• Tidak ada hasil yang ditemukan

EDISI : 7 PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Modul : Penelitian Tindakan Kelas Soal-soal Penelitian Tindakan Kelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EDISI : 7 PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Modul : Penelitian Tindakan Kelas Soal-soal Penelitian Tindakan Kelas"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

EDISI : 7 PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Modul : Penelitian Tindakan Kelas

(2)

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti.

Mengapa Penelitian Tindakan Kelas Penting ?

Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesional seorang guru :

1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dia menjadi reflektif dan kritis terhadap lakukan.apa yang dia dan muridnya

2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneniliti di bidangnya.

3. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.

4. Pelaksanaan PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.

5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.

6. Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatan mutu hasil instruksional; mengembangkan keterampilan guru; meningkatkan relevansi; meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.

Hakikat Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli lain seperti Stephen Kemmis, Robin McTaggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan sebagainya.

(3)

PTK di Indonesia baru dikenal pada akhir dekade 80-an. Oleh karenanya, sampai dewasa ini keberadaannya sebagai salah satu jenis penelitian masih sering menjadikan pro dan kontra, terutama jika dikaitkan dengan bobot keilmiahannya.

Jenis penelitian ini dapat dilakukan didalam bidang pengembangan organisasi, manejemen, kesehatan atau kedokteran, pendidikan, dan sebagainya. Di dalam bidang pendidikan penelitian ini dapat dilakukan pada skala makro ataupun mikro. Dalam skala mikro misalnya dilakukan di dalam kelas pada waktu berlangsungnya suatu kegiatan belajar-mengajar untuk suatu pokok bahasan tertentu pada suatu mata kuliah. Untuk lebih detailnya berikut ini akan dikemukan mengenai hakikat PTK.

Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional. Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan oleh peserta–pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut (Kemmis dan Taggart, 1988).

Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Siswojo Hardjodipuro, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan istilah PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi ( dan lembaga-lembaga ) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan (Harjodipuro, 1997).

Lebih lanjut, dijelaskan oleh Harjodipuro bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau utuk mengubahnya. PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, jelaslah bahwa dilakukannya PTK adalah dalam rangka guru bersedia untuk mengintropeksi, bercermin, merefleksi atau mengevalusi dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai seorang guru/pengajar diharapkan cukup professional untuk selanjutnya, diharapkan dari peningkatan kemampuan diri tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas anak didiknya, baik dalam aspek penalaran; keterampilan, pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi anak didik untuk menjadi dewasa.

(4)

Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut diharapkan dilakukan secara sistematis, realities, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua “ aksinya di depan kelas sehingga gurulah yang tahu persis kekurangan-kekurangan dan kelebihannya. Apabila di dalam pelaksanaan “aksi” nya masih terdapat kekurangan, dia akan bersedia mengadakan perubahan sehingga di dalam kelas yang menjadi tanggungjawabnya tidak terjadi permasahan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Sementara itu, dilaksanakannya PTK di antaranya untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pangajaran yang diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas.

Jenis dan Model PTK

Sebagai paradigma sebuah penelitian tersendiri, jenis PTK memiliki karakteristik yang relatif agak berbeda jika dibandingkan dengan jenis penelitian yang lain, misalnya penelitian naturalistik, eksperimen survei, analisis isi, dan sebagainya. Jika dikaitkan dengan jenis penelitian yang lain PTK dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian kualitatif dan eksperimen. PTK dikatagorikan sebagai penelitian kualitatif karena pada saat data dianalisis digunakan pendekatan kualitatif, tanpa ada perhitungan statistik. Dikatakan sebagai penelitian eksperimen, karena penelitian ini diawali dengan perencanaan, adanya perlakuan terhadap subjek penelitian, dan adanya evaluasi terhadap hasil yang dicapai sesudah adanya perlakuan. Ditinjau dari karakteristiknya, PTK setidaknya memiliki karakteristik antara lain: (1) didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional; (2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya; (3) penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi; (4) bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek instruksional; (5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

Menurut Richart Winter ada enam karekteristik PTK, yaitu (1) kritik reflektif, (2) kritik dialektis, (3) kolaboratif, (4) resiko, (5) susunan jamak, dan (6) internalisasi teori dan praktek (Winter, 1996). Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan secara singkat karakteristik PTK tersebut. 1. Kritik Refeksi; salah satu langkah di dalam penelitian kualitatif pada umumnya, dan

khususnya PTK ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil observasi mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam PTK yang dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau penilaian, dan refleksi ini perlu adanya upaya kritik sehingga dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-perubahan.

2. Kritik Dialektis; dengan adanyan kritik dialektif diharapkan penelitian bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya peneliti akan bersedia melakukan pemeriksaan terhadap: (a) konteks hubungan secara menyeluruh yang

(5)

merupakan satu unit walaupun dapat dipisahkan secara jelas, dan, (b) Struktur kontradiksi internal, -maksudnya di balik unit yang jelas, yang memungkinkan adanya kecenderungan mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada di balik unit tersebut bersifat stabil.

