• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR : 16 TAHUN 1999 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR : 16 TAHUN 1999 TENTANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR : 16 TAHUN 1999

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI INFORMASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG UTARA

Menimbang

Mengingat

:

:

a. Bahwa Informasi Pembangunan Pertanian yang diperlukan oleh petani nelayan dan masyarakat pertanian perlu dikelola oleh lembaga Khusus sesuai dengan bidang keahliannya.

b. Bahwa agar Informasi Pembangunan Pertanian dapat menjangkau Kepada Petani – nelayan dan masyarakat pertanian didaerah secara cepat dan tepat perlu dibentuk Balai Informasi dan penyuluhan Pertanian sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 1999 tentang pedoman pembentukan organisasi dan Tata Kerja Balai Informasi dan penyuluhan Pertanian Kabupaten / kotamadya Daerah Tingkat II.

c. Bahwa untuk maksud pada hurup b tersebut di atas perlu ditetapkan dengan peraturan Daerah.

1. Undang – undang Nomor 4 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kabupaten – kabupaten dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1931), Undang – undang Nomor 28 Tahun 1959 Tentang penetapan Undang – Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821).

2. Undang – undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok – pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041)

3. Undang – undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49).

4. Undang – undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501). 5. Undang – undang Nomor 23 Tahun 1977 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699).

6. Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839).

7. Peraturaan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373).

8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1992 tentang Penyelengaraan Otonomi Daerah dengan Titik Berat pada Daerah Tingkat II (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3487).

(2)

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri.

10. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian Nomor

54 Tahun 1996 30/Kpts/LP.120/4/1996

tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 1999 tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II.

Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Utara

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI INFORMASI DAN PENYUILUHAN PERTANIAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA

BAB I

K E T E N T U A N U M U M Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang Dimaksud dengan :

a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Utara ; b. Bupati adalah Bupati Lampung Utara;

c. Dewan Perwakilan Raakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lampung Utara;

d. Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan Luar Sekolah dibidang pertanian untuk Petani – nelayan dan keluarganya serta anggota Masyarakat Pertanian agar dinamika dan kemampuannya dalam memperbaiki Kehidupan dan penghidupannya dengan kekuatan sendiri dapat berkembang, Sehingga dapat meningkatkan peranan dan peran sertanya dalam pembangunan pertanian;

e. Penyuluhan Pertanian adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas melakukan kegiatan Penyuluhan secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian.

f. Informasi Pertanian adalah suatu Data/bahan yang diperlukan penyuluh pertanian, Petani-nelayan dan masyarakat pertanian.

g. Balai informasi dan Penyuluhan Pertanian yang selanjutnya disingkat BIPP adalah Unit kerja penyuluhan Pertanian yang merupakan Unit Kerja Organik yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.

h. Balai penyuluhan Pertanian yang selanjutnya disingkat BPP adalah dan instalasi BIPP yang mempunyai tugas melakukan kegiatan penyuluhan pertanian dikecamatan.

i. Program Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian adalah suatu rencana kegiatan pendaya gunaan segala sumberdaya penyuluhan pertanian diberbagai tingkat berdasarkan prinsip kerjasama yang terpadu dan berkelanjutan antara masyarakat petani – nelayan dengan pemerintah daerah dan antara pemerintah daerah dengan pemerintah, dalam rangka mewujudkan kondisi yang sebaik – baiknya bagi keberhasilan program pembangunan pertanian.

j. Program penyuluhan Pertanian adalah Rencana Tentang Kegiatan Penyuluhan Pertanian yang Memadukan aspirasi petani- nelayan dan masyarakat petani dengan potensi wilayah dan program pembangunan pertanian, yang mengambarkan keadaan sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah – masalah alternatif pemecahannya serta

(3)

cara mencapai tujuan yang disusun secara partisipatif, sistematis dan tertulis setiap tahun

k. Rencana Kerja Penyuluh pertanian adalah jadwal kegiatan yang disusun oleh para penyuluh pertanian berdasarkan program penyuluhan pertanian setempat yang mencantumkan hal- hal yang perlu disiapkan dalam berinteraksi Dengan Petani – Nelayan.

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bagian Pertama

Kedudukan Pasal 2

(1) BIPP adalah lembaga non struktural yang merupakan unsur pelaksanaan pemerintah Daerah dibidang penyuluhan Pertanian.

