L37
LAMPIRAN 7 ARTIKEL PENDUKUNG
L7.1 Aplikasi Mobile Berbasis SMS di Era GPRS dan 3G
Berdasarkan Satriyantono ([http2]), SMS pada awalnya tidak terhitung sebagai layanan penting dalam jaringan GSM karena SMS dikembangkan terutama sebagai alat pengirim informasi data konfigurasi dari handset GSM dan tidak lebih dari sekedar layanan tambahan. Penambahan fungsi SMS sebagai alat pengirim pesan singkat dari pengguna ke pengguna lainnya secara tak terduga menjadikannya sebagai layanan
messaging paling populer di dunia. Keberhasilan dan popularitas SMS antara lain
disebabkan oleh berapa kelebihan yaitu: 1. Harga per kiriman tetap/konstan.
Apabila beban biaya telepon bervariasi, maka beban biaya kiriman SMS tetap/konstan.
2. Keamanan dan kesopanan.
Apabila pelanggan hendak menggunakan telepon seluler di tempat umu, maka berbicara menggunakannya dirasakan tidak sopan dan kurang aman, namun sebaliknya berkirim pesan menggunakan SMS adalah lebih sopan dan privacy lebih terjaga.
3. Tidak mengganggu penerima.
Seperti halnya email, SMS sebagai alat komunikasi tidak mengganggu penerima, karena penerima bisa memutuskan kemudian kapan dan dimana dia akan menjawab pesan tersebut.
L38 4. Handal.
Jaringan GSM secara umum diakui kehandalannya dalam mengirimkan data, dan SMS mewarisi kehandalan tersebut. Tidak seperti pager, ketika pesan SMS terkirim dan masuk ke gateway dan gateway berhasil mengirimkannya ke nomor tujuan, gateway kemudian mengirim pesan acknowledgement ke pengirim bahwa pesan telah terkirim.
Akan tetapi selain kelebihan diatas, SMS juga memiliki kekurangan antara lain: 1. Data yang terbatas, data yang dikirim melalui sms terbatas tergantung pada
fasilitas setiap ponsel.
2. Tergantung pada traffic, jika traffic pada jaringan SMS padat, maka pesan yang dikirim menjadi lebih lambat dan jika jaringan SMS sangat padat ada kemungkinan pesan yang dikirim tidak sampai ke penerima.
Hal lain yang berhubungan dengan prospek SMS yang menjanjikan adalah kondisi masyarakat yang nantinya akan menjadi konsumen. Berikut adalah beberapa fakta seputar kondisi masyarakat Indonesia dalam hubungannya dengan aplikasi SMS.
a. SMS telah memiliki pasar yang cukup besar di Indonesia, dan akan terus berkembang di masa yang akan datang.
b. Penggunaan SMS di Indonesia adalah sebesar 210 juta pesan per bulan (dari sekitar 5,3 juta subscriber telepon seluler), dengan perincian 90 juta pesan SMS dari pelanggan Telkomsel, 66 juta dari pelanggan Satelindo, dan 54 juta dari pelanggan pro-XL (data hingga Juli 2001).
L39 c. WAP masih kurang dikenal dan belum banyak digunakan di Indonesia karena
masih terbatasnya operator dan aplikasi yang mendukungnya. WAP juga tidak populer karena biaya yang mahal untuk mengaksesnya.
d. 90% penggunaan SMS masih berbasis konsumen dengan penggunaan terbesar untuk person to person messaging. Penggunaan SMS berbasis konsumen lainnya yang digemari terutama berbasis entertainment yaitu ringing tones, pesan bergambar, informasi berita hangat, dan horoskop.
e. Handset yang tersedia di pasaran pada umumnya mampu untuk mengirimkan SMS. Handset dengan kemampuan pengiriman data GPRS masih terbatas. f. Pasar anak muda tetap menjadi target pasar yang paling menjanjikan. Pasar
korporat tetap menjanjikan, dan telah dimulai dengan diluncurkannya aplikasi mobile banking dan affinity program di beberapa bank dan perusahaan jasa. Pasar lain yang belum disentuh adalah perusahaan di sektor transportasi (penerbangan, kereta api, taksi, bus), rumah makan, rumah sakit, klub eksekutif, dll.
