• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE RANGKAIAN BERMAIN, LATIHAN, DAN AGRESIFITAS INSTRUMENTAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH METODE RANGKAIAN BERMAIN, LATIHAN, DAN AGRESIFITAS INSTRUMENTAL TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

114

PENGARUH METODE RANGKAIAN BERMAIN, LATIHAN, DAN AGRESIFITAS INSTRUMENTAL TERHADAP KETERAMPILAN

BERMAIN SEPAKBOLA

Oleh: M. Taheri Akhbar

(Dosen FKIP Universitas PGRI Palembang)

Abstrak

Berdasarkan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa para pemain SSB Putra Wijaya masih memiliki kemampuan rendah dalam bermain sepak bola, dan belum menguasai teknik dasar bermain sepakbola namun, program latihan selama ini tidak sistematis dan tidak maksimal dalam mengikuti latihan. Hasil analisis data menunjukan: (1) terdapat perbedaan keterampilan bermain sepak bola antara kelompok yang menggunakan rangkaian metode bermain dan metode latihan, (2) ada pengaruh yang signifikan dalam keterampilan bermain sepakbola SSB Putra pemain Wijaya antara kelompok yang memiliki tingkat agresivitas tinggi dan agresivitas rendah, (3) ada interaksi antara metode latihan dan tingkat agresivitas dalam meningkatkan keterampilan bermain sepak bola, (4) di tingkat agresivitas tinggi, metode rangkaian bermain lebih efektif daripada metode rangkaian latihan dalam meningkatkan keterampilan bermain sepak bola pemain SSB Putra Wijaya, (5) di agresivitas rendah, metode rangkaian latihan lebih efektif daripada metode rangkaian bermain dalam meningkatkan keterampilan bermain sepak bola pemain SSB Putra Wijaya.

Kata Kunci: Metode Rangkaian Bermain, Latihan, Agresifitas Instrumental, Sepakbola

THE EFFECT OF CIRCUIT INSTRUMENTAL METHOD (PLAY, PRACTICE, AND AGGRESSIVENESS) IN PLAYING FOOTBALL Abstract

Based on field observations indicate that the SSB Putra Wijaya players still have a low ability to play football, and has not mastered the basic techniques of playing football but, during the training program which is not systematic and not optimal in the following exercise. The results of data analysis showed: (1) there is a difference in playing soccer skills between the groups using a series of methods of play and training methods, (2) there is a significant influence in soccer playing skills SSB Putra Wijaya between groups of players who have a high level of aggressiveness and low aggressiveness , (3) there is an interaction between the practice and the level of aggressiveness in improving the skills of playing football, (4) at a high level of aggressiveness, playing the circuit method is more effective than a series of training methods to improve the skills of playing soccer players SSB Putra Wijaya, (5) The low aggressiveness, circuit training method is more effective than a series of play in improving the skills of playing football.of SSB Putra Wijaya.

(2)

115

A. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan, dan juga dunia pendidikan merupakan suatu aspek yang sangat mempengaruhi pembangunan yang direncanakan oleh pemerintah. Dari dunia pendidikan diharapkan dapat dihasilkan tenaga-tenaga profesional yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembangunan tersebut. Dalam dunia pendidikan tersebut salah satunya termasuk di bidang Pendidikan Jasmani dan Olahraga.

Salah satu sektor objek pembangunan adalah di bidang pendidikan jasmani dan olahraga, yang berusaha menciptakan manusia seutuhnya dengan pembinaan generasi muda. Hal ini dinyatakan dalam UU RI no 3 (2005:8) tentang Sistem Keolahragaan Nasional menyatakan “Keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas, disiplin, menanamkan nilai moral dan akhlak manusia, sportivitas, membina dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, memperkokoh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa”.

