• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Genetika Tumbuhan Acar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Genetika Tumbuhan Acar"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN

ACARA I

PENGAMATAN PERILAKU KROMOSOM

Semester : Ganjil 2015

Oleh :

Muhammad Azka Fardani A1L014153 / 7

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

LABORATURIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI PURWOKERTO

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori sel menyatakan bahwa setiap sel penyusun makhluk hidup berasal dari

sel sebelumnya. Proses yang menyangkut terbentuknya sel-sel anakan baru dari

induknya disebut dengan pembelahan sel. Berdasarkan beberapa perbedaan

pokoknya, pembelahan sel dikelompokkan menjadi pembelahan mitosis dan

pembelahan meiosis. Pembelahan mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang

terjadi pada sel-sel somatis (sangat aktif pada jaringan meristem) yang

menghasilkan dua sel anak yang memiliki genotip sama dan identik dengan sel

induknya.

Dalam inti sel dari kebanyakan makhluk, terdapat kromosom, yaitu

benda-benda halus berbentuk panjang dan pendek dan berbentuk lurus atau bengkok.

Kromosom memiliki peran yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu

makhluk hidup karena kromosom merupakan alat pengangkut bagi gen-gen yang

akan dipindahkan dari suatu sel induk ke sel anakannya, dari generasi satu ke

genarasi lainnya. Pengamatan terhadap perilaku kromosom sama pentingnya

dengan mempelajari struktur kromosom. Perilaku kromosom dapat terlihat dalam

siklus sel, termasuk di dalamnya adalah pembelahan sel.

Terjadinya pertumbuhan tumbuhan yang semakin besar diakibatkan adanya

pembelahan nukleus yang diikuti pembelahan sel. Di dalam proses pembelahan

nukleus yang berperan aktif adalah kromosom. Umumnya tanaman memiliki

(3)

Struktur kromosom dapat dilihat dengan mikroskop. Tetapi, kebanyakan

yang dapat dilihat adalah sekelompok kromosom kecil yang menyerupai cacing.

Oleh karena itu, prektikum pengamatan perilaku kromosom ini menggunakan

preparat akar bawang merah (Allium ascalonicum) karena bawang merah

memiliki kromosom yang besar, jumlah kromosom yang sedikit dan mudah di

dapat.

Hal yang melatarbelakangi sehingga praktikum ini dilakukan adalah untuk

mengetahui dan melihat secara langsung bagaimana proses pembelahan mitosis

itu terjadi pada akar bawang merah, serta mengetahui tahap-tahap pembelahan

mitosis. Untuk membuktikan teori yang sudah ada, maka praktikum ini perlu

dilakukan.

B. Tujuan

Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk mengetahui perilaku

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bagian terkecil dari makhluk hidup dinamakan sel. Di dalam inti sel terdapat

kromosom, yaitu benda-benda halus berbentuk batang panjang atau pendek dan

lurus atau bengkok. Menurut Suryo (1994), kromosom adalah pembawa bahan

keturunan. Kromosom juga memiliki pengertian lain, yaitu kromatin yang

merapat, memendek dan membesar pada waktu terjadi proses pembelahan dalam

inti sel (nucleus), sehingga bagian-bagiannya dapat terlihat dengan jelas di bawah

mikroskop biasa (Elvita, dkk, 2008).

Istilah kromosom mula-mula dikemukakan oleh Weldeyer (1888) yang

berasal dari kata latin “kroma” = warna dan “soma” = badan. Disebut demikian

karena badan ini mudah menyerap zat warna bila preparat diberi warna.

Sebenarnya kromosom merupakan rangka bagian inti sel. Dalam keadaan

interfase kromosom berwujud kromatid (benang-benang). Pada saat memulai

aktivitas pembelahan, kromatin memendek dan menebal disebut kromosom. Tahap

selanjutnya ketika kromosom mengganda disebut dengan kromatid (Sugiharto,

2014).

