MEMORANDUM SALING PENGERTIAN
antara
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
dengan
THE ORGANIZATION FOR INDUSTRIAL, SPIRITUAL AND CULTURAL ADVANCEMENT INTERNATIONAL
tentang
PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, selanjutnya disebut "KEMENDAGRI", dan The Organization for Industrial, Spiritual and Cultural Advancement selanjutnya disebut "OISCA International", selanjutnya secara bersama disebut "Para Pihak".
MEMPERHATIKAN bahwa OISCA adalah suatu lembaga internasional non-pemerintah yang bersifat kemanusiaan, non sektarian, non-politik dan nir-laba.
MENIMBANG maksud dan tujuan bersama untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat desa secara terpadu.
MENGGANTIKAN Memorandum Saling Pengertian antara Pemerintah Republik Indonesia dan OISCA International dan tentang Promosi Sosial, Ekonomi, dan Pengernbangan Masyarakat di Indonesia, yang ditandatangani di Jakarta pada tanggal 19 Juni 1989.
SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan, dan kebijakan-kebijakan serta prosedur Pemerintah Republik Indonesia yang berlaku mengenai kerjasama teknik luar negeri.
TELAH MENCAPAI suatu pengertian sebagai berikut:
MEMORANDUM OF UNDERSTANDING
between
THE MINISTRY OF HOME AFFAIRS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
and
THE ORGANIZATION FOR INDUSTRIAL, SPIRITUAL AND CULTURAL ADVANCEMENT
INTERNATIONAL on
RURAL COMMUNITY EMPOWERMENT PROGRAM
The Ministry of Home Affairs of the Republic of Indonesia, hereinafter referred to as "MoHA" and The Organization for Industrial, Spiritual and Cultural Advancement International, hereinafter referred to as "OISCA International", hereinafter jointly referred to as "The Parties".
NOTING that OISCA is an international non-governmental development organization (NGO) that is humanitarian, non-sectarian, non-political and non-profit.
CONSIDERING their mutual concern and purpose to improve the self reliance and welfare of the Indonesian people through implementation of integrated rural community empowerment program.
SUPERSEDING Memorandum of
Understanding between the Government of the Republic of Indonesia and the OISCA International on the Promotions of Social, Economic and Community Development in Indonesia, signed in Jakarta on 19th June 1989.
PURSUANT TO the prevailing laws and regulations, policies and procedures of the Government of the Republic of Indonesia concerning international technical cooperation.
PASAL 1
TUJUAN KERJASAMA
Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian ini, untuk selanjutnya disebut "MSP", adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat desa secara terpadu.
PASAL 2
RUANG LINGKUP KERJASAMA Para Pihak setuju untuk bekerjasama dalam program-program sebagai berikut:
(1 ). Program Pelatihan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia.
(2). Program Pendidikan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat.
(3). Program Bantuan Masyarakat.
PASAL 3
WILAYAH KERJASAMA
(1 ). Para Pihak setuju akan melaksanakan kerjasama di wilayah kerja yang meliputi Provinsi: Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
(2). Setiap perubahan wilayah kerja wajib mendapat persetujuan secara tertulis oleh Para Pihak.
(3). Apabila terjadi bencana alam di luar wilayah kerjasama sebagaimana disebut pada ayat 1. dan 2., OISCA International dapat menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang terkena bencana melalui kerjasama dengan instansi terkait di tingkat pusat dan daerah, serta melaporkan kegiatan tersebut kepada Kemendagri selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah bantuan pertama disalurkan.
ARTICLE 1
OBJECTIVE OF COOPERATION
The objective of this Memorandum of Understanding, hereinafter referred to as "MoU" is to increase the welfare of rural communities through implementation of integrated rural community empowerment program.
ARTICLE 2
SCOPE OF COOPERATION
The Parties agreed to cooperate in the following fields:
(1 ). Training and Human Resource Development Program.
(2). Environmental Education and Community Empowerment Program.
(3). Community Assistance Program.
ARTICLE 3
AREAS OF COOPERATION
(1 ). The Parties agreed to implement the cooperation in the areas covering following Provinces: South Sumatera, West Java, Central Java, East Java,.
(2). Any change of the geographical working areas shall be agreed in writing by The Parties.
(3). If there is any natural disaster occur outside of the cooperation areas as mentioned in paragraph 1 and 2, OISCA International may provide the assistance for the disaster affected community through cooperation with the regional and central institutions and inform MoHA about the operation not later than one month after the first assistance has been delivered.
PASAL 4
LEMBAGA PELAKSANA Untuk melaksanakan MSP ini
(1 ). KEMENDAGRI menunjuk Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, selanjutnya disebut "DIT JEN PMD"; dan
(2). OISCA lnternasional menunjuk Kantor Perwakilan OISCA lnternasional untuk Indonesia, selanjutnya disebut "OISCA".
PASAL 5 ARAHAN PROGRAM
(1 ). Mekanisme Kerjasama dalam MSP ini diatur dalam Arahan Program yang merupakan lampiran dan bagian yang tidak terpisahkan dari MSP ini.
(2). Arahan Program memuat fokus program, ruang lingkup program, manajemen program, pembiayaan program, lokasi pelaksanaan program, mekanisme pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, pelaporan dan publikasi serta penutup.
(3). Semua program yang akan dilaksanakan dalam kerangka kerjasama ini wajib sejalan dengan strategi pembangunan nasional dan daerah.
(4). Perincian setiap program atau proyek diatur dalam Rencana lnduk Kegiatan (Rencana Tiga Tahun) dan Rencana Kegiatan Tahunan (RKT).
