• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skenario a Blok 14 Tahun 2018 (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skenario a Blok 14 Tahun 2018 (1)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUTORIAL

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO A BLOK 14

SKENARIO A BLOK 14

Tutor : dr. Diah Syafriani,SpPD

Tutor : dr. Diah Syafriani,SpPD

Disusun oleh: Kelompok B1

Disusun oleh: Kelompok B1

Kelas Beta 2016

Kelas Beta 2016

Muhammad

Muhammad Iqbal Iqbal Fadhilah Fadhilah (04011181621(04011181621007)007) Rizka

Rizka Dwi Dwi Patriawati Patriawati (04011181621(04011181621016)016) Yuffa

Yuffa Ainayya Ainayya (04011181621(04011181621027)027) Anastashya

Anastashya Maharani Maharani S.P S.P (04011181621029)(04011181621029)  Nur Akila

 Nur Akila (04011181621(04011181621036)036) Anis

Anis Illiana Illiana (04011181621(04011181621047)047) Desi

Desi Mawarni Mawarni (04011181621(04011181621056)056) Muhammad

Muhammad Kusmurtanto Kusmurtanto (04011181621(04011181621068)068) Shafira

Shafira Ramadani Ramadani Nasution Nasution (04011181621069)(04011181621069)

FAKULTAS KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2017/2018

TAHUN AJARAN 2017/2018

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang  berjudul

 berjudul “Laporan Tutorial Skenario“Laporan Tutorial Skenario A Blok 14A Blok 14””  sebagai tugas kompetensi  sebagai tugas kompetensi kelompok.

kelompok.

Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna  perbaikan di masa mendatang.

 perbaikan di masa mendatang.

Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan, Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan,  bimbingan

 bimbingan dan dan saran. saran. Pada Pada kesempatan kesempatan ini, ini, kami kami ingin ingin menyampaikan menyampaikan syukur,syukur, hormat, dan terima kasih kepada :

hormat, dan terima kasih kepada :

1.

1. Tuhan yang Maha Esa, yang telah merahmati kami dengan kelancaranTuhan yang Maha Esa, yang telah merahmati kami dengan kelancaran diskusi tutorial,

diskusi tutorial,

2.

2. dr. Diah Syafriani,SpPD selaku tutor kelompok B1dr. Diah Syafriani,SpPD selaku tutor kelompok B1 3.

3. Teman-teman sejawat FK Unsri, terutama kelas PSPD Beta 2016Teman-teman sejawat FK Unsri, terutama kelas PSPD Beta 2016

Semoga Tuhan memberikan balasan pahala atas segala amal yang Semoga Tuhan memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan diberikan kepada semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam

kita selalu dalam lindungan Tuhan.lindungan Tuhan.

Palembang,

Palembang, 2 A2 April 2pril 2018018

Kelompok B1 Kelompok B1

(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Kata

Kata Pengantar ...Pengantar ... . iiii Daftar

Daftar Isi Isi ... ... iiiiii Kegiatan

Kegiatan Diskusi Diskusi ... ... 11 Skenario

Skenario ... 2... 2 I.

I. Klarifikasi Klarifikasi Istilah ...Istilah ... 3... 3 II.

II. Identifikasi Identifikasi Masalah Masalah ... 4... 4 III.

III. Analisis Analisis Masalah Masalah ... 5... 5 IV.

IV. Keterbatasan Keterbatasan Ilmu Ilmu Pengetahuan ...Pengetahuan ... ... 4444 V.

V. Sintesis Sintesis ... 45... 45 VI.

VI. Kerangka Kerangka Konsep Konsep ... 89... 89 VII.

VII. Kesimpulan Kesimpulan ... ... 9090 Daftar

(5)

KEGIATAN DISKUSI

Tutor : dr. Diah Syafriani,SpPD Moderator : Rizka Dwi Patriawati Sekretaris 1 : Yuffa Ainayya

Sekretaris 2 : Anis Illiana

Pelaksanaan : 26 dan 28 Maret 2018 13.00-15.30 WIB

Peraturan selama tutorial :

Semua peserta wajib aktif dalam kegiatan diskusiMengangkat tangan sebelum menyampaikan pendapat.

Menjawab dan menyampaikan pendapat apabila telah diizinkan oleh moderator.Tidak langsung menyanggah pendapat orang lain.

Tidak diperbolehkan mengoperasikan hp setelah tahap klarifikasi istilah.Meminta izin terlebih dahulu dari moderator jika hendak keluar

(6)

SKENARIO A BLOK 14 TAHUN 2018

Mr. B, a 30 year old scavenger, was admitted to hospital because of massive hemaptoe. He complained that 3 hours before admission, he had severe cough with bloody sputum about 2 glasses. He also said that in the previous month he had productive cough with a lot of phlegm, mild fever, loss of appetite, loss of body weight and shortness of breath. Since a week ago, he felt his symptoms were worsening. He also complaint of two palpable mass, which mobile, painless, with the size of a peanut in the left side of the neck. He felt the mass since two months before admitted to the hospital. He never concumption any drug before.

Physical examination:

General appearance: he looked severly sick and pale. Body height: 170 cm, BW: 45 kg, BP: 10070 mmHg, HR: 116X/MINUTE, RR: 36x/minute, temp: 37,6 C.

There was lymphadenopathy of left neck.

In chest auscultation there was an increase of vesicular sound at the right upper lung with moderate rales.

Additional information: Laboratory:

Hb: 8,6 g%, WBC: 5000, ESR 70 mm/hr, Diff count : 0/3/2/75/15/5, acid fast bacilli: (+2/+2/+3), HIV test (-)

Radiology:

Chest radiograph showed infiltrate at right upper lung.

(7)

I.

KLARIFIKASI ISTILAH

No. Istilah Klarifikasi

1. Massive Hemaptoe Ekspektorasi dahak yang kental, mengandung darah berasal dari saluran napas .

2. Productive Cough Batuk yang disertai dengan ekspektorasi bahan- bahan dari bronkus .

3. Phlegm Mukus kental yang dieksresikan dari saluran  pernapasan dalam jumlah abnormal .

4. Lymphadenopati Pembesaran KGB dengan pembesaran lebih dari 1 cm

5. Two Palpable Mass Dua masa yang teraba, diduga karena  pembesaran KGB .

6. Pale Perubahan warna kulit akibat hipoperfusi

 jaringan perifer .

7 Vesicular Sound Suara napas pada paru normal, inspirasi lebih keras dari ekspirasi .

8. Shorthness of breath Frekuensi pernapasan lebih dari 24x/menit

9. Moderate Rales Suara tambahan abnormal yang di dengar pada saat auskultasi dalam tingkatan sedang

10. Severe Cough Respon alami dari tubuh sebagai sistem  pertahanan saluran napas yang berfungsi membersihkan lendir atau penyebab iritasi dan  bahan iritan.

(8)

11. Mild Fever Peningkatan suhu tubuh diantara37,5 C  –  38,5ºC.

12. Bloody Sputum Ekspektorasi, yaitu bahan yang dikeluarkan dari mulut berasal dari trakea bronkus dan paru-paru (dahak) yang mengandung darah

II.

IDENTIFIKASI MASALAH

No.

Concern

1. Mr. B, a 30 year old scavenger, was admitted to hospital because of massive hemaptoe. He complained that 3 hours before admission, he had severe cough with bloody sputum about 2 glasses.

(VVV)

2. He also said that in the previous month he had  productive cough with a lot of phlegm, mild fever, loss of appetite, loss of body weight and shortness of  breath. Since a week ago, he felt his symptoms were

worsening.

(VV)

3. He also complaint of two palpable mass, which mobile, painless, with the size of a peanut in the left side of the neck. He felt the mass since two months  before admitted to the hospital. He never

concumption any drug before.

(VV)

4. Physical examination:

General appearance: he looked severly sick and pale. Body height: 170 cm, BW: 45 kg, BP: 10070 mmHg, HR: 116X/MINUTE, RR: 36x/minute, temp: 37,6 C.

There was lymphadenopathy of left neck.

(9)

In chest auscultation there was an increase of vesicular sound at the right upper lung with moderate rales.

5. Additional information: Laboratory:

Hb: 8,6 g%, WBC: 5000, ESR 70 mm/hr, Diff count : 0/3/2/75/15/5, acid fast bacilli: (+2/+2/+3), HIV test (-)

Radiology:

Chest radiograph showed infiltrate at right upper lung.

PA: showed giant cell langhans, caseosa necrotic tissue, lympocite cell, epitheloid cell.

(V)

III. ANALISIS MASALAH

1.  Mr. B, a 30 year old scavenger, was admitted to hospital because of massive hemaptoe.

H e complained that 3 hours before admission, he had severe cough with bloody

 sputum about 2 glasses.

a. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari sistem respirasi?

 AN ATOMI SI STE M RE SPI RASI

Respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida yang dihasilkan dari metabolisme tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.

