• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tumor Paru.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tumor Paru."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TUMOR PARU

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TUMOR PARU

II..

K

KO

ON

NS

SE

EP

P D

DA

AS

SA

AR  

R  

Pada umumnya tumor paru terbagi atas tumor jinak (5 %) antara lain adenoma,

Pada umumnya tumor paru terbagi atas tumor jinak (5 %) antara lain adenoma,

hamartoma dan tumor ganas (90%) adalah karsinoma bronkogenik.

hamartoma dan tumor ganas (90%) adalah karsinoma bronkogenik.

Karena pert

Karena pertimbang

imbangan klinis maka yang

an klinis maka yang dibahas adal

dibahas adalah kanker paru atau karsinom

ah kanker paru atau karsinomaa

 bronkogenik.

 bronkogenik.

II..

P

Peen

ng

geerrttiiaan

n

Menurut Hood Alsagaff, dkk. 1993, karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru

Menurut Hood Alsagaff, dkk. 1993, karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru

 primer yang berasal dari saluran napas. Sedangkan menurut Susan Wilson dan June

 primer yang berasal dari saluran napas. Sedangkan menurut Susan Wilson dan June

Thompson, 1990, kanker paru adalah suatu pertumbuhan yang tidak terkontrol dari

Thompson, 1990, kanker paru adalah suatu pertumbuhan yang tidak terkontrol dari

sel anaplastik dalam paru.

(2)
(3)

IIV

V..

P

Paatth

hw

waay

y

-Asap rokok 

-Asap rokok 

-Polusi Udara

-Polusi Udara

-Pemajanan Okupasi

-Pemajanan Okupasi

Iritasi mukosa Bronkus

Iritasi mukosa Bronkus

Peradangan Kronik 

Peradangan Kronik 

Pembelahan sel yang tidak terkendali

Pembelahan sel yang tidak terkendali

Karsinoma paru

Karsinoma paru

(4)
(5)

VI.

Klasifikasi/Pentahapan Klinik (Clinical staging)

Klasifikasi berdasarkan TNM : tumor, nodul dan metastase.

1. T : T0 : tidak tampak tumor primer 

T1 : diameter tumor < 3 cm, tanpa invasi ke bronkus

T2 : diameter > 3 cm, dapat disertai atelektasis atau pneumonitis, namun

 berjarak lebih dari 2 cm dari karina, serta belum ada efusi pleura.

T3 : tumor ukuran besar dengan tanda invasi ke sekitar atau sudah dekat

karina dan atau disetai efusi pleura.

2. N : N0 : tidak didapatkan penjalaran ke kelenjar limfe regional

N1 : terdapat penjalaran ke kelenjar limfe hilus ipsilateral

N2 : terdapat penjalaran ke kelenjar limfe mediastinum atau kontralateral

N3 : terdapat penjalaran ke kelenjar limfe ekstratorakal

3. M : M0 : tidak terdapat metastase jauh

(6)
(7)

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KANKER PARU

I.

Pengkajian

a.

Riwayat

:

Perokok berat dan kronis, terpajan terhadpa lingkungan karsinogen, penyakit paru

kronis sebelumnya yang telah mengakibatkan pembentukan jaringan parut dan

fibrosis pada jaringan paru.

b.

Pemeriksaan fisik pada pernapasan

Batuk menetap akibat sekresi cairan, mengi, dyspnea, hemoptisis karena erosi kapiler 

di jalan napas, sputum meningkat dengan bau tak sedap akibat akumulasi sel yang

nekrosis di daerah obstruksi akibat tumor, infeksi saluran pernapasan berulang, nyeri

dada karena penekanan saraf pleural oleh tumor, efusi pleura bila tumor mengganggu

dinding par, disfagia, edema daerah muka, leher dan lengan.

(8)
(9)

III.

Rencana Keperawatan

  No Diagnosa Keperawatan P e r e n c a n a a n

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional 1. Tidak efektif bersihan

jalan napas   berhubungan dengan

obstruksi bronkial sekunder karena invasi tumor.

Bersihan jalan napas akan paten dengan kriteria batuk hilang, suara napas bersih, x –ray bersih.

