• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Beberapa Varietas Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Dengan Pemberian Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Di Bawah Tegakan Kelapa Sawit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertumbuhan Beberapa Varietas Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Dengan Pemberian Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Di Bawah Tegakan Kelapa Sawit"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Acquaah, G. 2002. Horticulture: Principlesand Practices. 2nd Ed. Pearson Education. New Jersey. 787 p.

Balittas.2010.Kenaf.http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com cconten&view=category&layout=blog&id=47&Itemid=69. Tanggal askses

17 Desember 2014.

Balittas.2014. Biologi Tanaman Kenaf. Balai Penelitian Tanaman Tembakau Dan Serat, Malang.

Ben-Hill, J., L.O. Overhold, H.W. Popp, and A.R. Grove. 1960. Botany. Mc. Graw Hill Book Company, Inc. New York, Toronto, London.

Berger, J. 1969. The World's Major Fiber Crops, Their Cultivation and Manuring. Centre D'Etude Del Azote 6, Zurich.

Buckman, H.O dan N.C. Brady., 1982. Ilmu Tanah, Bharata Karya Aksara, Jakarta.

Brink, M.. and R.P. Escobin (ed). 2003. PROSEA. Plant Resources of South-East Asia. No. 17. Fibre Plants. Backhuys Publishers, Leiden, The Netherlands. P. 456.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Statistik perkebunan Indonesia 2010-2013: Kelapa Sawit (Oil Palm). Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal

Perkebunan.

Dempsey, J.M. 1963. Long vegetable fiber development in South Vietnam and Other Asian Countries. USOM-Saigon.Disbun TIt. I Jawa 1imur. 1992. Laporan evaluasi Program ISKARA 1991/1992.Surabaya.

Fatimah, S., B. M. Handarto. 2008. Pengaruh Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata Nees). Embryo 5(2):133-148. Diakses dari /wp-content/uploads/2012/03/2FATIMAH-SAMBILOTO.pdf

Foth, H. D., dan John W. Schafer. 1980. Soil Geography and Land Use. John Willey and Sons. New York.

Ghosh, T. 1978. Jute manual. Agric. Res. lost. Yesin, Burma.

(2)

Hakin, R. dan Estri Laras. A. 2014. Keragaman Morfologi Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) KR 11 Mutan EMS (Ethyl Methanesulfonate) Berdasarkan Panduan Karakteristik Kenaf. Jurnal Biotropika.vol 2 No.1, Malang. Iswindiyono, S. dan A Sastrosupadi. 1987. Pengaruh Interval Pemberian Air Pada

Tenaf Dan Jute Terbadap Pertumbuhan. Skripsi SI Rttultas Pertanian, UPN "Veteran", Surabaya.

Kurniaty, R., B. Budiman dan M. Suartana. 2009. Pengaruh Media dan Naungan Terhadap Mutu Bibit Suren (Toona sureni Merr.). Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 7(2):77-83. Diakses dari

Nadalia, D. 2009. Perbedaan Karakterisik Tanah Pada Lahan Reklamasi Pascatambang Dengan Tanah Asli Tanpa Top Soil. Skripsi Institut Pertanian Bogor. Bogor. Diakses dari

Ochse, J.J., M.J. Soule, Jr., M.J. Dijkman, C. Wehlbur. 1961. Tropical and

subtropical agriculture. Vol. II. The Macmillan, New York. p. 1139– 1177.

Rahmalia,W., Yulistira, F. Ningrum. J. Qurbaniah. M. dan Ismadi. M. 2006. Pemanfaatan potensi tandan kosong kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) sebagai bahan dasar c-aktif untuk adsorpsi logam perak.

Sastrosupadi, A. 1983. Pengaruh Umur Dan Lama Penggenangan Terhadap Pertumbuhan, Produksi, Dan Kualitas Kenaf Hc G4. Balai Penelitian Tanaman Industri, Malang.

Setyo,U dan Budi. 2013. Biologi Tanaman Kenaf. Balai Penelitian Tanaman Tembakau Dan Serat, Malang.

Sastrosupadi.A.,B. Santoso dan Sudjidro.1996. Budidaya Kenaf ( Hibiscus cannabinus L.) Masing –masing Ahli Penelitian Utama, Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat.

Sastrosupadi, A. dan M. Sahid. 1996. Potensi Tanaman Serat Karung Sebagai Penghasil Bahan Baku Pulp. Monograf Blittas No. 1. Dept. Pertanian, Badan Penelitian dan Pegembangan Pertanian, Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat Malang.

Schuchardt, F., E. Susilawati, dan P. Guritno. 1998. Influence of C/N ratio and inoculum upon rotting characteristics of oil palm empty fruit bunc. Proc.1998. International Oil Palm Conference. Bali, Indonesia. 501-510. Soetopo, R., S., Septiningrum, K. dan Surahman A. 2010. Potensi Kompos Dari

(3)

Sudjindro. 2010. Produk – Produk Diversifikasi Kenaf. Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat, Malang

Yunindanova, M B. 2009. Tingkat kematangan kompos tandan kosong kelapa sawit dan penggunaan berbagai jenis mulsa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat ( Lycopersicon esculentum Mill.) dan cabai (Capsicum annuum L.). Skripsi Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Wijaya, T.,Rosyid,M.J. dan Boerhendhy, I .2001. Teknologi pengelolaan nutrisi dan air pada perkebunan karet. Pusat Penelitian Karet.

(4)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kebun Silau Dunia, PT Perkebunan Nusantara III, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara dengan ketinggian tempat 60–90 meter dpl. Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei sampai dengan September 2015 pada tegakan pohon kelapa sawit tanaman menghasilkan (TM) umur 8 tahun keatas.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Varietas kenaf Karangploso 11, Karangpoloso 12 dan Karangploso 14, kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS), pupuk urea, SP- 36 dan KCl, dan air.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, tugal, gembor, meteran, jangka sorong, timbangan analitik, oven, tali plastik, pacak yang terbuat dari bambu, pisau, plang nama, kalkulator, alat tulis, amplot dan kamera.

Metode Penelitian

Metode percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu :

Faktor 1 : Varietas (V) dengan tiga jenis, yaitu : V1 : KR 11

V2 : KR 12 V3 : KR 14

Faktor 2 : Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) (T) dengan empat taraf, yaitu

(5)

T1 : 50 g / Lubang tanam T2 : 100 g / Lubang tanam T3 : 150 g / Lubang tanam Sehingga diperoleh 12 kombinasi :

V1T0 V2T0 V3T0 V1T1 V2T1 V3T1 V1T2 V2T2 V3T2 V1T3 V2T3 V3T3 Jumlah ulangan : 3

Jumlah plot : 36

Ukuran plot : 4 m x 4 m

Jarak Tanam : 40 cm x 30 cm Jumlah tanaman/plot : 130 tanaman Jumlah sampel per plot : 10 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 4680 tanaman

Dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model linear sebagai berikut :

Yijk= µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk+ εijk

i = 1,2,3 j = 1,2,3, k = 1,2,3,4

Dimana:

Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat varietas (V) ke-j dan pengaruh dosis kompos TKKS (T) pada taraf ke-k

µ : Nilai tengah

(6)

αj : Efek perlakuan pemberian varietas (V) ke-j

βk : Efek dosis kompos TKKS (T) pada taraf ke-k

(αβ)jk : Interaksi antara varietas (V) ke-j dan dosis kompos TKKS (T) pada taraf ke-k

εijk : Galat dari blok ke-i, varietas (V) ke-j dan dosis kompos TKKS (T) pada

taraf ke-k

Data dianalisis dengan analisis sidik ragam, sidik ragam yang nyata dilanjutkan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan dengan taraf

(7)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan

Lahan dibuat pada naungan kelapa sawit dengan plot ukuran 4 m x 4 m dilakukan 2 minggu sebelum penanaman dan dibuat saluran drainase dengan ukuran 30 cm antar plot dan 3 m antar blok. Lahan yang diolah sesuai dengan perlakuan serta dibersihkan dari gulma dan meratakan lapisan tanah bagian atas. Olah tanah sempurna diolah dengan cara membalik tanah secara sempurna, dihaluskan dan diratakan dengan menggunakan cangkul.