L7.2 Telpon Genggam Anak-anak, Strategi Baru Pemasaran Handphone
Menurut Drias ([http4]), AC Nielsen, sebuah perusahaan jajak pendapat internasional, membuat penelitian di Jakarta. Dari penelitian ditemukan bahwa lelaki lebih cenderung tertarik menganti telpon selularnya ketimbang perempuan. Ketika berbicara soal faktor ketertarikan apa dalam membeli handphone, 43 persen responden menjawab teknologi. Kemudian untuk mode dan gaya sebanyak 38 persen, kemudahan penggunaan 36 persen dan kelengkapan fasilitas sebesar 36 persen. Singkatnya penelitian
L40 itu menunjukan orang di Jakarta membeli telpon genggam karena ada faktor kecanggihannya seperti kamera, pemutar mp3, permainan dan sejenisnya.
Namun uniknya ketika responden ditanya soal mereka kebanyakan pakai handphone untuk apa, maka jawabannya sungguh mengejutkan, sekalipun sebenarnya bukan kejutan. 87 persen responden menjawab mereka kebanyakan memakai HP untuk mengirim pesan singkat SMS. Kemudian menerima telpon sebesar 85%, membuat panggilan telpon ke telpon genggam lain 57 persen, menelpon ke telpon biasa 48 persen, main game 24 persen, mendengarkan musik 21 persen dan terakhir digunakan sebagai kamera hanya 9 persen.
L7.3 Pendidikan Alternatif : Persekolahan di Rumah
Menurut Mulyadi ([http5]), homeschooling, sebuah sistem pendidikan atau pembelajaran yang diselenggarakan di rumah, kini sedang ramai dibicarakan orang. Sejumlah media massa, elektronik maupun cetak, juga ikut memopulerkan sistem pendidikan alternatif yang bertumpu pada suasana keluarga ini. Persekolahan di rumah ini semakin menjadi perhatian dalam dua tahun terakhir ini, antara lain sejak begitu banyaknya orangtua merasakan bahwa suasana pembelajaran di banyak sekolah sering kurang mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak. Akhirnya banyak anak yang stres dan kehilangan kreativitas alamiahnya.
Di banyak negara maju, konsep persekolahan di rumah ini sudah mulai banyak dikembangkan. Di Amerika Serikat, misalnya, sudah banyak disusun kurikulum untuk persekolahan di rumah agar sistem pendidikannya memiliki konsep dan visi yang jelas. Tahun ini ada sekitar 1,8 juta anak di AS yang belajar dengan sistem persekolahan di rumah, dan diperkirakan tahun depan akan meningkat sampai sekitar 2,5 juta anak.
L41 Ada beberapa tantangan bagi penyelenggaraan persekolahan di rumah, yaitu: (1) sulitnya memperoleh dukungan atau tempat bertanya; (2) kurangnya tempat sosialisasi dan orangtua harus terampil memfasilitasi proses pembelajaran; serta (3) evaluasi dan penyetaraannya. Adapun kekuatan persekolahan di rumah ialah lebih memberikan kemandirian dan kreativitas bagi anak, peluang untuk mencapai kompetensi individual secara maksimal, terlindungi dari penyakit sosial seperti narkoba, konsumerisme, pergaulan menyimpang dan tawuran, serta memungkinkan anak siap menghadapi kehidupan nyata dengan lingkup pergaulan yang lebih luas. Ini semakin memperkuat keyakinan bahwa model persekolahan di rumah alias homeschooling bisa merupakan salah satu alternatif pendidikan di masa depan, serta mempercepat tercapainya masyarakat belajar yang merupakan salah satu ciri masyarakat madani.
L42
LAMPIRAN 8