1. Auskultasi paru akan ronkii, rales atau mengi.

2. Monotr ABGs

3. Monitor hasil sputum sitologi

4. Beri posisi optimal kepala tempat tidru ditinggikan.

5. Atur humifier oksigen

6. bantu pasien dengan ambulasi atau ubah posisi

7. anjurkan intake 1,5 – 2 L/hari kecuali kontraindikasi

8. Bantu pasien yang batuk  

  Lihat adekuatnya pertukaran gas dan luasnya obstruksi jalan napas karena  skeret.

Melihat keseimbangan asam dan basa dan kebutuhan untuk terapi oksigen

Melihat adanya sel kanker 

Sekret bergerak sesuai gravitasi sesuai   perubaha posisi. Meninggikan kepala

tempat tidur memungkinkan diafragma untuk brkontraksi

Mensuplay oksigen dan mengurangi kerja  pernapasan

Sekret bergerak sesuai perubahan tubuh terhadap gravitasi

Mengencerkan sekret 

  Batuk mengeluarkan sekret yang  menunmpuk 

2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf  oleh tumor paru.

Mendemonstrasikan bebas nyeri dengan kriteria ekspresi wajah rileks, pengembangan paru optimal, menyatakan nyeri hilang

1. Beri analgesik dan evaluasi keefektifannya

2. Untuk meminimalkan nyeri dada pleural :

  Rasa nyaman merupakan prioritas dalam   pemberian perawatan pasien demgam

tumor. Kontrol rasa nyeri butuh narkotik  dosis tinggi.

(10)

anjurkan untuk menahan dada dengan kedua tangan atau dengan bantal saat   batuk, dorong pasien untuk berhenti

merokok, dan berikan pelembab udara sesuai order dan obat antitusif 

3. Untuk meminimalkan nyeri tulang : mmembalik hati - hati dan berikan dukungan, hindari menarik ekstremitas,  berikan matras yang lembut, ubah posisi

tiap 2 jam.

 Napas dalam dan batuk kuat meregangkan membran pleura dan menimbulkan nyeri dada pleuritik. Nikotin dari tembakau bisa menyebabkan konstriksi bronkial dan menuruhkan gerakan silia yang melapisi  saluran pernapasan. Anti batuk menekan  pusat batuk di otak 

Metastase ke tulang menyebabkan nyeri hebat. Pada banyak pasien bahkan  sentuhan ringan dapat menimbjlkan rasa

(11)

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan dan dyspnea

Status nutrisi ditingkatkan dengan kriteria BB bertambah, makan sesuai diet seimbanmg, albumin, limfosit normal, lingkar  lengan normal

1. Kaji diet harian dan kebutuhannya 2. Timbang BB tiap minggu 3. Kaji faktor psikologi

4. Moniitor albumin dan limfosit

5. Beri oksigen selama makan sesuai keperluan

6. Anjurkan oral care sebelum makan

7. Atur anti emetik sebelum makan 8. Berikan diet TKTP

9. Atur pemberian vitamin sesuai order 

 Bantu menentukan diet individu Sesuai penngkatan nutrisi.

Mengidentifikasi efek psikologis yang  mempengaruhi menurunnya makan dan minum

 Indikasi adekuatnya protein untuk sistem imun

Mengurangi dyspnea denan mengurangi kerja paru

Menghilangkan rasa sputum yang bisa mengurangi napsu makan pasien

Mengurangi mual yang bisa mempengaruhi napsu makan

Mendukung sistem imun

(12)

4. Aktivitas intolerans   berhubungan dengan

kelemahan secara umum.

Pasien mampu melakukan akvitas tanpa keleahan atau dyspnea dengan kriteria hasil mampu melakukan aktivitas hariannya.