Penyediaan Media Tanam

Media tanam kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dimasukkan ke dalam lubang tanam yang telah dibuat dengan cara tugal dan disiapkan dengan dosis secara merata.

Penanaman Benih

Penanaman dilakukan dengan tugal, yakni menugal lahan kira – kira sedalam 2 – 3 cm dari permukaan tanah. Sebelumnya benih direndam air selama 5 jam . Kemudian dimasukkan benih pada tiap lubang tanam terdapat 2 benih/ lubang tanam dengan jarak tanam 40 cm x 30 cm . Kemudian ditutup dengan tanah dengan tipis hingga benih tanaman tidak nampak dan kemudian dilakukan penyiraman.

Pemeliharaan Tanaman Penyiraman

(8)

Penjarangan

Penjarangan dilakukan pada 2 minggu setelah tanam, dengan cara memotong tanaman menggunakan pisau atau gunting. Dipilih bibit dengan pertumbuhan yang baik dan sehat kemudian disisakan satu pada tiap lubang tanam.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali selama tanam. Pemberian pertama 96 g urea/plot, 160 g P/plot dan 160 KCl/plot pemupukan diberikan setelah tanaman berumur 10 hari pada alur pupuk selang dua baris tanaman. Pemupukan kedua 224 g/ plot diberikan setelah tanaman berumur 30 hari dengan cara disebar.

Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan interval 1 kali dalam 2 minggu secara manual dengan tangan ataupun dengan cangkul, baik didalam plot atau diluar plot. Ini dilakukan untuk menghindari terjadinya persaingan antara tanaman utama dengan gulma untuk mendapatkan unsur hara dari tanah.

Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan dengan cara mengemburkan tanah pada areal batang tanaman, kemudian menimbunkan tanah tersebut pada pangkal batang tanaman kenaf. Dengan tujuan untuk memperkokoh kedudukan tanaman dan untuk menekan penguapan air tanah.

Pengendalian Hama dan Penyakit

(9)

dengan insektisida, yang bertujuan untuk membunuh hama dan penyakit yang menyerang tanaman kenaf.

Panen

Tanaman kenaf dapat dipanen pada umur 3-4 bulan. Ciri-ciri tanaman kenaf yang sudah layak panen adalah jika kuncup bunga ke sepuluh sudah mekar dan membentuk buah (kapsul) yang terletak pada bagian ujung batang tanaman, dan berwarna coklat tua.

Peubah Amatan Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga pucuk daun tertinggi dengan menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan 4 - 13 minggu setelah tanam (MST) dengan interval sekali seminggu.

Diameter batang (mm)

Pengukuran diameter batang dilakukan 4 - 13 minggu setelah tanam dengan interval 1 minggu sekali. Pengukuran dengan menggunakan jangka sorong pada bagian pangkal batang.

Jumlah daun (helai)

Jumlah daun dihitung terhadap daun-daun yang tumbuh yang sudah mengalami membuka sempurna pada 4 – 13 minggu setelah tanam dengan interval 1 minggu sekali.

Panjang akar (cm)

(10)

Bobot Segar Tajuk (g)

Bobot segar tajuk tanaman dihitung saat setelah panen. Bobot segar Tajuk sampel dihitung dalam keadaan segar dengan menggunakan timbangan digital, yakni dengan dibersihkan dahulu kemudian dipotong-potong dengan seragam. Bobot Segar Akar (g)

Bobot segar akar tanaman dihitung saat setelah panen. bobot segar akar sampel dihitung dalam keadaan segar dengan menggunakan timbangan analitik. Bobot kering akar (g)

Bobot kering akar tanaman dihitung dengan cara menimbang seluruh bagian akar tanaman sampel yang telah dikeringovenkan selama 24 jam dengan suhu 800C.

Bobot Kering Tajuk (g)

(11)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan beberapa varietas berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar tanaman kenaf dan berpengaruh tidak nyata pada parameter lainnya.

Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang serta berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainnya.

Interaksi kedua perlakuan menunjukkan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun kenaf pada umur 4, 5, 6, 11, 12 dan 13 MST, dan diameter batang pada umur 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 MST serta berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainnya.

Tinggi Tanaman (cm)

Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 7 sampai 16), diketahui bahwa pemberian beberapa varietas kenaf berpengaruh tidak nyata, sedangkan pemberian tandan kosong kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 4-13 MST.

(12)

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman kenaf pada umur 9-13 MST pada perlakuan beberapa varietas dan pemberian tandan kosong kelapa sawit

Umur Varietas

Kompos TKKS

Rataan

T0 T1 T2 T3

(0 g/ (50 g/ (100 g/ (150 g/ tanaman) tanaman) tanaman) tanaman)

9 MST

V1 (KR 11) 72.56 74.43 80.93 79.91 76.96 V2 (KR 12) 79.49 68.85 96.00 64.36 77.17 V3 (KR 14) 79.13 62.21 83.95 76.86 75.54 Rataan 77.06ab 68.50b 86.96a 73.71b 76.56

10 MST

V1 (KR 11) 88.58 89.97 95.81 94.85 92.30 V2 (KR 12) 94.27 80.76 116.07 74.39 91.38 V3 (KR 14) 95.55 74.05 100.65 91.19 90.36 Rataan 92.80ab 81.59b 104.18a 86.81b 91.35

11 MST

V1 (KR 11) 103.05 105.41 112.48 110.88 107.96 V2 (KR 12) 108.34 94.40 136.09 85.85 106.17 V3 (KR 14) 111.94 86.80 119.37 105.84 105.99 Rataan 107.78ab 95.54b 122.65a 100.86b 106.71

12 MST

V1 (KR 11) 112.83 116.25 121.80 121.23 118.03 V2 (KR 12) 118.68 103.90 151.55 95.28 117.35 V3 (KR 14) 125.07 95.25 131.23 116.77 117.08 Rataan 118.86ab 105.13b 134.86a 111.09b 117.49

13 MST

V1 (KR 11) 121.60 125.97 129.87 130.27 126.93 V2 (KR 12) 127.97 112.60 165.57 102.50 127.16 V3 (KR 14) 134.27 104.08 142.68 125.63 126.67 Rataan 127.94ab 114.22b 146.04a 119.47b 126.92 Keterangan: Angka yang dihitung oleh huruf yang berbeda nyata pada kolom

yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 1 menunjukkan tinggi tanaman pada umur 9-13 MST tertinggi diperoleh pada perlakuan pemberian tandan kosong kelapa sawit dengan dosis 100 g/tanaman (T2) dengan tinggi 146.04 cm dan terendah pada perlakuan T1 dengan tinggi 114.22 cm.

Jumlah Daun (helai)

(13)

jumlah daun pada umur 4-13MST, sedangkan pemberian tandan kosong kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Interaksi antara pemberian tandan kosong kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 4-6 MST dan 11-13 MST.

