• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Kesejahteraan Hewan Ternak Dalam Ajaran Agama Buddha, Hindu, Yahudi, Nasrani Dan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Kesejahteraan Hewan Ternak Dalam Ajaran Agama Buddha, Hindu, Yahudi, Nasrani Dan Islam"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN KESEJAHTERAAN HEWAN TERNAK DALAM

AJARAN AGAMA BUDDHA, HINDU, YAHUDI,

NASRANI DAN ISLAM

Oleh:

AJI WINARSO

B04103044

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

Aji Winarso. B04103044. Kajian Kesejahteraan Hewan Ternak dalam Ajaran

Agama Buddha, Hindu, Yahudi, Nasrani dan Islam. Di bawah bimbingan Fadjar

Satrija dan Hasim.

Perhatian masyarakat dunia terhadap isu kesejahteraan hewan (kesrawan) temak terus mengalami peningkatan. Sayangnya dalam usaha promosi kesrawan tidak semua negara di dunia mendukung dengan peraturan legalnya. Oleh karena itu perlu digali nilai-nilai agama yang mendukung promosi kesrawan. Telaah pustaka ini bertujuan mengetahui pandangan ajaran agama atas hubungan manusia dan hewan, mengetahui implementasi kesrawan pada ajaran agama serta mengidentifikasi tantangan dalam mewujudkan kesrawan yang muncul dari ajaran agama.

Telaah pustaka yang dilakukan menunjukkan bahwa agama mempunyai persepsi yang berbeda-beda tentang relasi manusia dengan hewan temak. Agama Buddha dan Hindu cenderung untuk memberikan hak-hak asasi hewan yang setara dcngan hak asasi nlanusia sehingga tidak memperbolehkan pemanfaatan dan penyembelihan he\van ternak dengan alasan penyakralan. Yahudi dan Nasrani niemberikan mazusia kekuasaan atas hewan, yang dalam ha1 ini posisi hewan lebili rendali daripada nianusia. Sedangkan Islam memberikan pemahaman bahwa manusia adalah khnlijhlz (pemimpin) di muka bumi sehingga bumi dan isinya termasuk henan dapat dimanfaatkan agar tercapai keuntungan dan kesejahteraan secara tinihal halik. Secara umum semua agama niemberikan tuntunan kepada umatnya untuk berbuat baik kepada liewan teniak dan nleniperlakukannya dengan kasih sayang. Namun, ketidakrincian ajaran kesra\van dalam agama (kecuali Islam) nienimhulkan banyak penafsiran yang berbeda di antara pemeluknya sebinggd benmhas pada munculnya masalah-niasalah kesral~an. Imbas tersrbut juga diperk~.at dcnyan rnasalah relevansi agania dengan keadaan sosial

mas) arakat pengenutnya.

(3)

ABSTRACT

Aji Winarso. B04103044. Study on Animal Weyare of Farm Ani~nai by

Affiliatio~~ of Buddhism, Hinduism, Judaism, Christendom and Islam. Under

direction of Fadjar Satrija and Hasim.

World's public concenz on animal welfare issues has been increasing. U~lfortunately due to promotions of animal welfare, it isn't all of cotintries have any supporting legal regulations. Therefore it is necessaly to bring out religious values to support animal we@re promoting efforts. This literature study aims to know religious perspective on h~inzan-animal relation, to know aninla1 welfare itnpleinentatio~~ by religiozcs affiliation and to identifl facing problem by religious aspect on animal welfare inzpleinentatio~~ effort.

Co~zducted study on literature has showr~ that religions have dijjerent perrepti012 1cpo11 hlmtan aid far111 ani~nal relatioil. Buddlzisnz and Hir~duisn~

arterid to recognize tl~at ai~iri~al have the same rigl~ts with hunzan and since tl~ey are sacred beings it has been banned to use or to sln~iglrter aiziinals. Jtrciaism and Cl~risre~zdo~ir have giver? hlrrnnr~ dolorniniotr over a~ri~~lals so that a~zimals are iilferior to Ir~tntnn beitrgs. bi%i/e Zslafn recognize tl~nt I?u~?zan as vicegerents on earth aizd 1tzr111nw are pernzirted to take benefit jronz animals by nlutually works. Genercrlly al! of religions irlstnrct their adl~ererrrs to treat ar~ir~rals with contpassio~r. Hoive\~e~.. ~rrrspecrjic details of the t h o ~ c ~ l ~ t s (exceptior~ally Isla111's) catrsed difference iirterpretariort in tl~eir adl~erents and the11 ar~irnal welfare PI-oblems had arisen. More over this proble~ns has bee11 stre~~gtlzened by religion

(4)

KAJIAN KESEJAHTERAAN HEWAN TERNAK

DALAM

AJARAN AGAMA BUDDHA, HINDU, YAHUDI,

NASRANI DAN ISLAM

SKRIPSI

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN HEWAN

pada Fakultas Kedokteran Hewan

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

AJI

WINIIRSO

I304103044

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAK

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

LEMBAR

PENGESAHAN

Judul : Kajian Kesejahteraan Hewan Ternak dalam Ajaran

Agama Buddha, Hindu, Yahudi, Nasrani dan Islam

Nama : Aji Winarso

NIM : B04103044

Program Studi : Strata-1 Kedokteran Henran

Menyetujui,

1 Dekan FKH IPB

Tanggal Ujian : 18 Januari 2008 Tanggal Lulus

. .

I 1

(6)

RTWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kebumen pada tanggal 1 Januari 1985. Penulis merupakan anak bungsu dari pasangan Saliyo dan Surati. Orang tua dan kedua saudara kandung penulis tinggal di Kebumen, tempat penulis dibesarkan.

Penulis memulai pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak Buana Putra Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren. Ia masuk TK tersebut pada tahun 1990 dan menyelesaikan belajamya tahun 1991. Penulis kemudian melanjutkan ke jenjang sekolah dasar (SD) daii tahun 1991 hingga 1997 di SD Negeri 1 Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren. Penulis melanjutkan penimbaan ilmunya ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Buluspesantren pada tahun 1997 &an menyelesaikannya tahun 2000. Penulis menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) di SMU Negeri 1 Kebumen pada tahun 2000 dan lulus pada 2003. Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) yang dipenuhi penulis membawanya helajar di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB).

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw., keluarga, dan sahabat serta para pengikutnya sampai akhir zaman. Tiada kata yang layak penulis haturkan selain rasa syukur ke hadirat-Nya atas segala nikmat, kesempatan d m kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul "Kajian Kesejahteraan Hewan dalam Ajaran Agama Buddha, Hindu, Yahudi, Nasrani d m Islam" ini.

Penulis tidak mengingkari bahwa rahmat Allah telah penulis dapatkan melalui orang-orang di sekitar penulis. Atas kebaikan tersebut, penulis tak lupa menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya (teriring doa semoga mereka mendapat balasan yang lebih baik dari .411ah) kepada:

1. Orang tua tercinta (Rnnza Saliyo dan Biyz~ilg Surati) beserta kakak-kakak penulis (Krtng Danar, Mbak Yuni dan Kaiig Unggul);

2. Kedua dosen pembimbing, yaitu Drh. Fadjar Satrija, MSc. PhD. dan Dr. Drh. Hasini, DEA serta Dr. Drh. I Wayan Teguli LVibawan, MS. selaku dosen penguji:

3. Dr. Drh. De\\.i Ratili Agungpriyono, MSc. selaku Dosen Pembinlbing Akademik;

4. E!.tr~rg Sitti Soetamii Tjitl-osomo (Aln;li.,, Bapak Agik Suprayogi. dan Bapak Boedi Tjahjono;

5. Anggota G~~nzrzolueri~riznta, Keluarga PKPTTIPKTT OYE, Anggota MPM Kh1 IPB 2006,'2007 dan tema11-teman sesama anak kosi Perumdos; dan 6. Seinua pihak yang baik secara langsung Inaupun secara tidak langsung

berkontribusi dalam proses penyelesaiail tugas akhir ini.

Penulis menyadari masih terdapat kekuranga~l dala~n karya ini. Walapun begitu, penulis berharap cemoga karya ini dapclt menjadi salah satu pelengkap khasanah ilillu pengetahuan dunia. Akhir kata, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien 3x

(8)

DAFTAR IS1

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

...

iv

DAFTAR IS1

...

v

DAFTAR TABEL

...

vii

DAFTAR GAMBAR

...

viii

I

.

PENDAHULUAN

...

1

1.1. Latar Belakang

...

1

1.2. Tujusn Studi Pustaka

...

3

1.3. Manfaat Studi Pustaka

...

I1

.

RIETODOLOGI PENELITIAN

...

. .

3.1. Kerangka Penuklran

...

3.2. Materi dan Metode

...

9 I 3 3 . It aktu dan Tempat ...

...

111

.

RIANUSI.4, HEWAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN 3.1 Tinjauan Filosofis Hubungan Manusia dan Hewan Tenyak

...

3.2 Kesejahteraan Hexvan Menurut Ilniuxvan

...

I\.

.

P.ATDATG.4N AG.4RI.4-AGARl.4: RELASI RI.4NUSI.4 DAN HE\\'AIi TERii.4K

...

4.1 Pandangan Buddhisme rerhadap Relasi Manusaia-Hen an

...

4.2 Pandangan Hinduisme terhadap Relasi Manusaia-Hewan

...

4.3 Pandangan Yahudi terliadap Relasi Maliusaia-Hewan

...

4.4 Pandangan Nasrani terhadap Relasi Manusaia-Hewan

...

4.5 Pandangan Islam terhadap Relasi Manusaia-Hewan

...

\'. PERIELIH.4RAAN HEWAN TERh'AK DALARI PERSPEKTIF AG.4MA

...

26

5.1 Pemeliharaan Temak dalanl Perspektif Buddhisme

...

26

5.2 Pemeliharaan Temak dalam Perspektif Hinduisme ... 28

5.3 Pemeliliaraan Temak dalalli Perspektif Yahudi

...

30

5.4 Pemeliharaan Ternak dalam Perspektif Nasrani

...

31
(9)

VI

.

