• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA TOPIK KEPOLARAN SENYAWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA TOPIK KEPOLARAN SENYAWA."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA TOPIK KEPOLARAN SENYAWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh Evi Rohimah

1002436

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

▸ Baca selengkapnya: lembar pengamatan ppdp topik 1

(2)

EVI ROHIMAH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA TOPIK KEPOLARAN SENYAWA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Ratnaningsih Eko Sarljono, M.Si. NIP. 196904191992032002

Pembimbing II

Drs. Asep Suryatna, M.Si. NIP. 196212091987031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia,

(3)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA

SISWA (LKS) PRAKTIKUM BERBASIS

INKUIRI TERBIMBING PADA TOPIK

KEPOLARAN SENYAWA

Oleh Evi Rohimah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Glam

© Evi Rohimah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)
(5)

Evi Rohimah,2014

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada topik kepolaran senyawa. LKS yang dihasilkan diuji cobakan untuk mengetahui keterlaksanaan tahapan inkuiri, dan respon siswa. LKS juga dinilai kesesuaian konsep dan tata bahasanya oleh guru dan dosen. Langkah-langkah penelitian meliputi studi pendahuluan dan pengembangan model (uji coba terbatas). Studi pendahuluan terdiri dari studi kepustakaan, survei lapangan, dan penyusunan produk awal. Pada studi kepustakaan digunakan instrumen lembar analisis LKS dengan sumber data LKS kepolaran senyawa yang ada di bahan ajar dan penelitain sebelumnya. Pada survei lapangan digunakan pedoman wawancara dengan sumber data 10 SMA di Bandung. Pada saat uji coba terbatas digunakan instrumen lembar observasi, pedoman penilaian jawaban siswa, dan angket respon siswa dengan sumber data 34 siswa SMA kelas X di Bandung, serta lembar penilaian guru dan dosen dengan sumber data 7 guru kimia SMA dan 3 dosen jurusan pendidikan kimia FPMIPA UPI. Hasil penelitian pada studi pendahuluan ditemukan bahwa praktikum uji kepolaran masih jarang dilakukan di sekolah dan karakteristik LKS praktikum yang digunakan bersifat instruksi langsung (cook book). Karakteristik LKS yang dikembangkan adalah LKS praktikum inkuiri terbimbing yang terdiri dari fenomena, rumusan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data (memilih alat bahan, merancang prosedur, melakukan percobaan, mengisi tabel pengamatan, dan analisis data), menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian pada tahap pengembangan model, didapatkan bahwa keterlaksanaan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing tergolong baik sekali dengan perolehan skor sebesar 91,97% yang terdiri dari observasi keterlaksanaan tahapan inkuiri (100%) dan skor jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS (83,94%). Penilaian guru dan dosen terhadap kesesuaian LKS dengan konsep tergolong baik sekali dengan perolehan skor sebesar 82,38%, sedangkan penilaian guru dan dosen terhadap tata bahasa dalam LKS yang dikembangkan juga tergolong baik sekali dengan perolehan skor sebesar 82,88%. Respon siswa terhadap LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan tergolong baik sekali dengan persentase skor 81,40%.

(6)

Evi Rohimah,2014

ABSTRACT

This study aims to develop guided inquiry lab-based worksheet on the topic of polar compounds. Worksheet assessed to determine the feasibility stage of inquiry, and student responses. Worksheet also assessed the suitability of the concept and grammar by teacher and lecturer. The step of this study include preliminary study and model development (limited testing). Preliminary study consist of literature study, survey and initial product design. The literature study used instrument analysis table of worksheet with data source worksheet of polar compound that exist in teaching material and previous research. Survey used interview guide with data source 10 senior high schools (SMA) in Bandung. At the time limited testing used instruments observation sheets, student’s answer scoring guide, and students response questionnaire with data source 34 students of SMA 10th grade in Bandung, and assessment sheets for teacher and lecturer with

data source 7 chemistry teacher in SMA and 3 lecturer in chemistry department of FPMIPA UPI. The result of preliminary study, it was found that the polarity of the test lab is still rarely performed in schools and the characteristics of lab worksheets used is direct instruction (cook book). Characteristic of worksheet which developed was a guided inquiry lab-based worksheet contained phenomenon, formulating problem, making hypothesis, collecting data (selecting tools and materials, designing procedure, performing experiment, filling observation tables, analyzing data), testing hypothesis, and making conclusion. The results of development model, it was found that the feasibility inquiry-based worksheet classified as excellent with score of 91.97%, based on the feasibility observations stage of inquiry (100%) and score students' answer to the tasks in worksheets (83, 94%). Assessment of teachers and lecturers to the suitability of worksheets with the concept classified as excellent with score of 82.38%, while the assessment of teachers and lecturers toward grammar in the worksheet are developed is also classified as excellent with score of 82.88%. Students' response to inquiry-based worksheet are developed classified as excellent with a percentage score of 81.40%.

