• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maulana Amirullah 1104617028

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Maulana Amirullah 1104617028"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS RANGKUMAN MATA KULIAH STRATEGI FASILITASI

TUGAS RANGKUMAN MATA KULIAH STRATEGI FASILITASI

DAN PENGELOLAAN PERUBAHAN

DAN PENGELOLAAN PERUBAHAN

Dosen Pengampu

Dosen Pengampu

Karta Sasmita, Ph.D

Karta Sasmita, Ph.D

Disusun Oleh

Disusun Oleh

Maulana Amirullah

Maulana Amirullah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

Kelompok 1 Materi Fasilitasi

A. Fasilitasi

Kata fasilitasi didapatkan dari kata  Facile  dalam bahasa prancis sedangkan dalam  bahasa latin yaitu Facilis yang memiliki arti untuk mempermudah atau to make easy. artian mempermudah dapat didefinisikan atau dapat dikatakan sebagai membebaskan dari kesulitan dan hambatan sehingga membuatnya menjadi mudah sekaligus membantu mengurangi  pekerjaan.

Bisa disimpulkan bahwa fasilitasi merupakan proses bagaimana seseorang melakukan suatu hal untuk mempermudahnya. Sedangkan seseorang yang mempermudah menggunakann proses tersebut dinamakan Fasilitator.

Salah satu tujuan dari Fasilitasi dan menjadi inti dari suatu kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh para Tenaga Bakti Rimbawan didalam proses program kegiatan  pemberdayaan masyarkat di tingkat awal. Dalam prakteknya dilapangan proses fasilitasi

dilakukan untuk mengirimkan atau menyampaikan pengetahuan dan keterampilan tentang  beberapa aspek yang terdapat disekitar seperti pengetahuan tentang kehutanan, pemberian

contoh sikap dan perilaku yang harus diterapkan di masyarakat, meningkatkan kapasitas masyarakat, penguatan lembaga, usaha (produktivitas), serta kemitraan.

Fasilitasi dalam pemberdayaan masyarakat :

1. Proses sadar untuk membantu dan menguatkan masyarakat agar dapat memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya sendiri sesuai potensi yang dimilikinya agar dapat berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Kegiatan yang dilakukan secara bersamaan dengan pendampingan yang merujuk pada  bentuk dukungan tenaga dan metodologi dalam berbagai program pembangunan

kehutanan.

3. Kegiatan pendampingan sebagai upaya mendorong partisipasi dan kemandirian masyarakat.

B. Fasilitasi dan Pendampingan

Fasilitasi menjadi inti dari kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh tenaga khusus untuk membantu masyarkat dalam berbagai sektor pembangunan. Kegiatan pendampingan

(3)

dilakukan dalam upaya mendorong partisipasi dan kemandirian masyarakat. Kegiatan  pendampingan menjadi salah satu bagian dalam proses pemberdayaan masyarakat. Dalam  pendampingan dibutuhkan tenaga yang memiliki kemampuan untuk mentransfer  pengetahuan. Sikap dan perilaku tertentu kepada masyarakat. Disamping itu, perlu dukungan

dan sarana pengembangan diri dalam bentuk latihan bagi para pendamping.

Di Indonesia, kegiatan pendampingan dilakukan melalui :

1. Pendampingan lokal yang terdiri dari tokoh masyarakat dan pihak lain yang peduli terhadap masalah kemiskinan.

2. Pendamping teknis yang dipilih dari tenaga penyuluh departemen teknis.

3.

Pendamping khusus disediakan bagi masyarakat miskin di desa tertinggal dengan  pembinaan khusus.

C. Kelompok Konvensional dan Patisipatif

1. Kelompok Partisipatif

Kelompok Partisipatif adalah kelompok yang memiliki sifat aktif dalam mel akuka suatu kegiatan. Kelompok ini biasanya akan sangat mudah untuk menerima informasi yang diperoleh dari luar. Karna sifat kelompok ini aktif maka aktivitas a nggotanya cenderung memiliki keterlibatan antar anggota yang baik.

2. Kelompok Konvensional

Kelompok Konvensional biasa disebut sebuah kumpulan yang biasa dan sering dijumpai dimana saja. Kelompok konvensional cenderung kurang memiliki keterlibatan dalam sebuah tatanan lingkungan baik masyarakat atau sekolah.

Kelompok ini juga memiliki sifat yang pasif serta tidak partisipatif dalam megerjakan suatu hal.

D. Sikap Fasilitator

1. Dapat Berkomunikasi Dengan Efektif

a) Bahasa yang dipakai sebaiknya bahasa masyarakat setempat atau bahasa Indonesia, sehingga masyarakat tidak merasa asing.

 b) Menyampaikan pikiran dengan jelas, bisa menjelaskan dan mengklarifikasi dimana dibutuhkan.

(4)

c) Menyederhanakan konsep yang sulit kedalam bahasa-bahasa yang mudah dimengerti, memberikan contoh-contoh yang konkrit dari situasi dan keadaan sehari-hari yang dialami peserta.

d) Mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap setiap pendapat, keinginan dan  pengalaman kelompok sasaran baik dalam komunikasi maupun komunikasi  perorangan.

2. Dapat Menggunakan Pendekatan Partisipatif Dengan Cara Pendidikan Orang Dewasa. a) Mendorong kelompok sasaran agar mau mengemukakan pendapat

 b) Meyakinkan kelompok sasaran bahwa sumbangan mereka baik berupa pemikiran maupun materil sangat berarti bagi kegiatan yang dilakukan.

c) Mengetahui bagaimana membentuk individu-individu menjadi kelompok yang efektif sehingga mereka dapat belajar dan bekerjasama.

3. Dapat Membina Suasana Yang Hangat dan Akrab

a) Mendorong terjadinya kerja sama yang baik diantara anggota masyarakat.  b) Mampu memahami reaksi, pendapat dan keinginan kelompok sasaran.

c) Mampu membangun proses dinamika kelompok dalam masyarakat.

d) Mengetahui bagaimana menjadi penengah dan memberi jalan tengah jika ada  pendapat yang berlawanan dan mencoba mencarikan titik temu atas perbedaan  pendapat dalam kelompok.

4. Dapat Mengembangkan Strategi

Fasilitator harus tahu bagaimana caranya memulai kegiatan, kemana arahnya, dan bagaimana cara mengembangkan peran serta masyarakat agar tujuan yang telah disepakati dapat dicapai dengan baik.

5. Kemampuan Melakukan Presentasi

Untuk memaksimalkan suatu presentasi fasilitator harus mengusahakan agar  presentasinya menarik peserta sejak awal, sajikan presentasi secara sistematis dan  jelas.

6. Mampu Memecahkan Masalah

Fasilitator harus mampu melihat dan mengidentifikasi segala kebutuhan dan  permasalahan masyarakat serta faktor-faktor penyebab timbulnya masalah dalam  pelaksanaan pemilahan.

(5)

Kelompok 2 Materi Kepelatihan

Pelatihan bertujuan untuk memperoleh perubahan dalam tingkah laku mereka yang dilatih.  Namun dalam pelaksanaanya diperlukanlah konteks

 – 

 konteks pelatihan yang berguna untuk

memantapkan tujuan dari konsep pelatihan itu sendiri. A.

Mengenal Satu Sama Lain

Mengenal satu sama lain atau pun perkenalan pada fasilitasi merupakan sesi yang tidak boleh ditinggalkan, karna dengan perkenalan diri proses fasilitasi menjadi semakin erat dan terasa kebersamaannya. Sesi ini dilakukan sebelum program dimulai. Fasilitator akan memakai metode yang kreatif dan menyenangkan. Ini dimaksudkan supaya kita tidak hanya saling kenal, tetapi juga mengenal diri kita sendiri.

