Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 1 Edisi Mei 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | ii
JURNAL PAEDAGOGY
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Dewan Redaksi
Pelindung dan Penasihat : Prof. Drs. Toho Cholik Mutohir, MA., Ph.D Penanggung Jawab : Dra. Ni Ketut Alit Suarti, M.Pd
Ketua Penyunting : Drs.Wayan Tamba, M.Pd. Sekertaris Penyunting : 1. M. Arief Rizka, M.Pd.
2. Hariadi Ahmad, M.Pd.
Keuangan : Junain Huri
Penyunting Ahli : 1. Prof. Dr. Azis Abdul Wahab, M.Pd. 2. Prof. Dr. Gede Sedamayasa, M.Pd. 3. Prof. Dr. Wayan Maba
4. Dr. Hj. Jumailiyah, M.M. 5. Dr. Gunawan, M.Pd.
Penyunting Pelaksana : 1. Muh. Husein Baysha, S.Pd., M.Pd. 2. Mujiburrahman, M.Pd.
3. M. Ary Irawan, M.Pd.
4. Endah Resnandari Puji Astuti, S.Pd.,M.Pd. 5. Restu Wibawa, M.Pd.
6. Wiwien Kurniawati, M.Pd. Pelaksana Ketatalaksanaan : 1. Hardiansyah, S.Pd., MM.Pd.
2. Jien Tirta Raharja, M.Pd.
Distribusi : Nuraeni, M.Si.
Desain Cover : Muh. Husein Basyha, S.Pd., M.Pd. Alamat Redaksi:
Redaksi Jurnal Paedagogy
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Gedung Dwitiya, Lt.3. Jalan Pemuda No.59 A Mataram Telp.(0370) 638991
Email: jurnal.fip.ikipmataram@gmail.com
Jurnal Paedagogy menerima naskah tulisan penulis yang original (belum pernah diterbitkan sebelumnya) dalam bentuk soft file, office word document (CD/ Flashdisk/ Email).
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 1 Edisi Mei 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | iii
JURNAL PAEDAGOGY
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Daftar Isi
HalamanHariadi Ahmad
PENINGKATAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI MELALUI
PELATIHAN SELF ADVOCACY SISWA….……….
1 – 11
M. Rasyid Ridlo
PENDIDIKAN HOLISTIK (INSPIRASI PARADIGMA PENDIDIKAN
ABAD 21) ……….……..… 12 – 22
Mustakim
PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KEMANDIRIAN
SISWA ……… 23 – 29
M. Ary Irawan
STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI
SEKOLAH ……….
30 – 36
Maskun
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS ..….……. 37 – 45 Suharyani
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH : PELUANG DAN TANTANGAN
DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN ……....….. 46 – 53 Mujiburrahman dan Agus Jayadi
EVALUASI MICRO TEACHING (PPL I) MAHASISWA INSTITUT KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) MATARAM ..……….
54 – 62
Muhammad Faqih
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PRIMER DI SMKN 2
MATARAM ... 63 – 67 Nuraeni
PENILAIAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINl ………... 68 – 77 Sukarman dan Andri Gusnadi
PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDU TERHADAP PERILAKU EGOIS PADA SISWA SMAN 1 PRINGGASELA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR ………. 78 – 81
ISSN 2355-7761
Volume 2 Nomor 1 Edisi Mei 2015
Halaman | 54
EVALUASI MICRO TEACHING (PPL I)
MAHASISWA INSTITUT KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP) MATARAM
Mujiburrahman dan Agus Jayadi
Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Mataram
e mai: mujib55@rocketmail.com; agus.jayadi@rocketmail.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meninjau proses pelaksanaan pembelajaran Micro Teaching (PPL 1) pada mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) IKIP Mataram. Dalam melakukan evaluasi peneliti menyesuaikan dengan komponen-komponen evaluasi model “CSE-UCLA”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: System Assessmenttelah memenuhi keberhasilan, yakni mata kuliah micro teaching/PPL 1 mempunyai dokumen-dokumen tentang penerapanmata kuliah tersebut. Program Planning terdiri dari : (a). Kemampuan dosen pengampu mata kuliah, (b). Kemampuan mahasiswa PPL 1, dan (c). Sarana dan prasarana pembelajaran) Program Implementation (dosen pengampu memiliki gelar magister (S2), memiliki pengalaman dan pernah mengampu mata kuliah bersangkutan.