Rataan jumlah daun umur 9-13 MST pada perlakuan beberapa varietas kenaf dan pemberian tandan kosong kelapa sawit dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2. Rataan jumlah daun (helai) tanaman kenaf umur 4-13 MST pada perlakuan beberapa varietas dan pemberian tandan kosong kelapa sawit

Umur Varietas

Kompos TKKS

Rataan

T0 T1 T2 T3

(0 g/ (50 g/ (100 g/ (150 g/ tanaman) tanaman) tanaman) tanaman)

9 MST

V1 (KR 11) 19.87 18.57 19.43 19.70 19.39 V2 (KR 12) 18.50 17.50 22.67 16.50 18.79 V3 (KR 14) 19.43 16.17 20.07 18.90 18.64 Rataan 19.27ab 17.41b 20.72a 18.37ab 18.94

10 MST

V1 (KR 11) 23.03 21.77 22.47 23.47 22.68 V2 (KR 12) 21.60 20.40 26.43 18.90 21.83 V3 (KR 14) 23.30 18.63 23.63 22.13 21.93 Rataan 22.64ab 20.27b 24.18a 21.50b 22.15

11 MST

V1 (KR 11) 26.47b 25.40b 25.53b 26.70b 26.03 V2 (KR 12) 24.77b 24.60b 31.20a 21.70ab 25.57 V3 (KR 14) 25.87b 22.00b 26.60b 25.53b 25.00 Rataan 25.70 24.00 27.78 24.64 25.53

12 MST

V1 (KR 11) 29.20b 28.07b 28.50b 30.23ab 29.00 V2 (KR 12) 27.70b 25.70b 35.70a 23.93c 28.26 V3 (KR 14) 29.17b 23.73c 30.27b 27.97b 27.78 Rataan 28.69 25.83 31.49 27.38 28.35

13 MST

V1 (KR 11) 31.90b 31.23b 30.33b 33.33ab 31.70 V2 (KR 12) 30.60b 28.73b 39.23a 27.20b 31.44 V3 (KR 14) 31.80b 27.07b 34.23ab 30.77b 30.97 Rataan 31.43 29.01 34.60 30.43 31.37 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama

(14)

Tabel 2 menunjukkan rataan jumlah daun tertinggi pada perlakuan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dengan dosis 100 g/tanaman (T2) pada varietas KR 12 dengan jumlah daun yang terbanyak 39.23 helai dan yang terendah 27.07 helai daun.

Diameter Batang (mm)

Data pengamatan dan sidik ragam bobot basah tajuk kenaf dapat dilihat pada Lampiran 27 sampai 36.

Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan beberapa varietas berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang dan pemberian tandan kosong kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap diameter batang kenaf pada 10, 11, 12 dan 13 MST serta interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap diameter batang kenaf pada 4,5,6,7,8 dan 9 MST.

(15)

Tabel 3. Rataan diameter batang (mm) tanaman kenaf umur 9-13 MST pada perlakuan beberapa varietas dan pemberian tandan kosong kelapa sawit

Umur Varietas

Kompos TKKS

Rataan

T0 T1 T2 T3

(0 g/ (50 g/ (100 g/ (150 g/ tanaman) tanaman) tanaman) tanaman)

9 MST

V1 (KR 11) 6.57b 5.93b 6.15b 6.25b 6.22 V2 (KR 12) 5.66b 5.08b 9.23a 4.35b 6.08 V3 (KR 14) 6.19b 4.63b 6.50b 5.77b 5.77 Rataan 6.14 5.21 7.29 5.46 6.03

10 MST

V1 (KR 11) 7.40 6.57 7.05 7.12 7.03 V2 (KR 12) 6.53 5.91 10.01 4.95 6.85 V3 (KR 14) 7.02 5.29 7.41 6.52 6.56 Rataan 6.98b 5.92b 8.15a 6.19b 6.81

11 MST

V1 (KR 11) 8.35 7.41 7.78 8.06 7.90 V2 (KR 12) 7.35 6.56 10.92 5.71 7.64 V3 (KR 14) 8.03 6.08 8.50 7.46 7.52 Rataan 7.91ab 6.68b 9.06a 7.08b 7.68

12 MST

V1 (KR 11) 9.37 8.32 8.99 9.29 8.99 V2 (KR 12) 8.19 7.57 12.88 6.52 8.79 V3 (KR 14) 8.83 6.88 9.61 8.40 8.43 Rataan 8.80b 7.59b 10.50a 8.07b 8.74

13 MST

V1 (KR 11) 8.66 9.27 9.50 9.63 9.26 V2 (KR 12) 8.76 8.30 12.16 7.17 9.10 V3 (KR 14) 9.18 7.57 10.48 9.36 9.15 Rataan 8.86b 8.38b 10.71a 8.72b 9.17 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama

adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

(16)

Grafik diameter batang kenaf pada perlakuan beberapa varietas dan pemberian tandan kosong kelapa sawit umur 13 MST dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 1. Hubungan diameter batang tanaman kenaf pada umur 13 MST pada berbagai dosis pemberian tandan kosong kelapa sawit.

Pada gambar 1 memperlihatkan bahwa grafik kubik pada pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dengan dosis 0 g menurun pada dosisi 50 g sedangkan pada dosis 100 g meningkat kembali dengan ketinggian 10.71 mm dan dosis 150 g menurun kembali, dimana pada grafik ini menunjukkan bahwa diameter batang terbesar pada dosis 100 g/tanaman.

Bobot Basah Tajuk (g)

Data pengamatan dan sidik ragam bobot basah tajuk kenaf dapat dilihat pada Lampiran 37.

Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan beberapa varietas dan pemberian tandan kosong kelapa sawit serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobot basah tajuk kenaf.

y = -1E-05x3+ 0,002x2- 0,0855x + 8,8649

R² = 1

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00

0 50 100 150 200

D iam et er b at an g ( m m )

(17)

Rataan bobot basah tajuk pada perlakuan beberapa varietas kenaf dan pemberian tandan kosong kelapa sawit dapat dilihat pada table 4.

Varietas

Kompos TKKS

Rataan

T0 T1 T2 T3

(0 g/ (50 g/ (100 g/ (150 g/ tanaman) tanaman) tanaman) tanaman) --- g ---

V1 (KR 11) 102.76 86.86 80.01 104.67 93.57 V2 (KR 12) 78.82 72.49 98.99 50.48 75.19 V3 (KR 14) 98.63 57.71 101.82 85.82 85.99 Rataan 93.40 72.35 93.60 80.32 84.92 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama

adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 4 menunjukkan bahwa bobot basah tajuk kenaf pada perlakuan varietas KR 11 (V1) yaitu 93.57 g lebih tinggi dibandingkan KR 12 (V2) yaitu 75.19 g. Sedangkan perlakuan pemberian tandan kosong kelapa sawit yang tertinggi dengan dosis 100 g (T2) yaitu 93.60 g dan yang terendah dengan dosis 50 g (T1) yaitu 72.35 g.

Bobot Basah Akar (g)

Data pengamatan dan sidik ragam bobot basah akar kenaf dapat dilihat pada Lampiran 38.

(18)

Rataan bobot basah tajuk pada perlakuan beberapa varietas kenaf dan pemberian tandan kosong kelapa sawit dapat dilihat pada table 5.

Varietas

Kompos TKKS

Rataan

T0 T1 T2 T3

(0 g/ (50 g/ (100 g/ (150 g/ tanaman) tanaman) tanaman) tanaman)

--- g ---

V1 (KR 11) 11.19 13.12 10.71 12.70 11.93 V2 (KR 12) 8.90 8.34 11.73 5.32 8.57 V3 (KR 14) 11.57 7.91 12.57 10.61 10.66 Rataan 10.55 9.79 11.67 9.54 10.39 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama

adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 5 menunjukkan bahwa bobot basah akar kenaf pada perlakuan varietas varietas KR 11 (V1) yaitu 11.93 g lebih tinggi dibandingkan KR 12 (V2) yaitu 8.57 g. Sedangkan perlakuan pemberian tandan kosong kelapa sawit yang tertinggi dengan dosis 100 g (T2) yaitu 11.67 dan yang terendah dengan dosis 50 g (T3) yaitu 9.54 g.

Panjang Akar (cm)

Data pengamatan dan sidik ragam panjang akar kenaf dapat dilihat pada Lampiran 39

(19)

Rataan panjang akar pada perlakuan beberapa varietas kenaf dan pemberian tandan kosong kelapa sawit dapat dilihat pada table 6.

