• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keputusan ini terpaksa kulakukan. Karena hanya itulah pilihan yang terbaik bagi Anwar, kata Burhan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keputusan ini terpaksa kulakukan. Karena hanya itulah pilihan yang terbaik bagi Anwar, kata Burhan."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Keputusan Burhan

Tak bisa kupahami bagaimana mungkin Burhan, bos yang terkenal bijak itu bisa begitu tega memberikan keputusan pahit kepada Anwar,

karyawannya. Padahal, selama ini Burhan ‘pantang’ memberhentikan karyawannya.

“Keputusan ini terpaksa kulakukan. Karena hanya itulah pilihan yang terbaik bagi Anwar”, kata Burhan.

Anwar adalah salah seorang karyawan di perusahaan jasa transportasi yang berkembang di kota ini. Perusahaan yang selama ini dikenal karena kejujuran dan layanan karyawannya yang mampu memuaskan

pelanggannya. Layanan itu berbasis : kekeluargaan. Sebuah terminologi yang jarang ditemukan pada usaha sejenis.

Adalah Burhan, pemilik perusahaan ini, yang mengusung : kekeluargaan sebagai dasar dari roda prusahaan ini dijalankan. Kekeluargaan bukan dalam hal rekrutmen. Kekeluargaan lebih ditujukan bagaimana relasi atau jalinan hubungan baik pada sesama karyawan maupun antar karyawan dengan mitra dan terutama dengan pelanggan.

Burhan-lah yang mengajarkan betapa pentingnya memperlakukan mitra bisnis sebagai keluarga. Karena itu, jika ia mendengar ada mitra yang sakit, ia segera menjenguk. Kalau ada mitra yang kesulitan, ia mencoba memberi kelapangan, termasuk memberikan pinjaman uang.

Apalagi terhadap karyawan. Burhan tidak banyak meminta kepada karyawannya. Ia lebih banyak menyampaikan keinginannya agar

perusahaan ini dapat menjadi tumpuan bagi karyawannya untuk berlindung dari hujan dan panas. Karena itu, karyawan diberi kesempatan untuk

mencicil rumah type 36 dengan harga yang relative lebih rendah. Perumahan itu dikembangkan oleh Burhan sendiri.

Bagi Burhan, tempat berlindung, pendidikan anak, kecukupan pangan adalah sebuah keniscayaan bagi setiap karyawannya. Karena itu, ia tak

(2)

haus untuk meraih laba sebanyak-banyaknya bagi perusahaan jika itu menjauhkannya untuk memenuhi kebutuhan karyawan.

Maka, hampir tidak pernah ada karyawan yang berhenti dan diberhentikan. Karyawan adalah keluarga meskipun tidak memiliki pertalian darah. Semua karyawan, dari unsur pimpinan sampai penjaga kantor dan petugas

kebersihan, memiliki kesetiaan ; loyalitas yang tinggi.

Burhan hafal nama 174 karyawannya. Bahkan, sebagian dari nama-nama isteri karyawan, jumlah anak dan pendidikannya. Ia selalu

menyelenggarakan temu silaturrahmi bernuansa rekreasi dan edukasi. Ia juga menyelenggarakan sirahaman rohani dan motivasi minimal 2 bulan sekali.

Hampir tak dijumpai Burhan bisa marah kepada karyawannya. Karyawan yang melakukan kekeliruan bukan dimarahi, tapi diberi petunjuk, diarahkan agar tak melakukan kesalahan serupa. Bagi Burhan, kesalahan adalah manusiawi, karena itu setiap orang dituntut untuk belajar dan terus belajar. Dengan terus belajar, kesalahan bisa dikurangi.

Karyawan, sebagai keluarga kita sendiri, harus bermoral baik, sehat,

cerdas dan kuat. Karyawan yang moralnya buruk, sakit-sakitan, bodoh dan lemah pasti tidak produktif. Produktivitas yang rendah berakibat pada

kinerja yang rendah dan ujung-ujungnya adalah perusahaan rugi atau impas.

Karena itu, perusahaan harus memiliki program meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual karyawan, di samping program peningkatan

kesehatan dan kecakapan.

