• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A. LATAR BELAKANG MASALAH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sistem Informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional (SKN ) yang dipergunakan sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman, dan arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pengembangan berwawasan kesehatan.

Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan oleh pelayanan kesehatan. Hal ini membutuhkan campur tangan pelayanan kesehatan agar tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang sesuai dengan cita-cita bangsa dengan pelayanan yang efektif, efisien dan terarah. Oleh karena itu, rumah sakit sebagai unit pelayanan kesehatan masyarakat harus memberikan pelayanan medik dan penunjang medik yang bermutu. Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan adalah pelayanan administrasi berupa pelayanan rekam medis.

Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang berperan penting dalam mewujudkan pembangunan kesehatan yang menyeluruh dan berkualitas. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk sistem informasi menajemen rumah sakit. Sistem informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan informasi yang cepat, akurat, terpadu, dan efisien sehingga dapat membantu dalam memperlancar kebijakan bidang penyelenggaraan rumah sakit. Rekam medis merupakan suatu sumber data yang penting dalam penyelenggaraan rumah sakit. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan

(2)

catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Unit Rekam Medis yang merupakan salah satu unit pelayanan dasar dalam penyelenggaraan rumah sakit, yang menberperan sangat vital dalam menentukan kualitas informasi yang dihasilkan oleh rumah sakit tersebut. Rekam medis dapat menjadi salah satu faktor penentu baiknya mutu pelayanan atau acuan dalam pengambilan keputusan disuatu rumah sakit jika berisi data yang benar dan lengkap. Pendokumentasian Rekam Medis kerap ditemukan tidak terisi lengkap oleh dokter, perawat ataupun tenaga kesehatan lain yang bertanggungjawab merawat pasien, sehingga pendokumentasian tersebut tidak seakurat dan selengkap yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan analisis berkas rekam medis baik secara kuantitatif maupun kualitatif dalam rangka memberikan masukan bagi pengendalian mutu pelayanan kesehatan dan menjamin kualitas informasi yang dihasilkan.

Munculnya transformasi paradigma rekam medis dari tradisional menjadi manajemen informasi kesehatan yang dipicu oleh moderenisasi perkembangan teknologi informasi serta kebutuhan pasien yang terus berkembang, mengharuskan rekam medis dikelola dengan efektif dan efisien. Untuk mewujudkan hal tersebut penting bagi rumah sakit untuk mengusahakan aplikasi komputer untuk pengumpulan, pengolahan, dan penyajian informasi kesehatan yang baik dan berkualitas. Sistem informasi rekam medis tersebut dapat digunakan sebagai sarana penyedia layanan dan informasi bagi penggunananya baik dari tenaga kesehatan, karyawan dan pasien rumah sakit. Pengembangan sistem informasi rekam medis ditujukan untuk mendukung ketersediaan data informasi bagi menajamen dan pelaksanaan layanan serta pengembangan jaringan informasi kesehatan di rumah sakit.

Setelah melakukan studi pendahuluan dan wawancara dengan petugas rekam medis di Intalasi Rekam Medis Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada, diketahui bahwa telah terjadi peralihan sistem dari manual menjadi komputerisasi sekitar bulan November 2015 dalam pengolahan data analisis kuantitatif rekam medis. Data analisis pada awalnya didokumentasikan pada buku analisis, namun

(3)

dengan beralihnya sistem menjadi komputerisasi maka data didokumentasikan pada lembar kerja Microsoft Office Excel. Penggunaan electronic health record (EHR) yang telah diterapkan di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada belum dapat digunakan secara maksimal oleh petugas analisis rekam medis, hal tersebut karena tidak tersedianya menu terkait analisis rekam medis, sehingga pengelolaan data analisis rekam dilakukan dengan menggunakan Microsoft Office Excel dan EHR rumah sakit secara bersamaan.