(7)

Evi Rohimah,2014

B. Rumusan Masalah……….

C. Pembatasan Masalah……….

D. Tujuan Penelitian………..

E. Manfaat Penelitian………

F. Struktur Organisasi………...

TAT II TINJAUAN PUSTAKA………

A. Metode Praktikum………

B. Inkuiri………...

C. Lembar Kerja Siswa……….

D. Deskripsi Materi Kepolaran Senyawa……….. E. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan………

TAT III METODOLOGI PENELITIAN……….

A. Alur Penelitian………..

1. Studi Pendahuluan………..

2. Pengembangan Model………

B. Definisi Operasional……….

(8)

Evi Rohimah,2014

D. Instrumen Penelitian……….

E. Prosedur Pengolahan Data………

TAT IV HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN………..

A. Potret Pelaksanaan Praktikum dan Karakteristik LKS Praktikum yang Ada pada Saat Ini……….

1. Hasil Penelitian dan Pembahasan Tahap Studi Kepustakaan…... 2. Hasil dan Pembahasan Survei Lapangan……….. B. Karakteristik LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing pada

Topik Kepolaran Senyawa yang Dikembangkan………. C. Tingkat Keterlaksanaan Praktikum dengan Menggunakan LKS

Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Topik Kepolaran Senyawa yang Dikembangkan……….. D. Respon Siswa pada LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing

pada Topik Kepolaran Senyawa yang Dikembangkan………. E. Penilaian Guru dan Dosen pada LKS Praktikum Berbasis Inkuiri

Terbimbing pada Topik Kepolaran Senyawa yang Dikembangkan… 1. Kesesuaian LKS Praktikum Berbasis Inkuiri yang

Dikembangkan dengan Konsep Kepolaran Senyawa………. 2. Kesesuaian Tata Bahasa dalam LKS Praktikum Berbasis Inkuiri

yang Dikembangkan………...

TAT V KESIMPULAN DAN SARAN………..

(9)

Evi Rohimah,2014

Perbedaan LKS inkuiri dan LKS cook book……….…… Karakteristik empat macam LKS praktikum………..…….. Perbedaan senyawa kovalen polar dan senyawa kovalen

nonpolar………..……….. Kriteria interpretasi skor……….. Skor angket respon siswa menggunakan skala Likert………… Skor lembar penilaian guru dan dosen menggunakan skala Likert………...……….. Hasil analisis standar isi dan proses pembelajaran pada topik kepolaran senyawa……… Hasil analisis lks praktikum pada topik kepolaran senyawa……. Hasil analisis kelemahan dan kelebihan LKS praktikum

kepolaran senyawa yang tersedia……….………. Hasil Survei Lapangan……….. Hasil optimasi diameter lubang pada gelas plastik……...……… Hasil optimasi volume bahan yang digunakan pada uji

kepolaran senyawa berdasarkan interaksi dengan medan listrik .. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahapan inkuiri… Perolehan persentase keterlaksanaan tahapan inkuiri secara keseluruhan………... Hasil respon siswa terhadap LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing………. Respon siswa terhadap kemudahan dan kesulitan dalam

melakukan percobaan uji kepolaran senyawa………... Persentase skor penilaian kesesuaian LKS dengan konsep pada komponen fenomena ……… Persentase skor penilaian kesesuaian LKS dengan konsep pada komponen analisis data………. Persentase skor penilaian kesesuaian LKS dengan konsep pada

(10)

Evi Rohimah,2014 Penentuan skor penilaian keseuaian LKS dengan konsep secara keseluruhan………...……… Perolehan persentase skor penilaian tata bahasa untuk

komponen judul………. Perolehan persentase skor penilaian tata bahasa untuk

komponen fenomena………...….. Perolehan persentase skor penilaian tata bahasa untuk

komponen rumusan masalah………. Perolehan persentase skor penilaian tata bahasa untuk

komponen hipotesis………... Perolehan persentase skor penilaian tata bahasa untuk

komponen memilih bahan………. Perolehan persentase skor penilaian tata bahasa untuk

komponen memilih alat………. Perolehan persentase skor penilaian tata bahasa untuk

komponen merancang percobaan……….. Perolehan persentase skor penilaian tata bahasa untuk

komponen melakukan percobaan……….. Perolehan persentase skor penilaian tata bahasa untuk

komponen tabel pengamatan………. Perolehan persentase skor penilaian tata bahasa untuk

komponen analisis data………. Perolehan persentase skor penilaian tata bahasa untuk

komponen menguji hipotesis……… Perolehan persentase skor penilaian tata bahasa untuk

komponen membuat kesimpulan……….………. Penentuan skor penilaian tata bahasa dalam LKS secara