Kromosom terbagi dalam dua bagian, yaitu sentromer dan kinekthor yang

merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang

mengandung kromonema dan gen berjumlah dua buah (sepasang) (Ritonga,

2011). Kromosom merupakan jaringan benang-benang halus yang dipilin-pilin

longgar dan diselimuti protein (kromonema) dalam plasma inti yang mudah

(5)

Kromosom dibedakan atas autosom (kromosom tubuh) dan kromosom

kelamin (kromosom sex). Kebanyakan makhluk hidup memiliki dua kromosom

tersebut, hanya organisme tertentu yang tidak memilikinya (Suryo, 1994).

Pembelahan sel yang terjadi pada sel somatik disebut mitosis dan

pembelahan sel yang terjadi pada sel kelamin disebut meiosis (Ritonga, 2011).

Pembelahan mitosis menghasilkan empat sel anakan yang masing-masing haploid

(n) setiap sel induk diploid (Suryo, 1994). Satrosumarjo (2006) menjelaskan

bahwa mitosis merupakan pembelahan inti yang merhubungan dengan

pembelahan sel somatik, dimana terdapat beberapa tahap didalamnya yaitu,

interfase, profase, metafase, anafase dan telofase. Pernyataan tersebut selaras

dengan Suryo (1994) bahwa mitosis terdiri dalam beberapa tahap yaitu, interfase,

profase, metafase dan telofase.

Interfase merupakan tahap ketika sel siap untuk membelah, tetapi belum

memperlihatkan kegiatan membelah. Inti sel nampak keruh, lambat laun muncul

benang-benang kromatin yang halus (Suryo, 1994). Interfase terbagi dalam tiga

sinesis yaitu, fase gap sati (G1), sintesis (S) dan gap dua (G2) (Ritonga, 2011).

Setelah interfase, ada tahap profase. Pada tahap ini benang-benang kromatin

makin pendek sehingga menjadi tebal. Kromosom-kromosom terbentuk.

Kemudian tiap kromosom membelah memanjang dan anakan kromosom ini

disebut kromatid. Dinding inti mulai menghilang. Pada tahap ini sentriol

(berbentuk seperti bintang dalam sitoplasma) juga membelah (Suryo, 1994).

Kemudian dilanjutkan dengan tahap metafase. Dalam fase ini

kromosom-kromosom menempatkan diri di tengah sel (ekuator) (Suryo, 1994). Dilanjutkan

(6)

bergerak menuju kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan

memiliki sifat keturunan yang sama. Mulai dari tahap ini kromatid-kromatid

berlaku sebagai kromosom baru (Suryo, 1994).

Fase terakhir dalam pembelahan sel adalah telofase. Pada tahap ini ditiap

kutub sel terbentuk sel kromosom yang identik. Serabut gelendong inti lenyap dan

dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi menjadi dua bagian yang

disebut sitokinese. Pada tumbuhan sitokenese ditandai dengan terbentuknya

dinding pemisah di tengah-tengah sel. Hal ini dikarenakan tumbuhan memiliki

dinding sel. Pembelahan sel mitosis menghasilkan dua sel anakan yang diploid

(2n) setiap sel induk diploid (2n) dapat memiliki sifat sama dengan induknya

(Suryo, 1994).

Aberasi kromosom adalah perubahan jumlah kromosmom dan susunan atau

urutan gen dalam kromosom yang terjadi akibat faktor fidika, kimia dan biologi

sehingga mengakibatan abnormalias pada individu. Perubahan materi genetik

yang diaikibatkan oleh mutagen kimia dapat diamati secara sitologi dari proses

mitosis yang terjadi pada sel-sel yang edang aktif tumbuh (ujung akar dan ujung

batang). Jenis aberasi kromosom yang terjadi tergantung pada tahap siklus sel saat

(7)

III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan yaitu, akar bawang merah (Alium ascalonicum),

larutan 45% CH3COOH, larutan HCl dan larutan aceto orcein/carmin. Alat yang

diguanakan dalam praktikum ini yaitu mikroskop, kaca preparat, cover glass,

beker glass, penangas air, lampu bunsen, pisau dan jarum.

