• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Struktur Atas Jembatan Gantung Pejalan Kaki Di Desa Aek Libung, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Struktur Atas Jembatan Gantung Pejalan Kaki Di Desa Aek Libung, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan Chapter III V"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PENGAMBILAN DAN PENYAJIAN DATA 3.1 Pengambilan Data

Studi kasus dalam penelitian tugas akhir ini yaitu jembatan gantung pejalan

kaki yang berada di desa Aek Libung, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten

Tapanuli Selatan.

3.1.1 Data SurveyLapangan

Adapun informasi tentang survey data jembatan gantung pejalan kaki di Desa

Aek Libung, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan adalah

sebagai berikut :

a. Ukuran jembatan :

• Bentang utama = 60 m

• Panjang bentang kiri = 3 m

• Panjang bentang kanan = 14.5 m

• Lebar = 1.4 m ( termasuk jembatan gantung

kelas II )

• Tinggi menara = 3 m

• Jumlah segmen kiri = 1 segmen

• Jumlah segmen tengah = 34 segmen

• Jumlah segmen kanan = 1 segmen

(2)

b. Data bahan :

• Kabel

Kabel baja diasumsikan memakai kabel mutu BJ37 (karena tidak dapat

diperoleh dari lapangan) dengan data sebagai berikut :

- Diameter kabel utama = 3 cm

• Lantai dan gelagar jembatan

Lantai dan gelagar jembatan memakai kayu damar laut (dilihat secara

(3)

• Menara jembatan

Menara jembatan diasumsikan memakai beton mutu K175 (karena tidak

diperoleh data dari lapangan). Dengan data sebagai berikut :

- Dimensi menara jembatan = 40 cm x 40 cm

- Kuat tekan beton (f’c) = 15 Mpa

- Berat jenis beton (ws) = 2400 kg/m

- Ec = 4700��′� = 18203 Mpa

3

- G = Ec/[2*(1+u)] = 7585 Mpa

- Poisson ratio (η) = 0,2

- koefisien muai panjang = 10 x 10−6P

0

(4)

3.2 Gambar Jembatan

3.2.1 Tampak Samping Memanjang Jembatan

Gambar 3.1 Tampak Memanjang Jembatan

(5)

3.2.2 Potongan Kiri Jembatan

3.2.3 Potongan Tengah Jembatan

Gambar 3.2 Potongan Bagian Kiri Jembatan

(6)

3.2.4 Potongan Kanan Jembatan

3.2.5 Portal Jembatan

Gambar 3.4 Potongan Bagian Kanan Jembatan

(7)

3.2.6 Tampak Lantai Jembatan

3.2.7 Gelagar Jembatan

Gambar 3.6 Tampak Lantai Jembatan

(8)

3.3 Beban Kerja Pada Jemabatan

Beban kerja yang terjadi pada jembatan gantung pejalan kaki terdiri atas

beban hidup, beban mati, beban angin dan beban gempa.

3.3.1 Beban Hidup

Ada dua aspek beban hidup yang perlu dipertimbangkan dalam pembebanan

jembatan gantung pejalan kaki, yaitu:

c. Beban terpusat pada lantai jembatan akibat langkah kaki manusia

untuk memeriksa kekuatan lantai jembatan;

d. Beban yang dipindahkan dari lantai jembatan ke batang struktur

yang kemudian dipindahkan ke tumpuan jembatan. Aksi beban ini

akan terdistribusi pendek atau menerus sepanjang batang-batang

longitudinal yang menahan lantai jembatan.

Menurut surat edaran menteri pekerjaan umum No.02/SE/M/2010 diatur

beban hidup yang bekerja pada jembatan gantung berdasarkan kelas jembatan

sesuai table 2.1. dimana jemabatan gantung pejalan kaki yang berada di Desa Aek

Libung ini termasuk pada jembatan gantung kelas II dengan lebar jembatan 1.4 m.

• Beban hidup (�ℎ) = 400 ���2

• Beban hidup simetris = lebar jembatan x beban hidup

= 1.4 x 400 = 560 ���2

• Beban hidup asimetris `= ½ x beban hidup simetris

(9)

3.3.2 Beban Mati

Beban mati yang bekerja yaitu diakibatkan oleh berat sendiri jembatan yang

terdiri atas, lantai jembatan, gelagar memanjang, gelagar melintang, gelagar

pengaku, kabel penggantung dan kabel utama jembatan.