Perkembangan sepakbola di Provinsi Sumatera Barat disambut baik oleh masyarakatnya. Hal ini terbukti dengan banyaknya muncul Sekolah Sepakbola (SSB), seperti Persatuan Sepakbola Tabing (PSTS), SSB Gaung Putera, SSB Ripans, SSB Padang Yunior, SSB Putra Wijaya dan masih banyak klub-klub atau SSB lainnya. Banyaknya SSB di Kota Padang diharapkan dapat melahirkan bibit-bibit yang berpotensi dan dapat memberikan prestasi yang tinggi bagi Kota Padang.

Sekolah Sepak Bola (SSB) Putra Wijaya adalah salah satu sekolah sepakbola yang ada di Kota Padang yang terletak di Kecamatan Padang Utara yang teroganisir dengan baik. SSB ini telah banyak menghasilkan pemain-pemain berprestasi. SSB ini dilatih oleh pelatih yang bersertifikat pelatih dan mempunyai sarana dan prasarana yang memadai.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengurus SSB, Semenjak SSB Putra Wijaya dibentuk dari tahun 2003 sudah banyak prestasi yang di dapat tetapi

(3)

116

belakangan ini prestasi SSB Putra Wijaya Kota Padang cenderung mengalami penurunan. Hal itu dikarenakan kemampuan keterampilan bermain pemain di dalam mengolah bola masih jauh dari harapan dan juga tingkat psikologis pemain terganggu sehingga mental bertanding pemain kurang siap untuk menghadapi suatu pertandingan dan pemain SSB Putra Wijaya juga kurang agresif di saat bermain.

Pemain SSB Putra Wijaya sudah dua tahun belakangan melakukan latihan secara intensif, masa itu seharusnya pemain sudah sangat terampil di dalam mengolah bola dengan berbagai teknik dasar yang akan dilakukan seperti control,

dribbling, passing, dan shooting. Dengan control pemain akan menguasai bola

sepenuhnya, dengan dribbling pemain bisa melewati lawan, dengan Passing pemain mampu menendang bola dengan tepat, dan dengan shooting pemain bisa menempatkan bola dengan tepat sasaran ke arah gawang.

Berdasarkan pengamatan awal yang peneliti lakukan pada SSB Putra Wijaya saat mereka bertanding, pemain dapat bekerjasama dengan baik, disiplin dalam menjalankan tugas berdasarkan posisinya. Namun di satu sisi, keterampilan bermain mereka dalam mengolah bola sangat memprihatinkan, masih banyak yang belum tepat sasaran, dilihat dari segi psikologi pemain tidak mempunyai mental bertanding yang baik, sehingga mereka terlihat kaku atau tidak bersemangat di saat bertanding. Hal lain yang juga mempengaruhi prestasi SSB Putra Wijaya yaitu metode dan cara melatih yang diterapkan oleh pelatih yang kurang menarik bagi pemain SSB Putra Wijaya, sehingga keterampilan bermain yang diperoleh pemain kurang berkembang dengan baik. Keadaan ini dapat penulis lihat dari observasi awal penulis sebelum melakukan penelitian di SSB Putra Wijaya. Kondisi tersebut menyebabkan prestasi yang diraih oleh pemain SSB Putra Wijaya, masih jauh dari apa yang diharapkan.

Rendahnya Keterampilan pemain ini diduga disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri individu pemain itu sendiri, seperti mental belum matang, motivasi kurang, masalah gizi, kondisi fisik, agresifitas instrumental dan lain sebagainya, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri pemain,

(4)

117

seperti faktor kondisi fisik, kemampuan pelatih, program latihan, wasit, penonton, cuaca/iklim, sarana dan prasarana, makanan yang di konsumsi, dan metode latihan.

Dalam meningkatkan keterampilan bermain sepakbola diperlukan latihan yang efektif dan efisien. Metode latihan merupakan suatu alat/cara pembelajaran yang dilakukan untuk belajar bermain sepakbola. Sesuai dengan persyaratan kondisi dalam mendukung prestasi cabang olahraga, maka kemampuan gerak dan teknik yang sesuai akan dikembangkan melalui berbagai metode latihan yang tepat. Melalui metode latihan dapat di susun beberapa bentuk latihan untuk meningkatkan keterampilan bermain sepakbola, diantaranya adalah metode bentuk bermain, metode rangkaian bermain, metode bentuk latihan, metode rangkaian latihan, metode elementer, metode global, dan lain sebagainya.