B. Prosedur Kerja

1. Umbi bawang merah dipilih yang bagus dan sehat, dikecambahkan di air sampai muncul akar.

2. Akar bawang merah dicuci sampai bersih.

3. Fiksasi ujung akar bawang merah dilakukan dengan menggunakan larutan 45% CH3COOH selama ± 10 menit.

4. Maserasi bahan dengan campuran larutan HCl dan larutan 45% CH3COOH

dengan perbandingan 3:1 pada suhu 600C selama ± 3 menit.

5. Bagian ujung akar bawang merah diambil 1 mm dan diletakkan di atas gelas preparat.

6. Ujung akar bawang merah diberi warna dengan aceto carmin.

7. Ujung akar ditutup dengan cover glass kemudian ujung akar bawang merah ditekan.

8. Preparat dilewatkan di atas lampu bunsen.

9. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan kriteria :

a. Fase-fase dalam mitosis tersebut dicari dan diamati pada preparat yang

dibuat.

b. Fase tersebut dihitung, ditentukan manakah yang memiliki jumlah paling

banyak.

(8)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Fase-fase pembelahan mitosis yang teramati

(9)

B. Pembahasan

Kromosom adalah benda-benda halus yang berbentuk batang atau pendek

dan lurus atau bengkok serta membawa bahan keturunan (Suryo, 1994).

Kromosom merupakan suatu makromolekul pembawa informasi genetik suatu

organisme. Kromosom dapat diartikan sebagi alat transportasi materi genetik yang

bersegregasi menurut hukum Mendel (Sastrosumarjo, 2006). Kromosom

dibedakan ke dalam dua jenis yaitu kromosom tubuh (autosom) dan kromosom

kelamin. Kromosom merupakan kromatid yang merapat, memendek dan

membesar pada waktu terjadi pembelahan sel (Suryo, 1984).

Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup terjadi karena adanya

proses pembelahan sel. Pembelahan sel merupakan proses ketika sel membelah

menjadi beberapa bagian dengan ketentuan ada yang sifatnya sama dengan

induknya dan ada pula yang berbeda. Menurut Oktariana, R. (2013) pembelahan

sel adalah proses pembelahan sel induk menjadi dua atau lebih sel anakan. Suryo

(1994) menambahkan pembelahan sel merupakan cara sel untuk memperbanyak

diri. Pembelahan sel pada makhluk hidup ada dua macam yaitu mitosis dan

meiosis. Mitosis merupakan dasar dalam pembiakan tanaman, sedangkan meiosis

merupakan dasar munculnya keragaman (Ritonga, 2011).

Pada praktikum genetika tumbuhan acara 1 yaitu pengamatan perilaku

kromosom pada pembelahan mitosis. Pembelahan mitosis adalah proses yang

menghasilkan dua sel anak yang identik. Mitosis mempertahankan pasangan

kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatik secara

berturut-turut. Proses inin terjadi secara bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan

(10)

Pembelahan mitosis tidak berhubungan dengan replikasi DNA dan

kromosom, karena kejadian yang terakhir ini berlangsung selama 5 periode

interfase. Akan tetapi mitosis adalah penunjang pokok untuk aplikasi kromosom.

Pembelahan mitosis memastikan bahwa masing-masing sel anak mendapat satu

saudara dari masing-masing pasangan kromatid dan dengan demikian juga

seperangkap kromosom lengkap (Adisoemarmoto, 1988).

Pembelahan mitosis berlangsung dalam beberapa fase, yaitu profase,

metafase, anafase dan telofase. Berikut ini penjelasan mengenai fase-fase pada

pembelahan mitosis.

