• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Permintaan Mobil Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Permintaan Mobil Di Kota Medan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Permintaan

Haryono (2011),Permintaan konsumen akan suatu barang, adalah berbagai jumlah dari suatu barang tertentu yang hendak dibeli oleh konsumen pada berbagai kemungkinan harga. Permintaan menunjukkan hubungan fungsionil antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta pada suatu periode waktu

tertentu, “makin tinggi harga suatu barang makin sedikit jumlah barang tersebut

yang diminta”. Sebenarnya jumlah barang yang diminta oleh seseorang konsumen

merupakan fungsi atau tergantung dari : harga barang yang bersangkutan, selera konsumen terhadap barang tersebut, harga barang lain, serta pendapatan berupa uang.

Secara matematis hubungan ini dapat ditulis: Jmx = f(Hx, S, Hy, dan P)

Keterangan :

Jmx = jumlah barang X yang diminta Hx = harga barang X

S = selera konsumen terhadap barang yang bersangkutan Hy = harga barang lainnya

(2)

Dengan anggapan selera konsumen, harga barang-barang lainnya, serta pendapatan konsumen tidak berubah, maka jumlah suatu barang yang konsumen ingin membelinya tergantung dari harga barang yang bersangkutan.

Maka Jmx = f(Hx), keadaan yang lain tetap. Artinya bahwa banyak sedikitnya jumlah barang X yang diminta konsumen tergantung pada tinggi rendahnya harga barang X itu sendiri.Penentuan fungsi permintaan ini dapat dilakukan dengan menentukan persamaan: barang yang diminta adalah 6 unit.Sedangkan pada saat harga naik menjadi Rp. 5, per unit jumlah barang yang diminta turung menjadi 5 unit. Dari keterangan ini dapat ditentukan fungsi permintaan yaitu:

(3)

Dengan memasukkan berbagai kemungkinan harga barang X ke dalam persamaan tersebut, akan kita dapati tabel (skedul) permintaan konsumen individual.

Tabel 2.1.Permintaan Individual

Harga barang X (Hx) Jumlah barang X (Jmx)

10 0

8 2

6 4

4 6

2 8

0 10

Tabel 2.1 menggambarkan permintaan seorang konsumen.Dari sini kita dapat menggambarkan kurva permintaan individual seorang konsumen.

Gambar 2.1 Kurva Permintaan Harga (Hx)

8

6

0 2 4

A

B

C

dx

(4)

Dengan menuliskan jumlah barang X pada sumbu horizontal, dan harga barang X pada sumbu vertikal kita dapati kurva permintaan konsumen perseorangan akan barang X.

Dapat dilihat dari gambar ini, bahwa pada harga barang X Rp. 10,- per unit konsumen sama sekali tidak akan membeli barang X, pada harga barang X Rp. 8,- per unit konsumen akan membeli 2 unit barang X pada harga Rp. 6,- per unit konsumen akan membeli 4 unit barang X. Setiap titik pada kurva permintaan tersebut, menggambarkan jumlah maksimum dari barang X yang diminta pada harga tertentu.

Misalnya titik B, dimana harga barang X Rp. 8,- per unit, maksimum jumlah barang X yang diminta pada harga tersebut adalah 2 unit. Pada Titik C, dimana harga barang X Rp. 6,- per unit, maksimum jumlah barang X yang diminta adalah 4 unit. Turunnya harga barang X menyebabkan bertambahnya barang X yang diminta.

Hubungan terbalik antara harga dan jumlah barang yang diminta dapat dilihat pada lereng negatif dari kurva permintaan pada gambar diatas.

Pada umumnya kurva permintaan selalu mempunyai lereng negatif, turun dari kiri atas ke kanan bawah, walaupun ada beberapa pengecualian, seperti kurva permintaan yang horizontal sejajar dengan sumbu X, bahkan kurva permintaan yang mempunyai lereng yang positif.

2.1.1.1. Berubahnya Permintaan dan Berubahnya Jumlah Barang yang Diminta.

(5)

Berubahnya jumlah barang yang diminta adalah pergeseran di sepanjang satu kurva permintaan, karena adanya perubahan harga, sedangkan hal-hal lain tetap tidak berubah.Turunnya harga dari OH ke OH1, menyebabkan bertambahnya jumlah barang yang diminta dari OJ ke OJ1. Pergeseran dari titik A ke titik B di sepanjang kurva permintaan dx, adalah perubahan jumlah barang yang diminta karena adanya perubahan harga.

