L1
LAMPIRAN 1 DATA PENDUKUNG
L1.1 Tingkat Kelulusan SDIIPL
Mutu pendidikan sebuah sekolah dapat diketahui dari kualitas dan kuantitas output (dalam hal ini lulusan) nya. Pada gambar L1.1 terdapat data kelulusan siswa SDIIPL per tahunnya.
Gambar L 1.1 Data Kelulusan Siswa Per Tahun SDIIPL Sumber: SDIIPL
L.1.2 Data Siswa SDIIPL Asal TKIIPL
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepercayaan orangtua siswa terhadap mutu pendidikan di PIIPL, berikut pada tabel L1.1 disajikan data jumlah siswa TKIIPL yang mendaftar dan masuk menjadi siswa SDIIPL.
L2 Tabel L1.1 Data lulusan TKIIPL yang mendaftar ke SDIIPL
Tahun Ajaran Jumlah total lulusan Jumlah yang mendaftar ke SDIIPL %
2002/2003 87 78 89,7% 2003/2004 87 81 93,1% 2004/2005 87 84 96,6% 2005/2006 84 81 96,4% 2006/2007 84 79 94% Sumber: SDIIPL
L1.3 Rincian Potongan Biaya Sekolah
Berikut ini adalah daftar ketentuan keuangan yang harus dipenuhi apabila ingin mendaftar ke SDIIPL. Dapat dilihat bahwa SDIIPL menawarkan keringanan biaya bagi orangtua yang anak kedua dan seterusnya bersekolah di PIIPL.
1. Uang Pangkal
Ada Kakak Kandung/Alumni di Al-Izhar Pondok Labu Rp. 25.900.000,- Tidak ada Kakak Kandung/Alumni di Al-Izhar Pondok Labu Rp. 29.500.000,- 2. Uang Sekolah Per Bulan
Ada Kakak Kandung/Alumni di Al-Izhar Pondok Labu Rp. 720.000,- Tidak ada Kakak Kandung/Alumni di Al-Izhar Pondok Labu Rp. 795.000,- 3. Uang BEOM Per Tahun Rp. 240.000,- 4. Uang Seragam : Putra/Putri Rp. ---- 5. Biaya Program Liburan, asuransi, kartu pelajar dan
pas foto kolektif Rp. 150.000,- 6. Sumbangan Sukarela Pendidikan Rp. ----
L3
L1.4 Data Siswa Mutasi
Salah satu unsur untuk mengetahui bagus tidaknya mutu pendidikan dari sebuah sekolah adalah kesetiaan orangtua siswa untuk tetap menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Hal ini disebabkan karena jika orangtua siswa merasa mutu pendidikan dari sekolah tersebut kurang, maka mereka tidak segan untuk memindahkan anaknya. Dari data mutasi siswa pada tabel L1.2 dapat diketahui bahwa tingkat kesetiaan orangtua sangat tinggi. Kalaupun ada mutasi siswa, biasanya lebih disebabkan karena pekerjaan orangtuanya.
Tabel L1.2 Data Siswa Mutasi
Tahun Ajaran Jumlah Siswa Alasan
2004/2005 1 Pindah ke New Zealand, untuk persiapan SMP disana
2005/2006 2 o Pindah ke Bandung, tugas orangtua o Pindah ke Thailand, tugas orangtua 2006/2007 8 o Ayah pindah tugas ke Singapura
o Pindah ke British International School o Pindah ke Cikal
o Pindah ke Qatar o Pindah ke Yogyakarta o Pindah ke Singapore o Pindah ke Singapore
o Pindah ke SD. Islam Terpadu Sumber : SDIIPL
L4
L1.5 Daftar Perbandingan Harga Pesaing
Pada tabel L1.3 disajikan daftar perbandingan harga SPP perbulan antara SDIIPL dengan pesaingnya. Dari sini dapat diketahui bahwa SDIIPL termasuk dalam kategori sekolah dengan biaya SPP yang mahal.
Tabel L1.3 Daftar Perbandingan SPP
No. Nama Sekolah Biaya SPP per bulan
1 SDI. Al-Izhar Pondok Labu -Kelas 1-3
-Kelas 4-5 -Kelas 6
Rp. 795. 000,- tidak ada kakak kandung Rp. 720. 000,- ada kakak kandung Rp. 755. 000,-
Rp. 830. 000,- 2 SD. Bakti Mulya 400 Rp. 475. 000,- 3 SD. Dian Didaktika Rp. 585. 000,- 4 High Scope Elementary School Rp.2. 425. 000,- 5 SDI. Harapan Ibu
- Regular - Bilingual
Rp. 450. 000,- Rp. 750. 000,- 6 Cikal Elementary School Rp.1. 950. 000,-
L5
LAMPIRAN 2
PEMBAGIAN TUGAS DAN WEWENANG SDI. AL-IZHAR PONDOK LABU
Berikut ini adalah daftar pembagian tugas dan wewenang dari semua pihak yang berada di SDIIPL. Maksud dari pembagian tugas dan wewenang ini adalah untuk memudahkan dalam operasional kerja.
L6
LAMPIRAN 3
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
L3.1 Daftar pertanyaan wawancara Porter
Berikut adalah daftar pertanyaan wawancara untuk mengetahui 5 elemen yang diperlukan untuk melakukan analisis Porter. Wawancara ini dilakukan dengan pihak KPP Humas PIIPL karena dianggap lebih memahami keadaan industri pendidikan secara keseluruhan.
1. Pendatang Baru
a. Apakah industri pendidikan menjanjikan keuntungan yang besar?
b. Apa yang membuat seseorang atau lembaga tertarik untuk membuat sekolah? c. Apakah syarat yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah lembaga
pendidikan, dalam hal ini sekolah, tergolong mudah atau sulit?
d. Bagaimana keberadaan pendatang baru dalam industri pendidikan, dalam hal ini sekolah dasar, terhadap SDIIPL? Apakah merupakan ancaman yang tinggi atau malah tidak berpengaruh?
2. Produk Substitusi
a. Produk atau jasa apa sajakah yang dapat menggantikan jasa pendidikan yang disediakan oleh SDIIPL?
b. Apakah hal tersebut menjadi ancaman bagi SDIIPL? Mengapa? 3. Kekuatan Pemasok
a. Siapa sajakah orang, lembaga, atau perusahaan yang dapat dikatakan sebagai pemasok bagi SDIIPL?
L7 b. Berupa apa pasokan tersebut?
c. Apabila terdapat kondisi dimana pemasok tersebut tidak ada, bagaimana keadaan SDIIPL?
d. Apabila terdapat kondisi dimana SDIIPL tidak ada, bagaimana keadaan pemasok tersebut?
4. Kekuatan Pembeli
a. Siapa sajakah orang, lembaga, atau perusahaan yang dapat dikatakan sebagai pembeli bagi SDIIPL?
b. Adakah pilihan lain bagi pembeli selain SDIIPL, tetapi dengan kualitas yang sama?
c. Hal apa sajakah yang akhirnya dapat membuat pembeli menjatuhkan pilihan pada SDIIPL?