(11)

Evi Rohimah,2014 Skema alat uji kepolaran berdasarkan interaksi dengan medan listrik………...……… Fenomena dalam LKS uji kepolaran berdasarkan interaksi dengan medan listrik……….. Fenomena dalam LKS uji kepolaran berdasarkan kelarutan dalam air………. Arahan memilih set alat pada LKS uji kepolaran berdasarkan interaksi dengan medan listrik………...…. Diagram perolehan skor untuk jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS pada setiap tahapan inkuiri……… Diagram rata-rata persentase skor penilaian kesesuaian LKS dengan konsep pada setiap komponen LKS ……….. Diagram rata-rata persentase skor penilaian kesesuaian LKS dengan konsep pada setiap indikator penilaian ……… Diagram hasil perolehan skor penilaian tata bahasa dalam LKS praktikum pada setiap komponen LKS……….. Diagram rata-rata persentase skor penilaian kesesuaian

(12)

Evi Rohimah,2014

Lembar analisis lks praktikum……… Pedoman wawancara pada tahap studi pendahuluan…...…... RPP uji kepolaran senyawa………... LKS penelitian yang akan dimodifikasi……….. LKS praktikum yang dikembangkan setelah validasi………. Lembar observasi terhadap keterlaksanaan tahapan inkuiri Pedoman penilaian jawaban siswa………. Angket respon siswa terhadap LKS……… Lembar penilaian guru dan dosen terhadap kesesuaian LKS praktikum berbasis inkuiri dengan konsep…………... Lembar penilaian guru dan dosen terhadap tata bahasa LKS praktikum berbasis inkuiri……….. Hasil analisis LKS praktikum………. Hasil wawancara pada tahap studi pendahuluan………. Pengolahan skor keterlaksanaan tahapan inkuiri……… Pengolahan skor jawaban siswa terhadap tugas-tugas

LKS……… Pengolahan skor angket respon siswa terhadap LKS.………. Pengolahan skor penilaian guru dan dosen terhadap

kesesuaian LKS praktikum berbasis inkuiri dengan

(13)
(14)

1

Evi Rohimah,2014

BABBIB PENDAHULUANB A. LatarBBelakangB B

B Salah satu masalah yang dihadapi oleh dunia pendidikan kita antara lain proses pembelajaran; siswa kurang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya, siswa lebih diarahkan untuk menghafalkan informasi (Sanjaya, 2012). Padahal IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa konsep-konsep, fakta-fakta, atau prinsip-prinsip saja melainkan IPA merupakan suatu proses penemuan dan pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung (Trianto, 2010).

Sebagai salah satu rumpun IPA, kimia memiliki karakteristik yang sama dengan IPA. Ilmu kimia memiliki karakteristik, yaitu kimia sebagai produk dan kimia sebagai proses. Kimia sebagai produk meliputi pengetahuan ilmu kimia berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori, sedangkan kimia sebagai proses berupa keterampilan kerja ilmiah dan sikap ilmiah. Karakteristik kimia sebagai proses harus tercemin dalam proses pembelajaran kimia (Depdiknas, 2007). Oleh karena itu proses pembelajaran kimia seharusnya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan sikap ilmiah.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa standar proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan atau yang biasa disingkat 5M. Dalam pembelajaran kimia, kegiatan 5M tersebut dapat dilakukan melalui metode praktikum.

(15)

2

Evi Rohimah,2014

melakukan sendiri. Maka dari itu dengan praktikum, siswa akan menjadi lebih yakin atas satu hal daripada mendapatkannya dari guru atau buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan menjadi lebih lama disimpan dalam ingatan siwa (Rustaman, 2005). Menurut Arifin (2000) metode praktikum berfungsi untuk menunjang kegiatan proses belajar untuk menemukan prinsip atau menjelaskan tentang prinsip-prinsip yang dikembangkan. B

Materi kimia SMA yang dipilih dalam penelitian ini adalah kepolaran senyawa. Alasan dipilihnya materi kepolaran senyawa untuk penelitian ini adalah konsep kepolaran senyawa dekat hubungannya dengan kehidupan sehari-sehari siswa contohnya untuk menjelaskan kenapa air dan minyak tidak saling melarutkan. Selain itu materi kepolaran senyawa terdapat dalam Standar Isi Kurikulum 2013 yang termasuk kedalam Kompetensi Dasar 3.6 yaitu “Menganalisis kepolaran senyawa” dan Kompetensi Dasar 4.6 yaitu “Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa”. Berdasarkan hasil analisis Kompetensi Dasar materi kepolaran senyawa, kata kerja menganalisis, merancang, melakukan, menyimpulkan, dan menyajikan hasil percobaan, menunjukkan bahwa pembelajaran kepolaran senyawa haruslah dilakukan melalui metode praktikum agar siswa dapat memperoleh pengalaman secara langsung dan menemukan konsep sendiri.

