 2.1

sepertihalnya sifat kimia dan fisikinya yaitu, Senyawa antrakinon dan turunannya seringkali  bewarna kuning sampai merah sindur (oranye), larut dalam air panas atau alkohol encer.

Untuk identifikasi digunakan reaksi Borntraeger (Iihat MMI). Antrakinon yang mengandung gugus karboksilat (rein) dapat diekstraksi dengan penambahan basa, misalnya dengan natrium bikarbonat. Hasil reduksi antrakinon adalah antron dan antranol, terdapat bebas di alam atau sebagai glikosida. Antron bewarna kuning pucat, tidak menunjukkan fluoresensi dan tidak larut dalam alkali, sedangkan isomemya, yaitu antranol bewarna kuning kecoklatan dan dengan alkali membentuk larutan berpendar (berfluoresensi) kuat.

(10)

KESIMPULAN

Dengan adanya uji skrinng pada daun sirsak menunjukan bahwa sampel (simplisia daun Sirsak ) mengandung senyawa saponin dan tidak megandung senyawa antrakinon

Referensi

Dokumen terkait