Metode yang sering digunakan selama ini adalah metode latihan bentuk bermain, bentuk latihan, rangkaian bermain, rangkaian latihan, global, dan elementer. Akan tetapi, kadangkala kalau metode itu saja bisa jadi membosankan, maka dari itu dicarikan alternatif lain, dengan memperhitungkan aspek psikologi seperti agresifitas instrumental. Faktor lain yang akan mempengaruhi di dalam situasi permainan atau pertandingan sepakbola adalah kadar memberikan kontribusi yang tidak sedikit untuk mencapai tujuan.

Metode latihan akan sesuai dengan tujuan awal bila di buat sesuai dengan prinsip-prinsip latihan. Berdasarkan penjelasan mengenai prinsip latihan dapat dikemukakan bahwa latihan sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan individual dalam prestasi. Syafruddin (2011:24) mengemukakan bahwa memilih rangkaian-rangkaian latihan merupakan hal yang penting dalam usaha peningkatan prestasi pemain pada setiap cabang olahraga.

Agresifitas instrumental merupakan suatu gejala mental yang ada pada diri seseorang yang bertujuan untuk mendorong kemampuan seseorang kearah yang baik. Kalau dikaitkan kedalam permainan sepakbola bahwa pemain yang memiliki agresifitas instrumental akan menampilkan permainan dengan menjunjung tinggi sportifitas tanpa melukai lawan bertanding. Husdarta (2010:76) mengemukakan bahwa Instrumental aggression, yaitu perilaku agresif yang dijadikan sebagai alat

(5)

118

untuk memenangkan pertandingan, tanpa bermaksud melukai orang lain atau kawan bertanding.

Berkowitz dalam (Sobur, 2010:433) mengemukakan bahwa agresi instrumental adalah agresi yang dilakukan oleh organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih lanjut Zilman (dikutip Pate (1993:128) menyatakan bahwa perilaku agresifitas Instrumental merupakan suatu motivasi semangat yang dilakukan pemain untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa dengan perilaku agresifitas instrumental seorang pemain yang ingin mengembangkan kemampuan yang dimiliki maka memerlukan agresifitas instrumental. Sebagai contoh untuk melakukan latihan agar tercapainya tujuan didalam proses latihan maka seorang pemain hendaknya memiliki motivasi atau semangat yang tinggi.

Untuk mencapai suatu prestasi dalam cabang olahraga, seorang pemain harus melakukan latihan. Pate (1993:317) mengemukakan bahwa latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan. Bompa (2000:2) menyatakan mengemukakan bahwa latihan adalah proses dimana seorang pemain dipersiapkan untuk performa tertinggi. Lebih lanjut Syafruddin (2011:21) menyatakan bahwa latihan merupakan realisasi atau pelaksanaan atau penerapan dari materi-materi latihan yang telah direncanakan sebelumnya, yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi orang yang berlatih.

Dalam hal ini latihan harus dilakukan secara berulang-ulang (tidak terhenti) secara sistematis (teratur) yang berurutan serta penambahan suatu beban yang ditingkatkan secara bertahap, dengan demikian maka prestasi dapat diperbaiki. Pada hakikatnya latihan adalah suatu aktifitas yang dilakukan dengan tujuan tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang. Dalam hal ini pun latihan merupakan suatu proses yang dilakukan berulang-ulang kali dengan pembebanan yang bertambah dari beban awal.

Dalam proses pelaksanaan latihan sangat diperlukan suatu pembebanan latihan karena dengan adanya pembebanan latihan akan meningkatkan kemampuan maksimal seorang atlet atau pemain untuk meraih prestasi puncak di

(6)

119

dalam suatu cabang olahraga yang akan ditekuninya begitu juga halnya dengan olahraga permainan seperti sepakbola.