(16)

3

Evi Rohimah,2014

(17)

4

Evi Rohimah,2014

inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmiah dan dapat mengembangakan keterampilan berpikir ilmiah. Menurut Restuwati (2013) pendekatan inkuri dapat melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep, prinsip, teori, dan model sehingga lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi dan disesuaikan dengan Kurikulum 2013 yang menekankan pada aspek keterampilan proses.

Colburn (2000) membagi inkuiri menjadi tiga level yaitu inkuiri terstruktur, inkuiri terbimbing, dan inkuiri bebas. Level inkuiri yang tepat digunakan pada tingkat awal SMA adalah inkuiri terbimbing (guided inquiry)

karena inkuiri terbimbing lebih banyak memberikan arahan untuk siswa yang belum siap atau belum mampu menyelesaikan masalah dengan inkuri tanpa arahan karena kurang pengalaman dan pengetahuan atau belum mencapai tingkat perkembangan kognitif yang diperlukan untuk berfikir abstrak (Gormally dkk, 2011).

Dalam kimia, pembelajaran berbasis inkuiri dapat dilakukan melalui metode praktikum. Penelitian-penelitian mengenai pembelajaran berbasis inkuiri melalui metode praktikum (Setia,2010; Maryanti, 2011; Maretasari, 2012; Muktinawati, 2010; Siti,2010; Wulandari dkk, 2013; Praptiwi, 2012; Siska dkk, 2013, Filyanti, 2010; Fajriani,2010) menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri melalui metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar, sikap ilmiah, keterampilan berpikir kritis siswa, penguasaan konsep, unjuk kerja, dan keterampilan proses sains siswa. Maka dari itu penulis berkesimpulan bahwa pembelajaran inkuiri melalui metode praktikum baik digunakan dalam pembelajaran.

(18)

5

Evi Rohimah,2014

cook book hanya membuat siswa melaksanakan praktikum yang bersifat verifikasi sehingga tidak memenuhi tuntutan Kurikulum 2013 yaitu membuat siswa melakukan kegiatan merancang percobaan, melakukan percobaan, menyimpulkan dan menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa. Kegiatan merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan, dapat dipenuhi siswa dengan melaksanakan praktikum berbasis inkuiri. Fakta di lapangan pembelajaran pada topik kepolaran senyawa jarang dilakukan dengan menggunakan metode praktikum, sehingga Sutantri (2012) melakukan penelitian mengenai pengembangan prosedur praktikum pada topik kepolaran senyawa dalam bentuk LKS, namun LKS yang dihasilkan masih bersifat cook book

(Sutantri, 2012). Selain itu walaupun sudah ada beberapa penelitian yang mengembangkan LKS berbasis inkuiri (Astuti, 2013; Amir, 2012; Utami, 2013; Sabatinie, 2013), namun peneliti belum menemukan LKS berbasis inkuiri pada topik kepolaran senyawa.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul “PengembanganB LembarB KerjaB SistaB (LKS)B PraktikumB BerbasisB InkuiriB TerbimbingB PadaB TopikB KepolaranB Senyata”B

B

B. RumusanBMasalahBB

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah penelitian secara umum adalah “Bagaimana Lembar Kerja Siswa (LKS) praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada topik kepolaran senyawa yang dikembangkan?”

Berdasarkan rumusan masalah secara umum tersebut, dapat dijabarkan melalui pertanyaan sebagai berikut :B

1. Bagaimana potret pelaksanaan praktikum dan karakteristik LKS praktikum pada topik kepolaran senyawa di kelas X SMA di kota Bandung saat ini? 2. Bagaimana karakteristik LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing untuk

(19)

6

Evi Rohimah,2014

3. Bagaimana tingkat keterlaksanaan praktikum dengan menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada topik kepolaran senyawa yang dikembangkan?

4. Bagaimana penilaian Guru dan Dosen pada LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada topik kepolaran senyawa yang dikembangkan?

5. Bagaimana respon siswa pada LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada topik kepolaran senyawa yang dikembangkan?

