• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Urban Poverty dengan Metode Fi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Urban Poverty dengan Metode Fi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MATA KULIAH EKONOMI PERKOTAAN

Dosen Pengampu: Dr. Sri Muljaningsih, SE., M. Sp

Di susun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Genap

“Analisis

Urban Poverty

dengan Metode Fishbone :

Studi kasus Peningkatan Jumlah Kekerasan Seksual

Di Kota Surabaya, Aceh dan Bandung”

Disusun Oleh:

Diah Rulianti

155020101111080

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Di Indonesia kasus kekerasan seksual setiap tahun mengalami peningkatan, korbanya bukan hanya dari kalangan dewasa saja sekarang sudah merambah ke remaja, anak-anak bahkan balita. Pelakunya berasal dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitarnya. Di antara masyarakat Indonesia yang paling rawan menjadi korban kekerasan adalah kaum perempuan dan anak-anak. Tindak pidana kekerasan seksual ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar yang relative lebih maju kebudayaan dan kesadaran atau pengetahuan hukumnya, tapi juga terjadi di pedesaan yang relatif masih memegang nilai tradisi dan adat istiadat. Di berbagai pemberitaan media cetak hingga media elektronik selalu terdapat kasus mengenai kekerasan seksual pada anak. Bentuk dan modus operasinya pun dilakukan cukup berbagai macam cara.

(3)

kejahatan seksual.Pada tiga bulan memasuki tahun 2014, pengaduan yang diterima oleh Komnas Anak telah sebanyak 223 kasus, terdiri dari 103 kasus kekerasan seksual dan sisanya kasus kekerasan fisik dan penelataran.

Pelecehan seksual kerap terjadi di kota-kota besar salah satunya Di Provinsi Jawa Timur sendiri yaitu Kota Surabaya adalah daerah dengan kasus kekerasan seksual anak tertinggi. Di Polrestabes Surabaya, tercatat selama periode 2011 hingga periode 2014 bulan Agustus telah mengalami peningkatan dalam kasus kekerasan seksual anak. Dari data yang telah di ambil menyebutkan bahwa tahun 2011 terdapat 58 kasus, tahun 2012 terdapat 70 kasus, tahun 2013 terdapat 76 kasus, tahun 2014 hingga agustus terdapat 53 kasus. Kota Bandung yang merupakan salah satu di Provinsi Jawa Barat juga merupakan penyumbang terbesar dalam kasus pelecehan seksual sehingga Provinsi ini menjadi provinsi ketiga di Indonesia dengan jumlah kasus kekerasan tertinggi terhadap anak. Total kekerasan terhadap anak di Jawa Barat mencapai 38% artinya 6.510.000 kasus terjadi di Jawa Barat, dan 62% kasus kekerasan berupa kekerasan seksual. Kemudian Di Provinsi Nanggro Aceh Darussalam, khususnya Kota Aceh dalam Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Anak Aceh mencatat sebanyak 149 kasus kekerasan/pelecehan seksual pada anak di Aceh yang terjadi sepanjang tahun 2010 hingga 2014. Kasus kekerasan/pelecehan seksual pada anak di aceh meningkat setiap tahunnya dimana tahun 2010, 27 kasus; tahun 2011, 29 kasus; 2012, 32 kasus; tahun 2013, 26 kasus dan tahun 2014 tercatat 35 kasus (Serambi Indonesia, Selasa, 25 november 2014).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa tingkat pelecehan seksual di kota-kota besar tinggi?

(4)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Berdasarkan beberapa artikel jurnal ilmiah yang menjadi sumber literature menyebutkan bahwa Kasus pelecehan seksual yang terjadi di Kota Surabaya, Aceh dan Bandung dewasa ini, banyak dialami anak-anak dan remaja, khususnya perempuan. Secara umum, korban pelecehan seksual adalah anak-anak dan remaja yang berusia di bawah 18 tahun, hanya dalam beberapa kasus pelecehan seksual saja yang korbannya merupakan perempuan dewasa. Hal ini disebabkan pada usia anak-anak dan remaja, mereka belum memahami dengan baik tentang pendidikan seks dan pelecehan seksual, tentang perilaku mana yang harus dihindari, serta tentang akibat yang akan timbul dari tindakan-tindakan asusila tersebut. Di samping itu, anak-anak dan remaja cenderung tidak punya kekuatan untuk menolak keinginan si pelaku, ditambah lagi pelaku mengancam korban secara fisik dan psikis. Berbeda halnya dengan pelaku pelecehan seksual. Profil pelaku pelecehan seksual berbeda-beda, baik itu dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, maupun status sosial ekonomi.