5. Persaingan Industri
a. Siapa sajakah pemain dalam industri pendidikan saat ini?
b. Siapa saja yang dapat digolongkan sebagai pesaing bagi SDIIPL? c. Atas dasar apa mereka dapat digolongkan sebagai pesaing? d. Apakah dalam industri pendidikan ini ada market leader-nya?
e. Dimensi strategi apa saja yang sudah dilakukan oleh SDIIPL untuk tetap membuat dirinya unggul dalam persaingan?
f. Bagaimanakah keadaan persaingan antar pesaing?
L8
L3.2 Daftar pertanyaan wawancara Value Network
Berikut adalah daftar pertanyaan wawancara untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi SDIIPL saat ini. Wawancara ini dilakukan dengan pihak SDIIPL karena dianggap lebih memahami keadaan operasional.
1. Kegiatan promosi apa saja yang sudah dilakukan oleh SDIIPL sejauh ini?
2. Apakah SDIIPL mengadakan kerjasama atau kontrak dengan pihak lain? Dengan siapa saja?
3. Kewajiban apa saja yang harus dipenuhi oleh SDIIPL setiap saat dan kepada siapa?
4. Pelayanan apa saja yang dijanjikan oleh SDIIPL terhadap siswa yang akan bersekolah di situ?
5. Pengadaan fasilitas apa saja yang dijanjikan oleh SDIIPL terhadap siswa yang akan bersekolah di situ?
6. Kegiatan pendukung apa saja yang dilakukan baik oleh SDIIPL ataupun PIIPL demi kelangsungan proses belajar mengajar?
7. Siapakah penanggung jawab bagi setiap kegiatan diatas (1-6)?
L3.2 Daftar pertanyaan wawancara SWOT
Berikut adalah daftar pertanyaan wawancara untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi SDIIPL saat ini.
1. Hal apa saja yang dapat dianggap sebagai suatu kelebihan dari SDIIPL dibandingkan pesaingnya?
L9 2. Hal apa saja yang masih harus dilakukan oleh SDIIPL demi menutupi
kekurangannya yang dimiliki?
3. Saat ini, kondisi eksternal apa sajakah yang apabila direspon secara positif oleh SDIIPL maka akan membawa dampak yang baik?
4. Saat ini, kondisi eksternal apa sajakah yang dapat dikategorikan sebagai ancaman bagi SDIIPL?
L10
LAMPIRAN 4
PERHITUNGAN BOBOT DAN RATING
L4.1 Perhitungan bobot dan rating IFE L4.1.1 Identifikasi rating faktor internal
Berikut adalah pemberian rating bagi seluruh faktor internal dari SDIIPL. Seluruh pemberian rating ini ditentukan oleh pihak sekolah untuk kepentingan relatif sekolah. Pemberian rating (dalam kolom 3) menggunakan skala mulai dari 1 sampai 4 untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama (1), kelemahan minor (2), kekuatan minor (3), atau kekuatan utama (4). Kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2.
Tabel L4. 1 Penentuan Rating Faktor Internal Kekuatan / Strength
Kekuatan Rating
S1 Aplikasi kurikulum yang berbasiskan pendekatan proses 4 S2 Dukungan dari Yayasan Anakku selaku manajemen puncak 3 S3 SDM baik guru ataupun non-guru yang profesional 3 S4 Fasilitas dan infrastruktur yang sangat memadai 3 S5 SDIIPL memiliki citra yang bagus dan kuat 4
Kelemahan / Weakness
Kelemahan Rating
W1 Harga yang tergolong mahal 1
W2 Sinkronisasi kurikulum Depdiknas dengan SDIIPL 2 W3
Kurang menggunakan teknologi informasi dalam mendukung
kegiatan 1 W4 Penyampaian informasi kepada orangtua yang sering terhambat 1
W5 Promosi yang kurang 2
L11
L4.1.2 Perhitungan bobot bagi faktor internal
Pemberian bobot pada masing-masing faktor dimulai dari skala 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting) dan jika dijumlahkan secara keseluruhan harus mencapai angka satu . Hasil pembobotan ini didapatkan dari pembandingan faktor-faktor internal secara berpasangan. Setelah didapatkan perhitungan total dari setiap perbandingan, langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi. Bobot didapat dari total normalisasi setiap elemen yang dibagi dengan jumlah elemen. Bobot mengindikasikan tingkat penting dari faktor terhadap keberhasilan SDIIPL dalam industri.
Tabel L4. 2 Perbandingan berpasangan faktor internal
No Pilihan Mana yang lebih berpengaruh a/b? Bobot
S1 Aplikasi kurikulum yang berbasiskan pendekatan proses 1 S2
Dukungan dari Yayasan Anakku selaku manajemen
puncak a 2
S1 Aplikasi kurikulum yang berbasiskan pendekatan proses
2 S3 SDM baik guru ataupun non-guru yang profesional b 2 S1 Aplikasi kurikulum yang berbasiskan pendekatan proses
3 S4 Fasilitas dan infrastruktur yang sangat memadai a 2 S1 Aplikasi kurikulum yang berbasiskan pendekatan proses
4 S5 SDIIPL memiliki citra yang bagus dan kuat b 3 S1 Aplikasi kurikulum yang berbasiskan pendekatan proses
5 W1 Harga yang tergolong mahal a 2
S1 Aplikasi kurikulum yang berbasiskan pendekatan proses
6 W2 Sinkronisasi kurikulum Depdiknas dengan SDIIPL b 2 S1 Aplikasi kurikulum yang berbasiskan pendekatan proses
7 W3
Kurang menggunakan teknologi informasi dalam
mendukung kegiatan b 3
S1 Aplikasi kurikulum yang berbasiskan pendekatan proses 8 W4
Penyampaian informasi kepada orangtua yang sering
terhambat b 4
S1 Aplikasi kurikulum yang berbasiskan pendekatan proses
9 W5 Promosi yang kurang a 2
10 S2
Dukungan dari Yayasan Anakku selaku manajemen
L12
S3 SDM baik guru ataupun non-guru yang profesional S2
Dukungan dari Yayasan Anakku selaku manajemen puncak
11 S4 Fasilitas dan infrastruktur yang sangat memadai a 2 S2
Dukungan dari Yayasan Anakku selaku manajemen puncak
12 S5 SDIIPL memiliki citra yang bagus dan kuat b 3 S2
Dukungan dari Yayasan Anakku selaku manajemen puncak
13 W1 Harga yang tergolong mahal a 3
S2
Dukungan dari Yayasan Anakku selaku manajemen puncak
14 W2 Sinkronisasi kurikulum Depdiknas dengan SDIIPL b 3 S2
Dukungan dari Yayasan Anakku selaku manajemen puncak
15 W3
Kurang menggunakan teknologi informasi dalam
mendukung kegiatan b 2
S2
Dukungan dari Yayasan Anakku selaku manajemen puncak
16 W4
Penyampaian informasi kepada orangtua yang sering
terhambat b 3
S2
Dukungan dari Yayasan Anakku selaku manajemen puncak
17 W5 Promosi yang kurang a 1
S3 SDM baik guru ataupun non-guru yang profesional
18 S4 Fasilitas dan infrastruktur yang sangat memadai a 2 S3 SDM baik guru ataupun non-guru yang profesional
19 S5 SDIIPL memiliki citra yang bagus dan kuat a 2 S3 SDM baik guru ataupun non-guru yang profesional
