• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Sistem Tanam Jajar Legowo Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Sistem Tanam Jajar Legowo Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Padi Sawah (Oryza Sativa L.)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Adapun klasifikasi tanaman padi sebagai berikut Kingdom: Plantae;

Divisio : Spermatophyta ; Subdivisio : Angiospermae ; Class:

Monocotyledoneae ; Ordo : Poales ; Family : Poaceae ; Genus : Oryza ;

Species : Oryza sativa L. (Luh, 1980).

Akar tanaman padi memiliki sistem perakaran serabut. Ada dua macam

sistem perakaran yaitu : Akar seminal yang tumbuh dari akar primer radikula

sewaktu berkecambah dan bersifat sementara. Akar adventif sekunder yang

bercabang dan tumbuh dari buku batang muda bagian bawah. Menurut Yoshida

(1981) dalam Makarim danSuharti (2009) menyatakan bahwa akar tanaman padi

selain berperan secara fisik, juga berperan dalam berbagai proses kimia, biokimia

dan biologi di lingkungan tanaman. Akar tanaman padi juga berperan dalam

proses penyerapan unsur hara dan mineral didalam tanah.

Batang tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk dalam tumbuhan golongan graminae yang di tandai dengan batang yang tersusun dari beberapa

ruas. Pada tiap ruas tanaman padi tidak sama panjangnya dan ditutupi oleh buku

buku daun. Pada buku bagian batang bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yang

membalut ruas sampai buku bagian atas (Siregar, 1981).

Tanaman yang termasuk jenis rumput-rumputan memiliki daun yang

berbeda-beda baik dari segi bentuk maupun susunan atau bgian-bagiannya. Setiap

tanaman memiliki daun yang khas. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan

daun telinga. Adapun bagian-bagian daun padi yaitu : 1.Helaian padi terletak pada

(2)

padi tergantung varietas yang bersangkutan. 2. Pelepah padi merupakan bagian

daun yang menyelubungi batang. Pelepah daun berfungsi memberi dukungan pada

bagian ruas yang jaringannya lunak. 3. Lidah daun terletak pada perbatasan antara

helai daun (left blade) dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda tergantung varietas padi yang ditanam. Warnanya juga berbeda-beda tergantung pada varietas

padi (Mubaroq, 2013).

Padi juga memiliki daun bendera, daun bendera adalah tiga daun teratas

yang letaknya dekat dengan malai padi. Morfologi daun bendera sangat

berpengaruh terhadap daya hasil, kualitas biji dan produksi. Beberapa karakter

morfologi daun bendera seperti ukuran dan bentuk daun bendera dianggap

berperan penting dalam menentukan kapasitas penyimpanan dan pendistribusian

hasil fotosintesis. Karakteristik daun bendera pada padi bervariasi berdasarkan

panjang, lebar dan jumlah kandungan klorofil, tergantung pada sitem genetika yng

dimiliki oleh varietas tanaman padi tersebut (Karim, 2014).

Bunga padi yang tumbuh secara keseluruhan disebut dengan malai. Malai

terdiri dari 8–10 buku yang menghasilkan cabang–cabang primer selanjutnya

menghasilkan cabang–cabang sekunder. Dari buku pangkal malai pada umumnya

akan muncul hanya satu cabang primer, tetapi dalam keadaan tertentu buku

tersebut dapat menghasilkan 2–3 cabang primer (Siregar, 1981).

Gabah terdiri atas biji yang terbungkus oleh sekam. Biji yang sehari-hari

dikenal dengan nama beras pecah kulit adalah karyopsis yang terdiri atas janin

(embrio) dan endosperma yang diselimuti oleh lapisan aleuron kemudian tegmen

dan lapisan terluar disebut perikarp. Dalam jenis-jenis japonika, sekam terdiri atas

(3)

jenis-jenis indika, sekam dibentuk oleh palea, lemma mandul dan rakhilia.

Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan bagian tanaman dimana gabah itu

lepas atau rontok (Makarim dan Suhartatik, 2009).

Syarat Tumbuh

Pertumbuhan dan produksi tanaman padi umumnya sangat dipengaruhi

oleh iklim dan tanah adalah sebagai berikut.

Iklim

Tanaman padi tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45° LU sampai

dengan 45° LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan

empat bulan. rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau

1500-2000 mm/tahun (Karim, 2014).

Pada lahan basah (sawah irigasi), curah hujan bukan merupakan faktor

pembatas tanaman padi, tetapi pada lahan kering tanaman padi membutuhkan

curah hujan yang optimum >1.600 mm/tahun. Bulan basah adalah bulan yang

mempunyai curah hujan >200 mm dan tersebar secara normal atau setiap minggu

ada turun hujan sehingga tidak menyebabkan tanaman stress karena kekeringan.

(Pujiharti et al., 2008).

Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan

temperatur 22-27°C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan

temperatur 19-23°C. Selain itu tanaman padi juga memerlukan penyinaram

matahari penuh tanpa naungan. Pergerakan angin dapat membantu proses

penyerbukan dan pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan

(4)

Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang menpunyai

hijau daun merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini

menjadi bahan utama dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain

meningkatkan laju fotosintesis, peningkatan cahaya matahari biasanya

mempercepat proses pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya, penurunan

intensitas radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan tanaman. Jika

air cukup maka pertumbuhan dan produksi padi hampir seluruhnya ditentukan

oleh suhu dan radiasi matahari. Tanaman yang dipanen buah atau bijinya akan

tumbuh dengan baik pada intensitas radiasi matahari yang tinggi (Arifin, 2011).

Tanah

Padi sawah menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan

18-22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan

mengubah pH tanah menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan

pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah

sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah

sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang

memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus (Suharno, 2005).

Tanah yang baik untuk pertumbuhan padi adalah tanah sawah yang

kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan

diperlukan air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik

pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya 18–22 cm dengan pH 4,0–7,0

(Ristek, 2000).

Tanah yang baik untuk areal persawahan ialah tanah yang mampu

(5)

tanaman padi sangat ditentukan beberapa faktor, yaitu posisi topografi yang

berkaitan dengan kondisi hidrologi, porositas tanah yang rendah dan tingkat

kemasaman tanah yang netral, sumber air alam dan kondisi alam oleh kegiatan

manusia (Karim, 2014).

Pada tanah aerobik, oksigen dari udara cukup tersedia untuk memenuhi

aktivitas mikroba dan tanaman. Tanaman padi mampu memanfaatkan kondisi

tanah tergenang karena akarnya memperoleh oksigen dari udara melalui jaringan

aerenkhima dan rongga udara dalam batang tanaman. Dalam keadaan tergenang,

mikroba anaerobik menjadi aktif, bahan organik melapuk lebih lambat dan kurang

sempurna dibandingkan dengan tanah kering atau tanah yang bersifat aerobik

(Setyorini, 2005).

Sistem Tanam Jajar Legowo

Jajar legowo berasal dari bahasa jawa yang terdiri dari kata “Lego” yang

berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang. Pada prinsipnya sistem tanam jajar

legowo adalah meningkatkan produksi dengan cara mengatur jarak tanam. Selain

itu sistem tanam tersebut juga memanpulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah

tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti yang

diketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih

tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik hal ini disebabkan karena tanaman

tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak

(Departemen Pertanian, 2014).

Sistem tanam jajar legowo pada barisan tanaman terluar memberikan

ruang tumbuh yang lebih lebar. Dengan sistem tanam ini, mampu memberikan

(6)

Selain itu, upaya penanggulangan gulma dan pemupukan dapat dilakukan dengan

lebih mudah (Abdulrachman et al., 2013).

Penerapan sistem tanam jajar legowo akan memberikan hasil maksimal

dengan memperhatikan arah barisan tanaman dan arah datangnya sinar matahari.

Lajur barisan tanaman dibuat menghadap ke arah matahari terbit agar seluruh

barisan tanaman pinggir dapat memperoleh intensitas sinar matahari yang

optimum, dengan demikian tidak ada barisan tanaman terutama tanaman pinggir

yang terhalangi oleh tanaman lain dalam mendapatkan sinar matahari untuk dapat

melakukan proses fotosintesis (Saeroji, 2013).

Ada beberapa sistem tanam jajar legowo, diantaranya adalah sistem

tanaman jajar legowo 2 : 1, dimana setiap dua baris diselingi satu barisan kosong

dengan lebar dua kali jarak antar barisan. Namun jarak tanam pada barisan pinggir

yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan. sistem

tanam 3 : 1, yaitu setiap 3 baris tanaman padi diselingi satu barisan kosong

dengan lebar dua kali jarak antar barisan. Jarak tanam tanaman padi yang

dipinggir dirapatkan dua kali dengan jarak tanam yang ditengah. Sistem jajar

legowo 4:1 yaitu, setiap empat baris tanaman diselingi satu barisan kosong dengan

lebar dua kali jarak antar barisan, dengan jarak tanaman yang dipinggir setengah

jarak tanam yang ditengah. Begitu pula dengan sistem jajar legowo 5:1, 6:1 dan

lain lainnya (Departemen Pertanian, 2014).

Manfaat tanam jajar legowo adalah (1) populasi tanaman padi meningkat

sekitar 24% dari pada tanaman tegel. (2) Meningkatkan produksi 12 – 22 %. (3)

(7)

Mengurangi tingkat serangan hama dan penyakit. (5) Memudahkan perawatan;

penyiangan, pemupukan dan penyemprotan pestisida/fungisida (BPTP, 2013).

Maksud dan tujuan penerapan sistem Jajar legowo, di antaranya adalah

(1) Memanfaatkan radiasi matahari pada tanaman yang terletak di pinggir petakan

sehingga diharapkan seluruh pertanaman memperoleh efek pinggir (border effect). (2) Memanfaatkan efek turbulensi udara yang bila dikombinasikan dengan sistem

pengairan basah-kering berselang maka dapat mengangkat asam-asam organik

tanah yang berbahaya bagi tanaman dari bagian bawah ke bagian atas (menguap).

(3) Meningkatkan kandungan karbon dioksida (CO2

Penerapan teknologi sistem Jajar Legowo (Jarwo) harus diiringi dengan

penerapan umur bibit muda (<21 hari) serta jumlah bibit yang ditanam tidak lebih

dari 3 batang per rumpun (1-3 batang per lubang tanam). Dosis pemupukan yang

diberikan haruslah disesuaikan dengan jarak tanam yang dipergunakan, semakin

banyak populasi tanaman maka semakin banyak dosis pupuk yang diberikan

(Ishaq, 2012).

) dan hasil fotosintesis

tanaman. (4) Memudahkan dalam pemupukan dan pengendalian tikus dan (5)

Meningkatkan populasi tanaman per satuan luas (Ishaq, 2012).

Ini disebabkan karena jarak tanam menunjukkan perbedaan, jika jarak

tanam yang dipakai semakin lebar, maka akan menghasilkan jumlah anakan yang

lebih banyak jumlah anakan akan maksimal apabila tanaman memiliki sifat

genetik yang baik ditambah dengan keadaan lingkungan yang menguntungkan

atau sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jumlah anakan

maksimum juga ditentukan oleh jarak tanam sebab jarak tanam menentukan

(8)

yang lebar persaingan sinar matahari dan unsur hara sangat sedikit dibanding

dengan jarak tanam yang rapat. Anakan produktif merupakan anakan yang

berkembang lebih lanjut dan menghasilkan malai. Pada tanaman padi potensi

pembentukan anakan produktif terlihat dari jumlah anakan, tetapi tidak selamanya

demikian karena pembentukan anakan dipengaruhi oleh lingkungannya

(Husna, 2010).

Hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sistem tanam memberikan

pengaruh yang nyata terhadap jumlah anakan produktif. Hal ini terlihat dari

masing-masing perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata. Anakan produktif

yang dihasilkan merupakan gambaran dari jumlah anakan maksimum yang

dihasilkan sebelumnya. Menurut Kuswara dan Alik (2003) jumlah anakan

maksimum akan berpengaruh terhadap jumlah anakan produktif yang selanjutnya

akan mempengaruhi hasil produksi.

Tanaman yang mendapat efek samping, menjadikan tanaman mampu

memanfaatkan faktor-faktor tumbuh yang tersedia seperti cahaya matahari, air dan

CO2 dengan lebih baik untuk pertumbuhan dan pembentukan hasil karena

kompetisi yang terjadi relatif kecil (Wahyuni et al., 2004).

Diraatmaja (2002) yang menyatakan bahwa dengan prinsip dasar

menjadikan semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir dan

diantara kelompok barisan tanaman padi terdapat lorong yang luas dan

memanjang sepanjang barisan menyebabkan sinar matahari lebih banyak masuk

(9)

baik, bulir yang dihasilkan lebih berisi (bernas) yang pada akhirnya hasilnya pun

lebih tinggi.

Sistem tanam legowo 2:1 akan menjadikan semua rumpun tanaman berada

pada bagian pinggir, dengan kata lain seolah-olah semua rumpun tanaman berada

di pinggir galengan sehingga semua tanaman mendapat efek samping dimana

tanaman yang mendapat efek samping panjang malainya lebih panjang dari

tanaman yang tidak mendapat efek samping. Hal ini dipengaruhi oleh faktor

lingkungan, sistem tanam memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah

anakan produktif. Hal ini terlihat dari masing-masing perlakuan menunjukkan

perbedaan yang nyata (Aribawa, 2012).

Varietas Padi Sawah

Penentuan jarak tanam juga dipengaruhi oleh varietas. Varietas tertentu

memiliki banyak sekali anakan, tetapi sebaliknya ada juga varietas yang memiliki

sangat sedikit jumlah anakan. Beberapa varietas yang banyak ditanam petani

tergolong memiliki banyak anakan. Namun demikian, ada juga varietas yang

beredar tergolong beranak sedikit atau sedang. Aturan umumnya, varietas yang

memiliki banyak anakan ditanam dengan jarak yang renggang, sebaliknya varietas

yang beranak sedikit ditanam dengan jarak yang rapat. Oleh karena itu, tidak ada

jarak tanam yang ideal untuk semua varietas, melainkan setiap varietas memiliki

jarak tanam idealnya tersendiri. Varietas juga berpengaruh terhadap komponen

hasil. Jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah bulir per malai dan

hasil padi adalah beberapa komponen hasil yang dipengaruhi oleh varietas

(10)

Secara umum, tanaman padi dibedakan dalam 3 jenis varietas : 1. Varietas

Padi Hibrida adalah varietas padi sekali tanam dan hasilnya akan maksimal bila

sekali ditanam. Tetapi bila keturunannya (benih) ditanam kembali maka hasilnya

akan berkurang. Contoh : Intani 1, 2, dll. 2. Varietas Padi Unggul adalah varietas

yang bisa berkali-kali ditanam dengan perlakuan yang baik. Hasil dari panen

varietas ini bisa dijadikan benih kembali. Contoh : Ciherang, Cibogo, dll. 3.

Varietas Padi Lokal adalah varietas padi yang sudah lama beradaptasi di daerah

tertentu sehingga varietas ini mempunyai karakteristik spesifik lokasi di daerah

tersebut (Siregar, 1981).

Adapun hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman padi sawah

diantaranya adalah 1. penggerek batang yang rentan kerusakan dari pembibitan

sampai pembentukan malai dan gejala kerusakan yang ditimbulkannya

mengakibatkan anakan coati yang disebut sundep pada tanaman stadia vegetatif,

beluk (malai hampa) pada tanaman stadia generatif, siklus hidupnya 40-70 hari

dan ambang ekonomi penggerek batang adalah 10% anakan terserang; 4

kelompok telur per rumpun (pada fase bunting); 2. wereng coklat menyukai

pertanaman yang dipupuk nitrogen tinggi dengan jarak tanam rapat, ambang

ekonomi hama ini adalah 15 ekor per rumpun dan siklus hidupnya 21-33 hari; 3.

Penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campesti-is pv oryzae dengan gejala penyakit berupa bercak berwarna kuning sampai putih berawal dari terbentuknya garis lebam berair pada bagian tepi daun;

4. penyakit Blast dapat menginfeksi tanaman padi pada semua stadia pertumbuhan, pada daun yaitu bercak berbentuk belah ketupat – lebar ditengah

(11)

berkembang menjadi berwarna abu-abu pada bagian tengahnya, bila infeksi terjadi

pada ruas batang dan leher malai (neck blast), akan merubah leher malai yang terinfeksi menjadi kehitam-hitaman dan patah, mirip gejala beluk oleh penggerek

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal Konsumen sudah diberikan waktu untuk menyampaikan pendapatnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan Konsumen tidak memberikan pendapatnya maka Pelaku Usaha Jasa

Secara positif, internet menjadi media baru dakwah Islam yang dapat mentransmisikan pesan ajaran Islam secara efektif, terbuka, mudah diakses, dan dengan daya jangkau yang luas

Pengolahan susu menjadi permen karamel dapat meningkatkan kualitas produk karamel susu namun pada penggunaan daun kelor dapat menurunkan presentase tingkat kesukaan

Emosi mempunyai peranan penting bagi kehidupan sehari-hari, adapun menurut Izzaty (2005:66) terdapat dua fungsi emosi pada anak usia dini, yaitu sebagai pendorong

Pada usia 5-6 tahun (kelompok B) anak berada dalam masa keemasan dalam perkembangannya, di usia tersebut sangat penting dalam mengembangkan kemampuan interaksi sosial.

Gum arab digunakan pada permen untuk mencegah melting/meleleh khususnya pada permen gum dengan kadar padatan terlarut yang tinggi, menjaga perisa dan aroma sehingga rasa permen

Perusahaan pada umumnya menginginkan produk yang buatnya dapat diterima dengan baik oleh konsumen dan mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan, akan tetapi

Pengujian pengaruh konsentrasi KCN terhadap pertumbuhan isolat bakteri LP3 dilakukan dengan cara menumbuhkan konsorsia tersebut pada media mineral yang mengandung KCN