Ketua KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) Arist Merdeka Sirait,saat menghadiri acara talk show “Ayo Gerakan Mendengarkan Anak" di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Mengungkapkan bahwa KPAI mencatat telah terjadi kekerasan seksual terhadap anak dan diduga mengalami peningkatan. Berdasarkan catatan KPAI dari 2012 sampai 2013,kekerasan seksual meningkat sebesar 30 persen.

(5)

sebagai pacar. Namun dalam sebagian kasus yang lain, dimana status hubungan antara pelaku dan korban hanya sebatas teman, tetangga, keluarga, kenalan, bahkan tidak saling kenal, tindakan pelecehan seksual yang dilakukan atas dasar ancaman dari pelaku. Pelecehan seksual yang terjadi di Kota Surabaya, Aceh dan Bandung secara umum disebabkan oleh kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak, baik anak sebagai pelaku maupun sebagai korban. Selain itu, faktor ekonomi juga ikut mengambil peran dalam maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi. Korban dengan mudah mengikuti keinginan pelaku dengan diiming-imingi uang, atau benda-benda lainnya. Bagi pelaku sendiri, faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual adalah menurunnya moralitas yang menjadikan pelaku menuruti semua keinginan hawa nafsunya tanpa memikirkan baik-buruk, benar-salah, boleh-tidak akan perilakunya.

Adapun dampak yang ditimbulkan akibat pelecehan seksual bagi korban dapat dilihat dari beberapa sudut pandang yaitu :

1. dampak trauma seperti timbulnya ketakutan, trauma, depresi, dan gangguan psikologis lainnya;

2. dampak seksual yakni adanya dokumentasi video mesum dan terengut keperawanan;

3. dampak ekonomi yaitu berupa kerugian material yang ditimbulkan oleh si pelaku

4. dampak sosial yaitu ditinggalkan/dikucilkan oleh orangtua dan orang-orang terdekat serta lingkungan, dan penelantaran yang dilakukan oleh pelaku jika status hubungan antara pelaku dan korban adalah pacaran dan korban dijanjikan untuk dinikahi.

(6)

masa lalunya, serta upaya untuk menyembuhkan trauma dan gangguan-gangguan lain yang dialaminya.

(7)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi dengan metode Fish bone, yaitu alat yang membantu mengidentifikasi, memilah, dan menampilkan berbagai penyebab yang mungkin dari suatu masalah atau karakteristik kualitas tertentu. Diagram ini menggambarkan hubungan antara masalah dengan semua factor penyebab yang mempengaruhi masalah tersebut. Nama lain dari diagram ini adalah Diagram Cause and Effect atau Diagram Sebab Akibat, yang ditemukan oleh Kaoru Ishikawa. Dengan menganalisis secara mendalam mengenai penyebab pelecehan seksual yang ada di Kota besar di Indonesia, yaitu Kota Surabaya, Aceh dan Bandung.

Manfaat menggunakan diagram fishbone ini yaitu :

1. membantu menentukan akar penyebab masalah dengan pendekatan yang terstruktur 2. Mendorong kelompok untuk berpartisipasi dan memanfaatkan pengetahuan kelompok

tentang proses yang dianalisis

3. Menunjukkan penyebab yang mungkin dari variasi atau perbedaan yang terjadi dalam suatu proses

4. Meningkatkan pengetahuan tentang proses yang dianalisis dengan membantu setiap orang untuk mempelajari lebih lanjut berbagai faktor kerja dan bagaimana faktor‐

faktor tersebut saling berhubungan

5. Mengenali area dimana data seharusnya dikumpulkan untuk pengkajian lebih lanjut Langkah‐langkah untuk menyusun dan menganalisa diagram fishbone sebagai berikut:

1. Identifikasi dan definisikan dengan jelas hasil atau akibat yang akan dianalisis

Identifikasi masalah yang ada di Kota Surabaya, Aceh dan Bandung adalah tingkat kekerasan pelecehan seksual yang meningkat.

