• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tabel Input Output Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Tabel Input Output Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 ANALISIS TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2010

Erie Sadewo

Kondisi Makro Ekonomi Kepulauan Riau

Pola perekonomian suatu wilayah secara umum dapat dinyatakan menurut sisi penyediaan (supply), permintaan (demand) dan pendapatan (income). Ketiga sisi ini saling terkait satu sama lain dan membentuk suatu keseimbangan dalam perekonomian suatu wilayah. Dari sisi penyediaan, seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap sektor ekonomi bila digabungkan akan diperoleh besaran Produk Domestik Regional Bruto atau disingkat PDRB (PDRB menurut Lapangan Usaha). Selanjutnya dari sisi permintaan, semua nilai tambah tersebut digunakan untuk memenuhi permintaan akhir domestik dan luar wilayah dan bila ada kekurangan akan diimpor dari luar wilayah (PDRB menurut Penggunaan). Sedangkan sumber pembiayaan untuk memenuhi permintaan akhir diperoleh dari balas jasa faktor produksi, penyusutan dan pajak tak langsung neto (PDRB menurut Pendapatan). Selama tahun 2010, nilai tambah bruto (NTB) yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi mencapai Rp. 71,614 triliun. dengan rincian sumber pendapatan dan pengeluaran sbb:

Tabel I. Neraca Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010 (Juta Rp)

NTB Pendapatan Pengeluaran

Sektor Nilai Rincian Nilai Rincian Nilai

primer 9.371.194 Upah & Gaji 15.165.399 Konsumsi RT 54.199.785 sekunder 56.591.506 Surplus Usaha 50.597.890 Konsumsi pemerintah 5.542.297 tersier 5.651.814 Penyusutan 3.145.458 PMTB 50.091.017 Pajak tak langsung netto 2.705.768 Selish stok (46.095.808)

Ekspor Netto 7.877.224

Jumlah 71.614.514 71.614.514 71.614.514

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau

Pada tabel I-O, penggunaan berbagai input untuk menghasilkan suatu output direkam oleh informasi setiap kolom pada kuadran I. Dalam terminologi tabel I-O, informasi sedemikian disebut sebagai struktur input yang memperlihatkan banyaknya/ besarnya barang dan jasa yang digunakan oleh suatu sektor ekonomi untuk menghasilkan atau memproduksi output sektor

(2)

2 bersangkutan. Struktur Input-Output Provinsi kepulauan Riau tahun 2010 diberikan pada tabel II.

Tabel II. Struktur Input-Output Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010 (9 Sektor, Dalam Juta Rp)

SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 180 1 64.929 - 455.835 - - 708.664 - - 5.978 1.235.406 2 - - 68.751 78.101 334.515 - - - - 481.367 3 1.345.705 1.625.003 23.149.960 154.732 5.398.467 1.380.863 1.674.517 245.678 2.752.363 37.727.289 4 969 55.283 314.365 33.020 2.018 51.505 14.488 20.535 14.859 507.042 5 1.877 - - - 14.108 - - - - 15.985 6 - 1.775 26.208 1.062 - 4.574 19.834 335.309 486.065 874.827 7 52.998 523.700 5.211.694 958 5.596 33.467 478.500 207.749 105.030 6.619.690 8 22.819 42.576 717.985 56.207 728.529 1.197.484 511.080 3.249.632 11.270 6.537.583 9 25.473 17.458 348.104 4.962 16.751 488.390 184.240 149.831 84.966 1.320.174 190 1.514.770 2.265.795 30.292.903 329.042 6.499.984 3.864.946 2.882.660 4.208.734 3.460.531 55.319.364

Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Riau

Adapun matriks input dan Output selengkapnya dapat dilihat pada lampiran II Pembentukan Tabel Koefisien Teknik

