• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dulunya sebagai wadah belajar Universitas Lampung yang kampusnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dulunya sebagai wadah belajar Universitas Lampung yang kampusnya"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Sekolah

Sejarah lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan SMA YP Unila, dulunya sebagai wadah belajar Universitas Lampung yang kampusnya disatukan di Gedung Meneng. Berdirinya Sekolah Menengah Atas Yayasan Pembina Unila pada tahun 1981 dibawah naungan Yayasan Pembina Unila dengan Akta Notaris No. 45 tanggal 25 Februari 1974 dengan status

terakreditasi No: 04/BASPROP/LAMP/2005. Tujuan didirikannya SMA YP Unila yaitu berusaha untuk dapat ikut berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan cara berfikir anak didik serta berusaha

memajukan pola pikir masyarakat.

Untuk menunjang pendidikan, SMA YP Unila mempunyai usaha pengembangan dengan menyediakan berbagai saranan pendidikan yang mendukung proses belajar mengajar walaupun belum dapat dikatakan sempurna atau lengkap untuk sebuah lembaga yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.

(2)

Sarana dan fasilitas yang saat ini dimiliki SMA YP Unila antara lain: 29 ruang belajar, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang dewan guru, ruang BP, ruang OSIS, ruang UKS, laboratorium,

perpustakaan, mushola, ruang multimedia, lapangan, areal parkir, WC, dan kantin.

2. Visi dan Misi SMA YP Unila

Visi Sekolah: “Menjadi sekolah bermutu dan berakhlak”. 1. Bermutu dalam output

2. Bermutu dalam kegiatan-kegiatan ilmiah 3. Bermutu dalam input

4. Bermutu dalam proses belajar mengajar 5. Guru:

a. Berakhlak dalam menyampaikan materi pelajaran b. Berakhlak dalam pergaulan dengan siswa

c. Berakhlak dalam pergaulan dalam masyarakat 6. Siswa:

a. Berakhlak dengan guru

b. Berakhlak dengan sesama teman c. Berakhlak dengan orang tua

(3)

d. Berakhlak dalam pergaulan masyarakat Misi

1. Meningkatkan proses pendidikan secara optimal 2. Meningkatkan disiplin belajar secara mandiri 3. Membina minat dan bakat secara optimal

4. Meningkatkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada secara optimal 5. Meningkatkan kegiatan keagamaan melalui pembinaan akhlak pesrta didik

untuk lebih baik secara berkelanjutan dengan dihubungkan dengan materi pelajaran agama seperti pengajian-pengajian baik dikalangan siswa/ i maupun guru atau kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya.

6. Meningkatan kesejahteraan guru dan karyawan 3. Situasi dan Kondisi Sekolah

a. Letak dan Kondisi Sekolah

SMA YP Unila Bandar Lampung terletak di Jalan Jenderal Suprapto No. 88 Tanjung Karang Bandar Lampung. Letak yang cukup strategis ini yang berada di pusat kota namun tidak terganggu dengan kebisingan kota serta mudah dijangkau dari segala penjuru, sehingga memungkinkan dalam proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

SMA YP Unila Bandar Lampung pada tahun 2007 sedang dalam proses pembangunan dan selasai pada tahun 2008. adapun tujuan pembangunan ini untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran dengan membangun satu gedung

(4)

bertingkat dalam rangka memajukan mutu pendidikan dan sekolah yaitu penambahan kelas dan perubahan situasi sekolah agar dapat menunjang proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.

SMA YP Unila Bandar Lampung saat ini dipimpin oleh Bapak Drs.Hi.

Berchah Pitoewas, M.H. Seksi bidang kurikulum dipegang oleh Bapak Dodik Santoso, S.Pd. Seksi Bidang Kesiswaan dipegang oleh Ibu Dra. Hj. Yani Hernawati. Guru yang mengajar di SMA YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009 berjumlah 50 orang, Karyawan di SMA YP Unila Bandar Lampung berjumlah 14 orang, tenaga administrasi 7 orang, Perpustakaan 1 orang, dan Satpam 3 orang. Dengan fasilitas pendukung pelaksanaan belajar mengajar yang cukup lengkap membuat terciptanya pelaksanaan pembelajaran yang baik.

b. Fasilitas Fisik

Secara fisik, SMA YP Unila Bandar Lampung mempunyai fasilitas yang sudah memadai, misalnya gedung kelas, mushola, koperasi sekolah, perpustakaan, dan laboratorium, Adapun fasilitas yang mendukung dalam kegiatan proses belajar mengajar di SMA YP Unila Bandar Lampung yaitu:

1) 1 ruang Kepala Sekolah 2) 2 ruang Wakasek 3) 1 ruang TU 4) 1 ruang guru 5) 27 ruang kelas 6) 3 ruang laboratorium

(5)

7) 1 ruang perpustakaan 8) 1 ruang BP 9) 1 ruang UKS 10) 1 ruang musholla 11) 1 ruang OSIS 12) 2 ruang WC guru 13) 5 ruang WC siswa 14) 1 kantin 15) 1 gudang

16) 1 lapangan upacara merangkap lapangan olahraga 17) 1 lapangan parkir

18) 1 aula (ruang serbaguna). c. Keadaan Laboratorium Sekolah 1. Laboratorium IPA

Laboratorium ini biasanya digunakan untuk mata pelajaran IPA (fisika, kimia dan biologi). Apabila ada pokok bahasan yang mengharuskan siswa untuk praktik maka tempatnya di laboratorium.