PASAL 6 RENCANA KEGIATAN
(1 ). OISCA wajib menyusun dan menyampaikan Rencana lnduk Kegiatan yang berisi keseluruhan program selama tiga tahun kepada KEMENDAGRI melalui DIT
JEN
PMD untuk mendapat persetujuan.(2). Dengan difasilitasi DIT
JEN
PMD, OISCA wajib berkonsultasi dengan PemerintahARTICLE 4
IMPLEMENTING AGENCY To implement this MoU:
(1 ). The MoHA appoints the Directorate General of Community and Rural Empowerment, hereinafter referred to as "DIT JEN PMD"; and
(2). OISCA International appoints OISCA International Representative Office for Indonesia, hereinafter referred to as
"OISCA".
ARTICLE 5 PROGRAM DIRECTION
(1 ). The mechanism of cooperation under this MoU is stipulated in the Program Direction as an Annex which constitutes an integral part of this MOU.
(2). Program Direction contains program focus, program scope, program management, program funding, the locations for program implementation, mechanisms of implementation, monitoring and evaluation, reporting and publications, as well as conclusions.
(3). All programs to be implemented in this cooperation shall be in line with the national and regional development strategies of the Government of Indonesia.
(4). Details of programs or projects are set out in a Master Plan (Three-Year Plan) and in Annual Working Plans.
ARTICLE 6 PLAN OF OPERATION
(1 ). OISCA shall prepare and submit a Master Plan containing overall three-year programs to MoHA through DIT JEN PMD for approval.
(2).
OISCA facilitated by the DITJEN
PMD,shall consult with respective Local :-:;:,~· ~ ~
3
Daerah untuk menyusun Rencana Kegiatan Tahunan.
(3). Rencana Kegiatan Tahunan wajib disepakati dan ditandatangani oleh pemerintah kabupaten/kota dan OISCA dan diketahui oleh pemerintah provinsi dan Ditjen PMD.
PASAL 7 KEWAJIBAN KEMENDAGRI akan :
(1 ). Memfasilitasi OISCA dalam pengurusan visa, ijin kerja, ijin tinggal, ijin keluar dan masuk ke Indonesia bagi tenaga ahli asing OISCA yang sudah mendapatkan persetujuan dari Kemdagri untuk ditempatkan di Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
(2). Memfasilitasi OISCA dalam mendapatkan pembebasan kepabeanan dan perpajakan. Pembebasan dimaksud wajib sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan Indonesia yang berlaku.
(3). Melakukan koordinasi, pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program kegiatan yang tercantum dalam MSP bersama-sama dengan instansi pemerintah terkait.
(4). Memfasilitasi transfer pengetahuan mengenai program-program yang sukses kepada masyarakat lokal, dan organisasi lain yang sesuai, untuk mencapai target yang lebih tinggi.
OISCA wajib:
(1 ). Melaksanakan program sesuai dengan yang sudah disepakati dalam MSP dan Arahan Program dengan dana dari OISCA.
(2). Menyediakan tenaga ahli asing yang rnemiliki keahlian yang tidak tersedia di Indonesia dalam rangka alih pengetahuan dan teknologi kepada tenaga lokal dan masyarakat.
Governments in preparing an Annual Working Plan.
(3). The Annual Working Plan must be approved by the respective districUcity governments and OISCA and acknowledged by provincial government and Ditjen PMD.
The MoHA shall:
ARTICLE 7 OBLIGATIONS
(1 ). Facilitate OISCA in arranging visa, working permits, stay permits, entry and re-entry permits for OISCA's foreign staffs approved by MOHA to be assigned in Indonesia in relation to this MoU in accordance with prevailing Indonesian laws and regulations.
(2). Facilitate OISCA in arranging customs and tax exemption. Such exemption shall be in accordance with the prevailing Indonesian laws and regulations.
(3). Coordinate, monitor and evaluate the implementation of the program activities described within this MoU in cooperation with related government institutions.
(4). Facilitate the transfer of knowledge of OISCA's successful programs to the, communities, and other appropriate organizations, which shall target further achievement.
OISCA shall:
(1 ). Implement programs already agreed under the MoU and Program Direction financed by the fund provided by OISCA.
(2). Provide foreign experts only in so far as Indonesian experts are not available, in the framework of transfer of knowledge and technology to the local staff and
communities. ~ ·;
-
\
( ~4
(3). Menyampaikan setiap surat permohonan penempatan dan perpanjangan tenaga ahli asing yang sudah disetujui kepada KEMENDAGRI melalui DIT JEN PMD. (4). Mengutamakan penggunaan
produk-produk buatan lokal yang ramah lingkungan bagi semua peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam rangka pelaksanaan program. (5). Menyediakan bantuan pelatihan dan
bantuan teknis dalam rangka melaksanakan program-program yang berfokus pada masyarakat desa dan meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia serta kesejahteraan bagi masyarakat tersebut.
(6). Membatasi jumlah tenaga asing dalam struktur manajemen, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.
(7). Mewajibkan semua tenaga asing dan staf asing OISCA untuk mengikuti orientasi yang dilakukan oleh DIT JEN PMD.
(8). Mewajibkan semua tenaga asing dan staf asing OISCA memenuhi ketentuan keimigrasian di bidang perijinan dan pengawasan orang asing.
(9). Melaporkan setiap perubahan lokasi atau program yang telah disepakati untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari KEMENDAGRI.
(10). Mendukung dan memperkuat kapasitas masyarakat dan lembaga masyarakat di pedesaan dalam mendesain dan merencanakan program/ proyek.