(2) BIPP dipimpin oleh seorang kepala dengan Jabatan fungsional Penyuluhan Pertanian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

Bagian Kedua Tugas Pokok

Pasal 3

Balai informasi dan penyuluhan pertanian mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan dibidang pelayanan informasi dan penyuluhan pertanian, yang diserahkan kepada pemerintah Daerah.

Bagian ketiga Fungsi Pasal 4

Untuk melaksanakan tugas pokok yang dimaksud dalam pasal 3, BIPP mempunyai fungsi: a. Penyusunan program penyuluhan pertanian;

b. Bimbingan penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja penyuluh petanian; c. Penyediaan, penyebaran dan pelayanan informasi pertanian;

d. Pembinaan pengelolaan BBP;

e. Koordinasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian tingkat kecamatan ; f. Pemantauan dan evaluasi;

g. Pengelolaan sentra komunikasi pembangunan pertanian di Kabupaten

h. Penyelenggaraan pelatihan/kursus bagi penyuluh petanian dan petani – nelayan; i. Melakukan penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani – nelayan ; j. Bimbingan penggunaan sarana usaha petani – nelayan;

k. Percontohan pertanian; l. Pengelolaan perpustakaan;

m. Pengkajian dan penerapan teknologi pertanian;

n. Pemberian pelayanan teknis atas pelaksanaan penyuluhan o. Pelayanan urusan ketatausahaan.

(4)

BAB III

SUSUNAN ORGANISASI Bagian pertama

Organisasi Pasal 5 (1) Susunan Organisasi BIPP terdiri dari :

a. Kepala b. Tata usaha

c. Kelompok Jabatan fungsional d. BPP

(2) Struktur organisasi BIPP sebagimana terlampir, merupakan satu kesatuan dengan peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua

Kepala BIPP

Pasal 6

Kepala BIPP mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan BIPP dalam melaksanakan pelayanan informasi dan penyelengaraan penyuluhan pertani.

Pasal 7 (1) Tata Usaha dipimpin oleh Koordinator Tata Usaha.

(2) Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi. Pasal 8

Untuk menyelengarakan tugas pokok tersebut pada pasal 7, Tata usaha mempunyai Fungsi:

a. Melaksanakan kegiatan surat – menyurat .

b. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian. c. Melaksanakan pengelolaan adaministrasi keuangan.

d. Melaksanakan pengurusan rumah tangga dan perlengkapan. Pasal 9

Tata Usaha terdiri dari :

a. Urusan umum dan kepegawaian b. Urusan Keuangan

c. Urusan kerumah tanggaan dan perlengkapan

Pasal 10

(1) Urusan Umum dan kepegawaian mempunyai tugas mengurus surat – menyurat, kearsipan, menyusun bahan pembinaan organisasi, tata laksana, penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan pengembangan pegawai, serta mengurus pengelolaan administrasi kepegawaian.

(2) Urusan keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan Anggaran pendapatan dan belanja BIPP, mengurus pembukuan, melakukan perhitungan anggaran, verifikasi serta mengurus perbendaharaan.

(3) Urusan kerumahtanggaan dan perlengkapan mempunyai tugas, menyiapkan bahan kebutuhan rutin kantor, menginvetarisir barang, mutasi barang serta pendayagunaan barang.

(5)

Kegiatan Keempat Kelompok jabatan fungsional

Pasal 11

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas pokok melakukan kegiatan BIPP sesuai dengan bidang keahlian masing – masing.

Pasal 12

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam pasal 11, terdiri dari sejumlah tenaga penyuluh pertanian dan jabatan fungsional lain sesuai dengan peraturan perundang – undang yang berlaku.

(2) Kelompok jabatan pungsional penyuluhan pertanian dan jabatan fungsional lainnya, dikoordinasikan oleh pemangku jabatan fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala BIPP.

(3) Jumlah kelompok jabatan Fungsional penyuluh pertanian dan jabatan fungsional lain ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang kelompok jabatan fungsional penyuluh pertanian dan jabatan fungsional lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Pasal 13

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada pasal 11, kelompok jabatan Fungsional mempunyai fungsi :

a. Melaksanakan penyusunan program dan program penyuluhan pertanian.

b. Melaksanakan pengelolaan sumber daya dan kelembagaan pertanian – nelayan c. Melaksanakan penyusunan rencana pendidikan, latihan dan penyuluhan pertanian. d. Melaksanakan penyebaran informasi dan komunikasi kegiatan penyuluhan pertanian.

