• Tidak ada hasil yang ditemukan

CRITICAL REVIEWS EKONOMI POLITIK INTERNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CRITICAL REVIEWS EKONOMI POLITIK INTERNA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

CRITICAL REVIEWS

EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

“MARX AND THE CRISIS”

Oleh :

Kelas I

EGI FRISMA SURYAJI : 20130510355

GALANG GUMILAR AL-FATH : 20130510357

ENDRATNA KARTIKA AGUSTIN : 20130510359

EVI NUR ALVIAH : 20130510361

NANI FADHILAH : 20130510363

Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

PENDAHULUAN... 1

BAB II. MARX AND THE CRISIS... 2

PEMAPARAN ANDREA MICOCCI... 2

KEUNGGULAN (AGREE)... 4

KEKURANGAN (DISAGREE)... 6

BAB III. PENUTUP... 7

KESIMPULAN... 7

CATATAN KAKI... 8

(3)

BAB I. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Pakar ekonomi dan filsuf ekonomi politik Jerman abad ke-20 Karl Marx mewakili kritik mendasar liberalism ekonomi. Para ekonom liberal memandang perekonomian sebagai “positive-sum game” dengan keuntungan bagi semua. Marx menolak pandangan tersebut. Ia melihat perekonomian sebagai tempat eksploitasi manusia dan perbedaan kelas. Marx dengan demikian mengambil pendapat “zero-sum game”dari merkantilisme dan memakainya pada hubungan kelas selain hubungan Negara.1

Kaum Marxis melihat perekonomian kaum kapitalis didasarkan pada dua kelas sosial antagonistic : salah satu kelas, kaum borjuis, memiliki alat-alat produksi ; kelas lain, kaum proletar, hanya memiliki kekuatan kerjanya saja, yang harus dijual kepada kaum borjuis.2

Meskipun Marx melihat perekonomian kapitalis yang dikendalikan oleh kaum Borjuis bersifat eksploitatif terhadap buruh, Marx tidak melihat pertumbuhan kapitalisme sebagai peristiwa negative atau kemunduran. Sebaliknya, kapitalisme berarti kemajuan bagi Marx, dalam dua hal. Pertama, kapitalisme menghancurkan hubungan produksi sebelumnya, seperti feodalisme, suatu hubungan produksi yang bahkan lebih eksploitatif, dengan para buruh – petani yang menyerupai perbudakan. Kapitalisme merupakan langkah maju dalam hal bahwa buruh bebas menjual kekuatan kerjanya dan memperoleh imbalan yang terbaik. Kedua, dan yang paling utama bagi Marx, kapitalisme membuka jalan bagi revolusi sosial dimana alat-alat produksi akan ditempatkan dalam kontrol sosial bagi keuntungan kaum proletar, yang merupakan mayoritas terbesar.3

(4)

BAB II. MARX AND THE CRISIS

PEMAPARAN ANDREA MICOCCI

Lebih dalam membahas tentang Marxisme. Andrea Micocci, seorang professor ekonomi di Universitas Malta, Roma. Dan juga menjadi seorang professor di Ekonomi Internasional, Fakultas Jean Monnet. Seconda University of Naples. San Leucio. Menjelaskan tentang proses ekonomi internasional yang terbagi dalam dua kontrol yaitu Kapitalisme dan Marxisme dan tertulis dalam bukunya yang berjudul “Marx and the Crisis”.

Andrea Micocci menjelaskan bahwa kapitalisme tidak didasarkan pada kategori ekonomi sesungguhnya, namun lebih mengarah kepada intelektual, budaya dan logika. Sehingga penulis menyebutnya sebagai “Materialistis”. Sifat kapitalisme yang seperti ini mampu mempengaruhi ekonomi melalui pikiran dan tindakan, bukan sesuai dengan kebutuhan pasar dan masyarakat.

Kapitalisme menciptakan ketimpangan yang terjadi dalam pasar, yang dimana proses produksi hanya akan berlangsung jika tarif produksi sesuai dengan tarif pemasaran. Yang berarti bahwa kegiatan produksi tidak akan berlangsung apabila tidak memiliki keuntungan ketika pemasaran.Tentu ini bukan berdasar kepada pemenuhan kebutuhan, tetapi mengarah kepada peluang keuntungan.

Prinsip kapitalisme dengan mendapatkan keuntungan sebagai tujuan utama dalam perekonomian ini kemudian di kritik oleh Karl Marx. “Marxisme” hadir sebagai “Critical Theory” terhadap kapitalisme dan dibahas lebih jauh dalam bukunya Karl Marx yang berjudul “Das Capital”.

