• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK A TK

PERTIWI I DUKUH BANYUDONO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014-2015

Artikel Publikasi Ilmiah, Diajukan Sebagai salah satu persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

DisusunOleh: UMI ISTIQOMAH

A520110031

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK A TK

PERTIWI I DUKUH BANYUDONO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014-2015

Oleh

Umi Istiqomah, Drs. Hasto Daryanto, M.Pd, Wili Astuti, S.pd, M.hum Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dekumi50@gmail.com

ABSTRACT

Umi Istiqomah / A520110031

.

IMPROVING SPEAKING SKILLS THROUGH THE USE OF FLASH MEDIA CARD TO A GROUP OF KINDERGARTEN CHILDREN PERTIWI I DUKUH BANYUDONO BOYOLALI IN THE ACADEMIC YEAR OF 2014/

2015.

Research Paper. Education and Teacher Faculty, University of Muhammadiyah Surakarta, June , 2015

Speaking is a skill to deliver a message through spoken language. According Mulgrave speaking just not prounouncing sounds or words but talk form a tool for communicate ideas that are prepared in accordance with the needs of hearing. The use of media to practice speaking skills are still monotonous in kindergareten one of the low of speech in children. Flash media card is a media alternative media are used to enhance the ability to speak in early childhood. The purpose of this research is to improve speaking skills through the use of flash media card on A group of children TK Pertiwi I Dukuh.

This type of research study with working procedure cycles consist of four stages. The research subjects were teachers and children in group A at TK Pertiwi I Dukuh Banyudono Boyolali. The results of this study indicate that the flash media card is able to improve the ability to speak. The percentage from pre action class room research to cycle II is, pre cycle 44.65%, cycle I 62.10% and cycle III 82.15%.

Conclusions of this study the increased ability to speak through the use of flash media card on A group of children kindergarten Pertiwi I Dukuh in the academic year of 2014 / 2015.

(6)

ABSTRAK

Umi Istiqomah / A520110031. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FLASH CARD PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI I DUKUH BANYUDONO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Juni, 2015.

Berbicara merupakan keterampilan untuk menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Menurut Mulgrave berbicara bukan sekedar pengucapan bunyi – bunyi atau kata-kata tetapi berbicara merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan –gagasan yang disusun sesuai dengan kebutuhan mendengar. Penggunaan media untuk melatih kemampuan berbicara yang masih monoton di Taman Kanak-Kanak (TK) salah satu penyebab rendahnya kemampuan berbicara pada anak. Media flash card merupakan salah satu media alternative yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada anak usia dini. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara melalui penggunaan media flash card pada anak kelompok A TK Pertiwi I Dukuh.

Jenis penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan prosedur kerja dua siklus, terdiri dari empat tahap. Subjek penelitian ini adalah guru dan anak kelompok A di TK Pertiwi I Dukuh Banyudono Boyolali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media flash card mampu meningkatkan kemampuan berbicara. Hasil persentase dari kemampuan berbicara dari sebelum diberi tindakan sampai siklus II, yakni prasiklus 44,65 %, siklus I 62,10 %, dan siklus II 82,15%.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan kemampuan berbicara melalui penggunaan media flash card pada anak kelompok A TK Pertiwi I Dukuh tahun pelajaran 2014/2015.

(7)

PENDAHULUAN

Undang- Undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Bisa dikatakan bahwa PAUD adalah persiapan anak menghadapi masa Sekolah Dasar.

Menurut Badudu dalam (Gunarti 2010:135) menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau alat komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari indvidu-individu untuk menyatakan pikiran, perasaan, keinginannya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa sebagai suatu sistem bunyi yang arbriter (mana suka) digunakan masyarakat dalam rangka bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbicara adalah dengan menggunakan media flash card. Media ini akan mempermudah anak untuk mengembangkan bahasa dan melatih kemampuan anak dalam berbicara sehingga dengan media ini dalam pembelajaran anak tidak cepat bosan. Media flash card adalah media pembelajaran visual yang berbentuk kartu- kartu bergambar yang dilengkapi dengan kata dalam bentuk kartu dan biasanya berisi kata- kata , gambar atau kombinasinya. Media ini digunakan untuk mengembangkan perbendaharaan kata dalam bahasa pada umumnya.Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Penggunaan Media Flash Card pada anak kelompok A TK Pertiwi I Dukuh Tahun Pelajaran 2014/ 2015”.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2006 : 88) bahasa berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik , sopan santun yang baik.