Petugas menggunakan Microsoft Office Excel untuk menginput dan mengolah data analisis sedangkan EHR digunakan untuk melihat atau mencocokan informasi tertentu yang ada pada rekam medis pasien. Petugas tetap menginputkan nama dan nomor rekam medis pasien untuk keperluan analisis ke dalam lembar kerja Microsoft Office Exel. Petugas analisis di Instalasi Rekam Medis RS UGM yang saat ini berjumlah satu orang juga bertangungjawab dalam mengerjakan assembling rekam medis.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Instalasi Rekam Medis RS UGM, petugas untuk bagian analisis dan assembling seharusnya dilakukan oleh dua orang petugas berdasarkan perhitungan kebutuhan SDM, namun karena rumah sakit belum dapat memenuhi kebutuhan SDM tersebut sehingga saat ini bagian analisis dan assembling hanya dikerjakan oleh satu orang petugas.

Penggunaan Microsoft Office Excel dan EHR secara bersamaan, penginputan beberapa item data yang berulang dan tampilan lembar kerja Microsoft Office Excel yang tidak ringkas dan tak mendukung efekivitas pengolahan data membuat petugas bermasalah dengan waktu pengerjaan analisis kuantitatif yang lama. Hal tersebut diperparah dengan hanya tersedianya satu orang petugas untuk melakukan analisis dan assembling rekam medis secara bergantian. Dengan demikian sangat penting bagi rumah sakit memperhitungkan waktu dan langkah pengerjaan analisis yang efisien, sehingga dapat mengurangi beban kerja petugas.

Dengan adanya perancangan basis data dan antarmuka aplikasi analisis kuantitatif rekam medis diharapkan dapat memberikan gambaran dan membantu petugas IT ataupun programmer yang akan membuat aplikasi analisis rekam

(4)

medis ataupun sistem informasi manajemen rekam medis khususnya untuk proses analisis kuantitatif rekam medis.

B. RUMUSAN PERANCANGAN

Bagaimana rancangan basis data dan antarmuka yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan petugas analisis rekam medis di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada?

C. KEASLIAN PERANCANGAN

Penelitian dengan judul “Perancangan Basis Data dan Antarmuka Pengguna Aplikasi Analisis Kuantitatif Rekam Medis di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada” belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun demikian, berikut ini adalah jenis penelitian sejenis yang telah dilakukan :

1. Arfianti (2013), membuat tugas akhir dengan judul “Perancangan Antarmuka Untuk Pelaporan Eksternal Data Kegiatan Pelayanan ( RL5) di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada”. Persamaan penelitian Arfianti (2013) dengan karya tulis ini terletak pada objek yang dirancang yaitu antar muka dan lokasi perangannya yaitu di Rumah Sakit Akademik UGM. Namun yang membedakan perancangan ini dengan perancangan milik Arfianti (2013) terletak pada fokus perancangannya. Perancangan ini melebarkan forkus dengan merambah rancangan basis data dan menitik beratkan kepada analisis kuantitatif rekam medis.

2. Ardiningrum (2015), membuat tugas akhir dengan jududl “Perancangan Antarmuka Electronic Health Record (EHR) Untuk Pelaporan Eksternal di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada”. Persamaan Perancangan dengan Ardiningrum terletak pada objek yang dirancang yaitu antarmuka dan lokasi perancangan di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada. Namun yang membedakan perancangan ini dengan rancangan milik Ardiningrum, terletak pada fokusan rancancangan. Perancangan ini tidak ditujukan untuk electronic health record menu pelaporan internal melainkan untuk aplikasi analisis dan melebarkan fokusan perancangan tidak hanya pada antarmuka, tetapi juga pada basis data dari aplikasi tersebut.

(5)

3. Ardiansyah dan Kurniadi (2015), dalam jurnal dengan judul “Rancangan Sistem Analisis Kuantitatif Sebagai Monitoring Kelengkapan DRM di Bagian Assembling di RSUD Tugurejo Semarang”. Persamaan yang terdapat dalam jurnal tersebut ialah fokus rancangan yang menitik beratkan pada perancangan sistem informasi untuk aplikasi analisis rekam medis. Namun yang membedakan penelitian ini dengan hasil yang dimuat dalam jurnal tersebut adalah lokasi penelitian dan bentuk basis data serta antarmuka aplikasi analisis kuantitatif yang dibuat. Pada jurnal tersebut pengolahan data analisis rekam medis yang dilakukan di Rumah Sakit Tugurejo Semarang menggunakan Micrososft Office Excel dan SPSS sedangkan pada penelitian ini didasarkan pada pengolahan data analisis rekam medis yang ada di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada yang menggunakan Microsoft Office Excel dan EHR. Penulis juga memadukan basis data dari EHR RS UGM untuk dapat di jadikan output pada aplikasi ini. Selain itu, pada penelitian tersebut selain merancang sistem informasi juga lebih condong dalam monitoring keamanan informasi sedangkan pada penelitian ini hanya sebatas pada perancangan basis data dan antarmuka aplikasi analisis kuantitatif rekam medis.