2. Laboratorium Komputer

Laboratorium ini digunakan untuk mata pelajaran komputer. Komputer untuk praktik murid disini tersedia 44 buah. Salah satu keunggulan di Laboratorium komputer ini ialah telah terpasangnya jaringan internet yang dapat membantu anak dalam mengakses informasi yang terbaru mengenai berbagai ilmu pengetahuan dalam rangka menambah pengetahuan yang tidak terdapat dalam buku-buku sekolah.

(6)

3. Laboratorium Bahasa

Laboratorium ini biasanya digunakan untuk mata pelajaran Bahasa Inggris.. d. Keadaan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan SMA YP Unila Bandar Lampung, telah dimanfaatkan dengan baik oleh siswa/siswi mulai dari kelas X, XI dan kelas XII. Mereka

memanfaatkan perpustakaan sekolah ini terutama pada waktu istirahat dan pelajaran kosong. Kegiatan yang mereka lakukan di perpustakaan ini sangat bervariasi, yaitu terdiri dari hanya sekedar membaca, mengerjakan tugas, mengerjakan LKS, memanfaatkan tempat untuk rapat kegiatan OSIS dan lain sebagainya.

Menejemen pengelolaannya pun sudah terbilang cukup baik, dimana para siswa/i yang akan meminjam buku di perpustakaan ini diwajibkan mempunyai kartu perpustakaan. Demikian pula dengan para guru telah memanfaatkan perpustakaan sebagai petunjuk dalam proses belajar mengajar. Buku dalam perpustakaan ini tersusun rapi dalam rak buku dan lemari kaca sehingga terhindar dari debu. Buku yang tersedia di perpustakaan SMA YP Unila Bandar Lampung berasal dari:

- Sumbangan para siswa/i yang sudah lulus sekolah (alumni). - Departemen Pendidikan Nasional.

(7)

Sedangkan aktivitas pokok yang dilaksanakan oleh perpustakaan SMA YP Unila Bandar Lampung adalah sebagai berikut.

1. Penelitian literatur keperluan kepada pemakai perpustakaan. 2. Pembinaan dan pengembangan.

3. Duplikasi, informasi ilmiah. 4. Pengelolaan bahan pustaka.

5. Pelayanan pemakaian perpustakaan. 6. Pemeliharaan perpustakaan.

Adapun organisasi dan struktur tugas adalah sebagai berikut : - Koordinator perpustakaan

- Bagian teknis, pengadaan - Penyusunan

- Bagian pelayanan, sirkulasi - Buku rujukan

- Membaca e. Tata Usaha

Bagian Tata Usaha di SMA YP Unila di ketuai oleh Bapak Sugeng Priyanto, dibantu oleh 3 staf Tata Usaha. Kegiatan administrasi surat menyurat

dilakukan oleh tata usaha sekolah dan pelaksanaan meliputi : 1. Pendistribusian surat yang masuk dan surat yang keluar. 2. Pembuatan konsep-konsep surat.

(8)

4. Pekerjaan insidental.

4. Pengenalan Keadaan Sekolah

SMA YP Unila Bandar Lampung saat ini dipimpin oleh Bapak Drs.Berchah Pitoewas, M.H. Seksi bidang kurikulum dipegang oleh Bapak Dodik Santoso, S.Pd, Seksi bidang Kesiswaan dipegang oleh Ibu Dra. Hj. Yani Hernawati. Guru yang mengajar di SMA YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 50 orang, Karyawan di SMA YP Unila Bandar Lampung berjumlah 14 orang, tenaga administrasi 7 orang, Perpustakaan 1 orang, dan Satpam 3 orang.

Berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman dan informasi dari guru dan siswa, ternyata pengelolaan kelas di SMA YP Unila Bandar Lampung sangat baik. Terpenuhi sarana dan prasarana memberikan motivasi tersendiri bagi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dikalangan siswa juga

terbentuk pengelolaan kelas tersendiri, yang terdiri dari ketua kelas, sekretaris dan bendahara serta jadwal piket siswa. Aktifitas rutin yang dilakukan setiap memasuki jam pelajaran pertama selalu diawali dengan berdo’a dan ketika akhir pelajaran sebelum pulang membaca do’a kembali.

Siswa yang belajar di SMA YP Unila Bandar Lampung terdiri dari berbagai macam suku dan mereka berasal dari dalam dan luar kota Bandar Lampung. Dilihat dari latar belakang dan pekerjaan orang tua mereka secara ekonomi termasuk dalam golongan ekonomi menengah ke atas, dan hanya sebagian kecil yang berasal dari golongan ekonomi lemah.

(9)

SMA YP Unila Bandar Lampung telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang antara lain memuat beban belajar siswa sebanyak 43 jam dalam satu minggu. Dengan perincian yaitu hari Senin sampai Kamis sebanyak 32 jam, hari Jumat sebanyak 5 jam dan hari Sabtu sebanyak 6 jam. Proses pembelajaran untuk hari Senin sampai Kamis dimulai pada pukul 07.15 – 13.45, hari Jum’at 07.15 - 11.30, dan hari Sabtu 07.15 – 13.00. Waktu istirahat ada dua yaitu istirahat pertama pada pukul 10.15 – 10.30 (selama 15 menit) dan istirahat kedua pukul 12.00 -12.30 (selama 30 menit, lebih lama 15 menit dari istirahat pertama, memberikan kesempatan kepada warga sekolah untuk melaksanakan ibadah sholat), pada hari Jum’at dan Sabtu istirahat hanya satu kali.

B. Gambaran Umum Responden

Dalam Penelitian ini yang menjadi responden adalah siswa kelas X pada SMU YP Unila Bandar Lampung yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Jumlah responden yang dijadikan sampel sebanyak 183 siswa dari keseluruhan siswa kelas X yang berjumlah 343 orang. Jumlah kuesioner yang disebarkan banyak 183 eksemplar sesuai dengan jumlah responden dan kuesioner tersebut dan kembali dan dianalisis.

C. Deskripsi Data

Penelitian digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar dan sarana belajar siswa dilakukan dengan menyebar angket yang telah ditentukan indikatornya terlebih dahulu. Setelah melaksanakan penelitian dengan

(10)

menyebar angket kepada seluruh responden, maka diperoleh data dengan minat belajar ekonomi (1) dan lingkungan belajar di sekolah (2)

Untuk penyajian data secara kuantitatif, digunakan rumus Sturges sebagai berikut:

Rentang = Nilai terbesar – Nilai terkecil Banyak Kelas = 1 + (3,3) log n

Panjang kelas interval = Rentang Banyak kelas (Sudjana, 2002: 47)

Sedangkan penyajian data kualitatif, dilakukan pengelompokan data menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Interval kelas = Nilai tertinggi – Nilai terendah Jumlah kelas

Data kualitatif ini digunakan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan berguna dalam pembahasan hasil penelitian, yang dapat dijadikan sebagai perbandingan hasil penelitian yang bersifat kuantitatif ini dengan maksud bahwa secara kualitatif juga signifikan.

1. Data minat belajar ekonomi

Data minat belajar ekonomi diperoleh menyebar angket kepada responden yang terdiri dari 15 item soal. Hasil penyebaran angket diperoleh skor tertinggi adalah 55 dan skor tertinggi adalah 34, sehingga dalam distribusi frekuensi banyak kelas 8, panjang kelas interval 3. Distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel 6 sebagai berikut:

(11)

Tabel 6. Distribusi frekuensi variabel minat belajar (1)

No Kelas Interval Frekuensi %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 34 – 36 37 – 39 40 - 42 43 - 45 46 – 48 49 – 51 52 – 54 55 – 57 3 14 33 54 43 25 12 1 1,62 7,57 17,84 29,19 23,24 13,51 6,49 0,54 Jumlah 185 100

Sumber: Hasil pengolahan data 2009

Berdasarkan data yang ada dalam distribusi frekuensi variabel minat belajar ekonomi di atas selanjutnya dikategorikan kedalam kategori rendah, sedang, dan tinggi dalam tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7. Kategori minat belajar ekonomi (1)

No Kategori Kelas Interval Frekuensi %

1. 2. 3. Rendah Sedang Tinggi 34 – 40 41 – 47 48 – 54 26 108 51 14,05 58,38 27,57 Jumlah 185 100

(12)

Berdasarkan tabel 7 di atas, maka dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa SMA YP Unila kelas X memiliki minat belajar pada mata pelajaran ekonomi dalam kategori sedang. Artinya minat belajar yang dimiliki siswa cukup baik. Dengan adanya minat pada diri siswa maka akan memberikan pengaruh positif dalam diri mereka untuk belajar.

2. Data lingkungan belajar di sekolah (2)

Data lingkungan belajar di sekolah diperoleh dengan menyebar angket kepada responden yang terdiri dari 18 item soal. Hasil penyebaran angket diperoleh skor tertinggi adalah 65 dan skor terendah adalah 44, sehingga dalam distribusi frekuensi banyak kelas 8, panjang kelas interval 3. Distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8. Distribusi frekuensi variabel lingkungan belajar di sekolah (2)

No Kelas Interval Frekuensi %

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 44 – 46 47 – 49 50 – 52 53 – 55 56 – 58 59 – 61 62 – 64 65 – 67 9 22 32 46 36 24 13 3 4,86 11,89 17,30 24,86 19,46 12,97 7,03 1,62 Jumlah 185 100

(13)

Berdasarkan data tabel 8 di atas, maka lingkungan belajar di sekolah dapat dikelompokan dalam beberapa kategori sebagaimana yang tertuang dalam tabel 9 sebagai berikut:

Tabel 9. Kategori lingkungan belajar di sekolah (2)

No Kategori Kelas Interval Frekuensi %

1. 2. 3. Rendah Sedang Tinggi 44 – 50 51 – 57 58 - 64 40 97 48 21,62 52,43 25,95 Jumlah 185 100

Sumber: Hasil pengolahan data 2009

Berdasarkan tabel 9 di atas, diketahui bahawa lingkungan belajar di sekolah siswa SMU YP Unila adalah cukup baik atau berada dalam kategori sedang. Artinya siswa berada pada lingkungan belajar yang cukup baik meskipun belum maksimal.

3. Data prestasi belajar ekonomi siswa kelas X (Y)

Data tentang prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila tahun pelajaran 2008/2009 diperoleh dari nilai MID semester dan diperoleh nilai tertinggi 76 dan nilai terendah 53 , sehingga dalam distribusi frekuensi banyak kelas 8 ,panjang kelas interval 3 . Distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel 10 sebagai berikut:

(14)

Tabel 10. Distribusi prestasi belajar ekonomi (Y)

No Kelas Interval Frekuensi %

.1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 53 – 55 56 – 58 59 – 61 62 – 64 65 – 67 68 – 70 71 – 73 74 – 76 9 26 38 46 33 18 10 5 4,86 14,05 20,54 24,86 17,84 9,73 5,41 2,70 Jumlah 185 100

Sumber: Pengolahan data 2009

Berdasarkan data tabel 10 di atas, maka prestasi belajar ekonomi dapat dikelompokan dalam beberapa kategori sebagaimana yang tertuang dalam tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11. kategori prestasi belajar ekonomi

No Kategori Kelas Interval Frekuensi %

1. 2. 3. Rendah Sedang Tinggi 53 – 60 61 – 68 69 - 76 59 100 26 31,89 54,05 14,05 Jumlah 185 100

(15)

Berdasarkan tabel 11 diatas, dapat diketahui prestasi belajar ekonomi siswa SMU YP Unila siswa kelas X berada dalam kategori sedang.

D. Uji Persyaratan Angket dan Analisis Data 1. Uji Validitas Angket

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket. Sebelum angket disebarkan kepada responden untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, diadakan ujicoba angket yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kevalidan dan kereabilitasan angket tersebut. Uji validitas yang digunakan adalah rumus Product Moment dari Karl Pearson. Dari hasil uji validitas terhadap item soal variabel minat belajar ekonomi (1) dan lingkungan belajar di sekolah (2).

Kriteria pengujian validitas adalah apabila rhitung > rtabel (α=5%) maka instrumen tersebut dinyatakan valid, begitu juga sebaliknya jika didapat rhitung < rtabel maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Item soal variabel minat belajar (1) yang berjumlah 15 butir semua item soal yang diujikan terdapat beberapa soal yang tidak valid ini di ketahui dari nilai

hitung

r dari masing-masing butir soal nomor 5 dan 12 yaitu 0.219 dan 0.168 yang lebih kecil dari rtabel yaitu 0,444 (n=20, α=5%). Sedangkan item soal variabel lingkungan belajar di sekolah (2) yang berjumlah 18 butir yang diujikan terdapat beberapa soal yang tidak valid. Ini diketahui dari nilai rhitung dari masing-masing butir soal nomor 1, 9, dan 17 yaitu 0. 352, 0. 246, dan 0. 358 yang lebih kecil dari rtabel yaitu 0,444 (n=20, α=5%).

(16)

Butir soal- soal yang tidak valid kemudian telah direvisi kembali sehingga muncul butir- butir pertanyaan baru yang lebih baik dan memenuhi syarat untuk disebarkan kepada responden.

2. Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan rumus alpha. Setelah dilakukan pengujian instrumen Minat belajar ekonomi (1) dan lingkungan belajar di sekolah (2) didapat rhitung untuk 1 sebesar 0.917 dan 2 sebesar 0.837. Hasil ini kemudian dibandingkan dengan kriteria tingkat realibilitas, yaitu:

0,800 – 1,000 = sangat tinggi 0,600 – 0,799 = tinggi

0,400 – 0,599 = cukup 0,200 – 0,399 = rendah

0,000 – 0,199 = Sangat rendah

Dari hasil perbandingan dengan kriteria pengujian tersebut, maka dinyatakan bahwa tigkat reliabilitas dari kedua instrumen tersebut (1=0.917 dan

2

(17)

3. Uji Normalitas

Penelitian ini adalah merupakan penelitian sampel. Untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji normalitas sampel dengan menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov. Hasil pengujian normalitas sampel dengan menggunakan menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnov adalah sebagai berikut.