Program Imvropment (Pada komponen ini yang di evaluasi adalah : Pertama,
persiapan pelaksanaan pembelajaran mata kuliah micro teaching /PPL1 yang di laksanakan oleh dosen pengampu mata kuliah melalui beberapa tahapan, yaitu: Pertama mempersiapkan silabus perkuliahan. Keduamempersiapkan Satuan Acara Perkuliahan.Kedua :proses perkuliahan, adanya presensi kehadiran mahasiswa maupun dosen, adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktek pengajaran baik di lab micro teaching maupun di dalam kelas. Program Certification
(Ketercapaian Tujuan, Secara keseluruhan Micro Teaching (PPL 1), di laksanakan
sesuai dengan aturan yang berlaku di IKIP Mataram terpenuhinya 12 kali tatap muka pada proses perkuliahan dan maksimal 16 kali pertemuan, Prosentase Kelulusan Mahasiswa pada mata kuliah micro teaching/ PPL1 di kategorikan tinggi di bandingkan dengan prosentase mahasiswa yang belum lulus.
Kata Kunci : Evaluasi dan Micro Teaching PENDAHULUAN
Perguruan tinggi dalam rangka menyiapkan tenaga pendidik yang memiliki sumber daya yang berkualitas dan memiliki kreatifitas tinggi tentunya harus didukung oleh dosen/tenaga pengajar yang berkualitas dengan terpenuhinya sarana dan prasarana pembelajaran. Sekolah dalam hal ini sebagai mitra dari lembaga pendidikan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang akan menggunakan lulusan dari Perguruan Tinggi sudah barang tentu memiliki kriteria tertentu dan mengacu pada kebutuhan sekolah dalam merekrut atau memberikan kesempatan
bagi mereka yang sudah selesai kuliah untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya di sekolah.
Sebagai lembaga pendidikan yang secara berkesinambungan memiliki jenjang pendidikan baik dari jenjang Sekolah Dasar (SD)/MI, SMP dan Sekolah Menengah Atas, ikut andil dalam menyiapkan calon-calon guru yang berkualitas dan profesional yang terikat dalam sebuah kerjasama dengan perguruan tinggi melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) dengan harapan mahasiswa mampu menyiapkan perangkat pembelajaran sebelum masuk kelas, memilih metode
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 1 Edisi Mei 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 55 dan media yang tepat untuk materi yang
akan disampaikan, mahasiswa dapat beriteraksi langsung dengan siswa dan bagaimana sebenarnya mengajar yang sesungguhnya.
Menurut Hamalik PPL adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi mahasiswa LPTK, yang meliputi, baik latihan mengajarmaupun latihan di luar mengajar (OemarHamalik, 2009: 171). Kaitanya dengan teori di atas Program Pengalaman Lapangan (PPL) dapat diartikan sebagai suatu program yang merupakan ajang pelatihan untuk mengaplikasikan berbagai pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang profesional termasuk di dalamnya kegiatan observasi, partisipasi dan kegiatan lainnya bagi jurusan tertentu yang ada di jurusan pendidikan, latihan mengajar, ujian serta tugas kependidikan lainnya. (LPTK Departemen Pendidikan Nasional, 1998: 1) Sementara menurut Suyadi dan Wardani Pengalaman Lapangan adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan dalam PPL, yang memungkinkan mahasiswa calon guru mengenal dengan baik lapangan yang kelak akan menjadi tempat tugasnya. (Anah Suparno Suyadi dan IG.A.K. Wardani, 1992: 26).
Lebih lanjut, pengertian Program Pengalaman Lapangan (PPL) menurut Marzuki PPL merupakan suatu program kegiatan interaksi kulikuler, bersetatus sebagai mata kuliah dari kelompok mata kuliah keahlian II (dua) yang wajib diikuti oleh mahasiswa calon guru tenaga kependidikan, untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesi. (Saleh Marzuki, 2001: 1).Berbagaimacam tujuan di ungkapkan akan tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membentuk guru yang profesional dalam bidangnya.