C. PembatasanBMasalahB

B Untuk mengarahkan penelitian, maka penelitian dibatasi pada:B

1. Pengembangan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada topik kepolaran senyawa dilakukan hingga tahap uji coba terbatas

2. Karakteristik LKS praktikum (yang ada pada saat ini) yang dikaji adalah judul, alat, bahan, dan jenis LKS

3. Aspek penilaian Guru dan Dosen dibatasi pada kesesuaian LKS praktikum yang dikembangkan dengan konsep kepolaran senyawa dan tata bahasa dalam LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan.

4. Guru dan Dosen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar kimia SMA di kota Bandung serta dosen kimia FPMIPA UPI

5. Potret pelaksanaan praktikum pada topik kepolaran senyawa yang didapat berdasarkan hasil survei lapangan terhadap 10 SMA yang mewakili cluster 1, 2, 3 serta swasta di kota Bandung.

6. LKS praktikum pada topik kepolaran senyawa yang ada pasa saat ini dibatasi pada kurun waktu hingga Maret 2014

D. TujuanBPenelitianB

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

(20)

7

Evi Rohimah,2014

2. Mengetahui kualitas LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada topik kepolaran senyawa yang dikembangkan berdasarkan keterlaksanaan tahapan inkuiri, angket respon siswa, dan penilaian Guru dan Dosen

E. ManfaatBPenelitianB

B Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:B 1. Bagi siswa dapat meningkatkan ketertarikannya dalam mempelajari kimia

khususnya dalam topik kepolaran senyawa dan meningkatkan kreatifitas siswa serta menumbuhkan sikap ilmiah siswa.

2. Bagi guru kimia SMA dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing untuk topik kepolaran senyawa pada proses pembelajaran disekolah

3. Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan lainnya dalam pelajaran kimia

F. StrukturBOrganisasiB

(21)

8

Evi Rohimah,2014

Pada bab II (kajian teori) dipaparkan teori-teori atau konsep-konsep yang menjadi landasan konseptual dari penelitian yang dilakukan. Konsep atau teori yang dipaparkan mengenai metode praktikum, inkuiri, lembar kerja siswa, deskrispi materi kepolaran senyawa, dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dilakukan.

Pada bab III (metode penelitian) berisi mengenai langkah-langkah penelitian, definisi operasional, sumber data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Langkah penelitian dari penelitian yang dilakukan terdiri dari dua langkah yaitu studi pendahuluan dan pengembangan model. Definisi operasional menjelaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitain berdasarkan referensi yang ada. Sumber data dari penelitian yang dilakukan ini adalah bahan ajar (buku paket, LKS, petunjuk praktikum) serta hasil penelitian sebelumnya, sekolah, siswa, guru, dan dosen. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar analisis LKS praktikum, pedoman wawancara, lembar observasi keterlaksanaan tahapan inkuiri, pedoman jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang terdapat dalam LKS praktikum, angket respon siswa, dan lembar penilaian guru dan dosen terhadap kesesuaian LKS praktikum dengan konsep kepolaran senyawa serta tata bahasa dalam LKS yang dikembangkan. Teknik analisis data menjelaskan tentang cara mengolah data yang diperoleh dari tiap instrumen sehingga didapatkan hasil penelitian.

(22)

26

Evi Rohimah,2014

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA

BABBIIIB

METODOLOMIBPENELITIANB B

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai alur penelitian yang dilakukan, definisi operasional, sumber data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Penjelasan yang lebih terperinci adalah sebagai berikut ini.

A. AlurBPenelitianB

Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti langkah penelitian dan pengembangan yang diajukan oleh Borg dan Gall (Sukmadinata, 2012) yang dimodifikasi oleh Sukmadinata (2012) untuk menghasilkan produk tertentu. Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2012) terdapat sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan sebagai berikut :

1. Penelitian dan pengumpulan data, 2. Perencanaan,

3. Pengembangan draft produk, 4. Uji coba lapangan awal, 5. Revisi hasil uji coba, 6. Uji coba lapangan,

7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan, 8. Uji pelaksanaan lapangan,

9. Penyempurnaan produk akhir, dan 10.Desiminasi dan implementasi.

Sukmadinata (2012) kemudian memodifikasi kesepuluh langkah penelitian yang dikemukakan oleh Borg dan Gall menjadi tiga tahapan yaitu :

1. Studi pendahuluan

Tahap ini terdiri atas tiga langkah, yaitu:

a. Studi kepustakaan, yaitu kajian untuk mempelajari konsep atau teori yang berkenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan.

(23)

27

Evi Rohimah,2014

c. Penyusunan produk awal, yaitu penyusunan produk awal berdasarkan data yang didapat dari studi kepustakaan dan survei lapangan.