PEDOMAN AGAMA DALAM PENYEMBELIHAN HEWAN

...

6.1 Penyembelihan Non-Ritual

...

6.2 Penyembelihan Ritual

...

...

6.2.1 Shechita (Yahudi)

6.2.2 Penyeinbelihan Halal (Islam)

...

VII

.

KESIMPULAN DAN SARAN

...

...

7.1 Kesinlpulan

7.2 Saran

...

(10)

DAFTAR TABEL

1 Pandangan agama-agama terhadap relasi inanusia-hewan (peluang dan tantangan terhadap kesejahteraan hewan)

...

15

2 Pedoman agama-agama dalam pemeliharaan hewan ternak (peluang dan tantangan terhadap kesejahteraan hewan)

...

27 3 Pedoman agama-agama dalam penyembelihan hewan (peluang dan
(11)

DAFTAR GAMBAR

1 Bagan kerangka pemikiran

...

6

2 Ilustrasi penghonnatan sapi oleh umat Hindu

...

19

3 Upacara ritual Tabuh Rah oleh masyarakat Hindu Bali

...

29

4 Sapi yang disakralkan di India

...

29
(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Domestikasi hewan yang diniulai 12000 tahun yang lalu mengawali kebersamaan hidup manusia dengan hewan ternak. Anjing merupakan hewan pertama yang didomestikasi oleh manusia. Pada masa itu (8000-16000 SM) manusia mulai beralih dari budaya berburu dan meramu menjadi bercocok tanam. Kambing menjadi ternak pertama yang didomestikasi yaitu antara 8500 sampai 9000 tahun yang lalu. Temak besar baru didomestikasi pada 6000-6500 tahun yang lalu, disusul ayam sekitar seribu tahun sesudahnya.' Domestikasi hewan liar menjadi ternak telah mempemudah pemenuhan kebutuhan manusia sehingga manusia tidak selalu liarus berburu setiap kali membutuhkan pansan asal hewan (daging, susu, dan telur).

Hewan ternak nlempunyai andil besar dalam kesejahteraan dan kemakmuran nianusia sejak zaman nenek moyang kita.' Selain sebagai bahan pangan. temak juga dianibil tulang, bulu atau kulitnya. Mereka juga dimanfantkan sebagai hen.an tunggangan dan hewan pekerja untuk menibantu n~anusia nlelakukan pekerjaan-pekerjaan berat. Mengingat banyaknya manfaat ternak dalam menopang keliidupan rnanusia dan seiring pertambahan jumlah penduduk dunia. pernlintaan akan lie\\.an ternak dan produknya terus meningkat dari s e g kualitas maupun kuantitas. Hal ini memacu lnanusia untuk meningkatkan &an mengembangkan produksi temak.

(13)

Adanya industrialisasi di bidang petemakan berdampak pada. tirnbulnya masalali kesejahteraan hewan yang buruk. Pada industri petemakan akan dijumpai lebih banyak problem dibandingkan pada petemakan tradisional.' Jika problem yang timbul pada petemakan tradisional lebih banyak akibat kurangnya modal dan minimnya pengetahuan petemak,6 maka di petemakan modem lebih karena intensifikasi dan manajerial petemakan. Temak pada petemakan modem bermasalah dengan kepadatan temak, obesitas, kebosanan, ketidaknyamanan kandang, timbulnya penyakit, gangguan metabolisme akibat produktivitas tinggi, dan sebagainya.

Kesejahteraan hewan telah berkembang menjadi isu kontemporer di bidang petemakan dunia.' Era globalisasi mempercepat laju pertumbuhan dan perluasan isu ini. Selain adanya desakan para aktivis pendukung arlimal riglit dan aninial

xve~fare?~ ha1 ini juga mengingat bahwa kesejahteraan hewan memiliki arti

penting bagi ballyak pihak. Bagi lie\\.an, tiada ha1 lain yang diharapkan dalarn hidupnya selain kesejahteraan itu ~ e n d i r i . ~ Secara ekoiiomi, kesejahteraan hewan penting bagi petemak karena produktivitas dan kualitas temak meningkat. Kesejahteraan hewan juga penting bagi konsuiiien karena konsumen rnenginginkan produk yang seliat. amaii. berkualitas dan berasal dari 1ie\tran dengan standar kesejahteraan tinggi.'

Upaya peningkatan status kesejahteraan he\van pada teniak menemui keiidala dari sisi sosial masyarakat. Benturan aantara upaya tersebut dengan nilai- nilai budaya dan agania sering tak terelakkan. Beberapa budaya dan agama membentuk sikap dan perilaku masyarakat yang tidak sejalan dengan usalia peningkatan kesejahteraan hewan. Padahal lzltnza~i factor diakui inempunyai pengaiuh terhadap kesejahteraan dan produktivitas t e i ~ ~ a k . ~ 01eh karena itu, ilmu tentang kesejahteraari hewan harus dapat menjawab pernasalahan yang ada seputar masalah tersebut, seliingga harus dipelajaii secara interdisiplin termasuk segi filosofi yang dapat diteriina oleh seniua golongail masyarakat.

(14)

mendukung kesejahteraan hewan." Di banyak negara, masyarakatnya berpedoman pada norma-norma yang sudah mengakar. Bahkan di negara yang telah mempunyai aturan hukum, masyarakat belum dapat menerima aturan tersebut, sehingga dijumpai pelanggaran-pelanggaran (perlakuan hewan secara tidak sejahtera atau tidak manusiawi)."

Penerapan kesejahteraan hewan di Indonesia belurn dapat berjalan secara optimal. Salah satu kendalanya adalah belum adanya peraturan pemerintah yang menjadi dasar hukum bagi instansi terkait untuk mengawasi penerapan kesejahteraan hewan dalam usaha peternakan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh dalarn menerapkan kesejahteraan hewan adalah menggali nilai-nilai religius tentang kesejahteraan hewan dan menyebarkannya. Dengan langkah ini masyarakat akan memahami bahwa kesejahteraan hewan itu merupakan salah satu aspek dalam ajaran agama. Selanjutnya diharapkan akan tumbuh kesadaran masyarakat untuk menerapkan kesejahteraan hewan meskipun peraturan legal- formal yang ada belum sempuma.

1.2 Tujuan Studi Pustaka

Kajian ini secara umunl be~tujuan untuk mempelajari ajarali agama-agama berkaitan dengan dukungan terhadap upaya peningkatan kesejahteraan hexvan ternah. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah:

1. h:engctahui pandangan agan~a-agama atas hubungan umatnya dengan he\\.an rcviak,

2. Mengetahui implementasi kesejahteraan hewan yang diajarkan oleh agama- agama, dan

3. Men~identifikasi tantangan dalam mewujudkan kesejahteraan hewan yang muniul dari ajaran agama.

1.3 Manfaat Studi Pustaka

(15)

yang berkaitan secara langsung atau tidak langsung dengan hewan, sikap berapresiasi terhadap hewan dapat tumbuh dan berkembang pada diri mereka.

Penelitian ini juga bermanfaat bagi penentu kebijakan norma dan etika. Dari

(16)

BAB I1

METODOLOGI

2.1 Kerangka Pemikiran

Etika manusia dalam berinteraksi dengan hewan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya latar belakang agama yang d i a n ~ t n ~ a . ~ , ' * Setiap agama mempunyai pandangan tersendiri mengenai hubungan manusia dengan alarn dan h e ~ a n . ~ Melalui doktrin-doktrin yang disampaikan, agama membentuk sebuah pola hubungan tersebut. Di dalamnya dijelaskan posisi manusia, hewan dan komponen alam laimya. Berangkat dari pemahaman yang ditanamkan tersebut, umat suatu agama akan melakukan tindakan-tindakan yang diperintahkan atau diperbolehkan dan menghindari hal-ha1 yang dilarang dalam berinteraksi dengan hewan ternak.

Penianfaatan hewan berawal dari persepsi bahwa ada hak manusia atas hewan. Terkait deilgan ajaran agama, manusia aknn memelihara dan meinanfaarkan hewan jika ia diperbolehkan ole11 kepercayaan atau agamanya. Beralval dari ha1 tersebut manusia mendoniestikasi heliran dan dipelihara untuk diambil manfaatnya, yang keinudian dikenal dengan istilah liewan ternak. Suatu asama mungkin tidak mzmperbolehkan pemanfaatan he~van tertentu sehinzza he\van tersebut tidak dikenal sebagai temak dalani masyarakat penganutnya.

Pemeliharaan dan penyembelihan temak adalah dua ha1 yang berheda naniun sama-sama menjadi sumber is^^ kesejahteraan he\\an. Harus diakui bahwa lie\van merupakan makhluk liidup, sedangkan penyembelihan hewan nierupakan usaha mengambil kehidupan hewan. Suatu agama mungkin memiliki aturan tentang pemeliharaan hewan dan lengkap dengan aturan penyembelihan. Akan tetapi niungkin juga terdapat agama yang hanya memiliki salah satu aturan dari kedua aturan tersebut.

(17)

tersebut dapat ditemukan peluang (aspek positif) bahkan mungkin tantangan (aspek negatif) dalam meningkatkan atau mewujudkan kesejahteraan hewan. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.

Peluang dukungan terhadap pewujudan dan peningkatan kesejahteraan hewan dapat dikatakan selalu ada dalam setiap agama. Akan tetapi tantangan berat dapat muncul karena absennya pedoman tersebut atau karena adanya ajaran yang tidak sejalan dengan usaha promosi kesejahteraan hewan.

.Kesejahteraan Manusia ...

+

>

1

Etika j

/ ... :

Pandangan Umum atas Hewan

/ -

Pedoman Pemeliharaan

I

Pedoman Penyembelihan

I

+

Kesejahteraan Hewan Garnbar 1 Bagan kerangka pemikiran.

2.2 Materi dan Metode

Penelitian ini dilaksanakan dengan nletode studi pustaka melalui media yang memuat sumber-sumber hukum agama. etika dan sains. Media tersebut dapat berupa media cetak maupun media elektronik termasuk 11,orll wide websires.

(18)

Hal-ha1 yang menjadi peluang atau tantangan pada setiap agama selanjutnya dikaji melalui pendekatan ilmiah konsep kesejahteraan hewan. Kajian tersebut berhngsi untuk membandingkan konsep yang diajarkan agama dengan pendapat ilmuwan dari segi sains. Sedapat mungkin peluang-peluang promosi kesejahteraan hewan yang ditemukan dapat menjadi pedoman utama etika urnat beragama. Sedangkan tantangan yang ditemukan dapat diupayakan solusinya.

2.3 Waktu dan Tempat

(19)

BAB I11

MANUSIA, HEWAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

3.1 Tinjauan Filosofis Hubungan Manusia dan Hewan Ternak

Sebuah perkataan filsuf Arab berbunyi, "Sebuah rregeri yarzg miskin ternak tidak akan pernah kaya, dun sebuah negeri yang kayo ternak tidak akan miskin."' Dari kalimat tersebut tergambarkan betapa pentingnya hewan bagi kesejahteraan manusia. Pemanfaatan hewan oleh manusia dimulai sejak manusia berburu hewan untuk makanan. Domestikasi hewan terjadi puluhan ribu tahun yang lalu melalui proses seleksi terhadap hewan yang toleran dengan keberadaan manusia di lingkungannya secara mendadak." Untuk tejalin hubungan tersebut tentu keduanya hams saling lilenerilna keberadaan yang lain. Tidak semua hewan dapat tinggal bersania manusia d m n~enjadi hewan domestik.

Ikatan manusia dengan hewan ter~ambar jelas dalam berbagai konteks. Misalnya ikatan antara orang dengan h e \ ~ a n kesayangannya maupun petemak dengan temaknya.'" Namun, pandangan masyarakat duliia mengenai status hewan sangat beragam. Selain dipensamhi oleh pribadi, banyak diantaranya akibat pengaruh pemikiran filsuf di masa lalu.'.'j

Secara global ada empat model liubungan manusia dengan alam temiasuk henan. yaitu O I I ~ I I C I T ~ I ~ ~ I . i\.orship, pa~?t:erslrip dan t~~ail~tetlar~ce erigirreer-. Cin dari masing-masing h nod el adalah:'"

model 1 : On rlcrsltip

Dalarn niodel ini manusia dianggap sebagai pemilik alam sehingga dapat mengeksploitasi sesuai kehendaknya. Kepemilikan suatu materi didasarkan pada siapa penemu per-tamanya.

Model 2: Fi'orship

(20)

Model 3: Partnership

Model ini menghilangkan beberapa larangan yang ada pada model

worship. Alam tidaklah sesuci itu hingga tak dapat disentuh. Manusia boleh bertindak, tetapi tidak terlalu banyak dan tidak mengubah keseimbangan alamiahnya.

Model 4: Maintena~tce Engineer

Model ini adalah bentuk moderat dari ownership. Manusia boleh melakukan perubahan pada alam. Tokoh pencetus model ini adalah Margaret Thatcher. Manusia mempunyai kontrak memelihara secara penuh terhadap planet ini. Manusia bertanggung jawab pada generasi selanjutnya. Pandangan terhadap posisi lnanusia dan hewan juga tidak terlepas dari keyakina~i bahwa apakah hewan mempunyai ruh seperti halnya manusia. Dan kriteria ini, pandangan manusia dapat digolongkan menjadi empat17 yaitu artimist. nlechartist, vitalist, dun grotrps of Ancient Greek (Yunani Kuno). Animist

berkeyakinan baIi\\,a manusia dan hewan berbagi dan bertukarjiwa/mh. Golongan

~~zechnrlist menganggap manusia maupun hewan tidak mempunyai ruh, seperti mesin. Golongan ~,irctlisr mengakui bah\va hewan meniputiyai ruli, tetapi tidak semaju nlilik manusia. Terakhir, golongan penganut Yunani Kutmo tidak tnempedulikan n11i lie\van, tetapi mereka berkepkinan hewan ada di Bumi untuk kcpentinsan dan manfaat bagi manusia. Golonsan ~erakhir ini adalah golonsan yang paling banyak pmganutnya.

~ i r o i s " dan ~ r o o r n ' ~ menyebutkan ada setidaknya enam golongan orang berdasarkan pernahatmiatinya terhadap hewan, yaitu:

- Anilnal Exploitatiorl berkeyakinan hewan ada di Bumi untuk menjadi milik manusia secara absolut, baik digunakan atau p1ui disalahgunakan. Mereka tidak memahami atau memperliatikan rasa sakit yang dialanmi hewan. Anggota golongan ini celiderung tidak peka terhadap penderitaan hewan. Kegiata~i-kegiatan golongan ilii hanipir semuatiya bertentangan dengan hukum.

(21)

umum golongan ini berpandangan bahwa tidak ada salahnya memanfaatkan hewan.

- Aninla1 control mengusahakan perubahan hukum, peraturan dan regulasi

tentang hewan. Keyakinan mereka adalah bahwa pemerintah seharusnya membuat hukum yang mengakomodasi kepentingan masyarakat banyak. Perubahan hukum yang diusahakan adalah menuju satu tujuan, yaitu meningkatkan kualitas pemeliharaan dan kesejahteraan hewan.

- Aiziinal Welfare merupakan masyarakat manusiawi, agen kesejahteraaan

yang mempromosikan perawatan terhadap hewan yang manusiawi. Komunitas animal welfarist tidak menyalahkan pemanfaatan hewan untuk kepentingan manusia asalkan dengan cara-cara yang meminimalkan penderitaan h e \ ~ a n . ~ Mereka menaati hukum dalam mencapai tujuan. Salah satu kegiatan mereka berkampanye serta mempublikasikan dan mendokumentasi kegiatan penyalahgunaan hewan untuk mengupayakan hukum.

- Aizb~~al Rigl~fs berkeyakinan bahwa hewan mempunyai hak intrinsik yang hams dijaniin seperti hak-liak manusia. Hak-hak itu termasuk seperti untuk tidak dibunuh. dimakan. untuk olaliraga dan riset. atau disalahgunakan dalani bentuk apapun.

- Arliri~nl Liberations kadang sulir dibedakan &an <~rli~ncrl rigl~rs. ~iiereka meyakini bali\\oa hexvan seliarusnya tidali dipaksa bekerja atau berproduksi untuk manfaat bagi manusia. Menurut kelompok ini, memiliki hewan kesayangan pun termasuk perbudakan hewan.

~ l b r i g h t ' ~ lebih menyoroti dua golongan yang paling berpengaruh yaitu

arzirnal dan aninzal rigltts. Golongan at~ir~zal welfare lebih mewakili

kebanyakan masyarakat d a ~ i riiencemlinkan perhatian masyarakat kepada penieliharaan hewan yang nianusiawi. Golongan anirnal rigl~ts

(22)

animal welfare mengakui hak penggunaan hewan oleh manusia dengan mengurangi atau menghilangkan penderitaan hewan dan mengusahakan perubahan dari kekejaman atau penyalahgunaan menuju pengwangan penderitaan, sedangkan paham animal rights mengakui hewan mempunyai hak moral yang tidak dapat dicabut yang tidak boleh dilanggar m a n ~ s i a . ' ~

3.2 Kesejahteraan Hewan Menurut Ilmulvan

Berbagai upaya telah diusahakan untuk mendefinisikan istilah welj?are.I9

~ r e ~ o r ? ' memberikan gambaran bahwa animal welfare adalah sebuah perhatian untuk penderitaan hewan dan kepuasan hewan. Sedangkan ilmu animal welfare

adalah ilmu tentang penderitaan hewan dan kepuasan hewan. Kesejahteraan mc~niliki banyak aspek yang berbeda dan tidak ada ungkapan yang sederhana; pem~asalahannya sangat banyak dan beragam; c~ninrnl 11.elfi1r-e mengacu pada kualitas hidup hewan, kondisi hewan dan perawatanlperlakuan terhadap hewan." Daltrn Brarlrbell Reports tahun 1965, dinyatakan bahwa aspeknya mencakup kebaikan kondisi fisik dan mental.22 Namun sayangnya semua definisi tidaklah membantu untuk menentukan apakah hewan menikmati keseimbangan yang benar."

Upaya yang dapat dipertimbangkan untuk men-ujudkan kesejahteraan 11e\\.ail ada dua macam, yaitu mengusahakan heIvan hidup sealanii niungkin atau r;lcnlbiarkan lie\van hidup dengan pejalanan fungsi biologisnya." Sctiap he\van ?ang dipelihara nianusia setidaknya diusahakan terbebas dari penderitaan yang tidak perlu.' Menurut

alla as^'

dan WSPA~" kesejahteraan hewan (anirtial uelfnre) dapat diukur dengan indikator Lima Kebebasan (Five Freedonu), yaitu:

I . Bebas dari rasa haus dan lapar (freedo17zfioiiz Iiunger and thirst)

(23)

2. Bebas dari ketidaknyamanan Vreedom from discomfort)

Hewan akan merasa nyalnan pada lingkungan yang tepat, termasuk perkandangan dan area beristirahat yang nyaman. Kondisi lingkungan yang ekstrim dan penerapan ma~~ajemen yang membuat stress

mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan temak. Stressor tersebut secara langsung mengubah fungsi kekebalan Akibatnya, selain metabolisme hewan yang stress akan memperburuk penampilan (kurus), hewan juga akan lebih rentan terhadap infeksi agen penyakit.

3. Bebas dari kesakitan, lukatcidera dan penyakit fieedont from pain, injury and disease)

Secara sangat sederhana, seliat pada hewan secara individu dapat didefinisikan negatif sebagai 'tidak adanya symptom penyakit'?6 Penyakit yang sering timbul di petemakan adalah penyakit p r o d ~ k s i . 2 ~ Penyakit ini adalah penyakit akibat kekeliruan manajemen ternak atau akibat sistem yang diberlakukan di petemakan. Penyakit produksi meliputi malnutrisi, rraurna, dan infeksi yang diderita hewan selama hewan dipelihara manusia. Kebebasan ini dapat diwujudkan dengan pencegahan, diagnosa yang tepat dan perawatan. Pengetahuan psternak pang cukup atau tersedianya dokter he\\-an sangat pentin?. Hc\\-an yang sehat sangat rnenguntungkan p e ~ e r n a k ~ - ' ~ karena selain mcnirigkatkan produktivitas, lie\\-an yang sehat juga akan n~eningkatkan daya ju-I.

4. Bebas untuk mengekspresikan perilaku normal peedon? to express nor~nrrl l~eltaviolrr)

(24)

5. Bebas dari rasa takut dan tertekan (freedomfrom fear or distress)

Petemak hams memastikan hewannya terbebas dari penderitaan mental akibat kondisi sekitar, perlakuan d m manajemen. Untuk dapat bertahan, seekor hewan harus mampu menyesuaikan din dan mengatasi tantangan a l a ~ n . ~ ~ ' ~ ~ Respon terhadap tantangan alam ini salah satu wujudnya adalah

stress. Stress selalu hadir, dan tanpa kehadiran stress berarti kematia~~.~' Rangsangan yang memicu stress disebut dengan istilah stressor. Stress

berbeda daii distress, distress adalah stress yang buruk sementara stress tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kesejahteraan hewan. Istilah eustress digunakan untuk keadaan oleh stressor yang menyenangkan, misalnya saat bermain dengan kawanannya. 'I

Menurut ~ o b e r g ~ ~ stress berpengaruh terhadap kesejahteraan hewan tergantung besar-kecilnya kerugian biologis akibat stress tersebut. Meskipun akomodasi atas stress mungkin terjadi, narnun jika tidak maka

stress dapat berakibat kematian. Stress tidak I~anya merupakan lieadaan saat hewan haius beradaptasi melebihi kemampuannya, tetapi juga pada saat he\van niempunyai respons yang lemah hahkan rerliadap rangsangan 'nonnal' sehari-hai3'

Takut rnerupakan emosi primer yang dimiliki he\van yang mengatur respon rnereka terhadap lingkungan fisik dan sosialnya. Rasa takut kini

34

dianggap sehagai srressor yang merusak hewan: Rasa ta'hut yang berkepanjangan tentu akan berimbas buruk bagi kesejahteraan hewan. Oleh karena itu, perilaku peternak sangat berperan dalam membangun sikap hewan terhadap petemak. Temak yang sering diperlakukan buruk, sangat n~ungkin untuk menyinlpan kesan yang buruk terhadap petemak. cheeke7 menitik beratkan pada teknik manajemen hewan yang mengurangi atau n~enghilangkan stress sebagai komponen penting dari

aniiizal vvelfni-e.

(25)

merupakan cakupan beberapa poin di atas. Susunan yang berurutan pun tidak mutlak mencerminkan prioritas.

(26)

BAB IV

PANDANGAN AGAMA-AGAMA: RELASI

MANUSIA DAN HEWAN TERNAK

Kandungan ajaran dalam sebagian besar agama adalah perihal hubungan manusia (pemeluk agama) dengan Tuhannya. Terdapat juga ajaran tentang hubungan manusia dengan sesama manusia. Selain itu, agama juga mengatur hubungan manusia dengan alam semesta dan hewan. Dalarn ha1 ini tidak semua agama memberikan penjelasan secara lengkap dan rinci tentang hubungan manusia dengan h e ~ a n . ) ~ Namun, agama mempengaruhi pola kehidupan pemeluknya dalam sikap dan perilaku umatnya terhadap hewan ternak karena agama memberikan doktrin mengenai posisi manusia di dalam pola hubungan tersebut. Oleh karena itu, ajaran agamalah yang menjadi titik tolak etika pengikutnya dalam kaitannya dengan kesejahteraan hewan.

Tabel 1 Pandangan agama-agama terhadap relasi manusia-Ile\iran @eluang dan tantangan terhadap kesejahteraan hewan)

No. Agarna Peluang Tantangan

1. Buddha - penyakralan alam - kepercayaan adanya kamma

- hetvan termasuk zcjo buruk yang harus dijalani

- konsep ahimsa hexvan dalam rri~ikaniasi

- adanya ajaran berkasih sayang terhadap hewan

2. Hindu - konsep ahimsa - zoonosis oleh hewan sakral

- penyakralan hewan tertentu . -

- konsep Tri Hita Karana

3. Yahudi - manusia sebagai penguasa - . - - penafsiran kekuasaan ke alam arah eksploitasi hewan 4. Nasrani - manusia sebagai penguasa - manusia lebih superior

alam (hewan) dibandingkan hewan

- penafsiran kekuasaan ke

arah eksploitasi hewan

5 . Islam - alam semesta adalah untuk

semua makhluk ciptaan Allah

- manusia sebagai khalifah di muka bumi

[image:26.514.55.464.90.760.2]
(27)
(28)

tidak boleh memperlakukan hewan dengan kejam. Apalagi adanya doktrin karma yang menyatakan bahwa setiap perbuatan tercela akan mendapatkan balasan pada kehidupan

men data^^^.^'

Hal tersebut menjadi pertimbangan umat Buddha ulituk tidak menyakiti atau mengambil nyawa hewan. Oleh karena itu tidak ada anjuran terhadap pengikut Buddha untuk mengadakan persembahan dengan binatang.

Hubungan manusia dan hewan sangat erat dalam kepercayaan Buddha. Kepercayaan adanya reinkamasi menunjukkan perhatian khusus terhadap hewan sekaligus kedekatan hubungan manusia deugannya. Reinkamasi adalah peristiwa dilahirkannya kembali jiwa yang pemah mati. Sebuah nh (jiwa) dapat dilahirkan kembali dalam raga manusia atau hewan. raga apa yang akan didapatkan sebuah jiwa ditentukan oleh karma perbuatannya di kehidupan sebelumnya. Kedekatan hubungan tersebut juga semakin terlihat pada penghormatan terhadap hewan, yaitu keyakinan bahwa hewan berpeluang untuk dapat memperoleh pencerahan dan mencapai kesempumaan, sama seperti peluang yang dimiliki m a n u ~ i a . ~ "

Ajaran Buddha secara umum men~anjurkan untuk berbuat baik kepada he\\-an. Namun di balik kepercayaan reinkamasi, hewan dianggap inferior dibanding manusia. Hal ini berawal dari pemahanian bah\\.a karma buruk yang liarus dijalani heivan. Jiwa yang ada di dalam tubuh lle\\ran adalah jiwa yang pada kehidupan sebelumnya melakukan tindakan tercela dan berbuat dosa sehingga pada lingkaran rsinkamasi sela~ijutnya terperangkap dalam raga hswdn. Jiv-a tcrsebut hams rnenyelesaikan karmanya di dalam tubuli henan s e b a ~ a i h:~kuman. Dari persepsi yang menganggap rendah hewan tersebut, umat Buddha terdahulu (bukan Sang Buddha sendiri) menjadikan lial tersebut sebagai alasali untuk memperlakukan hewan secara semena-mena. 40

4.2 Pandangan Hinduisme terhadap Relasi Manusia-Hewan

(29)

lingkungan, dan semuanya berada di bawah kekuatan spiritual yang sanla (Brihad

Aranyaka Upanisad II1.7.15).~~ Masing-masing komponen di alam ini mempunyai

peran dan fungsi masing-masing serta terkait dalarn siklus mata rantai kehidupan. Manusia selayaknya menjaga kelestarian a ~ a m . ~ '

Manusia dapat memanfaatkan bumi dan isinya. Di dalam Kitab

Bhagawadgita (1II:lO) dituliskan "Sahayajlzah prajah srstvu, puro vaca prajapatih, anena prasavisyad/tvam, esa vo 'stv itakamadltuk." Arti kalimat di atas adalah "Dahulti kala Tzlhan lnenciptakan manusia dengan yadnya, dan berkata: Dengan yadriya pulalah hendaknya elzgkau berkembang, dan biarlah ini (bumi) jadi kamadl~ulc dari keinginanmu." Kanzadhuk mengacu kepada binatang perahan (sapi) yang dalam ha1 ini dapat dimaknai bahwa bumi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia.13 Namun dalam memanfaatkan sumber daya alam umat Hindu menganut falsafah yang dikenal Tri Hita Karana, yang mengandung makna adanya keserasian antara Hya~lg Widhi - nlanusia -

44.J5,46

lingkungan. Pengertian berbakti kepada Hj.atig Widlii hams dibarengi dengan pengertian memelihara, melindungi dan menjaga alam. Ajaran Gandhi yang juga dipercaya oleh masyarakat Bali, salah satunya mengungkapkan bahwa alani dan segala isinya cukup untuk nlemenuhi kebutuhan manusia, tetapi tidak cukup untuk memuaskan keserakahan n~anusia.~'

HeIvan dan manusia adalah makhluk yang diciptakan Dexvata. Sesan~a makhluk, manusia dan hen-an h a n ~ s berbagi alam. Sepenggal isi dari mantra rri srtndya berbunyi sbb.: ". .

.

A4nhn Deittn snrvnpl-ani Izitntn knl-ah

. . ."

yang artinya

". .

.Mahadelr,a yartg rt~ert~ber-i arr~~gernl~ keselal~lntart kepada seinzra makl~lzrk..

."

Mantra tersebut menunjukkan bahwa Dewata yang telah menciptakan hewan, manusia serta makhluk lainnya selanjutnya memperhatikan keselamatannya juga. Setelah dianugerahi keselamatan, manusia tidak boleh menindas makhluk lain akibat keserakahannya.'"
(30)

Dewa Maheswara memberikan kehidupan kepada bimatang dan Dewa Shambu memberikan anugerah kepada bih~atan~.~'

.48,49 (lan

Umat Hindu menyakralkan hewan-hewan tertentu diantaranya sap1

unggas.49 Sapi merupakan lambang kemakmuran dan Dewa Siwa juga mempunyai seekor sapi tunggangan yang bemama ~ a n d i . ~ ~ Sedangkan menurut Sudarsana diacu dalam Ayadnya dan ~ r i n a s a ~ ~ unggas terutama itik dianggap suci karena merupakan simbol kebijaksanaan yaitu dari kemampuan itik memisahkan kotoran dan amerta (kebaikan) saat mencari makan dalam lumpur.

Gambar 2 Ilustrasi penghormatau sapi oleh umat Hindu. (Sumber: Wikipedia)

Penyakralan hewan tidak menjamin dan b e r i m p l i i i pada kesejahteraan hewan.36,50,51 Sapi adalah hewan yang d i i i a k a n oleh m a t Hindu. Membunuh sapi sangat dilarang dalam ajaran Hindu. Larangan ini sangat keras dalam masyarakat Hindu India. Tidak ada pula orang yang berani memakan daging sapi atau produk pangan asal sapi. Susu, 'dadih, urin dan faces sapi digunakan dalam ritual penyucian dan pengakuan dosa. Sapi dibiarkan hidup bebas di tengah kehidupan m a n ~ s i a . ~ ~ Selain mengganggu aktivitas perkotaan, populasi sapi yang berbaur di pemukiman berpeluang besar menyebarkan atau menderita (te jangkit) zoonosis. Penyakit mulut dan kuku (Foot and Mouth Disease) dan tuberkulosis (TB) adalah contoh penyakit yang mungkin merebak dan patut mendapat perhatian lebih akibat kontak bebas antara populasi manusia dengan populasi sapi.

4.3 Pandangan Yahudi terhadap Reiasi Manusia-Hewan

(31)

pertama, yang disusul nasrani dan Islam. Agama Yahudi inempunyai ajaran dan hukum (halacha) yang tertuang di dalam Taurat, Talmud dan Ketuviv. Taurat merupakan lima kitab yang diturunkan kepada Musa (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan). Talmud merupakan wahyu para rasul, sedangkan kitab-kitab lain temasuk dalam ~etuviv.'*

Pemahaman umat tentang keberadaan manusia dan hewan berdasarkan kitab agama Yahudi adalah bahwa manusia dan hewan adalah makhluk Tuhan. Ajaran Yahudi menempatkan manusia pada posisi sebagai penguasa atas hewan-hewan. Penganut Yahudi berpandangan bahwa hewan diciptakan oleh Tuhan untuk kepentingan manusia. Hal tersebut berdasarkan Taurat dalam Kitab Kejadian 1:26 dan 28 yang memerintahkan manusia agar berkembang biak dan menguasai binata~ig-binatang yang ada di bumi. Oleh karena itu manusia dapat memanfaatkan hewan untuk kepe~itingannya.53

4.4 Pandangan Nasrani terhadap Relasi Manusia-Hewan

Nasrani merupakan agama monoteistik kedua yang dibawa oleh keturunan Ibraliim. Kitah sucinya adalah Injil; di dalam Injil juga terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Peijanjian Lama adalah kitab yang sebelumnya diturunkan kepada uniat Ydhudi dengan sedikit perbedaan dalam ha1 penamaan dan susunar~."

Berdasarkan pada I~ijil, nidnusia memiliki kuasa atas hewan. Keistimewaan yans dimiliki ma~iusia ini diberikan oleh Tuhan Iangsung karena tertuang dalalil Kitab Kejadian 1 2 6 dan 28. Namun agalna Nasrani tidak menerangkan lebih lanjut tentang hubungan manusia sebagai "penguasa" dengan hewan. Pendapat peniikir Nasrani tentang keberadaan hewan pada umumnya s'ama, yaitu bahwa manusia scbagai peminipin alam semesta berhak memanfaatkan hewan.j4

(32)

- Augustine berpendapat bahwa manusia bersifat rasional sedangltan hewan bersifat irasional. Yang rasional digariskan untuk memerintah yailg irasional. Manusia dapat menaklukkan hewan, tetapi hewan tidak dapat melakukan sebaliknya. Karena hewan tidak rasional, bahkan dia tidak tahu bahwa dia hidup.

- Thomas Aquinas mengemukakan sebuah hirarki dengan puncaknya adalah Tuhan. Lapis yang di atas menguasai lapis di bawahnya, dan hewan berada di bawah lapis manusia dalam hirarki tersebut. Pendapatnya juga bahwa hewan hewan tidak mempunyai nth yang kekal d m hewan diciptakan untuk digunakan oleh manusia. Hewan berada di bawah kekuasaan manusia karena mereka tidak berakal.

- Karl Barth adalah pemikir modem di abad ke-20. Ia berpendapat bahwa Tuhan telah memilih penjelmaan sebagai lnanusia dan ini menunjukkan nilai manusia lebih penting daripada hewan lainnya.

Tejadi perubahan pandangan uniat Nasrani terhadap hewan. Teolog Nasrani kuno cenderung berpandangan bahwa manusia jauh lebih superior dibanding he\van dan spesies lain. Menurut pendapat mereka, hewan lebih rendah karena tiga alasan, yaitu: bahwa hewan diciptakan Tuhan untuk tnenjadi milik n~anusia dan dapat digunakan sesukanya. manusia memiliki ruh dan rasio (he\van tidak). dan ajaran Nasrani bersifat hirrtlnrlo-cerlrric. Dari alasan-alasan tersebut tentu saja adanya eksploitasi alam (termasuk ternak)."

Desakan pertumbuhan gerakan lingkungan, mengubah pola pikir umat Nasrani secara radikal tentang peran inanusia dalam berhubungan dengan lingkungan (termasuk hewan). Secara umum pendapat yang diterima setelah perubahan ini adalah stel~.ardship dan parrr~ership daripada dominasi dan eksploitasi. Hasil pemikil-an Nasrani modem tersebut secara sigifikan menghaluskan sikap terhadap l ~ e \ c - a n . ~ ~

Perdebatan umat Nasrani masih terjadi antara golongan unirnnl rightist

(33)

adalah diwujudkan dengan melindungi dan merawat bukan membunuh dan memakannya. Kemudian juga didukung ayat selanjutnya pada Kejadian 1:29

"Be~$rmanlah Allah: Zihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh- tunzbuha~z yang berbiji di seluruh bumi dun segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan meiljadi makananmu "'57 Dari ayat-ayat tersebut aninzal

rightist menganggap bahwa pada awalnya manusia diciptakan sebagai vegetarian.

Pendapat kalangan aninzal rightist tidak selamanya benar karena banyak ayat yang menunjukkan penggunaan hewan oleh orang-orang terdahulu. Misalnya di ayat yang lain disebutkan, "Yolzanes menzakai jubah bulu unta darz ikat pinggang hrlit, clan ~nnkaita~znya belalarzg dun nzadu hutan" (Matius 3:4).57

Bahkan berita kekuasaan manusia atas alam adalah pada pejanjian Allah dengan Nuh. Kitab Kejadian 9:l-4 menyatakan "Lahr Allali r~iemberkati Nzrh da~z arzak- anaktzya serm berfiniaiz kepada r~iereka: 'Bera~zakcrinllah dun ta~nbah barz)~aklaIi serta penrtliilalz brirni Akarr m k ~ t n'nn gerrtar kepa&rtrii segala birzatang di hinrzi h r z segala burrrrig di tida~a, segala yang bergerak di niuka bunri darr segala ikrrrt di 1arlt; ke rltrlcrr~i ta~ignr~rizzrlah se~~zztarrya i[ir diserahkaii.

Segcrla ~~clrig bergercrk, ja~rg Iiiriilp, akarr 11iergadi rizakarrarrri~rr. Akrr telah ~rrenrberikrrri serilirci itrr kepcrrlorliii seperti jiigci rirrizbulz-tzinlhrrha~r hijau. hariya dagirrg j.aiig ?.rrr~g rrrrrsil~ crcla rr!.tr~t.a~ij.a. !.crk~ri rlnl-ah~ij.a, ,jariga~rlah lirtnizr

.-

r ~ k ~ r r . ' ,%!.at-ayat di atas nienunj~ikkan adanya izin dari Tuhan yang diperolzh manusia ~intuk nienguasai alam d a ~ i memanfaatkan hewan.

Bentuk ekstrim keberadaan hewan dalan~ Injil salah satunya terdapat pada Perjanjian Baru yang menyatakan "

...

sarria dengun birzatarzg yartg Ira~zya

dilahirkan urztuk ditangkap darr dirtzusrzalzkari..

."

(I1 Petrus 2:12).j7 Tantangan dalam perjuangam kesejahteraan hewan dapat muncul dari penganut yang berpaham nriinial erploirntiorr sehingga eksploitasi terhadap hewan mungkin dapat timbul dari ayat tersebut. Persepsi untuk menganggap rendah status hewan dan tidak adanya hak-liak hewan semakin menguat dari ayat tersebut. Akan tetapi dewasa ini aturan hukum dan perkembangan ilmu pengetahuan telah mulai diarahkan untuk mengatasi tantangan tersebut.
(34)

Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi wasalla~n (saw.) adalah pembawa ajaran Islam. Muhammad saw. diutus Allah swt. untuk menjadi rahmat bagi semesta alam (ralznzatan lil 'alamiin). Telah difirmankan Allah swt. dalam Al Quran surat (QS) Al Anbiya' ayat 107, "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, inelainkan urztuk (nzenjadi) rahmat bagi semesta a~arn."*~ Hal tersebut berarti Islam membawa kebaikan bukan hanya untuk rnanusia saja, tetapi juga bagi seluruh makhluk yang ada di jagat raya ini termasuk hewan temak.

Binatang yang ada di muka Bumi (termasuk hewan temak) adalah inakhluk ciptaan Tuhan (Allah). Perhatian Tuhan terhadap hewan sebagai makhluknya tidak berbeda jauh dengan perhatian terhadap manusia. Hewan merupakan unzat

seperti halnya manusia. Di dalam QS A1 An'am: 38 dijelaskan seperti berikut:

"Dari tiadalah birzatang-biizatarzg yang ado di bzriizi riait birnl~~g-blrrzirzg ya~ig terbaizg dengan kedzra sayapnya, nzelainkan uiizat-umat fjuga) seperti kamzr. 3.58

Oleh karenanya manusia juga hams menghormati keberadaan hewan dan hidup berdampingan. Kemudian Allah menegaskan bahwa semua makhluk Allah beribadah kepada-Nya dan memuji-Nya meskipun dengan bahasa yang manusia tidak memahaminya: "Larzgit yang tzrjuli, blnizi do17 seriztra j*arzg a h di clalannzya ber~trshil~ kepada Allrrli. Dan tak ada s~rrrtzr pzrrl rizelaiizkarl bertasbili dengan ~tzernuj-.A).rr, retapi kniizir sekaliarz rirlnk ntenger-ri rasbih nzereko. Sesznzggz~hrzya Ditr cztltrltr/i .\lrr/ltr Perq.arr~urz lagi nlnhrr Perzganzpzrri " (QS Bani Israail: 43).j8

Lebih jauh lagi, Allah mengatur rizki dan ketentuan atas hewan seperti halnya atas manusia. h i dapat kita ketahui dalam QS Huud ayat 6 berikut: "Dan tirlak ada strnltr binatang rtzelara purl di bznni nzelainkarz Allalz-lali yang merizberi rezekinya, dan Din rnengetahtli tenzpat berdiariz birzatang itu da~z tenpat penyinzpanannya. Selnzranya tertulis dala~n kitab yang nyata (Lawh Mal$rz). "58

Manusia tinggal di planet ini berbagi tempat, lingkungan dan sumber daya dengan makhluk hidup lainnya. Makhluk hidup yang dimaksud termasuk di dalamnya adalah binatang dan ternak. Manusia hanyalah segelintir dari banyak makhluk yang sama-sama mempunyai hak dan kepentingan untuk mengakses sumber daya yang disediakan Tuhan. Firman Allah swt. dalam QS Ar Rahman ayat 10 menggambarkan kenyataan tersebut: "Dan Allah telah nzeratakan bunzi

,858

(35)

49, "Agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dun agar Kami melnberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kanzi, binatang-binatang ternak dun manusia yang banyak."58 Ha1 tersebut juga tertuang dalam firman-Nya yang lain, QS 'Abasa: 25-32 sebagai berikut: "Sesungguhnya Kami benar-benar telah nlencurahkan air (dari langit). Kenzudian Kami belah bumi dengarz sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu anggur dun sayur-sayuran, zaitun dun pohon kurma, kebun-kebun (yang) lebat dun buah- buahan serta rumput-rumputan untztk kesenangatzmu dun untuk bi~zatang- birzatang ternaknlu.

'"'

Islam membenarkan hak penggunaan hewan oleh manusia. Hewan-hewan di dunia telah diciptakan Allah s~vt. untuk dimanfaatkan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Hewan merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada manusia sebagaimana firman-Nya, "Dia telah nzer~garzugeralzkarz kepadarnu birzrrtnr~g-binatarg ternak,

..."

(QS Asy Syuraa': 133).~' Naniun, dalam memanfaatkan alam, manusia liarus menjaganya dari kerusakan yang mungkin timbul, sebab Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Firman Allah, " ... (/mi jarzgnrzlah kni~t~i i~~elzrpukarz bahagiartrnti dari (kerzikn~atai~)

d i ~ ... i rlarr ,jaizg~rr~lalz karrnr herb~rat kerlisaka~z di fiizttka) bz~rrzi. Scs~i11gg7il111g.a Alloh tirlnli nic.r~j,~rkai orarzg-orang ?,arzg berbuat kenrsakai~" (QS Al Qashash: 77).'"

(36)

kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhan-mu belzar-benar maha Pengasih lagi Maha Penyayang, " (QS An-Nahl: 7)58 Pada ayat yang lainnya juga disebutkan "Dan ada lagi manfaat-manfaat yang lain pada binatang ternak itu untuk kamu dan supaya hint4 mencapai suatu keperluan yang tersilnpan dalam hati dengan mengendarairiya

...

(QS A1 Mu'min: 80).~' Manfaat lainnya masih banyak dan pengembangan manfaat hewan ini tergantung pada pemikiran manusia untuk mau melakukan inovasi-inovasi, "Dan Dia telah rnenciptakan binatang-birzatalzg terrtak uiztzlk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai nzanfaat, dati sebagiannya karrzu ntakarz " (QS An-Nahl: 5).58

Manusia dianugerahi keistimewaan sekaligus amanah sebagai pemimpin dunia. Dalam pengertian ini manusia mempunyai gelar khalifah di bumi. Allah

SIY~. menuangkan ketetapan-Nya dalam ayat-Nya: "

...

sesunggzthiz~u A k i ~ Izerzdak

rrtetgadikari seorang khalifalz di nzuka burni

...

"(QS A1 Baqarah: 3 0 ) ~ ~ dan juga dalam firman Allah yang lain, "Dia-lah ynng rrleitjndikan karntr khalifali-khalifah
(37)

BAB V

PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK DALAM PERSPEKTIF

AGAMA

5.1 Pemeliharaan Ternak dalam Perspektif Buddhisme

Ajaran Buddha sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya mengarah kepada penyakralan alam, agar manusia tidak banyak mengganggu alam atau membuat kerusakan padanya. Dengan demikian secara tidak langsung hewan dibiarkan hidup sealami mungkin. Buddha juga mengajarkan ahimsa terhadap makhluk hidup berperasaan (setztient beings).59 Demikian pula ha1 pel-tama yang ada dalam lima pantangan adalah larangan untuk membunuh makhluk hidup6' Akan tetapi penyakralan alam hams disertai tindakan harmonisasi kebutuhan manusia yang semakin kompleks dengan kondisi alam agar tetap menjamin kesejahteraan hewan.

Berbagai ha1 yang dilakukan nianusia, baik disadari maupun tidak, dapat mengurangi (berimbas negatif terhadap) kesejahteraan hewan. Konsep ahinisa niungkin hanya efektif untuk menglman~bat perbuatan negatif manusia yang disadari. Sedanzkan perbuatan negatif lainnya tanpa disadari selllakin berkembang. Tantangan yang liarus dihadapi adalah nieningkatnya jumlali manusia sehingga keadaan ini memaksa ekspansi nianusia terhadap alam sernakimi kuat. canipur tangan manusia terhadap alanm senlakin kental. Selain menguraiigi habitat hewan, nmobilitas manusia juga berperan dalanl menyebarkan penyakit hewan bahkan zoonosis.

(38)

Satwa liar mengalami kepunahan karena kehilangan habitat atau karena tidak dibudidayakan manusia. Berkaitan dengan kesejahteraan hewan, bukan peristiwa kepunahannya yang menjadi perhatian, tetapi proses kepunahan yang dialami oleh individu-individu spesies tersebut. Proses menuju kepunahan dapat berupa terserang penyakit, kelaparan, kehausan, malnutrisi, hilangnya kesempatan bereproduksi, stress dan lain sebagainya. Punahnya spesies hewan salah satunya akibat ekspansi tempat tinggal manusia. Oleh karenanya konsep ahimsa tidak cukup untuk mencapai kesejahteraan hewan jika diartikan bahwa manusia tidak boleh menyakiti, merusak atau membunuh hewan. Akan tetapi diperlukau langkah positif untuk mencapai kesejahteraan hewan, salah satunya domestikasi.

Tabel 2 Pedoman agama-agama dalam pemeliharaan hewan temak (peluang dan tantangan terhadap kesejahteraan hewan)

No. Agama Peluang Tantangan

1. Buddha - konsep ahimsa dalam - pertumbuhan jumlah memperlakukan trjo manusia mendesak habitat

- membiarkan hewan hidup hewan

sealami mungkin - minimnya domestikasi sehingga sedikit kontrol terhadap populasi hewan

- isu konservasi hewan dengan nienitikberaatkan masalali kesraxan saat hewan menuju kepunahan 2. Hindu - konsep ahimsa - persembahan kepada Bh~trrr

- kebebasan kehidupan Kala di Bali

hewan sakral - keterpumkan sosial

ekonomi masyarakat India mengurangi kepedulian terhadap hewan sakral

3. Yahudi - menghindari tzaar baalei - ritual kapparot

cliayinz - produksi foie gras

4. Nasrani - ajaran berlaku kasih sayailg - anggapan hewan tidak terhadap hewan nlerasakan sakit

5. Islain - perintah berbuat baik - jarang menjadi topik aktual kepada hewan kajian-kajian

- larangan kejam terhadap

hewan

- berhati-hati dalam

mernanfaatkan hewan yang merupakan sentient beings

[image:38.521.64.473.272.762.2]
(39)

5.2 Perneliharaan Ternak dalarn Perspektif Hinduisme

Hinduisme mempakan sebuah istilah yang mencakup banyak ide berbeda meskipun saling berkaitan. Oleh karenanya tidak ada pandangan tunggal yang jelas tentang cara yang benar dalam memperlakukan h e ~ a n . ~ ~ Akan tetapi secara umum Hinduisme mengajarkan konsep ahimsa. Istilah ini bermakna tidak melakukan kekerasan dan tidak m e m b ~ n u h . ~ ~ " Berpedoman pada konsep ahimsa tersebut, masyarakat Hindu merawat hewan dengan baik.

Masyarakat Bali adalah masyarakat yang religius sehingga pemeliharaan hewan temak dan pemanfaatannya tidak jauh dari tradisi persembahan. Untuk menghormati dewata, umat Hindu melakukan persembahan. Dalam adat Bali persembahan upaliara ini disebut beba~zten. Bebanten biasanya diwujudkan dengan:4"

- Afarlriga, yaitu bahan yang berasal dari telur atau binatang yang

nienetas dari telur. Rinatang-binatangnya adalah ayam, angsa, itik, dsb.

- h4uhaya. yaitu makhluk hidup dari berbagai jenis binatang (sanva

\i~ewalungan) pada umumnya binatang yang berkaki empat. Hewan- he~van dalarn golongm ini misalnya babi, kambing, kerbau, sapi, dsb.

- A.lntrr~.a, yaitu material upakara (bebanten) yang terdiri dari berbagai

daun. bunga dan buali dari jenis tumbuhan tertentu.

Persembahan dengan hewan lazin~nya ditujukan kepada Dhuta Kula yang menyukai darah dan dag111g "'" sebagai simbol kekuatan negatif." I a n tetapi

j i n a yang terkurung dalam raga hewan persembahan tersebut diharapkan akan mendapatkan kamla dalam perputaran reinkamasi bempa kelahirannya dalam status yang lebih tinggi. Oleh karenanya persembahan dengan bewan selalu diawali dengaii mantra-mantra doa dan sesaji agar hewan terlahir dengan status yang Ichih tinggi di kehidupan s e l a n j u t ~ i ~ a . ~ ~

Masyarakat Hindu di Bali mempunyai tradisi sabung ayanl yang dikenal dengan nama Tuhulz Ruh. Ritual ini diselenggarakan satu hari sebelum hari raya

(40)
[image:40.514.36.460.38.649.2]

Masalah ekonomi di masyarakat Hiidu di India menyebabkan masalah kesejahteraan hewan semakin k ~ m ~ l e k s ? ~ ~ ~ ~ Kepedulian masyarakat terhadap hewan sakral menurun seiring menurunnya tingkat kemampuan ekonomi. Keterbatasan ekonomi masyarakat menyebabkan hewan suci terlantar karena tidak ada yang mampu m e r a ~ a t n ~ a . ~ ~ Sebuah perkampungan dengan masyarakat yang miskin dan daerah yang kurang subur akan berimbas pada hewan yang k e l a p m , apalagi jika terjadi populasi sapi yang melebii ketersediaan pakan.

Gambar 3 Upacara ritual Tabuh Rah oleh masyarakat Hindu Bali.

(Sumber: htto://blo~.baliwww.~om/index.~h~?tag=bhuta-vadnva)

Gambar 4 Sapi yang disakralkan di India. A. Perjalanan menuju penyembelii.

B. Sebagian yang tidak tahan kondisi lingkungan. (Sumber:

http://tedeboy.tripod.com/drmichaelwfox/)

(41)
(42)

umur 3 bulan untuk dikonsumsi hatinya Hati angsa yang demikian disetujui dan

umum dikenal sebagai bahan makanan kosher.71 Mengutip pemyataan Rabbi

Elyashiv bahwa halacha memperbolehkan hewan menderita jika memang menghasilkan keuntungan yang jelas bagi manusia," maka Yahudi memperbolehkan factory farming.

Gambar 5 Tradisi Kapparot: memindahkan dosa seseorang ke ayam. (Sumber: htb://upc-online.ordwinter06/kapparot.html)

5.4 Pemetiaraan Ternak dalam Perspektif Nasrani

Pemeliharaan hewan (temak) dalam ajaran Nasrani secara umum harus dilakukan dengan kasih sayang. Namun dalam mewujudkan terpenuhinya five freedoms, kita tidak dapat mewujudkanfreedom from pain seandainya rasa sakit

itu tidak disandangkan kepada hewan. Hal tersebut dikarenakan oleh para pemikir Nasrani yang mempunyai pendapat berbeda-beda dalam hal kemampuan hewan merasakan sakit. Pendapat ekstrirn diantaranya menganggap bahwa hewan tidak merasakan sakit. Dalam pendapat ini, meskipun hewan terlihat seperti merasakan sakit, tetapi mereka tidak mederita. Pendapat selanjutnya membedakan sakit dan derita. Penderitaan lebih kompleks daripada sakit. Hanya manusia yang dapat menderita karena Namun dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan telah memberikan masukan untuk mengubah pandangan tersebut, meskipun ttentu saja massih ada sisa-sisa penganut paham tersebut.

Injil di banyak pasalnya memperbolehkan persembahan hewan, hal ini

(43)

dikisahkan dalam Injil Perjanjian Lama h a s berhati-hati dalam menjalankannya agar tetap memperhatikan kesejahteraan hewan. Hal ini tertuang dalam Keluaran 12:6 "Kamu harus tnengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jenlaah Israel yang berkumpul, hams menyembelihnya pada waktu s e ~ t j a . " ~ ~ Hewan yang dikurung dalam waktu cukup lama tidak mendapat cukup ruang bebas untuk menunjukkan perilaku normalnya. Oleh karenanya pengertian pengurungan hewan dapat diperluas sehingga dapat menjamin kesejahteraan hewan kurban.

Afiliasi agama Nasrani kurang baik dalam mendukung kesejahteraan hewan. Oleh karena itu afiliasi agama perlu ditingkatkan. Hasil penelitian videras12 yang menunjukkan bahwa perhatian penduduk Florida (Amerika) terhadap kesejahteraan hewan lebih cenderung karena alasan politik dan sosial ekonomi daripada pertimbangari ajaran agama mereka. Dalam penelitian tersebut kebanyakan responden adalah penganut Katolik.

5.5 Pemeliharaan Ternak dalam Perspektif Islam

Islam msngajarkan manusia untuk memiliki rasa kasih sayang terhadap hewan. Rasul mencladankan kepada umatnya urltuk menunjukkan perilaku yang baik terhadap he\\san. Hadits Nabi menyebutkan bahwa beliau bersabda,

"T~rk~rtlali kepacltr Alltrlr dcrlrrrri rrienielilrcrrrr biriatarig-biiratarig j.arrg trrk dapor hicrrrtr irii. Tzrrrggt~r~gil~rl~ nierektr rler~gctri hriik, darr berilah rnakarl detigcrrt ~.airg htrrk p~~lr."'2 M211usia ~ d a k dapat berbicara dengan hewan. Namun seperti ungkapan Bentham vans menjadi permasalahan bukanlah "Dapatkah mereka berbicara?', "Dapatkah mereka berunding?", tetapi "Dapatkah mereka ~nenderita?"~' Mereka melnang tak dapat bicara, tetapi bukan berarti mereka tidak dapat merasakan sakit. Manusia dengan keterbatasan pengetahuan dan komunikasi hewan, berpeluang besar memperlakukan hewan secara tidak sejahtera.

(44)

"Hindarilah menjadikarz punggung-punggurzg binatang piaraanmu sebagai mimbar. Sebab Allah swt menaklukhn bagi kalian adalah agar kalian dapat rnerzcapai daerah yarzg sulit dicapai kecuali dengan memayahkan diri. Dan dia telah menciptakarz bttnzi urztuk kalian, rnalca penuhilah kebutuharz kaliarz di a t a ~ n ~ a . " ' ~ Meskipun diakui hewan memiliki beberapa hak seperti manusia, mereka bukanlah manusia, akan tetapi hewan juga tidak seperti mesin yang tidak merasakan apa pun.I5

Tinjauan konsep Five Freedorns dari ajaran Islam terkait kesejahteraan hewan adalah sebagai berikut:

a. Bebas d a r i Rasa L a p a r d a n Haus

Hewan di alam liar mendapatkan makanannya sendiri. Sejak hewan didomestikasi dan hewan teniak hidup bersarna manusia, maka terjadi perubahan perilaku hewan. Kebiasaan hewan untuk bebas mencari makan sendiri di a l a ~ n liar telah mereka tinggalkan. Kehidupan hewan menjadi di bawah kontrol manusia. Terlepas dari kerugian ekonomi akibat hewan menjadi k u n ~ s jika tidak diberi niakan atau minum, manusia memiliki kewajiban ulituk nieliiberi makan dan minum teniak yans dipeliharanya.

Seorang muslim wajib niemberikan nafkali kepada liewan piaranya berupa makanan dan minuliian !an3 dapat menopang h i d ~ ~ n y a . ' ~ Rizki Allah untuk heIvan ternak telah ditcntukan. Padany penggembalaan telah disediakan Allah dengan ditumbuhkan-Nya tanaman liijauan, " ... in!:( Karrti rlrrnbzthkail

derigarz air hz!jan itzr tananz-tartanzarz ymzg darirzya (dapat) rnnknri birzatarzg- birzatang terizak rrzereku dart nzereka serldiri

...

" (QS As Sajdah: 27).js Di ayat

lainnya disampaikan "Dan gztrz~trzg-g~nuizg diparzcarzgkan-Nya derzgarz teguh. (Sernzta itzc) ztnrzrk kesenangn~znzzt r(an ztrztt~k biizatnng-biizatang t e r ~ z a h u . " ~ ~

(45)

Meinberi makan atau minum hewan adalah perbuatan baik dalam ajaran Islam. Kebalikannya, menahan nafkah hewan adalah perbuatan sangat berdosa. Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki yang melintasi sebuah jalan. Tiba-tiba ia merasa sangat haus, lalu menemukan sebuah sumur. Ia menuruninya untuk (mengambil air) minum. Selesai minum, ia keluar. Tatkala ia telah keluar, ia menjumpai seekor anjing yang menjulurkan-julurkan lidahnya sambil mencium tanah karena kehausan. Orang itu bergumam dalam hati: "Kasihan, anjing ini benar-benar kehausan seperti yaizg baru saja meitinpa diriku." Kemudian ia kembali menuruni sumur itu dan mengisi penuh sepatunya dengan air. Ia gigit sepatu itu hingga sampai lagi di tempat (anjing berada). Lalu ia meminumkamya kepada anjing itu. Allah s1t.r. mengucapkan terimakasih kepadanya dan mengampuni dosa- dosanya. Para sahabat bertanya: "E'ahai rasztl, apakah kami juga akan n1e171perolel1 pahala kar-ena (rileilololtg) birzataizg?BeIiau menjawab;

"Seriap birlatallg yarlg rilenzilihi jarlru~lg basalz (hidup) aka11 n~endarar~gkan pr~l~ala."72~74 Kisah serupa yang membenarkan ajaran tersebut adalah

dikisahkan bahna konon ada seekor anjing yang berputar-putar di sekeliling sebuah sumur pang hamper mati karena kehausan, tiba-tiba seeorang wanita tuna susila dari Bani lsrail nielihatnya. lalu ia nielepaskan sepatunya untuk mengambil air yans kemodian diminumkannya kepada anjing tersebut. Karena arnalnya itulah kemudian Allah swr. berkenan mengampuninya.7" Sedangkan kisah yang menahan nafkah hewan piaraan, dikisahkan seorang wanita yang disiksa karena seekor kucing yang dikuningnya sanlpai mati. Hanya karena kucing itu ia masuk neraka. Sebab tatkala ia mengurungnya, ia tidak memberinya makan dan minum. Ia juga tidak mau melepaskamya

7 74.75

untuk mencari makanan dari serangga dan tumbuh-tumbuhan.'~.