Begitu besarnya perhatian Burhan selaku pemilik perusahaan terhadap karyawan inilah yang membuat aku tak percaya apa yang diputuskannya hari ini. Mengapa hari ini ia tega memberikan pilihan : bertahan tapi tidak nyaman atau berhenti untuk mencari peluang kepada Anwar, karyawan yang telah bergabung selama dua tahun di perusahaan ini. Bukankah Anwar bekerja cukup kreatif dan cekatan selama ini?

(3)

“Kamu tidak tahu, berapa kali Anwar datang ke rumahku. Bukan ke kantor. Bukan aku tak mau ditemui di rumah. Tapi persoalan yang disampaikannya selalu bermuara pada dua hal : kalau tidak keluhan pastilah tuntutan.”

Aku sendiri baru tahu bahwa Anwar sering ke rumah Burhan. Aku, yang sudah berteman sejak kecil, sungkan ke rumah Bos, kecuali dipanggil. Apalagi kalau ke rumah Burhan hanya menyampaikan keluhan terhadap masalah-masalah yang kita hadapi dan tuntutan.

“Suatu waktu ia bercerita ayahnya yang sakit pinggang. Lain hari ia bercerita keinginan ibunya membeli hp dan kulkas, Di waktu lain, ia

menceritakan habis bentrok dengan kakaknya yang mabuk game on line. Hanya berselang 3 hari, ia datang lagi dan mengeluh sepeda motornya rusak dan perlu biaya besar. Sesudah itu, ia bercerita banyak soal aliran listrik di rumahnya yang diputus PLN, rekening PDAM 3 bulan belum dibayar.

Ia juga mengusulkan agar ada pembagian kerja yang jelas karena selama ini banyak kerja rangkap. Anwar juga minta agar sepatu karyawan

diseragamkan. Ia tidak terima terhadap teguran supervisornya. Ia mengadu kepadaku dan bertanya apakah tenaganya sudah tidak dibutuhkan?”.

Setahuku, Anwar tidak banyak bicara di tempat pekerjaan. Aku baru tahu kalau sesering itu Anwar ke rumah Bos dan berkeluh kesah terhadap setiap persoalan.

“Sebagian persoalannya bisa kupahami bahkan yang berhubungan dengan uang, kubantu. Tapi, pening juga aku kalau urusan ribut dengan keluarga, padahal itu aib yang seharusnya ditutupi, harus kudengarkan juga. Aku tidak bisa mengatasi dan memberikan jalan keluar terhadap persoalan mereka. Merekalah yang lebih tahu.” Kata Burhan menjelaskan.

Menurut Burhan, Anwar punya masalah. Ibunya punya masalah. Ayahnya punya masalah dan kakaknya juga bermasalah. Masalahnya saja yang berbeda-beda. Yang jelas, semua orang punya masalah. Termasuk dirinya. Ia pun punya masalah. “Isteriku yang lagi terbaring di rumah sakit cukup mengganggu pikiranku. Ia belahan jiwaku. Aku bisa berusaha dan

(4)

kemudian berkembang karena didukung sepenuh hati oleh isteriku. Jadi, sakitnya isteriku adalah masalah bagiku.”

Itulah sebabnya, jelas Burhan, ia tidak bisa terus-menerus seperahu dengan karyawan ‘cengeng’, suka berkeluh kesah, mengumbar masalah seakan orang lain tidak punya masalah. Ia juga kurang berkenan terhadap karyawan yang terlalu banyak tuntutan dan keinginan, sementara

perusahaan belum sanggup memenuhinya.

“Karena itu, kujelaskan pada Anwar bahwa ia memiliki talenta untuk membuka usaha sendiri dan kurang pas bekerja di perusahaan ini. Itu memang bahasaku memberhentikan dia sebagai karyawan. Itulah pilihannya.” Kata Burhan.

Burhan mengingatkanku agar tidak berlaku seperti Anwar. Karyawan seperti Anwar adalah tipikal manusia kurang bersyukur. Jangankan aku, Tuhan pun mengancam terhadap prilaku manusia yang kurang bersyukur. Orang macam ini, katanya, akan selalu merasa ‘kurang’ dan rezeki yang diterimanya pasti kurang beberkah. Akhirnya, hidupnya terasa sempit. Hidupnya tidak lebih dari tumpukan masalah.

Hujan baru saja reda. Sinar matahari jingga dari ufuk barat menerpa wajah Burhan yang turun dari mobilnya. Kulihat wajah temanku ini tampak sangat lelah. Mungkin karena kurang tidur setelah semalaman ia ‘begadang’ di rumah sakit menemani isterinya dan besok paginya tetap bekerja seperti biasa. Meski wajahnya tak masam, tapi sorot mata dan langkahnya mengisaratkan bahwa jiwanya tidak senyaman sore-sore yang kemarin. Biasanya, ia selalu membuka baju begitu sampai di beranda. Lalu

mengitari taman depan. Memungut daun jatuh dan jika dendrobium, vanda, atau catelia-nya ada yang berbunga, pasti disentuh dan diciumnya. Itu tidak dilakukannya kali ini. Ia langsung duduk di beranda itu dan tercenung. Lelaki sukses itu senantiasa disambut Wahyuni, isterinya, dengan senyum sumringah yang tulus. Kali ini tidak. Wahyuni sudah seminggu dirawat di rumah sakit swasta jalan Basuki Rahmad itu.

(5)

Wahyuni adalah permata mulia yang dimiliki Burhan. Ia senantiasa bersyukur mendapatkan isteri cantik, sholihah, dan penyabar. Wahyuni bukan sekedar isteri, ia juga ibu yang telaten merawat dan mengasihi kedua anak mereka dengan tulus. Ia juga manajer rumah tangga yang andal.

Urusan dapur, listrik, air, TV kabel, NPWP, iuran keamanan dan

kebersihan lingkungan, pajak kendaraan bermotor, menghubungi truk tangki kalau air lagi macet, menghubungi bengkel AC, mesin penyedot air, dan semua urusan rumah tangga lainnya diselesaikan Wahyuni, sarjana pertanian yang memilih berkarier sebagai ibu rumah tangga.

Akan tetapi, wanita yang begitu dicintai dan dikasihi Burhan itu sudah

seminggu tidak hadir di beranda menemani Burhan minum teh. Ia terbaring di rumah sakit pasca operasi. Burhan benar-benar merasakan, betapa ia tidak bisa jauh dari isterinya.

Cerita Burhan dan keputusannya memberhentikan Anwar akhirnya

kupahami dengan terang-benderang. Ya, untuk apa memelihara karyawan yang sibuk dengan masalahnya, seakan-akan orang lain tidsak punya masalah. Untuk apa memelihara karyawan ‘cengeng’, tidak mandiri, suka mengeluh. Keluhan tidak baik bagi dirinya apalagi bagi perusahaannya.***

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pengkajian ialah untuk menye- barluaskan dan memasyarakatkan teknologi pembenihan ikan hias cupang yang meliputi pemijahan, penyediaan jasad pakan (budidaya

Efek ini dapat menyebabkan terjadinya fluttering (getaran). Dengan demikian, membran yang digunakan pada gedung harus distabilkan dengan cara tertentu hingga bentuknya dapat tetap

Mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan EVA dikatagorikan menjadi 3, pertama jika nilai EVA bernilai positif menunjukkan manajemen perusahaan telah mampu

Penelitian tentang hubungan perilaku higiene dan status gizi dengan infestasi STH pada murid SDN 008 Sukaping dapat diambil simpulan bahwa anak laki-laki, usia 6-9

Berada dalam kondisi terapung di laut saat angin betiup kencang dan pada saat pasang air laut, biasanya digunakan untuk menyebut orang yang tidak berada pada

Mengukur efektivitas penggunaan dana desa, ada beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan yaitu: (a) Pencapaian tujuan, bahwa penggunaan dana desa dapat dikatakan

Strategi pemosisian terdiri dari keunggulan biaya melalui penyeleksian yang ketat terhadap para suppliernya dalam kemitraan agar dapat menawarkaan harga produk yang

Kegiatan Bedah Buku, Sharing dan Digitalisasi merupakan beberapa hal yang bisa dilakukan dalam rangka menerapkan Manajemen Pengetahuan pada Perpustakaan.. Untuk lembaga STAIN