• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN TINGKAT WARNA DAUN PADI DAN DOSIS PEMUPUKAN DENGAN TELEPON SELULER ANDROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUKURAN TINGKAT WARNA DAUN PADI DAN DOSIS PEMUPUKAN DENGAN TELEPON SELULER ANDROID"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN TINGKAT WARNA DAUN PADI DAN DOSIS

PEMUPUKAN DENGAN TELEPON SELULER ANDROID

I Wayan Astika1∗, Sugiyanta2, dan Marko M. Cibro3 1Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor

Kampus IPB Darmaga, Bogor Telepon (0251) 8621887 2

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor 3Alumni Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor

e-Mail: wayanastikaipb@yahoo.co.id Disajikan 29-30 Nop 2012

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan membangun program aplikasi yang dipasang pada telepon seluler Android untuk menentukan tingkat warna daun padi dan dosis pupuk N. Hal ini memungkinkan karena telepon seluler memiliki kamera digital dan pros-esor yang dapat mengolah citra yang ditangkap dengan kamera tersebut. Tingkat warna daun dan pedoman dosis pupuk N mengikuti pedoman yang terdapat pada bagan warna daun (BWD) IRRI yang sudah diadopsi dan diperkenalkan kepada petani oleh Kementerian Pertanian. Sampel daun padi dililitkan pada jari tengah dan dipotret dengan kamera telepon seluler. Untuk mengatur letak jari tengah pada frame foto, pada layar diberikan patokan dua garis hitam yang diarahkan tepat mengapit citra jari tengah dan sebuah kotak hijau yang diarahkan melingkupi citra daun padi. Citra hasil pemotretan diekstrak untuk men-dapatkan komponen warna RGB daun dan RGB tangan. Keenam variabel ini merupakan variabel penciri bagi tingkat warna daun. Hubungan tersebut diformulasikan dengan metoda pengenalan pola kNN di mana diperlukan data base yang nantinya dipakai sebagai patokan dalam menentukan tingkat warna daun. Karakteristik RGB tangan dan RGB daun dipengaruhi oleh warna telapak tangan petani dan intensitas cahaya sehingga database dibuat melalui pemotretan pada berbagai tingkat inten-sitas cahaya dan berbagai warna telapak tangan petani. Formulasi komponen warna juga berbeda-beda pada setiap merek dan tipe telepon seluler sehingga masing-masing harus memiliki database sendiri. Latar belakang telapak tangan memiliki akurasi rata-rata 60%, dan dapat mencapai 84% pada kondisi iluminansi rendah (800-1500 lux). Pada kondisi ini terjadi kesalahan dosis pupuk rata-rata 4.0 kg/ha. Pemakaian latar belakang berupa telapak tangan dan warna patokan memiliki akurasi rata-rata 78%, dan kesalahan dosis pupuk rata-rata 4.4 kg/ha. Untuk pengembangan lebih lanjut disarankan pemakaian lebih banyak warna patokan dan pemberian petunjuk pengambilan gambar untuk mengurangi keragaman penyinaran objek. Di samping itu perlu dikembangkan metoda yang tidak memerlukan data base sehingga dapat dipakai oleh semua telepon seluler.

Kata Kunci: Pemupukan spesifik lokasi, pertanian presisi, telepon seluler, pengolahan citra, sensor warna daun

I.

PENDAHULUAN

Ada dua hal yang menjadi latar belakang kuat dilakukannya penelitian ini. Yang pertama adalah adanya dorongan pemerintah untuk menggunakan pupuk kimia secara efisien sehingga sangat diperlukan suatu alat dan metoda untuk menentukan kebutuhan pupuk yang tepat. Yang kedua adalah telah melu-asnya penggunaan telepon seluler di kalangan petani. Selama ini metoda praktis yang dipakai sebagai pe-doman menentukan dosis pupuk adalah bagan warna daun (BWD) yang dikeluarkan oleh International Rice Research Institute (IRRI). Bagan tersebut berisikan 4 warna standar di satu sisinya, dan disebaliknya telah dituliskan dosis pupuk yang disarankan. Masalahnya

