• Tidak ada hasil yang ditemukan

peraturan zonasi.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "peraturan zonasi.docx"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pola Ruang Deskripsi Ketentuan Umum Kegiatan Ketentuan UmumIntensitas Bangunan Keterangan PERMUKIM AN Perumahan Kepadatan Tinggi adalah kawasan perumahan dengan jumlah rumah > 40 rumah per Hektar

Ditempati oleh unit-unit hunian untuk keluarga tunggal

dengan perletakan bangunan rapat/deret; diproyeksikan

sebagai peralihan dari perumahan tunggal padat ke

perumahan susun padat. Peraturan pembangunan pada

zona ini dibedakan :Perumahan deret untuk

keluarga tunggal dengan perletakkan bangunan rapat/deret

Perumahan deret maksimum 3 lantai, peralihn dari rumah tunggalpadat ke

perumahan susun padat

KDB ditetapkan 70-80%KLB maksimal 2,1 -2,4KDH 30 %GSB Minimum 2/5 dari lebar Ruang Milik Jalan (Rumija)Tinggi Bangunan(TB) Maksimal 12 m

Dilengkapi dengan sarna dan prasarana skla lingkungan sesuai dengan

SNI seperti:

Fasilitas perdagangan seperti warung dan toko yang terintegrasi dengan permukiman (sesuai dengan arahan Pola ruang)

Fasilitas Pendidikan

seperti sekolah Dasar dan Menengah

Fasilitas Peribadatan skala lingkungan

Fasilitas Ruang Terbuka Hijau berupa Taman Lingkungan PERDAGAN

GAN JASA PERDAGANGAN DANJASA DI PUSAT PELAYANAN KOTA

Pasar Skala Regional dapat berupa pusat perbelanjaan dan pusat pertokoan dan atau

Pusat

Pemerintahan baik pemerintahan kota maupun pemerintahan provinsi dan atau

KDB ditetapkan 80%KLB maksimal 2,8 - 3,2 KDH 10 %GSB Minimum 2/5 PKL diintegrasikan dengan pasar-pasar tradisional dan terminal dengan pengaturan jam operasional

Pembangunan gudang/tempat

penyimpanan sementara hanya diperkenankan

(2)

Pusat Jasa

Perbankan dan perhotelan serta jasa umum skala regional lainnya dan atau Fasilitas Peribadan

dan olahraga skala regional dan atau

dari lebar Ruang Milik Jalan (Rumija)Tinggi Bangunan(TB ) Maksimal 16 m

satu kesatuan dengan induk bangunan pusat perbelanjaan atau toko dengan luas maksimum 30 persen dari luas bangunan keseluruhan.. Dilengkapi dengan

Lahan Parkir umum dan taman yang memadai

PERDAGANGAN DAN JASA DI SUB PUSAT

PELAYANAN KOTA

Pasar skala bagian wilayah kota seperti Pasar Tradisional, Pertokoan dan

supermarket dan atau Pemerintahan dan

perkantoran skala kota atau bagian wilayah kota dan atau

Jasa umum dan atau Fasilitas peribadan dan

olahraga skala kota

KDB ditetapkan 70%KLB maksimal 2,8 - 3,2 KDH 10 %GSB Minimum 2/5 dari lebar Ruang Milik Jalan (Rumija)Tinggi Bangunan(TB ) Maksimal 16 m PKL diintegrasikan dengan pasar-pasar tradisional dan terminal dengan pengaturan jam operasional

Pembangunan gudang/tempat

penyimpanan sementara hanya diperkenankan satu kesatuan dengan induk bangunan pusat perbelanjaan atau toko dengan luas maksimum 30 persen dari luas bangunan keseluruhan.. Dilengkapi dengan

Lahan Parkir umum dan taman yang memadai PERDAGANGAN DAN

JASA DI PUSAT PELAYANAN

Kegiatan perdagangan dan jasa umum skala kecamatan dan atau

KDB

ditetapkan 70%

PKL diintegrasikan dengan pasar-pasar tradisional dan terminal

(3)