Menurut Nurhidayah Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini
ditinjau dari dua sisi yaitu: (a) Tujuan umum adalah untuk melatih mahasiswa calon guru agar memiliki kemapuan memperagakan kinerja dalam situasi nyata, baik dalam kegiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan lain. (b) Adapun tujuan husus dari Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini adalah: a). Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrasi, akademik, sosial psikologis sekolah tempat pelatihan. b). Menguasai keterampilan dasar mengajar. c). Mampu mengembang aspek peribadi dan sosial di lingkungan sekolah. d). Menerangkan berbagai kemapuan profesional keguruan secara utuh dan
terpadu dalam situasi
nyata.(http://Darunnajahkindergarter.co m Nurhidayah (Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) PGTK Darunnajah: 2009: 1).
Menurut Suyadi dan Wardani tujuan PPL ditinjau dari dua sisi secara umum dan khusus. Ada pun tujuan umum PPL untuk mengakrabkan mahasiswa calon guru dengan sekolah yang kelak akan jadi tempat tugasnya. Sedangkan secara husus PPL bertujuan sebagai berikut: 1). Mengenalkan mahasiswa dengan keadaan fisik dan lingkungan sekolah, beserta tatatertib sekolah, 2). Sarana, prasarana dan fasilitas di sekolah, 3). Perangkat administrasi sekolah, 4). Berbagai program yang dikembangkan di sekolah, 5). Proses belajar yang berlangsung sehari-hari, 6). Karekteristik murid dan guru disekolah tempat PPL, dan 7). Kehidupan sosial di sekolah. (Suyadi dan Wardani, 1998: 2).
Hasil pembelajaran merupakan cerminan atau gambaran dari sebuah proses transformasi yang pernah dilalui, apakah proses tersebut benar-benar dimanfaatkan atau tidak, materi yang diajarkan oleh seorang guru benar-benar dipahami oleh siswa sehingga ketika diadakan test mengenai materi
Halaman | 56 yang pernah diajarkan tentunya akan
dijawab dengan gampang kalau materinya dipahami oleh mahasiswa didik dan sebaliknya. Pembelajaran menggunakan strategi yang bervariasi tentunya akan menambah semangat belajar siswa, menjadikan pembelajaran semakin bermakna, siswa tidak bosan dan tentunya dengan memperhatikan perbedaan individual yang ada dalam kelas.
Berdasarkan informasi dari sekolah sebagai pengguna mahasiswa yang melaksanakan PPL dan hasil evaluasi yang diselenggarakan oleh LPPM IKIP Mataram terdapat sejumlah mahasiswa yang tidak mampu melaksanakan pembelajaran dilihat dari persiapan perangkat pembelajaran, keberanian berinteraksi dengan siswa, tidak bisa menunjukkan keahlian yang dimiliki dan seringnya tidak masuk kelas dengan alasan-alasan yang bermacam-macam. Berdasarkan latar belakang diatas dipandang penting untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran PPL I (Micro Teaching) pada mahasiswa FPBS IKIP Mataram. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan suatu penelitian evaluatif, bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan kesesuaian dalam Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan I (PPL I) Mahasiswa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Mataram, dengan tujuan yang diharapkan. Maka metode dalam penelitian ini, akan digunakan studi kasus (case study) mengingat peneliti ingin memperoleh gambaran secara mendalam mengenai efektivitas PPL I yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Mataram. Dalam melakukan evaluasi ini peneliti menyesuaikan dengan komponen-komponen evaluasi model
“CSE-UCLA” yang dikembangkan oleh Alkin.
Penggunaan model “CSE-UCLA” dalam penelitian evaluasi ini karena: 1). mengingat model ini sifatnya yang menyeluruh, sederhana dan dianggap sesuai dengan program yang akan diteliti. 2). dengan model ini kegiatan evaluasi PPL I dapat membandingkan antara data di lapangan dengan keriteria keberhasilan yang sudah ditentukan. 3). dalam model ini yang dibandingkan tidak hanya untuk menentukan apakah ada perbedaan tujuan dengan keadaan sebenarnya, tetapi juga dibandingkan dengan standar yang ditentukan.Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, perhitungan statistik yang ditampilkan dalam tabel frekuensi,dan prosentase.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Adapun hasil dari penelitian ini sesuai dengan fokus penelitian sebagai berikut:
1. System Assessment.
a. Kebijakan .
