LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL I
LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL I
SETTING TIME GIPS KEDOKTERAN GIGI
SETTING TIME GIPS KEDOKTERAN GIGI
(PRAKTIKUM III)
(PRAKTIKUM III)
Disusun oleh:
Disusun oleh:
FARIS MAHDANI FARIS MAHDANI 10617040 10617040FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
BHAKTI WIYATA KEDIRI
2018
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gipsum adalah mineral yang ditambang dari berbagai belahan dunia. Gipsum juga merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi, gipsum yang dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O) mur ni . Ber ba gai ben tuk gip sum yan g be rbe da telah di gu na ka n sel am a be ber apa ab ad untuk tujuan konstruksi
(Anusavice, 2004).
Produk gipsum digunakan dalam kedokteran gigi untuk membuat model studi dari rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pe mb uatan pro tesa gi gi . Be rb aga i jeni s pl aster di gu na ka n un tuk membuat cetakan dan model dimana protesa dan restorasi kedokteran gigi dibuat (Anusavice, 2004).
P e n g g u n a a n g i p s u m d a l a m k e d o k t e r a n g i g i t e l a h m e l u a s . P e n g g u n a a n b a h a n t e r s e b u t d a p a t d i p e r l i h a t k a n d a l a m m e m b u a t m o d e l u n t u k g i g i t i r u a n . M i s a l n y a , c a m p u r a n p l a s t e r o f P a r i s d a n air dit empat kan dal am sendo k c eta k d an dite kan pada jaringan rahang. Plaster dibiarkan mengeras, dan kemudian cetakan dikeluarkan. Dokter gi gi sekarang memiliki bentuk negatif dari jaringan yang dibuat dalam rongga mulut.Bila jenis plaster lain yang dikenal sebagai stone gigi, sekarang diaduk dengan air,dituang ke dalam cetakan, dan
d i b i a r k a n m e n g e r a s , c e t a k a n p l a s t e r y a n g m e n g e r a s t e r s e b u t berfungsi sebagai mold un tuk mem be nt uk mo de l po sit if, atau mo de l pl aster. Pada model inilah gigi tiruan dibuat tanpa diperlukan kehadiran pasien
(Anusavice, 2004).
Manipulasi gipsum dilakukan dengan mencampur serbuk gips dan air hingga mengalami reaksi setting. Hal-hal yang mempengaruhi waktu setting adalah perbandingan serbuk dan cairan, waktu spatulasi, dan suhu air yang digunakan. Selama setting gips dapat mengalami ekspansi. Kekuatan gips akan meningkat sejalan dengan tingkat kekeringan bahan. Semakin besar rasio W/P, maka akan semakin memperlambat setting time, dan sebaliknya apabila semakin kecil rasio W/P, maka akan semakin mempercepat setting time, kekuatan produk gypsum meningkat, adonan lebih kaku sehingga lebih sulit dituang ke cetakan (Fraunhofer, 2010, hal. 9).
Manipulasi gipsum harus memperhatikan beberapa hal yaitu pengukuran rasio W:P (Water : Powder) dan pengadukan. Rasio perbandingan W:P dimana merek bubuk dari setiap pabrik sangat berpengaruh terhadap setting time, karena beberapa gips yang dibuat pabrik berbeda memiliki penambahan bahan pemercepat atau bahkan pemerlambat yang ditambahkan ke dalam gipsum
(McCabe, 2014). 1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat memanipulasi material gips kedokteran gigi secara tepat serta dapat mengukur waktu setting dari berbagai kelompok konsistensi (encer, normal, dan kental).
1.3 Manfaat
Agar mahasiswa dapat memanipulasi material gips kedokteran gigi secara tepat serta dapat mengukur waktu setting dari berbagai kelompok konsistensi (encer, normal, dan kental).
BAB II
METODE PENGAMATAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat : 1. Spatula
2. Mangkuk karet / Rubber bowl
3. Gelas ukur 4. Stopwatch 5. Jarum 6. Cetakan balok (3x3x5 cm) 7. Vibrator 8. Neraca Analitik
Bahan :1. Stone Gips (Gips Tipe III)
2. Aquadest
2.2 Cara Kerja :
Gambar 2.2 Mengkonfirmasi merk dan nama produsennya gips stone yang dipakai di praktikum.