Varietas

Kompos TKKS

Rataan

T0 T1 T2 T3

(0 g/ (50 g/ (100 g/ (150 g/ tanaman) tanaman) tanaman) tanaman)

--- cm ---

V1 (KR 11) 20.59 18.98 21.37 21.73 20.67 V2 (KR 12) 20.78 17.12 20.73 16.79 18.85 V3 (KR 14) 18.33 16.47 21.09 19.69 18.90 Rataan 19.90 17.52 21.06 19.40 19.47 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama

adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 6 menunjukkan bahwa panjang akar kenaf pada perlakuan varietas varietas KR 11 (V1) yaitu 20.67 cm lebih tinggi dibandingkan KR 12 (V2) yaitu 18.85 cm. Sedangkan perlakuan pemberian tandan kosong kelapa sawit yang tertinggi dengan dosis 100 g (T2) yaitu 21.06 cm dan yang terendah dengan dosis 50 g (T1) yaitu 17.52 cm.

Bobot Kering Tajuk (g)

Data pengamatan dan sidik ragam bobot kering tajuk kenaf dapat dilihat pada Lampiran 40

(20)

Rataan panjang akar umur 14 MST pada perlakuan beberapa varietas kenaf dan pemberian tandan kosong kelapa sawit dapat dilihat pada table 7.

Varietas

Kompos TKKS

Rataan

T0 T1 T2 T3

(0 g/ (50 g/ (100 g/ (150 g/ tanaman) tanaman) tanaman) tanaman)

--- g ---

V1 (KR 11) 52.47 36.80 35.50 44.87 42.41 V2 (KR 12) 31.68 31.65 45.29 21.90 32.63 V3 (KR 14) 42.06 21.68 44.49 37.33 36.39 Rataan 42.07 30.04 41.76 34.70 37.14 Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama

adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 7 menunjukkan bahwa bobot basah tajuk kenaf pada perlakuan varietas varietas KR 11 (V1) yaitu 42.41 g lebih tinggi dibandingkan KR 12 (V2) yaitu 32.63 g. Sedangkan perlakuan pemberian tandan kosong kelapa sawit yang tertinggi dengan dosis 0 g (T0) yaitu 42.07 g dan yang terendah dengan dosis 50 g (T1) yaitu 30.04 g.

Bobot Kering Akar ( g)

Data pengamatan dan sidik ragam bobot kering tajuk kenaf dapat dilihat pada Lampiran 3

Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan beberapa varietas berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar dan pemberian tandan kosong kelapa sawit berpengaruh tidak nyata serta interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering akar kenaf.

(21)

Varietas

Kompos TKKS

Rataan

T0 T1 T2 T3

(0 g/ (50 g/ (100 g/ (150 g/ tanaman) tanaman) tanaman) tanaman)

--- g ---

V1 (KR 11) 7.83 8.38 8.17 6.69 7.77a V2 (KR 12) 6.31 4.10 6.26 3.08 4.94b V3 (KR 14) 8.70 5.34 6.38 5.41 6.46b

Rataan 7.61 5.94 6.94 5.06 6.39

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama adalah berbeda nyata berdasarkan Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Tabel 8 menunjukkan bobot kering akar terbesar diperoleh pada perlakuan varietas KR 11 (V1) dengan bobot 7.77 g dan terendah pada perlakuan KR 12 (V2) dengan bobot 4.94 g.Bobot kering akar kenaf pada perlakuan V1 berbeda nyata dengan perlakuan V2 dan V3

Hubungan bobot kering akar tanaman kenaf dengan beberapa varietas dan pemberian tandan kosong kelapa sawit dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Grafik bobot kering akar kenaf pada beberapa varietas.

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00

V1 V2 V3

(22)

Pada gambar 2 memperlihatkan bahwa bobot kering akar pada perlakuan beberapa varietas dan pemberian tandan kosong kelapa sawit diperoleh tinggi pada grafik KR 11 (V1) dengan nilai 7.77 cm dibandingkan dengan KR 12 (V2) yaitu 4.94 cm, dimana perlakuan varietas yang terbaik yaitu KR 11.

Pembahasan

Dari hasil sidik ragam dapat diketahui bahwa perlakuan beberapa varietas berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering akar (Tabel 8) dan berpengaruh tidah nyata terhadap parameter lainnya, sedangkan perlakuan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman (Tabel 1), jumlah daun (Tabel 2), diameter batang (Tabel 3), dan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainnya. Dimana interaksi kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun (Tabel 2), diameter batang (Tabel 3) pada umur 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 MST serta berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainnya.

(23)

kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman, bersifat homogen dan mengurangi risiko sebagai pembawa hama tanaman, merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah.

Parameter bobot basah tajuk, bobot basah akar, panjang akar, dan bobot kering tajuk yang menghasilkan data tertinggi pada verietas KR 11 dan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit pada dosis 100 g/tanaman lebih baik dibandingkan dengan dosis lainnya. Pemberian kompos dengan dosis yang sesuai dapat merangsang pertumbuhan tanaman yang baik, dimana pemberian kompos dengan dosis yang lebih tinggi belum tentu meningkatkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusuma (2003) yang menyatakan dalam pengaplikasian perlu diperhatikan ketepatan dosis, karena dosis yang terlalu tinggi malah menghambat pertumbuhan tanaman dan menyebabkan keracunan pada jaringan tanaman.

Pada Tabel 8 parameter bobot kering akar pada varietas KR 11 yaitu 7.77 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga pada varietas kr 11 dengan dosis 100 g mampu melakukan fotosistesis lebih baik dan mengandung air lebih sedikit serta menghasilkan fotosintat yang lebih banyak dari pada tanaman lainnya. Hal ini sesuai dengan literatur Huik (2004) yang menyatakan bahwa hormon mengatur proses fisiologis tanaman, sehingga lebih mudah dan leluasa menyerap hara dan air serta proses fotosistesis dapat berlangsung lancar.

(24)

bobot kering tajuk. Pertumbuhan kenaf yang mendapatkan cahaya matahari yang cukup dapat menghambat proses fotosintesis sehingga dapat mengakibatkan bobot tajuk pada tanaman jadi berkurang. Hal ini dijelaskan juga oleh Salisbury and ross (1985) yang menyatakan bahwa cahaya merupakan energi yang mampu mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik pada proses fotosintesis. Cahaya yang cukup menjadikan klorofil berflourosensi yang akhirnya meningkatkan laju fotosintesis pada kenaf. Kenaf yang ditanam pada kondisi ternaungi memiliki laju tranportasi dan absorbsi yang rendah sehingga tanaman terhambat tranportasi haranya sehingga menghambat fotosintesis.

(25)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perlakuan beberapa varietas berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering akar dan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainnya.

2. Perlakuan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang sedangkan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter lainnya.

3. Interaksi kedua perlakuan menunjukkan berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan diameter batang serta tidak berpengaruh meningkatkan pada parameter lainnya. Dan kombinasi perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dengan dosis 100 g/tanaman. Saran

(26)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Sistematika kenaf menurut Ben-Hill et al. (1960) sebagai berikut: Kingdom : Plantae; Divisio : Spermatophyta; Subdivisio: Angiospermae; Kelas: Dicotyledoneae; Ordo: Malvales; Famili: Malvaceae; Genus: Hibiscus; Spesies: Hibiscus cannabicus L.

Kenaf membentuk akar tunggang yang panjangnya dapat mencapai 25–75 cm. Akar lateralnya tegak lurus pada akar tunggang, panjangnya 25–30 cm. Perakaran kenaf lebih kuat dibanding perakaran rosela. Dalam keadaan tergenang air pada batas tertentu akar kenaf masih dapat bertahan. Perakaran tanaman kenaf akan toleran di saat tanaman sudah berumur 1,5–2 bulan (Sastrosupadi, 1983).