1. Observasi respon terhadap aktivitas 2. Identifikasi faktor yang mempengaruhi

intolerans seperti stres, efek samping obat 3. rencanakan periode istirahat di antara

waktu bekerja

4. anjurkan untuk lakukan aktivitas sesuai kemampuan pasien

5. berikan program latihan aktivitas sesuai toleransi

6. Rencanakan bersama keluarga mengurangi energi yang berlebihan saat melakukan aktivitas harian

Melihat kemapuan beraktivitas

  Intevensi dilaksanakan sesuai faktor yang  mempengaruhi

Mengurangi kelelahan melalui isitirahat   yang cukup

Menemukan pasien kebutuhannya ttanpa menyebabkan kelelahan

Meningkatkan independensi pasien sendiri  Identifikasi menyimpan energi .

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Phipps, Wilma. et al, (1991),

Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical 

 Practice,

4

th

edition, Mosby Year Book, Toronto

Smeltzer, Suzanne C. 2002

. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2

.

Jakarta: EGC.

Doengoes, Marilynn, dkk, (2000),

 Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk 

 Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,

edisi 3, alih bahasa : I

Made Kariasa dan Ni Made S, EGC, Jakarta

Engram, Barbara, (1999),

 Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah,

alih bahasa

Suharyati S, volume 1, EGC, Jakarta

(14)
(15)

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN TN. MOCH. ZEN DENGAN TUMOR PARU

DI RUANG PARU LAKI RSDS SURABAYA

TANGGAL 12 – 16 NOPEMBER 2001

II. PENGKAJIAN

I.

Biodata

A. Identitas pasien

Tgl. MRS : 12 – 11 – 2001

  No. Register : 10103611

(16)
(17)

A. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini :

Pasien tidak pernah menderita penyakit apapun. Pasien merupakan penggemar dalam

hal merokok, sehari bisa 2-3 bungkus. Hal ini dijalani selama 30 tahun. Pasien tidak 

 pernah dirawat di rumah sakit dan sekarang ini merupakan hal yang bagi pasien.

Tidak ada alergi makanan ataupun obat.

B. Riwayat kesehatan sekarang :

Pasien mengatakan bahwa sejak 1 dada kanan atas terasa sakit sekali.

Kadang-kadang batuk Berusaha minum jamu tetapi tidak membantu. Membeli obat (pasien

lupa nama) kurangi nyeri tetapi bersifat sementara saja. Karena nyeri tidak bisa

ditahan lagi akhirnya oleh keluarga dianjurkan untuk dibawa ke IRD dan oleh dokter 

dianjurkan untuk opname.

C. Riwayat kesehatan keluarga :

Kakek, nenek, saudara kandung pasien tidak ada yang sakit.

Genogram :

(18)
(19)

2. Minum

napsu makan menurun sejak 

1

bulan

yang

lalu.

Mengatakan berat badannya

turun.

Pasien minum air putih 6 – 8

gelas/hari kadang - kadang

minum jamu

menghabiskan

porsi

yang

disiapkan.

Pasien suka minum susu yang

disiapkan oleh rumah sakit.

B.

Eliminasi

1. BAB

2. BAK  

3

Keringat

1 kali sehari, tidak konstipasi,

warna dan jumlah normal

serta tidak ada kelainan dan

 bau

BAK 2 kali/hari, tidak ada

kelainan

Berkeringat terutama pada

Sejak masuk BAB normal dan

tidak ada kelainan.

BAK 2 kali perhari, jumlah tidak 

tentu, warna kuning dan tidak 

ada kelainan

(20)
(21)

Pasien mengatakan belum mengetahui proses penyakit yang diderita sekarang ini.

Sebab dokter mengatakan pengobatan sekarang ini adalah untuk mengurangi nyeri.

2. Konsep diri :

Pasien mengatakan sebagai kepala keluarga perannya terganggu.

3. Keadaan emosi :

Pasien nampak pasrah saja terhadap apa yang dialaminya, mengatakan apa saja yang

dilakukan terhadapnya akan diterima dengan senang hati.

4. Kemampuan adaptasi :

Pasien mampu beradaptasi terhadap apa yang dialaminya sekarang.

5. Mekanisme pertahanan diri :

Pasien pasrah pada keadaannya, dan berdoa.

B. Sosial

Hubungan pasien dengan keluarga dan keluarga lain harmonis, dimana anak-anaknya

scara bergantian menunggu dan membantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.