Mata kuliah micro teaching/PPL I adalah mata kuliah yang wajib ditempuh oleh semua mahasiswa yang konsentrsinya dibidang pendidikan dengan bobot 4 SKS, dan mata kuliah tersebut mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Perguruan Tinggi (KTSPT) serta Surat Keputusan (SK) yang sudah di tentukan oleh pemerintah dengan pengembangan silabus, dan indikator pencapaiannya disesuaikan dengan Standar Kompetensi Kelulusan Perguruan Tinggi (PT).
Latar belakang Program Pengalaman Lapangan I (PPL I) meliputi kompetensi-kompetensi keguruan yang harus dikuasai. PPL I merupakan media bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan dasar profesi. Pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, mata kuliah micro teaching/ PPL I
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 1 Edisi Mei 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 57 di aplikasikan dalam bentuk praktik
mengajar dan kegiatan edukasional lainnya di kampus sebelum mahasiswa diberikan praktek di sekolah atau di madrasah selayaknya tempat bekerja nanti setelah mereka selasai di kampus.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dibekali dengan pengetahuan atau hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di dalam kelas nantinya baik pada tahap persiapan sebelum mengajar sampai pada tahapan proses mengajar. Mahasiswa dihadapkan pada kondisi yang menyerupai layaknya guru mengajar, mahasiswa dapat mengaplikasikan kemampuan mengajar, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, serta kemampuan manajerial kelas. Ini dilakukan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menempuh PPL II di sekolah yang sudah ditentukan.
Di Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Mataram, micro teaching /PPL I merupakan salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa disamping mata kuliah keahlian lainnya, dalam kerangka mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun dilapangan pada pelaksanaan PPL 2 (PPL KKN Terpadu) dimana kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi bahkan kemampuan memanajemen kelas sangat dibutuhkan.Kemampuan-kemampuan tersebut juga didukung oleh keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ekstra/intrakampus seperti aktif di organisasi kemahasiswaan di dalam kampus seperti Badan Eksekutif Mahasiswa dan Unit-unit Kegiatan kemahasiswaan lainnya.Di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni mata kuliah micro teaching /PPL I, merupakan mata kuliah wajib yang harus diikuti oleh semua mahasiswa program studi pendidikan bahasa inggris. Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat pengetahuan cara
mengajar sebelum mengaplikasikan secara terpadu seluruh pengalaman belajarnya selama di kampus ke dalam pelaksanaan PPL II.
Mengingat pentingnya mata kuliah micro teaching /PPL I untuk persiapan PPL II, maka dipandang perlu adanya rambu-rambu yang mengatur pelaksanaannya. Rambu-rambu ini dibuat bukan untuk membatasi matakuliah tersebut, tetapi sebagai pedoman agar tujuan PPL II benar-benar dapat dicapai dan tepat sasaran.Adapun landasan pelaksanaan program PPL II secara hukum berdasarkan pada Undang-undang Profesi yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tanggal 6 November tahun 2005 guru di tetapkan sebagai profesi. Dengan demikian pekerjaan guru selain harus mempunyai nilai tawar yang tinggi seperti profesi dokter dan profesional lainnya, guru harus mempunyai kompetensi yang dapat di andalkan. Hal di atas, dipertegas lagi dalam Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), pendidik dikenal dengan beberapa sebutan, seperti yang ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) pasal 1 ayat (6): “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”. Sementara dalam pendidikan formal, pendidik dikenal dengan sebutan guru untuk tingkat sekolah dasar dan menengah dan dosen untuk tingkat perguruan tinggi.
Hal ini dapat dilihat dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pada bab II pasal 2 disebutkan bahwa: Guru adalah pendidik professional dengan tugas
Halaman | 58 utama mendidik, mengajar,
membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 8 disebutkan juga bahwa “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
Kompetensi yang dimaksud dijelaskan pada pasal 1 ayat (2012): “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Sedangkan kompetensi itu meliputi empat aspek, sebagaimana yang dijelaskan “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang di peroleh melalui pendidikan profesi”Dari informasi yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa aspek kebijakan ini menjadi pedoman pada penyelenggaraan pendidikan tinggi, yakni mata kuliah micro teaching /PPL I harus dimuat dalam kurikulum pendidikandan termasuk mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa calon guru.
b. Kebutuhan Mahasiswa
Mahasiswa sebagai calon guru mempunyai banyak kebutuhan untuk menjadi seorang pengajar atau pendidik
yang professional khususnya di ikip mataram pada FPBS sebagai berikut: a). menjadi guru professional, harus memiliki kompetensi dan skill dalam mengajar, pengalaman mendidik, penguasaan ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. b). Adanya PPL I tersebut, cukup memenuhi sebagai kebutuhan bagi mahasiswa untuk mewujudkan PPL II, karena PPL II, memberikan pengalaman yang nyata nantinya kepada mahasiswa sebagai calon guru.