(11 ). Menjaga citra baik Indonesia di mata lnternasional dan tidak mempublikasikan segala bentuk informasi negatif yang bertujuan untuk merusak nama baik Indonesia.
(12). Mengkoordinasikan dengan KEMENDAGRI segala bentuk publikasi tentang Indonesia baik di dalam maupun luar negeri yang diprakarsai oleh OISCA.
(3). Submit to MoHA through DIT JEN PMD each application letter concerning placement and extension of foreign experts.
(4). Put priority on the use of locally made and environmentally sound products for all equipment and materials used in implementing the program activities.
(5). Provide training and technical assistance in implementing the programs focused on rural communities and building the capacity of human resources as well as increasing welfare of the beneficiaries.
(6). Limit the number of foreign staff in the management structure, up to 3 (three) persons.
(7). Require all foreign staff of OISCA posted in Indonesia to follow an orientation held by the DIT JEN PMD.
(8). Require all foreign staff of OISCA to comply with immigration regulations relating to permits and foreigners monitoring procedures.
(9). Inform any changes of agreed locations and programs through written approval by Mo HA.
(10). Support and strengthen rural communities and local institutions capacity in designing and planning the program/project.
(11 ). Maintain Indonesia's good image in the International forum and refrain from publishing any negative information that may intentionally damage Indonesian reputation.
(12). Coordinate with MoHA regarding any national or international publication on Indonesia initiated by OISCA.
.
'(13). Bertanggungjawab atas segala pengeluaran yang telah disetujui secara tertulis sesuai dengan prosedur pembukuan
OISCA,
untuk biaya orientasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang diadakan oleh DIT JEN PMD bersama-sama dengan instansi terkait.(14). Selalu berkonsultasi dan berkoordinasi dengan KEMENDAGRI dan Pemerintah Daerah dalam rangka memperlancar pelaksanaan program.
(15). Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program oleh mitra lokal yang didanai OISCA dan melaksanakan audit terhadap mitra tersebut jika dibutuhkan.
(16). Menyampaikan laporan per-kembangan tahunan kepada KEMENDAGRI, dan menyusun laporan tambahan sesuai kebutuhan.
(17). Mencantumkan logo Kemendagri I
Pemda dalam setiap publikasi dan pembangunan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh OISCA.
PASAL 8
BATASAN AKTIFITAS OISCA DAN ST AF NY A
( 1 ). OISCA menjamin bahwa semua kegiatan dan stafnya yang berada di bawah naungan MSP wajib:
a. Memperhatikan, menghormati dan mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan, serta kebijakan Pemerintah Republik Indonesia;
b. Sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia;
c. Menghormati keutuhan, kebebasan politik dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak mendukung gerakan separatis apapun;
(13). Be responsible for all reasonable expenses previously agreed in writing according to OISCA accounting procedures for orientation, monitoring and evaluation of the project conducted by the DIT JEN PMD together with related institutions.
(14). Consult and coordinate with MoHA and respective Local Governments in order to ensure smooth program implementation.
(15). Monitor and evaluate program implementation by local partners funded by OISCA and audit those partners if necessary.
(16). Submit progress reports to MoHA annually, and provide additional reports as needed.
(17). To include MoHA's logo I Local Governments in every publication and infrastructure development undertaken by the OISCA.
ARTICLE 8
LIMITATION ON THE ACTIVITIES OF OISCA AND ITS PERSONNEL
(1 ). OISCA assures that its activities and staff assigned in their official status under this
Mou shall:
a. Observe, respect and comply with the laws and regulations, as well as policies of the Government of the Republic of Indonesia;
b. Be in line with Indonesian national interest;
c. Respect the integrity, political freedom and sovereignty of the unitary State of the Republic of Indonesia and refrain from supporting any separatist movements;
d. Menghormati kebiasaan, tradisi, budaya, adat istiadat dan kepercayaan masyarakat local.
e. Tidak terlibat dalam kegiatan intelijen/klandestin apapun;
f. Tidak terlibat dalam kegiatan politik dan komersial apapun;
g. Tidak terlibat dalam penyebaran agama apapun, dan/atau aliran kepercayaan yang dapat mengganggu stabilitas kehidupan beragama;
h. Tidak melakukan aksi penggalangan dana dari individu maupun organisasi/institusi di Indonesia untuk mendukung program dan kegiatannya; i. Tidak melakukan kegiatan selain yang
telah disepakati oleh Para Pihak;
J. Tidak melakukan kegiatan diwilayah konflik.
(2) Apabila terjadi pelanggaran terhadap tersebut di atas dapat mengakibatkan pencabutan ijin bagi yang bersangkutan serta diberlakukannya tindakan lain sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
PASAL 9
STATUS PERLENGKAPAN DAN MATERIAL PEN DU KUNG
( 1 ). Semua perlengkapan dan material pendukung program yang diadakan/ dibeli oleh OISCA dalam rangka pelaksanaan program wajib hanya digunakan semata-mata demi kepentingan pelaksanaan program.
(2). Apabila sebelum berakhirnya program terjadi perubahan pemanfaatan dan atau penghapusan atas perlengkapan dan material pendukung, maka perlu didiskusikan terlebih dahulu dengan KEMENDAGRI melalui DIT JEN PMD.
d. Respect the customs, traditions and cultures, religions and beliefs of the local communities;
e. Refrain from involving in any intelligence
/clandestine activities;f. Refrain from engaging in any political and commercial activities;
g. Refrain from conducting any religious and/or belief propagation that potentially sabotage the religious stability conditions in Indonesia;
h. Refrain from fund OOffig raising activities from individuals or local organizations/institutions in Indonesia to support its programs and activities. i. Refrain from conducting any activities
other than those jointly agreed by the Parties
j. Refrain from conducting any activities in conflict area.