20 W1 Harga yang tergolong mahal b 2
S3 SDM baik guru ataupun non-guru yang profesional
21 W2 Sinkronisasi kurikulum Depdiknas dengan SDIIPL b 2 S3 SDM baik guru ataupun non-guru yang profesional
22 W3
Kurang menggunakan teknologi informasi dalam
mendukung kegiatan a 2
S3 SDM baik guru ataupun non-guru yang profesional 23 W4
Penyampaian informasi kepada orangtua yang sering
terhambat b 3
S3 SDM baik guru ataupun non-guru yang profesional
24 W5 Promosi yang kurang a 1
S4 Fasilitas dan infrastruktur yang sangat memadai
25 S5 SDIIPL memiliki citra yang bagus dan kuat a 2 S4 Fasilitas dan infrastruktur yang sangat memadai
26 W1 Harga yang tergolong mahal b 1
S4 Fasilitas dan infrastruktur yang sangat memadai
27 W2 Sinkronisasi kurikulum Depdiknas dengan SDIIPL b 1 S4 Fasilitas dan infrastruktur yang sangat memadai b 2
28 W3
Kurang menggunakan teknologi informasi dalam mendukung kegiatan
L13
S4 Fasilitas dan infrastruktur yang sangat memadai 29 W4
Penyampaian informasi kepada orangtua yang sering
terhambat b 2
S4 Fasilitas dan infrastruktur yang sangat memadai
30 W5 Promosi yang kurang b 1
S5 SDIIPL memiliki citra yang bagus dan kuat
31 W1 Harga yang tergolong mahal a 2
S5 SDIIPL memiliki citra yang bagus dan kuat
32 W2 Sinkronisasi kurikulum Depdiknas dengan SDIIPL b 3 S5 SDIIPL memiliki citra yang bagus dan kuat
33 W3
Kurang menggunakan teknologi informasi dalam
mendukung kegiatan b 2
S5 SDIIPL memiliki citra yang bagus dan kuat 34 W4
Penyampaian informasi kepada orangtua yang sering
terhambat b 3
S5 SDIIPL memiliki citra yang bagus dan kuat
35 W5 Promosi yang kurang a 1
W1 Harga yang tergolong mahal
36 W2 Sinkronisasi kurikulum Depdiknas dengan SDIIPL b 1 W1 Harga yang tergolong mahal
37 W3
Kurang menggunakan teknologi informasi dalam
mendukung kegiatan a 2
W1 Harga yang tergolong mahal 38 W4
Penyampaian informasi kepada orangtua yang sering
terhambat b 2
W1 Harga yang tergolong mahal
39 W5 Promosi yang kurang a 1
W2 Sinkronisasi kurikulum Depdiknas dengan SDIIPL 40 W3
Kurang menggunakan teknologi informasi dalam
mendukung kegiatan b 2
W2 Sinkronisasi kurikulum Depdiknas dengan SDIIPL 41 W4
Penyampaian informasi kepada orangtua yang sering
terhambat b 2
W2 Sinkronisasi kurikulum Depdiknas dengan SDIIPL
42 W5 Promosi yang kurang a 1
W3
Kurang menggunakan teknologi informasi dalam mendukung kegiatan
43 W4
Penyampaian informasi kepada orangtua yang sering
terhambat b 2
W3
Kurang menggunakan teknologi informasi dalam mendukung kegiatan
44 W5 Promosi yang kurang a 2
W4
Penyampaian informasi kepada orangtua yang sering terhambat
45 W5 Promosi yang kurang a 2
L14 Tabel L4. 3 Penentuan Normalisasi IFE
S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 TOTAL
S1 Aplikasi kurikulum yang berbasiskan
pendekatan proses 1,00 2,00 0,50 2,00 0,33 2,00 0,50 0,33 0,25 2,00 10,92 S2 Dukungan dari Yayasan Anakku selaku
manajemen puncak 0,50 1,00 0,50 2,00 0,33 3,00 0,33 0,50 0,33 1,00 9,50 S3 SDM baik guru ataupun non-guru yang
profesional 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 0,50 0,50 2,00 0,33 1,00 13,33 S4 Fasilitas dan infrastruktur yang sangat
memadai 0,50 0,50 0,50 1,00 2,00 1,00 1,00 0,50 0,50 1,00 8,50
S5 SDIIPL memiliki citra yang bagus dan
kuat 3,00 3,00 0,50 0,50 1,00 2,00 0,33 0,50 0,33 1,00 12,17
W1 Harga yang tergolong mahal 0,50 0,33 2,00 1,00 0,50 1,00 1,00 2,00 0,50 1,00 9,83 W2 Sinkronisasi kurikulum Depdiknas dengan
SDIIPL 2,00 3,00 2,00 1,00 3,00 1,00 1,00 0,50 0,50 1,00 15,00
W3 Kurang menggunakan teknologi informasi
dalam mendukung kegiatan 3,00 2,00 0,50 2,00 2,00 0,50 2,00 1,00 0,50 2,00 15,50 W4 Penyampaian informasi kepada orangtua
yang sering terhambat 4,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 24,00 W5 Promosi yang kurang 0,50 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,50 0,50 1,00 8,50
Total 17,00 17,83 11,50 14,50 15,17 14,00 9,67 9,83 4,75 13,00 127,25
S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 TOTAL BOBOT
S1 Aplikasi kurikulum yang
berbasiskan pendekatan proses 0,06 0,11 0,04 0,14 0,02 0,14 0,05 0,03 0,05 0,15 0,81 0,0809 S2 Dukungan dari Yayasan Anakku
selaku manajemen puncak 0,03 0,06 0,04 0,14 0,02 0,21 0,03 0,05 0,07 0,08 0,74 0,0736 S3 SDM baik guru ataupun non-guru
yang profesional 0,12 0,11 0,09 0,14 0,13 0,04 0,05 0,20 0,07 0,08 1,02 0,1024 S4 Fasilitas dan infrastruktur yang
sangat memadai 0,03 0,03 0,04 0,07 0,13 0,07 0,10 0,05 0,11 0,08 0,71 0,0710 S5 SDIIPL memiliki citra yang bagus
L15
S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 TOTAL BOBOT
W1 Harga yang tergolong mahal 0,03 0,02 0,17 0,07 0,03 0,07 0,10 0,20 0,11 0,08 0,88 0,0884 W2 Sinkronisasi kurikulum Depdiknas
dengan SDIIPL 0,12 0,17 0,17 0,07 0,20 0,07 0,10 0,05 0,11 0,08 1,13 0,1134 W3
Kurang menggunakan teknologi informasi dalam mendukung kegiatan
0,18 0,11 0,04 0,14 0,13 0,04 0,21 0,10 0,11 0,15 1,21 0,1205 W4 Penyampaian informasi kepada
orangtua yang sering terhambat 0,24 0,17 0,26 0,14 0,20 0,14 0,21 0,20 0,21 0,15 1,92 0,1918 W5 Promosi yang kurang 0,03 0,06 0,09 0,07 0,07 0,07 0,10 0,05 0,11 0,08 0,72 0,0715
Total Bobot 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 10,00 1,00
Sumber: Hasil Penelitian
L4.2 Perhitungan bobot dan rating EFE L4.2.1 Identifikasi rating faktor eksternal
Berikut adalah pemberian rating bagi seluruh faktor enternal dari SDIIPL. Seluruh pemberian rating ini ditentukan oleh pihak sekolah untuk kepentingan relatif sekolah. Pemberian rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (respon perusahaan superior) sampai dengan 1 (respon perusahaan jelek). Dimana untuk variabel kekuatan, angka 1 menunjukkan nilai paling rendah dan angka 4 menunjukkan suatu nilai yang paling tinggi. Sedangkan sebaliknya untuk variabel kelemahan, angka 1 menunjukkan nilai yang paling lemah dan angka 4 menunjukkan suatu nilai yang tidak terlalu lemah. Seluruh pembobotan dan rating ini ditentukan oleh kepentingan relatif SDIIPL.