adalah bahwa BWD ini belum menjangkau masyarakat, di samping masih ada kesulitan bagi petani memakai BWD tersebut. Penggunaan BWD dalam menen-tukan dosis pemupukan padi telah banyak diteliti dan banyak ditemukan memberi keuntungan jika di-bandingkan dengan dosis pemupukan rekomendasi maupun metoda pemupukan tradisional yang dilaku-kan oleh petani.[1–4] Dengan adanya teknologi tele-pon seluler yang telah menjangkau petani, termasuk smart phone yang diperkirakan akan semakin murah di masa mendatang, sangat potensial jika teknologi tele-pon seluler ini diisi dengan aplikasi penentuan dosis pemupukan. Hal ini mungkin terjadi karena smart phone memiliki kamera untuk menangkap citra daun

(2)

padi dan kemampuan menjalankan program komputer secara fleksibel. Penelitian ini melanjutkan penelitian yang telah sebelumnya dilakukan oleh peneliti[5] yang masih memiliki akurasi pendugaan tingkat warna daun masih rendah. Pendugaan tingkat warna daun dan pe-nentuan dosis pemupukan dalam penelitian sepenuh-nya mengikuti panduan yang ada pada BWD IRRI 4 tingkat.

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan ap-likasi penentuan tingkat warna daun dan dosis pemupukan N tanaman padi dengan pengolahan citra pada telepon seluler. Manfaat yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah tersedianya metoda yang prak-tis dalam penentuan dosis pemupukan padi. Pe-nerapan dosis pemupukan spesifik lokasi seperti itu merupakan terapan dari konsep pertanian presisi (pre-cision farming), yang makin banyak diteliti belakan-gan ini dan diharapkan dapat memberikan manfaat berikut: 1) peningkatan produktivitas padi karena ta-naman diberi pupuk dengan dosis yang tepat, 2) efi-siensi penggunaan pupuk, yaitu tidak adanya pem-berian pupuk berlebih sehingga akan menghemat bi-aya pemupukan, dan secara nasional dapat mengu-rangi beban pemerintah dalam menyediakan subsidi pupuk, 3) pemeliharaan kualitas lingkungan dengan berkurangnya kelebihan pupuk yang mengalir keluar dari lahan.

II.

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Kegiatan-kegiatan pada penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 1) pemrograman komputer, dan 2) penanaman padi untuk mendapatkan beberapa tingkat warna daun padi yang nantinya dipakai un-tuk menguji program aplikasi yang dibuat. Penanaman padi dan pengamatan lapangan dilakukan di beberapa lahan di Bogor, Cianjur, dan Karawang. Penelitian dila-kukan dari bulan Pebruari-Nopember 2012.

B. Alat dan Bahan

Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah: 1. Komputer laptop untuk pemrograman komputer

de-ngan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic dan Java

2. Beberapa merek dan tipe telepon seluler OS An-droid: Nexian A893, Samsung GT-S5830, Samsung GT-S5360, Samsung Galaxy Tab 7.0, LG P698, LG GT540, Sony Ericcson SK17i, dan Sony Ericcson LT22i

3. Bagan warna daun IRRI 4 tingkat 4. Luxmeter

5. Klorofil meter Konica Minolta SPAD

Bahan yang dipakai adalah :