2. Gambar garis panah horisontal ke kanan yang akan menjadi tulang belakang dan tulis masalah yang akan di analisis dalam kotak di ujing panah.

(8)

Penyebab utama terjadinya kekerasan seksual di Kota Surabaya, Aceh dan Bandung, berasarkan literature dipengaruhi oleh 4 hal utama yaitu : Manusia, Peraturan yang berlaku, Lingkungan Hidup dan Tempat Kejadian.

4. Untuk setiap penyebab utama, identifikasi faktor‐faktor yang menjadi penyebab dari penyebab utama

5. Identifikasi lebih detail lagi secara bertingkat berbagai penyebab dan lanjutkan mengorganisasikannya dibawah kategori atau penyebab yang berhubungan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan “mengapa”. Contoh pertanyaan untuk contoh kasus disini, adalah: mengapa tingkat moral setiap manusia kurang? Jawabannya karena pendidikan yang rendah, begitu juga penyebab dari maslaah utama yang lainnya.

6. Menganalisis diagram

Lihat keseimbangan diagram:

a) Jika ada kelompok dengan banyak item pada suatu area dapat mengindikasikan perlunya pengkajian lebih lanjut

b) Jika ada kategori utama dengan sedikit penyebab minor dapat mengindikasikan perlunya indentifikasi lagi penyebab minornya.

(9)

BAB IV

HASIL ANALISIS

Pelecehan seksual yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia telah semakin meningkat, terutama di Kota Surabaya, Bandung dan Aceh. Berdasarkan artikel jurnal yang telah di review, dapat disimpulkan terdapat empat penyebab utama meningkatnya tingkat pelecehan seksual di Kota-kota tersebut, Yaitu :

1. Manusia

Penyebab utamanya adalah dari manusia itu sendiri. ada dua penyebab mengapa manusia bisa menjadi pelaku atau korban pelecehan seksual. Alasan yang utama karena manusia tersebut memiliki moral yang kurang, moral dalam saling menghormati dan menghargai sesama manusia yang didapat ketika di bangku sekolah. salah satu hal yang membuat moral seorang manusia yang lemah, karena kurangya pendidikan yang diterima ketika masih anak-anak hingga menuju dewasa. Kurangnya pendidikan moral ini bisa disebabka karena seseorang berasal dari keluarga yang kurang mampu atau tergolong miskin, sehingga tidak mampu untuk berseklolah karena harus bekerja, selain pendidikan di bangku sekolah juga diperlukan pendidikan yang insentif di dalam keluarganya, karena itu merupakan pendidikan pertama dan paling utama untuk setiap manusia. jika seseorang kurang memiliki waktu bersama dengan keluarganya, bisa jadi orang tersebut akan kekurangan kasih sayang dalam keluarganya, sehingga akan meimbulkan disorientasi di masa depannya dengan moral yang kurang baik. selain itu manusia merupakan penyebab utama peningkatan pelecehan seksual di kota-kota besar karena keadaan psikologis yang terganggu.Psikologis yang terganggu ini dikarenakan adanya trauma berat yang dialami seseorang semasa keci, misalnya semasa kecil seorang anak yang terkena kasus KDRT akan terus mengingat kejadian itu hingga terbawa sampai dewasa. apabila anak tersebut tidak bisa melupakan kejadian-kejadian yang dialaminya dulu, maka akan menimbulkan efek deja vuu sehingga anak tersebut juga ingin melakukannya kepada orang lain yang tidak ia benci. Banyak kasus kekerasan seksual yang dilakukan pelaku karena pelaku tersebut pernah mengalaminya sewaktu kecil. Sehingga pelaku melakukannya lagi dengan anak kecil.