2. Program Planning
a) Kemampuan Dosen Pengampu Mata Kuliah Dalam Mengampu mata kuliah micro teaching/ PPL I Mahasiswa calon guru yang sedang melaksanakan latihan mengajar atau PPL I, perlu didampingi dan diberikan bimbingan secara penuh oleh dosen pengampu. Kemampuan dosen pengampu dalam membimbing merupakan salah satu ukuran keberhasilan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan PPL I. Kemampuan dosen pengampu mata kuliah dievaluasi berdasarkan kemampuan dalam membimbing mahasiswa selama proses PPL I berlangsung. Dengan tujuan mengetahui kemampuan dosen pengampu mata kuliah dalam membimbing mahasiswa selama pelaksanaan PPL I berlangsung, pada aspek ini data didapat melalui teknik wawancara secara terstruktur.
Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan dengan responden dapat menunjukkan tingkat kemampuan dosen pengampu dalam membimbing mahasiswa pada mata kuliah micro teaching/PPL I. Untuk lebih jelasnya dapat dirincikan sebagai berikut dari responden tidak semua menjawab sama, sekitar85% mengatakan kemampuan dosen pengampu cukup mampu, sedangkan sebagian responden atau 15% mengatakan kurang mampu.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 1 Edisi Mei 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 59 menyebarkan angket kepada
mahasiswa, tentang kemampuan dosen pengampu mata kuliah micro teaching/ PPL I, menunjukkan tingkat kemampuan dosen pengampu dapat diprosentasekan sebesar 75.62%. Artinya, angka tersebut dikategorikan tinggi.Dari hasil wawancara dengan responden dan hasil angket dapat di simpulkan bahwa kemampuan dosen pengampu dalam membimbing mahasiswa. Dan kemampuan dosen pengampu selama membimbing dapat di kategori tinggi.
b) Kemampuan Mahasiswa Pada mengikuti Mata Kuliah Micro Teaching/PPL I Berlangsung. Evaluasi tentang kemampuan mahasiswa PPL I, sebagai calon guru yang profesional perlu diadakan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menerapkan teori-teori dan indikator-indikator, sebagai berikut: Persiapan mengajar, kegiatan belajar mengajar, komponen personil, komponen sosial, dan evaluasi. Seperti yang di katakana Uno kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus di miliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Hal di atas dipertegas oleh Mulyas guru yang profesional harus mampu menjadi pendidik, pengajar, pengampu, pembaharu, peneliti, pendorong kreativitas, evaluator dan pengelola kelas.
Berangkat dari beberapa teori tersebut maka dilakukan evaluasi dengan tujuan mengetahui kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori-teori dan indikator-indikator yang tercantum di atas dalam proses belajar mengajar selama mengikuti mata kuliah micro teaching /PPL 1. Evaluasi ini di lakukan dengan dua cara, yaitu melalui teknik wawancara dan dokumentasi. Adapaun sumber data di peroleh dari dosen pengampu mata kuliah dengan teknik wawancara yang dilakukan
dengan dosen pengampu terhadap kemampuan mahasiswa PPL. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan dosen pengampu mata kuliah terhadap kemampuan mahasiswa dalam praktik mengajar di dalam kelas dapat disimpulkan masih kurang mampu. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan responden dapat disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan semua teori-teori dan indikator di atas kurang mampu, akan tetapi disisi yang lain mahasiswa dipandang mampu untuk melaksanakan tugas seorang guru lainnya seperti menyusun rpp, mengontrol kelas dan lain sebagainya. c) Keadaaan Sarana dan Prasarana
Pembelajaran.