1. Saprodi berupa bibit, pupuk, dsb untuk budidaya padi.

2. Kertas, tali rafia, dan patok-patok untuk memberi tanda-tanda di lahan.

C. Perancangan Perangkat Aplikasi

Program aplikasi dirancang untuk bekerja pada sistem operasi Android di dalam smart phone atau komputer tablet dengan sifat-sifat: 1) praktis, yaitu memerlukan sesedikit mungkin peralatan selain tele-pon seluler termasuk tidak memerlukan koneksi inter-net, 2) mudah dioperasikan karena pemakainya nanti adalah para petani yang umumnya tidak terbiasa de-ngan aplikasi komputer dede-ngan banyak pertanyaan, dan 3) akurat, yaitu semakin mendekati pemakaian BWD manual. Untuk alasan akurasi tingkat warna dibuat menjadi lebih rinci dari tingkat warna standar 2,3,4,5 pada BWD menjadi 2, 2.5, 3, 3.5, 4, 4.5, dan 5, yaitu dengan menambahkan warna antara di antara tingkat 2 dan 3, 3 dan 4, dan 4 dan 5. Untuk menen-tukan tingkat warna daun dengan telepon seluler, citra daun padi diambil dengan kamera telepon seluler dan selanjutnya diolah di dalam prosesor telepon seluler. Sebagi warna pembanding dipakai warna kulit telapak tangan, di mana daun padi dililitkan pada jari tengah sehingga daun padi dan warna telapak akan masuk ke dalam frame foto. Untuk menjaga jarak yang konsis-ten antara kamera dan telapak tangan maka diberi dua patokan garis hitam pada layar kamera seperti tampak padaGAMBAR1. Kedua garis hitam tersebut diatur su-paya mengapit jari tengah. Untuk memastikan letak citra daun padi di dalam frame foto maka dibuat kotak hijau.

Karena citra dipengaruhi oleh intesitas cahaya dan warna telapak tangan, maka pengambilan gambar dila-kukan pada berbagai tingkat iluminansi cahaya, yaitu dari pagi, siang hari, sampai sore hari dengan berbagai warna telapak tangan. Data berbagai kondisi pemotre-tan ini dimasukkan ke dalam data base yang nantinya berfungsi sebagai data patokan. Warna daun (seba-gai objek) dan warna telapak tangan (seba(seba-gai latar be-lakang) diuraikan ke dalam komponen warna merah (Red - R), hijau (Green-G), biru (Blue-B). Formulasi warna kulit ke dalam komponen warna R, G, B meru-pakan salah satu formulasi yang sederhana.[6]

Hubungan yang dibentuk adalah :

T =f(Rd, Gd, Bd, Rt, Gt, Bt) (1)

di mana,

T : tingkat warna daun (2, 2.5, 3, 3.5, 4, 4.5, 5) Rd, Gd, Bd: nilai rata-rata R,G,B citra daun (0-255)

(3)

GAMBAR1: Contoh pengambilan citra daun padi

Hubungan ini dinyatakan dalam dua formulasi model pengenalan pola yaitu kNN (k-Nearest Neigh-borhood) dan ANN (Artificial Neural Network) seperti ditunjukkan padaGAMBAR2.

GAMBAR2: Struktur pengenalan pola ANN dan kNN

ANN ternyata tidak memberi akurasi pendugaan

yang baik sehingga dalam tahapan berikutnya ANN tidak digunakan lagi. Yang digunakan adalah kNN yang menentukan tingkat warna daun dugaan dengan proses berikut.

Dj = ((Rd−rdj)2+ (Gd−gdj)2+ (Bd−bdj)2+ (Rt−rtj)2+ (Gt−gtj)2+ (Bt−btj)2 (2)

Dm = ∀jMin(Dj) (3)

Dm: jarak warna sampel dengan warna patokan

ke-myang merupakan jarak terpendek. Ini berarti bahwa sampel memiliki tingkat warna daun yang sama de-ngan warna patokan ke-m.

Dicoba dua jenis latar belakang, yaitu 1) latar be-lakang telapak tangan dan 2) latar bebe-lakang telapak tan-gan dentan-gan warna patokan. Cara pemakaiannya sama, yaitu melilitkan daun padi pada jari tengah, hanya saja pada cara kedua daun diberi alas warna patokan berupa warna TWD 3. Dengan demikian pada cara ke-dua Rt, Gt, dan Bt merupakan nilai RGB bagi warna pa-tokan. Citra yang dihasilkan oleh kedua cara ditunjuk-kan padaGAMBAR3.