1. Berdasarkan anatomi:

- Saluran nafas bagian atas : rongga hidung, faring dan laring

- Saluran nafas bagian bawah; trachea, bronchi, bronchioli dan  percabangannya sampai alveoli

2. Berdasarkan fungsionalnya:

Area konduksi: sepanjang saluran nafas berakhir sampai bronchioli terminalis, tempat lewatnya udara pernapasan, membersihkan, melembabkan

(10)

dan menyamakan udara dg suhu tubuh hidung, faring, trakhea, bronkus,  bronkiolus terminalis.

Area fungsional atau respirasi: mulai bronchioli respiratory sampai alveoli, proses pertukaran udara dengan darah.

Vaskularisasi Paru-paru dan Pleura

Paru-paru menerima dan mensuplai darah melewati 2 rangkaian, yaitu : 1) Sirkiulasi pulmonary

(11)

SIRKULASI PULMONARY

Setiap paru-paru memiliki artery pulmonary besar yang mensuplai darah ke paru dan vena pulmonary yang mengeluarkan darah dari paru- paru.

Artery pulmonary kanan dan kiri berasal dari pulmonary trunk dan membawa darah yang miskin O2 ke paru-paru untuk oksigenisasi. Secara anatomy gambar artery pulmonary berwarna biru. Setiap artery pulmonary menjadi bagian root dari paru-paru dan mengeluarkan cabang pertamanya ke superior lobe sebelum memasuki hilum. Di dalam paru-paru setiap artery descend ke bagian posterolateral bronkus utama dan terbagi menjadi arteri lobar dan arteri segmental. Kemudian cabang tersebut terus bercabang ke setiap lobe dan segment bronchopulmonary paru-paru. Arteri dan bronchi  berpasangan di paru-paru. Di daerah duktus alveoli, cabang-cabang arteri

tersebut membentuk jalinan kapiler di dalam septum interalveolaris.

Darah yang teroksigenasi kembali ke jantung terjadi dengan melewati 4 vena pulmonary yang mengalirkan ke atrium kiri. Vena pulmonary membawa darah yang kaya O2 dari paru-paru ke atrium kiri jantung. Secara anatomy gambar vena pulmonary berwarna merah. Vena pulmonary mengalir  pada arteri dan bronchi, yang menerima darah dari segment-segment  berdekatan ketika sedang mengalir ke hilum. Vena dari pleura visceral mengalir ke vena pulmonary dan vena dari pleura parietal bergabung dengan vena sistemic pada bagian dinding thoracic yang berdekatan.

(12)

ARTERI & VENA BRONCHIAL 1) Arteri Bronchial

Mensuplai darah untuk menutrisi struktur-struktur yang membentuk root paru- paru, jaringan penyokong paru-paru dan pleura visceral

Terbagi menjadi :

a. Arteri bronchial kiri ; berasal dari superior thoracic aorta

 b. Arteri bronchial kanan ; berasal dari arteri intercostal posterior kanan (biasanya yang ke-3), common trunk bersama arteri bronchial superior, atau aorta.

2) Vena Bronchial

Mengalir ke kapiler proksimal yang disuplai oleh arteri bronchial dan vena  pulmonary.

Terbagi menjadi :

a. Vena bronchial kanan ; mengalir ke vena azygous

 b. Vena bronchial kiri ; mengalir ke vena hemiazygous accessory atau vena intercostal superior kiri.

INERVASI PLEURA

FI SIOLOGI SISTEM RE SPI RASI

Ventilasi (volume udara yang bergerak masuk dan keluar dari hidung atau

mulut pada proses bernapas)

(13)

Perfusi ( sirkulasi darah didalam pembuluh kapiler paru)

Difusi ( perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi

membrana kapiler alveolar, kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah merah, dan akhirnya masuk ke interior sel darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin).

Terdapat tiga tekanan yang berperan penting dalam ventilasi :

1. Tekanan atmosfer (barometrik) adalah tekanan yang ditimbulkan oleh  berat udara di atmosfer pada benda di permukaan bumi. Tekanan atmosfer  berkurang seiring dengan penambahan ketinggian di atas permukaan laut karena lapisan-lapisan udara di atas permukaan bumi juga semakin menipis.

2. Tekanan intra-alveolus (tekanan intraparu) adalah tekanan di dalam alveolus.

3. Tekanan intrapleura (tekanan intratoraks) adalah tekanan di dalam kantung  pleura atau tekanan yang ditimbulkan di luar paru di dalam rongga toraks. Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan, tekanan yang ditimbulkan oleh suatu gas berbanding terbalik dengan volume gas: yaitu,sewaktu volume gas meningkat, tekanan yang ditimbulkan oleh gas  berkurang secara proporsional. Sebaliknya, tekanan meningkat secara  proporsional sewaktu volume berkurang. Perubahan volume paru, dan karenanya tekanan intra-alveolus, ditimbulkan secara tak langsung oleh aktivitas otot pernafasan.

Mekanisme Pembersihan Mukus pada Jalan Napas Normal

Cairan mukus (lendir) mengalir melalui distal ke proksimal saluran napas. Pada bronkus yang paling distal, sel epitel yang kuboid dan tidak menghasilkan musin, dan patensi bronkiolar distabilkan oleh surfaktan dari alveoli yang berdekatan. Pada saluran napas kecil yang berdekatan, lapisan gel mukus diproduksi oleh sel-sel sekretori untuk intraseluler musin karena diproduksi dalam jumlah yang rendah dan terus dikeluarkan. Pada saluran napas besar dilapisi oleh epitel semu, lapisan gel mukus tebal (50 mm) terakumulasi dari mukus yang dibawa dari saluran napas bagian distal dan musin tambahan yang diproduksi oleh permukaan sel-sel sekretori musin tambahan yang diproduksi oleh permukaan sel-sel sekretori dan kelenjar.

(14)

Mukus yang naik ke trakea, didorong melalui pita suara oleh epitel silier dalam komisura posterior laring. Kemudian memasuki faring dan ditelan, +/- 30 ml mukus saluran nafas dielimanasi setiap hari melalui saluran  pencernaan. Pita suara tidak berpartisipasi dalam pembersihan jalan napas karena tertutup oleh epitel skuamosa, tekanan ekspirasi menutup dan terbuka secara tiba-tiba sehingga menyebabkan batuk.

Gel mukus didorong ke arah proksimal oleh epitel silinder membersihkan partikel yang terhirup, patogen, dan bahan kimia terlarut yang dapat merusak paru-paru. Batuk merupakan mekanisme kedua dalam  pembersihan mukus dari saluran napas.

Kontrol Pernapasan

Ventilasi melibatkan dua aspek berbeda., yang keduanya dapat dipengaruhi oleh control saraf : (1) siklus ritmis antara inspirasi dan ekspirasi dan (2) pengaturan besarnya ventilasi, yang pada gilirannya bergantung pada control frekuensi bernapas dan kedalaman tidal volume. Irama bernapas terutama ditentukan oleh aktivitas pemacu yang diperlihatkan oleh neuron-neuron inspirasi yang terletak di pusat control pernapasan di medulla batang otak. Sewaktu neuron inspirasi ini melepaskan muatan secara spontan, impuls akhirnya mencapi otot-otot inspirasi sehingga terjadinya inspirasi. Ketika muatan berhenti dilepaskan, otot inspirasi melemas dan terjadilah ekspirasi. Apabila ekspirasi terjadi, otot ekspirasi diaktifkan oleh keluaran dari neuron ekspirasi di medulla. Irama dasar ini diperhalus oleh keseimbangan aktivitas di  pusat apnustik dan pneumotaksik yang terletak lebih tinggi di batang otak di  pons. Pusat apnustik memperpanjang inspirasi, sementara pusat pneumotaksik

yang lebih kuat membatasi inspirasi.

Tiga faktor kimia berperan dalam penentuan besarnya ventilasi: PCO2, PO2, dan konsentrasi H+ dalam arteri. Factor dominan dalam  pengaturan ventilasi dari menit ke menit adalah PCO2 arteri. Peningkatan PCO2 arteri merupakan stimulus kimiawi terkuat yang merangsang ventilasi. Perubahan PCO2 arteri mengubah ventilasi terutama dengan menimbulkan  perubahan setara pada pada konsentrasi H+ CES otak, yang sangat peka di kemoreseptor sentral. Kemoreseptor perifer responsive terhadap peningkatan konsentrasi H+ arteri yang juga secara reflex meningkatkan ventilasi.

(15)

Penyesuaian kadar CO2 penghasil asam dalam darah aarteri penting untuk mempertahankan keseimbangan aasam basa tubuh.

b.  Apa hubungan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan terhadap keluhan Mr. B?

Insiden tertinggi tuberkulosis paru biasanya mengenai usia dewasa muda. Di

Indonesia diperkirakan 75% penderita TB Paru adalah kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun.

(16)

TB paru Iebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita

karena laki-laki sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok sehingga memudahkan terjangkitnya TB paru.

Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa yang harus dihadapi setiap

individu. Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan partikel debu di daerah terpapar akan mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan. Paparan kronis udara yang tercemar dapat meningkatkan morbiditas, terutama terjadinya gejala penyakit saluran pernafasan dan umumnya TB Paru. Jenis pekerjaan seseorang juga mempengaruhi terhadap  pendapatan keluarga yang akan mempunyai dampak terhadap pola hidup sehari-hari diantara konsumsi makanan, pemeliharaan kesehatan selain itu  juga akan mempengaruhi terhadap kepemilikan rumah (kontruksi rumah).

c.  Apa etiologi dari hemaptoe?

Penyebab utama hemoptisis masiv adalah infeksi atau radang kapiler  paru yang menimbulkan nekrose pada parenkim paru, misalnya pada TB Paru

dan bronkiektase.

Selain itu, hemoptosis pada kasus ini dapat disebabkan karena:

a. Pecahnya aneurisma yang terdapat pada dinding kavitas (Rasmussen’s Aneurysm)

 b. Pecahnya dinding tipis dari kavitas yang mengandung banyak pembuluh darah kecil

c. Ulserasi dari jaringan parenkim paru atau bronkus/bronkiolus

d. Proses eksudasi dan kaseosa pada parenkim paru yang merusak pembuluh darah kapiler paru

e. Fibrosis paru pada bekas TB paru yang mengenai pembuluh darah

(17)

d. Bagaimana klasifikasi dari hemaptoe?

Klasifikasi Keterangan

Bercak (streaking)

Volume darah < 15-20 ml/24 jam Biasanya terjadi karena bronchitis Hemoptisis Volume darah 20-60ml/24 jam

Biasanya disebabkan oleh: Kanker paru,Pneumonia (necrotizing pneumonia),TB

Hemoptisis massif

Kriteria Hemoptisis Masif (Busroh, 1978) sebagai berikut:

Batuk darah sedikitnya 600 mL/24 jam

Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi lebih dari 250

mL/24 jam, Hb < 10 g% dan masih terus berlangsung

Batuk darah < 600 mL/24 jam, tapi lebih dari 250

mL/24 jam, Hb > 10 g% dalam 48 jam tidak berhenti,

Angka kematian 75 % karena kekurangan oksigen karena terlalu banyak darah dalam saluran pernafasan.

Biasanya disebabkan oleh: Kanker paru,Kavitas pada TB, Bronkiektasis

Pseudohemoptisis Batuk darah dari saluran napas atas (di atas laring),atau Dari saluran cerna atas, Atau Perdarahan buatan seperti luka yang sengaja dibuat di mulut, faring, dan ronga hidung

e. Bagaimana mekanisme dari hemaptoe?

Infeksi kuman TB   nekrosis kaseosa  erosi ke dalam bronkus  hasil

 perkijuan menumpuk dg darah yg berasal dari kapiler   respon tubuh  batuk

dahak berdarah.

Sumber perdarahan hemoptisis dapat berasal dari sirkulasi pulmoner atau sirkulasi bronkial. Hempotisis masif sumber perdarahan umumnya berasal dari sirkulasi bronkial ( 95 % ). Sirkulasi pulmoner memperdarahi alveol dan duktus alveol, sistem sirkulasi ini bertekanan rendah dengan dinding pembuluh darah yang tipis. Sirkulasi bronkial memperdarahi trakea, bronkus utama sampai bronkiolus dan  jaringan penunjang paru, esofagus, mediastinum posterior dan vasa vasorum arteri

(18)

 pulmoner. Sirkulasi bronkial ini terdiri dari arteri bronkialis dan vena bronkialis. Asal anatomis perdarahan berbeda tiap proses patologik tertentu .

TB paru akibat robekan atau ruptur aneurisma arteri pulmoner (dinding kaviti (Aneurisma Rassmussen) akibat pecahnya anastomosis bronkopulmoner atau proses erosif pada arteri bronkialis .

 f. Bagaimana tatalaksana awal dari hemaptoe?

Pasien dengan hemoptysis massif   Ditempatkan pada unit intensif

-lapangan jalan napas, oksigenasi cukup, intubasi, koreksi koagulapati atau trombositopenia, persiapan kamar bedah, bronkoskopi

Perdarahan berlanjut intervensi bedah

Perdarahan berhenti pertimbangkan bedah elektif

 g. Bagaimana klasifikasi dari batuk?

Berdasarkan durasinya, batuk dibedakan menjadi batuk akut, subakut, dan batuk kronis.

Batuk akut yaitu batuk yang terjadi kurang dari 3 minggu. Batuk akut biasanya disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) atau bisa juga karena  pnemonia dan gagal jantung kongestif .

Batuk subakut yaitu batuk yang terjadi selama 3-8 minggu. Batu subakut bisa disebabkan oleh batuk pasca infeksi, bakteri sinusitis maupun batuk karena asma.

Batuk kronis yaitu batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu. Batuk kronis bila terjadi pada perokok biasanya merupakan penyakit chronic obstructive  pulmonary disease (COPD) dan pada non perokok kemungkinan adalah

 post-nasal drip, asma dan gastroesophageal reflux disease (GERD)

Bila berdasarkan tanda klinisnya, batuk dibedakan menjadi batuk non produktif dan batuk produktif.

Batuk non produktif yaitu batuk yang tidak menghasilkan sputum. Biasanya tidak dimaksudkan untuk membersihkan saluran nafas, biasanya karena rangsangan dari luar.

Batuk produktif yaitu batuk yang menghasilkan sputum. Batuk ini timbul karena mekanisme pengeluaran mukus atau benda asing di saluran nafas

Berdasarkan derajat keparahannya, batuk dibedakan menjadi batuk ringan, sedang, berat.

(19)

Batuk ringan yaitu batuk yang tidak mengganggu aktivitas sehari-hari atau tidur .

Batuk sedang yaitu batuk yang menganggu akitivitas sehari-hari dan tidak perlu ditatalaksana .

Batuk berat yaitu batuk yang menganggu akitivitas sehari-hari dan harus ditatalaksana .

h.  Apa makna dari severe cough with bloody sputum about 2 glasses ?

Pasien mengalami batuk berat dengan sputum yang mengandung darah sekitar 500 cc (1 gelas 250 cc) artinya gejala ini harus ditatalaksana karena pasien dapat mengalami kehilangan volume darah dan terganggunya jalan nafas akibat  penumpukan darah di saluran pernafasan.

i.  Apa makna dari keluhan batuk berdarah yang dirasakan 3 jam sebelum masuk

rumah sakit?

Hal ini merupakan tanda dari progresifitas infeksi tuberculosis yang telah memasuki tahap lanjut dimana terjadi pecahnya pembuluh darah kecil pada bronkus dan hal ini juga merupakan warning apabila tidak segera ditangani maka akan menimbulkan hemoptysis masif.

 2. H e also said that in the previous month he had productive cough with a lot of phlegm,

mild fever, loss of appetite, loss of body weight and shortness of breath. Since a week

ago, he felt his symptoms were worsening.

a. Bagaimana mekanisme dari batuk produktif dengan jumlah mucus yang

abnormal?

Batuk yang dialami Mr. B merupakan batuk kronik yang produktif. Pada  penyakit TB paru, batuk merupakan gejala paling dini, diawali dengan batuk ringan dengan sekret yang dikeluarkan setiap pagi karena terkumpul saat penderita tidur. Bila proses destruksi berlanjut, sekret akan dikeluarkan terus menerus sehingga  batuk menjadi lebih dalam dan menggangu penderita sepanjang hari. Sekret awalnya  bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit akan berubah menjadi mukopurulen/kuning atau kuning-hijau sampai purulent dan kemudian menjadi kental saat sudah terjadi pengkejuan dan perlunakan. Batuk diperlukan untuk membuang produk-produk ekskresi dar peradangan keluar.

Bila mengenai trakea dan/atau bronkus, batuk terdengar sangat keras dan lebih Penyebab pada mekanisme tersebut yaitu mucus terus keluar akibat adanya reaksi

(20)

inflamasi. Terlalu banyak mucus menyebabkan tubuh berusaha mengeluarkannya. Reseptor batuk dirangsang oleh benda asing seperti bakteri. Sewaktu batuk, mucus yang berlebihan ikut keluar sehingga muncul batuk yang produktif.

 b.

Bagaimana mekanisme dari mild fever? 

Pada infeksi TB, bakteri ini selain berada pada ekstraselular, juga berada pada intraselular sehingga respons demamnya dapat minimal. Respons demam yang minimal bukan berarti bahwa ia tidak aktif, ia hanya tersembunyi dari jangkauan sistem kekebalan tubuh dengan menghindari pengenalan antigen, fusi fagolisosom, dan berkembang di dalam makrofag. Demam sendiri adalah hasil dari proses imun di dalam tubuh. Setelah mengenali bakteri, sistem imun memproduksi berbagai macam sitokin (TNF alpha, interferon gamma, IL-1, IL-6).

Pirogen endogen (PGE2) menyebabkan naiknya setpoint hipotalamus sehingga tubuh melihat bahwa suhu sekarang adalah dingin dan mengaktifkan jaras yang  berusaha meningkatkan suhu tubuh, baik secara metabolic maupun mekanis dan  behavorial.

c.

Bagaimana mekanisme dari loss of appetite and body weight? 

Invasi M. Tuberculosis →  aktivasi makrofag oleh IFN gamma produksi

 pirogen endogen IL-1, IL-4, IL-6, TNF alfa → pirogen endogen bersirkulasi sistemik

menembus masuk hematoenchepalis barrier bereaks iterhadap hipotalamus →  efek

sitokin pirogen endogen pada hipotalamus menyebabkan produksi prostaglandin →

 prostaglandin menekan cerebral cortex (respon behavioral) →  nafsu makan turun

dan leptin meningkat menyebakan stimulasi dari hipotalamus →  nafsu makan

disupresi TNF alfa, IL 1, dan IL-6 menambah jumlah serotonin di hipotalamus →

merangsang sistem melanocortin →  anoreksia →  nafsu makan turun (anorexia) →

 penurunan berat badan.

Penurunan berat badan terjadi akibat asupan yang tidak adekuat berkorelasi dengan penurunan daripada spirometri. Kecenderungan penurunan berat badan  penderita tuberkulosis merupakan akibat dari gejala anoreksia yang menyebabkan

status gizi kurang (IMT<18,5). Kondisi ini dapat mengakibatkan terjadinya status gizi buruk apabila tidak diimbangi dengan diet yang tepat. Malnutrisi yang terjadi akan memperberat penyakit infeksinya, sehingga status gizi menjadi penyebab utama terjadinya kegagalan konversi pengobatan pada penderita infeksi tuberkulosis

(21)

d. Bagaimana mekanisme dari shortness of breath?

Malnutrisi memberi efek negatif terhadap struktur, elastisitas dan fungsi paru; massa otot, kekuatan dan daya tahan respirasi; mekanisme imunitas paru dan  pengnotrolan pernapasan. Penyebab nafas pendek adalah karena kebutuhan oksigen di dalam tubuh tidak terpenuhi, bisa karena suplai oksigennya yang menurun atau kebutuhan oksigennya meningkat.

 Mekanismenya :

Individu terinfeksi mycobacterium tuberkulosa  masuk ke jalan nafas

tinggal di alveoli   terjadi inflamasi  pengaktifan sel PMN (leukosit dan

makrofag) penumpukan eksudat menekan saluran nafas sesak nafas.

Hemoptoe masif penurunan kadar Hb penurunan kadar oksigen di sel dan

 jaringan  sesak nafas.

e.

Bagaimana keterkaitan antar keluhan? 

Dropet nukleus cukup kecil untuk masuk kedalam saluran nafas dan mampu  bertahan dari proses filtrasi di saluran nafas atas. Sekali terhirup, droplet nukleus

dapat mencapai alveoli untuk melakukan invasi dan menimbulkan infeksi. M. tuberculosis kemudian ditelan oleh makrofag alveolar melalui proses introduksi yang melibatkan aktivasi komplemen C3b. Karena M. Tuberculosis mempunyai  pertahanan untuk menghindar dari sistem imunitas host, maka bakteri akan tetap  bermultiplikasi di dalam makrofag.

Makrofag yang terinfeksi akan mengeluarkan sitokin-sitokin seperti TNF α dan IL-1 serta sitokin lainnya untuk merangsang sel limfosit. Sel Th1 CD4+ akan mengeluarkan IFy untuk mengaktifasi makrofag lainnya. Makrofag tersebut dapat membentuk sel raksasa berinti banyak dan akan membentuk granuloma yang dikelilingi oleh limfosit dan makrofag yang teraktifasi. Pada granuloma,  pertumbuhan M. Tuberculosis dapat terhambat karena lingkungan yang rendah oksigen dan derajat keasaman yang rendah. Jaringan granuloma ini akan mengganggu proses ventilasi apabila telah terjadi di beberapa tempat di jaringan  paru.

Hal inilah yang akan menyebabkan sesak nafas. Sesak nafas juga merupakan kompensasi tubuh untuk meningkatkan ambilan oksigen akibat rupturnya pembuluh darah percabangan dari arteri bronkialis.

(22)

Makrofag yang teraktivasi akan mengeluarkan pirogen endogen yang merangsang sel-sel endotel hipotalamus untuk mensekresikan prostaglandin yang mengakibatkan demam. prostaglandin juga akan menekan korteks serebri (respon behavioral) dan  bekerja dengan menambah jumlah serotonin (5-hidroksitriptofan atau 5-HT) di hipotalamus. Kadar serotonin yang meningkat menyebabkan stimulasi sistem melanocortin sehingga terjadi anoreksia. Anoreksia inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan berat badan.

 f.  Mengapa keluhan yang dirasakan Mr. B bertambah berat sejak seminggu yang

lalu?

Hal ini menunjukkan progresifitas infeksi tuberkulosis yang sudah berinvasi lebih lanjut akibat penyakit tersebut belum ditatalaksana ditambah dengan sistem  pertahanan tubuh host yang lemah akibat malnutrisi.

 3. H e also complaint of two palpable mass, which mobile, painless, with the size of a

 peanut in the left side of the neck. He felt the mass since two months before admitted

to the hospital. H e never concumption any drug before.

a.  Apa makna dari two palpable mass, which mobile, painless, with the size of a

 peanut in the left side of the neck?

Penyebaran kuman TB melalui pembuluh limfe (limfogen) menyebabkan

kelenjar limfe leher membesar sebagai mekanisme pertahanan. Pembuluh- pembuluh limfe akan mengalir ke kelenjar getah bening sehingga dari lokasi kelenjar getah bening akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya. Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah bening membesar.

Sampai di paru, basil TB ini akan difagosit oleh makrofag dan akan mengalami

dua kemungkinan. Pertama,  basil TB akan mati difagosit oleh makrofag. Kedua, basil TB akan dapat bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam makrofag sehingga basil TB akan dapat menyebar secara limfogen,perkontinuitatum,  bronkogen, bahkan hematogen.

(23)

Penyebaran basil TB ini pertama sekali secara limfogen menuju kelenjar limfe

regional dihilus, dimana penyebaran basil TB tersebut akan menimbulkan reaksi inflamasi di sepanjang saluran limfe (limfangitis) dan kelenjar limfe regional (limfadenitis) .

Basil TB juga dapat menginfeksi kelenjar limfe tanpa terlebih dahulu

menginfeksi paru. Basil TB ini akan berdiam di mukosa orofaring setelah basil TB masuk melalui inhalasi droplet. Di mukosa orofaring basil TB akan difagosit oleh makrofag dan dibawa ke tonsil, selanjutnya akan dibawa ke kelenjar limfe di leher .

b.  Apa saja kemungkinan organ yang terkena dengan adanya massa yang teraba?

 Diagnosis Banding Lymphadenitis TB :

-

 Parotitis epidemika/Mumps :  Pembengkakan pada kelenjar liar

akibat Paramyxovirus.

-

 K anker nasofaring 

(24)

-

 Hipotiroidisme dan Hipertiroidisme

c.

 Mengapa massa timbul lebih dahulu dari gejala-gejala yang lain?

Karena kuman nya telah ada menginfeksi paru mengakibatkan sistem imun yang pertama akli akan aktif. Dimana kelenjar limfe akan mensekresik limfosit, monosit, dan histosit serta mengakibatkan jumlah sel radang bertambah. Akhirnya timbulnya massa sebagai akibat sistem imun yang bekerja .

Jika terjadi reaktivasi atau reinfeksi basil TB pada orang yang sudah memiliki imunitas seluler, hal ini disebut dengan TB post-primer. Adanya imunitas seluler akan membatasi penyebaran basil TB lebih cepat daripada TB primer disertai dengan  pembentukan jaringan keju (kaseosa). Sama seperti pada TB primer, basil TB pada TB  post-primer dapat menyebar terutama melalui aliran limfe menuju kelenjar limfe lalu ke semua organ (Datta, 2004). Kelenjar limfe hilus, mediastinal, dan paratrakeal merupakan tempat penyebaran pertama dari infeksi TB pada parenkim paru (Mohapatra, 2009).

Basil TB juga dapat menginfeksi kelenjar limfe tanpa terlebih dahulu menginfeksi paru. Basil TB ini akan berdiam di mukosa orofaring setelah basil TB masuk melalui inhalasi droplet. Di mukosa orofaring basil TB akan difagosit oleh makrofag dan dibawa ke tonsil, selanjutnya akan dibawa ke kelenjar limfe di leher

d.  Apa makna dia tidak mengonsumsi obat?

Makna dari Mr.B tidak mengonsumsi obat berarti ini merupakan kasus baru atau infeksi pertama. Mr. B adalah pasien yang belum pernah diobati dengan Obat Anti TB (OAT).

(25)

4. Physical examination:

General appearance: he looked severly sick and pale. Body height: 170 cm, B W: 45

kg, B P: 10070 mmH g, H R: 116X/minute, R R: 36x/minute, temp: 37,6 C.

There was lymphadenopathy of left neck.

I n chest auscultation there was an increase of vesicular sound at the right upper lung

with moderate rales.

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik Mr. B ?

Pemeriksaan fisik Normal Interpretasi

he looked severely sick and  pale

Tidak bisa melakukan aktivitas sehar –  hari tanpa  bantuan orang lain. Pucat

akibat anemia yang

disebabkan oleh hipovolemi akibat batuk berdarah

Body height: 170 cm, body weight: 45kg

18,5-24,9 15,5  Underweight

BP: 100/70 mmHg 120/80 Hipotensi /Masih normal

HR: 116x/min 60-100x/min Takikardi

RR : 36 x / min 16-24x/min Takipnue

Temp: 37.6 oC 36,5˚C- 37,2˚C Subfebris

There was lymphadenopathy of the left neck

(-) Pembesaran limfe 

inflamasi

(26)

b. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan fisik Mr. B?

Severly Sick and Pale

Sakit Berat  –  Hal ini terjadi karena anemia yang diderita akibat batuk darah, kompensasi tubuh terhadap  berkurangnya darah, sistem imun yang menurun akibat

infeksi kuman TB.

Pucat  –   Batuk darah (2 gelas)   berk urangnya volume

darah  anemia pucat

Height: 170 cm, Weight: 45 kg

BMI: 15,57, berdasarkan klasifikasi IMT berdasarkan Depkes RI termasuk kategori kurus  (kekurangan berat  badan tingkat berat), hal ini disebabkan oleh penurunan

nafsu makan pada Mr. B sehingga berat badan berkurang.

BP: 100/70

mmHg

Hipotensi

Batuk darah 2 gelas  volume darah berkurang jumlah

darah yang dipompa menurun   penurunan SV

Hipotensi HR: 116 x/minute Takikardia

Takikardia pada kasus merupakan kompensasi dari  penurunan tekanan darah sehingga cardiac output yang

dihasilkan mencukupi kebutuhan tubuh. RR: 36 x/minute Takipneu

- Reaksi peradangan terhadap  M. Tuberculosis 

akumulasi makrofag alveolar di alveolus  konsolidasi

di alveolar   pertukaran O2  dan CO2  terganggu

hipoksia sel   peningkatan frekuensi nafas sebagai

mekanisme tubuh untuk mengatasi hipoksia.

- Batuk darah (2 gelas) (darah yang keluar berlebihan) 

volume darah berkurang  SV menurun oksigen ke

 jaringan perifer menurun   mengaktifasi baroreseptor

untuk meningkatkan pernapasan (takipneu) Temperature:

37,6˚C

Sub febris

Respon inflamasi terhadap  M.Tuberculosis   produksi sitokin (Il-1, IL-6 dan TNF-alfa)   pembentukan asam

arakhidonat   pembentukan PGE2  peningkatan set

 point di hipotalamus  demam

Lymphadenopathy of the left neck

Banyaknya mikroba yang menginfeksi paru-paru 

kelenjar limfe terdekat daerah yang terinvasi mensekresi limfosit, monosit, dan histosit   jumlah sel  –   sel radang

 bertambah   pembesaran kelenjar limfe di sebelah kiri

leher An incerase of

vesicular sound at the right upper

lung with

Konsolidasi pada alveolar paru (adanya infiltrat cair  produk dari kuman TB)   jalan keluar masuk udara

menyempit   saat inspirasi, udara melewati alveoli paru

(27)

c.

c. Bagaimana klasifikasi dari bunyi napas?

Bagaimana klasifikasi dari bunyi napas?

Suara dasar : Suara dasar :

Vesikuler: Suara paru normal, inspirium > ekspirium serta lebih jelasVesikuler: Suara paru normal, inspirium > ekspirium serta lebih jelas

Vesikuler melemah: Pada bronchostenose, emfisema paru, pneumothorak,Vesikuler melemah: Pada bronchostenose, emfisema paru, pneumothorak,

eksudat, atelektase masif, infiltrat masif, tumor. eksudat, atelektase masif, infiltrat masif, tumor.

Vesikuler mengeras: Terdengar lebih keras.Vesikuler mengeras: Terdengar lebih keras.

Vesikuler mengeras dan memanjang: Pada radangVesikuler mengeras dan memanjang: Pada radang

Bronchial: Ekspirasi lebih jelas, seperti suara dekat trachea, dimana paru lebihBronchial: Ekspirasi lebih jelas, seperti suara dekat trachea, dimana paru lebih

 padat tetapi bronchus masih terbuka (kompresi, radang)  padat tetapi bronchus masih terbuka (kompresi, radang)

Amforik: Seperti bunyi yang ditimbulkan kalau kita meniup diatas mulut botolAmforik: Seperti bunyi yang ditimbulkan kalau kita meniup diatas mulut botol

kososng sering pada caverne. Eksipirasi Jelas. kososng sering pada caverne. Eksipirasi Jelas.

Suara tambahan : Suara tambahan :

Ronchi kering (bronchitis geruis, sonorous, dry rales). Pada fase inspirasiRonchi kering (bronchitis geruis, sonorous, dry rales). Pada fase inspirasi

maupun ekspirasi dapat nada tinggi (sibilant) dan nada rendah (sonorous) = maupun ekspirasi dapat nada tinggi (sibilant) dan nada rendah (sonorous) = rhonchi, rogchos berarti „ngorok‟. Sebabnya ada getaran lendir oleh aliran rhonchi, rogchos berarti „ngorok‟. Sebabnya ada getaran lendir oleh aliran udara. Dengan dibatukkan sering hilang atau berubah sifat.

udara. Dengan dibatukkan sering hilang atau berubah sifat.

Rhonchi basah (moist rales). Timbul letupan gelembung dari aliran udara yangRhonchi basah (moist rales). Timbul letupan gelembung dari aliran udara yang

lewat cairan. Bunyi di fase inspirasi : lewat cairan. Bunyi di fase inspirasi :

a.

a. ronkhi basah halus (suara timbul di bronchioli)ronkhi basah halus (suara timbul di bronchioli)  b.

 b. ronkhi basah sedang (bronchus sedang)ronkhi basah sedang (bronchus sedang) c.

c. ronkhi basah kasar (suara berasal dari bronchus besar)ronkhi basah kasar (suara berasal dari bronchus besar) d.

d. ronkhi basah meletup. Sifatnya musikal, khas pada infiltrat,ronkhi basah meletup. Sifatnya musikal, khas pada infiltrat,  pneumonia, tuberculosis.

(28)

e.

e. Krepitasi. Suara halus timbul karena terbukanya alveolus secaraKrepitasi. Suara halus timbul karena terbukanya alveolus secara mendadak, serentak terdengar di fase inspirasi. (contoh: atelectase mendadak, serentak terdengar di fase inspirasi. (contoh: atelectase tekanan)

tekanan) f.

f. Suara gesekan (wrijfgeruisen, friction-rub). Ada gesekan pleura danSuara gesekan (wrijfgeruisen, friction-rub). Ada gesekan pleura dan gesek perikardial sebabnya adalah gesekan dua permukaan yang kasar gesek perikardial sebabnya adalah gesekan dua permukaan yang kasar (mis: berfibrin)

(mis: berfibrin)

Ronkhi basah sering juga disebut sebagai crackles, rhonchi kering disebutRonkhi basah sering juga disebut sebagai crackles, rhonchi kering disebut

sebagai wheezes dan gesek pleura atau gesek perikard sebagai pleural dan sebagai wheezes dan gesek pleura atau gesek perikard sebagai pleural dan  pericardial rubs.

 pericardial rubs.

Stridor : adalah suara yg terdengar kontinu (tidak terputus-putus), bernadaStridor : adalah suara yg terdengar kontinu (tidak terputus-putus), bernada

tinggi yg terjadi baik pada waktu inspirasi ataupun pada waktu ekspirasi, tinggi yg terjadi baik pada waktu inspirasi ataupun pada waktu ekspirasi, akan terdengar tanpa menggunakan alat stetoskop, bias

akan terdengar tanpa menggunakan alat stetoskop, bias anya bunyi ditemukananya bunyi ditemukan  pada

 pada lokasi lokasi saluran saluran nafas nafas atas atas (laring) (laring) atau atau trakea, trakea, disebabkan disebabkan lantaranlantaran adanya penyempitan pada saluran nafas tersebut. Pada orang dewasa, kondisi adanya penyempitan pada saluran nafas tersebut. Pada orang dewasa, kondisi ini mengarahkan pada dugaan adanya edema laring, tumor laring, ini mengarahkan pada dugaan adanya edema laring, tumor laring, kelumpuhan pita suara, stenosis laring yg umumnya disebabkan oleh kelumpuhan pita suara, stenosis laring yg umumnya disebabkan oleh tindakan trakeostomi atau dapat pula akibat pipa endotrakeal.

tindakan trakeostomi atau dapat pula akibat pipa endotrakeal.