Tujuan dari Sesi perkenalan adalah peserta dapat mengerti lebih jauh kekuatan dan kelemahan diri mereka sendiri dan para peserta lain dalam kapasitas mereka sebagai fasilitator.

B. Menetapkan Konteks

Dalam sesi menetapkan konteks ini bertujuan untuk menentukan ataupun mengetahui arah dan pendekatan sesi pelatihan, kemudian juga dapat membuat kesepakatan mengenai  peran mereka sendiri dan peran pelatih, dan juga dapat mempunyai rasa memiliki mengenai

isi program pelatihan dan pendekatannya, agar ketika peserta dalam masa proses pelatihan atau fasilitasi mereka menjadi paham akan alur dari materi yang akan disampaikan atau dibahas.

C. Menggali Harapan

 – 

 Harapan Para Peserta

Harapan menjadi andil penting dalam melaksanakan program fasilitasi atau pelatihan ini, karna dengan para peserta menuliskan harapan

 – 

  harapannya, seorang fasilitator dapat menyimpulkan apa yang seharusnya di lakukan agar para peserta memahami dan mengikuti setiap sesi dengan lancar dan mengasyikan.

D. Mengembangkan Norma

 – 

 Norma

Fasilitasi mempunyai norma

 – 

 norma tersendiri yang akan menjadi acuan dan aturan

 – 

aturan yang akan digunakan selama masa sesi pelatihan atau fasilitasi masih berlangsung,

(6)

tujuan norma

 – 

 norma ini adalah tidak lain untuk membuat keteraturan selama masa/proses Fasilitasi berlangsung.

E. Menyamakan Standar Fasilitasi

.Tujuan dari menyamakan standar fasilitasi ini adalah untuk mengukur tingkat ketrampilan para peserta dalam kelompok oleh pelatih dan oleh kelompok.maka dari itu sesi ini lebih terkonsentrasi pada dasar

 – 

 dasar interaksi oleh fasilitator kepada kelompok.

(7)

Kelompok 3 Materi Pengambilan Keputusan Secara Partisipatif

Keputusan partisipatif akan berjalan jika para pemangku kepentingan yang paling kuat/semua pemangku,pemangku kepentingan yang paling kuat menentukan keputusan,pemangku kepentingan yang paling kuat menjual keputusan,pemangku kepentingan yang paling kuat mengajukan keputusan tentative untuk berdiskusi,analisis  bersama tetapi keputusan final masih ditangan kepentingat yang kuat,masukan analisis dan

keputusan dibuat bersama oleh pemangku kepentingan

Ada empat nilai inti pengambilan keputusan secara partisipatif

1. Saling Pengertian

Agar semua kelompok pemangku kepentingan mencapai persetujuan secara berkelanjutan,  para anggota perlu mengerti dan menerima alasan satusama lainterkait dengan kebutuhan dan

tujuan masing masing. 2. Partisipasi penuh

Selama proses partisipasi,semua pemangku kepentingan didorong untuk terlibat secara aktif dan mengatakan apa yang terdapat dalam benak mereka dan dalam proses tersebut mereka  belajar menemukan dan memahami perbedaan pendapat dan latar belakang semua pemangku

kepentingan yang terlibat

3. Pemecahan masalah secara inklusif

Pemecahan masalah secara inklusif merupakan pemecahan secara bijaksana.Pemecahan tersebut terjadi dengan memasukan pandangan dan kebutuhan semua orang

4. Tanggung jawab bersama

Selama proses partisipatif para pemangku kepentingan merasakan tanggungjawab dalam mengembangkan dan menciptakan kesepakatan berkelanjutan

(8)

Kelompok 4 Materi Pola Pemikiran Divergen dan Konvergen Serta

Zona Keluhan

A. Pemikiran Divergen

Pola berpikir divergen dikarakterisasikan dengan kemampuannya memberikan pilihan ide atau solusi. Biasanya ide-ide atau solusi-solusi ini mengalir begitu saja secara spontan.  Brainstorming dan menulis bebas adalah contoh aktivitas yang menggunakan pola berpikir

ini. Orang-orang dengan pola berpikir ini juga biasanya lebih unggul dalam bahasa (membaca, menghafal kata, dan lain-lain).

Ada delapan elemen pola berpikir divergen:

1. Kompleksitas : Mengkonseptualisasikan produk atau ide yang sulit.

2. Keingintahuan : Investigatif, mencari kemampuan menggali ide lebih dalam. 3. Elaborasi : Menambahkan atau membangun produk atau ide.

4. Fleksibilitas : Menciptakan persepsi atau kategori beragam.

5. Kefasihan : Menciptakan banyak ide yang memperkaya jumlah solusi. 6. Imajinasi : Membayangkan, menemukan ide yang orisinal.

7. Orisinalitas : Menciptakan produk yang belum pernah ada sebelumnya. 8. Pengambilan resiko : Berani mengambil resiko bereksperimen dengan hal-hal baru.

B.

Zona Keluhan (The Groan Zone)

Sesudah kelompok masuk kedalam pemikiran divergen, dan sebelum pemikiran konvergen dicapai, para peserta sering mengalami kebingungan. Selama masa ini perlu untuk  berbagi, dan mungkin mengubah perspektif mereka agar tercipta saling pengertian. Ini yang

sering disebut sebagai zona keluhan. Kebanyakan orang merasa kesulitan mentoleransi  perasaan yang muncul dalam kelompok pada saat orang tidak mempunyai kerangka pikir yang sama. Tetapi, banyak terobosan penting dalam kelompok sering terjadi sesudah masa sulit ini. Dengan mengenal dan mengerti zona keluhan dan dinamikanya, seorang fasilitator dapat memberikan dukungan yang berarti kepada kelompok selama masa-masa sulit.

C. Pemikiran Konvergen

Pola berpikir konvergen adalah teknik penyelesaian masalah (problem- solving) yang menyatukan ide atau bidang yang berbeda untuk menemukan satu solusi. Fokus

(9)

dari pola pikir ini adalah kecepatan, logika dan akurasi, juga identifikasi fakta, penerapan kembali teknik yang sudah ada, pengumpulan informasi. Faktor terpenting dari pola pikir ini adalah: hanya ada satu jawaban benar. Anda hanya memikirkan dua jawaban, yaitu benar atau salah. Tipe berpikir ini diasosiasikan dengan ilmu pengetahuan tertentu atau prosedur- prosedur standar.

Orang-orang dengan pola berpikir tipe ini memiliki alur berpikir logis, pintar menghafal pola, menyelesaikan masalah dan mengerjakan tes ilmu pengetahuan. Kebanyakan mata pelajaran di sekolah mengasah kemampuan berpikir tipe ini.

D. Kesimpulan

Pola berpikir divergen dikarakterisasikan dengan kemampuannya memberikan pilihan ide atau solusi. Biasanya ide-ide atau solusi-solusi ini mengalir begitu saja secara spontan. Orang-orang dengan pola pikir ini kerap dianggap memiliki rasa ingin tahu yang besar, liberal, gigih, dan selalu siap mengambil resiko. Memetakan dengan menggambar lingkaran, menciptakan karya seni, menyusun jurnal, memetakan pokok pembicaraan, meluangkan waktu untuk meditasi dan berpikir, menyusun daftar pertanyaan adalah beberapa karakteristik yang terlihat. Orang-orang dengan pola berpikir ini juga biasanya lebih unggul dalam bahasa (membaca, menghafal kata, dan lain-lain).

Groan Zone adalah zona dimana seseorang masuk kedalam pemikiran divergen, dan sebelum pemikiran konvergen dicapai, para peserta sering mengalami kebingungan. Selama masa ini perlu untuk berbagi, dan mungkin mengubah perspektif mereka agar tercipta saling  pengertian.