Menurut Badudu dalam (Gunarti 2010:1.35) menyatakan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari

(8)

indvidu-individu yang menyatakan pikiran, persaan, keinginannya. Depdiknas (2005 : 3 ) bahasa pada hakikatnya adalah ucapan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya.Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia , kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti ( bisa sanggup) melakukan sesuatu. Kata mampu yang mendapat awalan ke- akhiran –an akan menjadi kata kemampuan yang selanjutnya memiliki arti kesanggupan, kecakapan, kekuatan atau kekayaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007 : 707).

Berbicara (KBBI, 2007 :148) adalah berkata, bercakap, berbahasa dan melahirkan pendapat dan perkataan. Berbicara itu mengutarakan isi pikiran atau melisankan sesuatu yang dimaksudkan. Tarigan (2008 : 16 ) menyatakan bahwa berbicara adalah kemampuan seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang bertujuan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran , gagasan ,dan perasaan orang tersebut. Berbicara menupakan sistem tanda –tanda yang audible ( dapat didengar ) dengan memanfaatkan otot dan jaringan tubuh manusia untuk menyampaikan maksud dan tujuan, gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan.

Kemampuan berbicara adalah kecakapan atau potensi mengungkapkan pendapat , atau gagasan secara lisan bersifat produktif dan mekanistik yang hanya dikuasai dengan berlatih berbicara dan merupakan bagian tingkah laku hidup manusia yang sangat penting sebagai alat komunikasi kepada orang lain. Kemampuan berbicara merupakan sebuah kecakapan menyampaikan gagasan, informasi atau pesan kepada orang lain.

Media berasal dari bahasa Latin yang berarti perantara atau pengantar. Sedangkan menurut Arief Sadiman (2006 : 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku ,film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.Menurut Yusuf Hadimiarso ( 2007 : 54 ) bahwa media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan ingin diteruskan kepada penerima pesan , pesan yang disampaikan adalah pesan pembelajaran dan tujuan yang ingin dicapai adalah proses belajar.

(9)

Flash card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi dengan kata-kata dalam bentuk kartu yang dikenalkan oleh Glenn Doman. Metode pembelajaran Glenn Doman dilakukan secara bertahap dengan menggunakan alat media flash card yang merupakan kata yang ditulis pada karton putih dengan ukuran huruf 10 cm x 12,5 cm, huruf ditulis dengan warna merah huruf kapital (Minanur Rohmah, 2010: 19-20).

Salah satu penelitian terdahulu yang hampir sama dilakukan oleh peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsih (2010) dalam skripsinya tentang “ Meningkatkan Kosakata Melalui Media Flash Card pada Anak TK Kuncup Melati I Kelompok B Tahun Ajaran 2009 / 2010 “ menyimpulkan bahwa peningkatan kosakata anak dengan menggunakan media flash card dalam pembelajaran di TK Kuncup Melati I mengalami peningkatan.

Adapun hipotesis yang telah dirumuskan oleh peneliti adalah “ Apakah melalui Media Flash Card dapat Meningkatkan Kemampuan Berbicara pada Anak Kelompok A TK Pertiwi I Dukuh Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015?”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini berdasarkan pendekatannya merupakan penelitian kualitatif dengan penelitian tindakan kelas. Menurut suharsimi Arikunto (2014:3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Dalam penelitian ini variable yang diteliti adalah meningkatkan kemampuan berbicara melalui media flash card.

Penelitian ini dilakukan di TK Pertiwi I Dukuh , Desa Tunjangan Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. . Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun, anak sebagai pihak penerima tindakan berjumlah 14 anak terdiri dari 9 anak laki-laki dan 5 anak perempuan, peneliti sebagai pemberi tindakan.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

(10)

1. Observasi

Metode ini dipakai untuk mengumpulkan data yang pengisiannnya berdasarkan pengamatan langsung terhadap kemampuan berbicara anak. Observasi dilakukan meliputi kemampuan berbicara anak yang dapat dilihat dari pencapaian indikator yang telah ditetapkan, pelaksanaan metode media fash card dan kejadian yang terjadi di luar perencanaan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah daftar nama-nama anak-anak didik, foto kegiatan anak pada saat kegiatan mengulang kata dan mengerjakan tugas, rencana pelaksanaan pembelajaran, daftar nilai, dan dokumen yang ada di dalam sekolah.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul pada saat proses kegiatan mengulang kata berlangsung yang belum terdapat dalam pedoman observasi.

Adapun analisis data yang dilakukan peneliti untuk mengetahui peningkatan yang terjadi dengan metode teknik analisis komparatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang dikumpulkan adalah data peningkatan kemampuan berbicara anak yang diperoleh dengan teknik observasi terhadap 5 indikator dan 10 butir amatan. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri 2 siklus dengan gambaran sebagai berikut:

1. Pra Siklus

Peneliti melakukan pengamatan lebih teliti pada hari jumat, 10 April 2015. Pengamatan dilakukan dari kegiatan awal sampai kegiatan berakhir. Pada saat peneliti melakukan pengamatan belum diterapkan kegiatan pembelajaran menggunakan flash card untuk melatih berbicara anak. Kegiatan pembelajaran masih menggunakan lembar kerja anak ,dan anak hanya diberi tugas untuk menyelesaikan tugasnya. Untuk melatih kemampuan berbicara hanya dengan

(11)

menggunakan buku cerita. Anak hanya mendengarkan cerita yang dibacakan guru sehingga anak merasa bosan karena kegiatan kurang menarik bagi anak. Berdasarkan pengamatan peneliti , anak-anak kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran untuk melatih anak berbicara. Kegiatan yang dilakukan hanya mengerjakan lembar kegiatan dan mendengarkan cerita yang dibacakan oleh guru yang membuat anak kurang berkonsentrasi dan cepat merasa bosan karena cerita yang dibacakan hanya cerita yang itu-itu saja.

2. Siklus I

Tindakan siklus I dimulai pada hari senin, 13 April 2015. Pada pertemuan pertama peneliti menata lingkungan belajar sesuai rencana bidang pengembangan (RBP) yaitu dengan tema alam semesta. Pada pertemuan siklus I peneliti dan guru sebagai pengamat / observer terhadap kegiatan melatih berbicara anak yang dilaksanakan. Kegiatan untuk melatih anak berbicara dilakukan setelah kegiatan pembelajaran anak selesai. Kegiatan untuk melatih kemampuan berbicara anak dengan pertama-tama peneliti menjelaskan tentang apa itu flash card, kemudian peneliti mengajak anak untuk memperhatikan dan membaca kartu kata yang dibawa satu persatu secara urut, dan anak mulai mengikuti menirukan kata secara bersama-sama.

Setelah membaca bersama-sama peneliti menunjuk anak untuk maju kedepan satu persatu dan bertatap muka langsung antara anak dengan peneliti. Anak-anak sangat antusias dan berebut untuk maju kedepan untuk giliran yang pertama. Kegiatan membaca kartu kata diawali dengan membaca bismillah, selanjutnya anak disuruh mengurutkan kata yang dipegangi peneliti satu persatu dan mengingatnya. Ada anak yang masih malu dan harus dibantu peneliti untuk membaca kata apa yang ada di Flash card. Media pertama mengulang kata sesuai yang diinginkan dan sesuai dengan butir amatan yang dibuat peneliti. Anak mengurutkan kata sangat senang dan media ini menarik bagi anak dan belum pernah diajarkan pembelajaran. , hasil akhir dari kegiatan pra siklus di peroleh 44,65 % dan Berdasarkan tabulasi diperoleh rata-rata persentase kemampuan berbicara satu kelas 62,10%. Persentase kemampuan berbicara anak tertinggi sebesar 67,50%, terendah sebesar 55,00%. Berdasarkan persentase

(12)

diatas dapat diketahui bahwa kemampuan berbicara menunjukan peningkatan dibanding sebelum diberi tindakan.Peningkatan memang tidak begitu signifikan dan belum merata.

3. Siklus II

Tindakan siklus II dimulai pada hari Kamis, 23 April 2015. Pada pertemuan pertama peneliti menata lingkungan belajar sesuai rencana bidang pengembangan (RBP) yaitu dengan tema alam semesta sub tema gejala alam. Pada pertemuan siklus II peneliti dan guru sebagai pengamat / observer terhadap kegiatan mengulang kata yang dilaksanakan. Anak-anak duduk dibawah dan bermain kartu kata dengan peneliti. Dengan cara peneliti mengambil kartu kata dari belakang dan mengucap kata yang ada pada kartu, setelah itu anak menirukan bersama, kemudian anak kembali ke tempat masing-masing dan mengerjakan tugas yang di berikan. Kegiatan pertama aspek fisik motorik halus yaitu mewarnai gambar pemandangan di desa. Bagi anak yang mendapat giliran dan dipanggil namanya,anak mengulang kata di depan peneliti, sedangkan anak yang lainnya menunggu sambil mengerjakan tugas yang diberikan. Kegiatan mengulang kata sama. Seperti sebelumnya, diawali dengan membaca bismillah. Pada pertemuan ini peneliti lebih memotivasi anak agar lebih percaya diri . peneliti juga menyelipkan pengetahuan baru dan bertanya-tanya pada anak serta pendekatan lebih mendalam pada anak. Hal ini diberikan untuk mendapat keberhasilan anak dalam kegiatan mengulang kata melalui media flash card. Rata-rata persentase kemampuan berbicara satu kelas 81,25 %. Persentase kemampuan berbicara anak tertinggi sebesar 87,50 % , terendah sebesar 67,50 % . berdasarkan persentase diatas dapat diketahui bahwa kenaikan persentase tersebut telah mencapai indikator pencapaian yaitu 80 %.

(13)

Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Per Siklus

Aspek Pra Siklus Siklus I Siklus II

Rata-rata persentase Kemampuan

berbicara satu kelas

44,65% 62,10 % 81,25%

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dapat diketahui bahwa menggunakan media flash card dapat meningkatkan kemampuan berbicarap anak di TK Pertiwi I Dukuh Tahun Ajaran 2014-2015. Adapun peningkatan rata-rata persentase kemampuan berbicara anak dari sebelum tindakan sampai dengan siklus II yakni Pra siklus 44,65%, Siklus I mencapai 62,10% dan siklus II mencapai 81,25%.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2014. “Penelitian TindakanKelas”. Jakarta: PT BumiAksara. Basuki, Wibawa dan Farida Mukti. 1992. Media Pendidikan. Jakarta : Depdinas. Depdiknas.2005. Perkembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta. Balai Pustaka. Gunarti,Winda dkk.2010. Metode Pengembangan dan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sadiman, Arief S.2012. Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Suryaningsih. 2010. Meningkatkan Kosa Kata Melalui Media Flash Card Pada Anak

TK Kuncup Melati I Kelompok B Tahun Ajaran 2009/2010. Klaten : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tarigan , Henry Guntur. 2008. Pemerolehan Bahasa. Jakarta : Bumi Aksara.

Yusuf , Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosdakarya.

http:// lib. Uin- malang.ac.id/thesis/fullchapter/05410031-minianur-rohma.ps pada hari Rabu tanggal 13 Januari 2015 pukul 20.40 WIB.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan indikator 14 wilayah kopertis, acara monev riset yang dibiayai, sosialisasi program pendanaan riset dan permintaan lembaga. • PETUNJUK TEKNIS PENGUKURAN TKT ONLINE  100%

Dalam menyiapkan administrasi pengajaran dilakukan dengan melihat contoh-contoh yang ada yang disesuaikan dengan mata pelajaran yang diajar kemudian melakukan konsultasi dengan

Dengan ini menyatakan dengan sebenamya bahwa karya ilmiah ini telah diperiksa/divalidasi dan hasilnya telah memenuhi kaidah ilmiah, norma akademik dan norma hukum

Adapun parameter yang digunakan untuk mengetahui persepsi nelayan terhadap tingkat kebersihan di TPI PPN Palabuhanratu antara lain adalah (i) jumlah tempat sampah

Tujuan : untuk mempelajari dan memahami asuhan kebidanan pada kasus bayi baru lahir hipotermia dengan riwayat asfiksia sedang di Perinatologi RSUD Karanganyar

Pengaruh budaya, khususnya Legenda Sri Tanjung dan Sayu Wiwit dalam memengaruhi alam bawah sadar RM yang kemudian memutus- kan mendukung dan menjadi salah satu tim setia

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil penelitian :(1) siswa yang dikenai model pembelajaran TGT-TC mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang

Jenis penelitian yang digunakan adalah Research and Development (R&D) dengan model pengembangan yang digunakan adalah pengembangan perangkat lunak Waterfall yang