L16 Tabel L4. 4 Penentuan Rating Faktor Eksternal
Peluang / Opportunity
Peluang Bobot
O1 Banyak lembaga profesional yang ingin menjalin kerjasama 3 O2 Masyarakat kalangan menengah keatas yang semakin sadar pendidikan 2 O3 Bentuk pendekatan proses yang sudah mulai dikenal masyarakat luas 1 O4 Perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat 3 O5 Masyarakat yang tinggal di sekitar SDIIPL termasuk kalangan menengah keatas 2
Ancaman / Threat
Ancaman Bobot
T1 Pengembangan metode homeschooling 1 T2 Himbauan dari Depdiknas untuk melaporkan nilai secara online 2
T3 Bertambahnya jumlah pesaing 3
T4 Beberapa pesaing sudah menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kegiatannya 3 T5 Kebijakan kurikulum Depdiknas yang terus berubah 2
Sumber: Hasil wawancara
L4.2.2 Perhitungan bobot bagi faktor eksternal
Pemberian bobot pada masing-masing faktor dimulai dari skala 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting) dan jika dijumlahkan secara keseluruhan harus mencapai angka satu. Hasil pembobotan ini didapatkan dari pembandingan faktor-faktor eksternal secara berpasangan. Setelah didapatkan perhitungan total dari setiap perbandingan, langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi. Bobot didapat dari total normalisasi setiap elemen yang dibagi dengan jumlah elemen. Bobot mengindikasikan tingkat penting dari faktor terhadap keberhasilan SDIIPL dalam industri.
L17 Tabel L4. 5 Perbandingan berpasangan faktor eksternal
No Pilihan Mana yang lebih berpengaruh a/b? Bobot
O1 Banyak lembaga profesional yang ingin menjalin kerjasama 1 O2
Masyarakat kalangan menengah keatas yang semakin
sadar pendidikan b 3
O1 Banyak lembaga profesional yang ingin menjalin kerjasama 2 O3
Bentuk pendekatan proses yang sudah mulai dikenal
masyarakat luas a 2
O1 Banyak lembaga profesional yang ingin menjalin kerjasama 3 O4
Perkembangan teknologi informasi yang semakin
meningkat a 2
O1 Banyak lembaga profesional yang ingin menjalin kerjasama 4 O5
Masyarakat yang tinggal di sekitar SDIIPL termasuk
kalangan menengah keatas b 3
O1 Banyak lembaga profesional yang ingin menjalin kerjasama
5 T1 Pengembangan metode homeschooling a 3
O1 Banyak lembaga profesional yang ingin menjalin kerjasama 6 T2
Himbauan dari Depdiknas untuk melaporkan nilai secara
online b 2
O1 Banyak lembaga profesional yang ingin menjalin kerjasama
7 T3 Bertambahnya jumlah pesaing b 1
O1 Banyak lembaga profesional yang ingin menjalin kerjasama 8 T4
Beberapa pesaing sudah menggunakan teknologi informasi
untuk mendukung kegiatannya b 2
O1 Banyak lembaga profesional yang ingin menjalin kerjasama
9 T5 Kebijakan kurikulum Depdiknas yang terus berubah b 1 O2
Masyarakat kalangan menengah keatas yang semakin sadar pendidikan
10 O3
Bentuk pendekatan proses yang sudah mulai dikenal
masyarakat luas a 3
O2
Masyarakat kalangan menengah keatas yang semakin sadar pendidikan
11 O4
Perkembangan teknologi informasi yang semakin
meningkat a 2
O2
Masyarakat kalangan menengah keatas yang semakin sadar pendidikan
12 O5
Masyarakat yang tinggal di sekitar SDIIPL termasuk
kalangan menengah keatas b 3
O2
Masyarakat kalangan menengah keatas yang semakin sadar pendidikan
13 T1 Pengembangan metode homeschooling a 3 O2
Masyarakat kalangan menengah keatas yang semakin sadar pendidikan
14 T2
Himbauan dari Depdiknas untuk melaporkan nilai secara
online b 3
15 O2
Masyarakat kalangan menengah keatas yang semakin
L18
T3 Bertambahnya jumlah pesaing O2
Masyarakat kalangan menengah keatas yang semakin sadar pendidikan
16 T4
Beberapa pesaing sudah menggunakan teknologi informasi
untuk mendukung kegiatannya b 1
O2
Masyarakat kalangan menengah keatas yang semakin sadar pendidikan
17 T5 Kebijakan kurikulum Depdiknas yang terus berubah a 3 O3
Bentuk pendekatan proses yang sudah mulai dikenal masyarakat luas
18 O4
Perkembangan teknologi informasi yang semakin
meningkat b 3
O3
Bentuk pendekatan proses yang sudah mulai dikenal masyarakat luas
19 O5
Masyarakat yang tinggal di sekitar SDIIPL termasuk
kalangan menengah keatas b 3
O3
Bentuk pendekatan proses yang sudah mulai dikenal masyarakat luas
20 T1 Pengembangan metode homeschooling a 3 O3
Bentuk pendekatan proses yang sudah mulai dikenal masyarakat luas
21 T2
Himbauan dari Depdiknas untuk melaporkan nilai secara
online b 1
O3
Bentuk pendekatan proses yang sudah mulai dikenal masyarakat luas
22 T3 Bertambahnya jumlah pesaing b 2
O3
Bentuk pendekatan proses yang sudah mulai dikenal masyarakat luas
23 T4
Beberapa pesaing sudah menggunakan teknologi informasi
untuk mendukung kegiatannya a 2
O3
Bentuk pendekatan proses yang sudah mulai dikenal masyarakat luas
24 T5 Kebijakan kurikulum Depdiknas yang terus berubah a 1 O4
Perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat
25 O5
Masyarakat yang tinggal di sekitar SDIIPL termasuk
kalangan menengah keatas a 2
O4
Perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat
26 T1 Pengembangan metode homeschooling a 2 O4
Perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat
27 T2
Himbauan dari Depdiknas untuk melaporkan nilai secara
online b 2
O4
Perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat
28 T3 Bertambahnya jumlah pesaing b 2