Apabila seluruh kurva permintaan berubah ke atas atau ke bawah, telah terjadi apa yang dinamakan perubahan permintaan. Terlihat dari gambar 2.1,

bergesernya d’ ke d” atau d.

Gambar 2.2.Berubahnya jumlah barang yang diminta

Seandainya d’ adalah kurva permintaan akan suatu barang pada suatu

periode waktu tertentu, karena berubahnya faktor yang dianggap tetap, kurva

permintaan secara keseluruhan bergeser ke d”. Artinya konsumen akan membeli

ke jumlah yang lebih banyak pada harga pasar tertentu. Pada kurva permintaan H

H1

0 J J

1

Harga (HX)

A

B

dx

(6)

semula d’, jumlah yang diminta adalah OJ’pada harga OH’. Berubahnya

permintaan yang menyebabkan bergesernya seluruh kurva permintaan ke d”,

konsumen akan membeli dengan jumlah yang lebih banyak, OJ” pada harga OH’.

Atau konsumen akan membeli jumlah yang tetap pada tingkat harga yang lebih

tinggi. Dengan kenaikan permintaan, konsumen mau membayar harga OH”, untuk

jumlah yang sama OJ’ yang pada permintaan semula dia hanya mau membayar

OH’, untuk jumlah yang sama. Hal sebaliknya akan terjadi, apabila penurunan

permintaan dari d’ ke d.

Pada harga semula OH’, jumlah yang diminta akan turun dari OJ’ ke OJ,

atau konsumen hanya mau membayar dengan harga yang lebih rendah, OH untuk jumlah yang sama OJ.

Gambar 2.3. Berubahnya permintaan

Beberapa faktor yang menyebabkan berubahnya permintaan, antara lain:

a. Berubahnya harga barang lain.

Hubungan satu barang denganbarang lainnya sangat menentukan. Dalam bubungan saling mengganti, jumlah suatu barang yang diinta juga Harga (Hx) d”

d’

d H”

H’

H

J J’ J”

A B

(7)

tergantung dari harga barang lain, yang merupakan barang penggantinya. Penurunan harga suatu barang, akan menyebabkan kenaikan permintaan akan barang penggantinya.

Misalnya, apabila terjadi penurunan harga barang margarine, kosumen akan mengalihkan pembelianya kepada margarine, sehingga permintaan akan mentega turun, menggeser seluruh kurva permintaannya ke bawah

dari d’ le d dan, gambar 2.2. Tidak semua barang mempunyai hubungan

saling mengganti satu sama lain, ada beberapa diantaranya, hanya bermanfaat apabila digunakan secara bersamaan. Barang semacam ini digolongkan barang komplementer (saling melengkapi).

b. Perubahan dalam pendapatan konsumen.

Naiknya pendapatan konsumen, menyebabakan naiknya permintaan akan barang tertentu. Naikya permintaan akan barang tersebut dapat berasal dari bertambahnya konsumsi barang tersebut, dapat pula melalui bertambahnya jumlah konsumen uang akan datang ke pasar. Adanya kenaikan pendapatan konsumen, menyebabkan kenaikan permintaan akan mobil. Barang semacam ini dapat digolongkan ke dalam jenis barang mewah (superior). Ada beberapa barang jenis lainnya, yang justru permintaan akan turun, dengan adanya kenaikan pendapatan konsumen. Barang semacam ini digolongkan ke dalam jenis barang yang bermutu jelek (inferior).

(8)

Apabila kita meramalkan persediaan suatu barang berkurang, yang mungkin meyebabkan kenaikan harga, kita cenderung untuk menaikkan permintaan kita untuk barang tersebut.Hal ini akan menggeser kurva

permintaan ke kanan, dari d’ ke d”.Demikian pula sebaliknya.

Pengharapan untuk meperoleh penghasilan yang lebih tinggi dimasa yang akan datang, menyebabkan kenaikan permintaan sekarang.

d. Perubahan dalam selera dan preferensi konsumen

Perubahan selera dan preferensi konsumen, akan menyebabkan perubahan permintaan. Permintaan suatu barang akan naik, karena barang tersebut memang baru mode dewasa ini.

