• Tidak ada hasil yang ditemukan

geofisika METODE GEORADAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "geofisika METODE GEORADAR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

GEORADAR

METODE GEORADAR

Georadar (GPR), kadang-kadang disebut penyelidikan radar tanah, georadar, radar tanah, georadar echo atau "georadar" adalah teknik geofisika eksplorasi bawah permukaan non-invasif menggunakan gelombang elektromagnetik untuk karakterisasi dan pemantauan. Hal ini banyak digunakan untuk menemukan obyek terpendam, karakterisasi dan pemantauan lingkungan, pertanian, penyelidikan arkeologi, forensik dan deteksi dan karakterisasi persenjataan, air tanah, infrastruktur jalan dan ranjau darat, pertambangan, dampak es, deteksi gua dan terowongan, lubang, pengendapan, karst dan berbagai aplikasi lainnya. Hal ini dapat dioperasikan dari permukaan dengan tangan atau kendaraan, boreholes, antara boreholes, dari pesawat terbang dan satelit. Georadar memiliki resolusi tertinggi dari semua metode geofisika untuk pencitraan bawah permukaan dengan resolusi sampai skala centimeter.

Resolusi dikendalikan oleh panjang gelombang propagasi gelombang elektromagnetik dalam tanah. Resolusi meningkat seiring dengan meningkatnya frekuensi (panjang gelombang lebih pendek). Kedalaman penyelidikan bervariasi dari kurang dari satu meter dalam tanah pada mineral tanah liat montmorillonite sampai lebih dari 5.400 meter pada kutub es. Kedalaman investigasi meningkat dengan menurunnya frekuensi tetapi dengan mengurangi resolusi. Kedalaman investigasi di pasir jenuh air tawar bebas sekitar 30 meter. Kedalaman investigasi (dan resolusi) dikendalikan oleh sifat-sifat listrik melalui kehilangan konduksi, konstanta dielektrik dalam air, reaksi elektrokimia pada tanah liat-antarmuka air mineral, dan adanya mineral magnetik besi. Kehilangan penyebaran adalah akibat dari heterogenitas spasial ukuran panjang gelombang di dalam tanah (sebagai perbedaan antara es dan sebuah bola salju dalam cahaya hamburan. Detectabilitas objek di dalam tanah tergantung pada ukuran, bentuk, dan orientasi relatif terhadap antena, kontras dengan host media, dan Radiofrequency kebisingan dan gangguan.

(2)

RADAR adalah akronim diciptakan pada tahun 1934 untuk RAdio Detection and Ranging (Buderi, 1996). Survei pertama georadar telah dilakukan di Austria pada tahun 1929 sampai dengan kedalaman gletser (Stern, 1929, 1930).

Radar pada prinsipnya berkaitan dengan metode refleksi seismik. Sebuah pemancar (TX) memancarkan sinyal di daerah penyelidikan . Sinyal terpantul dideteksi dan direkam oleh penerima (Rx). Tidak seperti metode seismik, instrumen radar menggunakan gelombang elektromagnetik, bukan gelombang akustik. EM-gelombang tidak menembus sedalam gelombang suara tetapi akan menghasilkan resolusi yang jauh lebih tinggi. Sasaran dengan impedansi listrik berbeda dengan media sekitarnya akan dideteksi dan dicatat. Instrumen radar permukaan sebagian besar digunakan untuk mendeteksi dan melokalisasi target logam dan nonlogam untuk perkiraan kedalaman 30m.

Gambar 1. Prinsip dasar penyelidikan Georadar

The RAMAC / GPR secara kontinyu memancarkan sinyal ke media penyelidikan. Jumlah scan per satuan panjang waktu ditetapkan dalam perangkat lunak. Biasanya, akuisisi yang dibuat dalam profil di atas permukaan media dapat sekaligus dilihat pada komputer laptop untuk mengendalikan pengukuran.

Lateral dan vertikal resolusi hasil bervariasi antara 0,01-1,0 meter, tergantung pada pilihan dari frekuensi antena. Antena frekuensi yang lebih tinggi memberikan resolusi yang lebih tinggi tapi kurang penetrasi, dan sebaliknya. Hiperbolik permukaan refleksi dari titik reflektor.

Secara umum peralatan georadar terdiri dari dua komponen utama yaitu peralatan pemancar gelombang radar (transmitter) dan peralatan penerima pantulan /

(3)

refleksi gelombang radar (tranceiver). Sistem yang digunakan adalah merupakan sistem aktif dimana dilakukan ‘penembakan’ pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (pada interval gelombang radar) untuk kemudian dilakukan perekaman intensitas gelombang radar yang berhasil dipantulkan kembali. Pengukuran dan perekaman terdapat selisih waktu (Δt), ini kemudian akan membentuk suatu pola penampang gelombang radar yang khas untuk tiap interval meter kedalamannya. Pola-pola refleksi ini mencerminkan perbedaan nilai dielektrik massa / benda² terhadap gelombang radar yang mengenainya. Kedalaman pengukuran dapat disesuaikan dengan tujuan kegiatannya yaitu dengan mengatur frekuensi gelombang radar yang digunakan. Contoh penggunaan frekuensi tertentu untuk mencapai kedalaman tertentu adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Skema pengukuran dengan metode georadar dan penampang grafik radar yang dihasilkan