Batang kenaf terdiri dari bagian kulit yang mengandung serat dan bagian kayu. Untuk tujuan penghasil serat, maka diperlukan tanaman serat yang tanpa cabang. Cabang pada batang kenaf tidak dibutuhkan karena menurunkan produksi serat, sedangkan wiwilan adalah tunas kecil tidak menurunkan produksi serat bahkan membantu mempertinggi fotosintesis. Batang berwarna hijau, merah, atau campuran merah dan hijau tidak teratur. Diameter batang kenaf dapat mencapai 25 mm tergantung varietas dan lingkungan tumbuhnya. Permukaan batang kenaf ada yang licin, berbulu halus, berbulu kasar dan ada juga yang berduri. Kandungan serat terbanyak berada pada batang bawah setinggi 1-1,2,5 m (Wijiastuti, 2013).

(27)

daun. Panjang tangkai daun (petiole) 3–18 cm dan tidak beruas. Warna tangkai daun umumnya berbeda saat tanaman muda dengan tanaman menjelang panen. Letak tangkai daun pada cabang berbeda pada setiap spesies antara lain intermediate, horizontal, dan terkulai. Pada ketiak daun terdapat stipula. Tepi

daun kenaf umumnya bergerigi (Setyo dan Budi, 2013).

Tanaman kenaf termasuk tanaman yang menyerbuk sendiri, tetapi sekitar 4% terjadi penyerbukan silang. Tanaman kenaf bersifat otosensitif, yaitu pembungaannya dipengaruhi oleh panjang hari, yaitu akan berbunga awal jika mendapat penyinaran yang lebih pendek dari fotoperiode. Kenaf mulai berbunga pada minggu ke 12 setelah tanam. Bunga biasanya berdiri sendiri, terdapat pada ketiak daun bagian atas. Bunga kenaf terdiri dari: 1) kelopak tambahan 7-10 helai, berdaging tipis, hampir lepas, berbentuk garis; 2) kelopak yang berwarna hijau terbagi lima, tidak lebih panjang dari kelopak tambahan; 3) tajuk atau mahkota berjumlah lima kelopak berbentuk bulat telur terbalik, panjang sampai 6 cm, berwarna kuning atau putih dengan noda merah tua pada pangkalnya; 4) benang sari seluruhnya tertutup dengan kepalasari, dan 5) putik berwarna merah ada yang menonjol dan ada yang pendek tangkai putiknya. Periode pembungaan kenaf tidak serempak. Mekarnya sangat singkat, biasanya terjadi sebelum matahari terbit dan akan menutup kembali pada siang hari atau sore hari (Wijiastuti, 2013).

Buah kenaf (kapsul) berbentuk bulat meruncing (seperti kerucut) dengan panjang 2–2,5 cm dan diameter 1–1,5 cm. Permukaan buah terdapat bulu pendek, halus dan banyak, ada juga yang berduri. Buah muda berwarna hijau. Sedangkan

(28)

Biji kenaf biasanya berbentuk ginjal berdiameter sekitar 0,3–0,5 cm, berwarna kelabu agak kecokelatan Ada juga yang berbentuk reniform,subreniform, dan angular (Ochse et al., 1961).

Syarat Tumbuh Tanah

Kenaf dapat tumbuh hampir pada semua tipe tanah, tetapi tanah yang ideal untuk kenaf yaitu tanah lempung berpasir atau lempung liat berpasir dengan drainase yang baik (Dempsey, 1963).

Kenaf mampu beradaptasi terhadap berbagai jenis tanah, tetapi yang paling sesuai untuk pertumbuhan kenaf adalah pada tanah yang subur, remah dan lempung berpasir yang mengandung humus dengan drainase baik (Sastrosupadi, et al., 1996).

Kenaf agak tahan pada kekeringan, namun karena seluruh bagian vegetatifnya (batang) harus dipanen pada umur 3,5-4 bulan, maka ketersediaan air selama pertumbuhan harus cukup. Kebutuhan air untuk kenaf sebesar 600 mm selama empat bulan (Iswindiyono dan Sastrosupadi, 1987). Kisaran pH cukup luas, yaitu dari 4,5-6,5 sehingga kenaf dapat tumbuh baik di tanah yang agak masam, antara lain di lahan gambut.

Iklim

(29)

Daerah penyebaran kenaf sangat luas, terletak antara 450 LU sampai dengan 30o LS. Kenaf sangat toleran terhadap temperatur harian dengan variasi sekitar 10oC–50oC, tapi akan mati pada suhu dingin (frost). Kenaf akan tumbuh baik pada daerah dengan kisaran temperatur 20oC–35oC, dengan curah hujan 500– 625 mm selama musim tanam (5–6 bulan), umumnya peka fotoperiodisitas dan sedikit yang kurang peka fotoperiodisitas. (Brink dan Escobin, 2003).

Varietas Kenaf

Usaha peningkatan penggunaan tanaman kenaf dapat dilakukan dengan menghasilkan varietas unggul kenaf yang mampu menghasilkan biomasa lebih banyak. Karangploso 11 (KR11) merupakan varietas potensi serat yang tinggi (2,75 – 4,20 ton/ha). Berumur dalam , mulai berbunga pda umur 86 – 92 hari dan umur panen 130–140 hari. Tahan terhadap genangan dan kekeringan, serta terpengaruh fotoperiodesitas. Dapat ditanam di sembarang waktu tanam. Agak tahan terhadap hama wereng kenaf dan nematode puru akar setra memlilki produktivitas benih rendah yaitu 0,5 – 0,7 ton/ha (Balittas, 2010).

Karangploso 12 (KR 12) merupakan varietas berumur genjah, dan pada umur 130 – 140 hari telah dapat dipanen. Potensi hasil serat tinggi ( 2,75 – 4,20 ton/ha). Tahan terhadap genangan dan juga rekatifpeka terhadap fotoperiodisitas dan serangan hama wereng serta nematode. memiliki produktivitas benih tinggi yaitu 1 – 2 ton/ha (Balittas, 2010).

(30)

peka terhadap hama wereng kenaf dan nematode puru akar. Memiliki produktivitas benih rendah yakni 0,5 – 0,7 ton/ha (Balittas, 2010).

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)

Tanah merupakan medium yang dinamis tempat tanaman dan mikroorganisme hidup bersama dan saling berhubungan satu sama lain. Lapisan atas atau olah atau disebut juga top soil suatu penampang tanah yang kedalamannya ±10-20 cm biasanya mengandung banyak bahan organik dan berwarna gelap karena akumulasi bahan organik. Lapisan ini juga merupakan

daerah utama bagi pertumbuhan perakaran, dan banyak mengandung unsur hara dan air tersedia bagi tanaman. Lapisan di bawah lapisan olah dikenal dengan lapisan bawah yang kedalamannya lebih dari 20 cm, dimana kandungan

bahan organik, unsur hara, dan air tersedia menurun dengan kedalaman tanah (Nadalia, 2009).

Media tumbuh tanaman merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan, sebab mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman untuk hasil yang optimal. Media yang baik untuk pertumbuhan tanaman harus mempunyai sifat fisik yang baik, gembur dan mempunyai kemampuan menahan air. Kondisi fisik tanah sangat penting untuk berlangsungnya kehidupan tanaman menjadi dewasa (Fatimah , 2008).

Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih media untuk dijadikan

campuran adalah kualitas dari bahan tersebut, sifat kimia atau fisiknya, tersedia dipasaran, murah, mudah cara penggunaannya, dapat digunakan untuk berbagai macam tanaman, tidak membawa hama dan penyakit, mempunyai

(31)

jenis tanaman dan mengandung unsur hara untuk mendukung pertumbuhan tanaman (Acquaah, 2002 dalam Hanum, 2010).