(2) The violation of the above mentioned may result in the revocation of all their permits that have been issued by the Government of Indonesia, and other sanctions may be imposed on them in accordance with Indonesian prevailing laws and regulations.
ARTICLE 9
STATUS OF EQUIPMENTS AND SUPPORTING MATERIALS
(1 ). Equipments and materials provided/ purchased by OISCA to support the implementation of the program shall be used solely for the purpose of the implementation of the program.
(2). If there is any change of purpose and or abolition of equipments and materials before the end of the program, this will be discussed first with MoHA through DIT JEN PMD.
~
>"
:
7
(3). Setelah berakhirnya jangka waktu kerjasama dari kegiatan OISCA di Indonesia, semua peralatan dan material yang bebas pajak wajib diserahkan oleh OISCA kepada KEMENDAGRI.
( 4 ). Serah terima peralatan dan material pendukung dimaksud wajib dituangkan dalam dokumen Berita Acara Serah Terima yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PASAL10 KEDUDUKAN
(1 ). KEMENDAGRI berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Utara No. 7 Jakarta Pusat 10110, Indonesia.
(2). DIT JEN PMD berkedudukan di Jalan Raya Pasar Minggu Km.19 Jakarta Selatan 12072, Indonesia.
(3). OISCA International berkedudukan di 6-12 Izumi 3-chome, Suginami-ku Tokyo 168-0063.
(4). OISCA memiliki kantor perwakilan di Indonesia berkedudukan di JI. lnayah, No.18 Rt. 03/08 Kelapa Dua Wetan Ciracas Jakarta Timur, Indonesia.
(5). Apabila terjadi perubahan alamat atau kedudukan salah satu pihak, pihak tersebut wajib memberitahukan kepada pihak lainnya
PASAL11
PENYELESAIAN SENGKETA
Setiap perbedaan terhadap penafsiran dan/atau penerapan MSP ini diselesaikan secara damai melalui musyawarah untuk mencapai mufakat diantara Para Pihak.
PASAL12 AMAN DEM EN
(1 ). Setiap amandemen atau perubahan atas MSP ini hanya dapat dilakukan setelah diadakan konsultasi dengan persetujuan tertulis bersama dari Para Pihak.
(3). When all of the OISCA's services in
Indonesia are over, all of the equipment and materials which tax exempt shall be handed over to MoHA.
(4). The said handover of the equipments and materials shall be documented in Handover Minutes accordance with the laws and regulations.
ARTICLE 10 DOMICILE
(1 ). The MoHA is located at Jalan Medan Merdeka Utara No. 7, Jakarta Pusat 10110, Indonesia.
(2). The DIT JEN PMD is located at Jalan Raya Pasar Minggu Km. 19 South Jakarta 12072, Indonesia.
(3). OISCA International having its headquarters at 6-12 Izumi 3-chome, Suginami-ku Tokyo 168-0063.
(4). OISCA has representative office in Indonesia at JI. lnayah, No.18 Rt. 03/08 Kelapa Dua Wetan Ciracas Jakarta Timur, Indonesia.
(5). If any change occurs in address or domicile, each party shall inform the other party.
ARTICLE 11
SETTLEMENT OF DIFFERENCES Any differences arising out of the interpretation and/or implementation of this MoU shall be settled amicably through deliberation to reach consensus between The Parties.
ARTICLE 12 AMENDMENT
(1 ). Any amendment to or revision of this MoU shall be made after consultation in written notification mutually agreed by The Parties.
~
::'\--: '(2). Setiap perubahan atas MSP ini mulai berlaku pada tanggal ditandatangani.
PASAL13
MULAI BERLAKU, JANGKA WAKTU DAN PENGAKHIRAN
(1 ). MSP ini akan mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan dan berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang kembali dengan persetujuan bersama Para Pihak untuk periode 3 (tiga) tahun.
(2). Salah satu pihak dapat mengakhiri MSP ini sewaktu-waktu dengan mengirimkan pemberitahuan tertulis setidaknya 6 (enam) bulan sebelumnya.
(3). Dalam hal MSP ini berahkir, OISCA harus menyelesaikan kegiatan yang sedang berlangsung dibawah MSP ini dalam waktu 3 bulan setelah pengahkiran MSP ini, kecuali ditentukan lain oleh Para Pihak.
SEBAGAI BUKTI, yang bertanda tangan di bawah 1n1, tel ah menandatangani Memorandum Saling Pengertian ini
DIBUAT di Jakarta pada tanggal 11 September 2012 dalam rangkap 2 (dua) asli, masing-masing dalam bahasa Indonesia dan bahasa lnggris, keduanya mempunyai nilai keabsahan yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran, naskah dalam bahasa Indonesia yang berlaku.
a.n. SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI,
K ·J ADMINISTRASI
~i~i:ASAM~ AR NEGERI
~
(2). Such amendment or revision shall come into force on the date of the signing of the amendment.
ARTICLE 13
ENTRY INTO FORCE, DURATION AND TERMINATION
(1 ). The MOU shall enter into force on the date of its signing, and shall remain effective for a period of three years. The MOU may be extended by mutual written consent of the Parties, each time with an additional period of three years.
(2). Either party may terminate this MoU at any time by sending a written notification at least 6 (six) months before the termination.