Marxisme melihat bahwa pasar tidak bisa mengontrol dirinya sendiri sesuai dengan apa yang telah dikatakan oleh kapitalisme, hal ini akan menjadikan kaum borjuis semakin merajalela dengan memperkaya diri dan memiliki kontrol bebas sehingga menjadikan kaum proletariat semakin tertindas.

(5)

melakukan kontrol terhadap pasar, yang kemudian akan mampu menerapkan keadilan sehingga tidak ada lagi pembagian kelas sesuai yang ada pada prinsip kapitalisme.

Marxisme tidak jauh berbeda dengan merkantilisme. Kedua ideologi tersebut sama-sama memperharuskan proses kontroling terhadap pasar dengan menjadikan pemerintah sebagai satu-satunya yang berhak dalam proses kontroling tersebut. Yang menjadi perbedaannya adalah merkantilisme hadir sebagai “Problem Solving Theory”, dan Marxisme hadir hanya sebatas sebagai “Critical Theory” terhadap kapitalisme yang tentunya hanya mengkritik tanpa mampu memberikan konsep pemecahan masalah.

Dengan kenyataan bahwa Marxisme hadir hanya sebatas sebagai “Critical Theory” ini kemudian Andrea Micocci melihat adanya “Crisis Theory” yang terjadi pada marxisme. Krisis teori ini berupa tidak adanya pemecahan masalah yang ditawarkan oleh marxisme.

Lebih dalam krisis teori dalam marxisme ini dibuktikan dengan ketidakberhasilan negara sosialis komunis dalam menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran perekonomian. Negara sosialis komunis merupakan negara yang menerapkan paham marxisme dalam mengelola negara termasuk dalam bidang perekonomian. Negara tersebut anti bahkan mengecam segala macam bentuk kebebasan seperti yang ditawarkan liberal kapitalis.

Namun pada kenyataannya, Negara sosialis komunis masih belum mampu menyaingi negara yang menerapkan kapitalisme sebagai ideologi. Negara-negara tersebut masih terlihat miskin dan bahkan kejam dalam mengelola segi kehidupan kenegaraan. Tidak seperti yang terjadi dalam negara kapitalis yang terlihat sangat sejahtera dan kaya.

Marxisme tidak hanya belum mampu menjadi pesaing kapitalis, tetapi juga belum mampu memecahkan permasalahan yang ada dalam negara secara kompleks. Dalam artian konsep marxisme belum mampu menangani masalah domestik seperti kemiskinan, ketidakadilan, penjaminan hak asasi manusia, dsb.

Sebagai contoh kasus dalam bentuk kegagalan marxisme dalam membentuk suatu negara yang makmur yaitu berubahnya sistem perekonomian Tiongkok yang semula menerapkan sistem komunis dan sekarang berubah menjadi kapitalis.

(6)

marxisme bukan tanpa alasan, walaupun negara tersebut menggunakan sistem komunis dalam pemerintahannya, namun sistem perekonomian Tiongkok berjalan sesuai prinsip kapitalisme. Yang kemudian memunculkan pertanyaan, mengapa demikian ?. hal ini kembali kepada bentuk marxisme yang hadir hanya sebatas sebagai kritikal teori mengkritik kapitalisme, yang sama sekali tidak menawarkan pemecahan masalah didalamnya.

Kapitalisme menawarkan kebebasan dan menghilangkan peran pemerintah dalam kontrol pasar, yang kemudian dikritik oleh marxisme yang menganggap bahwa pasar harus dikontrol oleh pemerintah. Ini yang kemudian penulis menyebutnya sebagai krisis teori. Marxisme tidak mampu memberikan strategi khusus atau konsep baru untuk kemudian negara meninggalkan sistem kapitalisme yang selama ini dinilai sangat tidak adil dan eksploitatif.

KEUNGGULAN (AGREE)

Keunggulan yang dimaksudkan disini adalah bahwa kelompok sependapat atau setuju dengan Andrea Micocci yang menyatakan bahwa Marxisme mengalami krisis teori.

Apabila ditinjau dari banyaknya kasus yang telah ada, maka akan sangat mudah sependapat dengan penulis. Karena dengan membahas kasus negara yang menganut paham marxisme yang kemudian beralih menjadi negara kapitalis tidak lain dan tidak bukan adalah karena gagalnya sistem perekonomian marxisme dalam negara tersebut.

Kemajuan sebuah negara dapat dilihat dari perekonomian dan kesejahteraanwarga negaranya, disamping kekuatan politik domestik dan militer. Yang menjadi fokus utama untuk menilai sebuah negara itu dapat dikatakan sebagai negara makmur adalah memiliki perekonomian yang kuat yang nantinya akan berdampak pula terhadap kesejahteraan warganya dan kuatnya politik domestik.

