Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera
famili Delphacidae.
Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd pertemuan sayap depan.
Panjang badan serangga jantan 2-3 mm dan betina 3-4 mm.
Inang utama adalah padi.
Shg perkembangan populasi wereng coklat tergantung pada adanya tanaman padi.
Serangan terjadi pada semua fase tumbuh (mulai di persemaian sampai menjelang
panen)
Telur berwarna putih, berbentuk seperti buah pisang, berukuran 1,30 mm x 0,33 mm
Diletakkan berkelompok di dalam jaringan pelepah daun tanaman padi. Namun kadang-kadang pada helai daun.
Telur menetas setelah 7-10 hari.
Oleh karena telur wereng coklat diletakkan dlm jaringan pelepah daun, maka telur
Wereng coklat melewati 5 tahap
pertumbuhan nimfa yang dibedakan menurut ukuran tubuh dan bentuk bakal sayapnya.
Serangga muda itu disebut nimfa.
Menurut ukuran sayapnya wereng coklat dewasa terdiri dari 2 bentuk, yaitu bentuk
bersayap panjang (makroptera) dan bentuk bersayap pendek (Brakhiptera).
Pemunculan kedua bentuk tersebut
dipengaruhi oleh kepadatan populasi. Bentuk makroptera dapat terbang sehingga
berfungsi untuk menemukan tempat hidup baru.
Perpindahan wereng coklat jarak jauh dapat terjadi dengan bantuan angin.
Setelah kawin wereng coklat betina mulai
bertelur, puluhan butir telur sehari.
Selama hidupnya, seekor betina di Laboratorium
dapat menghasilkan telur sampai 1000 butir.
Tetapi karena adanya pengaruh lingkungan, di
lapangan hanya 100-600 butir.
Lama hidup makroptera migran kurang dari 5
hari dan masa hidup Brakhiptera betina berkisar antara 5-9 hari.
Di daerah tropis, satu generasi wereng coklat
Populasi wereng coklat yg berkembang di sawah dimulai oleh wereng coklat migran pada awal fase pembentukan anakan padi. Setelah menetap, wereng coklat
berkembangbiak secara eksponential untuk 1 atau 2 generasi pada padi fase vegetatif,
Apabila imigrasi tjd pada umur 2 atau 3 mst, maka
wereng coklat dapat berkembang biak sebanyak dua generasi. Puncak populasi nimfa generasi pertama
(G1) dan kedua (G2) berturut-turut muncul pada umur 5-6 minggu setelah tanam dan 10-11 mst.
Apabila imigrasi tjd setelah tanaman berumur 5-6
mst, puncak generasi nimfa hanya dijumpai satu kali, yaitu pada umur 9-10 mst.
Pada keadaan lain kepadatan populasi tertinggi
terjadi pada fase pembungaan tanaman padi yaitu pada umur 9-11 mst.
Apabila kepadatan populasi mencapai 300-500 ekor
per rumpun, tanaman akan segera mati kering (hopperburn).
Wereng coklat dewasa yang muncul pada saat
tanaman berumur 7 mst umumnya berbentuk brakhiptera.
Pada tanaman fase generatif wereng coklat
yang muncul umumnya berbentuk makroptera yang kemudian pindah dari pertanaman
tersebut. Akibatnya populasi wereng coklat berkurang dengan cepat selama fase
pemasakan tanaman padi.
Jika pada hamparan yang sama terdapat sawah
yang baru ditanami maka akan terjadi migrasi wereng coklat makroptera dari tanaman padi fase generatif tsb.
Karena itu pengaturan pola tanam yang berupa menanam serempak pada satu hamparan yang cukup luas sangat
bermanfaat, guna menghindarkan
perpindahan wereng coklat dari pertanaman satu ke pertanaman lainnya.
Langkah pertama adalah mengetahui
kecenderungan populasi wereng coklat pada setiap lokasi dan musim tanam.
Banyaknya wereng coklat migran pada
waktu-waktu tertentu dicatat secara cermat dan teratur. Wereng coklat betina
brakhiptera yang muncul pada generasi selanjutnya merupakan kunci utama
Di daerah tropis, peranan musuh sangat besar.
Diantaranya adalah predator Lycosa sp
mampu memangsa 10-20 ekor wereng coklat dewasa / hari atau 15-20 nimfa sehingga
LABA-LABA BERMATA JALANG
Mikrovelia dauglasi yang banyak terdapat
pada permukaan air sawah, memangsa nimfa yang jatuh dari tanaman.
Kepik Cyrtorhinus lividipennis merupakan predator utama yang memangsa telur dan nimfa.
KEPIK MIRID CYRTORHINUS
KUMBANG STACFILINEA
CAPUNG JARUM
Selain itu terdapat beberapa parasit yaitu antara lain kelompok Mymaridae,
Trichogrammatidae, Dryinidae, dan
Elenchidae, Anagrus, Oligosita, Gonatocerus, Pseudogonatopus
Serangga dewasa dan nimfa biasanya menetap di
bagian pangkal tanaman padi dan mengisap pelepah daun. Wereng coklat menusukkan stiletnya ke
tanaman inang dan mengisap cairan tanaman dari jaringan floem.