• Lantai Jembatan

Luasan lantai = tebal x lebar lantai

= 0.025 x 1.4 = 0.035 m

Berat jenis kayu = 900 kg/�3

2

Berat lantai = 900 x 0.035 = 31.5 kg/m

• Gelagar Memanjang

Luasan gelagar = 0.05 x 0.06 = 0.003 m

Jumlah gelagar = 4 buah ( dengan panjang 60 m)

Total panjang = 4 x 60 = 240 m

Berat jenis kayu = 900 kg/�3

Berat gelagar memanjang = 900 x 0.003 x 240/60 = 10.8 kg/m

• Gelagar Melintang

Luasan gelagar = 0.05 x 0.06 = 0.003 m

Jumlah gelagar = 35 buah ( dengan panjang 1.5 m)

Total panjang = 35 x 1.5 = 52.5 m

Berat jenis kayu = 900 kg/�3

(10)

• Gelagar Penahan Lateral

Panjang kabel utama (L

(11)

• Batang Penggantung

• Beban mati total = berat lantai + berat gelagar memanjang, melintang dan penahan lateral + kabel utama + batang penggantung + beban lain-lain

Beban mati total (qd

= 63.593 kg/m

)= 31.5 + 10.8 + 2.362 + 3.366 + 11.135 + 2.43 + 2

3.3.3 Beban Angin

Berdasarkan surat edaran menteri pekerjaan umum No.02/SE/M/2010,

standar perencanaan untuk jembatan pejalan kaki mempertimbangkan standar

perencanaan kecepatan angin 35 m/detik, yang mengakibatkan tekanan seragam

pada sisi depan yang terbuka dari batang-batang jembatan dari 130 kg/m2. Karena

tidak mungkin lalu lintas di atas jembatan pada angin yang besar, beban angin

dipertimbangkan terpisah dari beban hidup vertikal.

(12)

3.3.4 Beban Gempa

Menurut surat edaran menteri pekerjaan umum No.02/SE/M/2010, Beban

gempa dihitung secara statik ekuivalen dengan memberikan beban lateral di

puncak menara sebesar 15% sampai dengan maksimum 20% beban mati pada

puncak menara. Beban gempa tidak dihitung bersamaan dengan beban angin

karena tidak terjadi pada waktu yang sama.

Beban gempa juga bisa dihitung dengan menggunakan respon spectra

berdasarkan koordinat lokasi jembatan. Dinas pemerintahan umum membuat

aplikasi perhitungan respon spectra untuk semua lokasi di Indonesia. Yaitu di

puskim.pu.go.id data yang kita butuhkan yaitu koordinat lokasi jembatan dan jenis

tanah pada lokasi tersebut. Jembatan gantung yang berada di desa Aek Libung,

Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki koordinat

lokasi pada 1009’15.9” N, 99025’20.6” E, dan memiliki jenis tanah yaitu tanah

(13)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengevaluasian struktur atas jembatan gantung pejalan kaki yang berada di

Desa Aek Libung Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan di

dasarkan atas beban yang sama dari beban sebenarnya di lapangan. Pembebanan

yang digunakan dalam perhitungan yaitu nilai terbesar dari kombinasi DL, LL,

dan WL. Dimana DL = beban mati (berat sendiri jembatan), LL = beban hidup

(baik secara simetris dan asimetris) dan WL = beban angin. Pengevaluasian

jembatan gantung pejalan kaki dihitung secara manual dan menggunakan program

komputer SAP 2000 dengan pemodelan 2D.

4.1 Geometris dan Pembebanan Jembatan Gantung

4.1.1 Ukuran Jembatan

• Panjang bentang kiri = 3 meter

• Panjang bentang tengah = 60 meter

• Panjang bentang kanan = 14.5 meter

• Lebar menara = 1.5 meter

• Tinggi menara = 3 meter

• Jumlah segmen kiri = 1 segmen

• Jumlah segmen tengah = 34 segmen

• Jumlah segmen kanan = 1 segmen

(14)

4.1.2 Pembebanan Jembatan

• Beban hidup = 400 ���2

• Beban mati = 68.565 ���2

• Beban angin = 130 ���2

• Bebabn gempa = Dihitung dengan menggunakan respon spectra berdasar kan koordinat lokasi jembatan yaitu pada 1009’15.9” N,

99025’20.6” E, dan memiliki jenis tanah lunak.

4.2Evaluasi Lantai Jembatan

Lantai jembatan gantung pejalan kaki di desa aek libung menggunakan lantai

kayu kelas II yang diperoleh secara visual dari survey lapangan yang dilakukan.

Adapun pengevaluasian lantai jembatan dilakukan dengan mengaggap

pembebanan untuk lantai jembatan dengan 3 tumpuan agar diperoleh pembebanan

maksimum yang terjadi pada lantai jembatan.