4. Suryadi (2015). membuat Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Rekam Medis Rawat Inap Pelayanan Penyakit Dalam di RSUD Ambarawa”. Persamaan dengan tugas akhir tersebut adalah sama-sama merancangan sebuah sistem informasi untuk rekam medis, namun yang memberdakan terletak pada fokus rancangan yaitu sistem pengolahan data rekam medis rawat inap khusus untuk penyakit dalam sedangkan pada penelitian ini berfokus pada aplikasi analisis kuantitatif rekam medis.

D. TUJUAN PERANCANGAN

Merancang basis data dan antarmuka yang sesuai dengan kebutuhan petugas analisis dan instalasi rekam medis sehingga memudahkan proses analisis

(6)

dan penyajian data rekam medis serta keberlanjutan informasi yang diperlukan dalam mendukung peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit.

E. MANFAAT PERANCANGAN 1. Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan kepada petugas rekam medis dan bagian pengembangan sistem informasi dalam rangka mengembangkan sistem informasi menjamen rekam medis khususnya bagian analisis rekam medis, sehingga dapat mempermudah petugas dalam melaksanakan tugasnya dan mendukung terintegrasinya informasi yang bermutu di rumah sakit.

2. Bagi institusi pendidikan

Dapat dijadikan sebagai acuan dan metode pembelajaran bagis mahasiswa untuk mengembangkan ide dibidang rekam medis dan memanfaatkan teknologi informasi.

3. Bagi peneliti

Bermanfaat untuk dapat menerapkan ilmu yang telah diterima selama mengikuti perkuliahan mengenai rekam medis dan menambah pengalaman serta pengetahuan baru dibidang pengembangan sistem informasi rumah sakit.

4. Bagi Peneliti Lain

Dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian dan dasar pengembangan dalam membuat aplikasi sistem informasi Internal rumah sakit khususnya untuk instalasi rekam medis.

F. GAMBARAN UMUM RS UGM 1. Sejarah Singkat

Pada awalnya UGM memiliki rumah sakit sebagai tempat pendidikan calon dokter dan dokter spesialis. Rumah sakit tersebut tersebar di beberapa tempat yaitu Pgugeran, Mangkubumen, Mangkuwijaya, Mangkuyudan, Jenggotan. Saat itu UGM satu-satunya Universitas yang mempunyai Rumah Sakit Pendidikan sendiri.

Gagasan Prof.DR.Sardjito untuk mendirikan rumah sakit yang bisa memberikan pelyanan kepada masyarakat sekaligus sebagai lokasi mendidik

(7)

calon dokter, dokter spesialis yang dekat kampus UGM telah terwujud dengan digabungkan dengan RS UGM yang tersebar di kota Yogyakarta ke dalam RS Dr. Sardjito. Rumah Sakit ini terletak di daerah sekip di dalam kampus UGM yang dekat dengan Fakultas Kedokteran UGM yang kemudian di resmikan pada tanggal 8 Februari 1982 dengan nama RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr SARDJITO.

RSUP Dr.Sardjito sebagai bentuk baru dari RS UGM dengan modal awal untuk beroperasional berasal dari anggaran Depkes RI dan dari RS UGM berupa peralatan, SDM dengan Direktur Pertama Prof.dr.Ismangoen. Rumah sakit ini menjadi Rumah Sakit Pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UGM dengan semua Bagian Klinik Fakultas Kedokteran UGM berada di dalam RSUP Dr.Sardjito ( bedhol desa dari RS UGM).