Keberadaan sarana dan prasarana merupakan salah satu pendukung keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan di kampus. Sarana pembelajaran yang dimaksud melliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Sedangkan prasarana pembelajaran meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidikan, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, dan tempat/ ruang lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.Dengan demikian, sarana dan prasarana pembelajaran turut mempengaruhi ketercapaian tujuan pembelajaran.Oleh karena itu, di pandang perlu untuk di evaluasi.Teknik evaluasi yang di lakukan melalui observasi. Adapun sarana dan prasarana yang akan di evaluasi meliputi fasilitas pembelajaran mahasiswa di kampus, dengan
Halaman | 60 indikator-indikator, seperti fasilitas
utama dan fasilitas pendukung. Adapun fasilitas utama, yaitu proses pembelajaran mahasiswa di kampus yang meliputi ruang belajar, ruang lab, meja belajar, kursi belajar, “wite board”, modul pembelajaran, dan absensi. Sedangkan fasilitas pendukungnya meliputi : LCD, OHP, ruang micro teching, perpustakaan, tempat ibadah, dan honor dosen.
Hasil observasi menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan penyediaan sarana dan prasarana di kakmpus sebesar 85%.Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kampus IKIP, dapat di simpulkan bahwa tingkat keberhasilan penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran yang ada dapat dikatakan cukup memadai akan tetapi pemanpaatan sarana tersebut masih belum maksimal.
3. Program implementation
a. Sistem Penentuan Dosen Pengampu Mata kuliah.
Dosen pengampu adalah dosen yang bertugas menjadi Pembina mata kuliah micro teaching/PPL I. Dosenpengampu yang bertanggungjawab dengan tugasnya dan mampu membimbing mahasiswa akan membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itulah, maka aspek ini perlu di adakan evaluasi
bagaimana sistem
perekrutannya/penentuan dosen pengampu mata kuliah.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh responden, ia menjelaskan pada saat di wawancara bahwa :“Perekrutan dosen pengampu memiliki persyaratan diantaranya: pertama, bahwa semua dosen pengampu mata kuliah harus S2.Kedua, nama-nama calon pengampu yang sudah terpilih menjadi pengampu dipresentasikan ke rektor untuk mendapatkan persetujuan.Ketiga, dosen tidak boleh mengampu mata kuliah dengan bobot sks terlalu banyak”.Sedangkan masalah honor untuk masing-masing dosen pengampu
mata kuliah selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, sebagaimana yang di jelaskan oleh responden bahwa :“Setiap dosen pengampu diberikan honor sebesar lima puluh ribu rupiah per SKS yang berlaku dikampus dan tidak ada tambahan.
Untuk menguatkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden maka dilakukan triangulasi sumber dengan dosen pengampu yang lain, (dosen Pengampu) ia menjelaskan bahwa :“penentuan dosen pengampu mata kuliah oleh ketua program studi yang kemudian di konsultasikan ke dekan fakultas harus memiliki beberapa kriteria salah satunya harus magister, kedua memiliki keahlian atau pengalaman (pernah mengampu mata kuliah tersebut sebelumnya) dalam mengampu mata kuliah micro teaching dan lain sebagainya”.“sebenarnya dalam penentuan dosen pengampu mata kuliah apapun, persyaratannya sederhana, yang dilihat adalah sudah S2 dan dilihat keahlian ketika S2 kemudian dipasanglah dosen bersangkutan menjadi pengampu mata kuliah”.
Dari hasil wawancara di atas, dapat di simpulkan bahwa untuk menjadi dosen pengampu harus memenuhi syarat, yaitu pertama dosen pengampu memiliki gelar magister (sudah S2), kedua dosen pengampu memiliki pengalaman dalam membina mata kuliah (pernah mengampu mata kuliah bersangkutan).Teknik perekrutan dosen pengampu yang nama-namanya telah memenuhi persyaratan kemudian di ajukan ke rektor untuk mendapatkan persetujuan kemudian di SK-kan oleh dekan fakultas. Pemberian honor yang di berikan kepada dosen pengampu dengan pengampu lainnya di berikan sesuai dengan tugas yang di berikan, dengan ketentuan jumlah sks selama mengampu mata kuliah berlangsung.