Gambar 2.3 Menentukan ratio W:P kelompok konsistensi normal a. Mencari dan mencatat ratio W:P gips stone yang dipakai, sesuai petunjuk
pabriknya (kelompok kosistensi normal).
b. Menyiapkan berat powder dengan menimbang di neraca alaitik dan volume air dengan menuangkan gelas ukur. Berat gipsum dan volume air yang disiapkan
harus sesuai untuk kelompok konsistensi normal. Aquades 30 ml: 4½ sendok bebek bubuk gipsum(konsistensi normal).
Gambar 2.4 Menentukan ratio W:P kelompok konsistensi encer
a. Menyiapkan berat powder gipsum stone sama dengan kelompok konsistensi normal
b. Menyiapkan volume air 2 kalinya dari volume air kelompok konsistensi normal. Aquades 40 ml: 4½ sendok bebek bubuk gipsum(konsistensi encer).
Gambar 2.5 Menentukan ratio W:P kelompok konsistensi kental
a. Menyiapkan berat powder gipsum stone sama dengan kelompok konsistensi normal
b. Menyiapkan volume air ½ (setengah) kalinya dari volume air kelompok konsistensi normal. Aquades 20 ml: 4½ sendok bebek bubuk gipsum(konsistensi
kental)
Gambar 2.6 Memberi kode cetakan dengan tulisan (encer, normal, kental) pada balok karton yang sudah disiapkan.
Gambar 2.7 Memasukkan serbuk gips sedikit demi sedikit ke dalam mangkuk karet (menyalakan stopwatch saat serbuk dimasukkan) yang telah berisi air dan
biarkan mengendap selama 30 detik untuk menghilangkan gelembung udara. Aduk campuran gips hingga homogen menggunakan spatula dengan gerakan memutar selama 1 menit/120 putaran, bersamaan dengan itu mangkuk karet diputar perlahan-lahan. Pengadukan dapat juga dilakukan dengan menggunakan alat pengaduk mekanis sistem vakum selama 1 menit/120rpm (didapatkan mixing
2.8 Menuangkan adonan gips ke dalam cetakan,hidupkan vibrator sela ma 10 detik dengan kecepatan low untuk menghilangkan udara yang terperangkap, kemudian
permukaan cetakan diratakan memakai spatula (didapatkan manipulating time)
2.9 Mengamati final setting dimulai pada saat adonan sudah dalam cetakan dan kemudian tusuk permukaan gips dengan gerakan cepat dan jarum diangkat kembali. Bersihkan ujung jarum dengan tissue, ulangi penusukan setiap 1 menit
sambil cetakan digerakkan memutar untuk mendapatkan daerah tusukan yang berbeda. Lakukan hingga jarum tidak dapat menusuk permukaan gips atau gips
tidak menempel pada jarum (didapatkan waktu final setting)
Gambar 2.10 Sambil mengamati final setting kelompok konsistensi normal, kegiatan no.7 sampai 10 dilakukan untuk kelompok konsistensi encer dan kental.
Gambar 2.11 Menunjukkan hasil pengamatan ke instruktur lab untuk disahkan.
Gambar 2.12 Membuat laporan berdasarkan hasil pengamatan setting time gips stone.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1 Tabel Hasil Pengamatan Waktu Setting (menit)
No Kelompok Mixing Time (A) Manipulating Time (B) Working Time/Initial setting (A+B) Final Setting Setting Time (Initial+final) 1. Konsistensi Encer
1 menit 10 detik 1 menit 10 detik 40 menit 15 detik 41 menit 25 detik 2. Konsistensi Normal
1 menit 5 detik 1 menit 5 detik 28 menit 34 detik 29 menit 39 detik 3. Konsistensi Kental
1 menit 10 detik 1 menit 10 detik
25 menit 50 detik
BAB IV
PEMBAHASAN
Gipsum adalah mineral yang dihasilkan secara alami di pegunungan,berupa bubuk putih, dengan rumus kimia CaSO4.2H2O (kalsium sulfat dihidrat). Dihidrat murni biasanya memiliki kandungan kimia (dalam bentuk oksida), seperti CaO (32,5%, SO346,6%), dan H2O (20,9%) (Craig, Powers, dan Sakaguchi, 2006).
