PENGARUH PENDEKATAN
TEACHING GAME FOR
UNDERSTANDING
(TGFU) TERHADAP PERILAKU
SOSIAL SISWA DALAM PENDIDIKAN JASMANI
Yogi Firmansyah, Mustika Fitri
Program Studi Pendidikan Olahraga, Sekolah Pascasarjana, Universitas
Pendidikan Indonesia
Jl.Setiabudhi No.229, Bandung 40132, Jawa Barat, Indonesia
yogi.firmansyah@student.upi.edu
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendekatan teaching game for understanding
(TGfU) terhadap perilaku sosial siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan metode eksperimen dan desain penelitian pretest-posttest group design pada sampel yang ditentukan berdasarkan purposive sampling. Penelitian ini didasarkan oleh perilaku siswa yang menyimpang ketika pembelajaran pendidikan jasmani. Data diambil dengan pretest-posttest dan diolah dengan menggunakan uji-t. Hasilnya menunjukkan bahwa pendekatan TGfU meningkatkan perilaku sosial siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan penambahan tugas gerak dan feedback. Terdapat perbedaan antara skor perilaku sosial siswa di awal dan akhir treatment.
Kata kunci:TGfU, Perilaku Sosial, Pendidikan Jasmani.
PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik dalam proses pembelajarannya, selain melibatkan aktivitas
gerak juga mengembangkan aspek
pengetahuan, sosial, emosional, dan bahkan moral. Perilaku sosial di dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani mengarah
kepada kemampuan afektif/sikap, sesuai
dengan yang tertera pada kompetensi inti dan kampetensi dasar. Perilaku sosial merupakan
perilaku yang dipengaruhi oleh atau
mempengaruhi perilaku orang lain; dalam interaksi yang melibatkan perilaku individu atau kelompok (Munn et al (1972) dalam Taujiri, Y, 2014). Perilaku sosial muncul apabila terdapat interaksi yang melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran.
Komunikasi merupakan salah satu cara dalam berinteraksi, interaksi dapat terjalin apabila siswa dilibatkan dalam situasi tertentu.
Tapi karena pembelajaran yang sering
menggunakan pendekatan tradisional, siswa
hanya melakukan tugas gerak yang sifatnya individualitas. Sehingga interaksi yang terjadi
hanya sdikit, dan akibatnya timbul
permasalahan perilaku sosial dalam diri siswa, seperti kurangnya tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas gerak, kurangnya rasa toleansi dan saling menghargai satu sama lain, serta sikap disiplin yang rendah.
Untuk meningkatkan interaksi selama
pembelajaran yang mengarah pada perilaku sosial siswa, salah satu caranya dengan menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kaitannya yaitu perilaku sosial yang terjadi disebabkan karena interaksi yang berlangsung, yang dianggap mendukung untuk meningkatkan perilaku sosial siswa yaitu pembelajaran dengan pendekatan
teaching game for understanding (TGfU).
TGfU adalah sebuah pendekatan
olahraga dengan sifat pembelajaran yang konstruktifis (Griffin (2005) dalam Saryono dan Nopembri, S (2009).
Pendekatan TGfU berkembang dari hasil penelitian Almond pada tahun 1983 yang sebelumnya diteliti oleh Bunker dan Thorpe (1982) dan Metzler (2000) yang dikutip oleh Faozi, Mudzakkir. (2014, hlm. 16) yang
menyatakan bahwa Teaching Game for
Understanding (TGfU) adalah sebuah model
instruksi yang berfokus pada pengembangan
kemampuan pelajar-pelajarnya untuk
memainkan permainan.
Pendekatan TGfU juga lebih memperluas interaksi sosial antar siswa karena permainan yang dilakukan pastinya melibatkan satu siswa dengan siswa yang lainnya (berkelompok), sehingga proses komunikasi dan interaksi akan lebih terjalin. Bermain merupakan salah satu pengalaman belajar yang sangat berharga dalam semua aspek kecakapan. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk membangun relasi dengan orang lain, melatih keterampilan motorik serta memanfaatkan kapasitas visualnya (George Prasetya, 2013).
Penelitian ini ditujukan untuk dapat
menjawab beberapa pertanyaan 1) Apakah
terdapat pengaruh dari pendekatan teaching
game for understanding (TGfU) terhadap
perilaku sosial dalam pembelajaran pendidikan jasmani? 2) Apakah terdapat pengaruh dari pendekatan tradisional terhadap perilaku sosial siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani?
METODE
Sampel dan Pengaturan
Sampel penelitian ditentukan berdasarkan purposive sampling sebanyak 30 siswa kelas XI SMA Negeri 2 Bandung Kota Bandung Jawa Barat. Sampel kemudian dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen
(pendekatan TGfU) dan kelompok kontrol (pendekatan tradisional).
Prosedur
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain pretest-posttest experimental design (Sugiyono, 2014). Penelitian ini dilaksanakan mulai dari 31 Agustus 2015 hingga 25 September 2015, yang dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 12 kali pertemuan, dengan durasi waktu dua jam pelajaran.
Instrumen.