Lapisan atas tanah atau top soil cukup banyak mengandung bahan organik dan biasanya berwarna gelap karena penimbunan bahan organik. Sedangkan tanah sub soil adalah tanah yang mengalami cukup pelapukan, mengandung lebih sedikit bahan organik. Produktifitasnya sedikit karena ditentukan oleh keadaan subsoil tersebut (Buckman dan Brady, 1982).

Top soil adalah tanah yang berwarna gelap yang memiliki ketebalam minimal 10 cm. Mengandung C organikk 1-17% dan perbandingan C/N kurang dari 17%. Ciri khasnya struktur baik (remah) sehingga tanah tidak mengeras dan kaku ketika kering (Foth dan Schafer, 1980).

Umumnya media yang digunakan untuk pembibitan berasal dari top soil. Namun pengambilan top soil dalam skala besar dapat berdampak negatif bagi ekosistem di areal tersebut. Oleh karena itu penggunaan bahan lain untuk media pertumbuhan bibit perlu dilakukan (Kurniati et al., 2009).

(32)

Kompos dari limbah pabrik pengolahan kelapa sawit berupa tandan kosong merupakan salah satu sumber bahan baku yang potensial untuk dibuat kompos, karena ketersediannya dalam volume yang besar, sebagai gambaran untuk setiap ton TBS (Tandan Buah Segar) yang diolah akan dihasilkan tandan kosong sebesar 20% atau 200 kg (Wijaya et al.,2001). TKKS merupakan salah satu limbah padat yang berasal dari proses pengolahan industri kelapa sawit (Rahmalia,et al., 2006).

Ketersedian TKKS cukup besar sejalan dengan peningkatan jumlah dan kapasitas pabrik kelapa sawit (PKS) untuk menyerap TBS yang dihasilkan. Salah satu potensi TKKS yang cukup besar adalah sebagai bahan pembenah tanah dan sumber hara bagi tanaman. Potensi ini didasarkan pada materi TKKS yang merupakan bahan organik dengan kandungan hara yang cukup tinggi. Secara fisik tandan kosong kelapa sawit terdiri dari berbagai macam serat dengan komposisi antara lain sellulosa sekitar 45,95%; hemisellulosa sekitar 16,49% dan lignin sekitar 22.84%. Tandan kosong sawit mengandung 42,8 % C, 2,90 % K2O, 0,80 % N, 0,22 % P2O5, 0,30 % MgO dan unsur-unsur mikro antara lain 10 ppm B, 23 ppm Cu dan 51 ppm Zn (Yunindanova, 2009).

(33)
(34)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki areal lahan perkebunan kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2013) bahwa luas areal perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia adalah 9.271.039 Ha. Lahan tersebut terdiri atas tanaman menghasilkan (TM) maupun tanaman belum menghasilkan (TBM). Dimana permasalahan selama ini banyak dari luasan tanaman ini yang tidak dimanfaatkan tanaman lain yang dapat dibudidayakan untuk meningkatkan pendapatan pemerintah maupun masyarakat. Dalam mengatasi permasalahan ini tanaman kenaf dapat ditanam secara tumpang sari antara tanaman kelapa sawit, kenaf merupakan tanaman penghasil serat yang tinggi serta mempunyai prospek dan ekonomis yang tinggi, kandungan nitrogen yang tinggi, pada daun kenaf juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau maupun pakan ternak.

(35)

Usaha dalam peningkatan penggunaan tanaman kenaf dapat dilakukan dengan menghasilkan varietas unggul tanaman kenaf yang mampu meningkatkan biomassa lebih banyak. Salah satunya adalah introduksi varietas untuk Sumatera Utara yang cocok untuk varietas tanaman kenaf untuk meningkatkan hasil serat yang tinggi bagi perkebunan.

Kelapa sawit merupakan tanaman yang mempunyai tajuk yang luas serta vegetasi disekitar kelapa sawit tidak dapat ditanami tanaman karena kurang mendapatkan sinar matahari, kenaf dapat di tanam di bawah vegetasi kelapa sawit karena kenaf dapat meningkatkan biomassa di dalam tanah dan juga toleran tumbuh pada naungan kelapa sawit yang dapat membuat serat tinggi.

Kenaf memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanaman lain yang sejenis maupun dengan tanaman tahunan bila digunakan sebagai bahan baku suatu industri, antara lain: mudah dibudidayakan dengan teknologi sederhana, umur relatif pendek yaitu 4-5 bulan, mampu beradaptasi pada berbagai lingkungan tumbuh, tanaman kenaf ramah lingkungan karena mampu menyerap CO2 dalam jumlah yang banyak (Sudjindro, 2010). Menurut Ghosh (1978), Dari hasil analisis tanah di wilayah pengembangan kenaf, unsur K, Ca, dan Mg umumnya tidak menjadi masalah atau cukup tersedia, sedang N dan P sering kekurangan, terutama unsur N. Hal ini sesuai dengan sifat tanaman kenaf. Karena yang dipanen bagian vegetatif berupa batang, maka tanaman kenaf sangat responsif terhadap pemupukan N.

(36)

tinggi untuk mengatasi ketertinggalan produktivitas serat untuk petani kedepannya. Tanaman kenaf di Indonesia terdapat beberapa jenis varietas yaitu KR 1, KR 2, KR 3, KR 4, KR 5, KR 6, KR 9, KR 11, KR 12, KR 14 dan KR 15 (Balittas, 2014).

Kenaf merupakan tanaman yang belum banyak yang membudidayakan di Sumatera Utara untuk itu diperlukan penelitian kenaf yang memilih tiga jenis varietas yaitu Karangploso 11 (KR 11), Karangploso 12 (KR 12) dan Karangploso 14 (KR14), yang akan dibudidayakan sehingga penelitian ini nantinya akan mendapatkan varietas yang lebih adaptif di perkebunan Sumantera Utara.

Limbah pabrik kelapa sawit merupakan sisa dari suatu areal perkebunan yang dapat dijadikan sebagai pemanfaatan kompos tandan kosong kelapa sawit (TKKS) untuk tanaman kenaf yang memunyai kandungan kalium yang tinggi, memperkaya unsur hara yang ada di dalam tanah dan mampu memperbaiki sifak fisik, kimia dan biologi tanah. Sehingga dapat membuat amandemen tanah yang akan meningkatkan produktivitas produksi dari tanah yang telah diberikan, dan juga menjadikan tanaman menjadi menghasilkan produksi serat yang tinggi bagi tanaman kenaf (Soetopo dan Surahman. 2010).

(37)

kompos adalah pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh pemberian kompos tersebut.

Tujuan Penelitian

Untuk penelitian ini adalah untuk mendapatkan varietas kenaf (Hibiscus cannabicus L.) dengan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit di bawah tegakan kelapa sawit.

Hipotesis Penelitian

Adanya pengaruh pertumbuhan beberapa varietas kenaf (Hibiscus cannabicus L.) dengan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit di bawah tegakan kelapa sawit dan interaksi keduanya.

Kegunaan Penelitian

(38)

ABSTRACT

JOSAFAT PASARIBU. Growth of some varieties of kenaf with composting under oil palm empty fruit bunches of oil palm. Supervised by CHAIRANI HANUM and RATNA ROSANTY LAHAY.

The objective of research to determine the growth varieties of kenaf with composts bunches oil palm. The research has been conducted at PT. Perkebunan Nusantara III silau dunia village, district galang serdang bedagai, north sumatera from may to september 2015, using a randomized block design with two factors. The first factor is varieties kenaf (KR 11, KR 12 and KR 14) the second factor is with composts bunches oil palm (0, 50, 100 and 150 g/ plant) The results showed that treatment of several varieties of kenaf under stands of oil palm (shade) significantly affect root dry weight, while treatment compost empty fruit bunches of oil palm real effect on the parameters plant height, number of leaves, stem diameter, as well as the interaction of both real effect on the amount of leaf age 11-12 period after planting and plant stem diameter ages 4-9 times after planting.

