• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEPALA DESA BANJAR

KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN

PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2015

TENTANG

KEPEMILIKAN DAN PENGELOLAAN ASET SARANA PRASARANA HASIL KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA BANJAR,

Menimbang : a. Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, bahwa Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik Desa;

b. Pasal 76 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, bahwa Aset lainnya milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain: kekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

c. Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, bahwa Pengelolaan kekayaan milik Desa dilaksanakan berdasarkan asas kepentingan umum, fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan kepastian nilai ekonomi;

d. Pasal 77 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, bahwa Pengelolaan kekayaan milik Desa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat Desa serta meningkatkan pendapatan Desa;

e. hasil keputusan Musyawarah Desa Banjar tanggal 22 bulan September Tahun 2015 tentang status kepemilikan, pelestarian dan pengelolaan aset sarana dan prasarana hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan.

(2)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintahan Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158 tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4587);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 123);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 nomor 157); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 38 Tahun 2007 tentang Kerjasama Desa;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 2091);

9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Lembaran Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159)

Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BANJAR dan

(3)

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG KEPEMILIKAN DAN PENGELOLAAN ASET SARANA PRASARANA HASIL KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam peraturan bersama ini yang dimaksud dengan:

1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

3. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

4. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

5. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.

6. Musyawarah antar desa adalah musyawarah tertinggi untuk pengambilan keputusan yang dihadiri oleh seluruh anggota Badan Kerjasama Antar Desa dalam rangka pelaksanaan kerjasama antar desa.

7. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.

8. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

9. Peraturan Bersama Kepala Desa adalah peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa dari 2 (dua) Desa atau lebih yang melakukan kerja sama antar-Desa.

10. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah kota. 11. Pihak Ketiga adalah Lembaga, Badan Hukum dan perorangan di luar pemerintahan desa.

(4)

12. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.

13. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

14. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

15. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

16. Menteri adalah menteri yang menangani Desa.

BAB II

RUANG LINGKUP Pasal 2

(1) Aset sarana prasarana dalam peraturan desa ini adalah sarana prasarana hasil kegiatan yang bersumber dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd).

(2) Aset sarana prasarana sebagaimana disebut pada ayat (1) adalah aset sarana prasarana yang sudah diserahterimakan oleh Tim Pengelola Kegiatan (TPK) PNPM MPd melalui Musyawarah Desa Serah Terima (MDST).

(3) Aset sarana prasarana sebagaimana disebut pada ayat (1) adalah sebagai berikut : a. Jalan Telford dan Bangunan pelengkap hasil kegiatan Tahun anggaran 2009 b. Air Bersih dan Bangunan pelengkap hasil kegiatan Tahun anggaran 2010 c. Saluran Irigasi hasil kegiatan Tahun anggaran 2012

d. Gedung TK hasil kegiatan Tahun anggaran 2013

e. Pelatihan Pembuatan Kripik Belut hasil kegiatan Tahun anggaran 2009

BAB III

STATUS KEPEMILIKAN Pasal 3

(1) Sarana prasarana hasil kegiatan PNPM MPd terbukti secara sah sebagai milik desa ditetapkan dan dicatatkan sebagai aset desa;

(2) Sarana prasarana hasil kegiatan PNPM MPd yang berpotensi menjadi aset milik desa tetapi belum memiliki bukti kepemilikan yang sah sebagai aset milik desa, maka Pemerintah Desa wajib mengurus proses pengalihan status kepemilikan atas aset PNPM MPd;

(5)

(3) Sarana prasana hasil kegiatan PNPM MPd yang status kepemilikannnya diberikan kepada pihak lain, maka harus dibuktikan dengan dokumen alih kelola dan alih kepemilikan;

(4) Status kepemilikan sarana prasarana hasil kegiatan PNPM MPd sebagaimana disebut pada ayat (3) dapat dilaksanakan setelah mendapat kesepakatan masyarakat desa melalui musyawarah desa.

(5) Sarana dan prasarana yang secara fisik berada di lahan milik desa lain, statusnya tetap menjadi aset milik desa, dan pemanfaatannya dapat dilakukan melalui mekanisme izin pakai, kerjasama antar desa, sewa menyewa atau pun jual beli.

BAB IV ASET DESA

Pasal 4

(1) Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik Desa.

(2) Aset lainnya milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain:

a. kekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

b. kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau yang sejenis;

c. kekayaan Desa yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak dan lain-lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. hasil kerja sama Desa; dan

e. kekayaan Desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.

(3) Kekayaan milik Pemerintah dan Pemerintah Daerah berskala lokal Desa yang ada di Desa dapat dihibahkan kepemilikannya kepada Desa.

(4) Kekayaan milik Desa yang berupa tanah disertifikatkan atas nama Pemerintah Desa.

(5) Kekayaan milik Desa yang telah diambil alih oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dikembalikan kepada Desa, kecuali yang sudah digunakan untuk fasilitas umum.

(6) Bangunan milik Desa harus dilengkapi dengan bukti status kepemilikan dan ditatausahakan secara tertib.

BAB V

TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN Bagian Kesatu

Kepala Desa Pasal 5

Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

(6)

Paragraf 1

Wewenang Kepala Desa Pasal 6

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 5, Kepala Desa berwewenang: a. memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

b. memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa; c. menetapkan Peraturan Desa;

d. membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa;

e. mengembangkan sumber pendapatan Desa;

f. mengoordinasikan Pembangunan Desa secara partisipatif;

g. melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2 Kewajiban Kepala Desa

Pasal 7

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 5 , Kepala Desa berkewajiban: a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;

b. melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan gender;

c. melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel, transparan, profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme;

d. menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di Desa; e. menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa yang baik;

f. mengelola Keuangan dan Aset Desa;

g. mengembangkan perekonomian masyarakat Desa;

h. memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di Desa;

i. mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.

Bagian Kedua

Badan Permusyawaratan Desa Pasal 8

Anggota Badan Permusyawaratan Desa wajib:

a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;

(7)

b. melaksanakan kehidupan demokrasi yang berkeadilan gender dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

c. menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat Desa; d. mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan/atau

golongan;

e. menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan Desa. BAB VI

PENGELOLAAN Pasal 9

(1) Aset sarana prasarana hasil kegiatan PNPM MPd wajib untuk dilakukan pemeliharaan dan pengelolaan.

(2) Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan kekayaan milik Desa.

(3) Dalam melaksanakan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala Desa dapat menguasakan sebagian kekuasaannya kepada perangkat Desa.

(4) Pengelolaan kekayaan milik Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan meningkatkan pendapatan Desa.

(5) Pengelolaan kekayaan milik Desa dilaksanakan berdasarkan asas kepentingan umum, fungsional, kepastian hukum, keterbukaan, efisiensi, efektivitas, akuntabilitas, dan kepastian nilai ekonomi.

(6) Pengelolaan kekayaan milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibahas oleh Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa berdasarkan tata cara pengelolaan kekayaan milik Desa yang diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Bagian Kesatu Tata Cara Pengelolaan

Pasal 10

(1) Dalam melaksanakan pemeliharaan dan atau pengelolaan aset sarana prasarana hasil kegiatan PNPM MPd, Pemerintah Desa dapat membentuk Tim Pemelihara dan Pengelola Prasarana atau sebutan lain sejenis.

(2) Dalam hal melaksanakan pemeliharaan aset sarana prasarana hasil kegiatan PNPM MPd, pemerintah desa dapat menjalin kerjasama dengan individu, yayasan, pihak ketiga, kelompok masyarakat pemanfaat, Pemerintah Daerah dan atau lembaga lainnya.

(3) Tim Pemelihara dan Pengelola Prasarana atau sebutan lain sejenis dibentuk melalui musyawarah desa dan ditetapkan melalui Peraturan Kepala Desa.

(4) Tim Pemelihara dan Pengelola Prasarana atau sebutan lain sejenis bertanggung jawab kepada Kepala Desa melalui musyawarah desa.

(5) Sarana prasarana ditetapkan menjadi aset desa pengelolaannya dapat diserahkan kepada individu, yayasan, pihak ketiga, kelompok masyarakat pemanfaat, Pemerintah Daerah dan atau lembaga lainnya.

(8)

(6) Dalam hal pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), maka Pemerintah Desa dan individu, yayasan, pihak ketiga, kelompok masyarakat pemanfaat, Pemerintah Daerah dan atau lembaga lainnya menyusun perjanjian bersama atau kesepakatan bersama.

(7) Perjanjian bersama atau kesepakatan bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (5) minimal mengatur tentang:

a. ruang lingkup kerja sama; b. bidang kerja sama;

c. tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerja sama; d. jangka waktu;

e. hak dan kewajiban; f. pendanaan;

g. tata cara perubahan, penundaan, dan pembatalan; dan h. penyelesaian perselisihan.

(8) Sarana prasarana aset desa beserta perlengkapannya yang berada di lahan desa lain, pengelolaannya tetap dilakukan oleh Pemerintah Desa.

(9) Apabila Tim Pemelihara dan Pengelola Prasarana atau sebutan lain sejenis merupakan tim gabungan antar desa, maka wajib ditetapkan melalui Peraturan Bersama Kepala Desa. (10) Tim Pemelihara dan Pengelola Prasarana atau sebutan lain sejenis yang merupakan tim

gabungan antar desa bertanggung jawab kepada Desa melalui Musyawarah Antar Desa.

Bagian Kedua Pendanaan

Pasal 11

Sumber pendanaan untuk pengelolaan, pemeliharaan dan pengembangan manfaat sarana prasarana hasil kegiatan PNPM MPd adalah :

a. Iuran masyarakat; b. Retribusi desa; c. APB Desa;

d. APBD Kabupaten/Kota;

e. Partisipasi dari dunia usaha/swasta dan pihak lain, yang bersifat tidak mengikat.

BAB VII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 12

Pembinaan dan pengawasan terhadap penataan dan pengalihan kepemilikan aset sarana prasarana hasil kegiatan PNPM MPd dilaksanakan Kementerian, SKPD Provinsi dan SKPD Kabupaten/Kota yang menangani desa.

(9)

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 13

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai pelaksanaannya, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Desa

Pasal 14 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Banjar

Pada tanggal 05 Oktober 2015

KEPALA DESA BANJAR,

TTD.

NUR HARIRI, S.Pd. Diundangkan di Banjar

Pada tanggal 19 Oktober 2015

SEKRETARIS DESA BANJAR,

TTD.

BAMBANG HERMANTO

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1, Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan

bahwa untuk menindaklanjuti Pasal 10 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana

Daya Keluaran yang dihasilkan dari sistem yang menggunakan metode hill climbing memiliki selisih rata-rata 0,51 Watt lebih besar dibandingkan dengan sistem yang tidak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bubuk jahe pada teh celup daun kelor berpengaruh nyata terhadap rasa, aroma, dan keseluruhan teh celup dan kelor

Berdasarkan data, sebesar 75% kabupaten di Indonesia pada tahun 2005 memiliki nilai jumlah penduduk miskin dibawah 114200.. Namun di tahun 2011, 75% kabupaten di Indonesia

Seiring dengan namanya, maka aktiviti yang dijalankan menerusi kelab ini adalah berlandaskan kepada kelima-lima prinsip Rukun Negara yang bermatlamat agar ianya dihayati dan

Mia (2012:30)  Keramahan dan kesopanan karyawan terhadap para konsumen  Kesiap siagaan karyawan dalam membantu para konsumen  Keramahan dan kesopanan

Untuk pemasangan bantalan pada bentangan-bentangan gelagar, dongkrak harus ditempatkan di bawah gelagar badan profil/plat girder sedekat mungkin dengan plin-plin untuk