LINGKUNGAN

kelurahan dan atau Kegiatan pelayanan

umum skala kecamatan dan atau

Fasilitas peribadan, olahraga, dan rekreasi skala kecamatanKLB maksimal 2,8 - 3,2 KDH 10 %GSB Minimum 2/5 dari lebar Ruang Milik Jalan (Rumija)Tinggi Bangunan(TB ) Maksimal 16 m

dengan pengaturan jam operasional

Pembangunan gudang/tempat

penyimpanan sementara hanya diperkenankan satu kesatuan dengan induk bangunan pusat perbelanjaan atau toko dengan luas maksimum 30 persen dari luas bangunan keseluruhan.. Dilengkapi dengan

Lahan Parkir umum dan taman yang memadai BANGUNAN PEMERINTA H DAN PERKANTO RAN kawasan perkantoran, meliputi Kawasan yang diperuntukan untuk pembangunan bangunan pemerintah, meliputi kantor pemerintah provinsi, kantor pemerintah kota, kantor instansi

vertikal, kantor polisi, dan lain-lain,

serta sarana perdagangan dan jasa kecuali hotel

Kantor pemerintah baik tunggal maupun komplek

Kegiatan perkantoran umum baik kantor tunggal maupun komplek (pusat bisnis). Pada pusat bisnis dimungkinkan terdapatnya kegiatan perbelanjaan sebagai penunjang (restoran, toserba, toko alat tulis/buku dsb)

Kegiatan perkantoran umum

Kegiatan perkantoran umum, berupa rumah

KDB ditetapkan 60 %KLB maksimal 2,4KDH 40 %GSB Minimum 2/5 dari lebar Ruang Milik Jalan (Rumija)Tinggi Bangunan(TB) Maksimal 16 mKoefisien Tapak Basement

Dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti:Fasilitas perdagangan

seperti toko yang terintegrasi dengan guna lahan (sesuai dengan arahan Pola ruang)

Fasilitas Ruang Terbuka Hijau berupa Taman

Dilengkapi dengan lahan parkir yang memadai

(4)

dan bioskop kantor dengan menyediakan fasilitas hunian (KTB) maksimum 80 persen Pelayanan Umum PENDIDIKAN Peningkatan aksesibilitas Terdapat pusat sarana dan sarana penunjang pendidikan Pengelompoka n sarana pendidikan seperti kawasan pendidikan terpadu dan kawasan Perguruan tinggi untuk menigkatkan pelayanan Penyediaan fasilitas pedidikan mulai dari pendidikan berdasarkan jenjang pendidikan yaitu : play grup, TK, SD, SMP, SMU/SMK/Madrasah, sampai pendidikan tinggi.

Jumlah fasilitas pendidikan disesuaikan dengan jumlah penduduk sesuai syarat yang

dikeluarkan instansi terkait. Lokasi fasilitas

pendidikan disesuaikan dengan skala pelayanan.

KDB ditetapkan 60 %KLB maksimal 2,4KDH 40 %GSB Minimum 2/5 dari lebar Ruang Milik Jalan (Rumija)Tinggi Bangunan(TB ) Maksimal 16 mKoefisien Tapak Basement (KTB) maksimum 80 persen

Dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti:Fasilitas perdagangan

seperti toko yang terintegrasi dengan guna lahan (sesuai dengan arahan Pola ruang)

Fasilitas Ruang Terbuka Hijau berupa Taman

Dilengkapi dengan lahan parkir yang memadai KESEHATAN •Peningkatan aksesibilitas terhadap sarana •Posyandu •Klinik •Balai pengobatan •Puskesmas