1. Profase

Profase merupakan tahap pembelahan sel yang paling lama dan

membutuhkan cukup banyak energi. Profase ditandai dengan mulai

menghilangnya nukleolus dan munculnya kromosom. Tahap profase, kromosom

tampak sebagai benang-benang halus yang saling melilit satu sama lain menjadi

pilinan (heliks). Kemudian kromosom akan memendek dan menebal sehingga

kromomer terletak begitu dekat satu sama lain. Tiap bagian dari kromosom ganda

itu disebut kromatid yang dihubungkan oleh kinetokor sehingga kromosom tetap

tunggal sampai metafase. Pada permulaan profase, sentriol bergerak ke sisi yang

berlawanan dan terbentuk benang-benang gelendong (spindel). Akhir tahap

profase, sentriol berada di kutub-kutub yang berlawanan, serta

gelendong-gelendong untuk mengatur diri untuk menjadi penghubung antara sentriol dan

kinetokor. Anak inti menyusut dan akhirnya menghilang demikian juga dengan

(11)

2. Metafase

Peristiwa paling penting dalam metafase adalah orientasi kromosom pada

bidang ekuator sel. Peralihan di antara profase dan metafase disebut prometafase

yang waktunya sangat singkat sekitar 2-6 menit. Tahap awal metafase, membran

nukleus hilang dan mula-mula kromosom seperti tampak tidak teratur. Setelah itu,

benang-benang spindel masuk ke dalam daerah pusat sel, sedangjan

mikrotubulusnya merentang di antara kedua kutub sel. Kromosom melekat dengan

kinetokornya pada bidang equator sel. Benang-benang spindel yang berhubungan

dengan kromosom dinamai benang-benang spindel kromosom, sedangkan

benang-benang spindel yang lain merentang secara kontinu dari kutub ke kutub.

Seluruh benang spindel membentuk gambaran seperti sangkar burung pada daerah

nukleus. Sel hewan dan tumbuhan yang tingkatannya lebih rendah, spindel

tersebut mempunyai sentriol dan aster. Adanya sentriol sebenarnya tidak mutlak

dalam pembentukan spindel sebab jika sentriol tersebut sengaja dihancurkan

dengan sinar laser, mitosis tetap saja berlangsung (Bawa, 1998).

3. Anafase

Proses pembagian kromatid di daerah equator dilanjutkan dengan membawa

semua kromosom itu ke kutub masing-masing. Dengan demikian, ciri penting dari

anafase adalah adanya satu kromatid (berisi satu set kromosom) yang sedang

bergerak menuju ke kutub masing-masing. Sebagaimana diuraikan sebelumnya,

yang menyebabkan kromosom itu bergerak ke kutub satu dengan kutub yang lain.

Jadi jika sel induk mempunyai 2 n kromosom, setiap sel anak akan memperoleh

(12)

Proses anafase ini didahului oleh membelahnya sentromer menjadi dua

bagian yang masing-masing fungsional. Oleh karena itu, anafase menyelesaikan

pembagian jumlah kromosom secara kuantitatif sama (Suryo, 1995).

4. Telofase

Kromosom-kromosom mulai mengurai dari gulungannya dan kembali pada

kondisi interfase. Gelendong tadi mengalami degenerasi dan sitoplasma membagi

diri dalam satu proses yang disebut sitokinesis. Sitokinesis pada sebagian besar

tumbuhan mencakup pembentukan suatu piringan sel (cell plate) dari pektin yang

dimulai pada pusat sel dan menyebar secara lateral ke dinding sel. Kemudian,

selulosa dan zat-zat penguat lainnya ditambahkan pada pinggiran sel,

mengubahnya menjadi satu dinding sel baru (Stansfield, 1991).

Membran nukleus baru terbentuk dari bahan sisa membran nukleus yang

lama atau dari bahan yang berasal dari retikulum endoplasma atau dari bahan

bentukan baru.spindel menghilang dan nukleolus dibentuk oleh bagian nucleolar

organizer dari sebuah kromosom (Surya, 1995). Tahap telofase akhir terbentuk 2

sel anakan yang memiliki jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom

induknya.Telofase merupakan fase akhir dari pembelahan sel dengan ciri-ciri:

a. Benang-benang kromosom sudah berada di daerah kutub

masing-masing yang semakin lama semakin menipis, kemudian berubah

menjadi benang kromatin yang tipis. b. Membran nukleus mulai terbentuk. c. Nukleolus mulai muncul kembali.

d. Pada bidang ekuator terbentuk penebalan plasma yang selanjutnya

(13)

Tumbuhan melakukan pembelahan sel karena perbanyakan sel dan

perkembangan sel tunggal diperlukan untuk mencapai ukuran yang semestinya.