O4
Perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat
29 T4
Beberapa pesaing sudah menggunakan teknologi informasi
L19
O4
Perkembangan teknologi informasi yang semakin meningkat
30 T5 Kebijakan kurikulum Depdiknas yang terus berubah b 1 O5
Masyarakat yang tinggal di sekitar SDIIPL termasuk kalangan menengah keatas
31 T1 Pengembangan metode homeschooling a 3 O5
Masyarakat yang tinggal di sekitar SDIIPL termasuk kalangan menengah keatas
32 T2
Himbauan dari Depdiknas untuk melaporkan nilai secara
online b 2
O5
Masyarakat yang tinggal di sekitar SDIIPL termasuk kalangan menengah keatas
33 T3 Bertambahnya jumlah pesaing b 3
O5
Masyarakat yang tinggal di sekitar SDIIPL termasuk kalangan menengah keatas
34 T4
Beberapa pesaing sudah menggunakan teknologi informasi
untuk mendukung kegiatannya b 2
O5
Masyarakat yang tinggal di sekitar SDIIPL termasuk kalangan menengah keatas
35 T5 Kebijakan kurikulum Depdiknas yang terus berubah a 3 T1 Pengembangan metode homeschooling
36 T2
Himbauan dari Depdiknas untuk melaporkan nilai secara
online b 2
T1 Pengembangan metode homeschooling
37 T3 Bertambahnya jumlah pesaing b 1
T1 Pengembangan metode homeschooling 38 T4
Beberapa pesaing sudah menggunakan teknologi informasi
untuk mendukung kegiatannya a 1
T1 Pengembangan metode homeschooling
39 T5 Kebijakan kurikulum Depdiknas yang terus berubah a 1 T2
Himbauan dari Depdiknas untuk melaporkan nilai secara online
40 T3 Bertambahnya jumlah pesaing b 2
T2
Himbauan dari Depdiknas untuk melaporkan nilai secara online
41 T4
Beberapa pesaing sudah menggunakan teknologi informasi
untuk mendukung kegiatannya b 3
T2
Himbauan dari Depdiknas untuk melaporkan nilai secara online
42 T5 Kebijakan kurikulum Depdiknas yang terus berubah a 2 T3 Bertambahnya jumlah pesaing
43 T4
Beberapa pesaing sudah menggunakan teknologi informasi
untuk mendukung kegiatannya a 3
T3 Bertambahnya jumlah pesaing
44 T5 Kebijakan kurikulum Depdiknas yang terus berubah a 2 T4
Beberapa pesaing sudah menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kegiatannya
45 T5 Kebijakan kurikulum Depdiknas yang terus berubah a 2
L20
Tabel L4. 6 Penentuan Normalisasi EFE
O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 TOTAL
O1 Banyak lembaga profesional yang ingin
menjalin kerjasama 1,00 0,33 2,00 2,00 0,33 3,00 0,50 1,00 0,50 1,00 11,67 O2 Masyarakat kalangan menengah keatas
yang semakin sadar pendidikan 3,00 1,00 3,00 2,00 0,33 3,00 0,33 2,00 1,00 3,00 18,67 O3 Bentuk pendekatan proses yang sudah
mulai dikenal masyarakat luas 0,50 0,33 1,00 0,33 0,33 3,00 1,00 0,50 2,00 1,00 10,00 O4 Perkembangan teknologi informasi yang
semakin meningkat 0,50 0,50 3,00 1,00 2,00 2,00 0,50 0,50 3,00 1,00 14,00 O5 Masyarakat yang tinggal di sekitar SDIIPL
termasuk kalangan menengah keatas 3,00 3,00 3,00 0,50 1,00 3,00 0,50 0,33 0,50 3,00 17,83 T1 Pengembangan metode homeschooling 0,33 0,33 0,33 0,50 0,33 1,00 0,50 1,00 1,00 1,00 6,33 T2 Himbauan dari Depdiknas untuk
melaporkan nilai secara online 2,00 3,00 1,00 2,00 2,00 2,00 1,00 0,50 0,33 2,00 15,83 T3 Bertambahnya jumlah pesaing 1,00 0,50 2,00 2,00 3,00 1,00 2,00 1,00 3,00 2,00 17,50 T4
Beberapa pesaing sudah menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kegiatannya
2,00 1,00 0,50 0,33 2,00 1,00 3,00 0,33 1,00 2,00 13,17 T5 Kebijakan kurikulum Depdiknas yang
terus berubah 1,00 0,33 1,00 1,00 0,33 1,00 0,50 0,50 0,50 1,00 7,17
Total 14,33 10,33 16,83 11,67 11,67 20,00 9,83 7,67 12,83 17,00 132,17
O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 TOTAL BOBOT
O1 Banyak lembaga profesional yang
ingin menjalin kerjasama 0,07 0,03 0,12 0,17 0,03 0,15 0,05 0,13 0,04 0,06 0,85 0,0850 O2
Masyarakat kalangan menengah keatas yang semakin sadar pendidikan
0,21 0,10 0,18 0,17 0,03 0,15 0,03 0,26 0,08 0,18 1,38 0,1383
O3
Bentuk pendekatan proses yang sudah mulai dikenal masyarakat luas
0,03 0,03 0,06 0,03 0,03 0,15 0,10 0,07 0,16 0,06 0,72 0,0715 O4 Perkembangan teknologi informasi
L21
O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 TOTAL BOBOT
O5
Masyarakat yang tinggal di sekitar SDIIPL termasuk kalangan menengah keatas
0,21 0,29 0,18 0,04 0,09 0,15 0,05 0,04 0,04 0,18 1,27 0,1266 T1 Pengembangan metode
homeschooling 0,02 0,03 0,02 0,04 0,03 0,05 0,05 0,13 0,08 0,06 0,51 0,0515 T2 Himbauan dari Depdiknas untuk
melaporkan nilai secara online 0,14 0,29 0,06 0,17 0,17 0,10 0,10 0,07 0,03 0,12 1,24 0,1243 T3 Bertambahnya jumlah pesaing 0,07 0,05 0,12 0,17 0,26 0,05 0,20 0,13 0,23 0,12 1,40 0,1401 T4
Beberapa pesaing sudah
menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kegiatannya
0,14 0,10 0,03 0,03 0,17 0,05 0,31 0,04 0,08 0,12 1,06 0,1060 T5 Kebijakan kurikulum Depdiknas
yang terus berubah 0,07 0,03 0,06 0,09 0,03 0,05 0,05 0,07 0,04 0,06 0,54 0,0540 Total Bobot 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 10,00 0,9460
Sumber: Hasil Penelitian
L4.3 Perhitungan IFE dan EFE
Setelah didapatkan seluruh bobot dan rating dari faktor internal dan eksternal, maka langkah selanjutnya adalah menghitung
Internal Factors Evaluation (IFE) dan Eksternal Factors Evaluation (EFE). Pada tabel 4.8 dan tabel 4.9 terdapat cara perhitungannya.