2.1.1.2. Elastisitas Permintaan

Dalam analisis Ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari, adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga.Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan.Ukuran ini dinamakan elastisitas permintaan.Perubahan harga juga menimbulkan akibat yang berbeda terhadap jumlah penawaran berbagai barang.Ukuran kuantitatif sebagai akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan eastisitas penawaran.

(9)

Elastisitas adalah suatu alat untuk mengukur reaksi pembeli atau penjual terhadap perubahan harga, sampai seberapa jauh si pembeli atau si penjual bereaksi terhadap adanya perubahan harga.

Untuk mengetahui sampai seberapa jauh reaksi pembeli atau penjual terhadap perubahan jumlah barang yang diminta atau dijual karena adanya perubahan harga dapat dinyatakan dengan angka yang dikenal dengan elastisitas (coefficient of Elasticity), yaitu persentase perubahan dalam variabel yang tidak bebas (Dependent Variabel) dibagi dengan persentase perubahan dalam variabel bebas (Independent Variabel).

Angka elastisitas permintaan dapat diukur dengan persentase perubahan jumlah suatu barang tertentu yang diminta persatuan waktu yang disebabkan karena adanya perubahan harga barang tertentu.

Rumusnya :

eh =% ∆ % ∆�

eh=Elastisitas harga permintaan

∆J = Perubahan jumlah barang yang diminta

∆H = Perubahan harga

Jika angka elastisitas permintaan (eh) lebih besar dari 1, permintaan akan

barang yang bersangkutan dikatakan elastis, bilan en sama dengan 1 unitary

elastis, en lebih kecil dari satu permintaan akan barang tersebut adalah in elastis

(10)

2.1.1.3. Faktor Penentu Elastisitas Permintaan

Sukirno(2013), apakah sebabnya permintaan berbagai macam barang berbeda elastisitasnya? Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang yang terpenting adalah:

1. Banyaknya Barang Pengganti Yang Tersedia

Dalam suatu perekonomian terdapat banyak barang yang dapat digantikan dengan barang-barang lain yang sejenis denganya.Tetapi ada pula yang sukar mencari penggantinya.Perbedaan ini menimbulkan perbedaan elastisitas di antara berbagai macam barang.Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaannya cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, untuk perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang tersebut, mereka lebih suka membeli barang-barang lain sebagai penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih murah daripada barang-barang penggantinya dan bermai-ramai membeli barang tersebut dan ini menyebabkan permintaanya bertambah dengan cepat.

(11)

jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang semakin elastis sifat permintaannya.

2. Persentasi Pendapatan Yang Dibelanjakan

Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut.Perhatikanlah sikap orang dalam membeli barang-barang yang sangat murah harganya, seperti misalnya minuman ringan. Kalau seseorang itu sudah menyukai suatu jenis minuman ringan tertentu, kenaikan harga minuman ringan tidak akan banyak mempengaruhi permintaanya. Ia akan tetap membeli jenis minuman ringan yang sama, oleh karena pengeluarannya untuk minuman ringan merupakan bagian yang relatif kecil dari pendapatannya.

Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal seperti radio, sepeda motor, dan televisi. Sebelum memutuskan apakah jenis radio, atau sepda motor atau televisi yang akan dibeli, orang akan membandingkan harga dari berbagai jenis radio, atau sepeda motor atau televisi yang ada. Harga akan memainkan peranan yang cukup menentukan dalam melakukan pilihan tersebut. Perbedaan harga dapat menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang lebih murah. Berdasarkan pengamatan seperti itu dapat dikatakan: semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

3. Jangka Waktu Analisis

(12)

permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan sesuatu barang.Dalam jangka waktu yang singkat permintaan bersifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh para pembeli.Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang biasa dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan.Dengan demikian dalam jangka pendek permintaan tidak banyak mengalami perubahan. Dalam jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli barang pengganti. 2.1.1.4. Efek Subtitusi

Efek subtitusi adalah perubahan keseimbangan jika jumlah yang diminta sebagai dampak dari perubahan harga relatif, sementara daya beli atau pendapatan tetap.