Gambar detail dimensi lantai jembatan sebagai berikut :

(15)

Panjang = 1.4 meter

Lebar = 0.2 meter

Tebal = 0.025 meter

Berat jenis kayu = 900 kg/m2

Tegangan izin kayu = 100 kg /m2

Gambar pembebanan lantai jembatan yang terjadi yaitu sebagai berikut :

L = 0.40

Beban mati lantai = luas tampang x b.j kayu

= (0.025 x 0.2) x 900 = 4.5 kg/m

(16)

RB = �� + (2��)

= 85.5 � 0.4 + (2�1.71

0.4) = 42.25 kg

W = 1

6�ℎ 2

= 1

6 0.2�0.025

2 = 0.0000208 2

σ = � �

= 1.69

0.0000208 = 8.112 kg/��

2 ˂ σ izin( OK )

4.3Evaluasi Gelagar Memanjang Jembatan

Gelagar memanjang jembatan gantung pejalan kaki menggunakan lantai dari

kayu kelas II berukuran 5 cm x 6 cm sebanyak 4 buah. Pengevaluasian kekuatan

gelagar jembatan juga menganggap pembebanan pada gelagar jembatan dengan 3

tumpuan.

Detail gelagar jembatan yaitu sebagai berikut :

(17)

Ukuran Gelagar Memanjang :

Lebar = 0.05 meter

Tinggi = 0.06 meter

Jarak antar hanger = 1.7 meter

Gambar pembebanan gelagar memanjang jembatan bagian tengah :

4.3.1 Untuk Gelagar Tengah

Berat sendiri = luas tampang x b.j kayu

(18)

RB = �� + (2��)

4.3.2 Untuk Gelagar Tepi

(19)

RA = RC = 1

Tegangan akibat lintang =3����

2�ℎ

= 3� 70.205

2�0.05�0.06 = 3.510 kg/��

2 ˂ 0.2x100 kg/��2( OK )

4.4. Evaluasi Gelagar Melintang

Gelagar melintang jembatan menggunakan kayu kelas II dengan ukuran

dimensi 5cm x 6cm sebanyak 35 buah gelagar melintang.

Ukuran gelagar melintang

Panjang gelagar melintang = 1.5 meter

Lebar = 0.05 meter

Tinggi = 0.06 meter

(20)

Gambar pembebanan gelagar melintang jembatan :

RA = RB = ½ (ql + p1 + p2 + p3 + p4)

= ½ (2.7 x 1.5 + 140.410 + 454.644 + 454.644 + 140.410 ) = 597.303 kg

Mmax = ��� 0.75− 1

2.�� 0.75

2− �1 0.6− �2 0.2

= 597.303 x 0.75 - 1

2. 2.7 � 0.75

2- 140.410 x 0.6 – 454.644 x 0.2 = 300.041 kgm

Wx = 1/6 bh

= 1/6 x 0.05 x 0.06 = 0.00003 m

2

Tegangan akibat momen = ����

� 2

= 300 .041

0.00003 = 1000.137 kg/��

2˂ σ izin( NOT OK )

4.5 Evaluasi Kabel Hanger

(21)

Kabel hanger jembatan atau sering disebut dengan batang penggantung

menggunakan bahan dari baja dengan diameter batang 1.5 cm. kabel hanger ini

meneruskan beban dari gelagar melintang ke kabel utama jembatan yang

berjumlah 34 buah di tiap sisinya, jadi total kabel hanger yang ada yaitu 68 buah.

Pengevaluasian kabel hanger ini dievaluasi berdasarkan tegangan izin kabel yaitu

sebesar 1600 kg/��2

Gambar pembebanan kabel hanger :

Diameter kabel hanger = 16 mm

Tegangan izin kabel hanger = 1600 kg/��2

Beban yang diterima hanger = 597.303 kg

Daya dukung hanger = tegangan izin hanger x luasan tampang

= 1600 x ¼ x 3.14 x (1.6)

= 3215.36 kg

2

Faktor keamanan = daya dukung hanger / beban yang diterima

= 3215 .36

597.303 = 5.383 ( OK )

(22)

4.6 Evaluasi Kabel Utama Jembatan

Kabel utama jembatan terbuat dari kabel baja mutu BJ37 dengan

diameter kabel 3cm. Pengevaluasian terhadap kabel utama baja ini berdasarkan

pada pembebanan mati total dan pembebanan hidup simetris dan asimetris yang

kemudian dipilih nilai maksimum antara penjumlahan beban-beban tersebut

sebagai kemampuan daya dukung kabel utama.

Gambar penyaluran beban dari hanger menuju kabel utama jembatan.

Panjang bentang jembatan = 60 meter

Diameter kabel utama = 30 mm

d = 2.3 meter

Pembebanan yang diterima oleh kabel utama :

Deck jembatan = luas tampang memanjang deck x Bj. kayu

= (0.025 x 1.4) x 900

(23)

= 31.5 kg/m

Gelagar memanjang ( 4 buah gelagar ) = 4 x berat sendiri gelagar memanjang

= 4 x (0.05 x 0.06 x 900)

Akibat beban hidup merata penuh (qs

= 560 x 60

2

8 � 2.3 = 109565.2 kg

) = beban hidup simetris x �2

(24)

Akibat beban hidup tidak simetris 1/2 bentang (qas

Akibat beban mati (qd

= 63.593 x 602

= 109565.2+ 12442.21 = 122007.4 kg )

Faktor keamanan = daya dukung kabel uatama / beban diterima

= 71003.25/62716.68

= 1.150 (NOT OK)

(25)

Kabel backstay merupakan kabel lanjutan dari kabel utama jembatan yang

terikat pada angkur jembatan. Diameter kabel backstay sama dengan kabel utama

yaitu 3 cm dan juga dalam pengevaluasian kekuatannya dianggap kabel backstay

menahan gaya yang ditumpu oleh kabel utama sesuai sudut kabel masing-masing.

Gambar pembebanan pada kabel backstay :

Sudut kabel backstays (ϕ) = arc tan ( ������ ������

������� ������� ����)

= arc tan (3

3)

= 0.785398 rad = 45

Gaya H = 122007.4 kg

0

Gaya kabel backstays (T) = �

����

= 122007 .4

��� 45

= 172544.6 kg

Untuk 1 kabel (T1

= ½ x 172544.6 = 87272.28 kg

) = ½ x T

Daya dukung backstay = tegangan izin kabel x luasan tampang

(26)

= 0.67 x 15000 x ¼ x 3.14 x (0.03)

= 71003.25 kg

2

Faktor keamanan = daya dukung backstay / beban yang diterima

= 71003.25 / 87272.28

= 0.8091 ( NOT OK )

4.8 Evaluasi Lendutan Yang Terjadi

Dalam mengevaluasi lendutan pada jembatan gantung gelagar penahan

lateral jembatan diasumsikan sebagai gelagar pengaku.

Momen Inersia Gelagar Pengaku =1/12 bh3 x 4 cm4

= 1/12 x 5 x 63

= 360 cm

x 4

Modulus Elastisitas E : 125.000 kg/cm

4

Panjang bentang jembatan (L) = 6000 cm

2

Beban hidup merata (q) = 5.6 kg/cm

Beban sendiri struktur (w) = 0.636 kg/cm

Lendutan gelagar pengaku pada ¼ bentang ≡ lendutan kabel pada ¼ bentang

5(1−�)��4

(27)

Lendutan Pada ¼ Bentang :

Syarat lendut am maksimum yang terjadi ialah

∆max

“Karena lendutan yang terjadi ialah sebesar 45.940 cm < 60 cm, maka masih

memenuhi syarat lendutan maksimum jembatan gantung”. = �.��������

100 = 6000

100 = 60 cm

Momen Gelagar Pengaku

M MAX

Tegangan pada gelagar pengaku σ

=(1−�)��

4.9 Evaluasi Menara Jembatan

Menara jembatan terbuat dari beton berukuran 40 cm x 40cm setinggi 3 m

dari lantai jembatan. Menara jembatan merupakan penyaluran beban jembatan

terakhir sebelum akhirnya ditumpukan pada pondasi jembatan. Dalam

pengevaluasian menara ini ada bebarapa data yang di asumsikan dikarenakan

kekurangan data yang diperoleh dari lapangan. Yaitu mutu beton untuk menara

digunakan K175 dengan dengan As =As’ = 4 φ 25 ( 1963 mm2), fy = 400

(28)

a. Letak garis netral balance (untuk regangan berimbang)

b. Tinggi balok tegangan tekan ekivalen kondisi balance :

ab = β1.Cb ; untuk fc’= 17,5 mpa maka β1 = 0,85

ab = 0,85 .204 = 175 mm

c. Kontrol regangan tekan baja :

Kontrol Reg. Tekan Baja

(

)

(29)

→ > y

s ε

ε ' Tul. Tekan leleh sehingga fs’= fy = 400 mpa

d. Gaya-gaya dalam :

Gaya tarik baja

Ts = As.fy = 1963 (400).10-3

Gaya tekan beton

= 785.2kN

Cc = 0,85 fc’.a.b

= 0,85 .17,5 . 175 .400 .10

= 1 041,25 kN

-3

Gaya tekan baja

Cs’ = As’ (fy – 0,85 fc’)

= 1963 (400- 0,85 . 17,5). 10

= 756kN

-3

e. Kapasitas aksial desak Pb = Pnb

Pnb = Cc + Cs – Ts

= 1 041,25+ 756 – 785,2

= 1012,05 kN

Gaya yang diterima menara ialah,

P = H tan φ + H tan θ

= 61 716.68tan 450 + 61 716.68 tan 8,717

= 72 179,40 kg = 722 KN

0

(30)

Mnb = Cc x a+Cs

(

xd

) ( )

+Tsdx

4.10 Analisa Jembatan Dengan Pengurangan Volume

Pengurangan volume elemen struktur yang terjadi pada jembatan yaitu

terdapat pada bagian :

- Lantai jembatan = berkurangnya 4 buah deck jembatan

- Korosi pada kabel utama sebesar = 3 mm diambil yang paling kritis

sepanjang bentang kabel utama

- Korosi pada hanger jembatan = 1mm korosi paling kritis pada hanger

- Gelagar penahan lateral jembatan = berkurangnya 4 buah gelagar

penahan lateral.

4.10.1 Pengurangan Volume Beban Mati Jembatan

• Lantai Jembatan

(31)

Pengurangan volume = 4 x 0.2 x 1.4 x 0.025 = 0.028 m

Volume baru = 2.1 – 0.028 = 2.072 m

3

Lebar lantai pengurangan volume = 0.025 x lebar x 60 = 2.072 m

3

• Gelagar Memanjang

Luasan gelagar = 0.05 x 0.06 = 0.003 m

Jumlah gelagar = 4 buah ( dengan panjang 60 m)

Total panjang = 4 x 60 = 240 m

Berat jenis kayu = 800 kg/�3

Berat gelagar memanjang = 800 x 0.003 x 240/60 = 9.6 kg/m

• Gelagar Melintang

Luasan gelagar = 0.05 x 0.06 = 0.003 m

Jumlah gelagar = 35 buah ( dengan panjang 1.5 m)

Total panjang = 35 x 1.5 = 52.5 m

Berat jenis kayu = 800 kg/�3

Berat gelagar melintang = 800 x 0.003 x 52.5/60 = 2.10 kg/m

(32)

Luasan gelagar = 0.05 x 0.06 = 0.003 m

Panjang kabel utama (L

2

• Batang Penggantung

(33)

Jumlah = 2 bagian sama

Total panjang = 52.7 x 2 = 105.4 m

Berat jenis kabel = 7850 kg/m

Berat kabel = 7850 x 0.000176 x 105.4/60 = 2.43 kg/m

3

• Beban lain-lain (asumsi) = 2 kg/m

• Beban mati total = berat lantai + berat gelagar memanjang, melintang dan penahan lateral + kabel utama + batang penggantung + beban lain-lain

Beban mati total (qd

= 65.871 kg/m

)= 34.5 + 12 + 2.625 +3.30 + 9.016 + 2.43 + 2

4.10.2 Evaluasi Lantai Jembatan

Panjang = 1.38 meter

Lebar = 0.2 meter

Tebal = 0.025 meter

Berat jenis kayu = 800 kg/m2

Tegangan izin kayu = 100 kg /m2

(34)

L = 0.40

Beban mati lantai = luas tampang x b.j kayu

= (0.025 x 0.2) x 800 = 4 kg/m

4.10.3 Evaluasi Gelagar Memanjang Jembatan

Ukuran Gelagar Memanjang :

(35)
(36)
(37)

Tegangan akibat momen (σ) =�

4.10.4 Evaluasi Gelagar Melintang

Ukuran gelagar melintang

Panjang gelagar melintang = 1.5 meter

Lebar = 0.05 meter

Tinggi = 0.06 meter

Jarak antar gelagar memanjang = 0.40 meter

RA = RB = ½ (ql + p1 + p2 + p3 + p4)

(38)

Diameter kabel hanger = 15 mm

Tegangan izin kabel hanger = 1600 kg/��2

Beban yang diterima hanger = 602.0013 kg

Daya dukung hanger = tegangan izin hanger x luasan tampang

= 1600 x ¼ x 3.14 x (1.5)

= 2826 kg

2

Faktor keamanan = daya dukung hanger / beban yang diterima

= 2826

602 .0013 = 4.694 ( OK )

4.10.6 Evaluasi Kabel Utama Jembatan

Panjang bentang jembatan = 60 meter

Diameter kabel utama = 30 – 3 = 27 mm

d = 2.3 meter

Pembebanan yang diterima oleh kabel utama :

Deck jembatan = luas tampang memanjang deck x Bj. kayu

= (0.025 x 1.38) x 800

= 27.6 kg/m

Gelagar memanjang ( 4 buah gelagar ) = 4 x berat sendiri gelagar memanjang

= 4 x (0.05 x 0.06 x 800)

= 9.6 kg/m

Gelagar melintang = n gelagar x w gelagar x( l gelagar melintang / L jembatan)

= 33 x (0.05 x 0.06 x 800) x (1.48/60)

(39)

Gelagar penahan lateral = n gelagar x w gelagar x( l gelagar melintang / L

Akibat beban hidup merata penuh (qs

= 552 x 60

2

8 � 2.3 = 108000 kg

) = beban hidup simetris x �2

8d

Akibat beban hidup tidak simetris di tengah bentang (qas

(40)

= 57.905 x 602

Faktor keamanan = daya dukung kabel uatama / beban diterima

= 57512.63/61153.74

= 1.161 (NOT OK)

4.10.7 Evaluasi Kabel Backstay

Sudut kabel backstays (ϕ) = arc tan ( ������ ������

(41)

= arc tan (3

Daya dukung backstay = tegangan izin kabel x luasan tampang

= 0.67 x 15000 x ¼ x 3.14 x (0.027)

= 87512.63 kg

2

Faktor keamanan = daya dukung backstay / beban yang diterima

= 87512.63 / 85485.36

= 1.347( NOT OK )

4.10.8 Evaluasi Lendutan Yang Terjadi

Momen Inersia Gelagar Pengaku =1/12 bh3 x 4 cm4

= 1/12 x 5 x 63

= 360 cm

x 4

Modulus Elastisitas E : 125.000 kg/cm

4

Panjang bentang jembatan (L) = 6000 cm

2

Beban hidup merata (q) = 5.52 kg/cm

(42)

Lendutan gelagar pengaku pada ¼ bentang ≡ lendutan kabel pada ¼ bentang

Lendutan Pada ¼ Bentang :

∆` = ��

Syarat lendut am maksimum yang terjadi ialah

∆max

“Karena lendutan yang terjadi ialah sebesar 49,461 cm < 60 cm, maka masih

memenuhi syarat lendutan maksimum jembatan gantung”. = �.��������

100 = 6000

100 = 60 cm

Momen Gelagar Pengaku

M MAX

Tegangan pada gelagar pengaku σ

=(1−�)��

4.10.9 Evaluasi Menara Jembatan

Dimana disini kekuatan beton diasumsikan menurun menjadi K150.

(43)

a. Letak garis netral balance (untuk regangan berimbang)

b. Tinggi balok tegangan tekan ekivalen kondisi balance :

ab = β1.Cb ; untuk fc’= 15 mpa maka β1 = 0,85

ab = 0,85 .204 = 175 mm

c. Kontrol regangan tekan baja :

Kontrol Reg. Tekan Baja

(

)

Gaya tarik baja

Ts = As.fy = 1963 (400).10-3

Gaya tekan beton

= 785.2kN

Cc = 0,85 fc’.a.b

= 0,85 .15 . 175 .400 .10

= 892,5 kN

-3

(44)

Cs’ = As’ (fy – 0,85 fc’)

= 1963 (400- 0,85 . 15)

= 760,2 kN

e. Kapasitas aksial desak Pb = Pnb

Pnb = Cc + Cs – Ts

= 892,5 + 760,2 – 785.2

= 867.5kN

Gaya yang diterima menara ialah,

P = H tan φ + H tan θ

= 61153.74 tan 450 + 61153.74 tan 8,717

= 70 530,15 kg = 705 KN

0

Maka Pnb> P OK !!!

f. Momen nominal penampang balance

(45)

4.11 Evaluasi Jembatan Dengan Perangkat Lunak SAP 2000

4.11.1 Desain dan Pemodelan

Tahap paling awal dalam melakukan analisis struktur jembatan gantung ini

adalah dengan membuat desain atau model dari struktur yang akan dianalisis

seperti gambar 4.12. Desain struktur dari model jembatan gantung ini dilakukan

dengan menggunakan program elemen hingga. Pada tahap ini dibutuhkan

data-data ukuran jembatan dan dimensi elemen struktur sebagai berikut:

Jenis model = dimensi jembatan gantung

Panjang bentang kiri, L1 = 3 m

Panjang bentang tengah, L2 = 60 m

Panjang bentang kanan, L3 = 14.5 m

Lebar menara, w = 1.4 m

Tinggi menara, H1 = 3 m

Jumlah segmen kiri, N1 = 1 segmen

Jumlah segmen tengah, N2 = 34 segmen

(46)

Ketinggian kabel ditengah bentang = 0.7 m

4.11.2 Pemodelan Struktur

Pemodelan struktur pada program dimulai dengan memilih satuan yang

akan digunakan, lalu memilih jenis model yang akan dipilih seperti tampak pada

gambar 4.13. selanjutnya, mengisi data-data yang telah dipersiapkan sebelumnya

seperti pada gambar 4.14.

4.11.3 Mengidentifikasi Kasus Beban

Gambar 4.12 Model Struktur Tampak Memanjang Jembatan

(47)

Pada tahap ini beban yang bekerja pada struktur jembatan didefinisikan

pada lembar isi ini. Beban-beban itu antara lain beban mati, beban hidup simetris

dan asimetris, beban angin, dan beban gempa. Cara mendefinisikan beban ini

yaitu dengan memilih menu define dan mengklik option load patterns maka kita

akan bisa mendefinisikan beban-beban yang akan dimasukkan seperti pada

gambar 4.15.

4.11.4 Mengidentifikasi Kombinasi Pembebanan

Data selanjutnya yang harus diidentifikasi adalah memberikan kombinasi

pembebanan yang akan dipakai saat analisis struktur. Terdapat beberapa

kombinasi pembebanan pada jembatan gantung yaitu sebagai berikut :

1. D

2. D + L

3. D + 0.6 ANGIN

(48)

4. D + 0.75L + 0.525 GEMPA

5. 0.6D + 0.6 ANGIN

6. 0.6D + 0.7 GEMPA

Dalam mengidentifikasi kombinasi pembebanan langkah yang dilakukan

ialah memilih menu define lalu mengklik load combination.

a. Combinasi pembebanan 1

b. Combinasi pembebanan 2

(49)

c. Combinasi pembebanan 3

d. Combinasi pembebanan 4

Gambar 4.17 Identifikasi Combinasi Pembebanan 3

(50)

e. Combinasi pembebanan 5

f. Combinasi pembebanan 6

Gambar 4.18 Identifikasi Combinasi Pembebanan 4

(51)

g. Combinasi pembebanan 7

h. Combinasi pembebanan 8 untuk mencari lendutan di ¼ bentang

Gambar 4.20 Identifikasi Combinasi Pembebanan 6

(52)

Maka jumlah combinasi yang dilakukan adalah

4.11.5 Mengidentifikasi Harga Beban

Adapun langkah kita dalam memasukkan pembebanan yaitu dengan

memilih menu Assign + klik frame loads + distrubuted

a. Beban mati

Gambar 4.22 Identifikasi Combinasi Pembebanan 8

(53)

b. Beban hidup

c. Beban Angin

Gambar 4.24 Memasukkan Besar Beban Mati

(54)

d. Beban Gempa

Perhitungan pembebanan gempa dilakukan dengan cara respon spectra

dengan memasukkan koordinat lokasi jembatan gantung yaitu jembatan gantung

pejalan kaki di desa aek libung kecamatan sayur matinggi kabupaten tapanuli

selatan menggunakan aplikasi dinas pekerjaan umum yaitu

puskim.pu.go.id/aplikasi/respons_pektra_indonesia_2011.

Dimana Koordinat jembatan semdiri diperoleh yaitu : 1009’15.9” N, 99025’20.6”

E, maka diperoleh spectrum gempa sebagai berikut :

(55)

T (detik) SA (g) Variabel Nilai Variabel Nilai

Gambar 4.27 Respon Spektra Dari Puskim PU

(56)

TS+2.5 0.155 T0 (detik) 0.102

TS+2.6 0.15 TS (detik) 0.508

TS+2.7 0.146 PGA (g) 0.716

TS+2.8 0.141 SS (g) 1.781

TS+2.9 0.137 S1 (g) 0.697

TS+3 0.133 CRS 0.953

TS+3.1 0.129 CR1 0.951

TS+3.2 0.126 FPGA 1

TS+3.3 0.123 FA 1

TS+3.4 0.119 FV 1.5

TS+3.5 0.116 PSA (g) 0.716

4 0.116 SMS (g) 1.781

Maka langkah selanjutnya yaitu memasukkan data respon spectra tersebut

kedalam program SAP 2000. Dengan memilih menu define + functions + Respon

Spektrum. Kemudian kita atur sesuai pengguna atau data spectrum yang kita

(57)

Kemudian kita aktivkan respon spectra gempanya dengan memilih menu

define + load cases

Gambar 4.28 Pemasukan Data Respon Spektra SAP 2000

(58)

4.11.6 Letak Pembebanan

a. Letak pembebanan beban hidup simetris

b. Letak pembebanan beban hidup asimetris

c. Letak pembebanan beban mati

Gambar 4.30 Pembebanan Beban Simetris

(59)

d. Letak pembebanan beban angin, dilihat dari tampak xy

4.11.7 Run Analisis Program SAP 2000

Setelah semua data dimasukkan pada model, analisis struktur dapat

langsung dilakukan. Dengan cara memilih menu analyze, run analysis, run now,

maka program akan menjalankan perhitungan analisis struktur.

Hasil analisis tersebut berupa frekuensi alami seperti tampak pada gambar

4.35.

Gambar 4.32 Pembebanan Beban Asimetris

(60)

Gaya aksial, shear dan momen yang terjadi dengan menggunakan

kombinasi 7 karena nilai maksimum dan minimum kombinasi diperoleh pada

kombinasi 7.

a. Gaya aksial/normal yang terjadi ialah

b. Gaya lintang/shear 2-2 yang terjadi

Gambar 4.34 Run Analysis Program

Gambar 4.35 Ragam Getar Terjadi

(61)

c. Dan momen 3-3 yang terjadi

d. Lendutan yang terjadi di ¼ bentang

Gambar 4.37 Diagram Gaya Lintang Terjadi

(62)

e. Gaya pada kabel utama

f. Gaya pada kabel backstay

Gambar 4.39 Lendutan Terjadi ¼ Bentang

(63)

g. Gaya pada menara jembatan

Gambar 4.41 Besar Gaya Pada Kabel Backstay

(64)

4.12Tabulasi Hasil Perhitungan Evaluasi Jembatan

Perbandingan hasil analisa perhitungan secara manual dengan program

SAP 2000 di tabulasikan sebagai berikut.

NO HAL

backstay (kg) 87272.28 85882.36 1.02

2 Gaya tarik kabel

85485.36 87272.28 1786.92

Tabel 4.2 Perbandingan Analisa Manual Dengan Program SAP 2000

(65)

2

Gaya tarik kabel utama

(kg)

61153.74 62716.68 1562.94

3 Lendutan, Δ

(cm) 49.46 45.94 3.52

4 Gaya aksial

menara (kg) 70530,15 72 179,40 1649.25

Perbandingan hasil lendutan yang terjadi ialah sebagai berikut :

Grafik 4.1 Perbandingan Hasil Lendutan Kondisi Awal dan Sekarang

(66)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada jembatan gantung pejalan

kaki, di dapati kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengurangan luas penampang elemen struktur baja akibat korositerjadi

hampir diseluruh penampang kabel, dengan pengurangan luasterbesar

dialami oleh kabel utama jembatan sebesar 19.0375 %.

2. Pengurangan luas penampang lantai dan gelagar kayu jembatan akibat

lapuk dan retaknya elemen tersebut mengalami pengurangan luas

sebesar 1.33% pada lantai jembatan dan 11.765% pada gelagar penahan

lateral jembatan.

3. Kemampuan menara dalam menahan beban yang bekerja padanya

berkurang sebesar 14,28%.

4. Faktor keamanan terendah dimiliki oleh kabel utama yaitu sebesar 1,16.

Sedangkan untuk kabel backstay sebesar 1,34.

5. Lendutan (Δ) yang terjadi mengalami peningkatan yaitu menjadi 49.46

(67)

persyaratan lendutan maksimum yang terjadi pada jembatan gantung

yaitu sebesar 60 cm.

6. Pada pembebanan maksimum diperoleh bahwa beberapa elemen

jembatan sudah tidak mampu menahan beban yang bekerja yaitu seperti

pada gelagar memanjang, melintang, kabel backstay dan kabel utama

jembatan.

5.2Saran

Saran rekomendasi untuk struktur jembatan gantung eksisting

sebagaiberikut:

1. Untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan saat

melewatijembatan perlu dilakukan penggantian papan lantai dan

gelagar penahan lateral jembatan

2. Untuk mengurangi defleksi jembatan perlu dilakukan perkuatan

kabelutama dan kabel hanger pada jembatan gantung pejalan kaki

eksisting dengan cara menambah jumlah masing-masing kabel.

3. Meningkatkan pemeliharaan, khususnya pada kabel hanger jembatan

yaitu dengan memperbaiki sambungan hanger jembatan terhadap

gelagar dan kabel utama jembatan dengan baut atau las, tidak hanya di

ikatkan dengan kawat atau dengan paku.

Saran yang dapat diberikan untuk Tugas Akhir ini sebagai beikut:

1. Perlu dilakukan penelitian terhadap struktur bawah jembatan.

2. Perlu dilakukan pengukuran defleksi dan frekuensi natural

Gambar

Gambar 4.3 Detail Gelagar Jembatan
Gambar 4.10 Pembebanan Pada Menara Jembatan
Gambar 4.11 Pembebanan Lantai Baru
Gambar 4.13 Data Ukuran Jembatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu metode mekanika kepecahan adalah linear elastic fracture mechanic (LEFM), LEFM memperhatikan tingkat dan kemunculan keretakan beserta penjalaranya.

CCTV ( Closed Circuit Television ) yang berarti menggunakan sinyal yang bersifat tertutup, merupakan sistem pengawasan atau monitoring yang memakai kamera video

Upaya untuk memperbaiki tindakan pa- da siklus 1, yaitu dengan perbaikan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA, pemeliharaan kelas agar siswa tetap kondusif

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara simultan, tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PPN Impor Pada KPP Pratama

:Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi dan akuntan pendidik Binus University mengenai Tanggung Jawab Kepada Rekan Seprofesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia

(4) Setelah dilakukan pengkajian dan Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Naskah Rancangan Peraturan Daerah yang pada setiap halamannya sudah diparaf oleh

Penyedia barang dan atau jasa harus memiliki pengalaman sejenis dari pekerjaan yang ingin.. Direksi

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MENGELOLA PERALATAN KANTOR DI KELAS XI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK PASUNDAN 1 BANDUNG