3. Kolaboratif; di dalam PTK diperlukan hadirnya suatu kerja sama dengan pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, dan sebagainya. Kesemuanya itu diharapkan dapat dijadikan sumber data atau data sumber. Mengapa demikian? Oleh karena pada hakikatnya kedudukan peneliti dalam PTK merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi dia juga terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi. Bentuk kerja sama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung.Kolaborasi dalam kesempatan ini ialah berupa sudut pandang yang disampaikan oleh setiap kolaborator. Selanjutnya, sudut pandang ini dianggap sebagai andil yang sangat penting dalam upaya pemahaman terhadap berbagai permasalahan yang muncul. Untuk itu, peneliti akan bersikap bahwa tidak ada sudut pandang dari seseorang yang dapat digunakan untuk memahami sesuatu masalah secara tuntas dan mampu dibandingkan dengan sudut pandang yang berasal; dari berbagai pihak. Namun demikian memperoleh berbagai pandangan dari pada kolaborator, peneliti tetap sebagai figur yang memiliki ,kewenangan dan tanggung jawab untuk menentukan apakah sudut pandang dari kolaborator dipergunakan atau tidak. Oleh karenanya, sdapat dikatakan bahwa fungsi kolaborator hanyalah sebagai pembantu di dalam PTK ini, bukan sebagai yang begitu menentukan terhadap pelaksaanan dan berhasil tidaknya penelitian.

4. Resiko; dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agar peneliti berani mengambil resiko, terutama pada waktu proses penelitian berlangsung. Resiko yang mungkin ada diantaranya (a) melesetnya hipotesis dan (b) adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi. Selanjutnya, melalui keterlibatan dalam proses penelitian, aksi peneliti kemungkinan akan mengalami perubahan pandangan karena ia menyaksikan sendiri adanya diskusi atau pertentangan dari para kalaborator dan selanjutnya menyebabkan pandangannya berubah.

5. Susunan Jamak; pada umumnya penelitian kuantitatif atau tradisional berstruktur tunggal karena ditentukan oleh suara tunggal, penelitinya. Akan tetapi, PTK memiliki struktur jamak karena jelas penelitian ini bersifat dialektis, reflektif, partisipasi atau kolaboratif. Susunan jamak ini berkaitan dengan pandangan bahwa fenomena yang diteliti harus mencakup semua komponen pokok supaya bersifat komprehensif. Suatu contoh, seandainya yang diteliti adalah situasi dan kondisi proses belajar-mengajar, situasinya harus meliputi paling tidak guru, siswa, tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran, interaksi belajar-mengajar, lulusan atau hasil yang dicapai, dan sebagainya.

6. Internalisasi Teori dan Praktik; Menurut pandangan para ahli PTK bahwa antara teori dan praktik bukan merupakan dua dunia yang berlainan. Akan tetapi, keduanya merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling bergantung, dan keduanya berfungsi untuk mendukung tranformasi. Pendapat ini berbeda dengan pandangan para ahli penelitian konvesional yang beranggapan bahwa teori dan praktik merupakan dua hal yang terpisah. Keberadaan teori diperuntukkan praktik, begitu pula sebaliknya sehingga keduanya dapat digunakan dan dikembangkan bersama.

(6)

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa bentuk PTK benar-benar berbeda dengan bentuk penelitian yang lain, baik itu penelitian yang menggunakan paradigma kualitatif maupun paradigma kualitatif. Oleh karenanya, keberadaan bentuk PTK tidak perlu lagi diragukan, terutama sebagai upaya memperkaya khasanah kegiatan penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan taraf keilmiahannya.

Jenis Penelitian Tindakan Kelas

Ada empat jenis PTK, yaitu: (1) PTK diasnogtik, (2) PTK partisipan, (3) PTK empiris, dan (4) PTK eksperimental (Chein, 1990). Untuk lebih jelas, berikut dikemukakan secara singkat mengenai keempat jenis PTK tersebut.

1. PTK Diagnostik; yang dimaksud dengan PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosia dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas.

2. PTK Partisipan; suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan ialah apabila orang yang akan melaksanakan penelian harus terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian, sejak penencanan panelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencacat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil panelitiannya. PTK partisipasi dapat juga dilakukan di sekolah seperti halnya contoh pada butir a di atas. Hanya saja, di sini peneliti dituntut keterlibatannya secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhir penelitian.

3. PTK Empiris; yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitinya berkenan dengan penyimpanan catatan dan pengumpulan pengalaman penelti dalam pekerjaan sehari-hari.

4. PTK Eksperimental; yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatam belajar-mengajar. Di dalam kaitanya dengan kegitan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dalam rangka untuk mencapai tujuan pengajaran.

Model-model Penelitian Tindakan Kelas

Ada beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam dunia pendidikan, di antaranya: (1) Model Kurt Lewin, (2) Model Kemmis dan Mc Taggart, (3) Model John Elliot, dan (4) Model Dave Ebbutt.

1. Model Kurt Lewin; di depan sudah disebutnya bahwa PTK pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946. konsep inti PTK yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu: (1) Perencanaan ( planning), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) Observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting) (Lewin, 1990). Sementara itu,

(7)

empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh Kurt Lewin tersebut oleh Ernest T. Stringer dielaborasi lagi menjadi: (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan (implementing), dan (3) Penilaian (evaluating) (Ernest, 1996).

2. Model John Elliot; apabila dibandingkan dua model yang sudah diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya, yaitu seperti dikemukakan berikut ini.

3.

SIKLUS PELAKSANAAN PTK

Gambar 4: Riset Aksi Model John Elliot

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Banyak model PTK yang dapat diadopsi dan diimplementasikan di dunia pendidikan. Namun secara singkat, pada dasarnya PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting).

(8)

Namun sebelumnya, tahapan ini diawali oleh suatu Tahapan Pra PTK, yang meliputi:

Identifikasi masalah

Analisis masalah

Rumusan masalah

Rumusan hipotesis tindakan

Tahapan Pra PTK ini sangat esensial untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana tindakan disusun. Tanpa tahapan ini suatu proses PTK akan kehilangan arah dan arti sebagai suatu penelitian ilmiah. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan guna menuntut pelaksanaan tahapan PTK adalah sebagai berikut ini.

1. Apa yang memprihatinkan dalam proses pembelajaran? 2. Mengapa hal itu terjadi dan apa sebabnya?

3. Apa yang dapat dilakukan dan bagaimana caranya mengatasi keprihatinan tersebut?

4. Bukti-bukti apa saja yang dapat dikumpulkan untuk membantu mencari fakta apa yang terjadi?

5. Bagaimana cara mengumpulkan bukti-bukti tersebut?

Jadi, tahapan pra PTK ini sesungguhnya suatu reflektif dari guru terhadap masalah yang ada dikelasnya. Masalah ini tentunya bukan bersifat individual pada salah seorang murid saja, namun lebih merupakan masalah umum yang bersifat klasikal, misalnya kurangnya motivasi belajar di kelas, rendahnya kualitas daya serap klasikal, dan lain-lain.

Berangkat dari hasil pelaksanaan tahapan Pra PTK inilah suatu rencana tindakan dibuat. 1. Perencanaan Tindakan; berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan

pada tahap pra PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/ teknik mengajar, serta teknik atau instrumen observasi/ evaluasi, dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung. Dengan melakukan antisipasi lebih dari diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.

2. Pelaksanaan Tindakan; tahap ini merupakan implementasi ( pelaksanaan) dari semua rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas, adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada kurikulum yang berlaku, dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektifitas keterlibatan kolaborator sekedar untuk membantu si peneliti untuk dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dia lakukan terhadap apa

(9)

yang terjadi dikelasnya sendiri. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori pembelajaran yang dikuasai dan relevan.

3. Pengamatan Tindakan; kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti. Pada tahap ini perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur penelitian guna kepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan observasi dan evaluasi, guru tidak harus bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini guru bisa dibantu oleh pengamat dari luar (sejawat atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja pengamat luar tidak boleh terlibat terlalu dalam dan mengintervensi terhadap pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Terdapat empat metode observasi, yaitu : observasi terbuka; observasi terfokus; observasi terstruktur dan dan observasi sistematis. Beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam observasi, diantaranya: (a) ada perencanaan antara dosen/guru dengan pengamat; (b) fokus observasi harus ditetapkan bersama; (c) dosen/guru dan pengamat membangun kriteria bersama; (d) pengamat memiliki keterampilan mengamati; dan (e) balikan hasil pengamatan diberikan dengan segera. Adapun keterampilan yang harus dimiliki pengamat diantaranya: (a) menghindari kecenderungan untuk membuat penafsiran; (b) adanya keterlibatan keterampilan antar pribadi; (c) merencanakan skedul aktifitas kelas; (d) umpan balik tidak lebih dari 24 jam; (d) catatan harus teliti dan sistemaris

4. Refleksi Terhadap Tindakan; tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Dalam proses pengkajian data ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, seperti halnya pada saat observasi. Keterlebatan kolaborator sekedar untuk membantu peneliti untuk dapat lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang mantap dan sahih.Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK. Dengan suatu refleksi yang tajam dan terpecaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Refleksi yang tidak tajam akan memberikan umpan balik yang misleading dan bias, yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan suatu PTK. Tentu saja kadar ketajaman proses refleksi ini ditentukan oleh kejataman dan keragaman instrumen observasi yang dipakai sebagai upaya triangulasi data. Observasi yang hanya mengunakan satu instrumen saja. Akan menghasilkan data yang miskin.Adapun untuk memudahkan dalam refleksi bisa juga dimunculkan kelebihan dan kekurangan setiap tindakan dan ini dijadikan dasar perencanaan siiklus selanjutnya. Pelaksanaan refleksi diusahakan tidak boleh lebih dari 24 jam artinya begitu selesai observasi langsung diadakan refleksi bersama kolaborator.

(10)

Demikianlah, secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus lain secara bersinambungan seperti sebuah spiral. Kapan siklus-siklus tersebut berakhir? Pertanyaan ini hanya dapat dijawab oleh si peneliti sendiri. Kalau dia sudah merasa puas terhadap hasil yang dicapai dalam suatu kegiatan PTK yang dia lakukan, maka dia akan mengakhiri siklus-siklus tersebut. Selanjutnya, dia akan melakukan satu identifikasi masalah lain dan kemudian diikuti oleh tahapan-tahapan PTK baru guna mencari solusi dari masalah tersebut.

(11)

SOAL-SOAL TENTANG PTK 1. Tujuan Classroom Action Research (CAR) adalah untuk .…

a. mengetahui situasi dan kondisi sekolah b. menyempurnakan manajemen sekolah c. memperbaiki kinerja guru dan tata usaha d. meningkatkan disiplin siswa

e. menyempurnakan pelaksanaan KBM

2. Berikut adalah kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK): 1. Analisis dan refleksi

2. Perencanaan tindakan

3. Perencanaan tindakan lanjutan

4. Pengembangan fokus masalah penelitian 5. Pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi

Kegiatan-kegiatan dengan urutan yang benar sebagai prosedur pelaksanaan PTK adalah .... a. 2 – 3 – 4 – 1 – 5

b. 2 – 4 – 3 – 1 – 5 c. 4 – 2 – 5 – 3 – 1 d. 4 – 2 – 3 – 5 – 1 e. 4 – 2 – 5 – 1 – 3

3. Pak Guru Ahmad merasa bahwa keterampilan berbicara bahasa Inggris peserta didiknya belum tercapai seperti yang diharapkan. Untuk meningkatkan keterampilan berbicara beliau memakai cara bermain peran melalui media pembelajaran film dengan harapan keterampilan berbicara bahasa Inggris akan meningkat. Apabila hal tersebut ditulis menjadi sebuah

penelitian tindakan kelas maka penelitian tersebut akan berjudul ....

a. Upaya peningkatan keterampilan berbahasa Inggris melalui film. b. Upaya peningkatan keterampilan berbahasa Inggris melalui Role-Play. c. Upaya peningkatan keterampilan berbicara bahasa Inggris dengan metode Role-Play yang dimediasi oleh film.

d. Upaya peningkatan keterampilan berbicara bahasa Inggris melalui medi pembelajaran film yang dimediasi oleh Role-Play

4. Manfaat Penetian Tindakan Kelas (PTK) adalah : meningkatkan proses belajar

mengajar,menggunakan rancangan yang bersifat siklus di mana setiap siklus memperhatikan perubahan langkah demi langkah, dan mencakup proses refleksi dan partisipatif, kecuali :…….

a. meningkatkan proses belajar mengajar c. mencakup proses refleksi

b. menggunakan rancangan yang bersifat siklus d. menggunakan metodelogi terbaru

5. Prinsip yang paling penting dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah ……. a. komitmen guru sebagai pengajar tidak terganggu c. penggumpulan data sederhana b. metodologi tepat d. laporan sederhana

(12)

6. Penelitihan Tindakan Kelas (PTK) merupakan proses spiral yang terdiri dari empaat yaitu …….

a. perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi b. perencanaan, penerapan, evaluasi, refleksi c. perencanaan, tindakan, refleksi, evluasi d. evaluasi, perencanaan, tindakan, refleksi

7. Penelitian Tindakan kelas (PTK) mempunyai karakteristik sebagai berikut, kecuali … a. didasarkan pada masalah yang dihadapi oleh guru c. bertujuan memperbaiki b. kolaborasi dalam pelaksanaannya d. dilaksanakan dalam satu siklus

8. Dalam penelitian tindakan kelas, metode pengumpulan data diharapkan …… a. reliabel dan tidak mengganggu proses pembelajaran

b. menggunakan alat pengolah statistik c. sederhana

d. kompleks

9. Di bawah ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan tindakan, kecuali …..

a. menganalisa masalah c. mempersiapkan instrumen b. mempersiapkan fasilitas d. mempersiapkan skenario

10. Di bawah ini merupakan kegiatan yang dilakukan dalam penetapan fokus masalah, kecuali a. merasakan masalah c. perumusan masalah

b. analisis masalah d. penerapan fokus

11. Langkah-langkah Penetian Tindakan Kelas (PTK) secara berurutan meliputi ……..

a. penetapan fokus masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan interpretasi dan refleksi.

b. perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan intrepretasi dan refleksi c. perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan interpretasi

d. pelaksanaan tindakan, pengamatan interpretasi dan refleksi.

12. Hal yang terpenting pada setiap siklus pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah a. dimonitor, dicatat hasil akhirnya c. direfleksi dan diamati kembali b. dievaluasi dan dianalisis d. diamati dan diperbaiki

13. Dikaitkan dengan tanggungjawab guru terhadap pembelajaran, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat membantu guru untuk …….

a. mengatasi masalah siswa c. berkembang secara profesional b. memperbaiki pembelajaran d. berkolaborasi dengan guru lain

14. Ibu Siti terbiasa menganalisis pekerjaan siswanya untuk menemukan kesulitan yang

ditemukan siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis tersebut, Ibu Siti juga mencoba menemukan kekuatan dan kelemahannya dalam mengajar. Jika anda menemuan kelemahan, segera dia mencoba mencari jalan untuk mengatasi kelemahan tersebut.

(13)

Langkah-langkah yang dilakukan Ibu Siti tersebut dapat dikatagorikan sebagai langkah awal dalam ………

a. perkembangan profesional c. memperbaiki pembelajaran b. melakukan PTK d. menerapkan manfaat PTK

15. Berikut ini adalah manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi guru, kecuali ……… a. membantu guru memperbaiki pembelajaran

b. memungkinkan guru berkembang secara profesional c. memungkinkan guru mengembangkan karir

d. menambah rasa percaya diri

16. Sekolah yang maju embawa dampak bagi kemajuan para guru. Demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, jika di suatu sekolah para guru terlatih melakukan Penelitian Tindakan Kelas(PTK), sekolah akan berpotensi untuk ……..

a. meraih popularitas c. menerbitkan karya-karya penelitian

b. menghasilkan siswa teladan d. menghasilkan berbagai teknik pembelajaran

17. Ibu Ita, seorang guru IPS berpenampilan sangat energik, Ia sedang melakukan Penetian Tindakan Kelas (PTK). Hampir setiap hari dia sibuk untuk menganalisis hasil pekerjaan siswanya dan mencoba memberi komentar yang dapat mendorong siswa untuk bekerja lebih giat. Para siswa ternyata sangat antusias terhadap usaha Ibu Ita. Karena para siswa merasa pekerjaannya diperiksa dengan cermat, siswapun membuat pekerjaannya dengan cermat pula. Siswa merasa bahwa ia selalu harus bekerja cermat sebagaimana Ibu Ita memeriksa

pekerjaannya dengan cermat pula. Ilustrasi di atas menggambarkan manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi siswa, dalam hal ini

a. Perilaku guru yang melaksanakan PTK menjadi model bagi siswa b. Guru Mendorong siswa untuk memperbaiki hasil belajarnya c. Siswa termotivasi oleh cara guru mengajar

d. Siswa dapat memperbaiki proses dan hasil belajarnya

18. Guru yang tampil melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) akan merasa lebih percaya diri. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain sebagai berikut, kecuali ……

a. Munculnya perasaan lebih mampu dibandingkan teman sejawat yang lain b. Berkembangnya kemampuan guru dalam pembelajaran

c. Tumbuhnya rasa puas terhadap pembelajaran yang dikelola d. Munculnya perasaan mampu Memecahkan masalah sendiri

19. Keterbatasan Penetian Tindakan Kelas (PTK) terutama terletak pada ……. a. metodologi c. instrumen yang digunakan

b. validitas d. reliabilitas hasil yang dicapai

20. Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tidak mempunyai daya generalisasi karena ….. a. sampel terbatas pada kelas yang diajar c. metodologi sangat longgar

b. masalah yang diteliti sangat spesifik d. PTK dilakukan oleg guru, bukan oleh peneliti

(14)

21. Agar Penetian Tindakan Kelas (PTK) dapat diterapkan secara melembaga diperlukan berbagai kondisi atau persyaratan. Kondisi tersebut antara lain sebagai berikut , kecuali ……….

a. adanya kebebasan bagi para guru untuk berinovasi b. birokrasi yang ketat

c. dukungan dari semua personil sekolah

d. ada rasa saling mempercayai antara personil sekolah termasuk siswa

22. Kemauan guru untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) haruslah didukung oleh iklim sekolah yang memberi kebebasan kepada guru untuk ……

a. Berdiskusi,berkolaborasi, dan meminta bantuan b. Melakukan perubahan jadwal pelajaran

c. Menetapkan masalah bagi kelasnya d. Meminta siswa mengikuti perintahnya

23. Penetian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan di dalam kelas oleh …….. a. Guru c. guru sebagai peneliti

b. peneliti d. guru bersama dosen

24. Tujuan penelitian Tindakan Kelas adalah untuk ……

a. mengungkapkan kebenaran c. memperbaiki kinerja guru b. menjawab masalah guru d. mengumpulkan informasi

25. Metode utama dalam penelitian tindakan kelas disebut sebagai self-reflective inquiry, artinya metode yang digunakan …….

a. bertumpu pada kemampuan guru melakukan refleksi b. longgar tetapi tetap mengikuti kaidah penelitian c. hasil observasi/kesan dari guru

d. bervariasi asal sesuai dengan kaidah penelitian.

26. Dalam Penelitian tindakan kelas, masalah yang diteliti berasal dari ……

a. keriasauan guru akan kinerjanya c. keinginan untuk membantu guru b. keriasauan pendidik akan mutu pendidikan d. kepedulian peneliti akan kinerja guru

27. Penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian kelas dalam hal ………… a. pelaku penelitian c. tempat penelitian

b. tujuan penelitian d. asal masalah yang diteliti

28. Penelitian tidakan kelas seyogyanya dilakukan oleh guru karena alasan-alasan berikut, kecuali …

a. PTK memang untuk guru

b. guru paling akrap dengan suasana kelas

c. masalah di kelas mungkin asing bagi para peneliti d. guru bertanggungjawab memperbaiki kinerjanya.

(15)

29. Seorang Dosen Perguruan Tinggi membantu Ibu Tini, guru SLTA untuk mencari jalan keluar kesulitan yang dihadapinya dalam memotivasi para siswa untuk mengerjakan PR yang diberikan. Ibu Tini menceritakan jenis PR, serta kebiasaannya menyimpan PR tersebut di rumah tanpa mengembalikannya kepada siswa .Dosen Perguruan Tinggi mendengar cerita Ibu Tini, dan kemudian mereka berdua merancang cara mengatasinya, dan akhirnya mereka sepakat bahwa Ibu Tini akan mencoba cara tersebut dan memantau hasilnya. Sejak itu hampir setiap minggu mereka bertemu kembali untuk mengkaji hasil perbaikan tersebut. Kegiatan yang dilakukan oleh dosen dan Ibu Tini merupakan kegiatan penelitian tindakan kelas karena ……..

a. Ibu Tini bekerjasama dengan Dosen Perguruan Tinggi b. masalah penelitian muncul dari kerisauan guru

c. terjadi pertemuan setiap minggu

d. dosen Perguruan Tunggi membantu guru memecahkan masalahnya

30. Guru dianggap lebih sesuai melakukan penelitian tindakan kelas karena alasan berikut, kecuali

a. dibandingkan dengan peneliti luar guru lebih memahami keadaan di kelas b. kelas merupakan wilayah guru

c. hasil penelitian dapat dimanfaatkan langsung oleh guru d. temuan peneliti luar sulit diterapkan oleh guru

31. Dilihat dari segi tujuan penelitian, penelitian tindakan kelas menempatkan guru sebagai ……..

a. Peneliti dari dalam c. Subjek penelitian b. Praktisi yang membangun teori d. Pengajar dan peneliti

32. Sebagai pekerja profesional, guru dianggap paling layak melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) karena ………

a. PTK membantu guru berkembang secara profesional b. guru paling akrab dengan siswa

c. kelas memang merupakan wilayah guru

d. PTK merupakan bagian dari tugas profesional guru

33. Empat langkah pokok dalam PTK dengan urutan yang paling benar adalah …….. a. merencanakan, melaksanakan tindakan, refleksi, analisis data

b. refleksi, analisis data, merencanakan, melaksanakan tindakan c. merencanakan, melaksanakan tindakan, mengamati, refleksi d. refleksi, merencanakan, melaksanakan tindakan, analisis data

34. Untuk mengidentifikasi masalah, guru perlu melakukan kajian terhadap pembelajaran yang dikelolanya. Kajian tersebut dapat dilakukan dengan mengajukan berbagai pertanyaan. Pertanyaan yang tepat untuk maksud tersebut adalah sebagai berikut, kecuali …….. a. apa yang terjadi dikelas saya

(16)

b. berapa orang siswa yang prestasinya selalu rendah c. dengan siapa saya harus mendiskusikan Masalah ini

d. apa dampaknya jika siswa yang berpretasi rendah saya biarkan saja

35. Masalah yang diidentifikasi kadang-kadang terlampau banyak, sehingga guru menentukan pilihan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih masalah yang perlu ditangani adalah sebagai berikut, kecuali …………

a. tingkat keseriusan masalah c. ada tidaknya mitra kolaborasi

b. kemampuan guru untuk menangani d. kompleks tidaknya masalah tersebut

36. Setelah menentapkan dan menjabarkan masalah, guru perlu mengembangkan cara melakukan perbaikan atau mengatasi masalah. Untuk mengembangkan cara mengatasi masalah, guru dapat melakukan hal-hal berikut, kecuali ……….

a. mengkaji teori yang relevan dengan masalah b. menyusun langkah-langkah pemecahan masalah c. berdiskusi dengan teman sejawat

d. mengingatkan kembali pengalaman yang terkait dengan maslah tersebut 37. Cara pemecahan yag dipilih haruslah sesuai dengan ………..

a. kondisi lingkungan sekolah c. waktu yang tersedia dalam jadwal pelajaran b. jumlah siswa dalam elas d. sarana dan fasilitas yang tersedia

38. Sebelum melaksanakan tindakan, guru harus menyiapkan hal-hal berikut, kecuali …. a. daftar hadir c. sarana dan fasilitas pendukung

b. skenario tindakan d. cara menganalisis data

40. Jika sebelum melakukan tindakan guru tidak menentukan cara mengumpulkan data, dalam pelaksanaan tindakan kemungkinan besar akan terjadi hal-hal berikut, kecuali ……… a. data yang dikumpulkan akan mubasir c. guru yang bingung menafsirkan data b. data yang diperlukan tidak terjaring d. guru tidak memerlukan data

41. Ibu ida seorang guru SMK sedang asyik berdiskusi dengan teman sejawatnya tentang susahnya menyampaikan materi Biologi yang penuh dengan istilah latin

kepada siswa.Diamerasa siswa sangat sukar menghafal istilah asing tersebut. Ia meminta pendapat teman-temannya, bagaimana cara mengajar materi tersebut agar mudah dipahami oleh siswa. Dilihat dari langkah-langkah PTK, Ibu Ida sedang berada dalam tahap …… a. identifikasi masalah c. merumuskan masalah

(17)

42. Dalam melaksanakan tindakan, guru harus memperhatikan beberapa kriteria di antaranya …….

a. guru seyogyanya memfokuskan diri sebagai pengajar

b. penelitian jangan sampai mengganggu komitmen guru sebagai pengajar c. guru harus memperhatikan kemampuan siswa

d. perhatian guru harus terfokus pada masalah yang ingin dipecahkan

43. Bapak Sutarji mengajar kelas 10 SMK Negeri Malang. Ia sedan bermitra dengan seorang guru, teman sejawatnya dalam memperbaiki cara merespons terhadap siswa di kelas. Ia sudah merancang berbagai jenis penguatan untuk jawaban siswa yang bai serta beberapa respons untuk jawaban siswa yang tidak atau kurang tepat. Ia meminta rekan sejawatnya untuk duduk di kelasnya serta merekam reaksi siswa ketika guru merespons jawabannya. Jenis reaksi yang perlu direkam serta cara merekamnya sudah disepakati terlebih dahulu. Ditinjau dari kriteria pelaksanaan tindakan, kriteria mana yang sedang diterapkan oleh bapak Sutarji ?

a. guru harus memperhatikan etika yang terkait dengan tugasnya b. metodologi yang diterapkan harus reliabel

c. pengumpulan data jangan sampai menyita waktu guru terlampau banyak d. masalah yang ditangani harus sesuai dengan komitmen guru

44. Tahap observasi – implementasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindkan. Dalam kajian ini, observasi – interprestasi utlak diperlukan agar guru dapat ……

a. memantau jalanya pembelajaran c. mengetahui kualitas respons siswa b. melakukan berbagai penyesuaian d. memantau pendapat pengamat

45. Idealnya, dalam PTK guru dapat mengamati atau mengumpulkan data sendiri dari kelasnya, sehingga yang mengamati dan melakukan interprestasi adalah guru sendiri. Namun, kadang- kadang guru terlampau repot untuk melakukan itu semua. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat

a. memilih salah seorang siswa menjadi pengamat b. meminta kepala sekolah untuk mengamati pelajarannya c. megumpulkan alat bantu rekaman

d. mewawancarai siswa setelah pelajaran selesai

46. Prinsip dasar observasi yang berkaitan dengan pemanfaatan hasil observasi adalah prinsip yang berkaitan dengan …….

a. fokus observasi c. ketrampilan mengobservasi b. perencanaan awal d. balikan (feedback)

47. Ketika melakukan observasi di kelas Ibu Rina, Bapak Sukoco berusaha bersikap bersahabat, baik kepad siswa maupun kepada Ibu Rina. Ia masuk kelas dengan mengucapkan salam dan meminta ijin kepada siswa untuk ikut duduk di kelas. Ketika terjadi diskusi antar siswa, Bapak Sukoco tidak segera merekam diskusi tersebut, tetapi menunggu sampai diskusi selasai, kemudian berfikir sejenak untuk menemukan makna peristiwa yang baru saja diamati. Perilaku pengamat seperti itu merupakan penerapan dari prinsip observasi yang berkaitan dengan ……..

(18)

a. perencanaan awal c. membangun kriteria b. okus observasi d. ketrampilan observasi

48. Jika seorang guru ingin mengetahui jumlah siswa yang berhasil dilibatkan secara aktif dalam memberi respons terhadap pertanyaaan guru, jenis observasi yang paling tepat digunakan adalah observasi ………

a. terbuka c. terstruktur b. terfokus d. sistematik

49. Pada pertemuan pendahuluan atau pertemuan perencanaan, guru dan pengamat menyepakati hal-hal berikut, kecuali …….

a. jumlah siswa yang akan ikut dalam pembelajaran b. Fokus pengamatan

c. Konteks pembelajaran yang dikelola guru d. Kriteria yang digunakan dalam interprestasi

50. Selain melalui observasi, data pembelajaran dapat dikumpulkan memalui cara-cara berikut, kecuali …….

a. wawancara dengan orang tua c. berbagai dokumen hasil belajar siswa b. catatan/laporan guru d. wawancara dengan siswa

51. Analisis data dilakukan dengan menempuh berbagi langkah, yang pada akhirnya bertujuan untuk

a. menyeleksi dan mengelompokkan data b. menyeleksi dan menafsirkan data

c. memperoleh informasi tentang proses dan dampak perbaikan d. mendapat informasi tentang perilaku mengajar guru

52. Melihat hasil latihan siswa, Ibu Sutari menjadi kaget karena hanya 10 dari 30 siswa yang mengerjakan latihan matematika dengan benar. Ibu Sutari encoba mengingat- ingat apa yang terjadi ketika ia menjelaskan penggunakan rumus matematika dalam memecahkan soal. Ia ingat, ia mencontohkan penggunaan rumus dengan mengerjakannya sendiri di papan tulis. Ia kemudian merenung kembali, mengapa ia tidak meminta siswa mengerjakannya ke depan ?Ia ingat pula, siswa yang duduk di deretan belakang ada yang bermain ketika ia mencontohkan penggunaan rumus di papan tulis. Dari segi langkah-langkah PTK, langkah mana yang sedang dihayati oleh ibu Sutari

a. mengumpulkan data c. melakukan refleksi b. menganalisis data d. merencanakan perbaikan

53. Perencanaan tindak lanjut, yang merupakan salah satu langkah dalam siklus PTK, dapat diwujudkan dalam bentuk ………

a. pedoman observasi c. program PTK secara utuh b. revisi rencana perbaikan d. pedoman analisis data

(19)

54. Berikut adalah contoh-contoh masalah pembelajaran yang mungkin dihadapi guru, kecuali a. pertanyaan guru sering tidak dijawab oleh siswa

b. banyak siswa yang belum membayar SPP c. perhatian siswa pada pelajaran kurang d. hasil ulangan siswa rendah

55. Agar mampu mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam kelas, guru perlu ……

a. peka terhadap situasi kelas c. mencatat hal-hal istimewa yang terjadi di kelas b. bertanya kepada teman sejawat d. bertanya kepada kepala sekolah

56. Tujuan utama menganalisis masalah pembelajaran adalah ………

a. mencari hakikat masalah c. merinci masalah menjadi bagian-bagian kecil b. menemukan akar penyebab masalah d. menemukan cara pemecahan masalah

57. Analisis masalah dapat dilakukan dengan cara berikut, kecuali ………..

a. mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri tentang berbagai aspek pembelajaran b. menanyakan pendapat siswa tentang berbagai aspek pembelajaran

c. menelaah berbagai dokumen yang berkaitan dengan hasil belajar siswa d. membaca berbagai teori belajar

58. Rumusan masalah dalam PTK serupa dengan maslaah penelitian. Dari rumusan berikut, yang mana paling tepat disebut sebagai rumusan masalah PTK?

a. apakah permaianan peran dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas X SMK Wanabakhti

b. bagaimana cara mengajukan pertanyaan agar mampu membuat aktif siswa dalam pelajaran Matematika di SMK Negeri Sawangan

c. mengapa siswa SMK Negeri 1 Arcapadha selalu menjadi juara dalam berbagai perlombaan nasional

d. bagaimana cara menggunakan alat peraga yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah 59. Tindakan perbaikan dapat dikembangkan dengan menempuh langkah-langkah berikut, kecuali

a. Menelaah berbagai teori yang relevan dengan masalah pembelajaran yang dihadapi b. Mengulangi apa yang pernah dilakukan ketika menghadapi masalah yang sama c. Berdiskusi dengan para pakar

d. Mengingat kembali pengalaman yang lalu dalam menghadapi masalah yang sama 60. Seorang guru gemar menulis Karya Tulis Ilmiah penelitian tindakan kelas (PTK), ini artinya guru tersebut telah melaksanakan dan mengembangkan kompetensi ….

a. Kompetensi Pedagogik b. Kompetensi Professional c. Kompetensi Manajerial d. Kompetensi Kepribadian e. Kompetensi Sosial

(20)

Gambar

Gambar 4: Riset Aksi Model John Elliot

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Panitia berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berlaku serta berdasarkan Penetapan Pemenang Seleksi

acara Pembuktian Kualifikasi yang bertempat di Unit Layanan Pengadaan Kota Medan, Bagian Perlengkapan dan Aset Setda Kota Medan, Jalan Kapt.. Maulana Lubis

Pokja Pengadaan Barang dan Jasa pada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Mar os akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket peker jaan konstr

Kontribusi Kompetensi Kerja Guru Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Taman Kanak Kanak Di Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung1. Universitas Pendidikan Indonesia |

function varargout = segmen_OutputFcn(hObject, eventdata, handles) % varargout cell array for returning output args (see VARARGOUT); % hObject handle to figure. % eventdata

e. Pemeriksa Tindak Pidana Khusus, Perdata dan Tata Usaha Negara; f. Kelompok Jabatan Fungsional. Pemeriksa tindak pidana umum sesuai dengan Pasal 571 Perpres 38 tahun 2010

Berapa luas lahan yang digunakan untuk mengelola bambu