(22)
(23)

5. Telinga (pendengaran).

Ketajaman pendengaran baik, bentuk normal : simetris kiri dan kanan, fungsi

 pendengaran baik, tidak ada serumen dan cairan, serta alat bantu tidak ada.

6. Mulut dan gigi.

Bentuk bibir normal, bau mulut tidak holitosis. Tidak ada perdarahan dan peradangan

  pada mulut. Jumlah gigi seri atas tanggal dua, ada karang/caries, tepi lidah tidak 

hiperemik, tidak ada benda asing atau gigi palsu. Sedangkan fungsi pengecapan baik,

 bentuk dan ukuran tonsil normal serta tidak ada peradangan pada faring.

7. Leher  

Kelenjar getah bening tidak mengalami pembesaran, leher membesar, tidak ada kaku

kuduk.

8. Thoraks (fungsi pernapasan)

Inspeksi : asimetris dimana dada kanan tertinggal, pengembangan dada kurang

optimal. Palpasi : hangat, ada vokal fremitus ekspirasi maksimal. Perkusi : ada bunyi

(24)
(25)
(26)
(27)

ANALISA DATA

Data

Etiologi

Masalah

Subyektif :

Pasien mengatakan belum mengerti proses

  penyakitnya,

menanyakan

penyebab

sakitnya.

Obyektif :

Pendidikan SD, belum pernah mendengar 

 penyakit tumor paru, tidak bisa menjawab

saat ditanyakan mengenai proses dan

  penyebab penyakit serta pengobatan yang

akan dijalani.

Kurang terpapar 

terhadap informasi

Kurang

 pengetahuan

Subyektif :

Mengatakan sebelum MRS napsu makan

menurun, mengatakan baju dam celana

(28)
(29)

III. RENCANA PERAWATAN

 No

Diagnosa keperawatan P e r e n c a n a a n

Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional

1. Gangguan rasa nyaman nyeri   berhubungan dengan penekanan saraf 

oleh tumor paru.

Setelah diberikan tindakan k ep er aw at an , p asi en menunjukkan

/demonstrasikan bebas nyeri dengan kriteria ekspresi wajah rileks,   pe ng em ba ng an p ar u

optimal, menyatakan nyeri hilang (skala 1 atau 0)

1. Tanyakan pasien tentang nyeri dan tentukan karakteristiknya.

2. Kaji pengetahuan verbal dan non verbal

3. Dorong penggunaan teknik relaksasi 4. Beri analgesik dan evaluasi keefektifannya

5 . U nt uk me mi ni ma lk an n ye ri d ad a p l eu ra l : anjurkan untuk menahan dada dengan kedua tangan atau dengan bantal saat batuk, dorong  pasien untuk berhenti merokok.

 Evaluasi gejala nyeri karena kanker 

  Ketidaksesuaian antara pernunjuk verbal-non verbal dapat memberikan petunjuk derajat nyeri, keefektifan intervensi.

Mengurangi nyeri

  Rasa nyaman merupakan prioritas dalam   pemberian perawatan pasien demgam tumor.  Kontrol rasa nyeri butuh narkotik dosis tinggi.   Napas dalam dan batuk kuat meregangkan

membran pleura dan menimbulkan nyeri dada   pleuritik. Nikotin dari tembakau bisa

menyebabkan konstriksi bronkial dan menuruhkan gerakan silia yang melapisi saluran  pernapasan. Anti batuk menekan pusat batuk di

otak  .

2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan dan dyspnea

Setelah 1 minggu   perawatan status nutrisi

d it in gk at ka n d en ga n kriteria BB bertambah 1-2 Kg, makan sesuai diet

1 . Ka ji di et ha ri an da n k eb ut uh an ny a 2. Timbang BB tiap 3 hari

3. Kaji faktor psikologi

 Bantu menentukan diet individu Sesuai penngkatan nutrisi.