Rangkaian bermain menurut Darwin (1999:39), “Rangkaian latihan yang digunakan dalam usaha pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks yang dapat mencerminkan terjadinya suatu permainan atau pertarungan di antara dua regu penyerang dan bertahan”. Dalam rangkaian bermain adanya kompetisi menang kalah memberikan nuansa kompetitif dan dorongan motivasi untuk berlatih lebih baik bagi pemain sehingga ia mampu menghilangkan kejenuhan saat latihan.

Fleck dan Quinn (2002:1) menyatakan bahwa dengan pendekatan permainan akan membuat tim tertarik pada sepakbola dan akan mengembangkan kreativitas pemain, meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan, serta meningkatkan kemampuan fisik mereka. Dengan adanya pendekatan ini maka pemain akan termotivasi sehingga agresifitas instrumental pemain akan terealisasi, dan akan menghasilkan kesenangan, tantangan, kreatifitas, dan pemecahan masalah yang akan dihadapai pemain baik dalam latihan maupun bertanding. Faktor-faktor penyebab agresifitas instrumental pada manusia yang dikemukakan Syafruddin (2011:26) adalah sosial, personal, kebudayaan, situasional, sumber daya, media masa.

Dalam permainan sepakbola agresifitas instrumental ini sangat dibutuhkan bagi seorang pemain baik itu didalam latihan maupun dalam pertandingan. Sebagai contoh dalam pelaksanaan latihan, pemain yang memiliki sikap agresifitas instrumental dia akan menampilkan kemampuan yang dimilikinya semaksimal mungkin tanpa adanya paksaan dengan kepercayaan diri yang tinggi, semangat, motivasi dan pantang menyerah sehingga pemain tersebut akan mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan bagi dirinya.

Idealnya pemain yang memiliki tingkat agresifitas instrumental tinggi yakni pemain yang memiliki semangat, kerja keras, pantang menyerah dan pemain tersebut akan memiliki performa yang baik dalam suatu pertandingan. Selanjutnya jika tingkat agresifitas instrumental pemain itu rendah, tentu akan berpengaruh pada setiap gerakan yang akan dilakukannya karena pemain tidak

(7)

120

terlalu semangat, tidak memiliki motivasi yang tinggi dan tidak percaya diri. Hal ini berarti tingkat agresifitas instrumental adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keterampilan bermain sepakbola seorang pemain.

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah pengaruh metode rangkaian bermain, latihan, dan agresifitas instrumental terhadap keterampilan bermain sepakbola? (2) apakah pengaruh metode rangkaian bermain, latihan, dan agresifitas instrumental terhadap keterampilan bermain sepakbola?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh metode rangkaian bermain, latihan, dan agresifitas instrumental terhadap keterampilan bermain sepakbola.

Rangkaian bermain merupakan rangkaian latihan yang diberikan kepada pemain dimulai dari yang mudah dan sederhana ke yang lebih sukar dan lebih kompleks sesuai dengan bentuk bermain yang diharapkan sehingga menjadikan suasana atau situasi bermain untuk menumbuhkan persaingan yang menyenangkan dalam diri seseorang agar mereka termotivasi untuk melakukan latihan. Oleh sebab itu, penyusunan materi latihan harus berorientasi pada prinsip dasar atau konsep dari ide bermain sepakbola itu sendiri. Hal ini dimulai dari urutan permainan pertama dikembangkan ke urutan permainan kedua dengan memberikan variasi tertentu hingga permainan dibuat sempurna. Demikian selanjutnya pada urutan ketiga, keempat, dan seterusnya. Dengan melaksanakan rangkaian bermain memberikan pengalaman bermain yang ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan mereka sampai kepada tujuan permainan yang diinginkan.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment, yang bertujuan untuk melihat pengaruh metode latihan dan agresifitas instrumental terhadap Keterampilan bermain sepakbola. Angket digunakan untuk melihat agresifitas instrumental bermain pemain SSB Putra Wijaya kota Padang, selanjutnya