(3). In terms of this MoU has been terminated, OISCA must complete ongoing activities under this MoU within 3 months after the termination of this MoU, unless otherwise determined by The Parties.
IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, has signed this Memorandum of Understanding.
DONE in duplicate at Jakarta on the 11th of September 2012 in 2 (two) originals, each in Indonesian and English languages, both texts being equally authentic. In case of any divergence of interpretation, the document in Bahasa Indonesia shall prevail.
SECRETARY GENERAL R ATIONAL
ARAHAN PROGRAM I. PROGRAM
A. FOKUS PROGRAM
Fokus utama dari program kerjasama antara Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (selanjutnya disebut "Kemendagri" dan The Organization for Industrial, Spiritual and Cultural Advancement International (selanjutnya disebut "OISCA") adalah untuk memberdayakan masyarakat perdesaan khususnya dengan mendorong pelatihan mandiri, kemandirian dan pengalaman dalam praktek kegiatan-kegiatan pembangunan.
8. RUANG LINGKUP PROGRAM
1. Program Pelatihan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia:
a. Pelatihan Pertanian
1) Pelatihan Utama Pertanian Um um.
2) Pelatihan Magang SMK Pertanian (PKL).
3) Pelatihan Mahasiswa (KKN). 4) Pelatihan Magang untuk lnstansi
and lembaga Lain.
b. Program Pelatihan Permeubelan dan Peternakan.
c. Program Pemberdayaan Perempuan 1) Gizi.
2) Kesehatan ibu dan anak. 3) Menjahit.
4) Tata boga.
5) Pemanfatan Pekarangan Rumah. 6) Penguatan Kelembagaan
Perempuan.
2. Program Pendidikan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat: a. Penghijauan Darat
1) CFP=Children Forest Program (Sekolah melibatkan masyarakat setempat).
2) PFP=People Forest Program (Kelompok masyarakat melibatkan sekolah sekitarnya).
b. Penghijauan Pantai
1) CFP=Children Forest Program. 2) Rehabilitasi Kawasan Mangrove.
PROGRAM DIRECTION
I. PROGRAM
A. PROGRAM FOCUS
The primary focus of the cooperation between the Ministry of Home Affairs of the Republic of Indonesia (hereinafter to be referred to as the "MoHA") and The Organization for Industrial, Spiritual and Cultural Advancement International (OISCA International) (hereinafter to be referred to as 11
0ISCA") is to empower rural communities particularly by encouraging self-training, self-reliance and experience in practical developmental activities.
8. PROGRAM SCOPE
1. Training and Human Resource Development Program:
a. Agricultural Training
1) General Agriculture Main Training. 2) Apprenticeship Training for SMK
Pertanian.
3) Student Internship Training. 4) Student Internship Training for
Institution and others.
b. Livestock and Furnishings Training Program.
c. Women's Empowerment Program 1) Nutrition.
2) Mother and Child's Health. 3) Sewing.
4) Cookery.
5) Backyard Utilization. 6) Strengthening Women
Institutionally.
2. Environmental Education and Community Empowerment Program
a. Land Greenery
1) CFP=Children Forest Program (School engaging with local community).
2) PFP=People Forest Program (Community groups engaging with local school).
b. Seashore Greenery
1) CFP=Children Forest Program.
3. Program Bantuan Masyarakat:
a. Program Peningkatan dan pengadaan Fasilitas Sekolah.
b. Program Penataan Lingkungan.
C. MANAJEMEN PROGRAM
1. Rencana lnduk Kegiatan (Rencana Tiga Tahun)
a. OISCA bersama Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, selanjutnya disebut "Ditjen PMD" menyiapkan Rencana lnduk Kegiatan (Rencana Tiga Tahun) sebagai rujukan dalam rangka pelaksanaan program yang memuat:
1) Pendahuluan;
2) Tujuan;
3) Sasaran;
4) Hasil yang diharapkan;
5) Kegiatan:
6) Tenaga Kerjarrenaga Ahli;
7) Lokasi dan Kelompok Sasaran/Penerima Manfaat;
8) Pembiayaan; dan
9) Penutup.
b. Rencana lnduk Kegiatan (Rencana Tiga Tahun) dibahas dan disetujui bersama oleh OISCA dan Ditjen PMD.
c. Rencana lnduk Kegiatan (Rencana Tiga Tahun) wajib dijadikan rujukan dalam penyusunan Rencana Kegiatan Tahunan, dan wajib disampaikan kepada masing-masing Pemerintah Daerah di wilayah kerja.
2. Rencana Kegiatan Tahunan
a. OISCA wajib menyiapkan Rencana Kegiatan Tahunan sebagai rujukan dalam pelaksanaan program/ kegiatan di masing-masing wilayah kerja, yang memuat:
1) Pendahuluan;
2) Tujuan;
3) Sasaran;
4) Hasil yang diharapkan; 5) Kegiatan;
6) Tenaga Kerja!Tenaga Ahli;
3. Community Assistance Program
a. Improvement and Provision of School Facilities Program.
b. Environmental Management Program.
C. PROGRAM MANAGEMENT
1. Master Plan of Operation (Three-Year Plan)
a. OISCA together with Directorate General of Community and Village Empowerment, hereinafter referred to as "Ditjen PMD11
shall prepare a Master Plan of Operation (Three-Year Plan) as a reference for the program implementation containing: 1) Introduction; 2) Goals; 3) Objectives; 4) Expected Outputs; 5) Activities; 6) Employees/Experts;
7) Locations and Target Groups/ Beneficiaries;
8) Funding; and
9) Closing.
b. The Master Plan of Operation (Three-Year Plan) shall be formulated and·
approved by both OISCA and Ditjen PMD.
c. The Master Plan of Operation (Three-Year Plan) shall become a reference for the formulation of Annual Plan of Operation, and shall be submitted to the Local Government in each respective working area.
2. Annual Plan of Operation
a. OISCA shall prepare an Annual Plan of Operation as a reference for the implementation of program/ activity in the respective working area, containing: 1) Introduction; 2) Goals; 3) Objectives; 4) Expected Outputs;
5)
Activities; 6) Employees/Experts;~
·'2
7) Peranserta Pihak Ketiga;
8) Lokasi Pelaksanaan dan Kelompok Sasaran/ Penerima Manfaat;
9) Pembiayaan;
10) Jadwal Pelaksanaan Program; 11) Penutup.
b. Rencana Kegiatan Tahunan wajib dikonsultasikan oleh OISCA kepada Pemerintah Daerah, dengan difasilitasi oleh Ditjen PMD.
c. Rencana Kegiatan Tahunan ditandatangani oleh OISCA dan Pemerintah Daerah, diketahui oleh Ditjen PMD.
d. Rencana Kegiatan Tahunan dijadikan rujukan bagi OISCA dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan kegiatan di masing-masing wilayah kerja.
3. Pembiayaan
Pembiayaan pelaksanaan program kerjasama ini bersumber dari anggaran OISCA yang diperkirakan sebesar 1.530.000 US$ (Satu juta lima ratus tiga puluh ribu dollar Amerika Serikat) dan dapat bertambah atau berkurang sesuai dengan perkembangan program selama 3 (tiga) tahun
4. Lokasi
a. Lokasi pelaksanaan program/ kegiatan OISCA meliputi Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
b. Lokasi pelaksanaan program/ kegiatan OISCA di Kabupaten/Kota dalam masing-masing provinsi sebagaimana disebut pada butir 4.a, terdiri dari: 1) Provinsi Sumatera Selatan, meliputi
Kabupaten Banyuasin dan Oku Timur;
2) Provinsi Jawa Barat, meliputi
Kabupaten Sukabumi, Cianjur dan·
lndramayu;
7) Third Party's Participation;
8) Locations and Target Groups/Beneficiaries;
9) Funding;
10) Schedule of Program Implementation;
11) Closing.
b. The Annual Plan of Operation shall be consulted by OISCA to the Local Government, facilitated by the Ditjen PMD.
c. The Annual Plan of Operation shall be signed by OISCA and the Local Government, acknowledged by the Ditjen PMD.
d. The Annual Plan of Operation shall become a reference for OISCA and Local Government in the implementation of activities in the respective working area.
3. Funding
Funding for implementing this three-year cooperative program is resourced from OISCA's estimated budget of US$1,530,000 (one million five hundred thirty thousand US dollars) and may be increased or decreased in accordance with program development for the period of 3 (three) years.
4. Location
a. The locations for implementation of OISCA programs/activities shall cover the Provinces of South Sumatera, West Java, Central Java and East Java.
b. The locations of implementation of OISCA's programs/activities in the District/City within particular provinces as mentioned in point 4.a, shall consist of:
1) Province of South Sumatera covers the Regencies of Banyuasin and Oku Timur;
2) Province of West Java covers the
Regencies of Sukabumi, Cianjur and
lndramayu;
$\_
, \
(
3
3) Provinsi Jawa Tengah, meliputi Kabupaten Pekalongan, Demak, Jepara, Pati, Temanggung dan Karanganyar;
4) Provinsi Jawa Timur, meliputi Ka bu paten Pamekasan dan Sumenep;
c. Penambahan wilayah Kabupaten/ Kota dalam harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Ditjen PMD.
II. PELAKSANAAN A. TINGKAT PUSAT
1)
Kemendagri melalui Ditjen PMDbertanggungjawab dalam
mengoptimalkan pelaksanaan program/kegiatan kerjasama, baik di tingkat pusat maupun daerah.
2) Kemendagri melalui Ditjen PMD menyebarluaskan informasi mengenai program kerjasama kepada Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota di wilayah kerja.
3)
Dalam rangka permohonan dan perpanjangan ijin kerja tenaga ahli asing dan staff asing OISCA, Ditjen PMD bersama dengan instansi berwenang memfasilitasi pengurusan administrasi yang diperlukan, baik di tingkat pusat maupun daerah.4) Kemendagri melalui Ditjen PMD memfasilitasi dan membina Pemerintah Daerah di wilayah kerja dalam mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan tahunan.
5)
Kemendagri melalui Ditjen PMD membentuk Tim Koordinasi Pusat untuk mengefektifkan pelaksanaan MSP.6) Tim Koordinasi Pusat melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan kerjasama.
3) Province of Central Java covers the Regencies of Pekalongan, Demak, Jepara, Pati, Temanggung and Karanganyar;
4)
Province of East Java covers the Regencies of Pamekasan and Sumenep;c. Additions of DistricUCity in the Provinces set forth herein are reported to the Provincial Government with consent from the Ditjen PMD.
II. IMPLEMENTATION A. CENTRAL LEVEL
1) The MoHA through the Ditjen PMD shall be responsible for the effective implementation of cooperative program/activities at both central and local government levels.
2) The MoHA through the Ditjen PMD shall disseminate information on the cooperative program to the Provincial and DistricUCity Governments in each respective working area.
3) For the application and extension of OISCA foreign experts and staff, the Ditjen PMD jointly with the authorized agencies shall facilitate the necessary administration process at the central and local government levels.
4) The MoHA through the Ditjen PMD shall facilitate and supervise the Local Government in the respective working area to optimize the implementation of annual activities.
5) The MoHA through the Ditjen PMD shall establish a Central Coordination Team to ensure effectiveness of the implementation of this MoU.
6) The Central Coordination Team conducts monitoring and evaluation of the implementation of cooperation activities.
7) Ditjen PMD dengan memperhatikan masukan dari Tim Koordinasi Pusat menyampaikan laporan kegiatan tahunan OISCA kepada Menteri Dalam Negeri.
8. TINGKAT PROVINS!
1) Gubernur melalui Badan/Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi bertanggung-jawab dalam mengoptimalkan pelaksanaan program kerjasama dengan OISCA di daerahnya.
2) Dalam rangka perpanjangan penugasan tenaga ahli asing dan staff asing OISCA, Badan/Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi menyiapkan dan menyampaikan rekomendasi dan dokumen hasil evaluasi kinerja tenaga ahli asing dan staff asing OISCA tersebut kepada Ditjen PMD.
3) Gubernur melalui Badan/Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi memfasilitasi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di wilayah kerja OISCA dalam mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan tahunan.
4) Dalam rangka memfasilitasi pelaksanaan program/kegiatan, Pemerintah Provinsi dapat membentuk Tim Koordinasi Provinsi yang terdiri dari unsur instansi terkait.
C. TINGKAT KA8UPATEN/KOTA
1) Bupati/Walikota melalui Badan/Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten/Kota bertanggungjawab dalam mengoptimalkan pelaksanaan program kerjasama dengan OISCA di daerahnya.
2) Badan/Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten/Kota memfasilitasi pelaksanaan optimal
kegiatan OISCA.
7) The Ditjen PMD by taking into consideration inputs from the Central Coordination Team submits OISCA's Annual Reports to the Minister.
8. PROVINCIAL LEVEL
1) The Governor through the Provincial Board of Community and Village Empowerment shall be responsible to optimize the implementation of cooperation program with OISCA in the respective working area.
2) In supporting the extension of OISCA's foreign experts and staff assignments, the Provincial Board of Community and Village Empowerment shall provide evaluation documents of OISCA's foreign experts and staff to the Ditjen PMD.
3) The Governor through the Provincial Board of Community and Village Empowerment shall facilitate the DistricUCity Governments within OISCA's working areas to optimize the implementation of annual activities.
4) In order to facilitate the implementation of program/ activities, the Provincial Government may establish a Provincial Coordinating Team consisting of related institutions.
C. DISTRICT/CITY LEVEL
1) The RegenUMayor through the DistricUCity Board of Community and Village Empowerment shall be responsible to optimize implementation of the cooperation program with OISCA in the respective working area.
2) The DistricUCity Board of Community and Village Empowerment shall facilitate the optimum implementation of OISCA's
activities.
3) Badan/Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten/Kota bersama-sama mitra lokal OISCA memfasilitasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan program/kegiatan.
4) Dalam rangka memfasilitasi pelaksanaan program/ kegiatan, Pemerintah Kabupaten/Kota dapat membentuk Tim Koordinasi Kabupaten/Kota yang terdiri dari unsur instansi terkait.
D. PERANSERTA PIHAK KETIGA
1. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan, OISCA dapat melibatkan kelompok-kelompok masyarakat, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Yayasan yang berbadan hukum dan secara sah terdaftar di KESBANGPOL di Pemerintah Pusat dan Daerah.
2. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan, OISCA dapat melibatkan badan atau organisasi internasional non pemerintah yang terdaftar secara sah di Pemerintah Republik Indonesia.
3. OISCA memberitahukan kepada Pemerintah Daerah tentang peran serta pihak ketiga dalam pelaksanaan kegiatan kerjasama.
Ill. PEMANT AUAN DAN EVALUASI A. PEMANT AUAN
1) OISCA, Ditjen PMD, dan Pemerintah Daerah menyepakati program/ kegiatan dan lokasi yang akan dipilih untuk dipantau.
2) Tim Koordinasi Pusat melakukan pemantauan bersamaan dengan evaluasi terhadap perkembangan pelaksanaan program/kegiatan OISCA sekali dalam setahun pada lokasi program/kegiatan yang telah disepakati sebagaimana dimaksud pada butir A.1 atas beban biaya OISCA.
3) The District/City Board of Community and Village Empowerment together with OISCA's local partners shall facilitate the community to participate in the implementation of program/ activity.
4) In order to facilitate the implementation of OISCA program/activities, the District/ City Governments shall establish a District/City Coordinating Team, consisting of related institutions.
D. THIRD PARTY PARTICIPATION
1. In order to implement its activities, OISCA may involve local communities, universities, NGOs and foundations officially registered with KESBANGPOL at the Central Government and Local Governments.
2. In order to implement its activities, OISCA may involve International non-governmental organization legally registered with the Government of the republic of Indonesia.
3. OISCA shall inform Local Governments of participation of a third party in the implementation of the cooperation activities.
Ill. MONITORING AND EVALUATION A. MONITORING
1) OISCA, Ditjen PMD, and Local Government shall agree upon the program/activities and selected locations to be monitored.
2) The Central Coordinating Team shall undertake monitoring in combination with evaluation of the implementation progress of OISCA program/activities once a year in locations agreed upon as mentioned in point A.1 above, at OISCA's expense.
B.
.
'I
3) Tim Koordinasi Pusat dapat melakukan pemantauan kegiatan OISCA pada lokasi program/kegiatan, sesuai kebutuhan atas beban biaya APBN, dan dapat berkoordinasi dengan OISCA.