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 1 Edisi Mei 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 61
4. Program Improvement
a. Proses Pembelajaran Micro Teaching/PPL 1
Pada aspek ini proses pelaksanaan pembelajaran micro teaching/PPL 1 dievaluasi dengan tujuan untuk mengetahui kinerja dosen pengampu mata kuliah dalam melaksanakan tugasnya dengan indikator-indikator sebagai berikut: apakah ada daftar hadir mahasiswa atau dosen, Apakah ada silabus perkuliahan?, Apakah ada satuan acara perkuliahan?, apakah pada proses pembelajaran adanya kesempatan mahasiswa praktek di lab micro teaching/dipan kelas?. Dari hasil wawancara dengan panitia pelaksana dapat di pahami bahwa dalam pembelajaran micro teaching ada silabus mata kuliah yang sudah di buat oleh lembaga pada buku pedoman akademik. Untuk lebih meyakinkan maka di lakukan trianglasi dengan jurusan tentang silabus tersebut dan di dapat jawaban yang sama dengan jawaban yang di peroleh dari dosen pengampu.“Ia… untuk semua mata kuliah memang sudah ada silabusnya di buku pedoman akademik, akan tetapi memang sebagian masih sangat sederhana dan pedoman masih menggunakan pedoman lama.
5. Program certification
a. Ketercapaian Tujuan
Data yang di peroleh pada aspek ini didapat dengan teknik dokumentasi, dan pada aspek ini ketercapaian tujuan dilihat dari rata-rata sebaran nilai yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti proses perkuliahan pada mata kuliah micro teaching /PPL 1.
b. Persentase Kelulusan Mahasiswa yang mengikuti mata kuliah micro teaching/PPL I
Evaluasi pada aspek ini di lakukan untuk mengetahui tingkat prosentase kelulusan
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah micro teaching/PPL 1. Data yang di peroleh di dapat melalui studi dokumentasi yang terdiri dari daftar nilai mahasiswa yang mengikuti mata kuliah micro teaching/PPL 1. Dalam kegiatan evaluasi ini di harapkan dapat mengungkapkan secara keseluruhan aspek-aspek yang di jadikan focus evaluasi. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat keterbatasan yang secara akademis belum terungkap. Pada penelitian ini terdapat empat keterbatasan. Pertama, komponen program planning peneliti mengevaluasi hanya menyangkut kemampuan dalam membina mata kuliah terbatas bata persiapan-persiapan yang dilakukan dan tidak ikut pada proses pembelajaran ketika mata kuliah tersebut sedang berlangsung. Evaluasi ini tidak menyertakan aspek-aspek lain seperti Latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lama menjadi pendidik atau dosen., Kedua, pada komponen program sertification, peneliti ini tidak mengevaluasi output PPL yakni dampak mahasiswa setelah selesai mengikuti mata kuliah PPL 1. SIMPULAN
1. System Assessment
Aspek kebijakan telah memenuhi keberhasilan, yakni mata kuliah micro teaching / PPL 1 mempunyai dokumen-dokumen tentang penerapanmata kuliah tersebut. Adapun mata kuliah micro teaching / PPL 1 adalah sebagai mata kuliah yang wajib di tempuh oleh semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, merupakan media bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan dasar profesi dan di aplikasikan dalam bentuk praktik mengajar di kelas.
2. Program Planning
Berdasarkan evaluasi pada komponesn program planning ini, terdapat empat
Halaman | 62 aspek-aspek yang di evaluasi terdiri dari
: (a). Kemampuan dosen pengampu mata kuliah, (b). Kemampuan mahasiswa PPL 1, dan (c). Sarana dan prasarana pembelajaran, ke empat aspek tersebut di kategori tinggi atau cukup mampu dan memadai ketersedian prasarana yang dibutuhkan pada proses pembelajaran.
3. Program Implementation.
Sistem penentuan dosen pengampu memiliki beberapa persyaratan yang harus di miliki pertama dosen pengampu memiliki gelar magister (S2), Kedua dosen pengampu memiliki pengalaman dan pernah mengampu mata kuliah bersangkutan. Adapun penentuan dosen pengampu mata kuliah diajukan oleh dekan fakultas ke rektor untuk minta persetujuan dan dekan menerbitkan Surat Keputusan (SK) mengajar untuk dosen. Sedangkan honor untuk masing-maasing dosen pengampu selama melaksanakan proses belajar mengajar tergantug dari sks yag diberikan.