(8)

121

dideskripsikan dan di analisis dengan analisis kuantitatif. Setelah itu akan dilanjutkan dengan analisis factorial 2x2.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik

purposive sampling. Winarno (2011:87) mengemukakan bahwa teknik purposive

sampling digunakan karena alasan dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Dalam penelitian ini, populasi yang dijadikan sampel yaitu pemain yang berumur 12 tahun, dengan alasan dan pertimbangan dari aspek fisiologis pada usia 10-12 tahun keterampilan bermain sepakbola yang dimiliki sangat perlu untuk dibina dan dikembangkan karena pemain pada umur tersebut masih dalam tahap peningkatan dari segi teknik keterampilan bermain sepakbola. Dengan adanya pertimbangan tersebut pengambilan sampel penelitian ini menggunakan klasifikasi kelompok.

Arikunto (1995:45) mengemukakan bahwa cara membuat klasifikasi, yaitu rangking skor dari yang tertinggi sampai yang terendah, diambil 27% urutan rangking sebelah atas dinamakan kelompok tinggi, 27% urutan rangking sebelah bawah dinamakan kelompok rendah. Dengan demikian diperoleh jumlah sampel kelompok perlakuan sebanyak 44 orang yang terdiri dari 22 orang untuk skor kelompok tinggi dan 22 orang untuk skor kelompok rendah yang diperoleh dari (27% dari 83 = 22,41 yang dibulatkan menjadi 22). Anggota subjek yang skornya berada di atas dan di bawah kategori tersebut tidak termasuk ke dalam sampel sehingga secara keseluruhan subjek yang terlibat sebagai sampel penelitian berjumlah 44 orang yang terbagi dalam empat kelompok perlakuan antara lain agresifitas instrumental tinggi dengan metode rangkaian bermain (A1B1) sebanyak 11 orang, agresifitas instrumental tinggi dengan metode rangkaian latihan (A2B2) sebanyak 11 orang, agresifitas instrumental rendah dengan metode rangkaian bermain (A2B1) sebanyak 11 orang, dan agresifitas instrumental rendah dengan metode rangkaian latihan (A2B2) sebanyak 11 orang.

Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik Analisis Varians (Anava) dua jalur dan dilanjutkan Uji Tukey apabila ditemukan interaksi antara variabel metode latihan dengan Agresifitas Instrumental. Oleh karena penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan

(9)

122

faktorial 2x2 maka analisis datanya menggunakan teknik Anava dua jalur, dengan taraf kepercayaan α=0,05. Sebelum data diolah menggunakan teknik analisis varians, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan Anava, yaitu uji normalitas menggunakan uji liliefors dan uji homogenitas Varians menggunakan Uji Bartlet dengan taraf signifikansi α=0,05.

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa secara keseluruhan, skor metode latihan kelompok yang diberi metode rangkaian bermain lebih tinggi daripada yang diberi metode rangkaian latihan. Dengan kata lain bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Dari hasil temuan ini dapat dikemukakan bahwa metode rangkaian bermain lebih efektif digunakan daripada metode rangkaian latihan. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis statistik dengan selisih mean 1,6 ini berarti berlatih dengan menggunakan metode rangkaian bermain memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan metode rangkaian latihan.

Sebagaimana telah dikemukakan pada kajian teori sebelumnya, metode rangkaian bermain dalam olahraga mengajarkan urutan rangkaian beberapa permainan, untuk mengurangi kerumitan dalam permainan. Parameter yang mungkin bisa dalam hal ini yaitu jumlah pemain, ukuran lapangan, serta materi. keuntungan dari latihan ini pemain tidak akan mengalami kesulitan dari awal permainan, karena kesulitan yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kemampuan yang mereka miliki sehingga motivasi dalam berlatih dapat ditingkatkan. pemain memiliki motivasi yang tinggi maka secara langsung akan merangsang pemain untuk meningkatkan agresifitas instrumental yang ada pada dirinya karena atlet akan merasa percaya diri, mempunyai semangat juang yang tinggi, tidak merasa bosan untuk berlatih dengan metode rangkaian bermain. sehingga dengan begitu pemain akan merasa seperti bertanding dengan sesungguhnya.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa secara keseluruhan, skor agresifitas instrumental tinggi lebih besar dari skor agresifitas instrumental rendah. Dengan kata lain hipotesis dalam penelitian ini diterima.