Nimfa instar ke empat dan kelima menghisap cairan
tanaman lebih banyak daripada instar pertama, kedua dan ketiga.
Wereng coklat betina mengisap cairan lebih banyak
daripada yang jantan.
Kerusakan khas akibat isapan wereng coklat adalah
daun tanaman menjadi kuning dan tanaman
mengering dengan cepat (seperti terbakar) yang dikenal dengan Hopperburn.
Gejala awal yang timbul adalah menguningnya
helaian daun yang paling tua dan makin
banyaknya jamur jelaga karena banyaknya
embun madu yang dikeluarkan wereng coklat. Perubahan warna berlangsung terus meliputi semua bagian tanaman, dan akhirnya seluruh tanaman mengering berwarna coklat.
Hopperburn biasanya terjadi pada fase setelah
pembentukan malai. Kehilangan hasil akibar
serangan wereng coklat berkisar antara 10-90%, tergantung pada tingkat kerusakan tanaman
Penyakit kerdil rumput adalah penyakit pada tanaman padi yang disebabkan oleh
virus, Virus ini ditularkan dari rumpun satu ke rumpun yang lain melalui serangga penular/ vector yaitu Wereng batang coklat/ WBC.
Gejala serangan kerdil rumput : Tanaman menjadi kerdil
Jumlah anakan bertambah banyak dan tumbuh tegak
Daun pendek, warna hijau pucat kekuningan dengan bercak-bercak warna coklat.
Malai yang dihasilkan sedikit, pada serangan beras tidak menghasilkan malai.
PENYAKIT KERDIL RUMPUT
Gejala Kerdil Hampa (Ragged stunt)
Tanaman menjadi kerdil dengan penurunan
tinggi tanaman 40 – 50%
Bila serangan terjadi pada awal pertumbuhan
bibit daun melingkar seperti terpilin tapi helai daun bergerigi
Bila serangan dimulai pada akhir pertumbuhan,
anakan tanaman membentuk anakan bercabang dan membengkak (puru) pada tulang daun.
Keluarnya malai terhambat dan bulir menjadi
KERDIL HAMPA
1. Bertanam serempak
2. Penyemaian benih 15 hari setelah puncak penebangan
3. Tanam varietas tahan : IR-66, IR-74, INPARI-13
4. Monitoring
5. Pemupukan berimbang
6. Tanami pematang dengan kacang-kacangan, dpt memperkaya MA
Hasil penelitian :
1. Tanam VUB tahan wereng coklat, terapkan jajar legowo, pemupukan berimbang sesuai hasil PUTS dan BWD, dan menyemprot
tanaman dengan insektisida. Gunakan insektisida berbahan aktif Imidakloprid,
Fipronil dan Theametoxam (350-500 l/ha)
Pesemaian disemprot dengan
entomopatogen seperti Beauveria bassiana,
Metarhizium, Verticillium dengan dosis 5-10
2. Lakukan pengamatan di pertanaman setiap 1-2 minggu, periksa 20 rumpun tanaman pada arah diagonal petakan kemudian dihitung jumlah
wereng coklat sayap panjang, sayap pendek dan nimpa. Bila rata-rata 3 – 4 ekor/rumpun pada
tanaman berumur <40 hst atau rata-rata 5 ekor atau lebih/rumpun pada tanaman berumur > 40 hst berarti sudah mencapai AE, lakukan
pengendalian dengan insektisida yang dianjurkan.
2. Pengamatan lapang dilakukan 3-7 hari sekali pada pangkal batang. Bila di lahan dijumpai populasi > 3 ekor/rumpun, tanaman
disemprot dengan insektisida kontak interval 2 kali seminggu selama 3 kali penyemprotan.
3. Apabila setelah tiga kali penyemprotan
insektisida kontak, populasi turun <3
ekor/rumpun, tanaman disemprot insektisida sistemik sampai di pertanaman padi tidak
ditemukan wereng coklat. Penyemprotan
insektisida diarahkan pada pangkal batang, dilakukan jam 7-10 pagi atau jam 3-5 sore, hindari penyemprotan saat hujan.
4. Bila banyak hujan, penyemprotan insektisida ditambah perekat. Lakukan pengendalian
yang sama pada tanaman padi pada radius 100-200 m.
Daun sirsak : 1 genggam
Rimpang jeringau : satu genggam Bawang putih : 20 siung
Deterjen/sabun colek : 20 g
Air : 20 liter
Cara : dihaluskan, dicampur, direndam 2 hari, disaring, setiap 1liter diencerkan dengan 10-15 liter air.
Biji mimba : 50 g Alkohol : 10 cc Air : 1 liter
Cara : Biji ditumbuk halus, diaduk dengan alkohol, diencerkan dlm air,
diendapkan semalam, disaring,