• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN DI SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN LKS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN DI SMP"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN LKS

BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI

JARINGAN TUMBUHAN DI SMP

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

oleh Dita Selviana

4401411033

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

(3)
(4)

iv

ABSTRAK

Selviana, Dita. 2016. Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan di SMP. Skripsi, Jurusan

Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr. drh. R. Susanti, M.P. dan Dr. Retno Sri Iswari, S.U.

Pengembangan LKS didasari oleh kurang aktifnya siswa mengikuti pembelajaran sehingga sulit memahami materi. LKS yang selama ini digunakan kurang mengaktifkan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan efektivitas LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP N 11 Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R & D). Kelayakan LKS didasarkan pada hasil validasi pakar media, materi dan guru IPA. Validasi kelayakan LKS meliputi komponen media dan materi. Uji coba skala kecil dilakukan terhadap 10 siswa kelas VIII A dan skala besar terhadap 32 siswa kelas VIII B. Data dalam penelitian ini meliputi hasil validasi kelayakan LKS, tanggapan siswa terhadap keterbacaan LKS, jumlah siswa yang aktif, ketuntasan klasikal, tanggapan siswa dan guru. Data diambil menggunakan angket validasi, angket keterbacaan, lembar aktivitas, instrumen tes, dan angket tanggapan kemudian data dianalisis dengan deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan kelayakan LKS komponen media sebesar 92,27% dan komponen materi 86,25%. Dua komponen tersebut berada pada kriteria sangat layak. Tanggapan semua siswa terhadap keterbacaan LKS pada uji coba skala kecil baik. Persentase jumlah siswa yang aktif pada uji coba skala besar 81,25%, 84,375% siswa tuntas belajar, 90,63% siswa memberikan tanggapan baik dan tanggapan guru baik.Simpulan penelitian adalah LKS berbasis inkuiri terbimbing layak dan efektif digunakan dalam pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP N 11 Semarang.

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul

Pengembangan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Struktur dan

Fungsi Jaringan Tumbuhan di SMP dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kelancaran administrasi dalam menyelesaikan skripsi.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang, atas kebijaksanaan yang telah diberikan selama menyelesaikan studi di Jurusan Biologi.

4. Dr. drh. R. Susanti, M.P. selaku dosen pembimbing I yang telah sabar membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Dr. Retno Sri Iswari, S.U. selaku dosen pembimbing II yang telah sabar membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. selaku dosen penguji utama yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak dan ibu dosen Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang sangat bermanfaat.

8. Kepala SMP Negeri 11 Semarang yang telah memberikan ijin penelitian. 9. Sri Lestari, S.Pd. selaku guru IPA SMP Negeri 11 Semarang yang telah

(6)

vi

10. Bapak Sudarso, Ibu Suminah, adik-adikku tersayang (Yusuf dan Syafiq) serta keluarga besar di rumah yang selalu memberikan dukungan baik spiritual maupun materil.

11. Semua siswa kelas VIII B SMP Negeri 11 Semarang tahun ajaran 2015/2016 yang telah membantu dan bekerjasama selama proses penelitian.

12. Sahabat-sahabatku keluarga besar Kost Pojok Sari, Angkatan V Rhyothemis Green Community BioUnnes, serta sahabat SMA khususnya Jeihan, Rena dan Sifau yang telah memberikan pengalaman, perhatian dan motivasi selama penulis menuntut ilmu.

13. Teman-teman rombel 2 dan mahasiswa Biologi angkatan 2011 yang saling memberikan semangat perjuangan dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Semarang, 16 Februari 2016

(7)

vii

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data dan pengumpulan data ... 16

2. Klasifikasi tingkat kesukaran soal ... 17

3. Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba ... 17

4. Kriteria daya pembeda soal ... 18

5. Hasil analisis daya pembeda soal ... 18

6. Hasil analisis validitas soal uji coba ... 18

7. Koefisien korelasi reliabilitas ... 19

8. Soal yang digunakan sebagai soal posttest pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP ... 19

9. Rata-rata validasi kelayakan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP ... 24

10. Saran dan perbaikan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP ... 25

11. Persentase keterbacaan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP ... 25

12. Jumlah siswa yang aktif selama proses pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP ... 26

13. Hasil belajar siswa materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP ... 26

14. Rata-rata hasil belajar afektif siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP ... 27

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka berpikir pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing

(10)

x

6. Hasil analisis validasi kelayakan LKS ... 62

7. Rata-rata validasi kelayakan LKS ... 64

13. Rata-rata jumlah siswa yang aktif selama proses pembelajaran ... 74

(11)

xi

31. Hasil analisis angket tanggapan siswa …….. ... 109

32. Kisi-kisi angket tanggapan guru dalam uji coba skala besar …….. ... 110

33. Lembar angket tanggapan siswa dalam uji coba skala besar …….. ... 111

34. Hasil analisis angket tanggapan guru ... 112

35. Foto kegiatan penelitian ... 113

36. Surat keputusan dosen pembimbing ... 115

37. Surat ijin penelitian ... 116

38. Surat keterangan telah melakukan penelitian ... 117

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam serta segala sesuatu yang ada di dalamnya. Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 menyatakan bahwa IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA SMP N 11 Semarang diketahui bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep, terutama pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata ulangan harian siswa pada tahun ajaran 2014/2015 sebesar 52,25 dengan ketuntasan 13,88%. Materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan merupakan salah satu materi yang diajarkan pada jenjang SMP dengan kompetensi dasar mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut, pembelajaran yang diterapkan guru sebaiknya adalah kegiatan pengamatan. Hal ini didukung dengan kondisi laboratorium IPA SMP N 11 Semarang yang cukup memadai dan peralatan yang cukup lengkap.

(13)

2

dan gambar dapat menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, yaitu verbal dan visual (Arsyad 2014). Kelebihan lain dari LKS adalah memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan sebagai bahan ajar yang ringkas serta kaya tugas untuk berlatih (Prastowo 2012). Berdasarkan hasil wawancara, LKS yang digunakan di SMP N 11 Semarang belum mendorong siswa aktif dan menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya, sehingga siswa yang aktif dalam proses pembelajaran masih rendah. Menurut Depdiknas (2008) sebuah LKS harus memenuhi kriteria yang berkaitan dengan tercapai atau tidaknya suatu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa.

Penyusunan tugas di dalam LKS dapat dirancang dengan memodifikasi langkah-langkah suatu model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif di dalam proses pembelajaran adalah model inkuiri terbimbing. Sebagimana disebutkan dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah

(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Suardana (2007) menyatakan bahwa melalui model pembelajaran inkuiri, siswa terlibat aktif dalam kegiatan pengamatan, pengukuran, dan pengumpulan data untuk menarik suatu kesimpulan. Menurut Sanjaya (2007) kelebihan model inkuiri terbimbing yaitu dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa secara seimbang, siswa dapat belajar sesuai gaya belajar dan kemampuannya, serta memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa sehingga membuat siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari.

(14)

3

dikembangkan dapat mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan kelebihan LKS sebagai media pembelajaran, inkuiri terbimbing sebagai model pembelajaran, serta sarana dan prasarana sekolah yang mendukung, maka dilakukan pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu:

1. Apakah LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar menurut penilaian ahli?

2. Apakah LKS berbasis inkuiri terbimbing efektif digunakan dalam pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP N 11 Semarang?

C.

Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian, istilah atau konsep agar tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda. Berikut beberapa istilah penting yang disajikan dalam penelitian ini.

1. LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing

Menurut Arsyad (2014) berdasarkan jenisnya, LKS termasuk media cetak yang memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat dirancang sesuai kebutuhan siswa, menambah daya tarik siswa untuk belajar, dan membantu siswa memahami informasi atau materi yang disajikan. Proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2007) meliputi orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.

(15)

4

sintak inkuiri yang meliputi orientasi, merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan. Selain itu, LKS berbasis inkuiri terbimbing ini juga dilengkapi dengan kata-kata motivasi dan gambar-gambar yang terkait dengan kegiatan pengamatan untuk membangkitkan semangat siswa dalam belajar, serta Sains News untuk menambah wawasan siswa.

2. Kelayakan LKS

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2015) kelayakan memiliki arti perihal layak (patut, pantas); kepantasan; kepatutan; perihal yang dapat (pantas, patut) dikerjakan. Kelayakan LKS yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi aspek kelayakan isi, penyajian, kegrafikan dan kebahasaan, yang dinilai menggunakan instrumen validasi kelayakan LKS dari BSNP (2014). Aspek kelayakan kegrafikan dan kebahasaan digolongkan menjadi komponen kelayakan media, kemudian aspek kelayakan isi dan penyajian digolongkan menjadi komponen kelayakan materi. Validasi kelayakan LKS dilakukan oleh pakar materi, media dan guru IPA SMP N 11 Semarang. LKS dinyatakan layak jika hasil rata-rata validasi kelayakan LKS untuk komponen media dan materi > 70%. 3. Efektivitas LKS

(16)

5

D.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui kelayakan LKS berbasis inkuiri terbimbing materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan sebagai salah satu bahan ajar berdasarkan penilaian ahli.

2. Mengetahui efektivitas LKS berbasis inkuiri terbimbing dalam pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP N 11 Semarang.

E.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi siswa

LKS berbasis inkuiri terbimbing sebagai salah satu sumber belajar alternatif dalam mempelajari materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan sehingga dapat mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat LKS agar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa sehingga efektivitas pembelajaran dapat tercapai. 3. Bagi Sekolah

(17)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Tinjauan Pustaka

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat diartikan sebagai Lembar Kegiatan Siswa (student worksheet). Menurut Depdiknas (2008) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Choo et al. (2011) menjelaskan bahwa LKS merupakan bahan ajar yang berisi beragam petunjuk, pertanyaan, dan informasi yang didesain untuk memandu siswa memahami materi yang kompleks.

Penggunaan LKS dapat membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Prastowo (2012) manfaat LKS dalam pembelajaran yaitu mengaktifkan siswa, membantu siswa memahami materi yang dibahas, sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, serta memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. LKS dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Sebagaimana dijelaskan oleh Yildirim et al. (2011) bahwa LKS meningkatkan prestasi siswa pada materi kesetimbangan kimia.

Pada kegiatan pembelajaran, guru dapat mengembangkan LKS sesuai dengan karakteristik siswa, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan siswa memperoleh hasil belajar yang optimal. Pengembangan LKS memerlukan persiapan yang matang, baik dalam perencanaan isi maupun tampilannya agar diperoleh hasil yang maksimal. Tampilan LKS didesain sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar bagi guru dan dijadikan sumber belajar siswa.

(18)

7

Berdasarkan jenisnya LKS termasuk media cetak. Menurut Arsyad (2014) kelebihan dari media cetakan adalah (1) siswa dapat belajar sesuai kecepatannya masing-masing, sehingga materi pelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa, (2) memudahkan siswa untuk mengulangi materi, (3) adanya perpaduan teks dan gambar menambah daya tarik siswa, serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format, yaitu verbal dan visual.

2. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing

Temuan terbimbing adalah satu pendekatan mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut (Eggen & Kauchak 2012). Majid (2013) menjelaskan bahwa inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Peran siswa adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

Menurut Sanjaya (2007) proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri meliputi: orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Strategi pembelajaran inkuiri memiliki keunggulan dan kelemahan di dalam pelaksanaannya. Mengadaptasi strategi pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2007) maka dapat disimpulkan bahwa model inkuiri terbimbing memiliki keunggulan, yaitu (1) mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor siswa secara seimbang, (2) membantu siswa belajar sesuai dengan gaya belajarnya, (3) memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa, dan (4) memfasilitasi kebutuhan belajar siswa sesuai dengan kemampuannya.

(19)

8

terbiasa dengan pengajaran tradisional, dan (4) kurang berhasil bila jumlah siswa terlalu banyak di dalam satu kelas.

Proses pembelajaran dimana siswa terlibat aktif di dalamnya dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Sebagaimana dijelaskan oleh Fisher (2006) bahwa pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa. Kurniawan (2013) menyatakan bahwa pembelajaran IPA Biologi di SMP N 3 Kubu Raya dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Maliyah et al. (2012) menegaskan bahwa ada pengaruh pembelajaran dengan inkuiri terbimbing menggunakan metode eksperimen dan demonstrasi diskusi terhadap prestasi belajar baik aspek kognitif, psikomotor, maupun afektif. Pembelajaran dengan inkuiri terbimbing tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep siswa, tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan proses sains. Sebagaimana disebutkan Ambarsari (2013) bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses sains dasar siswa kelas VIII SMP N 7 Surakarta. Deta (2013) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan inkuiri terbimbing yang didukung kreativitas dan keterampilan proses sains tinggi dapat melatih karakter siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan model inkuiri terbimbing mampu mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan pemahaman konsep, keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa.

3. Aktivitas Belajar

Rusman (2012) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya berfikir, sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan.

(20)

9

memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi, dan sebagainya; 3) listening activities, seperti mendengarkan uraian, mendengarkan diskusi, musik, pidato; 4)

writing activities, seperti menulis cerita, mencatat, laporan, angket, menyalin, dan sebagainya; 5) motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, dan sebagainya; 6) mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, membuat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya; 7) emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, semangat, berani, tenang, dan sebagainya.

Penggunaan LKS berbasis inkuiri terbimbing dapat mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sebagaimana dijelaskan oleh Rahmayani & Pribadi (2014) bahwa lebih dari 80% aktivitas siswa kelas eksperimen di SMP Negeri 4 Boyolali memenuhi kriteria aktif dan sangat aktif setelah menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing Kritis, Mandiri, dan Aktif (Tindak) pada materi ekosistem.

4. Hasil Belajar

Gagne (1992) sebagaimana dikutip oleh Jufri (2013) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dapat teramati dalam diri seseorang dan disebut dengan kapabilitas. Benyamin S. Bloom sebagaimana dikutip oleh Sudjana (2009) merumuskan hasil belajar yang meliputi tiga ranah yang disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

(21)

10

5. Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

Materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan merupakan salah satu materi yang diajarkan pada jenjang SMP dengan Standar Kompetensi (SK) yaitu memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan. Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai adalah mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Materi yang dipelajari meliputi struktur dan fungsi berbagai jaringan yang menyusun organ tumbuhan seperti akar, batang dan daun.

(22)

11

B.

Kerangka Berpikir

Peneliatian in pada Gamba

Gambar 1 Kerangka berpikir pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP

Fakta di lapangan :

1. Aktivitas belajar siswa rendah

2. Hasil belajar siswa kurang optimal

3. LKS yang digunakan hanya berisi

petunjuk praktikum, sehingga kurang

membantu siswa memahami materi

yang dibahas.

4. Materi struktur dan fungsi jaringan

tumbuhan merupakan materi yang

sulit dipahami oleh siswa.

 Fungsi LKS dalam kegiatan

pembelajaran yaitu : memudahkan

siswa untuk memahami materi yang

dibahas, dan memudahkan guru dalam

menyampaikan materi kepada siswa.  Keunggulan inkuiri terbimbing yaitu:

meningkatkan pemahaman konsep

siswa, meningkatkan aktivitas siswa

dalam pembelajaran, memberikan

pengalaman belajar yang bermakna

sehingga meningkatkan motivasi siswa

dalam belajar.

LKS berbasis inkuiri terbimbing materi

struktur dan fungsi jaringan tumbuhan

sebagai salah satu bahan ajar.

Hasil yang diharapkan :

1. LKS berbasis inkuiri terbimbing berisi materi struktur dan fungsi jaringan

tumbuhan yang disajikan berdasarkan tingkat berpikir siswa, kegiatan belajar

berpusat pada siswa, memiliki tampilan menarik yang dilengkapi dengan

gambar, kata-kata motivasi, dan informasi tambahan terkait materi.

(23)

34

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. LKS berbasis inkuiri terbimbing materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar berdasarkan penilaian ahli (media, materi dan guru IPA).

2. LKS berbasis inkuiri terbimbing efektif digunakan dalam pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP N 11 Semarang.

B.

Saran

Saran yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini, yaitu:

1. Guru disarankan menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP.

2. Guru diharapkan memberikan instruksi dan pengarahan yang jelas kepada siswa terkait tugas yang ada di dalam LKS.

3. Guru perlu melatih kebiasaan siswa dalam menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat sehingga siswa lebih percaya diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

(24)

35

DAFTAR PUSTAKA

Ambarsari W, S Santosa, & Maridi. 2013. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar Pada Pelajaran Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi 5 (1): 81-95.

Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

______. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad A. 2014. Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

BSNP. 2014. Instrumen Penilaian Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Jakarta: BSNP.

Choo SSY, JI Rotgans, EHJ Yew, & HG Schmidt. 2011. Effect of worksheet scaffolds on student learning in problem-based learning. Adv in Health Science Education 16: 517-528.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas Deta UA, Suparmi, & S Widha. 2013. Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan

Proyek, Kreativitas, serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9: 28-34.

Eggen P & D Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks. Estuningsih S, E Susantini, & Isnawati. 2013. Pengembangan Lembar Kerja

Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA SMA Pada Materi Substansi Genetika. Electronic Journal of Biology Educatio 2 (1): 27-30.

Fisher SJ. 2006. The Effect of Process Oriented Guided Inquiry Learning on Student Achievement in a One Semester General, Organic, and Biochemistry Course. Thesis. Fisher Digital Publications.

Jufri AW. 2013. Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung: Pustaka Reka Cipta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Online. Tersedia di http://kbbi.web.id/ (diakses

pada tanggal 28 Oktober 2015, pukul 20.15 WIB)

(25)

36

Kurniawan AD. 2013. Metode Inkuiri Terbimbing Dalam Pembuatan Media Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Kreativitas Siswa SMP. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 2 (1): 8-11. Maisaroh & Rostrieningsih. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan

Menggunakan Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor.

Jurnal Ekonomi & Pendidikan 8 (2): 157-172.

Majid A. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Maliyah N, W Sunarno & Suparmi. 2012. Pembelajaran Fisika Dengan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi Diskusi Ditinjau Dari Kemampuan Matematik dan Kemampuan Verbal Siswa.

Jurnal Inkuiri 1 (3): 227-234.

Musfiqon. 2012. Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka

Nurhidayah T, ES Rahayu & NKT Martuti. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pengelolaan Lingkungan. Unnes Journal of Biology Education 3 (1): 118-124.

Prastowo A. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:

Rahmayani R & TA Pribadi. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Penemuan Terbimbing TINDAK Materi Ekosistem di SMP. Unnes Journal of Biology Education 3 (3): 1-7.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Rusmaryanti D. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) Pada Siswa Kelas VIII A MTs Al Huda 2 Jenawi Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

Jurnal Pendidikan 22 (3): 285-308.

Saidah N, Parmin & NR Dewi. 2014. Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis

(26)

37

Sanjaya W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suardana IK. 2007. Penilaian Portopolio Dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Inquari Terbimbing Di SMP Negeri 2 Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 1 (2): 122-134.

Sudijono A. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.

Sudjana N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar
Gambar 1 Kerangka berpikir pengembangan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di SMP

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan public speaking yang baik sangat membantu untuk menjadi. seorang comic

[6] ASME B31.4, “Pipeline Transportasion System for Liquid Hydrocarbons and Other Liquids” ,The American Society of Mechanical Engineers, United States, 2001.

DOKTER SPESIALIS 3 Orang DOKTER UMUM 36 Orang PERAWAT/BIDAN 79 Orang APOTEKER/ASISTEN 23 Orang AHLI GIZI 14 Orang RADIOGRAFER 5 Orang SECURITY 23 Orang ANALIS KESEHATAN 23 Orang

Sistem Operasi komputer merupakan software pada lapisan pertama yang diletakkan pada memori komputer, (memori komputer dalam hal ini adalah Hardisk, bukan memory

Salah satu upaya yang dilakukan untuk menghambat penurunan kualitas tahu tersebut adalah dengan aplikasi edible coating yang terbuat dari pati ganyong dengan

Komposisi campuran Biochar dan humat yang lebih tinggi memberi pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kandungan hara dibanding campuran dengan komposisi yang

Sedangkan pengertian tesis (thesis) menurut Ndraha (1998) tesis merupakan laporan yang sama seperti skripsi akan tetapi bertujuan untuk membangun teori baru

Berdasarkan pemaparan diatas, ketika pengamatan awal dilakukan pada lingkungan Kantor camat & Kelurahan Se-Kecamatan Medan Sunggal diketahui bahwa beberapa PNS