(46)

mengurangi asupan anakan. Hal ini menguntungkan bagi petemak juga karena selain mendapatkan susu, temalcnya juga tumbuh dengan baik.

b. Bebas dari Ketidaknyamanan

Dalam Islam diajarkan untuk menempatkan hewan senyaman mungkin (tidak menempatkan hewan di daerah yang panas tanpa peneduh dan dipancang sehingga tidak memungkinkan hewan mencari ternpat yang menurutnya nyaman). Hadits yang berkaitan, diliwayatkan "Rasulullah saw keluar untuk nternenuhi suatu keperluan. Kentudian beliau meliltat seekor unta yang diderurnkan di depan pintu rnasjid sejak siarzg hari. Namun sore harinya beliau melihatnya nzasih dalant keadaan yang santa. Melihat keadaan ini, beliatl bertanya: 'Di nla~iakalz pernilik unta irzi? Cari dia.' Terizyata tidak a&, lalu beliau bersabda: 'Bertaq~vaalak kepada Allah dalant (ine~nelihara) binatarzg ini. Turzggai~gilah dalant keadaait baik dait dalarn keadaan genzuk. ' Saat it11 beliau seperti bar-21 saja mnrah" (HR Ibnu Hibban

dan Imam /.hmad).j2

Perkandangan akan melindu~~gi hewan dari cuaca buruk dan lingkuugan yalig beruhah secara cepat. Perkandangan yang baik akan menyediakan kenyarnanan bagi hewan karena menjaga kestabilan suhu dan kelembaban pada tingkat yang sesuai (corlfortable zo~ie).'~ Di dalam A1 Quran dicontolikan bah\va pengelolaan temak yanx baik perlu mengandangkannya dan menggembalakannya. Ini tenliaktub dalani QS An Nahl: 6 sebagai berikut, "Dan padanjja kanz~r nzemnperoleh panrlangari yang iizdalt padanyo ketika karntc rrte~~tba~vc~itycr kenzbali ke karzda~ig dan ketika kanzu nzelepaska~t~zya ke ter?zpatpe~zggernbalaa~z."~~

c. Bebas dari Rasa Sakit, LukaICedera dan Penyakit

(47)

Penyakit produksi mungkin muncul pada hewan di petemakan. Namun Islanl mengajarkan supaya berhati-hati dalam memelihara hewan. Peinanfaatan hewan untuk hekerja hams dalam keadaan sehat dan dikembalikan ke tempat pemeliharaannya dalam keadaan yang baik juga. Oleh karenanya pemanfaatan hewan dalam Islam tidak boleh melebihi kapasitas kerjanya. Perlakuan tersebut merusak hewan karena sangat memungkinkan hewan menderita luka dan cedera. "Saya melihat Umar ibn

Katlzthab l~le~nukul tukarzg unta sanzbil berkata: 'Mengapa engkau

nzernbebani uiztamu de~zgan beban yang tidak sanggup dipikulnya?"' (HR Ibn ~ a ' a d ) . ~ ~ Selain menjadikan hewan tidak produktif, cedera mungkin juga nienambah biaya perawatan. Ini justru sangat merugikan petemak dan bagi hewan akan berimbas berkurangnya kesejahteraan. Diriwayatkan tentang sahabat lain, Abu Darda' yang mempunyai seekor unta bemama Damun. Apabila ada orang yang menyewanya, maka ia berpesan, "Janganlah engkazr nnrati hirtatang ini kecrmli sekian. Sebab dia tidak kuat nzengallgkut yang lebilt bcrnt dari irrr." Tatkala binatang itu mati, "Wahai Danztrrt, jaitgalllah kclrrk err,qkori nrc~i,q,y:.r~,qc~t . s r ! l ~ r di hndopan T ~ ~ h n n sflJ.n, sehoh sr0.n ritlrrk

pe~-nrrlr r~~errrbebani krrrtlrr, keclmli apa yang ertgkarr nznr~zpu" (HR Abu Hasan Akhimimi~." Dencan analogi yang sama. Islam telah ,emolak pemanfaatan he\\.an dalam f ; t c r o ~ ~ ~ f ; ~ r ~ ~ ~ i n g yang menitik beratkan keuntungan petemak seniata talipa mempzrhatikan kesejaliteraan hewan.

Hewan hams selalu dipantau dalam ha1 kesehatannya. Hewan juga perlu diistirahatkan seandainya perlu. Sedangkan sahabat Umar ibn Abdulaziz diriwayatkan bahwa in menzpzi~zyai seorangpelayan yang ~rzeizgurzisi bighalnya (sejenis kelerini). Iu nzen~berirzya rrpah satu dirham setiap hari~zya. Szratu hari ia nze~nbcar-inyu sntlr setengah dirham. Kernzrdian ia berkata: "Tidaklah jelas bagifnu (nrakszrd scya irri)?'' Pelayan ~ne~zjawab: "nzzazgkin kare~za bararzg- hararzg dagarzgan .in& lahr keras?" "Bzlkan karerza ittr, tapi karerza kanzu rela11 nrenibebarii bigIra1 itzc dengan bebarz yarzg terlalu berat sehingga ia Icepayahan. Kar-enn it11 istirahatkaiz ia selanza t i p hari. "(HR ~ k h m a d ) ~ '

(48)

menganjurkan untuk memilihkan padang gembalaan yang layak seandainya mungkin. Dalam sebuah riwayat, Bahwasanya ibn Umar ~nelihat seorang penggembala kambing di tenpat yang menjijikkan. Padahal beliau nzelihat tenzpat yang lebih layak. Oleh karena itu beliau marah: "Celaka kamu, wahai penggenzbala kambing. Pindahkarz kanzbingmu itu, sebab saya pernah

mendengar Rasulullah saw bersabda: 'Setiap penggembala (genzimpi~z) akan dinzintai pertangguizgjawaban. '"(KR Ahmad) j2

Penyakit menular mudah mewabah. Kerugian akibatnya sangat besar, apalagi jika bersifat zoonotik. Tindakan biosekuriti perlu diterapkan untuk melindungi temak dan manusia disekitamya. Tindakan semacam ini telah dianjurkan ole11 Muhammad smv. dalam haditsnya "Dar-i Usa~nah ra. dari riabi sou. .. belinlr bersnbda: 'Apabila kaliari nieiideiigar ark1 tha'lrrl (penyakit iiierinlnr) pa& szrntzr riegeri. ritnka janganlah kalian rrzeinasuki negeri itu. Darz rrpabila perzyakit ifzi nielarida suati~ negeri, seda~zgka~i kaliari a h di saila, riiaka jariganlah kalian kelirar h r i riegeri itzr. "' (HR Bukhari dan ~ u s l i m ) . ~ '

Tindakan tersebut harus secepatnya dilakukan mengingat kemajuan alat transportasi menipermudah mobilisasi manusia dan h m a n , baik dalam ha1 kecepatan dan jangkauan wilayaluiya.

Berbua~ aniaya terhadap he\van jusa dilar.lny Rasulullah, apalagi membahayakannya han!.a untuk kesenangan (kurang bemlanfaat).

(49)

d. Bebas untuk Menunjukkau Perilaku Normal

Umat muslim diajarkan manajemen petemakan ineskipun tidak terperinci. Allah memerintahkan manusia untuk menggembalakan temaknya,

". .

.datz ge~nbalakanlah bitlatang-bittatangwtu..

."

(QS Ta Ha: 54)." Penggembalaan memungkinkan hewan mendapat mang dan suasana yang mendukung ekspresi perilaku normal. Perilaku ini misalnya perilaku mandi debu, perilaku agonistic, perilaku bermain, eksplorasi, dan perilaku ~eksual.""~ Dalam padang penggembalaan, temak dapat berinteraksi, bersosial dan bermain dengan kawanannya. Kondisi bemain, bagi temak adalah untuk mendapatkan eustress (stress dengan perasaan senang).

He\van tidak sembarangan dalam mencari makanan mereka. Temak ~nemiliki perilaku untuk memilih sesuatu yang d i ~ u k a i n ~ a . ~ ~ Dari padang gambalaan, temak juga dapat memilih pakan hijauan yang disukainya. Penggembalaan temak di masa kin

Gambar

Tabel 1 Pandangan agama-agama terhadap relasi manusia-Ile\iran @eluang dan
Tabel 2 Pedoman agama-agama dalam pemeliharaan hewan temak (peluang dan
Gambar 3 Upacara ritual Tabuh Rah oleh masyarakat Hindu Bali.
Tabel 3 Pedoman agama-agama dalam penyembelihan hewan (peluang dan

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi prinsif psikrometri pada instalasi di industry adalah penggunaanya pada menara pendingin untuk mendinginkan air panas dari keluar condenser dari

Iklan Baris Iklan Baris TEMPAT USAHA VW TANAH DIJUAL Serba Serbi. ADA SEWA Alamat Ktr, Call Han- dling, Fully Furnised, Free

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan kedisiplinan pengumpulan tugas dengan menggunakan aplikasi Google Classroom pada siswa kelas IVB SD

Sebagai upaya Uni Eropa untuk mengurangi biaya dan lebih fokus pada inovasi, maka peluang pun muncul bagi Negara Berkembang untuk memproduksinya dengan jalinan kerjasama

Gatal di vagina merupakan gangguan dari kesehatan alat reproduksi yang sering di alami wanita yang penyebabnya sebagian besar disebabkan oleh adanya infeksi jamur dan infeksi

Hal ini dimaksud agar apa yang menjadi cita-cita pembangunan dapat tercapai yakni memberikan hidup sejahtera kepada semua masyarakat, demikian pula halnya dengan

Dengan memahami petunjuk, siswa dapat menjelaskan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah tentang menjaga kebersihan di lingkungan rumah dengan tepat.

Lecturers of the English Department of Widya Mandala Catholic University Surabaya for their teaching and guidance during the writer ’s study there, and all the