Dosis pemupukan didasarkan pada pedoman yang terdapat pada BWD IRRI 4 tingkat, yaitu dengan waktu yang telah ditetapkan 21-28 HST dan 35-40 HST seperti tampak pada TABEL1. Dengan adanya tingkat warna daun tambahan, yaitu 2.5, 3.5, dan 3.5, maka dosis pupuknya merupakan rata-rata dari dosis dua tingkat di atas dan di bawahnya.

TABEL1: Dosis urea berdasarkan tingkat warna daun[7]

Tingkat Warna Daun

Tingkat hasil (t/ha GKG)

5,06,07,08,0 Takaran urea (kg/ha)

2-3 75 100 125 150

3-4 50 75 100 125

4-5 0-50 50 50

Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (2009)

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keragaman Karakteristik Kamera dan Keraga-man Kondisi Pemotretan

Dari lahan penanaman padi telah dihasilkan be-ragam tingkat warna daun dari 2, 2.5, 3, 3.5, dan 4. Tingkat warna daun di atas 4 tidak bisa dihasilkan. Dalam pengujian karakteristik kamera telepon seluler dipakai model daun padi dan model telapak tangan yang berupa kertas yang diberi warna sesuai dengan warna daun dan warna telapak tangan agar konsisten dan didapatkan tingkat warna 4.5 dan 5. Formulasi komponen warna yang dihasilkan oleh tiap merek dan

(4)

a. Latar belakang telapak tangan

b. Latar belakang telapak tangan dengan warna patokan GAMBAR3: Citra hasil pemotretan telepon seluler

tipe kamera berbeda-beda. Pada TABEL2ditunjukkan perbedaan tersebut.

TABEL2:Besaran warna grey scale hasil pengukuran warna daun dengan berbagai merek telepon seluler

Dari TABEL2 tampak bahwa semakin tinggi tingkat warna daun maka nilai grey scale semakin kecil. Ini ditunjukkan oleh semua telepon seluler. Hal ini sesuai dengan kenyataan yaitu semakin tinggi tingkat warna daun maka warnanya semakin gelap. Sedikit perkecualian ditunjukkan oleh Samsung GT-5830 pada

tingkat warna daun 4.5. Ini mungkin disebabkan oleh kondisi pemotretan yang tidak konsisten. Hal yang menarik tampak dari TABEL2 yaitu nilai-nilai terse-but berbeda antara satu telepon seluler dengan telepon seluler lainnya. Beberapa menunjukkan kemiripan, na-mun secara umum tidak bisa dikatakan sama, bahkan telepon seluler dari perusahaan yang sama (Samsung GT-S5830 dan Samsung GT-S5360) menunjukkan perbe-daan yang jauh. Perbeperbe-daan ini menandakan bahwa suatu formulasi warna yang sama tidak akan bisa dit-erapkan untuk semua telepon seluler. Keragaman nilai komponen warna tidak saja terjadi akibat pemakaian telepon seluler yang berbeda, tetapi terjadi pula pada telepon seluler yang sama pada kondisi pemotretan yang sama. Pada Tabel 3 ditunjukkan contoh keraga-man tersebut. Data padaTABEL3menunjukkan bahwa nilai komponen warna dapat beragam pada kondisi pe-motretan yang sama. Ini bisa terjadi karena tetap saja ada keragaman kondisi pemotretan yang sulit dihindari seperti halnya terjadi naungan yang tidak merata ter-hadap objek foto oleh tangan yang memegang telepon seluler pada saat pemotretan.

TABEL 3: Keragaman nilai komponen warna model daun pada suatu kondisi pemotretan yang sama

Besaran Red Green Blue Grey Scale

Rata-rata 94 127 46 89

Std Deviasi 8 8.3 7 8

Minimum 80 114 36 77

Maksimum 106 137 55 99

Catatan: telepon seluler LG P698; telapak tangan terang, TWD=2, iluminansi 1300 lux

Yang diharapkan sebenarnya adalah adanya peruba-han nilai RGB secara konsisten sebagai akibat keraga-man warna daun padi. Namun dengan adanya bebe-rapa faktor di atas akan membuat nilai RGB tidak kon-sisten, apalagi adanya faktor luar yang lain yang mem-pengaruhi pemotretan, yaitu keragaman warna tela-pak tangan, keragaman iluminansi cahaya, dan penuh tidaknya frame foto oleh telapak tangan. Pada GAM -BAR4ditunjukkan beberapa citra yang dihasilkan oleh pemotretan pada berbagai kondisi.

Iluminansi cahaya dan warna telapak tangan mem-pengaruhi nilai RGB citra daun karena akan mempen-garuhi penyetelan warna yang diakibatkan oleh sifat automatic exposure kamera. Kamera akan selalu men-gatur brightness terhadap foto yang akan dihasilkan, jika agak gelap akan dibuat lebih terang, dan seba-liknya jika agak terang akan dibuat lebih gelap. Suatu warna daun tertentu pada warna telapak tangan yang berbeda, atau pada intensitas cahaya yang berbeda, akan mengalami penyetelan yang berbeda sehingga akan menghasilkan nilai RGB yang berbeda. Demikian

(5)

GAMBAR4: Foto yang dihasilkan pada berbagai kondisi pemotre-tan

juga halnya dengan faktor penuh tidaknya frame foto oleh citra telapak tangan. Jika frame tidak dipenuhi oleh telapak tangan maka objek lain yang muncul di dalam frame akan ikut mempengaruhi automatic ex-posure kamera. Penyetelan ini tentu akan berbeda-beda jika objeknya berberbeda-beda-berbeda-beda. Hal ini bisa diatasi dengan memaksa pengambilan foto cukup dekat de-ngan telapak tade-ngan sehingga dipastikan frame foto akan dipenuhi oleh telapak tangan. Namun tentu harus diperhatikan harus adanya jarak yang cukup antara telapak tangan dengan kamera sehingga kamera masih menghasilkan fokus yang baik. Pengaturan jarak ini dipandu dengan petunjuk di layar kamera berupa dua buah garis hitam melintang yang diarahkan tepat men-gapit jari tengah. Meskipun telah diberi patokan jarak dan posisi telepon seluler di atas telapak tangan, masih ada kemungkinan adanya goncangan pada saat mem-otret sehingga piksel yang dimaksud telah bergeser di dalam frame foto. Piksel daun bisa masuk ke dalam piksel telapak tangan atau sebaliknya. Sifat-sifat citra di atas menandakan bahwa data base warna patokan harus berisikan banyak data yang berasal dari berbagai kondisi pemotretan. Di samping itu harus dibuat se-buah database tersendiri bagi suatu tipe telepon seluler tertentu.

B. Akurasi Pendugaan Tingkat Warna Daun

Dari dua latar belakang yang dipakai, yaitu telapak tangan dan telapak tangan dengan warna patokan, di-dapatkan adanya perbedaan akurasi yang cukup besar seperti ditunjukkan padaTABEL5danTABEL6. Latar be-lakang telapak tangan sangat dipengaruhi oleh keraga-man intensitas cahaya dan keragakeraga-man telapak tangan itu sendiri. Dengan demikian akurasinya akan lebih rendah (rata-rata 60%) jika diterapkan pada berbagai tingkat iluminansi cahaya. Akurasinya akan meningkat jika kondisi pemotretan dibuat lebih seragam, yaitu mencapai rata-rata 84% pada kondisi pemotretan ilumi-nansi rendah (sekitar 800-1500 lux).

TABEL4:Akurasi pendugaan warna daun pada latar belakang tela-pak tangan

TABEL5:Akurasi pendugaan warna daun pada latar belakang tela-pak tangan dan warna patokan

Dari TABEL6tampak bahwa akurasi cara kedua de-ngan latar belakang telapak tade-ngan dan warna patokan memberi akurasi lebih baik (78%) daripada latar be-lakang telapak tangan tanpa warna patokan, namun

(6)

tidak dapat sebaik latar belakang telapak tangan pada kondisi pemotretan iluminansi rendah. Akurasi 78% pada berbagai intensitas cahaya dipandang cukup baik karena ada keleluasaan waktu untuk melakukan pe-ngukuran baik pagi, siang, atau sore. Warna patokan tampak telah berfungsi menggantikan telapak tangan yang dapat berbeda-beda. Warna patokan tetap se-hingga tidak ada keragaman latar belakang. Keraga-man iluminansi cahaya tetap ada namun akan ter-jadi perubahan yang konsisten latar belakang secara bersama-sama dengan objek daun padi. Jika intensitas cahaya bertambah maka keduanya tambah terang, dan sebaliknya jika intensitas cahaya turun maka keduanya bertambah gelap.

C. Akurasi Penentuan Dosis Pemupukan

Sebagai akibat dari adanya kesalahan pendugaan tingkat warna daun maka akan terjadi pula kesala-han penentuan dosis pemupukan N. Jika penggunaan

a. Lahan Cianjur

b. Lahan Bogor

GAMBAR5:Grafik hubungan antara tingkat warna daun dan kan-dungan klorofil relatif

BWD secara manual dianggap sebagai patokan (akurasi 100%), maka akurasi yang dapat dicapai oleh kedua cara di atas menghasilkan kesalahan penentuan do-sis pemupukan rata-rata sebesar 9.1 kg/ha untuk latar belakang telapak tangan pada berbagai iluminansi ca-haya, 4.0 kg/ha untuk latar belakang telapak tan-gan pada iluminansi rendah, dan 4.4 kg/ha untuk latar belakang telapak tangan dengan warna patokan pada berbagai intensitas cahaya. Dosis pemupukan itu sendiri besarnya berkisar antara 50 kg/ha sampai 125 kg/ha. Dengan demikian kesalahan dosis pupuk urea 4.0 kg/ha dan 4.4 kg/ha sebenarnya dapat diang-gap cukup kecil, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa program aplikasi ini cukup akurat. Meskipun kedua metoda di atas memiliki akurasi yang cukup baik, masih ada kekurangan yang cukup besar yaitu adanya keperluan membuat data base. Ini berimplikasi bahwa setiap tipe telepon seluler memerlukan pembu-atan basis dpembu-atanya sendiri.

D. Hubungan Tingkat Warna Daun dengan Kan-dungan Klorofil

Telah dilakukan pula pengukuran kandungan kloro-fil relatif dengan menggunakan klorokloro-fil meter SPAD se-cara bersamaan dengan pengukuran warna daun dan pemotretan dengan telepon seluler. Hubungan tingkat warna daun dengan kandungan klorofil relatif ditun-jukkan pada grafik diGAMBAR5.

Hubungan yang dihasilkan menunjukkan korelasi yang positif dengan R2 yang cukup besar. Dengan de-mikian pendugaan warna daun dengan program ap-likasi telepon seluler secara kasar dapat pula dipakai untuk menduga kandungan klorofil relatif.

IV.

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal berikut:

1. Metoda pengolahan citra dengan telepon seluler dapat dipakai sebagai alat untuk menduga tingkat warna daun padi dengan akurasi yang cukup baik jika pengambilan citra dilakukan pada kondisi pe-motretan yang sesuai.

2. Pemakaian latar belakang telapak tangan memi-liki akurasi rata-rata 60%, dan dapat mencapai 84% pada kondisi iluminansi rendah (800-1500 lux). Pada kondisi ini terjadi kesalahan dosis pupuk urea rata-rata 4.0 kg/ha.

3. Pemakaian latar belakang telapak tangan dan warna patokan memiliki akurasi rata-rata 78%, dan kesalahan dosis pupuk urea rata-rata 4.4 kg/ha. 4. Pendugaan tingkat warna daun dengan program

aplikasi ini dapat pula dipakai untuk menduga kandungan klorofil daun padi secara kasar.