(10)

123

Berdasarkan hasil analisis pemain yang memiliki tingkat agresifitas instrumental tinggi lebih baik dalam keterampilan bermain sepakbola daripada pemain yang memiliki tingkat agresifitas instrumental rendah. Hal ini disebabkan karena pemain yang memiliki agresifitas instrumental tinggi dapat menjaga semangatnya dalam mengikuti latihan, seperti keinginannya dalam mencapai suatu hasil yang maksimal dalam mengikuti sebuah pertandingan. Dengan agresifitas instrumental yang tinggi pemain dapat menerima kedua metode yang diberikan tanpa adanya rasa bosan ataupun enggan dalam melaksanakan kegiatan latihan.

Hal ini berbeda dengan pemain yang memiliki tingkat agresifitas instrumental rendah, pemain dengan agresifitas instrumental rendah tidak dapat dengan mudah dalam menyerap bentuk latihan selama mengikuti proses latihan, dikarenakan mungkin timbulnya rasa jenuh dan frustasi pada saat proses latihan berlangsung, karena menunggu giliran dalam memakai bola, kondisi cuaca, materi latihan yang diberikan terlalu berat dan lain sebagainya sehingga apa yang diinginkan oleh pelatih tidak tercapai. Oleh Karena itu, pemain yang memiliki tingkat agresifitas instrumental yang tinggi lebih baik dalam peningkatan keterampilan bermain sepakbola dibandingkan dengan pemain yang memiliki tingkat agresifitas instrumental yang rendah di SSB Putra Wijaya.

Hasil yang berkaitan dengan pengujian hipotesis interaksi, membuktikan bahwa terdapat interaksi antara metode latihan dan agresifitas instrumental dalam pengaruhnya terhadap keterampilan bermain sepakbola pemain sepakbola SSB Putra Wijaya atau hipotesis penelitian yang diajukan teruji kebenarannya secara signifikan.

Pada kelompok pemain dengan tingkat agresifitas instrumental kategori tinggi yang latihan menggunakan metode latihan rangkaian bermain memperoleh keterampilan bermain sepakbola yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok pemain dengan tingkat agresifitas instrumental yang sama dan latihan dengan menggunakan metode rangkaian latihan. Hal ini terjadi dalam kegiatan latihan yang diikuti oleh pemain SSB Putra Wijaya dalam kesehariannya.

(11)

124

Pada kelompok pemain dengan tingkat agresifitas instrumental pada kategori rendah yang latihan dengan menggunakan metode rangkaian bermain memperoleh rata-rata skor hasil latihan keterampilan bermain sepakbola lebih tinggi dari pada pemain dengan tingkat agresifitas instrumental kategori rendah yang latihan menggunakan metode rangkaian latihan, dengan kata lain bahwa pada kotegori tingkat agresifitas instrumental rendah metode rangkaian latihan lebih efektif dari pada berlatih dengan menggunakan metode rangkaian bermain. Hal ini disebabkan karena dalam berlatih dengan metode rangkaian latihan terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan agresifitas instrumental pemain dalam berlatih sehingga pemain yang pada awalnya memiliki tingkat agresifitas instrumental yang rendah sebelum berlatih, selama proses latihan berlangsung Agresifitas Instrumental itu dapat tumbuh karena adanya dorongan untuk mengikuti proses latihan tersebut, sehingga pemain tidak merasa bosan dan jenuh selama proses latihan berlangsung.

