ANALISIS JURNAL
“ANALISIS DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI DKI JAKARTA”
Darma Rika Swaramarinda
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis(JPEB) vol. 2 no. 2 (2014) Oktober 2014
Oleh: Ratna Kurnia
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang saat ini tetap terlihat kemiskinan di mana mana, berbeda dengan data yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi kita tetap meningkat walaupun melambat. Perhatian utama terfokus pada dilema kompleks antara pertumbuhan versus distribusi pendapatan. Keduanya sama-sama penting namun sulit diwujudkan secara bersamaan. Pengutamaan yang satu akan menuntut dikorbankannya yang lain. Pembangunan mensyaratkan Gross Domestic Product(GDP) yang lebih tinggi, dan untuk itu tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi merupakan pilihan yang harus diambil.
Kemiskinan merupakan permasalahan yang selalu timbul di negara berkembang dan negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Walaupun sudah banyak program-program yang ditujukan dalam upaya penghapusan kemiskinan, namun masalah ini tak kunjung selesai juga. Sulitnya penyelesaian masalah ini disebabkan karena permasalahan yang melibatkan penduduk miskin ternyata sangat kompleks.
Berdasarkan pada teori-teori dan analisis mengenai dampak pengangguran terhadap kemiskinan di DKI Jakarta, maka dapat disimpulkan bahwa pengangguran yang terjadi di DKI Jakarta mempunyai kecenderungan untuk meningkat setiap tahunnya. Peningkatan pengangguran di negara-negara yang sedang berkembang disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan kesempatan kerja daripada pertumbuhanyang cepat dari angkatan kerja.
Pengangguran mempunyai dampak terhadap kemiskinan, walaupun berdasarkan data dari BPS jumlah pengangguran mengalami penurunan tiap tahunnya. Perlu diciptakan kebijakan oleh pemerintah daerah yang dapat meningkatkan permintaan akan tenaga kerja tidak terampil agar memudahkan penduduk miskin menjual tenaga kerja mereka dan mengurangi jumlah penganggur atau dengan memberikan akses pelatihan yang berguna untuk tenaga kerja tidak terampil tersebut. Dengan cara ini, pemerintah banyak memberikan bantuan guna menunjang pertumbuhan ekonomi dan mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat.
Keterkatian Analisis Dampak Pengangguran Terhadap Kemiskinan di DKI JAKARTA dengan Masalah Ekonomi Makro
Ekonomi makro merupakan suatu ilmu ekonomi yang mempelajari variabel-variabel ekonomi pada suatu Negara secara menyeluruh, variabel tersebut diantaranya seperti tingkat pendapatan nasional, jumlah uang yang beredar, kesempatan kerja, laju dari inflasi, pertumbuhan ekonomi nasional, investasi nasional dan lain-lain.
Pengangguran itu adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada. Pengangguran biasanya menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Kita mengetahui bahwa dalam perekonomian tidak akan bisa secara otomatis mengatasi permasalahan pengangguran dan inflasi. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan tindakan dari pemerintah, yaitu dengan melalui berbagai macam kebijakan, berupa kebijakan moneter dan kebijakan fisikal. Kita telah mempelajari ekonomi makro dan dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan suku bunga perbankan yang berdada di Indonesia.
Seperti analisis dari jurnal yang telah dibuat oleh Ibu Darma Rika Swaramarinda mengenai Analisis Dampak Pengangguran Terhadap Kemiskinan di DKI JAKARTA, beliau menjelaskan bahwa “Peningkatan pengangguran di negara-negara yang sedang berkembang disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan kesempatan kerja daripada pertumbuhan yang cepat dari angkatan kerja”. Dari penjelasan itu kita dapat menarik kesimpulan bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki pertumbunhan kesempatan kerja yang lambat.
kesempatan kerja, Lapangan kerja yang tidak seimbang, Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga berpendidikan dan penyediaan tenaga didik itu tersendiri juga tidak seimbang, Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah juga tidak seimbang hingga membuat kesempatan kerja semakin sedikit.
DAFTAR PUSAKA
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpeb/article/view/710/617