Pembuatan produk gipsum yang digunakan dalam kedokteran gigi merupakan hasil pengapuran sulfat dihidrat atau gipsum sehingga terbentuk kalsium sulfat hemihidrat. Secara umum, mineral gipsum dihaluskan dandipanaskan dengan temperature 110-120oC untuk mengeluarkan bagian air. Begitu temperature semakin ditingkatkan, sisa air dari kristalisasi dikeluarkan dan terbentuk produk seperti yang diinginkan. Material ini secara luas digunakanuntuk membuat model, casts, dan die, dari kristalisasi (Anusavice, 2004).
Berdasarkan standar ISO, dental gypsum dapat diklasifikasikan menjadi lima tipe, yaitu:
a. Tipe I -Dental plaster, impression
(Digunakan mencetak daerah edentulus, perbaikan gigi tiruan dan pencatatan oklusal).
b. Tipe II -Dental plaster, model
(Digunakan pada tahap laboratoris seperti untuk membuat studi model dan untuk menyatukan model kerja dengan artikulator)
c. Tipe III -Dental stone, die, model
(Digunakan sebagai model kerja dan sebagai lawan dari gigi tiruan pada
artikulator dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan)
d. Tipe IV -Dental stone, die, high strength, low expansion
(Digunakan sebagai die)
e. Tipe V -Dental stone, die, high strength, high expansion
(Digunakan sebaagai die untuk mengimbangi pengerutan casting logam
pada saat pendinginan setelah pemanasan pada suhu tinggi) (McCabe,
2014).
Pada praktikum ini digunakan gypsum tipe II.Adapun Faktor – faktor yang mempengaruhi setting time dental gipsum dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor
yang dikontrol oleh pabrik dan faktor yang dapat dikontrol oleh operator. Pabrik
dapat mengontrol jumlah nucleus kristalisasi dalam bubuk hemihidrat. Semakin
tinggi konsentrasi nucleus kristalisasi, semakin cepat terbentuk kristal gipsum dan
semakin cepat pengerasan massa yang terjadi. Selain itu, pabrik juga dapat
menambahkan akselerator atauretarder pada dental gipsum. Kalium sulfat biasa
digunakan sebagai akselerator karena dapat meningkatkan kelarutan dari
hemihidrat itu sendiri. Sedangkan,retarder yang biasa digunakan adalah boraks
(McCabe and Walls, 2008, hal. 37).
Selain pabrik, operator juga bisa mengendalikan setting time dari
dentalgipsum. Berikut adalah beberapa faktor yang bisa dikendalikan oleh
sangat mempengaruhi waktu setting dental gypsum. Dengan rasio air yang sama,semakin banyak bubuk gypsum yang digunakan akan memperpendek waktu setting dental gypsum. Begitu juga dengan takaran bubuk gypsum yang sama,semakin sedikit air yang digunakan untuk memanipulasi maka akan semakin cepatsetting time , berlaku pula sebaliknya (McCabe, 2014)
Semakin banyak air digunakan untuk pengadukan, semakin sedikit jumlah nucleus per unit volume. Akibatnya, semakin lama terbentuk kristal gipsum dan semakin lama pula pengerasan massa yang terjadi. (Anusavice, 2003, hal 264).
Rasio W/P juga turut menjadi faktor penting dalam menentukan sifat fisik dan kimia dari produk gipsum akhir. Semakin besar rasio W/P, maka akan semakin memperlambat setting time, kekuatan produk gypsum menurun, fluidity lebih besar sehingga lebih mudah dituang ke cetakan, porositas meningkat, setting expansion menurun. Semakin kecil rasio W/P, maka akan semakin mempercepat setting time, kekuatan produk gypsum meningkat, adonan lebih kaku sehingga lebih sulit dituang ke cetakan, setting expansion meningkat (Fraunhofer, 2010, hal. 9).