Selain itu, pembelahan sel berfungsi untuk mengganti sel-sel yang telah rusak.

Pembelahan sel sangat diperlukan dalam pertumbuhan jaringan, penggantian

jaringan yang rusak dan pembiakan organisme secara vegetatif. Hubungan antara

pembelahan sel dengan ilmu genetika yaitu pada pembelahan sel, sel diploid akan

menghasilkan dua sel anakan yang juga bersifat diploid (Yatim, 1983).

Jaringan tanaman yang mudah diamati pembelahan mitosisnya adalah

jaringan meristem pada titik tumbuh akar bawang merah. Sel akar bawang merah

yang baru terbentuk berisi 16 kromosom, 8 diantaranya pada mula-mula

disumbangkan oleh tumbuhan bawang merah yang menyediakan gamet jantan.

Kromosom ini sering dinamai kromosom maternal. Untuk setiap kromosom

maternal ada kromosom paternal yang amat mirip dengan yang pertama tadi.

Kromosom-kromosom yang serupa ini merupakan pasangan homolog, dimana

setiap satu pasangan homolog tertentu seringa kali disebut homolog anggota yang

lain pasangan tersebut (Yatim, 1983).

Praktikum acara pengamatan perilaku kromosom pada pembelahan mitosis

dilakukan dengan menggunakan bahan sel akar bawang merah (Allium

ascalonicum). Hal ini dikarenakan pada akar bawang merah ini terdapat

komposisi dinding selnya yang tersusun dari lapisan senyawa yang relatif dapat

ditembus oleh larutan fiksatif dan pewarna (Campbell, 2002). Selain itu ujung

akar bawang merah memiliki ukuran kromosom yang besar.

Berdasarkan penelitian Margono (1973), di dalam sel akar bawang merah

(14)

pukul 00.00. Maka dari itu waktu pemotongan akar terbaik yaitu 5 menit sebelum

atau sesudah pukul 00.00, dengan harapan tahap-tahap mitosis dapat diamati

dengan baik. Tetapi, waktu pengamatan terbaik untuk mengamati pembelahan

mitosis pada ujung akar bawang merah yaitu pada pukul 08.00-11.00, karena pada

waktu tersebut sel-sel meristem ujung akar paling aktif membelah. Praktikum ini

tidak melakukan pemotongan akar pada pukul 00.00.

Sebelum dilakukan pengamatan kromosom, ujung akar bawang merah diberi

beberapa perlakuan yang bertujuan untuk memudahkan dalam pengamatan.

Perlakuan yang pertama yaitu pra fiksasi akar bawang merah dalam larutan 0,02

M hidroxichinolin, kemudian disimpan dalam ruang gelap pada suhu 200C selama

1 jam. Tujuan dari perlakuan ini adalah untuk menghentikan aktivitas pembelahan

sel, sehingga sel akar bawang merah akan tampak lebih jelas, sehingga mudah

diamati.

Tahap ke dua dilakukan fiksasi ujung akar bawang merah menggunakan

larutan 45% CH3COOH selama ±10 menit. Proses fiksasi ini berfungsi untuk

menghentikan proses metabolisme pada akar bawang merah secara cepat,

mencegah terjadinya kerusakan pada jaringan, mengawetkan

komponen-komponen sitologis dan histologis, serta mengawetkan sel dalam keadaan

sebenarnya sehingga bagian-bagian dari sel mudah dikenali (Yatim, 1983). Tahap

ke tiga adalah maserasi yang berfungsi untuk menghidrolisis sel akar menjadi

lunak. Maserasi dilakukan dengan merendam sel akar bawang merah pada larutan

HCl dan CH3COOH dengan perbandigan 3 : 1 pada suhu 600 C selama ±3 menit.

Tahap ke empat adalah pewarnaan sel. Pewarnaan dilakukan dengan

(15)

pewarna pada sel agar sel dan kromosom dapat terlihat jelas.Tahap ke lima yaitu

penghancuran sel akar bawang merah dengan cara ditekan. Hal ini bertujuan

untuk memudahkan dalam pengamatan di bawah mikroskop. Tahap terakhir yaitu

preparat dilewatkan di atas api bunsen. Perlakuan ini bertujuan untuk memperjelas

warna agar sel mudah diamati dan juga untuk menghilangkan gelembung.

Berdasarkan pengamatan perilaku kromosom pada pembelahan mitosis yang

telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa terjadi 4 tahap pembelahan mitosis, yaitu :

1. Profase

Setelah diamati dengan menggunakan mikroskop (perbesaran 400x) dapat

terlihat fase profase. Berdasarkan hasil pengamatan, pada fase profase yang

terlihat adalah kromosom masih belum terpisah dalam satu sel. Fase profase

dapat dilihat dinding sel dan kromosom. 2. Metafase

Setelah diamati dengan menggunakan mikroskop (perbesaran 400x) dapat

terlihat fase metafase. Berdasarkan hasil pengamatan, pada fase metafase yang

terlihat adalah kromosom berada pada bidang equator. Fase metafase terlihat

benang kromosom, dinding sel dan kromosom. 3. Anafase

Setelah diamati dengan menggunakan mikroskop (perbesaran 400x) dapat

terlihat fase anafase. Berdasarkan hasil pengamamatan, padafase anafase yang

terlihat adalah kromosom mulai tertarik menuju kutub masing-masing. Fase

anafase terlihat sentrosom, benang spindel dan membran plasma.

4. Telofase

Setelah diamati dengan menggunakan mikroskop (perbesaran 400x) dapat

(16)

terlihat adalah dinding sel yang telah terbentuk dan sel membelah menjadi dua

dan terlihat pembentukan nukleus.

Hasil pengamatan yang diperoleh dari acara pengamatan perilaku kromosom

pada pembelahan mitosis secara keseluruhan cukup sesuai dengan literatur.

Seperti pada tahap profase, kromosom tampak sebagai benang-benang halus yang

kadang-kadang saling melilit satu sama lain. Namun pada praktikum yang

dilakukan tidak terlihat jelas kromosom memendek atau menebal. Pada fase

metafase koromosom berada pada bidang equator dan terlihat benang-benang

spindel. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa pada fase metafase, sentromer

dari kromosom-kromosom double longitudinal terletak pada bidang equator dari

sel walaupun lengan-lengan kromosom mungkin menuju ke arah mana saja

(Surya, 1995). Serat-serat gelendong atau benang spindel yang secara kolektif

dikenal sebagai aparat gelendong terbentuk sepenuhnya (William, 1991).

Pada fase anafase, sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan

sepasang kromatid induk berpisah menjadi kromosom anak dan menuju kutub sel

yang berseberangan dengan sentromer yang memimpin pergerakan tersebut.

Setiap kromatid sekarang dipandang sebagai kromosom-kromosom yang baru

(Weish, 1991). Literatur tersebut sesuai dengan hasil pengamatan yaitu kromosom

mulai menuju kutub masing-masing setelah sebelumbya memisah.

Pada fase telofase, zat-zat penguat lainnya ditambahkan pada piringan sel,

mengubahnya menjadi suatu dinding sel baru (Stansfield, 1991). Spindel

menghilang dan nukleolus dibentuk oleh bagian nuclear organizer dari sebuah

(17)

memiliki jumlah kromosom induknya. Hal tersebut sama seperti hasil

(18)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, perilaku kromosom yang

ditemukan adalah profase, metafase, anafase dan telofase.

B. Saran

Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatan dengan

menggunakan mikroskop dan melaksanakan prosedur kerja dengan benar sesuai

serta membersihkan alat-alat yang akan digunakan dalam pengamatan perilaku

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Adiseomarmoto, S. 1988. Genetika Edisi Ketiga Jilid I. Erlangga, Jakarta.

Bawa, Wadyan. 1988. Dasar-Dasar Biologi Sel. Depdikbud, Jakarta.

Campbell, N. A., . B. Reece & L. G. Mitchell. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1.

Terjemah dari Biology oelh Lestari R. Erlangga, Jakarta.

Crowder, L. V. 1986. Genetika Tumbuhan, Edisi Indonesia. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Elvita, Widianto, Widiawati, Miaminah, Pradini, Sumarsil, Sari, Saura, Yurisa, Susantri. 2008. Genetika Dasar. Hal 1-22. Makalah. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Pekanbaru.

Haryanto, F. F. 2010. Analsis Kromosom dan Stomata Tanaman Salak Bali (Salacca zalacca var. Ambinesis (Becc.) Mogea), Salak Padang Sidempuan (S. Sumatrana (Becc.)) dan Salak Jawa (S. Zalacca var. Zalacca (Becc) Mogea). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Margono, Hadi. 1973. Pengaruh Cholochine terhadap pertumbuhan Memanjang Akar Bawang Merah (Allium cepa). IKIP, Malang.

Nasir, Muhammad dkk. 1993. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Depdikbud, Yogyakarta.

Oktarina, R. 2013. Deskripsi Jenis dan Analisis Jumlah Kromosom Beberapa Tumbuhan Suku Asteranceae di Kampus Universitas Indonesia, Depok.

Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok.

Pharmawati, Imaniar, 2014. Kerusakan Kromosom Bawang Merah (Allium cepa L.) Akibat Perendaman dengan Etirdium Bromida. Jurnal Simbiosis II. 2. 173-183.

Ritonga, Wulansari. 2011. Analisis Mitosis. Hal 1-21. Dalam Buku Pedoman Praktikum. Fakultas Pertanian Insitut Pertanian Bogor, Bogor.

Satrosumarjo, 2006. Panduan laboraturium, hal 38-63. Dalam S. Sastrosumardjo Sitogenetika Tanaman. IPB Press, Bogor.

Stansifield, William D. 1991. Genetika Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta.

(20)

Suryo. 1994. Genetika . Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Suryo. 1995. Sitogenetika . Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Meristem Primer adalah jaringan yang ditemukan pada tumbuhan dewasa yang sel-selnya masih membelah yang terdapat pada bagian ujung akar dan bagian ujung batang, sehingga

Peserta didik dapat menganalisis dengan teliti proses pembelahan sel pada tumbuhan Tahap Mitosis pada Ujung Akar Bawang merah (Allium cepa).. Peserta didik dapat menyajikan data

Pembelahan sel secara mitosis merupakan reproduksi sel dalam rangka menyokong pertumbuhan, sehingga jumlah kromosom akan dipertahankan.. Gambarkan

Pada praktikum kali ini digunakan akar bawang merah ( Allium cepa ) karena jaringan akar bawang merah ( Allium cepa ) merupaskan jaringan yang mudah ditelaah untuk pengamatan

Meristem primer yaitu meristem yang berasal dari sel – sel embrio , misalnya terdapat pada ujung akar yang biasanya disebut dengan titik tumbuh apikal sehingga mampu tumbuh

 Meristem primer : berasal dari sel-sel embrional yang merupakan kelanjutan embriopada bagian ujung batang dan ujung akar.. Cth : Protoderma (bakal epidermis),

Pembelahan sel berlangsung pada jaringan yang merupakan titik tumbuh (meristem) atau sel-sel induk gamet. Pada sel-sel organ atau jaringan terjadi pembelahan

Pada praktikum kali ini digunakan akar bawang merah (Allium cepa) karena jaringan akar bawang merah (Allium cepa) merupaskan jaringan yang mudah ditelaah untuk pengamatan