2. Pengembangan model

Pada tahap ini, dilakukan uji coba terhadap produk atau model yang telah disusun pada tahap studi pendahuluan. Dalam tahap ini ada dua langkah, langkah pertama uji coba terbatas dan langkah kedua uji coba lebih luas, yang membedakan keduanya adalah jumlah dari sumber data yang digunakan. Dalam uji coba terbatas, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat hal-hal penting. Temuan-temuan dari uji coba terbatas dijadikan bahan penyempurnaan untuk produk atau model yang dikembangkan.

3. Uji model

Uji model merupakan tahap pengujian keampuhan dari produk yang dihasilkan.

(24)

28

Evi Rohimah,2014

Analisis Standar Isi dan proses pembelajaran pada KI dan KD 3.6 dan 4.6 kelas X semester 1

Gambar 3.1. Alur Penelitian

Kesimpulan

Revisi LKS berdasarkan hasil uji coba Pengolahan Data

Temuan Penjaringan respon

siswa Uji keterlaksanaan tahapan

inkuiri Penjaringan penilaian ahli

Uji coba terbatas LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing

UjiBCobaBB TerbatasB

Validasi Validasi

Penyusunan RPP dan LKS praktikum kepolaran senyawa berbasis inkuiri

terbimbing

Penyusunan instrumen (lembar observasi, pedoman penilaian jawaban siswa, angket

respon siswa, dan lembar penilaian) Hasil optimasi

Optimasi prosedur praktikum analisis kepolaran senyawa Penyusunan prosedur praktikum analisis kepolaran senyawa

PenyusunanBB ProdukBAwalB

Survei lapangan Analisis LKS praktikum pada

(25)

29

Evi Rohimah,2014

Berdasarkan alur penelitian yang ditampilkan, dapat diuraikan tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut :

1. StudiBPendahuluanB

Studi pendahuluan adalah tahap awal atau persiapan dari penelitian yang dilakukan. Seperti yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2012) bahwa pada tahap studi pendahuluan terdiri atas tiga langkah yaitu studi kepustakaan, studi pendahuluan, dan penyusunan produk awal.B

a. StudiBKepustakaanB

Pengembangan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing diawali dengan analisis standar isi pada kurikulum 2013 untuk mencari materi yang sesuai dan mudah diterapkan pada metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing. Didapatkan bahwa materi yang sesuai dan mudah diterapkan pada metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing adalah materi kepolaran senyawa yang dipelajari siswa SMA/MA kelas X pada semester 1. Berdasarkan analisis standar isi, materi kepolaran senyawa terdapat pada KD 3.6 yaitu “Menganalisis kepolaran senyawa.” dan KD 4.6 yaitu “Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa”. Dapat terlihat dari kompetensi dasar yang diharapkan bahwa pada materi kepolaran senyawa siswa dituntut untuk menganalisis kepolaran senyawa melalui metode praktikum.

Pada tahap studi kepustakaaan, selain analisis standar isi dilakukan juga kajian terhadap LKS praktikum pada topik kepolaran senyawa yang terdapat dalam bahan ajar (buku paket, lembar kerja siswa, petunjuk praktikum, artikel di internet) dan penelitian sebelumnya dengan menggunakan instrumen lembar analisis LKS praktikum.

b. SurveiBLapanganBB

(26)

30

Evi Rohimah,2014

c. PenyusunanBProdukBAwalB

Pada penyusunan produk awal digunakan tahapan sebagai berikut: 1) PenyusunanBProsedurBPraktikumB

Sebelum menyusun LKS praktikum yang ingin dikembangkan, terlebih dahulu dilakukan penyusunan prosedur praktikum yang akan dilakukan. Untuk menghasilkan prosedur praktikum yang baik, terlebih dahulu dilakukan optimasi prosedur praktikum.

2) PenyusunanBRPPBdanBLKSBPraktikumBBerbasisBInkuiriBTerbimbingB RPP disusun sebagai acuan dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada praktikum analisis kepolaran senyawa. RPP disusun secara bertahap sampai didapatkan RPP yang sesuai dengan praktikum berbasis inkuiri pada topik kepolaran senyawa. Sedangkan penyusunan LKS praktikum berbasis inkuiri dilakukan dengan memperhatikan tahapan-tahapan inkuiri, yaitu orientasi (fenomena), merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan. LKS praktikum yang disusun melalui proses perbaikan-perbaikan oleh dosen pembimbing sampai didapatkan LKS praktikum yang sesuai untuk praktikum inkuiri.

3) PenyusunanBInstrumenBPenelitianB

(27)

31

Evi Rohimah,2014

senyawa dan kesesuaian tata bahasa yang digunakan dalam LKS praktikum inkuiri yang dikembangkan.