Instrumen yang digunakan yaitu angket (kuisioner) tentang perilaku sosial (tanggung
jawab, toleransi dan disiplin) dengan
menggunakan skala likert yang merupakan skala untuk mengukur skala sikap. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan statistik uji-t.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Pendekatan TGfU Terhadap
Perilaku Sosial
Tabel Pengujian Hipotesis 1
Dari perhitungan tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan perilaku sosial siswa dengan pendekatan TGfU dari pretest ke posttest. Artinya terdapat pengaruh pendekatan
teaching game for understanding (TGfU)
terhadap perilaku sosial siswa (tanggung jawab, toleransi, dan disiplin) dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Apabila melihat atau mengobservasi selama proses pembelajarnnya, gejala-gejala perilaku
yang timbul menggambarkan terjadinya
kepedulian dan tanggung jawab. Timbulnya sikap toleransi dan tanggung jawab pada diri
siswa disetiap kelompok. Siswa saling
menghargai pendapat setiap orang, tidak melihat siapa yang berbicara tetapi lebih memahami isi dari pendapat yang disampaikan. Terjadinya sikap saling menyalahkan antar
anggota dalam suatu kelompok karena
ketidakpuasan dalam melakukan tugas
gerak/permainan. Namun dipihak lain kejadian seperti ini menimbulkan dan menumbuhkan sikap kepedulian serta tolenasi di dalam diri siswa. Siswa dapat menghargai perbedaan karakteristik dari siswa lain. Menghentikan
permainan dan menolong siswa yang
mengalami kecelakaan (jatuh atau siswi terkena lemparan bola). Bukan dilakukan oleh anggota kelompoknya saja, melainkan juga oleh kelompok lawan. Saling menghargai ditunjukan antar kelompok dengan tidak merayakan kemenangan dengan berlebihan, atau mengejek tim yang kalah.
Hal ini mengandung arti bahwa TGfU menekankan pada permainan dan mengarahkan siswa untuk menemukan permainan itu, yang merupakan modal dalam berafiliasi (interaksi sosial, kedamaian sosial, dan mencari teman)
dengan berharap anak-anak dapat
mengembangkan peraturan, dan tantangannya untuk dapat mencapai bekerja dengan taktik yang tepat (Setiawan dan Nopembri).
Pengaruh Pendekatan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial
Tabel Pengujian Hipotesis 2
Dari perhitungan tabel di atas dapat dilihat bahwa tiudak terdapat peningkatan perilaku sosial siswa dengan pendekatan tradisional artinya tidak terdapat pengaruh signifikan pendekatan tradisional terhadap perilaku sosial
siswa (tanggung jawab, toleransi, dan disiplin) dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Beberapa kejadian dan perilaku yang sering terjadi dan timbul yang menggambarkan kurangnya interaksi sosial yang baik dalam pembelajaran dengan pendekatan tradisional yaitus iswa hanya peduli terhadap tugas gerak yang di berikan guru terhadap dirinya sendiri. Hal ini merupakan perilaku yang ditimbulkan akibat tugas gerak yang diberikan mengarah kepada individualitas sehingga siswa tidak
memperdulikan kejadian dilingkungannya.
Terlihat persaingan yang tinggi antar siswa dalam menyelesaikan tugas gerak yang diberikan. Siswa kurang peduli dan tidak melakukan pertolongan terhadap siswa lain yang mengalami kecelakaan (jatuh) karena mereka tidak dalam interaksi satu sama lain. Namun menunjukkan tingkat disiplin yang tinggi, karena pembelajaran berpusat pada guru. Guru memegang kendali dari awal kegiatan sampai akhir pembelajaran.
Pendekatan tradisional, seringkali
menyudutkan para guru penjas ke dalam situasi
dilematis, yaitu apakah pembelajaran
menekankan pada penguasaan teknik gerakan, atau pada peningkatan kemampuan bermain sesuatu cabang olahraga, atau pada kedua-duanya. Penekanan manapun yang diterapkan guru, hasilnya tidak akan mencerminkan apa yang sebenarnya diharapkan dari pengajaran penjas yang benar Hoedaya, D. (2001).
Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan tradisional lebih menekankan siswa dalam konteks menguasai keterampilan suatu cabang olahraga. Guru lebih berperan aktif dalam memberikan materi pembelajaran, siswa hanya
sekedar menjalankan tugas gerak yang
diberikan tanpa memahami apa yang
dilakukannya. Sehingga interaksi yang terjadi
antara siswa kurang terjalin, yang
KESIMPULAN
Perilaku sosial yang terlihat pada siswa selama proses pembelajaran yaitu perilaku tanggung jawab akan tugas gerak yang diberikan, toleransi dan menghargai perbedaan antar siswa (baik perbedaan pendapat, agama, jenis kelamin, maupun kemampuan), disiplin
dalam melaksanakan tugas gerak yang
diberikan (tidak semaunya, melaksanakan sesuai dengan urutan dan tidak mendahului temannya). Proses tanggung jawab, toleransi, dan disiplin dalam pembelajaran pendidikan jasmani bukanlah sekedar perilaku positif antar siswa, melainkan menegaskan arti tentang bekerja dengan orang lain, manusia tidak bisa hidup sendiri, dan akan selalu membutuhkan orang lain. Kondisi seperti itu, membuat anak merasa menjadi bagian dari kelompoknya, tidak merasa dikucilkan, tidak merasa sendiri dan tidak punya teman, dan anak merasa meraka berguna di dalam kelompoknya. Tugas kita sebagai guru adalah meberikan kepada mereka kondisi dan situasi pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan dan membuktikan diri dalam lingkungan yang diharapkan.
Adanya perubahan positif pada perilaku sosial setelah diberikan perlakuan berupa
pembelajaran melalui pendekatan TGfU
menggambarkan kesesuaian antara teori-teori
yang ada dengan hasil penelitian. Begitupun dengan pendekatan tradisional yang tidak
memberikan perubahan setelah diberikan
perlakuan. Hal ini memberikan kejelasan dan bukti bahwa bahwa teori-teori yang ada merupakan hasil pengkajian dari suatu data-data empirik melalui suatu pembuktian lapangan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan teori-teori dan data-data penelitian dapat dibuktikan secara ilmiah.