Saat ini RSUP Dr. Sardjito telah berkembang pesat menjadi rumah sakit kelas A yang besar dan megah, dengan lebih dari 750 tempat tidur, lebih dari 3000 karyawan dan menjadi RS untuk pendidikan dokter, dokter spesialis dan sub-spesialis/spesialis konsultasn, ners, dietisien, apoteker, dan lain-lain. Karena sedemikian padat peserta didik yang menempuh pendidikan profesi di rumah sakit ini, maka dirasakan RSUP Dr. Sardjito sudah tidak mencukupi lagi sebagai tempat memperoleh keterampilan klinis terutama bagi calon dokter ( mahasiswa profesi kedokteran). Mengingat daya tampung yang tidak seimbang dengan jumlah mahasiswa jika RS dijadikan sebagai tempat pendidikan klinis tidak dikembangkan atau ditambah kapasitasnya, dikhawatirkan mutu lulusan bidang bidang profesi kedokteran dan kesehatan UGM tidak akan dapat mendukung visi UGM sebagai World Class Research University . Selain itu perkembangan pelayanan rumah sakit di dunia mengarah kepada pelayanan terpadu, multiprofessional dan komprehensif maka perlu ditambangkan sebuah rumah sakit sehingga mampu menjawab tantangan tersebut dan menjadi satu-kesatuan rumah sakit yang unggul baik dibidang pelayanan, pendidikan maupun riset sesuai dengan visi UGM.

Pada awal didirikan RS UGM diberi nama Hospital Akademik. Kata hospital akademik dipilih dengan idealisme bahwa rumah sakit ini bisa menjadi

(8)

tempat yang nyaman bagi orang sakit, tempat dimana orang sakit dilayani oleh tenaga-tenaga yang ramah dan tempat yang nyaman bagi siapapun yang bekerja dan berkunjung ke RS UGM. Kata akademik mencerminkan Tridarhma Perguruan Tinggi, dimana rumah sakit ini didirikan untuk memberikan pelayanan yang unggul kepada masyarakat sebagai bagian dari pelayanan prima, dengan menjaga keselamatan pasien, dokter dan SDM kesehatan lain maka yang dihasilkan juga berkualitas unggul.

2. Visi dan Misi a. Visi

menjadi rumah sakit yang melaksanakan pelayanan, pendidikan dan riset yang unggul, berkelas dunia, mandiri, bermartabat dan mengabdi kepada kepentingan masyarakat.

b. Misi

1) Menyelenggarakan pelayan keseatan terpadu yang bermutu dengan mengutamakan aspek pendidikan berbasis riset dan interprofessional teamwork.

2) Melaksanakan pelayanan kesehatan paripurna berdasarkan evidence, value dan riset IPTEKDOK.

3) Menyelenggarakan pendidikan klinik dengan model Interprofesional Education berbasis bukti dan nilai-nilai.

4) Menyelenggarakan riset klinik dan non klinik yang berwawasan global. 5) Melaksanakan pengabdian kepada kepentingan kesehatan

masyarakat

6) Meningkatkan kemandirian rumah sakit akademik dan kesejahteraan karyawan.

3. Motto RS UGM

Motto RS UGM adalah “friendly and caring hospital”, merupakan komitemen mewujudkan rumah sakit yang benar-benar nyaman, sejuk, penuh keramahan

(9)

dalam pelayanan, san menghadirkan suasana yang menunjang kesembuhan pasien.

4. Kebijakan Mutu RS UGM

RS UGM mencanangkan komitmen mutu “ RS UGM PRIMA”. prima adalah singkatan dari

- Presisi (P) : mencerminkan semangat rumah sakit dalam memberikan pelayanan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan pelanggan/ indikasi pasien berdasarkan bukti ilmiah terkini.

- Responsif (R) : mencerminkan semangat bahwa petugas RS UGM haruslah memberikan respon pertolongan dengan cepat, dan tanggap terhadap setiap kebutuhan pelanggan atau pasien.

- Integrasi (I) : dimaksudkan bahwa pelayanan yang diberikan adalah pelayanan yang terintegrasi, merupakan kolaborasi petugas dari berbagai disiplin ilmu (interprofessional collaboration teamwork) yang berfokus pada kebutuhan pasien.

- Mutu (M) : mencerminkan komitmen RS UGM untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan RS UGM.

- Aman (A) : merupakan janji RS UGM untuk memberikan keamanan baik dalam hal keamanan pengobatan/pelayanan (patient safety), keamanan lingkungan, maupun kemanan dari bahaya lainnya.