Perekonomian sebuah negara menjadi sangat penting dan dapat dijadikan sebagai senjata utama dalam persaingan antarnegara. Selain itu perekonomian yang kuat juga menjadi ajang eksistensi tiap negara, yang pastinya memiliki produk unggulan yang dikenal dimata dunia dan akan menjadikan negara tersebut disegani dan dihormati karena berhasil menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran dan perdamaian.

(7)

dampak yang besar terhadap keberlangsungan paham marxisme. Negara-negara didunia mulai beralih menuju kapitalis dengan melihat kenyataan bahwa paham marxisme yang diterapkan tidak cukup mampu menjadikan negara tersebut menjadi negara makmur.

Berikut adalah beberapa contoh kasus kegagalan marxisme dalam sebuah negara :

a. Runtuhnya Uni Soviet menjadi negara-negara kecil merupakan kasus nyata bagaimana paham marxisme tidak diterima dengan baik oleh semua kalangan masyarakat, sehingga menimbulkan konflik dan terjadilah perpecahan.

b. Berakhirnya perang dunia II dengan runtuhnya tembok Berlin di Jerman menjadi awal tumbuhnya paham kapitalisme di Eropa timur yang saat itu masih menganut paham marxisme. negara-negara dieropa timur memiliki kondisi yang berbeda dengan negara-negara di Eropa barat. Dikawasan timur terlihat jauh lebih miskin dibandingkan kawasan barat yang telah lama menerapkan sistem kapitalisme. c. Adanya ketimpangan yang jelas antara Korea Utara yang miskin dan kejam

dengan Korea Selatan yang makmur dan sejahtera.

d. Beralihnya sistem perekonomian Tiongkok yang semula komunis menjadi kapitalis.

e. Perubahan sistem perekonomian juga mulai terlihat dikawasan asia tenggara seperti Kamboja, Vietnam, Myanmar, dan Laos. Dengan secara perlahan mulai melakukan kerjasama ekonomi bebas dan terbukanya pasar dinegara-negara tersebut.

f. Serta yang utama adalah terlihat jelas kondisi kemakmuran antara negara yang menganut kapitalis yang lenih makmur dengan negara yang menganut komunis terlihat jauh tertinggal.

Beberapa contoh diatas merupakan kegagalan teori yang ditawarkan marxisme atau lebih tepatnya krisis teori. Sehingga kelompok kami setuju terhadap pendapat Andrea Micocci bahwasanya “Critical Theory” Marxisme mengalami kirisis teori karena tidak memberikan pemecahan masalah dan dikuatkan dengan fakta kasus negara-negara yang beralih sistem khususnya dalam bidang perekonomian. Marxisme hadir hanya sebatas sebagai kritik terhadap kapitalis, dan tidak hadir sebagai “Problem Solving Theory” yang mampu menawarkan strategi pemecahan masalah.

(8)

Kekurangan yang dimaksudkan disini adalah bahwa kelompok tidak sependapat atau tidak setuju dengan Andrea Micocci yang menyatakan bahwa marxisme mengalami krisis teori.

Krisis teori dalam marxisme seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bukan merupakan kesalahan dari teori tersebut yang tidak menawarkan pemecahan masalah, tetapi lebih kepada bagaimana negara tidak konsisten dalam penerapan konsep yang ditawarkan oleh marxisme.

Permasalahan kemiskinan dapat diselesaikan dengan baik oleh marxisme, dengan menawarkan keadilan sosial. Sehingga ketimpangan antara kaum borjuis dan proletariat seperti yang terjadi dalam kapitalis tidak akan ditemukan di negara yang menganut sistem sosialis komunis. Karena dalam negara sosialis komunis, pasar dikontrol oleh pemerintah. Berbeda dengan kapitalis yang meniadakan proses kontroling terhadap pasar dan menjunjung tinggi kebebasan dan kemandirian individu.

Krisis teori tersebut tidak lebih dari sekedar permainan kapitalis yang menginginkan setiap negara didunia untuk segera menerapkan sistem kapitalis. Permainan tersebut dijalankan dengan membatasi hubungan dengan negara komunis baik berupa privatisasi perdagangan ataupun proses embargo perdagangan terhadap negara komunis.

Hal ini menjadikan negara komunis terlihat lebih miskin dibanding negara kapitalis, yang kemudian mampu menghipnotis dan mengubah arah ideologi negara tersebut untuk mengikuti negara kapitalis. Yang pada kenyataannya hal ini bukan karena krisis teori tetapi karena negara tersebut tidak konsisten dan mudah terpancing oleh pengaruh kapitalis.