Pasal 14

Koordinator kelompok jabatan fungsional sebagaimana tersebut pasal 12 ayat (2) mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pada kelompok jabatan fungsional sesuai dengan keahliannya.

Bagian Kelima

Balai penyuluhan pertanian Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 15

(1) Balai Penyuluhan Pertanian adalah unsur pelaksanaan BIPP dibidang pelayanan informasi dan penyuluhan pertanian di kecamatan .

(2) Di Setiap BPP ditempatkan kelompok penyuluhan pertanian yang dikoordinasikan oleh seorang penyuluh pertanian senior dan bertanggung jawab kepada kepala BIPP.

Pasal 16

Balai Penyuluhan Pertanian Mempunyai Tugas Pokok melaksanakan sebagian tugas BIPP disuatu wilayah administrasi Kecamatan, atau kelipatan Desa dalam satu wilayah administrasi kecamatan.

Pasal 17

Untuk menyelengarakan tugas tersebut pada pasal 16 Balai Penyuluhan Pertanian mempunyai fungsi :

(6)

b. Menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian, penyebaran dan pengembangan paket teknologi pertanian.

c. Menyiapkan bahan penyusunan data statistik.

d. Menyiapkan bahan penyusun laporan pelaksanaan tugas BPP.

BAB IV TATAKERJA Bagian Pertama

Umum Pasal 18

(1) Hal – hal yang menjadi tugas pokok dan Fungsi BIPP merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

(2) Pelaksanaan fungsi BIPP sebagai unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah dibidang pelayanaan informasi dan penyelengaraan penyuluhan pertanian, kegiatan operasionalnya diselengarakan oleh BPP dan kelompok jabatan fungsional menurut bidang tugasnya masing – masing.

(3) Pengaturan aspek ketatalaksanaan BIPP yang meliputi Prosedur Operasional Standar (POS) hubungan kerja, tata cara dan pedoman kerja, ditetapkan lebih lanjut dengan keputusan Bupati.

Bagian kedua Pelaporan

Pasal 19

Setiap laporan yang diterima oleh BIPP dan BPP, dipergunakan sebagai bahan evaluasi /kajian untuk menentukan langkah lebih lanjut.

BAB V

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN Pasal 20

(1) Pengangkatan dan pemberhentian kepala BIPP ditetapkan Oleh Bupati.

(2) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat lainnya dilingkungan BIPP ditetapkan berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

BAB VI PEMBIAYAAN

Pasal 21

Biaya penyelengaraan BIPP di bebankan kepada anggaran pendapatan belanja Daerah (APBD) Kabupaten Lampung Utara, serta Sumber lain yang sah.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 22

Dengan berlakunya peraturan daerah ini, maka ketentuan – ketentuan lain yang bertentangan dengan peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku.

(7)

Pasal 23

Hal – hal yang belum diatur dalam peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

Pasal 24

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.

Ditetapkan di : Kotabumi Pada tanggal : 2 Agustus 1999

BUPATI LAMPUNG UTARA,

H A I R I F A S Y A H

DIUNDANGKAN DALAM LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II

LAMPUNG UTARA

Tanggal : 05 - 08 – 1999 Nomor : 03 Seri : D SEKRETARIS WILAYAH DAERAH,

Ir.Hi.MARAMIS SYUKRI Pembina Tingkat I

(8)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DEARAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR : 16 TAHUN

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA

BALAI INFORMASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA

UMUM

Bahwa penyelenggaraan penyuluhan pertanian dilakukan dalam rangka menumbuh kembangkan swadaya dan peran serta petani – nelayan dalam kegiatan usahatani dan pembangunan pertanian didaerah pedesaan, yang tidak dapat dipisahkan dengan aktifitas penyuluh pertanian.

Penyuluh pertanian sebagai kesatuan korps dalam satu kelembagaan Fungsional BIPP sangat diperlukan untuk mendukung kebijaksanaan keterpaduan pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis serta upaya pemberdayaan dan kemandirian petani – nelayan, menuju kepada pertanian yang modern, tangguh dan efisien.