Crackles : Ialah bunyi yg berlainan, non kontinu akibat penundaanCrackles : Ialah bunyi yg berlainan, non kontinu akibat penundaan

 pembukaan

 pembukaan kembali kembali jalan jalan napas napas yg yg menutup. menutup. Terdengar Terdengar sewaktu sewaktu :: inspirasi.Fine crackles / krekels halus : Terdengar sewaktu : akhir inspirasi. inspirasi.Fine crackles / krekels halus : Terdengar sewaktu : akhir inspirasi. Karakter suara : meletup, terpatah-patah. Penyebab : udara melewati daerah Karakter suara : meletup, terpatah-patah. Penyebab : udara melewati daerah yg sangat lembab di alveoli atau bronchioles/penutupan jalan nafas kecil. yg sangat lembab di alveoli atau bronchioles/penutupan jalan nafas kecil. Suara seperti rambut yg digesekkan.

Suara seperti rambut yg digesekkan.

Krekels kasar : Terdengar sewaktu : melakukan ekspirasi. Karakter suara :Krekels kasar : Terdengar sewaktu : melakukan ekspirasi. Karakter suara :

 basah, lemah,

 basah, lemah, kasar, suakasar, suara gesekan ra gesekan terpotong. Penyebab terpotong. Penyebab : terda: terdapatnya cairapatnya cairann atau sekresi pada jalan nafas yg besar. Bisa Jadi akan berubah disaat klien atau sekresi pada jalan nafas yg besar. Bisa Jadi akan berubah disaat klien  batuk.

 batuk.

Wheezing (mengi) : Merupakan bunyi seperti bersiul, kontinu, yg durasinyaWheezing (mengi) : Merupakan bunyi seperti bersiul, kontinu, yg durasinya

lebih lama dari krekels. Terdengar selama : inspirasi & ekspirasi, secara lebih lama dari krekels. Terdengar selama : inspirasi & ekspirasi, secara klinis lebih jelas pada saat melakukan ekspirasi. Penyebab : akibat udara klinis lebih jelas pada saat melakukan ekspirasi. Penyebab : akibat udara melewati jalan napas yg menyempit/tersumbat sebagian. Bisa dihilangkan melewati jalan napas yg menyempit/tersumbat sebagian. Bisa dihilangkan dengan cara batuk. Dengan karakter suara nyaring, suara terus menerus yg dengan cara batuk. Dengan karakter suara nyaring, suara terus menerus yg  berhubungan dengan al

(29)

 perubahan

 perubahan temperature, temperature, allergen, allergen, latihan latihan jasmani, jasmani, & & bahan bahan iritan iritan padapada  bronkus.

 bronkus.

Pleural friction rubPleural friction rub

Merupakan suara tambahan yg timbul akibat terjadinya peradangan padaMerupakan suara tambahan yg timbul akibat terjadinya peradangan pada

 pleura

 pleura sehingga sehingga permukaan permukaan pleura pleura menjadi menjadi kasar. kasar. Karakter Karakter suara suara : : kasar,kasar,  berciut, disert

 berciut, disertai ai keluhan nyeri keluhan nyeri pleura. Terdengar pleura. Terdengar sewaktu : sewaktu : akhir inspirakhir inspirasi asi &&  permulaan ekspirasi.

 permulaan ekspirasi. Tidak dapat dihilangkan Tidak dapat dihilangkan dengan dibatukkan. Terdengardengan dibatukkan. Terdengar amat sangat baik pada permukaan anterior lateral bawah toraks.

amat sangat baik pada permukaan anterior lateral bawah toraks.

Terdengar seperti bunyi gesekan jari tangan dengan kuat di dekat telinga,Terdengar seperti bunyi gesekan jari tangan dengan kuat di dekat telinga,

 jelas

 jelas terdengar terdengar pada pada akhir akhir inspirasi inspirasi & & permulaan permulaan ekspirasi, ekspirasi, & & umumnyaumumnya disertai j uga dengan keluhan nyeri pleura. Bunyi ini dapat menghilang disertai j uga dengan keluhan nyeri pleura. Bunyi ini dapat menghilang diwaktu nafas ditahan. Sering didapatkan pada pneumonia, infark paru, & diwaktu nafas ditahan. Sering didapatkan pada pneumonia, infark paru, & tuberculosis

tuberculosis

Gargling : suara seperti berkumur, keadaan ini terjadi lantaran ada kebuntuanGargling : suara seperti berkumur, keadaan ini terjadi lantaran ada kebuntuan

yg disebabkan oleh cairan (eg : darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti yg disebabkan oleh cairan (eg : darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti diatas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari diatas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yg telah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan yg telah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan--cairan).

cairan).

 5.

 5.  A

 Ad

dd

ditio

itiona

nal

l iinfo

nform

rma

attiio

on:

n:

Laboratory:

Laboratory:

H

H b

b:

: 8,6 g%, W

8,6 g%, WB

BC

C:

: 500

5000, E

0, E SR

SR 70 m

70 mm

m//hr

hr, D

, D iiff

ff co

count :

unt : 0/

0/3/

3/2/

2/75/

75/15/

15/5, a

5, acid fas

cid fast b

t ba

acilli

cilli ::

(+2/

(+2/+2

+2//+3

+3),

), H

H II V

V tte

est

st (-

(-))

Radiology:

Radiology:

C

Che

hest r

st ra

ad

diio

ogr

gr a

ap

ph show

h showe

ed in

d infifi ltrat

ltrate a

e at r

t riight upp

ght uppe

er

r lung

lung..

P

PA

A: : show

showe

ed gi

d gia

ant ce

nt cell

ll langh

langha

ans,

ns, ca

case

seo

osa ne

sa necr

crot

otiic ti

c tissue, lymp

ssue, lympo

oci

cite

te ce

cell,

ll, e

epithelo

pitheloiid ce

d cell

ll..

a

a.. B

Ba

agai

gaim

ma

ana in

na inte

terrp

prre

eta

tasi

si ((b

be

ese

serrta

ta gam

gamb

ba

arra

an)

n) d

da

arri i p

pe

em

me

erriiksaa

ksaan pe

n penunj

nunja

ang

ng M

Mrr. . B

B ??

 No.

 No. Parameter Parameter HasilHasil

 pemeriksaan  pemeriksaan Indikator Keterangan Indikator Keterangan 1 Hemoglobin 1 Hemoglobin (Hb) (Hb) 8,6 g/dL

8,6 g/dL  Anemia = Pria <Anemia = Pria < 13 g/dL; Wanita 13 g/dL; Wanita <12 g/dL

<12 g/dL

  Normal = Pria: Normal = Pria:

Anemia Anemia

(30)

Wanita: 12 - 16 g/dL  Polisitemia = Pria >18 g/dL; Wanita >16 g/dL 2 Leukosit 5000/mm3  Leukositopenia = <5000/mm3   Normal = 5000  –  10.000/mm3  Leukositosis = >10.000/mm3  Normal 3 Laju Endap Darah (LED)

70 mm/jam   Normal = Pria <15mm/1 jam; Wanita

<20mm/1 jam

Peningkatan LED. Hal ini menadakan adanya  proses inflamasi dalam

tubuh. 4 Differential Count (DC) (dalam %)  Basofil = 0  Eosinofil = 3  Batang = 2  Segmen = 75  Limfosit = 15  Monosit = 5  Basofil = 0-1Eosinofil = 1-3Batang = 2-6Segmen = 50-70Limfosit = 20-40  Monosit = 2-8 Peningkatan neutrofil segmen dan penurunan limfosit 5 Acid Fast Bacilli +2/+2/+3   Normal = tidak ada BTA  +1 = 10-99 BTA/100 LP  +2 = 1-9 BTA/LP  +3 = >10 Pasien menderita TB BTA postif

(31)

BTA/LP

6 HIV test Negatif Normal

7 Chest

Radiograph

Infiltrate at right upper lung

Lesi aktif akibat infeksi M. Tuberculosis 8. Patologi Anatomi Giant cell langhans, caseosa necrotic tisuue, lympocyte cell, epitheloid cell PA menunjukkan tuberculous granuloma akibat infeksi M. tuberculosis

Infiltrat pada rontgen dada Tuberculous granuloma pada PA

b. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan penunjang Mr.B ?

Anemia

Anemia pada kasus ini mungkin disebabkan oleh 3 hal yaitu dikarenakan hemaptoe masif, malnutrisi, dan terganggunya eritropoiesis akibat proses inflamasi.

(32)

darah yang berdilatasi pada dinding kavitas ( Rasmussen's aneurysm) atau akibat  pecahnya anastomosis bronkopulmoner atau proses erosif pada arteri bronkialis. Infeksi M. Tuberkulosis pada paru membangkitkan respon lokal dari sistem  pembuluh darah sekitar yang memperdarahi area infeksi-kavitas salah satunya  pelebaran arteri brokialis yang apabila berlangsung kronis arteri bronkialis dapat menjadi hipertropi dan rentan untuk menjadi ruptur. Ketika terjadi ruptur maka akan terjadi ekstravasasi darah ke jaringan interstitial mengiritasi reseptor batuk  pada trakea atau bronkus. Impuls diteruskan ke pusat batuk-medulla oblongata, nukleus tractus solitarius) sehingga terjadi batuk yang mengandung darah (hemoptoe). Hemamptoe yang masif mengandung >500 ml darah/24 jam. Hal ini akan mengakibatkan berkurangnya volume darah sehingga mengakibatkan anemia.

- Malnutrisi bisa disebabkan oleh faktor sosial ekonomi pasien yang rendah yang memungkinkan pasien kurang mengkonsumsi mineral Fe atau vitamin B12 sehingga defiesiensi Fe/Vit B12 akan menyebabkan terganggunya pembentukan heme yang menyebabkan anemia.

- Infeksi M. Tuberculosis akan menyebabkan makrofag yang teraktivasi mengeluarkan sitokin-sitokin seperti Interferon gamma, TNF-α, IL-6, dan IL-10. Interferon gamma dan TNF-α  akan meningkatkan regulasi DMT1 sehingga terjadi pemasukan Fe dalam makrofag. Hal ini akan menyebabkan retensi Fe dalam makrofag dengan menurunkan reaksi ferropotin sehingga mengurangi  pelepasan Fe. Ferropotin yang merupakan transporter Fe transmembran berperan dalam absorbsi Fe dari duodenum ke sirkulasi. Sitokin IL-10 meningkatkan ekspresi reseptor transferrin dan meningkatkan pemasukan transferin ke dalam monosit. Dengan demikian terganggunya homeostasis dan terbatasnya kapasitas Fe untuk sel progenitor eritroid menyebabkan terganggunya proses biosintesis heme. IL-6 akn menstimulasi produksi hepcidin fase akut, yang menurunkan absorbsi Fe dari duodenum.

Peningkatan ESR 

Peningkatan ESR terjadi karena infeksi M. Tuberculosis menyebabkan inflamasi  pada jaringan paru

Acid Fast Bacilli positif 

(33)

recruitment monosit yang nantinya akan berdiferensiasi menjadi histiosit dan epiteloid. Sedangkan IL-8 ini akan merecrut limfosit dan bersamaan dengan monosit akan melokalisasi bakteri. Lokalisasi bakteri ini terlihat sebagai granuloma dengan kaseosa di bagian sentral yang merupakan debris nekrotik dan bakteri tuberculosis yang mati. Nekrosis perkijuan yang berat akan menyebabkan  bagian tengah lesi akan mencair (liquefaksi). Liquefaksi ini akan  berusaha dikeluarkan tubuh dengan refleks batuk atau dengan gerakan mucocilliary. Sputum inilah yang diperiksa dengan pewarnaan basil tahan asam yang dilihat dibwah mikroskop secara langsung akan menunjukkan positif BTA.

Infiltrat pada lobus atas paru kanan pada radiologis

Infeksi tuberculosis akan menyebabkan timbulnya granuloma yang merupakan lesi aktif pada paru. Lesi tersebut apabila dilihat pada rontgen dada akan terlihat sebagai inflitrat pada paru.

Gambaran Tuberculous granulomatosa pada PA

Pada infeksi M. Tuberculosis, makrofag yang teraktivasi akan mengeluarkan sitokin seperti TNF alfa dan IL-8 dimana TNF alfa ini akan menstimulasi recruitment monosit yang nantinya akan berdiferensiasi menjadi histiosit dan epiteloid. Sedangkan IL-8 ini akan merecrut limfosit dan bersamaan dengan monosit akan melokalisasi bakteri. Lokalisasi bakteri ini terlihat sebagai granuloma dengan kaseosa di bagian sentral yang merupakan debris nekrotik dan bakteri tuberculosis yang mati.

c.  Apa saja pemeri ksaan penunjang lainnya yang diperlukan untuk membantu

menegakkan diagnosis?

Pemeriksaan Penunjang lain

Analisis Cairan Pleura

Pemeriksaan analisis cairan pleura dan uji Rivalta cairan pleura perlu dilakukan  pada pasien efusi pleura untuk membantu menegakkan diagnosis. Interpretasi hasil analisis yang mendukung diagnosis tuberkulosis adalah uji Rivalta positif dan kesan cairan eksudat, serta pada analisis cairan pleura terdapat sel limfosit dominan dan

(34)

Pemeriksaan histopatologi jaringan

Pemeriksaan histopatologi dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis TB. Pemeriksaan yang dilakukan ialah pemeriksaan histopatologi. Bahan jaringan dapat diperoleh melalui biopsi atau otopsi, yaitu :

· Biopsi aspirasi dengan jarum halus (FNAB) kelenjar getah bening (KGB) · Biopsi pleura (melalui torakoskopi atau dengan jarum abram, Cope dan Veen

Silverman)

· Biopsi jaringan paru (trans bronchial lung biopsy/TBLB) dengan bronkoskopi, trans thoracal needle aspiration/TTNA, biopsi paru terbuka).

· Otopsi

Pada pemeriksaan biopsi sebaiknya diambil 2 sediaan, satu sediaan dimasukkan ke dalam larutan salin dan dikirim ke laboratorium mikrobiologi untuk dikultur serta sediaan yang kedua difiksasi untuk pemeriksaan histologi.

Pemeriksaan darah

Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan indikator yang spesifik untuk tuberkulosis. Laju endap darah ( LED) jam pertama dan kedua dapat digunakan sebagai indikator penyembuhan pasien. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju endap darah yang normal tidak menyingkirkan tuberkulosis. Limfositpun kurang spesifik.

Uji tuberkulin

Uji tuberkulin yang positif menunjukkan ada infeksi tuberkulosis. Di Indonesia dengan prevalens tuberkulosis yang tinggi, uji tuberkulin sebagai alat bantu diagnostik penyakit kurang berarti pada orang dewasa. Uji ini akan mempunyai makna bila didapatkan konversi, bula atau apabila kepositivan dari uji yang didapat besar sekali. Pada malnutrisi dan infeksi HIV uji tuberkulin dapat

(35)

6.

 Apa diagnosis banding dari kasus? 

Bacterial penumonia: Onset gejala mendadak seperti demam tinggi, batuk, sputum

 purulen, nyeri dada, konsolidasi pada chest X-ray, leukositosis.

Bronchogenic carcinoma: Bisa asimptomatik, biasanya pada usia lebih tua (>50

tahun), batuk, hemoptisis, berat badan menurun.

Brucellosis: demam, anoreksia, keringat pada malam hari, malaise, nyeri punggung,

sakit kepala, depresi, dan ada riwayat kontak terha dap hewan yang terinfeksi

Mycoplasmal pneumonia: Onset gejala perlahan seperti batuk kering, sakit kepala,

malaise, sakit tenggorokan, terdapat infiltrat difus bilateral pada chest X-ray.

S a r  c o i d o s i s : G r  a n u

Lomatosa non-kaseosa, adenopati hilliar bilateralBronkitis kronis

Empyema

Pneumocytstis carinii (Jirovecii) pneumoniaCitomegalovirus pneumonia

Chronic fugal pneumonia

Infeksi mycobacteria selain tuberculosis

Indikator Kasus TB paru Pneumonia

(typical) Bronkiektasis Karsinoma bronkogeni k Hemoptisis + + + + + Demam Ringan (subfebris) Ringan

(subfebris) Tinggi Tinggi, berulang

Ringan Sesak napas + + + + + BB ↓ dan anoreksia + + + + + Productive cough + + + + + Pembesaran kelenjar limfe + + + - + WBC  - - + + -Gambaran Radiologi Infiltrat  pada lobus kanan atas  paru Infiltrat biasanya pada apeks paru Konsolidasi  biasanya pada  basis paru Kista-kista kecil seperti gambaran sarang tawon,  bronchovascular marking  Nodul soliter sirkum kripta atau coin lesion

(36)

7.  Apa algoritma penegakkan diagnosis dari kasus?

8.  Apa diagnosis kerja dari kasus?

Tuberculosis paru BTA positif dengan limfadenitis tuberculosis.

9.  Apa defenisi dari penyakit yang dideri ta Mr.B?

Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk  pleura (selaput paru). Sedangkan tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang

menyerang organ tubuh lain selain paru misalnya, pleura, selaput otak, selaput jantung (perikardium), kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain (Depkes RI, 2006).

10. Apa epidemiologi dari penyakit yang diderita Mr.B?

Prevalensi di amerika serikat : 10-15 juta orang: perkiraan prevalensi penyebaran

diseluruh dunia 1,7 milyar orang (Sepertiga penduduk dunia terinfeksi)

8.8 juta kasus aktif baru setiap tahun, dua juta kematianIndonesia diperingkat ke 2

Peringkat satu penyebab kematian penyakit infeksi1 kasus aktif akan menular kepada 10-15 orang/thn

(37)

Insiden populasi yang tinggi: terlahir asing, pelayanan medis yang tidak adekut,

 penghuni rumah perawatan/penjara, beberapa pekerja perawatan kesehatan

Risiko pupulasi yang tinggi : berkontak dengan pasien yang berinfeksi, HIV +

atau imunodefisiensi lainya, gagal ginjal kronis, diabetes melitus, IVDA, alkohlik, malnutrisi

75 % kasus pada usia produktifPeningkatan resisten obat

11. Apa etiologi dari penyakit yang diderita Mr.B?

TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitive terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium.

12. Apa faktor ri siko dari penyakit yang dideri ta Mr.B?

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit TB paru. Adapun faktor tersebut dapat berupa faktor individu, faktor kuman, dan faktor lingkungan. Faktor Individu dapat berupa berbagai hal yang mempengaruhi daya tahan tubuh individu tersebut, misalnya HIV/AIDS, malnutrisi, Diabetes Melitus (DM), dan penggunaan immunosupresan. Faktor kuman dapat berupa konsentrasi kuman dan lama kontak dengan kuman. Faktor lingkungan dapat berupa ventilasi, kepadatan, serta pencahayaan dalam ruangan Status gizi merupakan faktor penting dalam terjadinya suatu penyakit infeksi misalnya TB.Status gizi buruk memudahkan seseorang yang terinfeksi bakteri TB menjadi menderita TB Berdasarkan hasillpenelitian Liendhardt dkk.didapatkan hubungan bermakna antara DM dengan kejadian TB paru di Afrika Selatan. Pasien DM memiki risiko menderita TB sebesar 4,5 kali lipat (OR=4,5). Perubahan gaya hidup dan  pola diet meningkatkan prevalensi diabetes di Negara miskin dan berkembang dengan

kejadian TB yang tinggi pula

(38)

14. Bagaimana patofi siologi dari penyakit yang diderita Mr.B ?

15. Bagaimana klasifikasi dari penyakit yang diderita Mr.B ?

Menurut WHO tahun 2010, klasifikasi tuberkuloasis diklasifikasikan berdasarkan lokasi anatomi penyakit, riwayat pengobatan sebelumnya, hasil bakteriologik dan uji resistensi obat anti TB, dan status HIV.

1. Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi

a. Tuberkulosis Paru adalah tuberkulosis yang menyerang parenkim paru atau trakeo-bronkial, termasuk TB milier.

(39)

 b. Tubuh Tuberkulosis Ekstra Paru adalah Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh selain parenkim paru, misalnya pleura (selaput paru), selaput otak, selaput jantung, kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit,usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain. Berdasarkan keparahannya, Tuberkulosis Ekstra Paru dibagi menjadi 2 yaitu:

Tuberkulosis Ekstra Paru Ringan, Misalnya: Tuberkulosis kelenjar limfe,  pleuritis eksudatif, unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan

kelenjar adrenal.

Tuberkulosis Ekstra Paru Berat, Misalnya: meningitis, milier, perikarditis,  peritonitis, pleuritis eksudatif dupleks, Tuberkulosis tulang belakang,

Tuberkulosis usus, Tuberkulosis saluran kencing dan alat kelamin. 2. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya

a. Kasus Baru adalah pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya atau sudah pernah mengonsumsi Obat Antituberkulosis (OAT) namun kurang dari 1 bulan atau kurang dari 28 dosis.

 b. Pasien yang pernah diobati TB adalah pasien yang sebelumnya sudah  pernah mengonsumsi OAT selama 1 bulan atau lebih (≥28 dosis). Kemudian  pasien diklasifikasikan berdasarkan hasil pengobatan TB terakhir, yaitu:

Kasus kambuh adalah pasien yang dulunya pernah mendapatkan OAT dan dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap pada akhir  pengobatan dan pada waktu sekarang ditegakkan diagnosis TB episode rekuren berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis dan klinis.

Kasus setelah pengobatan gagal (failure)  adalah pasien yang sebelumnya pernah mendapatkan OAT dan hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama penderita menjalani pengobatan.

Kasus setelah putus obat (default) adalah pasien yang pernah mendapatkan OAT ≥1 bulan dan tidak lagi meneruskannya selama

>2 bulan berturut-turut atau dinyatakan tidak dapat dilacak pada akhir pengobatan dengan hasil BTA positif.

Kasus dengan riwayat pengobatan lainnya  adalah pasien yang sebelumnya pernah mendapatkan OAT dan hasil pengobatannya tidak diketahui atau tidak didokumentasikan.

(40)

Pasien pindah (Transfer In) adalah pasien yang dipindah dari register TB untuk melanjutkan pengobatannya.

Pasien yang tidak diketahui riwayat pengobatan sebelumnya adalah pasien yang tidak dapat dimasukkan dalam salah satu katergori di atas. Kelompok ini termasuk kasus kronik, yaitu  penderita dengan hasil pemeriksaan masih menunjukkan BTA yang

masih positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2. 3. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis dan uji resistensi obat

a. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB  paru.

Tuberkulosis paru Basil Tahan Asam (BTA) positif

- Sekurang-kurangnya spesimen dahak Sewaktu-pagi-sewaktu (SPS) 2 dari 3 spesimen dahak hasilnya positif.

- Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan menunjukkan gambaran tuberkulosis pada foto toraks penderita.

- Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA dan biakan kuman TB  positif.

- Satu atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan yang dilakukan sebelumnya negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotik non OAT.

Tuberkulosis paru BTA negatif

- Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif. - Foto toraks abnormal menunjukkan gambaran tuberkulosis.

- Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.  b. Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat

Mono resistan (TB MR) adalah resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama.

Poli resistan (TB PR) adalah resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain isoniazid (H) dan rifampisin (R) secara  bersamaan.

Multi drug resistan (TB MDR) adalah resisten terhadap isoniazid (H) dan rifampisisn (R) secara bersamaan.

(41)

resistan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan seperti kanamisin, kapreomisin, dan amikasin.

Resistan Rifampisin (TB RR) adalah resistan terhadap rifampisisn dengan atau tanpa resistan terhadap OAT jenis lain yang terdeteksi menggunakan uji genotip (tes cepat) atau metode fenotip (konvensional).

4. Klasifikasi berdasarkan status HIV

a. Pasien TB dengan HIV positif (pasien ko-infeksi TB/HIV) adalah  pasien TB dengan hasil tes HIV positif sebelumnya atau sedang

mengonsumsi Obat Antiretroviral (ART) atau hasil tes HIV positif  pada saat pasien tersebut didiagnosis TB.

 b. Pasien TB dengan HIV negatif sebelumnya atau hasil tes HIV negatif pada saat pasien tersebut didiagnosis TB dengan catatan: Apabila  pada pemeriksaan yang dilakukan selanjutnya ternyata hasil tes HIV menjadi positif, pasien tersebut harus disesuaikan kembali klasifikasinya sebagai pasien TB dengan HIV positif.

c. Pasien TB dengan status HIV tidak diketahui adalah pasien TB tanpa ada bukti pendukung dari hasil tes HIV yang telah dilakukan saat diagnosis TB ditetapkan dengan catatan: Apabila pada saat  pemeriksaan selanjutnya dapat diperoleh hasil tes HIV, pasien harus disesuaikan kembali klasifikasinya berdasarkan hasil tes HIV terakhir yang dilakukan.

16. Bagaimana manifestasi kli nis dari penyakit yang diderita Mr .B ?

1. Gejala Respiratori

Batuk berdahak  2-3 minggu. Batuk terjasi karena adanya iritasi pada

 bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk redang keluar dari saluran napas bawah. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit TB berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan  peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non-produktif)

kemudian setelah timbul peradangan berbah menjadi produktif.

Batuk berdarah. Keadaan lebih lanjut dapat berupa batuk darah karena terdapat pebuluh darah kecil yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada TB

Gambar

Gambar 2 : Epitel Respiratori
Gambar 3 : Mukosa Olfaktorius dan Konka Superior
Gambar 5 : Larynx dan vocal fold
Gambar 6 : Epitel Trakea dipotong Memanjang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Untuk magnetisasi daTitipe-P maka pactasalah satu lapisan tipis teIjadi pembalikan maIDenmagnetik sehingga akan timbul dinding tetapi kemudian lenyap apabila maIDenmagnetik

Spektrum mempunyai bandwidth 2x bipolar dan mempunyai zero DC level pada tiap-tiap bit, sehingga deretan bit-bit 0 tidak menyebabkan kehilangan sinyal clock...

Pembinaan akhlak remaja merupakan Pembinaan yang dilakukan oleh ornagtua dalam hal ini orangtua memberikan pendidikan agama Islam di tempat-tempat khusus.

Studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Rambah Hilir sebelumnya telah dilakukan Penelitian pada tahun 2018 Di Desa Rambah Hilir tentang pengaruh pendidikan

Ada korelasi signifikan secara bersama-sama antara sifat-sifat kepemim- pinan, penggunaan kekuasaan, iklim organisasi sekolah, kriteria sukses, dan komitmen pemimpin

Download Scribd.com Harus Bayar? Namun untuk sekarang Scribd.com sendiri memberikan akses download scribd tidak gratis, file dokumen hanya untuk user yang terdaftar

Keluaran dari rangkaian ini akan diproses melalui mikrokontroler ATMega2560, sehingga dapat menampilkan hasil data setiap pasien yang di monitoring pada user interface

organizatorių segmentai; aptariami eduka- cinių renginių rėmimo ypatumai nustatant reikšmingas reklamavimo funkcijas kaip integruotos rinkodaros komunikacijos priemones;