Pola berpikir konvergen adalah teknik penyelesaian masalah (problem-solving) yang menyatukan ide atau bidang yang berbeda untuk menemukan satu solusi. Fokus dari pola  pikir ini adalah kecepatan, logika dan akurasi, juga identifikasi fakta, penerapan kembali

teknik yang sudah ada, pengumpulan informasi. Tipe berpikir ini diasosiasikan dengan ilmu  pengetahuan tertentu atau prosedur-prosedur standar.

(10)

Kelompok 5 Materi Menjadi Fasilitator yang Netral

Menjadi seorang fasilitator harus memiliki sifat netral kepada para peserta didik, kelompok, dan lembaga. Sering fasilitator mempunyai pengalaman lebih dan mungkin sudah merasakan banyak situasi yang beragam sebelumnya. Dalam hal ini juga sering kelompok kehilangan arah untuk memecahkan masalah dan mereka juga kehilangan kesempatan menemukan cara yang lebih baik maka dari itu peran fasilitator sangat penting dalam hal ini untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik supaya peserta didik paham dan mengerti tentang materi yang disampaikan fasilitator

Dalam penyampaian bahan materi fasilitator harus mempunyai sifat netral kepada  peserta didik atau kelompok dan mengerti situasi yang sedang terjadi supaya tercipta suasana  belajar yang nyaman dan tertib dan dalam menjawab semua jawaban yang diberikan oleh  peserta didik atau kelompok, fasilitator harus menjawab pertanyaan dengan netral atau tidak

memihak kelompok lain atau peserta didik yang lainnya.

Salah satu kesalahan besar yang dibuat para fasilitator bahwa mereka memaksakan gagasan mereka kepada peserta didik atau kelompok pada saat mereka sedang mencari  jawaban atas masalah tertentu. Ini terjadi karena seringkali seorang fasilitator mempunyai  pengalaman yang lebih banyak daripada siapapun dalam kelompok itu, dan mungkin

fasilitator sudah banyak kali melihat situasi yang serupa sebelumnya. Godaan selalu muncul, yaitu mencoba mengarahkan kelompok melihat melalui cara anda.

Dalam hal seperti ini kelompok kehilangan kesempatan untuk menemukan jalan mereka ke arah pemecahan. Mereka juga kehilangan kesempatan untuk menemukan cara yang lebih baik, yang masih mungkin ditemukan. Para fasilitator harus mengerti bahwa dalam banyak hal bekerja dengan orang dewasa yang berpengalaman menuntut dikesampingkannya cara pandang sendiri agar kenetralan bisa tetap terjaga.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hasil penelitian ini dalam tabel 3 dan tabel 4, menunjukkan kualitas hidup pada masing-masing kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami peningkatan

Satu dekade terakhir, banyak negara Asia Tenggara yang berusaha merancang ulang sistem pendidikan mereka dalam rangka menghasilkan peserta didik-peserta didik

Petani yang semula bebas memilih varietas padi yang akan ditanam, kemudian harus mengikuti instruksi pemerintah untuk menanam bibit- bibit padi varietas unggul baru yang

secara umum dan di Desa Simpasai secara khusus ada program- program khusus dari Pemerintah Kabupaten Bima sebagai salah satu bentuk proteksi terhadapa berbagai

SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian mengenai analisis struktur jembatan fly over Rawabuaya sisi barat terhadap gempa, dapat disimpulkan bahwa: (a) Nilai gaya- gaya

Penyampaian materi sistem pernapasan manusia menggunakan metode Blended learning dengan bantuan video conference dan google classroom dalam penelitian ini memiliki

kemampuan menyebutkan fonem yang sama diperoleh data 40%. Maka kemampuan membaca permulaan dalam kegiatan belajar sebelum tindakan diklasifikasikan kurang baik. Hal

Data yang dikumpulkan terdiri atas data pengeluaran program pada tingkat pusat yaitu dari Kementerian dan Lembaga, data sub nasional yang diperoleh dari 8 provinsi yang meliputi