Untuk Mendukung Maksud Tersebut diatas, telah diatur Dalam Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pertanian RI Nomor : 54 dan 301 Tahun 1996 tentang Pedoman Penyelengaraan Penyuluhan Pertanian. Lebih lanjut Untuk menetapkan Kelembagaan BIPP diatur dengan Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 35 Tahun 1999 Tentang Pedoman Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Balai Informasi dan Penyuluhan.

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas Pasal 2. Cukup jelas Pasal 3. Cukup jelas Pasal 4. Cukup jelas Pasal 5. Cukup jelas Pasal 6. Cukup jelas

Pasal 7 Ayat (1) . Koordinator Tata Usaha adalah petugas yang mengkoordinisir

Pengelolaan administrasi kepegawaian, Keuangan, surat menyurat, kerumahtanggaan dan perlengkapan.

Pasal 8. Cukup Jelas Pasal 9. Cukup Jelas Pasal 10. Cukup Jelas

Pasal 11. Kelompok jabatan Fungsional adalah Sejumlah tenaga Fungsional Penyuluh pertanian yang tergabung dalam Forum jabatan Fungsional sesuai dengan bidang keahlian masing – masing.

Pasal 12. Ayat (1). Cukup jelas Ayat (2). Cukup jelas

Ayat (3). Cukup jelas. Jabatan Funsional lain, yaitu petugas diluar jabatan Fungsional Penyuluh pertanian, seperti Petugas Fungsional pustakawan, petugas Funsional Administrasi dan lainnya, yang tergabung dalam Forum Jabatan Fungsional di BIPP.

(9)

Ayat (4). Cukup jelas Pasal 13. Cukup Jelas Pasal 14. Cukup Jelas Pasal 15. Cukup Jelas Pasal 16. Cukup Jelas Pasal 17. Cukup Jelas

Pasal 18. Cukup Jelas Ayat (1).Cukup Jelas Ayat (2).Cukup Jelas

Ayat (3). Yang dimaksud dengan produser operasional Standar (POS) adalah sistem tatacara operasional yang menyangkut tata hubungan kerja antar lembaga yang memiliki standard tertentu.

Pasal 19. Cukup jelas Pasal 20. Cukup jelas Pasal 21. Cukup jelas Pasal 22. Cukup jelas Pasal 23. Cukup jelas Pasal 24. Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH

(10)

Lampiran. PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR : 16 TAHUN 1999

TANGGAL : 2 AGUSTUS 1999.

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI INFORMASI DAN PENYULUHAN PERTANIAN

KABUPATEN LAMPUNG UTARA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

BUPATI LAMPUNG UTARA

H A I R I F A S Y A H KEPALA BIPP URUSAN UMUM DAN KEPEGA- WALAN BPP BPP BPP BPP BPP TATA USAHA URUSAN KEUANGAN URUSAN RUMAH TANGGA & PERLENGKA PAN

Referensi

Dokumen terkait

flashcar d dapat meningkatkan pem- belajaran matematika tentang pecah- an pada siswa kelas IV, (3) kendala penerapan pendekatan SAVI dengan media flashcard dalam

Dalam pelaksanaan PPL terdapat beberapa pendukung yang dapat memperlancar pelaksanaan PPL. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah dari dosen pembimbing,

Berdasarkan uraian dan pertanyaan diatas, serta belum adanya penelitian yang melakukan analisa terhadap pendapatan dan keuntungan usahatani kentang kultur jaringan

Krisis keuangan dapat dideteksi berdasarkan beberapa indikator, diantaranya impor dan ekspor.Berdasarkanimpor dan ekspor dari tahun 1987 sampai 2015, pergerakan

 Kegiatan plesteran & lantai durasi 35, pada unit rumah II mengalami keterlambatan 6 hari (A), maka mengakibatkan kegiatan plesteran dan lantai berpotongan dengan

 Tanda koefisien menunjukkan arah hubungan kedua peubah  Besarnya koefisien menunjukkan keeratan hubungan

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan selama penugasan tersebut diatas, beberapa rekomendasi yang diberikan oleh internal audit yang dapat memberikan manfaat

Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Utara Nomor 08 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan Keuangan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2005 Nomor 08, Tambahan