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa secara keseluruhan, skor metode latihan yang diberi latihan metode rangkaian bermain lebih tinggi daripada yang yang diberi bentuk metode rangkaian latihan pada tingkat agresifitas instrumental tinggi. Dengan kata lain bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Dari hasil temuan ini dapat dikemukakan bahwa metode rangkaian bermain lebih efektif digunakan untuk metode latihan daripada metode rangkaian latihan pada tingkat agresifitas instrumental tinggi.

Agresifitas instrumental tinggi yang dimiliki oleh pemain, merupakan potensi yang apabila diasah akan dapat membuahkan hasil yang maksimal. Berdasarkan pendapat tersebut, seseorang yang memiliki agresifitas instrumental tinggi ditandai dengan memiliki kemampuan berlatih yang baik. Tingginya konsentrasi akan mampu menyerap informasi yang didapat. Kemudian berdasarkan informasi yang diperoleh tersebut akan mampu dilanjutkan terhadap reaksi untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungan yang dimiliki. Dengan demikian, idealnya tingkat agresifitas instrumental yang tinggi akan mampu memberikan pengaruh terhadap aktivitas yang dilakukan.

(12)

125

Pada metode rangkaian bermain, tingkat agresifitas instrumental tinggi dapat ditandai dengan kemampuan seorang pemain untuk berfikir ke arah yang lebih baik yang berkaitan dengan bagaimana kemampuan yang dimiliki pemain. Saat pemain melakukan sebuah gerakan, mereka akan melakukan koreksi terhadap teknik yang dilakukan, dan akan mencoba kembali gerakan yang sama dengan harapan gerakan yang dilakukan selanjutnya akan lebih baik.

Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa secara keseluruhan, skor metode latihan kelompok yang diberi metode latihan dengan bentuk metode rangkaian bermain lebih rendah daripada yang diberi metode rangkaian latihan pada tingkat agresifitas instrumental rendah. Dengan kata lain hipotesis penelitian yang diajukan diterima. Dari hasil temuan ini dapat dikemukakan metode rangkaian latihan lebih efektif digunakan untuk metode latihan dari pada metode rangkaian bermain pada tingkat agresifitas instrumental rendah.

Bila seseorang memiliki tingkat agresifitas instrumental rendah, dapat ditandai dengan rendahnya kemampuan seseorang dalam menerima suatu respon yang akan berbeda dalam mempelajari sesuatu, baik dalam rangkaian motorik maupun kognitif. Agresifitas instrumental sangat dibutuhkan dalam proses latihan keterampilan bermain sepakbola. Hal itu ditandai dengan kecepatan seseorang untuk mengambil keputusan, kecepatan gerakan yang dilakukan dan efektifitas tujuan yang hendak dicapai.

Pada metode rangkaian latihan, pemain dengan agresifitas instrumental rendah tidak akan susah menyerap program latihan yang diberikan karena pelatih yang langsung mengajarkan. Dengan demikian masing-masing pemain dapat melakukan berbagai macam gerakan sehingga mendapatkan keterampilan bermain sepakbola yang baik. Berdasarkan data empiris pada kategori tingkat agresifitas instrumental rendah, hasil dari keterampilan bermain sepakbola metode rangkaian latihan lebih efektif daripada metode rangkaian bermain.

Hal tersebut berkaitan pada kemampuan seseorang dalam menerima suatu respon yang akan berbeda dalam mempelajari sesuatu baik dalam rangkaian motorik ataupun kognitif. Dengan demikian maka metode rangkaian latihan lebih efektif dibandingkan dengan metode rangkaian bermain. Hal ini disebabkan

(13)

126

karena adanya pembagian kelompok tingkat agresifitas instrumental rendah yang disesuaikan dengan hasil tes.

D. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) metode rangkaian bermain lebih efektif digunakan untuk meningkatkan keterampilan bermain sepakbola dari pada metode rangkaian latihan, 2) kelompok tingkat agresifitas instrumental tinggi lebih efektif keterampilan bermain sepakbola dibandingkan dengan kelompok tingkat agresifitas instrumental rendah, 3) terdapat interaksi antara metode latihan dan agresifitas instrumental dalam peningkatan keterampilan bermain sepakbola, 4) pada tingkat agresifitas instrumental tinggi, metode rangkaian bermain lebih efektif dari pada metode rangkaian latihan terhadap peningkatan keterampilan bermain sepakbola pemain SSB Putra Wijaya, 5) pada tingkat agresifitas instrumental rendah, metode rangkaian latihan lebih efektif daripada metode rangkaian bermain terhadap peningkatan keterampilan bermain sepakbola pemain SSB Putra Wijaya.

Berdasarkan simpulan di atas, saran-saran dikemukakan kepada: 1) pelatih, dalam upaya meningkatkan keterampilan bermain sepakbola secara efektif hendaknya menggunakan metode rangkaian bermain, dan juga tidak mengabaikan tingkat agresifitas instrumental pemain agar pelatih bisa menerapkan metode latihan yang sesuai, 2) pemain SSB Putra Wijaya Kota Padang yang ingin meningkatkan keterampilan bermain sepakbola secara efektif hendaknya melakukan latihan sesuai dengan arahan dan pedoman dari pelatih, 3) pengurus SSB Putra Wijaya untuk kedepannya agar lebih memperhatikan kondisi dan keadaan pemain beserta sarana dan prasarana yang diperlukan demi kelancaran proses latihan untuk mencapai prestasi yang diinginkan, 4) peneliti yang hendak meneliti permasalahan ini lebih lanjut, agar dapat mempertimbangkan berbagai keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini, seperti jumlah sampel, tempat penelitian dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan agar hasil temuan dapat bermanfaat.

(14)

127

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.1995. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bompa, Tudor. 2000. Periodezation, Theory and Methodology of Training. Fifth

Edition. Terjemahan Rahantoknam, BE. USA: Human Kinetics.

Darwin, Ratinus. 1999. SepakBola. Padang: FIK UNP.

Fleck, Tom dan Ron Quinn. 2002. Panduan Latihan Sepakbola Andal. USA: Ragged Mountain Press.

Husdarta. 2010. Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta.

PASI. 1993. Pengenalan Kepada Teori Pelatihan. Jakarta. Program Pendidikan dan Sertifikasi Pelatih Atletik PASI.

Pate, Russell R, Bruce McClenaghan, & Robert Rotella. 1993. Dasar-dasar

Ilmiah Kepelatihan. Terjemahan Kasiyo Dwijowinoto, MS. Semarang:

IKIP Semarang Press.

Sobur, Alex. 2010. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia. Syafruddin. 2011. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Padang. UNP Press. PSSI. 2009. Peraturan Permainan Sepak Bola. Jakarta.

Winarno. 2011. Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani. Malang: Universitas Negeri Malang.

Referensi

Dokumen terkait

Metode dakwah (kaifiyah al-da’wah, methode) adalah cara- cara menyampaikan, baik individu, kelompok, maupun masyarakat luas agar pesan-pesan dakwah tersebut mudah

Oleh sebab itu, dalam penelitian ini akan dilakukan penentuan kadar genistein dan daidzein pada kedelai, ampas tahu, serta oncom merah menggunakan kromatografi cair kinerja

- Bahwa benar pada waktu isteri saksi dan saksi melakukan pemeriksaaan di rumah kontrakan terdakwa dengan disaksikan oleh saksi Amir Hamzah, saksi Siman (Satpam

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa morfologi serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menunjukkan permukaan yang kasar

Dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu: (1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta

Data temuan penelitian dan pembahasan skripsi ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Perencanaan PR di SMP Al Hikmah Surabaya berawal dari analisis kebutuhan, tujuan,

Faktor Motivasi auditor dapat meningkatkan kinerja APIP hal tersebut dikarenakan bahwa motivasi merupakan suatu konsep yang digunakan dalam

Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara senam asma terhadap peningkatan kekuatan otot pernapasan (p= 0,0005; α= 0 ,05) dan fungsi paru (p= 0,0005; α= 0 ,05) pasien asma