Rusia sebagai negara yang masih kuat dengan sistem komunis disegala bidang kenegaraan termasuk ekonomi. Terlihat mampu bersaing dengan negara lain, dengan berjalannya sistem perekonomian dengan baik dan terciptanya keadilan walaupun tidak menunjukkan kemakmuran yang setara dengan negara kapitalis.

(9)

keadilan yang menciptakan dua kelas masyarakat yaitu borjuis dan proletariat, serta tidak mampu menciptakan kesejahteraan menyeluruh.

Berikut beberapa contoh kasus bagaimana kapitalisme juga mengalami kegagalan:

a. Krisis yang terjadi di Amerika Serikat karena kapitalisme.

b. Krisis yang terjadi di Yunani akibat ketidakmampuan pasar mengatur dirinya sendiri.

c. Krisis moneter di kawasan asia tenggara khususnya di Indonesia pada tahun 1998. d. Konflik berkepanjangan ditanah arab dikarenakan peran kapitalisme yang kuat dan

tidak terkendali.

e. Kritik kaum dependency di Amerika Latin terhadap ketimpangan yang terjadi antara Amerika Utara dengan Amerika Latin.

Kasus diatas merupakan bukti bahwa kapitalisme juga menimbulkan krisis yang tentunya akan mengancam kesejahteraan dan kemakmuran sebuah negara.Kelompok kami tidak setuju terhadap pendapat Andrea Micocci yang menyatakan Marxisme mengalami kriris teory. Marxisme bukan mengalami krisis teori, tetapi lebih kepada ketidakkonsistenan negara penganutnya dalam mempertahankan paham marxisme di negaranya. Apabila tetap menganggap bahwa marxisme mengalami krisis teori, hal yang sama pun terjadi pada kapitalisme. Bukankah kegagalan kapitalisme yang diuraikan diatas tersebut merupakan krisis teori ?, tentu jawabannya adalah iya itu merupakan krisis teori.

BAB III. PENUTUP

KESIMPULAN

(10)

Kapitalisme dan marxisme adalah dua bentuk ideologi yang paling bersaing dalam pengaruhnya didunia. Kapitalisme menawarkan kebebasan dan kemandirian, marxisme menawarkan keadilan dan kesamarataan. tidak ada istilah krisis dalam teori, yang ada adalah bagaimana teori tersebut tidak dijalankan dengan baik dan konsisten sehingga dapat menjadikannya lemah.

Marxisme hadir sebagai bentuk kritik terhadap kapitalisme. Tujuan utama kedua ideologi yang berbeda ini adalah sama, yaitu kesejahteraan dan kemakmuran. Lantas mengapa terjadi persaingan apabila memiliki tujuan yang sama ?, itu semakin menekankan bahwa persaingan yang sebenarnya ada dalam proses atau sistem menuju tujuan tersebut, sehingga yang perlu di perbaiki adalah bagaimana proses atau sistem tersebut dijalankan dengan baik dan konsisten. Kunci utamanya adalah saling menghargai antar negara, walaupun memiliki ideologi yang berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama yaitu kesejahteraan, kemakmuran, dan perdamaian dunia.

CATATAN KAKI

1Robert Jackson dan Georg Sorensen, 2013, “Introduction to International

Relations : Theories and Approaches, Fifth Editions”, New York, hal 294.

2Robert Jackson dan Georg Sorensen, 2013, “Introduction to International

Relations : Theories and Approaches, Fifth Editions”, New York, hal 295.

3Robert Jackson dan Georg Sorensen, 2013, “Introduction to International

Relations : Theories and Approaches, Fifth Editions”, New York, hal 295.

4Robert Jackson dan Georg Sorensen, 2013, “Introduction to International

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Pada waring mesh size 3 mm, di awal masa peme- liharaan tidak terjadi peningkatan pertumbuhan yang signifikan, namun pada minggu ketiga terjadi per- tambahan panjang

Berdasarkan asesmen pada triwulan I 2009, secara umum pertumbuhan ekonomi Jakarta melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya meskipun kinerja ekonomi Jakarta tersebut masih

Hasil kali elementer A  hasilkali n buah unsur A tanpa ada pengambilan unsur dari baris/kolom yang sama...

Menimbang : Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka tujuan pemidanaan yang bersifat Restoratif Justice (keadilan sosiologis) yang menekankan

Seiring bertambahnya mahasiswa setiap tahun maka Manajemen AKAMIGAS Balongan menambah karyawan agar pelayanan kepada mahasiswa dapat dilaksanakan dengan baik, bertambahnya

Struktur PDRB Provinsi DIY pada triwulan III tahun 2007, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2006, menunjukkan bahwa beberapa sektor peranannya meningkat, yaitu:

Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional menetapkan pemberian hak atas tanah yang diberikan secara umum. Selanjutnya, Pasal 14 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala