• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPI2-JM Kerangka Kelembagaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RPI2-JM Kerangka Kelembagaan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

VI- 1 LAPORAN akhir 6.1. Kerangka Kelembagaan

Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah kabupaten Flores Timur yang menangani bidang Cipta karya.

6.1.1. Kondisi Keorganisian Bidang Cipta Karya

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya.

Kondisi kapasitas Pemerintah Daerah dilihat dari aspek kelembagaan perangkat Daerah yang telah dibentuk dengan Peraturan Daerah terdiri dari: 3 (tiga) lembaga staf; 17 (tujuh belas) dinas daerah; dan lembaga teknis yang terdiri dari 8 (delapan) badan; 5 (lima) kantor; 13 (tiga belas) kecamatan dan 17 (tujuh belas) kelurahan. Sedangkan jumlah personil, secara keseluruhan jumlah pegawai negeri sipil (PNS) hingga Desember 2011 terdapat sebanyak 4.578 orang dengan jumlah calon pegawai negeri sipil sebanyak 286 orang. Dari jumlah PNS yang ada, komposisi menurut kepangkatan/golongan adalah golongan I: 128 orang; golongan II: 1.749 orang; golongan III: 2.301

(2)

VI- 2 LAPORAN akhir

orang dan golongan IV: 159 orang. Dari tingkatan jabatan/eselonering dapat diketahui dari Tabel berikut :

Tabel 6.1.

Jumlah Tingkatan Jabatan/Eselonering di Kabupaten Flores Timur

No. Eselonering Jumlah Jabatan Terisi Lowong 1. II a 1 1 1 2. II b 29 28 1 3. III a 165 72 93 4. III b 14 12 2 5. IV a 608 406 202 6. IV b 105 97 8 7. V b 11 3 8 Jumlah 933 619 314

Sumber: BKD Kabupaten Flores Timur

Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Flores Timur, kemudian direvisi dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 08 tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, dengan diterbitkannya 6 (enam) Perda, yaitu Perda nomor 8-13 tahun 2005. Berdasarkan Perda tersebut, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terdiri dari 2 (dua) lembaga staf yaitu: Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan. 10 (sepuluh) Dinas Daerah yaitu: Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perhubungan dan Pariwisata, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi Kependudukan dan Catatan Sipil. Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan terdiri dari 4 (empat) Badan yaitu: Bappeda, Banwas, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, dan Badan Kepegawaian Daerah. Lembaga Teknis Daerah berbentuk Kantor, terdiri dari 5 (lima) Kantor yaitu: Pusat Data, Informasi dan Komunikasi; Pemberdayaan Masyarakat; Kesatuan Bangsa dan Politik; Kesejahteraan Sosial dan Satuan Polisi Pamong Praja. 1 unit Rumah Sakit Umum Daerah. Selain itu, terdapat 13 (tiga belas) kecamatan dan 17 (tujuh belas) kelurahan.

Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Flores Timur, kemudian direvisi dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 08 tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat

(3)

VI- 3 LAPORAN akhir

Daerah, dengan diterbitkannya 6 (enam) Perda, yaitu Perda nomor 8-13 tahun 2005. Berdasarkan Perda tersebut, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terdiri dari 2 (dua) lembaga staf yaitu: Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan. 10 (sepuluh) Dinas Daerah yaitu: Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perhubungan dan Pariwisata, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal, Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi Kependudukan dan Catatan Sipil. Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan terdiri dari 4 (empat) Badan yaitu: Bappeda, Banwas, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, dan Badan Kepegawaian Daerah. Lembaga Teknis Daerah berbentuk Kantor, terdiri dari 5 (lima) Kantor yaitu: Pusat Data, Informasi dan Komunikasi; Pemberdayaan Masyarakat; Kesatuan Bangsa dan Politik; Kesejahteraan Sosial dan Satuan Polisi Pamong Praja. 1 unit Rumah Sakit Umum Daerah. Selain itu, terdapat 13 (tiga belas) kecamatan dan 17 (tujuh belas) kelurahan.

Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan upaya perbaikan/ peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah (otonomi daerah), pasca desentralisasi pemerintahan, terindikasi dari penyempurnaan secara bertahap penataan kelembagaan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84 tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan dan Perumusan Organisasi Perangkat Daerah, PPRI Nomor 8 tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, selanjutnya direvisi dengan PPRI Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, membuktikan adanya upaya terus menerus untuk menyempurnakan aspek kelembagaan birokrasi daerah dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah.

Berdasarkan PPRI Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Besaran organisasi perangkat daerah ditetapkan berdasarkan variabel: a) Jumlah Penduduk; b) Luas Wilayah, dan c) Jumlah APBD. Dalam lampiran regulasi tersebut, dinyatakan tentang sistematika perhitungan penetapan skor, sebagai dasar penetapan jumlah besaran organisasi pasal 21 - PP 41 tahun 2007. Sesuai PP 41 tahun 2007 pemaknaan secara struktural dan fungsional Organisasi Perangkat Daerah diuraikan sebagai berikut. Sekretariat Daerah merupakan unsur staf yang bertugas dan berkewajiban membantu Bupati/ Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan

(4)

VI- 4 LAPORAN akhir

dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD, yang bertugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Karena itu, Dinas Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah. Karena itu, tugas utamanya adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik. Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah kota. Tugas utamanya adalah melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati/Walikota. Kelurahan/Desa merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah Kabupaten/kota dalam wilayah kecamatan.

Mengacu pada PP 41 tahun 2007 makan secara substansif komposisi SKPD akan mengalami perubahan pada Dinas Daerah dari 10 dinas menjadi 12 Dinas, yaitu Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Perhubungan, Dinas Pariwisata, Komunikasi dan Informatika, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan, dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.

Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Badan direvisi dari 4 (empat) menjadi 6 (enam) badan yaitu: Bappeda, Inspektorat Daerah, Badan Kepegawaian Daerah, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan KB, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat, dan Badan Ketahanan Pangan. Sedangkan Lembaga Teknis Daerah yang berbentuk Kantor direvisi dari 5 (lima) menjadi 4 (empat) kantor, yaitu: Kantor Pusat Data, Arsip dan Perpustakaan, Kantor Lingkungan Hidup, dan Satuan Polisi Pamong Praja serta RSUD.

Penyelenggaraan Urusan wajib Pekerjaan Umum dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Flores Timur yang eksistensi kelembagaannya dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 7 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja

(5)

VI- 5 LAPORAN akhir

Dinas Daerah. Sesuai peraturan daerah di atas maka tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pekerjaan Umum yakni melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah bidang pekerjaan umum.

6.1.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja. Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 6.2 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No. Instansi

Peran Instansi dalam Pembangunan Bidang CK

Unit / Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK

1. Bappeda

Merumuskan kebijaksanaan, program dan kegiatan pembangunan daerah bidang Perencanaan Wilayah meliputi sumber daya alam dan lingkungan hidup, perumahan dan pemukiman

Bidang Prasarana Fisik

2. Dinas PU

1. Menyusun program atau rencana guna melakukan pengembangan pengembangan perumahan dan permukiman;

2. Menyusun konsep kebijakan pembinaan teknis dibidang penataan bangunan kota dan kawasan khusus, pembangunan perumahan, prasarana lingkungan permukiman, air bersih, drainase, sanitasi dan prasarana lingkungan;

3.Melaksanakan pembangunan perumahan, prasarana lingkungan permukiman, air bersih, drainase, sanitasi dan prasarana lingkungan

Bidang Cipta Karya

3. BLHD

merumuskan kebijakan operasional, melaksanakan pembinaan, evaluasi implementasi program pencegahan dan pengendalian serta pemulihan kualitas lingkungan.

Bidang Pengawasan & Pengendalian

4. Dinas Kesehatan

merencanakan langkah-langkah operasional penyusunan pedoman penyuluhan, penyebarluasan informasi kesehatan, pengelolaan perbaikan kualitas lingkungan, penetapan standar pengawasan kualitas air lingkungan, pembinaan dan pengamatan kualitas pemukiman, air bersih, pembuangan air limbah dan pembuangan sampah.

(6)

VI- 6 LAPORAN akhir

Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya. Namun SOP dari masing-masing instansi terkait belum didata, sehingga belum bisa diuraikan lebih lanjut.

6.1.3. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang komposisi pegawai dalam unit kerja sebagai berikut :

Jumlah pegawai sebanyak 76 orang yang terdiri dari :

 Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 51 orang dengan latar belakang pendidikan Magister 2 orang, Strata I Teknik 14 orang (S1 Teknik Sipil 9 orang, S1 Teknik Arsitektur 2 orang, S1 Teknik Pengairan 1 orang, S1 Teknik Mesin 2 orang), Strata I Akuntansi 1 orang, Diploma III Teknik 3 orang, Diploma III Teknik Sipil 1 orang, Diploma III Teknik Mesin 1 orang, Diploma III Teknik Arsitektur 1 orang), Diploma III Akuntasi 1 orang, SLTA (STM,SMA/SMU, SMEA) 24 orang, SLTP 5 orang, SD 2 orang.

 Tenaga Harian Lepas sebanyak 25 orang dengan latar belakang pendidikan dari 10 orang sarjana teknik, 2 orang Diploma III teknik, 3 orang STM, 7 orang SLTA, 3 orang SD.

6.1.4. Analisa Kelembagaan

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

Analisa kelembagaan pada subbab ini terkendala masalah pendataan jumlah tenga kerja lembaga-lembaga atau instansi tertentu sehingga analisa-analisa kelembagaan dalam bentuk SWOT tidak dapat diolah. Maka dari itu, berikut merupakan rekomendasi berdasarkan

(7)

VI- 7 LAPORAN akhir

strategi SWOT yang diharapkan dapat diperhatikan dan dipertimbangkan dalam rangka meningkan kualitas SDM dan kinerja kelembagaan :

1. Mengembangkan kekuatan yang dimiliki organisasi

2. Mengurangi dampak dari pengaruh eksternal yang mempengaruhi kinerja organisasi. 3. Memperbaiki kelemahan- kelemahan organisasi yang ada dengan memanfaatkan

peluang yang ada.

4. Diperlukan upaya yang sangat besar karena selain memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, juga harus melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman- ancaman yang berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi.

6.1.5. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang keciptakaryaan, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada tabel berikut :

Tabel 6.3.

Pelatihan Bidang Cipta Karya

No Jenis Pelatihan

1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara 3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan

(8)

VI- 8 LAPORAN akhir

No Jenis Pelatihan

6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan 9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan 10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan

Infrastruktur Publik Bidang Keciptakaryaan

11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana

12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara 13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai 15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai 16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

17 Diklat Jabatan Fungsional

6.2. KERANGKA REGULASI

Kerangka regulasi diarahkan untuk memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku penyelenggaraan pembangunan serta masyarakat termasuk swasta. Kerangka regulasi itu dapat berupa undang-undang, Peraturan Pemrintah, Peraturan Presiden, Instruksi Presiden atau Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta regulasi produk kabupaten/kota.

Meskipun peraturan-peraturan yang dimiliki kabupaten Flores Timur terkait AM, Sanitasi, Penataan Bangunan dan kumuh sudah ada, namun belum berjalan maksimal sesuai yang diharapkan. Bahkan aturan-aturan yang sudah itu belum sepenuhnya menyentuh persoalan-persoalan yang dihadapi seperti :

o Belum ada aturan atau sansksi dari pemerntah terkait pengelolaan air minum, pengelolaan sanitasi

o Belum ada aturan tentang pencegahan bertambahnya kawasan kumuh baru

o Belum ada kebijakan atau kerjasama yang mengikat dunia usaha dalam sistem pengelolaan air minum maupun sanitasi

o Kurang SDM dan partisipasi pemangku kepentingan didalam membuat suatu produk/aturan yang mengikat terkait pengelolaan air minum dan sanitasi.