(7)

B. Saran

Untuk perbaikan program aplikasi ini disarankan dua hal berikut:

1. Pemakaian lebih banyak warna patokan dan pem-berian tambahan petunjuk posisi pengambilan gambar untuk menghindari variasi penyinaran pada bidang yang dipotret.

2. Perlu dibuat metoda pendugaan yang tidak memerlukan data base sehingga program aplikasi yang sama dapat dipakai oleh semua telepon seluler.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih diucapkan kepada pihak-pihak berikut atas dukungannya terhadap penelitian ini.

1. Kementerian Riset dan Teknologi RI atas bantuan dana penelitian melalui hibah SiNas 2012.

2. Pusat Pengembangan Ilmu Teknik untuk Pertanian Tropika (CREATA) LPPM IPB dan Dep. Teknik Mesin dan Biosistem, IPB atas bantuan fasilitas penelitian

3. Teknisi dan mahasiswa Dep. Teknik Mesin dan Biosistem, IPB atas dukungannya dalam pekerjaan lab maupun lapangan.

4. Petani-petani di Desa Situ Udik, Leuwingkolot, Gunung Menyan, Laladon (Kab. Bogor), Desa Sarampad (Kab. Cianjur), dan Desa Karawang Wetan (Kab. Karawang) atas bantuannya dalam penelitian di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wahid, A.S., Nasruddin, Sening S. (2001). Efi-siensi dan diseminasi pemupukan nitrogen de-ngan metoda LCC pada tanaman padi sawah. Jur-nal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Per-tanian 4(2):108-117.

[2] Wahid, A.S., (2003). Peningkatan efisiensi pupuk nitrogen pada padi sawah dengan metoda warna daun. Jurnal Litbang Pertanian 22(4):156-161. [3] Yang, H.W., S. Peng, J.L. Huang, A.L. Sanico, R.J.

Buresh, C.. Witt. (2003). Using leaf color chart to es-timate leaf nitrogent status of rice. Agronomy Jour-nal Vol. 95, 2003. pp 212-217

[4] Gani, A. (2006). Bagan Warna Daun. Balai Besar Ta-naman Padi. Sukamandi.

[5] Astika, I W.(2010).The Use of Hand Phone Cam-era to Determine Paddy Leaf Color Level as a Ref-erence for Fertilizing Dosage. Procceding of Asian Federation of Information Technology in Agricul-ture (AFITA) Conference, Bogor October 2010:105-108.

[6] Kakamanu, P., S. Makrogiannis, N. Bourbakis. (2007). A survey of skin-color modelling and detec-tion method. Pattern Recognidetec-tion 40 (2007):1106-1122.

[7] Pusat Penelitian dan Pengebangan Tanaman Pa-ngan (2009). Bagan Warna Daun: Menghemat Penggunaan Pupuk N pada Padi Sawah.

Referensi

Dokumen terkait

Maknanya apabila kualitas produk sepatu Vans menggunakan kualitas yang terbaik, material yang memberikan kenyamanan dan menggunakan bahan yang mudah diperbaiki sehingga tahan lama

Hampir sebagian besar dari model kinetika yang telah dikembangkan untuk menjelaskan kinetika pembentukan HAp masih terbatas pada proses dengan metode liquid phase yang

Produksi dan kualitas daun murbei tidak hanya menentu- kan pertumbuhan dan kesehatan ulatnya tetapi juga berpengaruh terhadap kualitas kokon yang dihasilkan sehingga secara

[r]

Turbin Kaplan adalah turbin yang beroperasi pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi atau bahkan beroperasi pada kapasitas yang sangat rendah.. Hal ini karena

Acara Sosialisasi tingkat RT/RW pada Pemilihan Bupati dan Menentukan teknis  perekrutan calon KPPS pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2018 dibuka oleh Ketua PPS

(1) Pelaporan keuangan untuk realisasi penggunaan anggaran dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan dilakukan langsung oleh pemimpin Satker dekonsentrasi sebagai penanggung jawab

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya pergantian keanggotaan dalam komite audit di suatu perusahaan tidak akan menyebabkan komite audit