•Rumah sakit umum dan

·KDB ditetapkan 50 %

·KLB maksimal 2 ·KDH 40%

·GSB Minimum

Dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti: ·Fasilitas perdagangan

seperti toko yang

(5)

kesehatan •Terdapat pusat sarana kesehatan dan sarana penunjang kesehatan lainnya. •Pengelompok an sarana kesehatan untuk efisien waktu. •Peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang mudah, murah dan cepat. •Pengembanga n sarana kesehatan disesuaikan dengan skala pelayanan. •Jumlah sarana kesehatan disesuaikan dengan jumlah penduduk.

rumah sakih khusus •Praktek dokter •Apotik 2/5 dari lebar Ruang Milik Jalan (Rumija) ·Tinggi Bangunan(TB ) Maksimal 16 m

lahan (sesuai dengan arahan Pola ruang) ·Fasilitas Ruang Terbuka

Hijau berupa Taman ·Dilengkapi dengan lahan

(6)

•Lokasi sarana kesehatan dengan fungsi pelayanan sekunder, menyebar diseluruh wilayah permukiman.

Penetapan kepadatan bangunan (KDB) untuk unit-unit lingkungan perumahan yaitu untuk unit lingkungan

kepadatan tinggi dengan penetapan KDB-nya sebesar 70-80%, untuk unit lingkungan kepadatan menengah

dengan KDB-nya sebesar 50-70%, untuk unit lingkungan kepadatan rendah dengan KDB-nya ditetapkan 40-50%

dan unit lingkungan kepadatan sangat rendah dengan KDB-nya ditetapkan kurang dari 40%.

Sedangkan untuk kegiatan selain perumahan, penetapan KDB disesuaikan dengan karakteristik kegiatannya

masing-masing. Untuk kawasan pusat kota terutama pusat perdagangan, KDB-nya ditentukan maksimum 80%,

untuk puskesmas maksimum 40%, untuk sekolah, perkantoran, dan sarana peribadatan KDB-nya ditetapkan

maksimum 60%, untuk terminal maksimum 75%, untuk kawasan jalur hijau, konservasi dan preservasi KDB-nya

ditetapkan 0 - 20% di mana bangunan dan bangunan yang diperbolehkan pada kawasan konservasi hanya bersifat

bangunan pelengkap.

Selain daripada itu pengaturan KLB dalam hal ini juga didasarkan pada pertimbangan aspek desain kota dan

pengaturan visual kota secara vertikal agar tidak monoton dan dapat menciptakan visualisasi kota yang dinamis.

Pusat perdagangan skala kota diarahkan untuk memiliki KLB dua sampai 4 kali lipat KDB-nya (dengan demikian

diijinkan pembangunan gedung berlantai dua sampai 4). Berdasarkan Kepmen Kimpraswil No 327, maka

Ketinggian Bangunan di Kota Pontianak diarahkan:

(7)

Blok peruntukan ketinggian bangunan sangat rendah adalah blok dengan tidak bertingkat dan bertingkat

maksimum dua lantai (KLB maksimum 2 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan 10 m dari lantai dasar

Blok peruntukan ketinggian bangunan rendah adalah blok dengan bangunan bertingkat maksimum 4

lantai (KLB maksimum = 4 x KDB) dengan tinggi puncak bangunan maksimum 15 m dan minimum 12 m dari

lantai dasar;

(8)

Secara umum pengaturan garis sempadan bangunan di Kota Pontianak akan didasarkan pada Perda Bangunan

Gedung Kota Pontianak No. 3 Tahun 2008, dimana penerapan peraturan garis sempadan tersebut akan berlaku

secara umum pada kota-kota di Indonesia. Agar lebih optimal dalam pengendalian dan pengawasan pembangunan

maka penetapan garis sempadan harus didasarkan pada peraturan daerah. Adapun isi mengenai aturan garis

sempadan dan jarak bangunan di Kota Pontianak adalah sebagai berikut:

(1)Garis sempadan dinding bangunan terluar yang sejajar dengan as jalan (rencana jalan) ditentukan

berdasarkan lebar jalan/rencana jalan, fungsi jalan dan peruntukan kapling/kawasan;