(9)

VI- 9 LAPORAN akhir

o Peraturan sudah ada tapi belum dijalankan secara maksimun (Perda BG, IMB dll)

Untuk memecahkan persoalan mendesak dan memperkuat fungsi pengaturan dalam mendukung pembangunan infrasyruktur bidang Cipt Karya di kabupaten Flores Timur, maka perangkat peraturan yang perlu diusulkan antara lain :

Tabel.6.4.

Matriks Kebutuhan Regulasi

N

O REGULASI ARAH REGULASI MATERI REGULASI

Penangungjawab /THN

Perda JAKSTARDA

Jaktra daerah yg disusun sesuai potensi yg ada di kab/kota, termasuk Penyertaan modal ke PDAM dlm mengelola AM pasca konstruksi

PU

Perda Perlindungan Sumber-sumber Air

Perlindungan MA+Aset Air Minum & Status Kepemilikan Sumber Air, Infiltrasi Air (Air tanah)

BPSPAM

Asosiasi BPSPAM Penanganan Air Minum Perdesaan Program AM dan Sanitasi di Desa yang dimasukan dalam RPJM Desa

Perdes BP SPAM Meningkatkan kemandirian desa dalam

pemeliharaan SPAM

Kepala Desa dgn unit terkait BPD Tahun 2017

Perda Pendirian PDAM Peningkatan pemenuhan kebutuhan air

minum bagi masyarakat

Bupati dgn unit terkait PU & PDAM Tahun 2017

Perda, Perbup, SK Pencegahan dan Penanaganan

kawasan kumuh

Pengentasan Kawasan Kumuh; Mengatur Kawasan Permukiman; Peningkatan kualitas permukiman, penceagahan bertambahnya kumuh baru

PU dgn unit terkait kesehatan & BLH Tahun 2017

Perbup BG, IMB, TABG, SLF Meningkatkan kepatuhan bangunan di masyarakat

Dinas CK & TR dgn unit terkait Lintas Sektor Tahun 2016

Perda/Perbub Peningkatan Pelayanan Sanitasi

Meningkatkan akses sanitasi serta tumbuhnya kesadaran masyarakat ttg adanya aturan yg mengikat

Dinas CK dgn unit terkait Lintas Sektor Tahun 2016/2017

Perdes Organisasi Sanitasi

Adanya Organisasi Pengelola Sanitasi dan pemeliharaan sarana sanitasi berkelanjutan

Kepala Desa dgn unit terkai BPD Tahun 2017

Perbup Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah dari hilir (pemilahan, pemanfaatan kembali, pengangkutan) sampai pada (sampai pemrosesan akhir di TPA (hulu)

(10)

VI- 10 LAPORAN akhir

Kerangka regulasi yang diusulkan ini mempertimbangkan regulasi yang sudah ada, dan melengkapi kebutuhan regulasi yang belum diatur, maupun untuk perbaikan bilamana regulasi yang ada belum optimal dalam mencapai tujuan/sasaran pembangunan.

Gambar

Tabel 6.2 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi “Pengaruh Flash Sale, Persepsi Kualitas Website dan Emosi Positif

Dengan menggunakan metode RSM dapat ditentukan kondisi optimum reaksi esterifikasi asam oleat dengan metanol menggunakan lipase indigenous kecambah Jatropha curcas

Harga saham pada perusahaan yang bergerak di industri makanan dan minuman mengalami kenaikan dan penurunan, hal tersebut berkaitan dengan besarnya nilai current

Dengan harga terjangkau dan pembayaran yang bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, Stroomnet ini internet pejabat dengan harga merakyat..

Pada fase ini diterapkan alat analisis dalam bentuk peta kendali MEWMA (Multivariate Exponential Weighted Moving Avarage) dan grafik berupa pareto chart dan diagram

Kelemahan pemahaman masyarakat di dalam memaknai asas hukum pertanahan yaitu hak atas tanah bersifat mutlak, kuat dan abadi, sehingga pemikiran mereka hak

Menurut Arikunto (2008: 16) dalam penelitian secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

Berdasarkan pengukuran dengan alat ukur PQA ataupun melalui hasil simulasi ETAP dapat diketahui bahwa THD arus lebih tinggi dibandingkan dengan besar THD