4) Apabila diperlukan, OISCA dapat mengundang perorangan atau lembaga independen untuk melakukan pemantauan.
5) Tim Koordinasi Pusat yang melakukan
pemantauan perkembangan
pelaksanaan program/kegiatan, melaporkan hasil pemantauan kepada Menteri Dalam Negeri, dengan tembusan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota di wilayah kerja yang dipantau, dan memberikan umpan balik kepada OISCA.
6) Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah Kabupaten/Kota dapat melakukan pemantauan secara berkala dan/atau sewaktu-waktu terhadap perkembangan pelaksanaan program/kegiatan OISCA, atas beban biaya APBD, yang hasilnya dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Ditjen PMD. EVALUASI 1) 2) 3)
4)
Kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan melalui forum pertemuan atau evaluasi lapangan bila diperlukan.
Kegiatan evaluasi bersamaan dengan monitoring dilaksanakan oleh Tim Koordinasi Pusat sekali setiap tahun selama periode MSP atas biaya OISCA.
Evaluasi dan monitoring di tahun ketiga pelaksanaan MSP dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Rapat Koordinasi Nasional.
Hasil evaluasi akhir dan Rapat Koordinasi Nasional dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memperpanjang MSP.
3) The Central Coordinating Team may, as needed, undertake monitoring of OISCA activities in the program/activities locations at the expense of the National Government Budget, and in coordination with OISCA.
4) OISCA may invite, if necessary, certain individuals or independent institutions to undertake monitoring.
5) The Central Coordinating Team which undertakes monitoring of the program/ activities implementation progress shall report the monitoring results to the Minister of Home Affairs, a copy is extended to Governor and RegenUMayor in the working areas monitored, and feedback shall be provided to OISCA
6) Provincial and/or DistricUCity Governments shall undertake monitoring regularly and/or incidentally of the OISCA program/activities implementation progress at the expense of Local Government Budget, the result of which shall be reported to the Minister of Home Affairs through the Ditjen PMD.
B. EVALUATION 1)
2)
3)
4)
The evaluation activities may be undertaken through field evaluation or forum of meeting.
Field evaluation in combination with monitoring shall be undertaken by the Central Coordinating Team once a year during the period of MoU at OISCA's expense.
Evaluation and monitoring in the third year of the implementation of this MoU will be held in combination with a National Coordination Meeting.
The results of final evaluation and National Coordination Meeting shall be used as a consideration for extending the Mou.
..
..
5) Apabila diperlukan, OISCA dapat mengundang perorangan dan/atau lembaga independen untuk melakukan
evaluasi.
6) Tim Koordinasi Pusat yang melakukan kegiatan evaluasi program/kegiatan melaporkan hasil evaluasi melalui Ditjen PMD kepada Menteri Dalam Negeri, Gubernur dan Bupati/Walikota di wilayah kerja yang dievaluasi, dan memberikan umpan balik kepada OISCA.
IV. PELAPORAN DAN PUBLIKASI A. PELAPORAN
B.
1)
OISCA wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan kepada Ditjen PMD.2)
Materi Laporan Tahunan, memuat: a. Pendahuluan;b. Tujuan; c. Sasaran;
d. Keluaran/Hasil yang dicapai;
e. Lokasi Pelaksanaan dan Kelompok Penerima manfaat;
f. Kegiatan yang telah dilaksanakan; g. Tenaga KerjafTenaga Ahli yang
digunakan;
h. Peranserta Pihak Ketiga; i. Pembiayaan;
j. Permasalahan dan Pemecahannya; k. Penutup.
3) Apabila diperlukan, OISCA dapat menyampaikan laporan insidentil sesuai kebutuhan kepada Ditjen PMD.
PUBLIKASI
1) OISCA melakukan koordinasi dengan Ditjen PMD dalam melakukan publikasi tentang hasil pelaksanaan program/kegiatan kerjasama.
2) OISCA bersama-sama dengan Ditjen PMD, serta Pemerintah Daerah dapat melakukan publikasi bersama tentang hasil pelaksanaan program kerjasama.
5) OISCA may, if necessary, invite certain individuals or independent institutions to undertake evaluation.
6) The Central Coordinating Team undertaking the evaluation of the program/activity, shall submit a report of the results of the evaluation through the Ditjen PMD to the Minister of Home Affairs, Governor and Regent/Mayor in the working areas evaluated, and feedback shall be provided to OISCA.
IV. REPORTING AND PUBLICATION A. REPORTING
1)
OISCA shall prepare and submit the Annual Report to the Ditjen PMD.2)
The Annual Report shall contain: a. Introduction;b. Goals; c. Objectives;
d. Expected Outputs;
e. Locations and Target Groups/ Beneficiaries;
f. Implemented Activities; g. Employees/Experts; h. Third Party Participation; i. Funding;
j. Problems and Solutions; k. Closing.
3) OISCA may, if necessary, submit incidental reports as needed to the Ditjen PMD.
B. PUBLICATION
1) OISCA shall coordinate with the Ditjen PMD the publishing of results of the program/activities cooperation.
2) OISCA together with the Ditjen PMD and the Local Government may jointly publish the results of the program cooperation.
v.
PENUTUPArahan Program ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Memorandum Saling Pengertian antara Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dan The Organization for Industrial, Spiritual and Cultural Advancement International dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Oesa.
V. CLOSING
This Program Direction constitutes an integral part of the Memorandum of Understanding between the Ministry of Home Affairs of the Republic of Indonesia and The Organization for Industrial, Spiritual and Cultural Advancement International on Rural community Empowerment program.