Metode georadar dapat digunakan untuk kegiatan dan penelitian sebagai berikut: a. Pertanian dan Kehutanan

 Perbaikan dan pembuatan saluran drainase  Penataan lapangan golf

(4)

 Keberadaan air didalam tanah (soil water content)  Keberadaan akar pohon

 Keberadaan metal dalam tiang listrik kayu atau pohon b. Arkeologi

 Bangunan tertimbun dan pondasi  Ploting lokasi makam lama / kuno

 Penelitian tentang keberadaan bangunan bersejarah  Pencarian artefak

c. Mendeteksi benda-benda dalam tanah (terkubur)

 Mendeteksi pipa plastik (PVC), pipa logam dan kabel  Mendeteksi saluran air / limbah

 Mendeteksi jalur pipa gas dan pipa air

d. Penerapan pada konstruksi bangunan (beton dan paving / lantai)  Mendeteksi kabel listrik dalam lantai

 Mengukur ketebalan ubin / lantai  Menentukan letak rongga dalan lantai e. Penerapan dalam ilmu lingkungan

 Deliniasi pencemar (polutan / kontaminan)

 Pemantauan pengendalian pencemaran dengan cara remediasi  Pemetaan saluran limbah dibawah tanah

 Keberadaaan tangki / tempat penampungan limbah dibawah tanah f. Penerapan pada ilmu forensik (kriminalitas)

 Pencarian benda² yang dikubur  Pencarian terowongan bawah tanah

 Pencarian barang bukti yang dikubur dibawah lantai / tegel

g. Penerapan pada ilmu geologi dan geoteknik (terutama untuk perencanaan dan konstruksi)

 Pencarian letak jalur pipa air / drainase, untuk perbaikan sistem drainase  Mendeteksi lokasi galian / tambang tua

 Mendeteksi struktur karst (sinkhole, gua) pada batugamping  Stratigrafi (tatanan batuan / tanah) dan struktur tanah h. Penerapan pada ilmu hidrologi dan batimetri

(5)

 Pemetaan zona infiltrasi / intrusi air laut  Keberadaan muka airtanah (mat)

i. Penerapan untuk kondisi lingkungan es dan bersalju  Pencarian korban longsoran salju

 Eksplorasi minyak dan gas bumi di daerah kutub  Memperkirakan bencana longsoran salju

 Penerapan pada ilmu glasiologi

 Penetuan ketebalan lapisan es pada jalan diatas es  Mendeteksi keberadaan obyek didalam es

 Manajemen lokasi wisata es  Penentuan ketebalan salju

j. Penerapan pada sistem keamanan dan militer

 Penentuan letak kabel dan sensor / penyadap didalam tembok  Pencarian letak terowongan bawah tanah

 Mendeteksi gerakan dari korban yang tertimbun runtuhan gedung  Pemetaan lokasi ranjau darat

 Penentuan lokasi proyektil dan selongsong peluru yang terkubur k. Penerapan dan penambangan sedimen placer

 Struktur dan stratigrafi geologi pada sedimen placer

 Penentuan bentuk dan arah penyebaran urat kimberlite (intan)  Pencarian deposit nikel laterit

l. Penerapan pada kegiatan tambang

 Keberadaan struktur kekar / retas pada batuan

 Perencanaan keselamatan tambang pada tambang dalam (terowongan) dan pemetaan struktur batuan pada tambang dalam (terowongan)

m. Pemantauan kondisi jalan, bangunan dan jembatan  Pengukuran ketebalan aspal atau timbunan  Evaluasi keretakan lantai jembatan

(6)

PERALATAN

Peralatan yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Georadar Unit, yang terdiri dari antenna, Processing Unit, Pengukur Jarak, Baterai, dan kabel-kabelnya.

2. Laptop untuk mengoperasikan geordar unit dengan software Ramac dan Rad Explorer.

3. GPS untuk menentukan koordinat lokasi. 4. Kamera digital untuk dokumentasi kegiatan 5. PC Komputer untuk pengerjaan laporan 6. Meteran untuk mengukur jarak

Gambar 3. beberapa peralatan yang dipergunakan dalam penelitian. A. Georadar Unit, B. Laptop, C. GPS, D. Baterai Georadar Unit.

(7)

Contoh aplikasi GEORADAR UNIT antara lain : 1. FREKWENSI 100 MHz

 Untuk penelitian dengan kedalaman sedang (maksimal sekitar 30m) dengan resolusi sedang-rendah, diameter lubang yang dapat terdeteksi minimal 1m (menyesuaikan kekontrasan obyek dengan sekitarnya) .

 Ukuran alat (L x W x H): 1.25 x 0.78 x 0.20 m. Berat: 25.5 kg.

 Dapat dioperasikan pada lahan yang memiliki lebar minimal 1m dan panjang lintasan minimal 2,5m (panjang lintasan yang terdeteksi 1m) dengan kondisi permukaan relatif rata dan kemiringan sekitar 450 .

Gambar 4. Pengukuran dg Frekwensi 100 MHz A. Pengukuran pada endapan sungai, B.Hasil interpretasi tebal lapisan pasir, C. Hasil interpretasi kedalaman pondasi gedung

(8)

2. FREKWENSI 500 MHz

 Untuk penelitian dengan kedalaman yang dangkal (maksimal sekitar 10m) dengan resolusi tinggi - sedang, diameter lubang yang dapat terdeteksi minimal 30cm (menyesuaikan kekontrasan obyek dg sekitarnya).

 Ukuran alat (L x W x H): 0.5 x 0.33 x 0.16 m. Berat: 5 kg.

 Dapat dioperasikan pada lahan yang memiliki lebar minimal 50 cm dan panjang lintasan minimal 1m (panjang lintasan yang terdeteksi 1m) dengan kondisi permukaan relatif rata dengan kemiringan 450.

Gambar 5. Pengukuran dg Frekwensi 500 MHz A. Hasil pengukuran letak pipa, B.Pengukuran pada lapisan jalan, C. Pengukuran pada lahan terbuka untuk utilitas jaringan pipa.

(9)

Gambar 6. Pengukuran dg Frekwensi 500 MHz A. Hasil pengukuran detil pada litologi batugamping, B.Pengukuran pada lantai,

TAHAP PENELITIAN

Setelah selesai proses pengambilan data lapangan, tahap berikutnya adalah pemrosesan data lapangan tersebut menjadi data yang siap dianalisis. Pemrosesan data georadar dilakukan dengan menggunakan software RadExplorer.

Pemrosesan data bertujuan untuk mengurangi frekuensi noise, menajamkan image, dan menempatkan zero time pada tempatnya sehinga didapatkan image georadar yang mudah untuk diinterpretasi gambaran bawah permukaannya. Pemrosesan data yang dipakai meliputi DC Removal, Spatial Interporation, Background Removal, Bandpass

Filtering, Trace Edit, Reflection Strength, dan Time Zero Adjustment. Data yang telah

(10)

menunjukkan image refleksi/pantulan dan tampilan yang menunjukkan kekuatan pantulan (reflection strength).

Penelitian mengikuti tahapan-tahapan sebagaimana terlihat pada diagram di bawah ini.

(11)

Gambar 7. Perbandingan antara data lapangan (kiri) dan data yang telah diproses (kanan).

Data yang telah selesai diproses dengan berbagai tahap data prossesing, menghasilkan data yang siap untuk diinterpretasi dan dianalisis. Interpretasi dilakukan dengan mengamati karakter keterusan, kekuatan, dan pola pantulan pada image georadar serta dibandingkan dengan desain obyek atau data pendukung yang diteliti.

Gambar

Gambar  1. Prinsip dasar penyelidikan Georadar
Gambar  2. Skema pengukuran dengan metode georadar dan penampang grafik radar yang  dihasilkan
Gambar  3. beberapa peralatan yang dipergunakan dalam penelitian. A. Georadar Unit, B
Gambar 4. Pengukuran dg Frekwensi 100 MHz A. Pengukuran pada endapan sungai, B.Hasil  interpretasi tebal lapisan pasir, C
+5

Referensi

Dokumen terkait

Variabel bebas yang akan digunakan untuk membuat pemodelan antara lain panjang jalan, lebar jalan, kepadatan, kondisi jalan dan jenis kendaraan yang dilalui disimpan dalam

Menyiapkan tempat pembibitan di lahan sawah yang subur sesuai dengan baku teknis telah ditetapkan5. Ukuran bedengan pembibitan tinggi 20cm lebar 120cm dan panjang 1000cm

5) sepotong pelat baja dengan panjang tidak melebihi setengah tinggi penampang dan lebar tidak kurang dari lebar penampang benda uji dapat disisipkan di antara permukaan benda

Variabel bebas yang akan digunakan untuk membuat pemodelan antara lain panjang jalan, lebar jalan, kepadatan, kondisi jalan dan jenis kendaraan yang dilalui disimpan dalam

Mengacu pada Tabel 1 mendeskripsikan luas penutup lahan dan kondisi suhu permukaan tanah di wilayah MEBIDANG dan secara khusus di Kota Medan.Hasil identifikasi

Umur yang panjang bagi petani merupakan keunggulan varietas Lokal Belu, karena semakin lama permukaan tanah tertutup berakibat sangat baik untuk kondisi lahan kering di

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Hasil respon GPR Lintasan 3 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengukuran Ground Penetrating Radar GPR pada wilayah gambut, mengambarkan kondisi geologi bawah permukaan menunjukkan adanya