Menurut Hicks efek subtitusi adalah perubahan konsumsi barang dari titik equilibrium konsumen yang lama ke equilibrium konsumen dengan harga barang yang baru pada kurva tak-acuh yang sama.

Menurut Slutsky efek subtitusi adalah perubahan konsumsi barang dari titik equilibrium konsumen yang lama ke titik equilibrium konsumen yang baru yang merupakan titik singgung garis anggaran dengan harga relative yang baru yang memalui titik equilibrium konsumsi sebelum ada perubahan harga barang z.

(13)

tentang metode Hicks. Dari kurva diatas terlihat keseimbangan awal pada titik 1 (pada titik BL1 dan IC1).Misalkan sekarang tingkat harga X mengalami penurunan, dan BL berubah dari BL1 menjadi BL2. Keseimbangan akhir ada pada titik 3 dengan kurva indeferen yang lebih tinggi (disini keseimbangan konsumen meningkat,walaupun tingkat pendapatan nominal tetap, karena pendapatan riil konsumen terhadap komoditas X naik ).

Gambar 2.4.Efek Subtitusi dan Efek Pendapatan

Sebelum keseimbangan bergeser ke titik 3, sebenarnya secara teoritis terlebih dahulu keseimbangan bergeser ke titik 2.Perhatikan titik 2 yang menunjukan persinggungan IC1 dengan BL2.Pada keadaan tersebut komposisi X dan Y telah berubah. Fenomena ini telah menunjukan antara titik 1 dan 2 sama tngkat kepuasaanya (pada kurva indeferen yang sama) tetapi jumlah barang X yang di konsumsi meningkat (sedangkan jumlah barang Y yang di konsumsi turun). keadaan ini terjadi karena harga barang X mengalami penurunan. Jadi jelas

(14)

sekarang konsumen mensubtitusikan barang Y dengan barang X karena barang X lebih murah untuk satu tingkat kepuasan yang sama.

2.1.2. Harga

Harga adalah jumlah uang yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk dan jasa.Harga berperan sebagai penentu utama pilihan pembeli.Harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut, (Kotler, 2001).

Sukirno (2003), menulis bahwa hukum permintaan pada hakikatnya merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut.Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.Hubungan antara harga mobil dengan permintaan mobil itu sendiri sangatlah jelas. Kenaikan harga mobilakanmempengaruhi berkurangnya tingkat permintaan mobil dan penurunan harga mobilakan meningkatkan permintaan mobil.

2.1.3. Pajak

2.1.3.1. Pengertian Pajak

Siahan (2010), pengertian pajak adalah “Pajak adalah pungutan

(15)

prestasi kembali secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai

pengeluaran Negara dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan”.

(Mardiasmo, 2011) menyatakan bahwa “Pajak adalah iuran rakyat kepada

kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsund dapat ditunjukkan dan yang

digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

2.1.3.2. Tarif Pajak

Tarif pajak yang dikenal dan diterapkan selama ini dibebankan menjadi 4 (empat) menurut Mardiasmo (2011) yaitu :

1. Tarif Sebanding/Proporsional, yaitu tarif berupa persentase yang tetap terhadap berapapun jumlah yang dikenaik pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenaik pajak. 2. Tarif tetap, yaitu tarif yang berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap

berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.

3. Tarif progresif, yaitu persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.

4. Tarif degresif, yaitu persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila yang dikenai pajak semakin besar.

2.1.3.3. Pajak Kendaraan Bermotor

(16)

Pajak kendaraan bermotor adalah pajak atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor.Objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor, tidak termasuk kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor alat-alat besar yang tidak digunakan sebagai alat angkutan orang atau barang dijalan umum.

Dikecualikan sebagai objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh:

a. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

b. Kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dan perwakilan lembaga internasional dengan asas timbal balik sebagaimana berlaku untuk pajak negara.

c. Subjek pajak lainnya yang diatur dengan peraturan daerah

Subjek pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor.Sedangkan wajib pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi dan atau badan yang memiliki kendaraan bermotor.

Sementara itu dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor dihitung sebagai perkalian dari dua unsur pokok, yaitu:

a. Nilai jual kendaraan bermotor (diperoleh berdasarkan harga pasaran umum atas suatu kendaraan bermotor.