Mengidentifikasi efek psikologis yang  mempengaruhi menurunnya makan dan minum  Indikasi adekuatnya protein untuk sistem imun

(30)

seimbanmg, menghabiskan  porsi yang disiapkan

4 . M on ii to r a lb umi n d an l im fo si t

5. Beri oksigen selama makan sesuai keperluan 6 . An ju rk an or al ca re se be lu m ma ka n

7 . At ur a nt i e me ti k s eb el um m ak an

8. Berikan diet TKTP

9. Atur pemberian vitamin sesuai order 

Mengurangi dyspnea denan mengurangi kerja  paru

Menghilangkan rasa sputum yang bisa mengurangi napsu makan pasien

Mengurangi mual yang bisa mempengaruhi napsu makan

Mendukung sistem imun

Sebagai diet suplemen atau tambahan

Kurang pengetahuan tentang proses pen yakit , dan peny ebabnya   berhubungan dengan kurang terpapar 

akan informasi

Setelah 3 kali pertemuan pengetahun akan meningkat dengan kriteria m am pu me nj el as ka n  penyebab, proses penyakit

dan penanganannya.

1. Jelaskan tentang penyebab tumor     paru dihubungkan dengan riwayat hidup  pasien.

2. Jelaska n kepada pasie n proses p enyaki t tumor paru

3. Jelaskan kepada pasien tentang pengobatan tumor paru.

4 . Ev al ua si t in gk at p en ge ta hu an p as ie n d an keluarga

Meningkatkan pemahaman dan kooperasi pasien

Meningkatkan pemahaman dan kooperasi pasien Meningkatkan pemahaman dan kooperasi pasien  Evaluasi efektifnya pendidikan kesehatan

(31)

IV. PELAKSANAAN DAN EVALUASI Dx.

kep Hari/tgl Implementasi Evaluasi

1

Selasa, 13–11 –  2001

15.00

19.00

1. Memberi codein 1 tablet peroral

2. Meganjurkan untuk menggunakan teknik relaksasi : tarik  napas dalam dan memeluk bantal.

1. Memberi minum codein 1 tablet

2. Menganjurkan pasien untuk melakukan posisi yang dikehendakinya untuk kenyamanannya.

Jam 20.30

S : pasien mengatakan nyeri berkurang, skala 2

O : rileks, menghabiskan ¾ prosi yang disiapkan, minum tablet vitamin

A : masalah belum teratasi

P : rencana intervensi dipertahankan

2. 10.00 1. Mengobservasi napsu makan, pola tidur dan tingkat aktivitas 2. Menanyakan siapa saja yang merawat/menemani pasie selama MRS

3. Monitor perubahan komunikasi dengan orang lain

4. Mendengarkan dan menerima ketakutan dan kemarahan  pasien

5. Memberitahukan kepada pasien bila diagnosis pasti sudah ditegakkan

Jam 13.30

S : pasien dan keluarga mengatakan dokter belum mengatakan diagnosa pasti, menanyakan apa yang harus dilakukan.

O : napsu makan menurun, kontak mata kurang, mengekspresikan  perasaannya, kadang menarik diri

A : masalah belum teratasi

P : rencana intervensi dipertahankan, kecuali tindakan nomor 2

Rabu, 07– 11 –  2001

08. 00 1. Menganjurkan untuk oral hygiene sebelum makan seperti

Jam 13.30

(32)

1 kumur – kumur dan sikat gigi

2. Membantu menyiapkan makanan tinggi kalori dan tinggi  protein kepada pasien

3. Memberi minum Roborantia 1 tablet. 4. Menganjurkan untuk duduk setelah makan

5. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering seperti roti atau  biskuit

6. Menimbang berat badan pasien

 bisa menghabiskan porsi yang disiapkan dari rumah sakit. O : Hb 9 g/dl, konjungtiva anemis, pucat, lemak subkutis berkurang,

BB 42 Kg, nampak lemah, A : masalah belum teratasi

P : rencana intervensi dipertahankan

2 10.00 1. Mengobservasi napsu makan, pola tidur dan tingkat aktivitas 2. Monitor perubahan komunikasi dengan orang lain

3. Mendengarkan dan menerima ketakutan dan kemarahan  pasien

4. Memberitahukan kepada pasien bila diagnosis pasti sudah ditegakkan

Jam 13.30

S : pasien mengatakan napsu makan meningkat, mengatakan memahami keadaan penyakitnya yang membutuhkan waktu untuk  menegakkan diagnosis pasti.

O : istirahat cukup, menerima keadaannya, lebih banyak berdiam diri A : masalah belum teratasi

P : tindakan keperawatan dipertahankan sampai diagnosis ditegakkan

1

Jumat, 08 – 11 –  2001

08.00 1. Mengingatkan pasien untuk oral hygiene sebelum makan seperti kumur – kumur dan sikat gigi

2. Membantu menyiapkan makanan tinggi kalori dan tinggi  protein kepada pasien

3. Memberi minum Roborantia 1 tablet.

Jam 13.30

S : pasien mengatakan napsu makan mulai meningkat, mengatakan   bisa menghabiskan porsi yang disiapkan dari rumah sakit, tidak 

merasa cepat penuh.

O : konjungtiva anemis, pucat, lemak subkutis berkurang, nampak  masih lemah, jalan pelan - pelan

(33)

4. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering seperti roti atau  biskuit

A : masalah belum teratasi

P : rencana intervensi dipertahankan

2 11.00 1. Mengobservasi napsu makan, pola tidur dan tingkat aktivitas 2. Monitor perubahan komunikasi dengan orang lain

3. Mendengarkan dan menerima ketakutan dan kemarahan  pasien

4. Memberitahukan kepada pasien tentang diagnosis pasti  berdasarkan hasil biopsi PA

Jam 13.30

S : pasien mengatakan napsu makan meningkat, mengatakan memahami keadaan penyakitnya, mengatakan sudah mendengarkan dari dokter sakit yang sedang dideritanya.

O : tenang, rileks, menerima keadaannya, bercerita dengan pasien di samping tempat tidurnya.

A : masalah teratasi

P : tindakan keperawatan dihentikan

1

Sabtu, 10 -11 –  2001

08. 30 1. Menganjurkan untuk oral hygiene sebelum makan seperti kumur – kumur dan sikat gigi

2. Membantu menyiapkan makanan tinggi kalori dan tinggi  protein kepada pasien

3. Memberi minum Roborantia 1 tablet.

4. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering seperti roti atau  biskuit

5. Menimbang berat badan

Jam 13.30

S : pasien mengatakan napsu makan mulai meningkat, mengatakan  bisa menghabiskan porsi yang disiapkan dari rumah sakit. O : Hb 9 g/dl, konjungtiva anemis, pucat, lemak subkutis berkurang,

BB 42 Kg

A : masalah belum teratasi

(34)

1. PELAKSANAAN DAN EVALUASI

Referensi

Dokumen terkait

Teras (the majaz) pada hunian ini bertambah teritorinya yakni berupa teras dan ruang les jahit, yang memiliki satu pintu menghadap keluar dan tirai sebagai pembatas dengan ruang

Untuk membuat motif batik dapat dilakukan dengan cara secara tulis tangan dengan canting tulis (batik tulis), menggunakan cap dari tembaga disebut batik cap,

kami masih diberi h diberi kesempatan u kesempatan untuk ntuk menyelesaika menyelesaikan maka n makalah ini. dimana dimana makalah makalah ini ini merupakan salah

Pihak pertama pada tahun 2017 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka

Interaksi antara periode after-ripening dengan teknik aplikasi tidak berpengaruh nyata terhadap semua tolok ukur yaitu daya tumbuh bibit, keserempakan tumbuh, tinggi tajuk, dan

61.. Tafsi&gt;r ini terdiri dari lima belas volume, dan menafsirkan Alquran secara lengkap, tiga puluh juz Al-Qur‟an. Tafsi&gt;r Quraish Shihab ini sangat berpengaruh di

Mikroorganisme yang ditumbuhkan dalam media yang mengandung nutrient essensial kemudia di tempatkan pada kondisi lingkungan seperti suhu dan PH yang tepat akan segera berkembang

Jika dikaitkan dengan hasil Penelitian yang telah dilaksanakan maka jelas Air yang terdapat dilokasi penelitian baik untuk Budidaya, tidak terlalu jernih dan tidak