2. Peraturan

(10)

orang untuk melanggar peraturan tersebut, namun berbeda dengan kasus pelecehan seksual yang dirasa sangan merendahkan harga diri korbanyya, maka sudah seharusnya jika dibuatkan peraturan yang ketat dan secara tegas melarang tindak kekerasan pelecehan seksual di kota agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan di dalam kota yang menjadi pusat kegiatan perekonomian suatu daerah. Selain peraturan pemerintah yang kurang tegas, di tiap kota atau daerah juga memiliki reaksi atau sanksi social yang berbeda-beda mengenai kegiatan seksual di daerahnya sendiri. Ada beberapa kota yang memang acuh dalam masalah tindak kekerasan sekual di daerahnnya sehingga tidak membuat si pelaku jera dengan apa yang didapatkan ketika melakukan kejahatan.

3. Lingkungan

Faktor lingkungan hidup seseorang juga mempengaruhi tingkat pelecehan seksual di suatu daerah. Jika lingkungan tempat tinggak seseorang merupakan lingkungan yang tertutup makan seorang yang menginjak masa remaja akan semakin penasaran dengan hal-hal baru di luar sana dan akan semakin semangat untuk mencobanya. Karena lingkungan yang tertutup inilah maka akan banyak para remaja yang akan kekurangan pendidikan mengenai seks yang seharusnya didapatkan dari orang tuanya. Namun dalam lingkungan seperti ini, membahas masalah seks merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan dalam kehidupan. Maka dari hal tersebut akan banyak generasi muda yang tidak bias membedakan mana yang bias di lakukan dan tidak bias dilakukan. Selain itu, alasan lain mengapa lingkungan menjadi faktor utama pembuat peningkatan masalah social di kota-kota besar karena dari lingkungan hidup seseorang tersebutlah akan mencetuskan perilaku seseorang dalam menjadi korban dan pelaku dalam kejahatan pelecehan seksual tersebut. Dalam lingkungan hidup yang serba modern misalnya, orang-orang bebas memakai pakaian yang disukai tanpa menghiraukan prespektif orang lain terhadap dirinya. Hal ini lah yang akan menjadi pencetus terjadinya korban pelecehan seksual di masyarakat perkotaan. Selain itu sikap antara laki-laki an wanita yang terlalu ramah hingga terkesan menggoda padahal belum saling mengenal juga menimbulkan terjadinya korban dan pelaku pelecehan seksual.

4. Tempat

(11)
(12)
(13)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kejahatan pelecehan seksual merupakan suatu tindak kejahatan yang sering menjadi permasalahan dalam suatu Kota khususnya kota Surabaya, Aceh dan Bandung. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan suatu kota. Urban Poverty merupakan masalah serius yang harus diselesaikan dan di atasi secara simultan. Terkait pelecehan seksual yang ada di kota, apabila tidak dilakukan penindakan lebih lanjut, maka akan berakibat buruk dalam kehidupan sehari-hari dan mempengaruhi daerah lain. Namun adanya Urban Poverty yang berupa pelecehan seksual ini, juga terjadi karena ada bebrapa hal utama yang mendorong peningkatannya, yaitu adanya factor kesalahan manusia, Peraturan, Lingkungan hidup, dan Tempat kejadian perkara. Ke empat hal ini harus di minimalisir agar tidak menimbulkan dampak yang semakin besar dalam kehidupan perkotaan di Kota-kota besar Indonesia.

B. Saran

dari hasil analisis fishbone dapat ditarik bebrapa saran untuk kedepannya, yaitu : 1. Bagi Pemerintah

Setelah mengetahui bagaimana pelecehan seksual bias terjadi di wilayah perkotaan, maka pemerintah dapat memulai melakukan program-program pencegahan terjadinya kasus pelecehan seksual di kota-kota besar seperti Surabaya, Aceh dan Bandung. Karena mencegah lebih baik dari pada mengobati, maka pemerintah dapat menggalakkan program untuk merekatkan keadaan keluarga agar bias menjadi keluarga harmonis, sehingga bias memperbaiki psikologis anak-anak dan remaja agar lebih berfikir positif. Kemudian program-program yang meninggkatkan taraf moral suatu masyarakat perkotaan agar saling berinteraksi, seperti hari jalan sehat bersama dan lain-lain.