(17)

2.1.4. Bahan Bakar Minyak (BBM)

Bahan bakar adalah material dengan suatu jenis energi yang bisa diubah menjadi energi berguna lainnya.

Ada beberapa jenis BBM yang dikenal di Indonesia, seperti:

- Minyak tanah rumah tangga - Minyak tanah industri - Pertamax

- Pertamax plus - Premium

- Solar transportasi - Solar industri - Minyak diesel - Minyak bakar

Jenis bahan bakar minyak bensin merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda.Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON tersebut, maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

(18)

sepeda motor, motor tempel. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau petrol.

b. Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuelinjection dan catalytic converters.

Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standart performance International World Wide Fuel (WWFC). Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi electronic fuel Injection (EFI), Variabel valve timing intelligent (VVTI), (VTI), turbochargers dan catalytic converters.

c. Minyak Tanah (Kerosene)

Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang memiliki titik didih antara 150 0C dan 300 0C dan tidak berwarna.Digunakan selama bertahun-tahun sebagai alat bantu penerangan, memasak, water heating. Umumnya merupakan pemakaian domestik (rumahan), usaha kecil.

d. Minyak Solar (HSD)

(19)

untuk mesin transportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor transportasi dan mesin industri.

Permintaan BBM meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan mobil baik roda dua maupun roda empat. Peningkatan penjualan mobil di tahun 2011 mencapai angka ±900 ribu unit dari estimasi 850 ribu unit/tahun (sumber: Gaikindo di www.detik.com). Berdasarkan hasil penelitian Lemigas, permintaan sepeda motor, rata-rata sebesar 0,75 liter per hari, sedangkan mobil mengpermintaan 3 liter per hari. Pertambahan permintaan bahan bakar dari mobil baru adalah 2,8 juga KL, dengan perhitungan: (a) Sepeda motor 0,75 x 365 x 7 juta = 1,9 juta KL; (b) mobil: 3 x 365 x 800 ribu = 900 ribu KL. Dengan demikian, permintaan BBM bersubsidi tahun 2012, dapat mencapai 44,6 juta KL, dengan perhitungan 41,8 juta KL (realisasi 2011 ditambah 2,8 juta KL (tambah kendaraan baru). Untuk menekan laju pertumbuhan permintaan BBM khusunya yang bersubsidi maka Pemerintah hanya akan mengalokasikan permintaannya untuk angkutan umum penumpang dan barang (plat kuning) karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan kendaraan roda 2 dan 3 yang pada umumnya digunakan oleh masyarakat yang penghasilannya relatif kecil serta kendaraan operasional pelayanan umum (ambulan, mobil jenazah dan mobil pemadam kebakaran) berita Migas, Evita H. Legowo.

2.1.5. Selera

(20)

banyak pemilihan alat transportasi, termasuk mobil pribadiyang banyak diminati oleh masyarakat. Pemilihan untuk mobil pribadi sebagai alat transortasi adalah sebagai prestige bagi penduduk yang memiliki jumlah pendapatan yang tinggi dan juga dapat menampung seluruh anggota keluarga untuk mencapai daerah tujuan dengan nyaman dan aman jika dibandingkan dengan alat transportasi darat lainnya seperti sepeda motor, angkutan umum, taxi, becak dan lain sebagainya.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Rositta (2001), dalam penelitianya yang berjudul “analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi permintaan mobil bekas di Kotamadya Medan”.Dalam

penelitiannya menemukan pendapatan berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan mobil bekas di Kotamadya Medan.Harga mobil bekas berpengaruh negatif signifikan terhadap permintaan mobil bekas di Kotamadya Medan.Harga mobil baru berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan mobil bekas di Kotamadya Medan.

Marsito (2007), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi permintaan mobil di Sumateran Utara”.Dalam penelitiannya

(21)

Ika (2009), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis permintaan angkutan kota Binjai tujuan Medan di kota Binjai. Dalam penelitiannya menemukan pendapatan penumpang pengguna angkutan kota Binjai-Medan berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan angkutan kota Binjai tujuan Medan yang diproxy dari jumlah penumpang. Tarif atau ongkos penumpang angkutan kota Binjai – Medan berpengaruh negatif signifikan terhadap permintaan angkutan kota Binjai tujuan Medan yang diproxy dari jumlah penumpang. Tingkat keamanan dan kenyamanan penumpang pengguna jasa angkutan kota Binjai-Medan berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan angkutan kota Binjai tujuan Medan yang diproxy dari jumlah penumpang.Secara simultan seluruh variabel independen penelitian memiliki pengaruh terhadap jumlah penumpang angkutan kota Binjai tujuan Medan dengan alasan apabila tarif atau ongkos naik maka penumpang berfikir dengan matang untuk menaiki angkutan kota Binjai tujuan Medan jika tempat tujuan mereka dapat dicapai dengan aman dan nyaman menaiki kendaraan lain seperti sepeda motor.

(22)

Tabel 2.2 Review Penelitian Terdahulu

Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Rosita 2001 Analisis

Faktor-Faktor yang positif signifikan terhadap permintaan mobil bekas di Kotamadya Medan, Harga Mobil Bekas berpengaruh negatif signifikan terhadap permintaan mobil bekas di

Marsito 2007 Analisis Faktor-Faktor yang

Pendapatan Perkapita berpengaruh positif signifikan terhadap Permintaan Mobil di SUMUT,Harga Mobil Pribadi berpengaruh negatif signifikanterhadap

(23)

SUMUT, Harga Mobil Lain berpengaruh positif signifikan terhadap Permintaan Mobil di SUMUT, Jumlah Penduduk mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap Permintaan Mobil di

Pendapatan Penumpang dan Tingkat Keamanan dan kenyamanan berpengaruh positif terhadap Permintaan Angkutan Kota binjai Tujuan Medan di Kota Binjai, sedangkan Tarif Ongkos Angkutan Kota Binjai Tujuan Medan berpengaruh negatif terhadap Permintaan Angkutan Kota Binjai Tujuan Medan di Kota Binjai.

(24)

Budiarto Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Sepeda Motor di Kota Semarang

- Harga Kendaraan - Tarif Angkutan

Umum

- Jumlah Anggota Keluarga

- Selera

(25)

2.3. Kerangka Penelitian

Adapun kerangka penelitian ini adalah pengaruh pendapatan, harga mobil, pajak mobil, harga BBM dan selera terhadap permintaan mobil di Kota Medan. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.5. Diagram Analisis Permintaan Mobil di Kota Medan

Pajak Mobil

Permintaan Mobil di

Kota Medan

Harga bbm

Selera

Pendapatan

(26)

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian empiris yang telah dilakukan sebelumnya, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan mobil di Kota Medan.

2. Harga mobil pribadi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan mobil di Kota Medan.

3. Pajak mobil berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan mobil di Kota Medan.

4. Harga BBM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan mobil di Kota Medan.

Gambar

Tabel 2.1.Permintaan Individual
Gambar 2.2.Berubahnya jumlah barang yang diminta
Gambar 2.3. Berubahnya permintaan
Gambar 2.4.Efek Subtitusi dan Efek Pendapatan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dan tidak terdapat pengaruh pada variabel independensi dewan komisaris, rata-rata lama jabatan dewan komisaris pada pengalaman dewan komisaris, role duality, ukuran

kebutuhan dasar minimal untuk korban bencana pada saat tanggap darurat. Kebutuhan logistik tahap tanggap darurat selanjutnya didasarkan

a. BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota memberikan informasi kepada organisasi induk relawan tentang kebutuhan relawan untuk dikerahkan/penugasan dalam penanggulangan bencana sesuai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh kapabilitas personal, kecanggihan teknologi, dukungan manajemen puncak dan pengetahuan manajer terhadap

maka mereka akan lebih bisa menontrol dirinaya sendiri, sehingga mereka dapat meningkat hasil belajar mereka. Sedangkan seseorang yang memiliki minat belajar

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang (2010) dimana pengaruh transaparansi negatif terhadap hubungan antara tax avoidance

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bonggol pisang dapat menggantikan molases sebagai sumber RAC pada pakan komplit berbasis jerami padi amoniasi.. Kata

JUDUL : UGM BERI GELAR DOKTOR HC KE BOS MAYAPADA MEDIA : HARIAN JOGJA. TANGGAL : 23