L22 Tabel L4. 7 Internal Factors Evaluation (IFE)
Strength Bobot Rating Bobot*Rating
Aplikasi kurikulum yang berbasiskan pendekatan proses 0,0809 4 0,323727 Dukungan dari Yayasan Anakku selaku manajemen
puncak 0,0736 3 0,220676
SDM baik guru ataupun non-guru yang profesional 0,1024 3 0,307344 Fasilitas dan infrastruktur yang sangat memadai 0,0710 3 0,212901 SDIIPL memiliki citra yang bagus dan kuat 0,0864 4 0,345550
Sub Total (Strength) 1,410199
Weakness Bobot Rating Bobot*Rating
Harga yang tergolong mahal 0,0884 1 0,088440 Sinkronisasi kurikulum Depdiknas dengan SDIIPL 0,1134 2 0,226893 Kurang menggunakan teknologi informasi dalam
mendukung kegiatan 0,1205 1 0,120531
Penyampaian informasi kepada orangtua yang sering
terhambat 0,1918 1 0,191764
Promosi yang kurang 0,0715 2 0,143051
Sub Total (Weakness) 0,770678
Total IFAS 1,00 2,180877
Sumber: Hasil Penelitian
Tabel L4. 8 Eksternal Factors Evaluation (EFE)
Opportunity Bobot Rating Bobot*Rating
Banyak lembaga profesional yang ingin menjalin
kerjasama 0,0850 3 0,254971
Masyarakat kalangan menengah keatas yang semakin
sadar pendidikan 0,1383 2 0,276691
Bentuk pendekatan proses yang sudah mulai dikenal
masyarakat luas 0,0715 1 0,071527
Perkembangan teknologi informasi yang semakin
meningkat 0,1027 3 0,308186
Masyarakat yang tinggal di sekitar SDIIPL termasuk
kalangan menengah keatas 0,1266 2 0,253234
Sub Total (Opportunity) 1,164609
Threat Bobot Rating Bobot*Rating
Pengembangan metode homeschooling 0,0515 1 0,051477 Himbauan dari Depdiknas untuk melaporkan nilai secara
online 0,1243 2 0,248531
Bertambahnya jumlah pesaing 0,1401 3 0,420233 Beberapa pesaing sudah menggunakan teknologi
informasi untuk mendukung kegiatannya 0,1060 3 0,318043 Kebijakan kurikulum Depdiknas yang terus berubah 0,0540 2 0,107913
Sub Total (Threat) 1,146197
Total EFE 1,00 2,310807
L23
LAMPIRAN 5
HASIL PERHITUNGAN KUESIONER
Kuesioner dibagikan dengan menggunakan teknik sampling Stratified Random
Sampling. Keseluruhan populasi sebesar 562 orang yang kemudian dibedakan
berdasarkan statusnya yaitu orangtua/wali siswa dan pengguna sistem.
L5.1 Kuesioner Penggunaan Ponsel Untuk Orangtua Siswa
Kuesioner ini dibagikan kepada 285 orang, orangtua siswa dari populasi 506 siswa. Dari 285 kuesioner yang dibagikan melalui guru kelas, sampai waktu yang ditentukan hanya 200 kuesioner yang kembali. Sehingga dari tingkat kesalahan sebesar 1% yang diharapkan, dengan jumlah kuesioner yang turun menjadi 200, maka tingkat kesalahan menjadi sekitar 5%. Berikut adalah hasil kuesionernya:
1. Apakah Anda memiliki telepon selular (ponsel)?
Tabel L5. 1 Perbandingan Kepemilikan Ponsel Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. Ya 200 100%
b. Tidak 0 0%
Total 200 100%
Sumber: Hasil Penelitian 2. Operator apa yang Anda gunakan?
Tabel L5. 2 Perbandingan Pemilihan Operator Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. GSM 125 62,5%
b. CDMA 0 0%
c. Keduanya 75 37,5%
Total 200 100%
L24 3. Fasilitas apa saja yang dimiliki oleh ponsel Anda? (Boleh isi lebih dari 1)
Tabel L5. 3 Fasilitas yang dimiliki oleh ponsel Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. Berbicara 200 100% b. SMS 200 100% c. GPRS (akses internet) 144 72% d. Kamera 175 87,5% e. MP3 87 43,5% f. Permainan 181 90,5% g. Lainnya, sebutkan. 6 3%
Sumber: Hasil Penelitian
4. Fasilitas apa saja yang biasa Anda pergunakan? (Boleh isi lebih dari 1) Tabel L5. 4 Perbandingan penggunaan fasilitas pada ponsel
Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. Menerima telepon 200 100% b. Melakukan panggilan 196 98% c. SMS 200 100% d. GPRS (akses internet) 75 37,5% e. Kamera 131 65,5% f. MP3 56 28% g. Permainan 62 31% h. Lainnya, sebutkan. 4 2%
Sumber: Hasil Penelitian
5. Berapakah budget yang biasa Anda keluarkan untuk penggunaan ponsel? Tabel L5. 5 Perbandingan budget
Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. Dibawah Rp. 200.000,- 31 15,5% b. Rp. 200.000,- sampai < Rp. 400.000,- 75 37,5% c. Rp. 400.000,- sampai < Rp. 600.000,- 42 21% d. Rp. 600.000,- sampai < Rp. 800.000,- 32 16% e. Diatas Rp. 800.000,- 18 9% Abstain 2 1% Total 200 100%
L25 6. Berapa persen penggunaan fasilitas SMS dari budget yang Anda keluarkan?
Tabel L5. 6 Perbandingan budget untuk SMS
Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. 0% (Tidak pernah menggunakan) 0 0%
b. 0% - 25% 12 6% c. 25% - 50% 155 77,5% d. 50% - 75% 32 16% e. Diatas 75% 0 0% Abstain 1 0,5% Total 200 100%
Sumber: Hasil Penelitian
7. Berapa persen penggunaan fasilitas telepon dari budget yang Anda keluarkan? Tabel L5. 7 Perbandingan budget untuk telepon
Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. 0% (Tidak pernah menggunakan) 0 0%
b. 0% - 25% 19 9,5%
c. 25% - 50% 63 31,5%
d. 50% - 75% 87 43,5%
e. Diatas 75% 31 15,5%
Total 200 100%
Sumber: Hasil Penelitian
8. Berapa persen penggunaan fasilitas GPRS dari budget yang Anda keluarkan? Tabel L5. 8 Perbandingan budget untuk GPRS
Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase a. 0% (Tidak pernah menggunakan) 124 62%
b. 0% - 25% 75 37,5% c. 25% - 50% 0 0% d. 50% - 75% 0 0% e. Diatas 75% 0 0% Abstain 1 0,5% Total 200 100%
L26 9. Apakah anda familiar dengan SMS melalui ponsel yang berbentuk (SMS
permintaan)? (Contoh: REG ustad kirim ke 9889)
Tabel L5. 9 Perbandingan tingkat pengenalan terhadap SMS permintaan Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. Ya 67 33,5%
b. Tidak 133 66,5%
Total 200 100%
Sumber: Hasil Penelitian
10. Jika Anda dikenakan biaya SMS sebesar Rp. 2000/minggu untuk akses informasi akademik anak Anda, apakah akan membebani?
Tabel L5. 10 Perbandingan tingkat kesediaan terhadap biaya SMS Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. Ya 7 3,5%
b. Tidak 189 94,5%
Abstain 4 2%
Total 200 100%
Sumber: Hasil Penelitian
L5.2 Kuesioner Tampilan Untuk Guru
Kuesioner ini dibagikan kepada 56 orang dari populasi 56. Koresponden yang dipilih adalah orang yang sudah pernah menggunakan sistem pelaporan yang lama, dan akan terlibat pada sistem pelaporan informasi akademik yang baru. Koresponden yang dimaksud adalah kepala sekolah, tata usaha, guru kelas, dan guru bidang studi. Berikut hasil perhitungan kuesionernya:
L27 1. Apakah Anda pernah menggunakan sistem informasi melalui website
www.al-izhar-jkt.sch.id sebelumnya?
Tabel L5. 11 Perbandingan pengguna sistem informasi melalui website Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. Ya 51 91%
b. Tidak 5 9%
Total 56 100%
Sumber: Hasil Penelitian
Dari hasil diatas, maka disimpulkan bahwa jumlah koresponden yang pernah menggunakan sistem sebanyak 51 orang, sehingga keseluruhan jumlah perhitungan persentase akan didasarkan dari ke 51 koresponden tersebut. Bukan ke 56 koresponden. Hal ini disebabkan karena hanya 51 koresponden yang telah memiliki gambaran sistem yang lama.
2. Fasilitas apa saja yang Anda gunakan di dalam sistem informasi tersebut? (Boleh memilih jawaban lebih dari 1).
Tabel L5. 12 Fasilitas yang digunakan
Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. Input nilai 27 53%
b. Input absen 33 64,7%
c. Lihat biodata siswa 21 41,2%
d. Lainnya, sebutkan. 48 94,1%
L28 3. Seberapa sering Anda menggunakan sistem tersebut?
Tabel L5. 13 Perbandingan frekuensi penggunaan sistem
Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. Setiap hari 0 0%
b. 3 hari sekali 0 0%
c. Seminggu sekali 3 5,9%
d. < dari seminggu sekali 42 82,4%
Abstain 6 11,7%
Total 51 100%
Sumber: Hasil Penelitian
4. Apakah sistem ini sudah nyaman digunakan?
Tabel L5. 14 Perbandingan kenyamanan penggunaan sistem
Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. Ya 13 25,5%
b. Tidak 12 23,5%
c. Tidak tahu 26 51%
Total. 51 100%
Sumber: Hasil Penelitian
5. Apakah Anda dapat dengan mudah melakukan proses input nilai dan absen melalui sistem ini?
Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. Ya. 15 29,4%
b. Tidak. Jika tidak langsung ke no.7 19 37,3%
Abstain 17 33,3%
Total 51 100%
L29 6. Apakah Anda memiliki saran lain untuk penggunaan sistem ini?
Tabel L5. 15 Perbandingan pemberian saran
Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase
a. Ya. Sebutkan. 14 27,5%
b. Tidak. 37 72,5%
Total 51 100%
Sumber: Hasil Penelitian
7. Apabila tidak, kekurangan apa saja yang ada di dalam sistem ini? (Boleh isi lebih dari 1).
Tabel L5. 16 Perbandingan kekurangan sistem
Pilihan Jawaban Jumlah responden Persentase a. Privasi nilai setiap kelas yang dapat
dilihat oleh seluruh guru
24 47% b. Koneksi ke internet yang lama 19 37,3%
c. Proses pengisian yang bolak-balik sehingga membingungkan
27 53%
d. Lainnya, sebutkan 3 6%
L30
LAMPIRAN 6
RANCANGAN USER INTERFACE
1. Layar Login
Gambar L6. 1 Layar Login
2. Layar Login Sukses
L31 3. Layar Halaman Utama
Gambar L6.3 Layar Halaman Utama bagi Guru Kelas, Guru Bidang Studi, dan Kepala Sekolah
L32 4. Layar Master Siswa
Gambar L6. 5 Layar Master Siswa 5. Layar Detil Nilai Siswa
L33 6. Layar Input Nilai Siswa
Gambar L6. 7 Layar Input Nilai Siswa
7. Layar Detil Absen Siswa
L34 8. Layar Input Absen Siswa
Gambar L6. 9 Layar Input Absen Siswa
9. Layar Detil Pengumuman
L35 10. Layar Pengumuman
Gambar L6. 11 Layar Pengumuman 11. Layar Kirim Data
L36 12. Layar Status Access
Gambar L6. 13 Layar Status Access 13. Layar Status Access - Edit
L37
LAMPIRAN 7 ARTIKEL PENDUKUNG
L7.1 Aplikasi Mobile Berbasis SMS di Era GPRS dan 3G
Berdasarkan Satriyantono ([http2]), SMS pada awalnya tidak terhitung sebagai layanan penting dalam jaringan GSM karena SMS dikembangkan terutama sebagai alat pengirim informasi data konfigurasi dari handset GSM dan tidak lebih dari sekedar layanan tambahan. Penambahan fungsi SMS sebagai alat pengirim pesan singkat dari pengguna ke pengguna lainnya secara tak terduga menjadikannya sebagai layanan
messaging paling populer di dunia. Keberhasilan dan popularitas SMS antara lain
disebabkan oleh berapa kelebihan yaitu: 1. Harga per kiriman tetap/konstan.
Apabila beban biaya telepon bervariasi, maka beban biaya kiriman SMS tetap/konstan.
2. Keamanan dan kesopanan.
Apabila pelanggan hendak menggunakan telepon seluler di tempat umu, maka berbicara menggunakannya dirasakan tidak sopan dan kurang aman, namun sebaliknya berkirim pesan menggunakan SMS adalah lebih sopan dan privacy lebih terjaga.
3. Tidak mengganggu penerima.
Seperti halnya email, SMS sebagai alat komunikasi tidak mengganggu penerima, karena penerima bisa memutuskan kemudian kapan dan dimana dia akan menjawab pesan tersebut.
L38 4. Handal.
Jaringan GSM secara umum diakui kehandalannya dalam mengirimkan data, dan SMS mewarisi kehandalan tersebut. Tidak seperti pager, ketika pesan SMS terkirim dan masuk ke gateway dan gateway berhasil mengirimkannya ke nomor tujuan, gateway kemudian mengirim pesan acknowledgement ke pengirim bahwa pesan telah terkirim.
Akan tetapi selain kelebihan diatas, SMS juga memiliki kekurangan antara lain: 1. Data yang terbatas, data yang dikirim melalui sms terbatas tergantung pada
fasilitas setiap ponsel.
2. Tergantung pada traffic, jika traffic pada jaringan SMS padat, maka pesan yang dikirim menjadi lebih lambat dan jika jaringan SMS sangat padat ada kemungkinan pesan yang dikirim tidak sampai ke penerima.
Hal lain yang berhubungan dengan prospek SMS yang menjanjikan adalah kondisi masyarakat yang nantinya akan menjadi konsumen. Berikut adalah beberapa fakta seputar kondisi masyarakat Indonesia dalam hubungannya dengan aplikasi SMS.
a. SMS telah memiliki pasar yang cukup besar di Indonesia, dan akan terus berkembang di masa yang akan datang.
b. Penggunaan SMS di Indonesia adalah sebesar 210 juta pesan per bulan (dari sekitar 5,3 juta subscriber telepon seluler), dengan perincian 90 juta pesan SMS dari pelanggan Telkomsel, 66 juta dari pelanggan Satelindo, dan 54 juta dari pelanggan pro-XL (data hingga Juli 2001).
L39 c. WAP masih kurang dikenal dan belum banyak digunakan di Indonesia karena
masih terbatasnya operator dan aplikasi yang mendukungnya. WAP juga tidak populer karena biaya yang mahal untuk mengaksesnya.
d. 90% penggunaan SMS masih berbasis konsumen dengan penggunaan terbesar untuk person to person messaging. Penggunaan SMS berbasis konsumen lainnya yang digemari terutama berbasis entertainment yaitu ringing tones, pesan bergambar, informasi berita hangat, dan horoskop.
e. Handset yang tersedia di pasaran pada umumnya mampu untuk mengirimkan SMS. Handset dengan kemampuan pengiriman data GPRS masih terbatas. f. Pasar anak muda tetap menjadi target pasar yang paling menjanjikan. Pasar
korporat tetap menjanjikan, dan telah dimulai dengan diluncurkannya aplikasi mobile banking dan affinity program di beberapa bank dan perusahaan jasa. Pasar lain yang belum disentuh adalah perusahaan di sektor transportasi (penerbangan, kereta api, taksi, bus), rumah makan, rumah sakit, klub eksekutif, dll.
L7.2 Telpon Genggam Anak-anak, Strategi Baru Pemasaran Handphone
Menurut Drias ([http4]), AC Nielsen, sebuah perusahaan jajak pendapat internasional, membuat penelitian di Jakarta. Dari penelitian ditemukan bahwa lelaki lebih cenderung tertarik menganti telpon selularnya ketimbang perempuan. Ketika berbicara soal faktor ketertarikan apa dalam membeli handphone, 43 persen responden menjawab teknologi. Kemudian untuk mode dan gaya sebanyak 38 persen, kemudahan penggunaan 36 persen dan kelengkapan fasilitas sebesar 36 persen. Singkatnya penelitian
L40 itu menunjukan orang di Jakarta membeli telpon genggam karena ada faktor kecanggihannya seperti kamera, pemutar mp3, permainan dan sejenisnya.
Namun uniknya ketika responden ditanya soal mereka kebanyakan pakai handphone untuk apa, maka jawabannya sungguh mengejutkan, sekalipun sebenarnya bukan kejutan. 87 persen responden menjawab mereka kebanyakan memakai HP untuk mengirim pesan singkat SMS. Kemudian menerima telpon sebesar 85%, membuat panggilan telpon ke telpon genggam lain 57 persen, menelpon ke telpon biasa 48 persen, main game 24 persen, mendengarkan musik 21 persen dan terakhir digunakan sebagai kamera hanya 9 persen.
L7.3 Pendidikan Alternatif : Persekolahan di Rumah
Menurut Mulyadi ([http5]), homeschooling, sebuah sistem pendidikan atau pembelajaran yang diselenggarakan di rumah, kini sedang ramai dibicarakan orang. Sejumlah media massa, elektronik maupun cetak, juga ikut memopulerkan sistem pendidikan alternatif yang bertumpu pada suasana keluarga ini. Persekolahan di rumah ini semakin menjadi perhatian dalam dua tahun terakhir ini, antara lain sejak begitu banyaknya orangtua merasakan bahwa suasana pembelajaran di banyak sekolah sering kurang mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak. Akhirnya banyak anak yang stres dan kehilangan kreativitas alamiahnya.
Di banyak negara maju, konsep persekolahan di rumah ini sudah mulai banyak dikembangkan. Di Amerika Serikat, misalnya, sudah banyak disusun kurikulum untuk persekolahan di rumah agar sistem pendidikannya memiliki konsep dan visi yang jelas. Tahun ini ada sekitar 1,8 juta anak di AS yang belajar dengan sistem persekolahan di rumah, dan diperkirakan tahun depan akan meningkat sampai sekitar 2,5 juta anak.
L41 Ada beberapa tantangan bagi penyelenggaraan persekolahan di rumah, yaitu: (1) sulitnya memperoleh dukungan atau tempat bertanya; (2) kurangnya tempat sosialisasi dan orangtua harus terampil memfasilitasi proses pembelajaran; serta (3) evaluasi dan penyetaraannya. Adapun kekuatan persekolahan di rumah ialah lebih memberikan kemandirian dan kreativitas bagi anak, peluang untuk mencapai kompetensi individual secara maksimal, terlindungi dari penyakit sosial seperti narkoba, konsumerisme, pergaulan menyimpang dan tawuran, serta memungkinkan anak siap menghadapi kehidupan nyata dengan lingkup pergaulan yang lebih luas. Ini semakin memperkuat keyakinan bahwa model persekolahan di rumah alias homeschooling bisa merupakan salah satu alternatif pendidikan di masa depan, serta mempercepat tercapainya masyarakat belajar yang merupakan salah satu ciri masyarakat madani.
L42
LAMPIRAN 8
PROPOSAL KERJASAMA DARI HOST SMS
Berikut adalah contoh proposal kerjasama dari Host SMS. Dalam proposal ini dapat dilihat bahwa kebutuhan yang diperlukan dalam melakukan kerjasama dengan perusahaan Host SMS sudah dapat dipenuhi oleh SDIIPL melalui sistem aplikasi yang baru.