Koefisien teknik atau sering juga disebut koefisien input dapat diartikan sebagai banyaknya input yang dibutuhkan dari setiap sektor untuk memproduksi sejumlah satu unit output suatu sektor tertentu. Koefisien ini diturunkan dari tabel transaksi dengan cara membagi setiap isian sel pada kuadran I dengan total output pada kolom masing-masing. Koefisien tersebut dinotasikan sebagai aij dengan formulasi berikut :

. ; , 1, 2,..., ij ij j x a i j n x  

Angka ini diasumsikan tidak berubah sehingga dikatakan sebagai ukuran tetap dari hubungan antara output dengan inputnya atau dengan kata lain satu sektor menggunakan input dalam proporsi tetap. Dengan menggunakan tabel koefisien teknik, maka suatu sektor dapat memperkirakan besarnya input yang harus dipakai dari sektor lainnya jika hendak menambah produksinya. Selain itu, koefisien ini juga dapat memperlihatkan akibat langsung akibat adanya perubahan output suatu sektor yang outputnya merupakan input antara sektor lain.

(3)

3 Tabel III. Tabel Koefisien Teknik I-O Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010

SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 180 1 0,00662 - 0,00401 - - 0,03927 - - 0,00063 0,05053 2 - - 0,00060 0,10658 0,02841 - - - - 0,13559 3 0,13714 0,19163 0,20359 0,21116 0,45844 0,07652 0,13288 0,01555 0,28930 1,71621 4 0,00010 0,00652 0,00276 0,04506 0,00017 0,00285 0,00115 0,00130 0,00156 0,06148 5 0,00019 - - - 0,00120 - - - - 0,00139 6 - 0,00021 0,00023 0,00145 - 0,00025 0,00157 0,02122 0,05109 0,07603 7 0,00540 0,06176 0,04583 0,00131 0,00048 0,00185 0,03797 0,01315 0,01104 0,17879 8 0,00233 0,00502 0,00631 0,07670 0,06187 0,06636 0,04056 0,20569 0,00118 0,46602 9 0,00260 0,00206 0,00306 0,00677 0,00142 0,02707 0,01462 0,00948 0,00893 0,07601 190 0,15437 0,26719 0,26641 0,44904 0,55198 0,21418 0,22875 0,26639 0,36373 2,76205 Sumber: Hasil olahan

Penyusunan Tabel koefisien Keterkaitan.

Koefisien keterkaitan adalah koefisien yang menggambarkan efek langsung maupun efek lanjutannya (efek tak langsung) akibat perubahan suatu sektor. Tabel koefisien keterkaitan ini disebut juga sebagai matriks pengganda (multiplier matrix). Dalam model makro, istilah multiplier sering digunakan untuk menjelaskan dampak yang terjadi pada endogenous variable akibat perubahan exogenous variable. Matriks pengganda dalam tabel I-O dapat digunakan untuk melihat impact analysis. Matriks pengganda ini sering disebut juga sebagai matriks kebalikan Leontief karena dalam perumusannya menggunakan metode inverse yang diturunkan dari tabel I-O Leontief (tabel I-O simetris). Invers matrix ini diperoleh dari persamaan-persamaan 1 ij n i i j x F X   

; i,j=1,2,...,n dalam bentuk matriks: A.X+F=X

A.X+F=I.X F=X.(I-A) (I-A)-1.F=X

(4)

4 Tabel IV. Matriks Pengganda Input-Output Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010

SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 180 1 1,00739 0,00108 0,00517 0,00145 0,00249 0,04017 0,00090 0,00124 0,00423 1,06412 2 0,00018 1,00098 0,00117 0,11200 0,02904 0,00045 0,00031 0,00023 0,00055 1,14491 3 0,17757 0,25776 1,27016 0,31565 0,59323 0,11811 0,18330 0,03610 0,37955 3,33143 4 0,00065 0,00770 0,00379 1,04907 0,00226 0,00352 0,00191 0,00195 0,00296 1,07383 5 0,00019 0,00000 0,00000 0,00000 1,00120 0,00001 0,00000 0,00000 0,00000 1,00140 6 0,00035 0,00089 0,00094 0,00442 0,00224 1,00360 0,00373 0,02752 0,05209 1,09579 7 0,01424 0,07678 0,06087 0,02524 0,03186 0,00932 1,04919 0,01921 0,03001 1,31672 8 0,00520 0,01312 0,01368 0,10620 0,08493 0,08576 0,05555 1,26273 0,01071 1,63789 9 0,00346 0,00421 0,00502 0,00989 0,00470 0,02886 0,01669 0,01325 1,01218 1,09826 190 1,20924 1,36253 1,36079 1,62393 1,75194 1,28980 1,31159 1,36224 1,49229 12,76435

Sumber: Hasil olahan

Analisis Daya Penyebaran dan derajat Kepekaan

Dasar pemikiran dari daya penyebaran (backward linkage) adalah perubahan output pada suatu sektor akan menyebabkan perubahan di sektor-sektor penyedianya pula. Sedangkan forward linkage atau tingkat kepekaan adalah perubahan yang terjadi pada suatu sektor akan menyebabkan rangsangan sektor-sektor lain sebagai pengguna outputnya.

a. Backward Linkage (BL)

Backward Linkage mengukur dorongan/rangsangan langsung pada sektor yang menjadi input sektor j apabila ada perluasan di sektor j dan tidak mengukur dorongan tidak langsung akibat rangsangan dari sektor-sektor lainnya. Perhitungan didasarkan atas matriks koefisien teknik (A) dengan metode sebagai berikut

1 n j ij i BL   

sedangkan indeks untuk mengukur BL diberikan oleh rumus berikut:

1 1 1 1 n ij i n n j ij i j IBL n      



(5)

5 jika IBL>1 maka daya penyebaran sektor j berada di atas rata-rata daya penyebaran seluruh sektor ekonomi; dan sebaliknya jika IBL< 1 menunjukkan daya penyebaran sektor j lebih rendah. Dalam banyak analisis tabel I-O, IBL disebut juga sebagai tingkat dampak keterkaitan ke belakang (backward linkages effect ratio).

b. Forward Linkage (FL)

Forward Linkage hanya mencari kenaikan output langsung yang terjadi pada sektor-sektor pemakai. Penghitungan didasarkan atas matriks koefisien teknik (A) dengan cara berikut

1 n j ij i FL   

sedangkan indeks untuk mengukur FL diberikan oleh rumus berikut:

1 1 1 1 n ij i n n j ij i j IFL n      



jika IFL>1 maka derajat kepekaan sektor j berada di atas rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor ekonomi; dan sebaliknya jika IBL< 1 menunjukkan derajat kepekaan sektor j lebih rendah. Dalam banyak analisis tabel I-O, IFL disebut juga sebagai tingkat dampak keterkaitan ke depan (forward linkages effect ratio).

Tabel IV. Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Sektor Ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010

SEKTOR BL FL IBL IFL Kuadran

1 1,209238706 1,06412013 0,852620586 0,750299114 III 2 1,362531681 1,14491285 0,960705736 0,80726515 III 3 1,360794786 3,331429293 0,959481071 2,348953258 II 4 1,623926073 1,073825721 1,145011976 0,757142416 IV 5 1,751943324 1,001403322 1,235275498 0,706078199 IV 6 1,289804446 1,095786076 0,909426582 0,772626415 III 7 1,311586394 1,316718363 0,924784788 0,928403282 III 8 1,362238598 1,637891089 0,960499087 1,154858552 II 9 1,492286897 1,098264061 1,052194677 0,774373615 IV Sumber: Hasil olahan

(6)

6 Gambar I. Posisi Sektor Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Menurut Diagram IBL dan IFL

Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari sembilan sektor ekonomi, hanya tiga sektor memiliki backward linkage yang tinggi, sementara jumlah forward linkage yang tinggi hanya dimiliki oleh dua sektor. Backward linkage tertinggi sebesar 1,75 dimiliki oleh sektor konstruksi, sementara nilai Forward linkage tertinggi dimiliki oleh sektor industri manufaktur sebesar 3,33. Artinya jika terjadi kenaikan permintaan sebesar 1 unit pada sektor konstruksi akan menyebabkan kenaikan output sebesar 1,75 unit pada keseluruhan perekonomian. Sedangkan jika terjadi kenaikan permintaan akhir sebesar 1 unit pada sektor selain industri, maka akan menyebabkan kenaikan output sektor industri sebesar 3,33 unit.

Jika dipetakan dalam diagram 4 kuadran, maka tidak terdapat sektor ekonomi yang termasuk kuadran I (BL dan FL yang tinggi). Sektor yang termasuk kuadran II (memiliki BL rendah dan FL yang tinggi) adalah Listrik, Gas, dan Air, Konstruksi, serta Jasa-jasa. Sedangkan Sektor yang termasuk kuadaran IV (memiliki BL yang tinggi dan FL yang rendah) adalah Industri Manufaktur, serta sektor keuangan dan jasa perusahaan. Sisanya sebanyak empat sektor termasuk kedalam kuadran III, yaitu memiliki BL dan FL yang rendah.

IFL

(7)

7 Analisis Dampak

Dampak Permintaan Akhir terhadap Output

Jika diketahui matriks permintaan akhir F sebgai berikut:

Tabel V. Matriks Permintaan Akhir Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010

SEKTOR 301 302 303 304 305 1 5.530.299,60 - - 142.325,06 2.904.754,55 2 46.164,10 - - 70.266,25 7.882.259,16 3 25.650.201,99 1.287.862,05 36.990.747,32 (49.338.486,37) 61.388.762,65 4 225.138,06 - - 589,35 - 5 4.909.645,00 821.127,72 2.999.569,68 3.029.497,96 - 6 10.759.829,32 - - - 6.410.357,50 7 4.791.281,20 - 335.086,03 - 855.680,55 8 6.581.708,74 - 1.441.337,88 - 1.238.333,36 9 3.705.516,62 3.433.307,00 - - 1.054.946,60

Sumber: Hasil olahan

Maka untuk melihat dampak masing-masing permintaan akhir terhadap output, dapat dilakukan dengan mengalikan antara matriks pengganda (I-A)-1 dengan matriks permintaan akhir F sehingga didapatkan suatu matriks X = (I-A)-1 F yang jumlahnya adalah sama dengan output secara keseluruhan. Hasilnya menunjukkan pengaruh suatu komponen permintaan akhir terhadap pembentukan output di masing-masing sektor.

Tabel VI. Matriks Dampak Permintaan Akhir Terhadap Output Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010 SEKTOR 301 302 303 304 305 Jumlah 1 6.176.668 23.222 200.649 (103.909) 3.516.155 9.812.785 2 254.925 27.228 130.894 100.590 7.966.419 8.480.057 3 40.350.381 3.426.009 48.876.898 (60.826.772) 81.879.861 113.706.376 4 419.341 16.918 150.394 (178.822) 324.939 732.769 5 4.916.717 822.117 3.003.206 3.033.112 674 11.775.826 6 11.228.698 181.898 82.459 (39.545) 6.591.504 18.045.014 7 7.170.648 207.579 2.726.472 (2.899.317) 5.396.356 12.601.738 8 10.360.721 124.134 2.599.397 (415.923) 3.130.634 15.798.963 9 4.401.748 3.485.458 224.463 (232.657) 1.634.931 9.513.944 Jumlah 85.279.847 8.314.564 57.994.833 (61.563.244) 110.441.473 200.467.473

(8)

8 Dampak Permintaan Akhir terhadap Nilai Tambah Bruto (NTB)

Untuk menghitung dampak permintaan akhir terhadap NTB, terlebih dahulu dibentuk matriks diagonal koefisien NTB. Koefisien NTB dicari dengan cara membagi nilai tambah bruto (input primer) dengan total input. Berdasarkan tabel lampiran 1, didapatkan matriks diagonal koefisien NTB (Matriks K) sebagai berikut:

Tabel VII. Matriks Diagonal Koefisien NTB Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010

SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0,349974 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0,700110 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0,294519 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0,550961 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0,448023 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0,785816 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 0,257356 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0,235317 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0,203284

Sumber: Hasil olahan

Pada tahap berikutnya, dilakukan perkalian matriks diagonal koefisien NTB dengan matriks dampak permintaan akhir terhadap output, sehingga diperoleh matriks Y= K.X. Hasil perkalian di setiap baris menunjukkan pengaruh suatu komponen permintaan akhir terhadap penciptaan NTB di masing-masing sektor. Sementara hasil penjumlahan setiap kolom menunjukkan besarnya NTB seluruh sektor perekonomian yang terbentuk sebagai akibat dari setiap komponen penggunaan.

Tabel VIII. Matriks Dampak Permintaan Akhir Terhadap Output Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010 SEKTOR 301 302 303 304 305 Jumlah 1 2.161.673 8.127 70.222 (36.365) 1.230.563 3.434.220 2 178.476 19.063 91.640 70.424 5.577.371 5.936.975 3 11.883.970 1.009.026 14.395.195 (17.914.664) 24.115.208 33.488.734 4 231.040 9.321 82.861 (98.524) 179.029 403.728 5 2.202.803 368.327 1.345.506 1.358.904 302 5.275.842 6 8.823.695 142.939 64.798 (31.075) 5.179.712 14.180.068 7 1.845.410 53.422 701.674 (746.157) 1.388.785 3.243.134 8 2.438.062 29.211 611.684 (97.874) 736.694 3.717.777 9 894.807 708.540 45.630 (47.296) 332.356 1.934.037 Jumlah 30.659.937 2.347.976 17.409.210 (17.542.628) 38.740.019 71.614.514

(9)

9

Lampiran I. Keterangan Rincian Sektor Pada Tabel Input-Output

SEKTOR Keterangan

1 Pertanian

2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri

4 Listrik, Gas, dan Air 5 Bangunan

6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7 Angkutan dan Komunikasi

8 Keuangan, Jasa Perusahaan, dan Sewa Bangunan 9 Jasa-jasa

180 Jumlah permintaan antara 190 Jumlah input antara 200 Impor input antara 201 Upah dan Gaji 202 Surplus Usaha 203 Penyusutan

204 Pajak Tak Langsung Neto 209 Nilai Tambah Bruto 210 Jumlah Input

301 Pengeluaran konsumsi rumah tangga 302 pengeluaran konsumsi pemerintah 303 pembentukan modal tetap bruto 304 perubahan stok

305 ekspor

309 Jumlah Permintaan Akhir 310 Total Output

(10)

10

Lampiran II. Tabel Input-Output Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010 (9 Sektor, dalam Juta Rp)

SEKTOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 180 301 302 303 304 305 309 310 1 64.929 - 455.835 - - 708.664 - - 5.978 1.235.406 5.530.300 - - 142.325 2.904.755 8.577.379 9.812.785 2 - - 68.751 78.101 334.515 - - - - 481.367 46.164 - - 70.266 7.882.259 7.998.690 8.480.057 3 1.345.705 1.625.003 23.149.960 154.732 5.398.467 1.380.863 1.674.517 245.678 2.752.363 37.727.289 25.650.202 1.287.862 36.990.747 (49.338.486) 61.388.763 75.979.088 113.706.376 4 969 55.283 314.365 33.020 2.018 51.505 14.488 20.535 14.859 507.042 225.138 - - 589 - 225.727 732.769 5 1.877 - - - 14.108 - - - - 15.985 4.909.645 821.128 2.999.570 3.029.498 - 11.759.840 11.775.826 6 - 1.775 26.208 1.062 - 4.574 19.834 335.309 486.065 874.827 10.759.829 - - - 6.410.358 17.170.187 18.045.014 7 52.998 523.700 5.211.694 958 5.596 33.467 478.500 207.749 105.030 6.619.690 4.791.281 - 335.086 - 855.681 5.982.048 12.601.738 8 22.819 42.576 717.985 56.207 728.529 1.197.484 511.080 3.249.632 11.270 6.537.583 6.581.709 - 1.441.338 - 1.238.333 9.261.380 15.798.963 9 25.473 17.458 348.104 4.962 16.751 488.390 184.240 149.831 84.966 1.320.174 3.705.517 3.433.307 - - 1.054.947 8.193.770 9.513.944 190 1.514.770 2.265.795 30.292.903 329.042 6.499.984 3.864.946 2.882.660 4.208.734 3.460.531 55.319.364 62.199.785 5.542.297 41.766.741 (46.095.808) 81.735.094 145.148.109 200.467.473 200 4.863.795 277.287 49.924.740 - - - 6.475.944 7.872.451 4.119.377 73.533.595 201 1.173.750 773.748 4.146.451 96.564 2.827.761 3.002.045 927.240 1.538.296 679.543 15.165.399 202 1.267.513 4.789.417 28.231.732 172.128 2.033.907 10.490.986 1.509.193 1.923.249 179.764 50.597.890 203 473.212 281.714 714.602 112.391 73.802 640.919 594.416 197.800 56.602 3.145.458 204 519.744 92.095 395.948 22.644 340.371 46.119 212.286 58.432 1.018.128 2.705.768 209 3.434.220 5.936.974 33.488.734 403.728 5.275.842 14.180.068 3.243.134 3.717.777 1.934.037 71.614.514 210 9.812.785 8.480.057 113.706.376 732.769 11.775.826 18.045.014 12.601.738 15.798.963 9.513.944 200.467.473

Gambar

Tabel I. Neraca Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010 (Juta Rp)
Tabel II. Struktur Input-Output Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010  (9 Sektor, Dalam Juta Rp)
Tabel IV. Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Sektor Ekonomi di Provinsi  Kepulauan Riau Tahun 2010
Tabel VI. Matriks Dampak Permintaan Akhir Terhadap Output Ekonomi Provinsi Kepulauan  Riau Tahun 2010  SEKTOR  301  302  303  304  305  Jumlah  1  6.176.668  23.222  200.649  (103.909)  3.516.155  9.812.785  2  254.925  27.228  130.894  100.590  7.966.419
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran yang ingin diwujudkan adalah meningkatnya kualitas birokrasi dan tata kelola pemerintahan yang baik dalam mendukung peningkatan daya saing dan kinerja

Memandangkan situasi ini, maka kajian ini cuba mencari modul yang sesuai yang boleh mendatangkan perubahan positif dalam kalangan pelajar bermasalah harga diri, motivasi pencapaian

In this study, the writer hopes that it can give some contribution in teaching English to young learners especially to improve the students’ writing achievement.. Besides, it

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini data primer yaitu diperoleh secara langsung dari orang tua atau wali anak-anak putus sekolah usia pendidikan dasar yang terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan wirausaha siswa sekolah menengah atas setelah diberikan pelatihan potency and entrepreneurship

Hubungan koefisien alat dan kapasitas produksi kapasitas produksi Koefisien alat adalah waktu yang diperlukan (dalam satuan jam) oleh suatu alat Koefisien alat adalah waktu

Keputusan petani dalam menentukan penggunaan benih bermutu diduga tergantung pada pada beberapa faktor seperti pendapatan, harga benih dan kesesuaian benih

Pewadahan sampah di wilayah Laboratorium Terpadu dipilah menjadi lima yaitu wadah organik, kertas, daur ulang, B3, dan residu. Pengumpulan sampah dilakukan setiap