5. Pelayanan

a. Instalasi Gawat Darurat b. Instalasi Rawat Jalan c. Instalasi Rawat Inap

1) VIP 2) Kelas 1A 3) Kelas 1B 4) Kelas 2 5) Kelas 3 6) Ruangan Isolasi

(10)

7) Kelas 3 Kamar Bayi d. Instalasi Rawat Intensif e. Instalasi Bedah Sentral f. Instalasi Renal Dialisis g. Poliklinik

1) Klinik Gigi

2) Klinik Rehabilitasi Medik 3) Klinik Umum

4) Klinik Mata 5) Klinik Anak

6) Klinik Tumbuh Kembang Anak 7) Klinik Kulit dan Kelamin

8) Klinik Bedah Terpadu ( Bedah Umum, Bedah Digestif, Bedah Orthopedi, Bedah Urologi, Bedah Mulut, THT)

9) Klinik Penyakit Dalam dan Metabolisme 10) Klinik Kandungan dan Kebidanan 11) Klinik Ginjal Hipertensi

12) Klinik Konsultasi Gizi

13) Klinik Jantung dan Pembuluh Darah 14) ICU, PICU, NICU

15) Klinik Syaraf

16) Klinik Kesehatan Jiwa 17) Klinik Konsultasi Psikologi h. Instalasi Rehabilitasi Medik i. Instalasi Asuransi

j. Instalasi Humas

a. Pelayanan Fisioterapi b. Pelayanan Terapi Wicara c. Pelayanan Ortotik Prostetik d. Pelayanan Okupasi Terapi k. Pelayanan Penunjang

(11)

1) Instalasi Radiologi

2) Instalasi Laboratorium Klinik Terpadu 3) Intalasi Farmasi dan Sterilisasi 4) Instalasi Gizi

5) Instalasi Forensik 6) Instalasi Rekam Medis

l. Pelayanan Penunjang Medik Dengan Pemanfaatan Teknologi Generasi Terbaru

1) USG 4D

2) ESWL ( Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) 3) C-Arm Radiografi dan Fluoroscopy (3D)

4) EEG 40 Chanel With Brain Maping 5) CT Scan 128 Slice

m. Jenis Pelayanan Lain

1) Pelayanan Sistem Informasi Rumah Sakit 2) Pelayanan Pemulasaraan Jenazah 3) Pusat Sterilisasi dan Laundry 4) Fasilitas Umum

a) Layanan Informasi Rawat Inap b) Layanan Informasi Pelanggan

c) Koperasi Menyediakan Minimarket dan Bakery d) Mushola

e) Pusat Pendidikan dan Pelatihan f) Bank, ATM

g) Parkir h) Taman

(12)

5) Fasilitas Pendidikan a) Ruang Seminar b) Ruang Diskusi c) Aula

d) Fasilitas Ruang Kelas e) Perpustakaan

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah yang terjadi diatas maka dapat diajukan sebuah penelitian dengan judul: Pengaruh Persepsi Kualitas Produk, Daya

( Pak Basar: waktu ke Tongar, secara nggak langsung masih ada budaya suriname yang dibawa, minuman karena disini ndak ada orang jual ya jarang, di kapal ndak

Pada kelas pertama para subyek mengaku takut mengecewakan keluarga yang telah mendukung mereka sampai saat ini hingga lulus dari sekolah mereka, apabila tidak memiliki pekerjaan

Mereka juga ingin terlihat cantik dan mewah seperti artis favoritnya, sehingga secara sadar atau tidak, budaya pop Korea yang disebarkan melalui media memproduksi apa yang

Tahap rancangan sistem ini merupakan prosedur untuk mengkonversi spesifikasi logis ke dalam sebuah desain yang dapat diimplementasikan pada sistem komputer organisasi.hasil akhir

Dengan demikian, seorang muslim dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidup sehingga eksistensinya bermakna dan bermanfaat di hadapan Allah SWT, yang pada

Tujuan khusus kegiatan magang ini adalah meningkatkan pengalaman, pemahaman dan keterampilan tentang budidaya tanaman kelapa sawit terutama proses pemanenan yang

Penulis berharap, dengan terselesaikannya praktik kerja ini dapat memberikan masukan positif bagi perusahaan terutaman yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran