• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian Berbagai Dosis Kompos Azolla (Azolla spp.)Terhadap Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberian Berbagai Dosis Kompos Azolla (Azolla spp.)Terhadap Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Tanaman bawang merah dalam klasifikasi tanaman termasuk dalam Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae;

Ordo: Liliales; Famili: Liliaceae; Genus: Allium; Species: Allium ascalonicum L. (Steenis et al., 1978).

Tanaman mempunyai akar serabut dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi berlapis

(Hervani et al., 2008).

Memiliki batang sejati atau disebut “discus” yang bentuknya seperti

cakram tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya perakaran dan mata tunas (titik tumbuh). Di bagian atas discus terbentuk batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun. Batang semu yang berada di dalam tanah akan berubah

bentuk dan fungsinya, menjadi umbi lapis (Sudirja, 2007).

Bentuk daun bawang merah memanjang seperti pipa dan berbentuk bulat,

tetapi ada juga yang membentuk setengah lingkaran pada penampang melintang daun. Bagian ujung daun meruncing, sedangkan bagian bawahnya melebar dan membengkak. Daun berwarna hijau (Brewster, 2008).

Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm, dan di ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun

(2)

kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir sepertiga

(Sudirja, 2007).

Biji bawang merah matang sekitar 45 hari setelah bunga mekar. Biji

berwarna hitam, berbentuk tidak beraturan dan berukuran agak kecil sekitar 250 biji tiap gramnya. Daya tumbuh biji dapat tumbuh dengan cepat kecuali jika biji

disimpan dalam kondisi optimum suhu 0oC dan RH rendah

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman bawang merah dapat tumbuh baik pada suhu 250C - 300C, intensitas sinar matahari penuh 14 jam/hari, curah hujan 300 – 2500 mm/tahun,

cocok ditanam dimusim hujan atau musim kering dan umbi akan tumbuh baik di ketinggian 0 – 500 m dpl (Direktorat Jendral Hortikultura, 2008).

Tanaman bawang merah lebih optimum tumbuh di daerah beriklim kering.

Tanaman bawang merah peka terhadap curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi serta cuaca berkabut. Tanaman ini membutuhkan sinar matahari yang

maksimal (minimal 70% penyinaran), suhu udara 25 – 32oC dan kelembaban nisbi 50 – 70% (Sumarni dan Hidayat, 2005).

Tanah

Tanaman bawang merah dapat tumbuh baik dilahan sawah, tanah tegalan dan pekarangan. Jenis tanah yang paling cocok adalah tanah lempung

(3)

Tanaman bawang merah memerlukan tanah berstruktur remah, tekstur

sedang sampai liat, drainase/aerase baik, mengandung bahan organik yang cukup, dan reaksi tanah tidak masam. Tanah yang paling cocok untuk tanaman bawang

merah adalah tanah Aluvial atau kombinasinya dengan tanah Glei-Humus atau Latosol (Sumarni danHidayat, 2005).

Tanah andisol memiliki potensi yang tinggi untuk pertanian. Banyak

daerah produktif di dunia berlokasi dekat dengan gunung berapi aktif atau yang sudah tidak aktif lagi, dan daerah yang berpenduduk padat, seperti di Indonesia,

ditemukan dekat gunug berapi dimana tanah andisol terdapat. Tanah ini menempati wilayah dataran tinggi sekitar 700 m dpl atau lebih tinggi, penggunaan utama umumnya untuk pertanian pangan lahan kering (jagung, kacang tanah, ubi

kayu, dan umbi-umbian), hortikultura sayuran dataran tinggi (kentang, wortel, kubis,kacang merah), bunga, dan juga tanaman perkebunan (teh, kopi, cengkeh, vanili) (Mukhlis, 2011).

Andisol merupakan tanah yang didominasi oleh aluminium silikat amorf dan atau kompleks Al-humus. Biasanya memiliki sekuen horizon A-Bw-C.

Mineral sekunder non-kristalin dan sedikit mengkristal mempengaruhi sifat fisika tanah Andisol. Akumulasi sejumlah besar humus membuat agregat yang sangat porous (Mukhlis, 2011).

Kompos Azolla

Kompos akan meningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaran

(4)

bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini

membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah

juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit (Isroi, 2007).

Azolla merupakan tanaman paku-pakuan, termasuk dalam family

Azollaceae. Secara alami habitat azolla terdapat di kolam-kolam, tempat tergenang, danau, sungai, saluran air maupun tanaman padi. Azolla termasuk

herba berukuran kecil yang hidup secara terapung bebas di air (Kusumanto, 2008).

Azolla kaya akan protein, asam amino essensial, vitamin (vitamin A,

vitamin B12 dan Beta-Carotene), mineral sepertikalsium, fosfor, kalium, zatbesi, dan magnesium. Kandungan protein 25 – 35%, mineral 10 – 15% danasam amino 7 – 10%. Sementara kandungan karbohidrat dan lemak azolla sangat rendah.

Komposisi nutrisinya dengan kandungan protein yang tinggi dan lignin yang rendah membuat azolla sangat efisien dan efektif sebagai pakan ikan, ternak dan

unggas karena ternak dengan mudah dapat mencernanya (Ratna, 2011).

Kandungan hara kompos azolla Nitrogen (N) 3 – 5%, Phosphor (P) 0.4 - 0.9%, Kalium (K) 2.4 – 5%, Kalsium (Ca) 0.4 – 1%, Magnesium (Mg)

0.5 - 0.6%, Zat Besi (Fe) 0.06 - 0.26%, dan Mangan (Mn) 0.11 - 0.16% (Rochdianto, 2008).

(5)

kompos (kadar air 15%). Bila azolla diberikan secara rutin setiap musim tanam,

maka suatu saat tanah yang di beri pupuk azolla tidak memerlukan pupuk buatan lagi, karena pada penebaran pertama ¼ bagian unsur yang dikandung azolla

langsung dimanfaatkan oleh tanah. Seperempat bagian ini setara dengan 65 kg pupuk urea. Pada musim tanam ke-2 dan ke-3, azollamensubstitusi 1/4 - 1/3 dosis pemupukan (Rochdianto, 2008).

Input pupuk N dan K penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta hasil umbi nebih bawang merah. Usur hara N merupakan bahan

pembangun protein, asam nukleat, enzim, nukleoprotein, dan alkaloid. Defisiensi N akan membatasi pembelahan dan perbesaran sel. Hedge (1988) menyatakan bahwa pupuk N dosis tinggi tidak memberikan hasil yang signifikan terhadap

produksi bawang merah. Produksi bawang merah meningkat hanya 32% jika pemberian pupuk N, 2 kali lebih tinggi dari dosis sebelumnya.

Hasil penelitian Eko (2009) menunjukkan bahwa pemberian berbagai

dosis kompos azolla terhadap tanaman kailan dapat meningkatkan tinggi tanaman 31.20%, jumlah daun 21.40%, jumlah klorofil daun 6%, total luas daun 71.74%,

Referensi

Dokumen terkait

Kecamatan Batu Ampar Dari Sisi Segmen Geografis Terhadap Pasar Kaget Kecamatan Batu Ampar merupakan salah satu Kecamatan dengan penduduk yang cukup padat dengan jumlah penduduk

Gambar 2 menunjukkan bahwa lama waktu fermentasi mempengaruhi kadar etanol yang didapatkan (Warsa, dkk., 2013).Hal ini menunjukkan bahwa kadar etanol hasil fermentasi yang

Pada tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas. Tahap ini pelaksanaan guru harus ingat dan taat pada apa

Perlunya sebuah inovasi terbaru dalam pembuatan insektisida alami, yaitu daun kemangi (Ocimum basilicum Linn ) yang telah menunjukkan aktivitas cukup ampuh sebagai bahan

Akan tetapi proses yang terjadi kawasan pinggiran cenderung berkembang kearah kutup pertumbuhan baru akibat ekspasi wilayah perkotaan yang menyerap para pelaku ekonomi

Teori yang dikemukakan oleh William Alonso membahas mengenai hubungan antar lokasi dengan penggunaan lahan. Analisis yang dilakukan Alonso berdasarkan pada sewa

Berdasarkan hasil koefisien korelasi (r) pada Lampiran 4 dapat diketahui nilai korelasi sebesar 0,37 sehingga diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara variabel

[r]