(2)Letak garis sempadan dinding bangunan terluar, bilamana tidak ditentukan lain adalah separuh lebar Ruang

Milik Jalan (RMJ) dihitung dari tepi jalan / pagar;

(3)Untuk lebar jalan yang kurang dari 4 meter, letak garis sempadan adalah 2 meter dihitung dari tepi jalan atau

pagar;

(4)Letak garis sempadan dinding bangunan terluar pada bagian samping yang berbatasan dengan tetangga

bilamana tidak ditentukan lain adalah minimal 1,5 meter dari batas kapling, atau atas dasar kesepakatan

dengan tetangga yang saling berbatasan;

(5)Letak garis sempadan dinding bangunan terluar pada bagian belakang yang berbatasan dengan tetangga

bilamana tidak ditentukan lain adalah minimal 1,5 meter dari batas kapling, atau atas dasar kesepakatan

dengan tetangga yang saling berbatasan.

(6)Jarak antara masa/blok bangunan satu lantai dengan bangunan satu lantai lainnya dalam satu kapling atau

antar kapling, minimal 3 meter;

(7)Setiap bangunan umum harus mempunyai jarak masa/blok bangunan dengan bangunan di sekitarnya

sekurang-kurangnya 4 (empat) meter atau 2 (dua) meter dengan batas kapling;

(8)Untuk bangunan bertingkat, setiap kenaikan satu lantai jarak antara masa/blok bangunan yang satu dengan

lainnya ditambah dengan 0,5 meter;

Mengingat ketentuan pengaturan garis sempadan ini sudah berlaku umum dan baku, maka ketentuan-ketentuan

ini juga berlaku untuk seluruh bagian wilayah kota. Rencana penetapan garis sempadan bangunan di Kota

(9)

a. a.

Garis sempadan muka bangunan dan sempadan samping yang menghadap jalan ditetapkan 2/5 dari

lebar Ruang Milik Jalan (Rumija)

b. Garis sempadan samping bangunan berjarak minimal 1,5 meter dari dinding bangunan.

c. Garis sempadan belakang bangunan berjarak minimal 2 meter dari dinding bangunan.

RUMIJA = X 1,5 X

GARIS SEMPADAN BANGUNAN TINGGI BANGUNAN MAKSIMAL

RUMAJA = 4/5 X

Sempadan muka bangunan 2/5 X Sempadan belakang bangunan > 2 meter Sempadan samping bangunan > 1,5 meter KETERANGAN :

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penjajakan awal peniliti dari yang peneliti lihat pembelajaran matematika secara daring menggunakan aplikasi whatsapp kurang berjalan dengan baik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase pembagian hasil yang diterima nelayan pemilik sebesar 64% dan nelayan penggarap sebesar 36%, sedangkan kondisi ketahanan

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, lemahnya citra teh celup dalam negeri diduga karena harga konsumen produk teh celup itu sendiri lebih rendah dari pada

Autentikasi Kehalalan Gelatin Dengan Teknis Analisis Volatilomik Dasar Rp 28.000.000,- Rp 28.000.000,- 21 Andri Iskandar Perikanan dan Ilmu Kelautan Domestikasi Ikan

Pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Inventory Spare Part Dengan Metode Simple Additive Weighting, yaitu metode pembobotan yang mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja

Kompetensi adalah suatu kemampuan (keterampilan, sikap, dan pengetahuan) yang dimiliki seseorang yang dapat menunjukkan kinerja unggul dalam melakukan pekerjaan..

Gambar 3 Struktur Kitosan Terikat Silang dengan Asam Sulfat Hal ini bertujuan agar membran komposit menjadi lebih selektif untuk memisahkan proton dan elektron, meningkatkan

Badan pemerintah dan instansi vertikal lainnya merupakan suatu organisasi yang mana zakatnya dipotong secara langsung dari pendapatan gajinya per bulan. Pada saat