Sebelum digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu keseluruh instrumen melalui tahapan validasi oleh dosen pembimbing untuk mendapatkan masukan dan perbaikan hingga didapatkan instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan data yang diinginkan.

2. PengembanganBModelB

Pada tahap ini hanya dilakukan sampai uji coba terbatas. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pengembangan model sebagai berikut:

a. UjiBKeterlaksanaanBB

Uji keterlaksanaan dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan tahapan inkuiri menggunakan LKS praktikum berbasis inkuri yang dikembangkan. Uji keterlaksanaan dilakukan di kelas X SMA dan siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang kemudian melakukan praktikum analisis kepolaran senyawa menggunakan LKS praktikum inkuiri yang dikembangkan. Pada saat siswa melakukan kegiatan praktikum, dilakukan observasi oleh observer menggunakan instrumen lembar obervasi keterlaksanaan tahapan inkuri.Sedangkan hasil jawaban siswa pada tugas-tugas yang terdapat dalam LKS, dinilai menggunakan pedoman penilaian jawaban siswa. Penilaian terhadap jawaban siswa dilakukan untuk mengetahui baik tidaknya LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan.

b. PenjaringanBResponBSiswaB

Setelah siswa melakukan praktikum analisis kepolaran senyawa menggunakan LKS praktikum inkuri, siswa diberikan angket yang berisi beberapa pertanyaan untuk melihat respon siswa terhadap penggunaan LKS praktikum inkuiri yang dikembangkan.

c. PenjaringanBPenilaianBMuruBdanBDosenB

(28)

32

Evi Rohimah,2014

B. DefinisiBOperasionalB

1. Pengembangan adalah suatu cara, proses, atau perbuatan mengembangkan (Setiawan, 2012).

2. LKS praktikum adalah panduan siswa untuk melakukan suatu kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah yang berisikan kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh (Trianto, 2010).

3. Inkuiri terbimbing adalah salah satu jenis inkuiri yang memberikan kesempatan siswa merancang percobaan untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang diajukan guru (Colburn, 2000).

4. LKS praktikum berbasis inkuri terbimbing adalah LKS praktikum yang membantu siswa agar mampu memecahkan masalah-masalah dan membangun hipotesis-hipotesis tentatif yang akan dijawab berdasarkan data hasil percobaan (Yamin, 2013).

5. Kepolaran senyawa adalah sifat senyawa kovalen yang berkaitan dengan atau memiliki suatu dipol (dua kutub muatan) sebagai akibat adanya perbedaan keelektronegatifan atau resultan momen dipolnya tidak nol (Manan, 2012).

C. SumberBDataB

(29)

33

Evi Rohimah,2014

Pada tahap uji keterlaksanaan tahapan inkuiri dan penjaringan respon siswa yang menjadi sumber data adalah 34 siswa SMA kelas X di kota Bandung yang telah mempelajari ikatan kovalen, keelektronegatifan, dan bentuk molekul sebagai materi prasyarat. Sedangkan penilaian guru dan dosen terhadap kualitas LKS praktikum yang dikembangkan, yang dijadikan sebagai sumber data adalah 7 guru kimia SMA dan 3 dosen jurusan pendidikan kimia FPMIPA UPI.

D. InstrumenBPenelitianB

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. LembarBAnalisisBLKSBPraktikumB

Lembar analisis LKS praktikum digunakan untuk menganalisis LKS praktikum pada topik kepolaran senyawa yang tersedia pada bahan ajar dan penelitian sebelumya. LKS yang tersedia dianalisis mengenai alat, bahan, prosedur, komponen LKS dan karakteristiknya. Lembar analisis LKS praktikum dapat dilihat pada Lampiran 1.1 halaman 113.

2. PedomanBWawancaraB

Pedoman wawancara digunakan untuk mendapakan informasi dari 10 SMA di kota Bandung mengenai keterlaksanaan praktikum dan ketersediaan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada topik kepolaran senyawa. Pedoman wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1.2 halaman 114.

3. LembarBObservasiB

Lembar observasi digunakan pada saat uji coba terbatas untuk mengetahui keterlaksanaan tahapan inkuiri pada praktikum analisis kepolaran senyawa menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan peneliti. Lembar observasi dapat dilihat pada Lampiran 1.6 halaman 150.

4. PedomanBPenilaianBJawabanBSiswaB

(30)

34

Evi Rohimah,2014

tingkat keterlaksanaan tahapan inkuiri. Pedoman penilaian jawaban siswa dapat dilihat pada Lampiran 1.7 halaman 152.

5. AngketBResponBSiswaB

Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan. Respon siswa menjadi ukuran kualitas LKS praktikum inkuiri yang dikembangkan. Angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran 1.8 halaman 164.