(39)

ABSTRAK

JOSAFAT PASARIBU. Pertumbuhan beberapa varietas kenaf dengan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dibawah tegakan kelapa sawit oleh CHAIRANI HANUM dan RATNA ROSANTY LAHAY.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan varietas kenaf dengan pemberian kompos tandan kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan di PTPN III Desa Silau Dunia, Kecamatan Galang Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada bulan Mei sampai September 2015, menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu varietas (KR 11, KR 12 dan KR 14), faktor kedua yaitu kompos tandan kelapa sawit (0, 50, 100 dan 150 g/tanaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan beberapa varietas kenaf dibawah tegakan kelapa sawit (naungan) berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar, sedangkan perlakuan kompos tandan kosong kelapa sawit berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang,serta interaksi kedua berpengaruh nyata pada jumlah daun umur 11-12 MST dan diameter batang tanaman umur 4 – 9 MST.

(40)

PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS KENAF (Hibiscus cannabinus L. ) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

DIBAWAH TEGAKAN KELAPA SAWIT.

SKRIPSI

OLEH :

JOSAFAT PASARIBU 110301251

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(41)

PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS KENAF (Hibiscus cannabinus L. ) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA

SAWIT(TKKS) DIBAWAH TEGAKAN KELAPA SAWIT.

SKRIPSI

OLEH :

JOSAFAT PASARIBU 110301251

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(42)

Judul : Pertumbuhan Beberapa Varietas Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Dengan Pemberian Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit

(TKKS) Di Bawah Tegakan Kelapa Sawit. Nama : Josafat Pasaribu

Nim : 110301251 Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MS) (Ir.Ratna Rosanty Lahay, MP. Ketua Anggota

)

Diketahui Oleh :

(Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M. Sc. Ketua Program Studi Agrooekoteknologi

(43)

ABSTRACT

JOSAFAT PASARIBU. Growth of some varieties of kenaf with composting under oil palm empty fruit bunches of oil palm. Supervised by CHAIRANI HANUM and RATNA ROSANTY LAHAY.

The objective of research to determine the growth varieties of kenaf with composts bunches oil palm. The research has been conducted at PT. Perkebunan Nusantara III silau dunia village, district galang serdang bedagai, north sumatera from may to september 2015, using a randomized block design with two factors. The first factor is varieties kenaf (KR 11, KR 12 and KR 14) the second factor is with composts bunches oil palm (0, 50, 100 and 150 g/ plant) The results showed that treatment of several varieties of kenaf under stands of oil palm (shade) significantly affect root dry weight, while treatment compost empty fruit bunches of oil palm real effect on the parameters plant height, number of leaves, stem diameter, as well as the interaction of both real effect on the amount of leaf age 11-12 period after planting and plant stem diameter ages 4-9 times after planting.

(44)

ABSTRAK

JOSAFAT PASARIBU. Pertumbuhan beberapa varietas kenaf dengan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dibawah tegakan kelapa sawit oleh CHAIRANI HANUM dan RATNA ROSANTY LAHAY.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan varietas kenaf dengan pemberian kompos tandan kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan di PTPN III Desa Silau Dunia, Kecamatan Galang Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada bulan Mei sampai September 2015, menggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu varietas (KR 11, KR 12 dan KR 14), faktor kedua yaitu kompos tandan kelapa sawit (0, 50, 100 dan 150 g/tanaman). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan beberapa varietas kenaf dibawah tegakan kelapa sawit (naungan) berpengaruh nyata terhadap bobot kering akar, sedangkan perlakuan kompos tandan kosong kelapa sawit berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang,serta interaksi kedua berpengaruh nyata pada jumlah daun umur 11-12 MST dan diameter batang tanaman umur 4 – 9 MST.

(45)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tarutung pada tanggal 10 Juli 1993 dari Ayahanda Badiri Pasaribu dan Ibunda Nurmida Simangunsong. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara.

Pendidikan formal yang telah diperoleh penulis antara lain tahun 1999-2005 menempuh pendidikan dasar di SDN 173115 Siatas Barita; tahun 1999-2005-2008 menempuh pendidikan di SMPN 3 Tarutung; tahun 2008-2011 menempuh pendidikan di SMAN 2 Tarutung dan terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur ujian masuk bersama (UMB) pada tahun 2011. Penulis memilih program studi Agroekoteknologi minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan (BPP).

Selama menjalani perkuliahan, penulis aktif sebagai asisten Laboratorium Budidaya Pertanian dan Perkebunan. Penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia.

(46)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pertumbuhan Beberapa Varietas Kenaf (Hibiscus cannabinus L.) Dengan Pemberian Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Di Bawah Tegakan Kelapa Sawit” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MS selaku ketua komisi pembimbing

dan Ibu Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Disamping itu penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan – rekan yang telah menbantu yaitu Khairunisa, Rifandi, Tomi, Andan, Frans, Rasi, teman – teman Agroekoteknologi angkatan 2011, adik – adik angkatan 2012, 2013 dan 2014 serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2015

(47)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 4

Hipotesis Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ... 5

Syarat Tumbuh ... 7

Tanah ... 7

Iklim ... 7

Varietas Kenaf ... 8

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) ... 9

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

Bahan dan Alat Penelitian ... 13

Metode Penelitian ... 13

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan ... 16

Pembuatan Plot ... 16

Penyediaan Media Tanam ... 16

Penanaman ... 16

Pemeliharaan Tanaman ... 16

Penyiraman ... 16

Penjarangan ... 17

Pemupukan ... 17

(48)

Pembumbunan ... 17

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 18

Panen ... 18

Peubah Amatan ... 18

Tinggi Tanaman (cm) ... 18

Diameter Batang (mm) ... 18

Jumlah Daun (Helai) ... 19

Panjang Akar (cm) ... 19

Bobot Segar Tajuk (g) ... 19

Bobot Segar Akar (g) ... 19

Bobot Kering Akar (g) ... 19

Bobot Kering Tajuk (g) ... 20

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 21

Pembahasan ... 30

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 32

Saran ... 32 DAFTAR PUSTAKA

(49)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Pertambahan tinggi kenaf 4 MST – 13 MST dengan perlakuan

beberapa varietas dan kompos tandan kosong kelapa sawit ... 21 2. Pertambahan jumlah daun kenaf 4 MST – 13 MST dengan perlakuan

beberapa varietas dan kompos tandan kosong kelapa sawit ... 22 3. Pertambahan diameter batang tanaman kenaf 4 MST – 13 MST

dengan perlakuan beberapa varietas dan kompos tandan kosong kelapa sawit ... 23 4. Bobot segar tajuk tanaman kenaf 14 MST dengan perlakuan beberapa

varietas dan kompos tandan kosong kelapa sawit ... 25 5. Bobot segar akar tanaman kenaf 14 MST dengan perlakuan beberapa

varietas dan kompos tandan kosong kelapa sawit ... 26 6. Bobot panjang akar tanaman kenaf 14 MST dengan perlakuan

beberapa varietas dan kompos tandan kosong kelapa sawit ... 27 7. Bobot kering tajuk tanaman kenaf 14 MST dengan perlakuan

beberapa varietas dan kompos tandan kosong kelapa sawit ... 28 8. Bobot kering akar tanaman kenaf umur 14 MST dengan perlakuan

(50)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman 1 Kubik pertambahan tinggi kenaf 13 MST dengan perlakuan beberapa

varietas dan kompos tandan kosong kelapa sawit ... 27 2 Histogram pertambahan jumlah daun umur 13 MST dengan perlakuan

beberapa varietas dan kompos tandan kosong kelapa sawit ... 29 3 Kubik pertambahan diameter batang umur 13 MST dengan perlakuan

beberapa varietas dan kompos tandan kosong kelapa sawit ... 24 4 Histogram bobot kering akar umur 14 MST dengan perlakuan