No Konsistensi W:P(40ml, 30ml,20ml) + 4½ sendok bebek gips
Setting Time (Initial+final) 1. Konsistensi Encer (40 ml) 41 menit 25 detik 2. Konsistensi Normal (30 ml) 29 menit 39 detik 3. Konsistensi Kental (20 ml) 27 menit
Gambar 4.1 Tabel hasil praktikum setting time gips berdasarkan konsisten air yang berbeda.
Berdasarkan praktikum atau penelitian yang telah dilakuka menggukan bahan berupa gipsum tipe 2/dental plaster didapatkan hasil yang menyamai teori dimana jika rasio perbandingan W:P semakin kecil akan mempercepat setting time, kususnya penggunaan jumlah air yang digunakan, dimana rasio perbandingan pada tabel nomer dengan menggunakan rasio perbandingan dengan air sebanyak 40 ml mendapat kan hasil pengadukan yang encer dengan lama setting time yang paling lama yaitu 41 menit 25 detik, sedangkan pada rasio perbandingan air 30 ml mendapatkan hasil pengadukan yang normal dengan lama waktu setting time 29 menit 39 detik dan pada tabel yang terakhir yaitu konsistensi air dengan menggunakan 20 ml air mendapatkan pengadukan yang cukup kental dengan waktu setting time tercepat yaitu 27 menit. Selain rasio perbandingan W:P, waktu pengadukan dan semakin cepat (jumlah putaran dalam 1menit banyak), maka juga akan semakin memperpendek setting time. Semakin singkat waktu pengadukan dan semakin lambat (jumlah putaran dalam 1 menit sedikit), maka akan semakin memperpanjang setting time.(Anusavice, 2003, hal. 264).
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu praktikum setting time gips kedokteran gigi dengan menggunakan dental plaster (tipe II), dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian atau praktikum yang didapat sesuai berdasarkan teori yang ada, kemudian ada pula beberapa faktor yang mempengaruhi setting time gipsum tipe II, yaitu rasio W/P dan cara pengadukan. Pengaruh rasio W:P yaitu semakin besar rasio W:P, khususnya lebih besar pada penggunaan aquades (air), maka akan semakin memperlambat setting time contonya saja pada penggunaan air 40 ml yang diaduk di dalam bowl dengan 4½ sendok bebek alginat mendapatkan hasil pengadukan yang encer serta setting time yang cukup lama. Sebaliknya, semakin kecil rasio W/P khususnya pada rasio aquades (air) dengan rasio aquades 20 ml : 4½ sendok bebek gipsum,mendapatkan hasil pengadukan yang cukup kental dan hasil setting time yang cukup cepat yaitu 27 menit. Pengaruh yang kedua adalah pengadukan. Semakin lama pengadukan, maka akan mempercepat setting time. Begitu pula sebaliknya, semakin cepat pengadukan, maka akan memperpanjang setting time.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K.J.2003. Phillips’ Science of Dental Materials. Edisi 11, Elsevier, St. Louis.
Anusavice, K. J., 2004, Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, 10th ed, Penerbit Buku Kedokteran.
Craig, R.G., Powers, J.M., dan Sakaguchi, R.L. 2006. Resin Compounds Restorative Materials, in Craig’sRestorative Dental Material. Edisi 12. Mosby, St. Louis.
Fraunhofer, J A. 2004. Dental Materials at a Glance. General Dentisri. 2010: 308-312.
McCabe, John F. Bahan Kedokteran Gigi. / penulis Jhon F. Mc Cabe, Agus W.G. Walls ; alih bahasa, Siti Sunarintyas, Dewi Nurul Mustaqimah ; editor edisis bahasa Indonesia, Dewi Nurul
Mustaqimah ; editor penyelaras, Lilian Juwono.-Ed. 9. – Jakarta : EGC, 2014.
McCabe JF. Walls A. Applied Dental Materials. 9th ed. Singapore: Blackwell Publishing. 2008.