2. Bagi Masyarakat

(14)

mulai menyisihkan waktu untuk anak-anaknya dan mulai membimbing anak-anak untuk selalu beraktivitas positif. Masyarakat juga perlu merangkul orang-orang yang terkena masalah dalam hal kasus kekerasan terutama kekerasan seksual. Agar si korban ataupun pelaku tidak merasa sendirian dan tetap semnagat untuk melanjutkan kehidupan.

3. Bagi Mahasiswa

Sebagai seorang agen perubahan, seorang mahasiswa juga berperan penting dalam masalah-masalah yang terjadi di sebuah kota yang menjadi tempat menuntut ilmu di Perguruan Tinggi. Seorang mahasiswa mampu berperan aktif untuk mengurangi kasus-kasus pelecehan seksual dengan melakukan pengabdian masyarakat di daerah terpencil dan tertinggal di pinggiran kota. Dengan pengabdian masyarakat, para mahasiswa bias menyalurkan pentingnya pencegahan mengenai pelecehan seksual yang terjadi di masyarakat agar warga kota yang hidup di pinggian tidka terkena imbasnya.

(15)

Abu Huraerah.2006. Kekerasan Terhadap Anak. Nuansa : Bandung.

Aroma Elmina Martha.2003.Perempuan, Kekerasan dan Hukum. UII Press: Yogyakarta. ARS/FMB.Kasus Kekerasan Seksual Merajalela di Jatim.(Online). http://www.beritasatu.com/nusantara/112923-kasus-kekerasan-seksualmerajalela-di-jatim.html Diakses pada 21 Juni 2017.

Bahri, Syaiful dan Fajriani.2015. Suatu Kajian Awal Terhadap Tingkat Pelecehan Seksual Di Aceh. Jurnal Pencerahan Vol 9, No 1 Hal 50-65

Fuadi, M. Anwar.2011.Dinamika Psikologis Kekerasan Seksual: Sebuah Studi Fenomenologi. Psikoislamika, Jurnal Psikologi Islam, 8(2), 191-208.

Kalyan amitra.2013.Analisa Media Edisi Oktober 2013. www.kalyanamitra.or.id. Di akses tanggal 19 Juni 2017.

Purba, H.H. (2017, Juni 20). Diagram fishbone dari Ishikawa. Retrieved from http://hardipurba.com/2008/09/25/diagram-fishbone-dari-ishikawa.html

Sumera, Marcheyla.2013. Perbuatan Kekerasan/Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan. Lex et Societatis, 1(2), 39-49.

Gambar

Gambar 1. Diagram Fish Bone

Referensi

Dokumen terkait

Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) merupakan suatu upaya dalam menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari bahaya serta pencemaran

Misalnya pada sampel berupa air sungai tempat pembuangan limbah suatu industri, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah : sampel harus segera diproses segera

Fenomena keluhan konsumen dan bangkrutnya salah satu provider TV berlangganan di Indonesia menjadi isu yang sangat penting diperhatikan oleh setiap pelaku bisnis

Penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai faktor aman lereng dan menghitung stabilitas lereng menggunakan Bronjong untuk menahan daya dukung tanah agar aman dan tidak longsor,

komunitas gay ini melakukan di kos pasangannya. Rumah yang kosong menjadi juga tempat yang cukup aman untuk melangsungkan perilaku seksual mereka. Apabila pasangan

Aspek- aspek yang harus diperhatikan dalam pengendalian pencemaran organik di PPP Tasikagung diantaranya kualitas air, aktivitas pelabuhan dan persepsi masyarakat

Dalam penentuan lokasi untuk diterapkan metode sistem drainase berkelanjutan di Kecamatan Rancaekek, perlu diperhatikan lokasi-lokasi di daerah Rancaekek yang

kepada kemampuan pegawai puskesmas dengan menampilkan sertifikat atau pengalaman kerja dokter puskesmas di tempat yang mudah dilihat pasien, untuk meningkatkan rasa aman maka