(51)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Deskripsi kenaf varietas karangploso 11 (KR 11) ... 37

2. Deskripsi kenaf varietas karangploso 12 (KR12) ... 38

3. Deskripsi kenaf varietas karangploso 14 (KR14) ... 39

4. Bagan penelitian dibawah tegakan kelpa sawit ... 40

5. Letak tanaman dalam plot ... 41

6. Jadwal penelitian ... 42

7. Data pengamatan tinggi tanaman umur 4 MST (cm) ... 43

8. Sidik ragam pertambahan tinggi tanaman umur 4 MST ... 43

9. Data pengamatan tinggi tanaman umur 5 MST (cm) ... 44

10. Sidik ragam pertambahan tinggi tanaman umur 5 MST ... 44

11. Data pengamatan tinggi tanaman umur 6 MST (cm) ... 45

12. Sidik ragam pertambahan tinggi tanaman umur 6 MST ... 45

13. Data pengamatan tinggi tanaman umur 7 MST (cm) ... 46

14. Sidik ragam pertambahan tinggi tanaman umur 7 MST ... 46

15. Data pengamatan tinggi tanaman umur 8 MST (cm) ... 47

16. Sidik ragam pertambahan tinggi tanaman umur 8 MST ... 47

17. Data pengamatan tinggi tanaman umur 9 MST (cm) ... 48

18. Sidik ragam pertambahan tinggi tanaman umur 9 MST ... 48

19. Data pengamatan tinggi tanaman umur 10 MST (cm) ... 49

20. Sidik ragam pertambahan tinggi tanaman umur 10 MST ... 49

21. Data pengamatan tinggi tanaman umur 11 MST (cm) ... 50

22. Sidik ragam pertambahan tinggi tanaman umur 11 MST ... 50

(52)

24. Sidik ragam pertambahan tinggi tanaman umur 12 MST ... 51

25. Data pengamatan tinggi tanaman umur 13 MST ... .... 52

26. Sidik ragam pertambahan tinggi tanaman umur 13 MST ... 52

27. Data pengamatan jumlah daun tanaman umur 4 MST (helai) ... 53

28. Sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman umur 4 MST ... 53

29. Data pengamatan jumlah daun tanaman umur 5 MST (helai) ... 54

30. Sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman umur 5 MST ... 54

31. Data pengamatan jumlah daun tanaman umur 6 MST (helai) ... 55

32. Sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman umur 6 MST ... 55

33. Data pengamatan jumlah daun tanaman umur 7 MST (helai) ... 56

34. Sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman umur 7 MST ... 56

35. Data pengamatan jumlah daun tanaman umur 8 MST (helai) ... 57

36. Sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman umur 8 MST ... 57

37. Data pengamatan jumlah daun tanaman umur 9 MST (helai) ... 58

38. Sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman umur 9 MST ... 58

39. Data pengamatan jumlah daun tanaman umur 10 MST (helai) ... 59

40. Sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman umur 10 MST ... 59

41. Data pengamatan jumlah daun tanaman umur 11 MST (helai) ... 60

42. Sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman umur 11 MST ... 60

43. Data pengamatan jumlah daun tanaman umur 12 MST (helai) ... 61

44. Sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman umur 12 MST ... 61

45. Data pengamatan jumlah daun tanaman umur 13 MST (helai) ... 62

46. Sidik ragam pertambahan jumlah daun tanaman umur 13 MST ... 62

47. Data pengamatan diameter batang tanaman umur 4 MST (mm) ... 63

48. Sidik ragam pertambahan diameter batang tanaman umur 4 MST ... 63

(53)

50. Sidik ragam pertambahan diameter batang tanaman umur 4 MST ... 64

51. Data pengamatan diameter batang tanaman umur 6 MST (mm) ... 65

52. Sidik ragam pertambahan diameter batang tanaman umur 6 MST ... 65

53. Data pengamatan diameter batang tanaman umur 7 MST (mm) ... 66

54. Sidik ragam pertambahan diameter batang tanaman umur 7 MST ... 66

55. Data pengamatan diameter batang tanaman umur 8 MST (mm) ... 67

56. Sidik ragam pertambahan diameter batang tanaman umur 8 MST ... 67

57. Data pengamatan diameter batang tanaman umur 9 MST (mm) ... 68

58. Sidik ragam pertambahan diameter batang tanaman umur 9 MST ... 68

59. Data pengamatan diameter batang tanaman umur 10 MST (mm) ... 69

60. Sidik ragam pertambahan diameter batang tanaman umur 10 MST ... 69

61. Data pengamatan diameter batang tanaman umur 11 MST (mm) ... 70

62. Sidik ragam pertambahan diameter batang tanaman umur 11 MST ... 70

63. Data pengamatan diameter batang tanaman umur 12 MST (mm) ... 71

64. Sidik ragam pertambahan diameter batang tanaman umur 12 MST ... 71

65. Data pengamatan diameter batang tanaman umur 13 MST (mm) ... 72

66. Sidik ragam pertambahan diameter batang tanaman umur 13 MST ... . 72

67. Data pengamatan bobot segar tajuk tanaman umur 14 MST (g) ... 73

68. Sidik ragam bobot segar tajuk tanaman umur 14 MST ... 73

69. Transformasi data pengamatan bobot basah tajuk tanaman umur 14 MST (g) ... 74

70. Data pengamatan bobot segar akar tanaman umur 14 MST (g) ... 75

71. Sidik ragam bobot segar akar tanaman umur 14 MST ... 75

72. Transformasi data pengamatan bobot basah akar tanaman umur 14 MST (g) ... 76

73. Data pengamatan panjang akar tanaman umur 14 MST (cm) ... 77

(54)

75. Data pengamatan bobot kering tajuk tanaman umur 14 MST (g) ... 78

76. Sidik ragam bobot kering tajuk tanaman umur 14 MST ... 78

77. Data pengamatan bobot kering akar tanaman umur 14 MST (g) ... 79

Gambar

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman kenaf pada umur 9-13 MST pada perlakuan beberapa varietas dan pemberian tandan kosong kelapa sawit
Tabel 2. Rataan jumlah daun (helai) tanaman kenaf umur 4-13 MST pada  perlakuan beberapa varietas dan pemberian tandan kosong kelapa sawit   Kompos TKKS
Tabel 3. Rataan diameter batang (mm) tanaman kenaf umur 9-13 MST pada  perlakuan beberapa varietas dan pemberian tandan kosong kelapa sawit
Gambar 1. Hubungan diameter batang tanaman kenaf pada umur 13 MST pada      berbagai dosis pemberian tandan kosong kelapa sawit
+6

Referensi

Dokumen terkait

E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan Komputer, maupun Komputer

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat sukacita yang telah Ia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja

Makarios untuk menggunakan sistem informasi berbasis akuntansi dengan metode COTS (Commercial Off-The Shelf) dengan software K-System untuk membantu kinerja perusahaan sehingga

Pemilihan empat jenis bakteri patogen dalam penelitian ini berdasarkan alasan bahwa bakteri-bakteri tersebut lazim digunakan sebagai model untuk pengujian senyawa aktif baru dan

Pada penelitian ini diimplementasikan kriptografi klasik sebagai metode untuk melakukan proses enkripsi dan dekripsi data teks yang dikirimkan melalui

Dalam penelitian ini penulis menganalisis gaya bahasa Mandarin yang terdapat pada lirik lagu penyanyi Andy Lau.. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep gaya

Dalam penelitian ini, Observasinya nanti akan ditujukan untuk peserta didik di kelas VII(A) Mts Nahdlatusy Syubban Sayung, Observasi ini dilakukan untuk mengamati

Uji t-test independent digunakan untuk tujuan mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, sehingga dengan mengetahui nilai