4. Program Imvropment
Pada komponen ini yang di evaluasi adalah:Pertama, persiapan pelaksanaan pembelajaran mata kuliah micro teaching/PPL1 yang di laksanakan oleh dosen pengampu mata kuliah melalui beberapa tahapan, yaitu :Pertama mempersiapkan silabus perkuliahan. Keduamempersiapkan Satuan Acara Perkuliahan. Kedua :proses perkuliahan, adanya presensi kehadiran mahasiswa maupun dosen, penyampaian materi yang dilakukan oleh dosen, adanya kesempatan bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktek pengajaran baik di lab micro teaching maupun di dalam kelas. Hal ini dapat di katakana atau di nilai bagus.
5. Program Certification
Secara keseluruhan pada aspek ini tingkat ketercapaian tujuan Micro Teaching (PPL 1), di laksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku di IKIP Mataram terpenuhinya 12 kali tatap
muka pada proses perkuliahan dan maksimal 16 kali pertemuan, hal ini dilihat dari presensi perkuliahan maka terhitung pada kategori cukup yakni terpenuhinya ketentuan minimal dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
LPTK Departemen Pendidikan Nasional. 1998. Pedoman Pelaksanaan PPL IKIP. Jakarta.
Marzuki, Saleh. 2001. Buku Petunjuk Pelaksanaan PPL Universitas Negeri Malang. Malang: Departemen Pendidikan Nasional.
Nata, Abuddin. 2009. Persepektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Gerapindo Persada. Suyadi, Anah Suparno dan
IG.A.K.Wardani. 1996. Program Pengalaman Lapangan (PPL). Departemen Pendidikan Kebudayaan. Derektotarat Jendral Pendidikan Tinggi.
Uno, Hamzah B. 2008.Profesi Kependidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. www.Darunnajahkindergarter.com (Peraktik Pengalaman Lapangan (PPL) PGTK Darunnajah, tahun 2009). Diambil pada Tgl 3-Agustus-2009.
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 1 Edisi Mei 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 82 INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATARAM
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Jurnal Paedagogy
Gedung Dwitiya Lt.3. Jln Pemuda 59A Mataram-NTB 83125 Tlp (0370) 638991. e-mail: jurnal.fip.ikipmataram@gmail.com
PEDOMAN PENULISAN
1. Naskah merupakan hasil penelitian atau kajian kepustakaan di bidang pendidikan, pengajaran dan pembelajaran,
2. Naskah merupakan tulisan asli penulis dan belum pernah dipublikasikan sebelumnya dalam jurnal ilmiah lain,
3. Naskah dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. 4. Penulisan naskah mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Program MS Word
Font Times New Roman
Size 12 Spasi 1.0 Ukuran kertas A4 Margin kiri 3.17 cm Margin kanan 3.17 cm Margin atas 2.54 cm Margin bawah 2.54 cm Maksimum 20 halaman
5. Naskah ditulis dengan sistematika sebagai berikut: Judul (huruf biasa dan dicetak tebal), nama-nama penulis (tanpa gelar akademis), instansi penulis (program studi, jurusan, universitas), abstrak, kata kunci, pendahuluan (tanpa sub-judul), metode penelitian (tanpa sub-judul), hasil dan pembahasan, simpulan dan saran (tanpa sub-judul), dan daftar pustaka.
Judul secara ringkas dan jelas menggambarkan isi tulisan dan ditulis dalam huruf kapital. Keterangan tulisan berupa hasil penelitian dari sumber dana tertentu dapat dibuat dalam bentuk catatan kaki. Fotokopi halaman pengesahan laporan penelitian tersebut harus dilampirkan pada draf artikel.
Nama-nama penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis.
Alamat instansi penulis ditulis lengkap berupa nama sekolah atau program studi, nama jurusan dan nama perguruan tinggi. Penulis yang tidak berafiliasi pada sekolah atau perguruan tinggi dapat menyertakan alamat surat elektronik. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia. Panjang abstrak tidak lebih dari 200 kata.
Kata kunci (key words) dalam bahasa sesuai bahasa yang dipergunakan dalam naskah tulisan dan berisi 3-5 kata yang benar-benar dipergunakan dalam naskah tulisan.
Daftar Pustaka ditulis dengan berpedoman pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah IKIP Mataram.