• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Dermatofita dan Superinfeksi Bakteri pada Tinea Pedis di RSUP H.Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Dermatofita dan Superinfeksi Bakteri pada Tinea Pedis di RSUP H.Adam Malik Medan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI DERMATOFITA DAN SUPERINFEKSI BAKTERI PADA TINEA PEDIS DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

E. Heriawati Sitepu, Kamaliah Muis,Imam Budi Putra

Departemen/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara RSUP H. Adam Malik Medan-Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang: Tinea pedis adalah infeksi dermatofita pada kaki terutama mengenai sela jari kaki dan telapak kaki. Gambaran klinis tinea pedis terdiri dari empat bentuk yaitu tipe interdigitalis, hiperkeratotik kronik, vesikobulosa, ulseratif akut atau kombinasi. Tinea pedis terutama tipe interdigitalis sering melibatkan superinfeksi bakteri, awalnya bakteri Gram positif tetapi bakteri Gram negatif dapat juga terlibat. Pada keadaan infeksi yang berat, jamur semakin sulit ditemukan, sebaliknya bakteri semakin mudah ditemukan, sehingga diperlukan pemeriksaan kultur jamur dan juga kultur bakteri disertai tes sensitivitas antibiotika.

Tujuan: Untuk mengetahui gambaran spesies dermatofita dan superinfeksi bakteri pada tinea pedis di RSUP H. Adam Malik Medan

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan rancangan potong lintang. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Subjek penelitian ini mengikutsertakan sebanyak 45 subjek dengan tinea pedis yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pada subjek dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan dermatologis dan pengambilan spesimen kerokan kulit dan apusan pada daerah kaki. Pada spesimen dilakukan pemeriksaan mikroskopik langsung dengan menggunakan KOH dari kerokan kulit. Bila hasil KOH positif, dilanjutkan dengan pemeriksaan kultur jamur dan dan kultur bakteri. Hasil: Jumlah subjek yang menderita tinea pedis tidak jauh berbeda antara laki-laki (48,9%) dan perempuan (51,1%), Subjek dengan tinea pedis terbanyak adalah pada kelompok usia 37-46 tahun (28,9 %), pendidikan tamat SD (37,8%), dan pekerjaan pembantu rumah tangga (22,2%).Gambaran klinis tinea pedis terbanyak adalah tipe interdigitalis sebanyak 40 kasus (88,9 %). Dermatofita terbanyak ditemukan adalah T. mentagrophytes sebesar 44,4%, diikuti T. rubrum, E. floccosum dan T. violaceum. Superinfeksi bakteri yang terbanyak ditemukan adalah S.aureus sebesar 30,8%, selain itu juga ditemukan B.subtilis, S.epidermidis, K.oxytoca, K.pneumoniae, E.coli, P. vulgaris.

Kesimpulan: Dermatofita terbanyak didapat adalah T.mentagrophytes diikuti T.rubrum dan superinfeksi bakteri terbanyak terlibat adalah S.aureus.

Kata kunci : tinea pedis, dermatofita, superinfeksi bakteri

(2)

IDENTIFICATION OF DERMATOPHYTES AND BACTERIAL SUPERINFECTION IN TINEA PEDIS AT H. ADAM MALIK GENERAL HOSPITAL MEDAN

E. Heriawati Sitepu,Imam Budi Putra, Kamaliah Muis Department of Dermatovenereology Faculty of Medicine,

University Sumatera Utara, H.Adam Malik General Hospital Medan-Indonesia

ABSTRACT

Background: Tinea pedis is a dermatophyte infection of the feet, especially the toes and soles of the feet. The clinical features of tinea pedis consists of four forms. They are interdigitalis, chronic hyperkeratotic, vesicobullous, acute ulcerative or combination. Tinea pedis mainly interdigitalis form often involved bacterial superinfection, initially Gram-positive bacteria, but Gram-negative bacteria may also be involved. In a state of severe infection, the fungus is getting hard to find, otherwise the bacteria were easier to find, so it is necessary to do fungal and bacterial culture with antibiotic sensitivity tests.

Objective: To determine dermatophyte species and bacterial superinfection in tinea pedis at H.Adam Malik General Hospital Medan.

Methods: This study is a descriptive observational with cross sectional design. The results of the study are presented in the form of frequency distribution table. These research involved 45 subjects with tinea pedis who met the inclusion and exclusion criteria. We conducted anamnesis, dermatologic examination and collection of samples that were skin scrapings and smears on the lesion. The samples then examined on microscopic directly by using KOH. When KOH result was positive, it followed by fungal and bacterial culture.

Results: The number of subjects who suffer from tinea pedis is not much different

between men (48.9%) and women (51.1%).The highest prevalence was in age

group 37-46 years (28,9%), mostly graduated from elementary school (40%) and mostly housekeepers (22.5%), with the most prevalence type was interdigitale by 40 cases (88.9%). Dermatophytes T. mentagrophytes were most found by 44.4%, followed by T. rubrum, E. floccosum and T. violaceum. Bacterial superinfection were mostly involved S.aureus by 30,8%, but B. subtilis, S.epidermidis, K.oxytoca, K.pneumoniae, E. coli, P. vulgaris were also found.

Conclusion: Dermatophytes T. mentagrophytes were most found followed by T. rubrum. Bacterial superinfection S.aureus were mostly involved.

Keywords: tinea pedis, dermatophytes, bacterial superinfection

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Income Over Feed and Chick Cost berpengaruh nyata antar perlakuan karena meskipun bobot potong yang diperoleh selama penelitian tidak berbeda nyata tetapi

Pemain boleh menggunakan semua kemahiran asas sepak takraw seperti sepak sila, sepak kuda, tandukan, rejaman dan hadangan dalam permainan ini namun hanya sepakan

Sehingga dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian untuk merancang jaringan akses fiber to the home (FTTH) melalui saluran pencatu bawah tanah (SPBT) atau yang

Dormansi pada benih dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim, bahkan sampai beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman dan tipe dari dormansinya (Sutopo, 2012). Dormansi

Selain itu PDAM juga dapat membandingkan jumlah air yang dikeluarkan dengan air yang diterima oleh pelanggan, dengan tujuan untuk mengantisipasi tindak pencurian air

Dari ketiga item tersebut item yang memberikan kontribusi terbesar terhadap mencerminkan indikator hasil pekerjaan (Y.1.2) adalah item karyawan dapat melaksanakan

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai perlakuan pematahan dormansi pada benih kopi Arabika (Coffea arabica L.) dengan lama pemanasan

Hasil yang diperoleh dengan menggunakan XRD dan SEM menunjukan bahwa semakin lama waktu pengadukan semakin kecil ukuran kristalit maupun partikel serbuk paduan