Tabel 12. Uji Normalitas

Variabel Kondisi ( Sig. > ) Keterangan X1 0,064 > 0,05 Berdistribusi Normal X2 0,061 > 0,05 Berdistribusi Normal Y 0,200 > 0,05 Berdistribusi Normal Sumber : Hasil pengolahan data 2009.

Untuk menguji normalitas data digunakan rumusan hipotesis sebagai berikut. 0

 : data berasal dari populasi berdistribusi normal 1

 : data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal Kriteria Pengambilan keputusan:

 Tolak H0 apabila nilai signifikansi (sig.) < 0.05 berarti distribusi sampel tidak normal

 Tolak H1 apabila nilai signifikansi (sig.) > 0,05 berarti distribusi sampel normal

Dari hasil perhitungan didapat bahwa angka signifikan untuk semua variable pada uji kolmogrov- Smirnov lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, dengan kata lain distribusi data semua variabel adalah normal.

(18)

4. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas sampel bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel yang diambil dari populasi itu bervarians homogen ataukah tidah. Untuk menguji homogenitas data digunakan rumusan hipotesis sebagai berikut.

H0 : Varians sampel berasal dari populasi homogen

H1 : Varians sampel brasal dari populasi yang tidak homogen Kriteria pengambilan keputusan:

Jika probabilitas (sig.) > 0.05 maka H0 diterima Jika Probabilitas (sig.) < 0,05 maka H0 ditolak

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji Bartlett, hasil perhitungan homogenitas diperoleh χ2 hitung = 2,957 dengan probabilitas 0,053 dan χ

2 tabel

pada α = 0,05 dan dk = k-1 adalah 5,991. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel- variabel tersebut memiliki varians yang sama atau homogen karena nilai χ2hitung < χ2

tabel dan probabilitas Sig. 0,053 > 0,05. 5. Uji kelinearan dan keberartian

5.1 Uji Kelinearan X1 dan X2

Uji kelinieritasan garis regresi (persyaratan analisis) dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini linier atau non linier.

(19)

Dengan kriteria jika Fhitung  Ftabel dengan dk pembilang k-2 dan dk penyebut n-k maka regresi adalah linier, sebaliknya tidak linier.

Kesimpulan dari hasil perhitungan SPSS pada tabel anava:

1. X1 (minat belajar ekonomi) Fhitung diperoleh 0,845 dan Ftabel diperoleh 1,973 maka Fhitung= 0,845 < Ftabel= 1,973 dapat dikatakan regresi X1 berbentuk linier.

2. X2(lingkungan belajar di sekolah) Fhitung diperoleh 0,621 dan Ftabel

diperoleh 1,973 maka Fhitung =0,621 < Ftabel= 1,973 dapat dikatakan regresi X2berbentuk linier.

5.2 Uji Keberartian X1 dan X2

Dengan kriteria jika Fhitung > Ftabel dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut n-2 dan  tertentu maka regresi berarti, sebaliknya tidak berarti.

Kesimpulan dari hasil perhitungan SPSS pada tabel anava:

1. X1 (minat belajar ekonomi) Fhitung diperoleh 78,255 dan Ftabel diperoleh 1,973 maka Fhitung=78,255 > Ftabel=1,973 dapat dikatakan regresi X1 berarti.

2. X2 (lingkungan belajar di sekolah) Fhitung diperoleh 49,682 dan Ftabel diperoleh 1,973 maka Fhitung =49,682 > Ftabel=1,973 dapat dikatakan regresi X2 berarti.

(20)

6. Uji Multikolinearitas

Berdasarkan perhitungan SPSS diketahui nilai Tolerance 0,679 dan VIF 1,437. Dengan kriteria pengambilan keputusan:

1. menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10

2. menunjukan tidak adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance > 0,10 atau nilai VIF < 10 (Imam Ghozali, 2007:92).

Kesimpulan :

Nilai Tolerance 0,679 > 0,10 dan nilai VIF 1,437 < 10 menunjukan tidak adanya multikolieritas.

7. Uji Autokolerasi

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS hasil analisis menunjukan bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1,812 dan nilai tersebut mendekati angka dua hal ini berarti tidak terjadi autokolerasi dalam pengamatan.

8. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik sebagai berikut:

(21)

3 2 1 0 -1 -2 -3

Regression Standardized Predicted Value

4 2 0 -2 -4 R egr ess io n St and ard iz ed R esi du al

Dependent Variable: Prestasi belajar Scatterplot

Gambar 2. Grafik Heteroskedastisitas

Kesimpulannya tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 9. Uji Hipotesis (analisis pengaruh)

9.1 Pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebagai berikut : 1. Konstanta a = 34,064 dan koefisien b = 0,643 sehingga persamaan

regresinya menjadi 

Y = 34,064 + 0,643x . Konstanta sebesar 10,658 menyatakan bahwa tidak ada skor minat belajar ekonomi (X=0) maka rata-rata skor prestasi belajar ekonomi 34,064

(22)

2. Koefisien regresi untuk X sebesar 0,643 menyatakan setiap penambahan satu satuan atau jika siswa memiliki minat belajar ekonomi maka akan meningkatkan prestasi belajar ekonomi sebesar 0,643.

3. Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen (minat belajar ekonomi).

Hipotesis untuk kasus ini: 0

 : Tidak ada pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009.

1

 : Ada pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009. Kriteria pengujian hipotesis :

1. Apabila thitung > ttabel dengan dk = n-k-1 dan = 0,05 maka 0 ditolak atau sebaliknya 0 diterima.

2. Apabila probabilitas (Sig.) < 0,05 maka 0 ditolak. Sebaliknya 0 diterima.

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS, diperoleh bahwa ada pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi. Hal ini dapat dilihat bahwa rhitung > r tabel atau 0,547 > 0,145. Dengan demikian, 0 ditolak dan 1 diterima atau bisa juga melihat dengan probabilitas (Sig.) 0,000 < 0,05 maka 0 ditolak. Artinya ada pengaruh minat belajar ekonomi

(23)

terhadap prestasi belajar ekonomi. Untuk menguji apakah pengaruh tersebut memiliki keberartian diuji dengan uji t diperoleh thitung = 8,846 > ttabel = 1,973 maka 0 ditolak dan 1 diterima, berarti ada pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi.

Sumbangan peubah (kadar determinasi) atau r2 variabel minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi sebesar 0,300 atau 30% artinya minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi hanya sebesar 30% dan sisanya 70% dipengaruhi oleh faktor faktor lain.

9.2 Pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009.

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebagai berikut : 1. Konstanta a = 37,509 dan koefisien b = 0,469 sehingga persamaan

regresinya menjadi 

Y = 37,509 + 0,469x . Konstanta sebesar 37,509 menyatakan bahwa tidak ada skor lingkungan belajar di sekolah (X=0) maka rata-rata skor prestasi belajar ekonomi 37,509.

2. Koefisien regresi untuk X sebesar 0,469 menyatakan setiap penambahan satu satuan atau jika siswa memiliki minat belajar ekonomi maka akan meningkatkan prestasi belajar ekonomi sebesar 0,469.

3. Uji t untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel independen (minat belajar ekonomi).

(24)

0

 : Tidak ada pengaruh lingkungan belajar disekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009.

1

 : Ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009.

Kriteria pengujian hipotesis :

1. Apabila thitung > ttabel dengan dk = n-2 dan = 0,05 maka 0 ditolak atau sebaliknya 0 diterima.

2. Apabila probabilitas (Sig.) < 0,05 maka 0 ditolak. Sebaliknya 0 diterima.

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan SPSS, untuk pengujian hipotesis kedua diperoleh bahwa ada pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi. Hal ini dapat dilihat rhitung > r tabel atau 0,462 > 0,145 dengan demikian 0 ditolak dan 1 diterima. Atau dapat dilihat dari probabilitas (Sig.) 0,000 < 0,05 maka 0 ditolak. Untuk menguji apakah pengaruh

tersebut memiliki keberartian maka dilakukan uji t , diperoleh thitung = 7,049 > ttabel = 1,973 maka 0 ditolak dan 1 diterima, berarti terdapat pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi.

Sumbangan peubah (kadar determinasi) variabel lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi sebesar 0,214 atau 21,4% artinya prestasi

(25)

belajar ekonomi dipengaruhi oleh lingkungan belajar ekonomi sebesar 21,4% dan sisanya 78,6% dipengaruhi faktor lain.

9.3 Pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh sebagai berikut: a. Persamaan regresi

1. Konstanta a = 28,422 dan koefisien b1= 0,494 danb2= 0,227 sehingga persamaan regresinya menjadi

Y= 28,422 + 0,494 1 + 0,227 2. Konstanta sebesar 28,422 menyatakan bahwa tidak ada skor minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah (X=0) maka rata-rata skor prestasi belajar ekonomi sebesar 28,422.

2. Koefisien regresi untuk 1 sebesar 0,494 menyatakan setiap penambahan satu satuan X maka akan meningkatkan prestasi belajar ekonomi sebesar 0,494.

3. Koefisien regresi untuk 2 sebesar 0,277 menyatakan setiap penambahan satu-satuan X maka akan meningkatkan prestasi belajar ekonomi sebesar 0,277.

b. Pengujian Hipotesis Regresi Multipel Rumusan Hipotesis :

(26)

0

 : Tidak ada pengaruh minat belajar ekonmi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar lampung tahun pelajaran 2008/2009.

1

 : Ada pengaruh minat belajar ekonmi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar lampung tahun pelajaran 2008/2009.

Kriteria pengujian hipotesis :

1. Apabila Fhitung > Ftabel dengan dk = n-k-1 dan = 0,05 maka 0 ditolak atau sebaliknya 0 diterima.

2. Apabila probabilitas (Sig.) < 0,05 maka 0 ditolak. Sebaliknya 0 diterima.

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan dengan bantuan program SPSS, untuk pengujian hipotesis ketiga diperoleh ada pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009. Hal tersebut dapat dilihat pada kolerasi product moment terlihat Rhitung > Rtabel atau 0,578 > 0,146 dengan demikian 0 ditolak dan 1 diterima.

Pada model Summary terlihat bahwa koefisien kolerasi multipel diperoleh R = 0,578 berarti tingkat pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila Tahun Pelajaran 2008/2009 termasuk kategori sedang dengan R2=

(27)

0,334 atau 33,4%. Artinya prestasi belajar dipengaruhi minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah 33,4% dan sisanya sebesar 66,6%

dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Setelah diketahui nilai koefisien regresi, maka untuk menguji tingkat signifikansi secara multipel digunakan uji F. Terlihat bahwa Fhitung sebesar 45,537 > Ftabel sebesar 3,892 (hasil intervolasi). Dan nilai Sig. 0,000 < 0,05 maka 0 ditolak dan 1 diterima, dengan demikian ada pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonmi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009.

E. Pembahasan

1. Pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana mengenai pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Koefisien kolerasi ( r )

Hasil analisis menunjukan bahwa koefisien kolerasi sebesar 0,547 setelah dikonsultasikan ke kriteria, maka hubungan sebesar 0,547 tergolong hubungan yang sedang. Ini berarti apabila siswa memiliki minat belajar ekonomi yang sedang maka prestasi belajar ekonomi juga sedang/cukup. 2. Koefisien determinasi ( r2)

Hasil analisis menunjukan adanya kadar determinasi sebesar 0,300 artinya bahwa pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi

(28)

sebesar 30 % sedangkan sisa nya di sebabkan faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh.

3. Persamaan garis regresi

Persamaan garis regresi linier sederhana yang diperoleh adalah 

Y = 34,046 + 0,643x. Harga koefisien kostanta sebesar 34,046 berarti bahwa

1

 sama dengan nol maka besarnya variabel Y sebesar 34,046. Harga koefisien b1 sebesar 0,463 berarti bahwa nilai 1 mengalami kenaikan satu-satuan (1,00) maka tingkat variabel dependen Y akan meningkat sebesar 0,463 satuan.

Pengujian hipotesis pertama dilihat dari uji t, diperoleh thitung = 8,846 > ttabel = 1,973 maka 0 ditolak dan 1 diterima, berarti ada pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung.

Hasil analisis tersebut sejalan dengan pendapat Slameto, (2003: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka atau rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat merupakan keinginan dalam diri sesorang terhadap sesuatu kegiatan yang sesuai dengan kebutuhannya. Minat belajar ekonomi harus dilakukan berdasarkan kemauan dari dalam diri siswa itu sendiri. Siswa yang memiliki minat yang tinggi terhadap suatu mata pelajaran ekonomi akan berusaha untuk selalu mempelajarinya sehingga prestasi belajar yang dicapai akan maksimal.

(29)

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh minat belajar ekonomi terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009. Jadi semakin tinggi minat belajar ekonomi maka semakin tinggi pula prestasi belajar ekonomi yang dicapai oleh siswa demikian pula sebaliknya.

2. Pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier multipel mengenai pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi dengan menggunakan SPSS, dapat disajikan sebagai berikut:

1. Koefisien kolerasi ( r )

Hasil analisis menunjukan bahwa koefisien kolerasi sebesar 0,462 dikonsultasikan ke kriteria korelasi, maka hubungan sebesar 0,462 termasuk kategori sedang.

2. Koefisisen determinasi ( r2)

Hasil analisis menunjukan adanya kadar determinasi sebesar 0,214 atau 21,4%, artinya bahwa lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi sebesar 21,4% sisanya 78,6% disebabkan faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Persamaan garis linier

Persamaan garis linier sederhana yang diperoleh 

Y = 37,509 + 0,469x harga koefisien konstanta sebesar 37,509 berarti bahwa 2 sama dengan nol maka besarnya variabel dependen Y sebesar 37,509 harga koefisien b2

(30)

(1,00) maka tingkat variabel dependen Y akan meningkat sebesar 0,469 satuan.

Pengajuan hipotesis kedua dilakukan uji t , diperoleh thitung = 7,049 > ttabel = 1,973 maka 0 ditolak dan 1 diterima, berarti terdapat pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009.

Hamalik (2005: 195), berpendapat lingkungan adalah sesuatu yang ada di dalam sekitar yang memiliki makna dan pengaruh tertentu kepada individu. Lingkungan sangat mempengaruhi proses belajar dimana siswa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya seperti teman, guru, dan anggota sekolah lainnya.

Lingkungan belajar ini merupakan penciptaan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang baik di sekolah. Dengan adanya lingkungan yang baik, tentu akan dapat mendukung lancarnya kegiatan belajar di sekolah khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Siswa yang mengalami proses belajar supaya berhasil sesuai dengan tujuannya yang harus dicapai, salah satunya harus dapat menyesuaikan dengan lingkungan

belajarnya. Suasana lingkungan yang nyaman tidak bisa tercapai jika tidak ada hubungan yang baik antar siswa, siswa dengan guru. Itu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar ekonomi di sekolah.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU

(31)

YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009. Jadi semakin baik lingkungan belajar di sekolah semakin baik pula prestasi belajar yang dicapai oleh siswa, demikian pula sebaliknya.

3. Pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung tahun pelajaran 2008/2009.

Hasil analisis perhitungan analisis regresi linier multipel mengenai minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Koefisien Kolerasi (R)

Hasil analisis menunjukan bahwa koefisien ( R ) sebesar 0,578 setelah dikonsultasikan kekriteria korelasi, maka hubungan sebesar 0,578

tergolong sedang. Ini berarti apabila siswa memiliki minat belajar ekonomi dalam mata pelajaran ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah

sedang/cukup maka prestasi belajar ekonominya sedang atau cukup. 2. Koefisien determinasi (R2)

Hasil analisis menunjukan adanya koefisien determinasi (R2) sebesar 0,334 atau 33,4% menunjukan bahwa kemampuan variabel 1 dan 2 (minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah) untuk

menjelaskan variasai pada variabel Y (prestasi belajar ekonomi), artinya bahwa pengaruh minat belajr ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi sebesar 33,4% sedangkan sisanya 66,6% disebabkan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh.

(32)

3. Persamaan garis regresi

Persamaan garis regresi linier multipel yang diperoleh adalah 

Y=28,422+0,4941+0,2272. Harga koefisien kostanta sebesar 28,422 berarti bahwa jika 1 dan 2 samadengan nol maka besarnya variabel dependen Y sebesar 28,422.

Harga koefisien b1 sebesar 0,494 berarti bahwa apabila nilai 1 mengalami kenaikan (1,00) maka tingkat variabel dependen Y akan meningkat sebesar 0,494. Harga koefisien b2 sebesar 0,227 berarti apabila nilai 2 mengalami kenaikan satu-satuan (1,00) maka tingkat variabel dependen variabel Y akan meningkat sebesar 0,227 satuan.

Untuk mengetahui tingkat pengaruh kedua variabel tersebut digunakan uji F. Terlihat bahwa Fhitung sebesar 45,537 > Ftabel sebesar 3,892 (hasil intervolasi). Dan nilai Sig. 0,000 < 0,05 maka 0 ditolak dan 1 diterima, dengan

demikian ada pengaruh minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonmi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2008/2009.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil atau prestasi belajar adalah: 1. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa. Faktor internal ini dibagi menjadi tiga faktor yaitu:

a. faktor jasmaniah,

seperti: kesehatan dan cacat tubuh b. faktor fsikologis,

seperti: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

(33)

2. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa. Faktor eksternal ini juga dibagi menjadi tiga factor yaitu:

a. faktor keluarga,

seperti: cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b. faktor sekolah,

seperti: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, alat peraga, tugas rumah, keadaan gedung, waktu belajar dan disiplin.

c. faktor Masyarakat

seperti: teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat, kegiatan siswa dalam masyarakat, dan media massa. (Slameto, 2003: 54-72).

Prestasi belajar ekonomi adalah hasil yang dicapai siswa dalam mata pelajaran ekonomi setelah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah dan diwujudkan dalam bentuk nilai dari guru kepada muridnya pada jangka waktu tertentu. Penilaian yang dilakukan oleh guru adalah sebagai dasar untuk mengetahui sejauh mana tigkat keberhasilan selama siswa

mengikuti proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara minat belajar ekonomi dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMU YP Unila Bandar Lampung.

Gambar

Tabel 7.  Kategori minat belajar ekonomi (  1 )
Tabel 8. Distribusi frekuensi variabel lingkungan belajar di sekolah (  2 )
Tabel 9. Kategori lingkungan belajar di sekolah (  2 )
Tabel 10. Distribusi prestasi belajar ekonomi (Y)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah model pembelajaran problem solving berbantuan web yang

Derajat subsitusi CMC tertinggi yang dihasilkan pada penelitian ini diperoleh dari perlakuan asam trikloroasetat 20 % dan waktu reaksi 3 jam. Sehingga viskositas CMC

Pada penelitian ini akan dilakukan sintesis dan karakterisasi Na-CMC dari selulosa tanaman eceng gondok yang diperoleh dari dua daerah yang berbeda, yaitu daerah Jatinangor

8.11 Dalam hal terdapat anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani hasil rapat sebagaimana dimaksud pada poin 8.1 (delapan titik satu), 8.2

Mempersiapkan kartu yang sesuai dengan informasi yang berkaitan dengan materi yang akan di pelajari (SK dan KD). Menyiapkan lembar observasi sebagai pedoman sikap guru dan

Dari 81 kali pengujian kekasaran spesimen tersebut nilai kekasaran yang tertinggi didapatkan adalah 8,64 µm dengan kelas kekasaran N9 yaitu pada pengujian ke 7 yang