6. LembarBPenilaianBMuruBdanBDosenB

Lembar penilaian guru dan dosen digunakan untuk mengetahui penilaian guru dan dosen kimia terhadap kualitas LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan berdasarkan kesesuaian tata bahasa dan kesesuaian LKS praktikum dengan konsep kepolaran senyawa . Lembar penilaian guru dan dosen dapat dilihat pada Lampiran 1.9 halaman 168 dan Lampiran 1.10 halaman 176.

E. ProsedurBPengolahanBdataB

Data atau informasi yang diperoleh dari instrumen penelitian kemudian diolah untuk diinterpretasikan menjadi hasil penelitian. Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut sebagai berikut:

1. PengolahanBDataBdariBLembarBObservasiB

Langkah-langkah pengolahan data dari lembar observasi adalah sebagai berikut:

a. MemberiBSkorB

Pemberian skor pada lembar observasi adalah sebagai berikut: 0 = jika siswa melakukan setiap item tahapan inkuiri (11)

1 = jika siswa tidak melakuka setiap item tahapa inkuiri (11) b. MengolahBSkorB

(31)

35

Evi Rohimah,2014

1) Menjumlahkan skor seluruh siswa pada setiap aspek penilaian dalam tahapan inkuiri

2) Menentukan skor maksimal

Skor maksimal = skor tertinggi yang diperoleh siswa (1) × jumlah siswa(responden) 3) Menghitung persentase keterlaksanaan seluruh komponen pada setiap aspek

penilaian dalam tahapan inkuiri

Presentase setiap aspek penilaian = jumlah skor total yang diperolehskor maksimal x100%

4) Menghitung rata-rata persentase keterlaksanaan praktikum LKS praktikum berbasis inkuiri oleh setiap siswa

Rata − rata persentase keterlaksanaan =total persentase setiap penilaianbanyak indikator(11) x100%

5) Melakukan interpretasi persentase keterlaksanaan LKS

Keterlaksanaan LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan dinyatakan dalam bentuk presentase. Presentase keterlaksanaan LKS diinterpretasikan menggunakan kriteria interpretasi skor yang dikemukakan oleh Arikunto (2010) yang ditunjukkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Kriteria Interpretasi Skor

(Arikunto, 2010)

2. PengolahanBDataBdariBPenilaianBJawabanBSiswaB B

B Langkah-langkah pengolahan data dari penilaian jawaban siswa adalah sebagai berikut:B

a. MemberiBSkorB

Jawaban pada LKS adalah dalam bentuk essay sehingga pemberian skor pada jawaban siswa terhadap tugas-tugas yang terdapat dalam LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan disesuaikan dengan jumlah kata kunci yang ada pada jawaban.

RentangBPersentaseBSkorB(%)B KategoriB

81 -100 Baik sekali

61 – 80 Baik

41 – 60 Cukup

21 – 40 Kurang

(32)

36

Evi Rohimah,2014

b. MengolahBSkorB

Setelah menetapkan skor untuk setiap kemungkinan jawaban siswa, selanjutnya adalah mengolah skor jawaban siswa tersbut. Tahapan pengolahan skor pada lembar observasi mengikuti tahapan-tahapan pegolahan skor yang dikemukakan Riduwan (2011) sebagai berikut:B

1) Menjumlahkan skor seluruh siswa pada setiap jawaban siswa dalam mengisi tugas-tugas yang terdapat dalam LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan.

2) Menentukan skor maksimal

skor maksimal = skor tertinggi yang diperoleh siswa × jumlah siswa(responden) 3) Menghitung persentase keterlaksanaan seluruh komponen pada setiap aspek

penilaian dalam tahapan inkuiri

Presentase setiap aspek penilaian = jumlah skor total yang diperolehskor maksimal x100% 4) Menghitung rata-rata persentase keterlaksanaan praktikum LKS praktikum

berbasis inkuiri oleh setiap siswa

Rata − rata persentase keterlaksanaan =total persentase setiap penilaianbanyak indikator x100%

5) Melakukan interpretasi persentase keterlaksanaan LKS

Untuk menyatakan keterlaksanaan LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan, presentase keterlaksanaan LKS diinterpretasikan menggunakan kritera interpretasi skor yang dikemukakan oleh Arikunto (2010) yang ditunjukkan pada Tabel 3.1.

3. PengolahanBDataBdariBAngketBResponBSiswaB a. MemberiBSkorB

(33)

37

Evi Rohimah,2014

Tabel 3.2. Skor Angket Respon Siswa Menggunakan Skala Likert

PernyataanBPositifB SkorB

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(Riduwan, 2011)

b. MengolahBSkorB

Tahapan pengolahan skor pada angket respon siswa mengikuti tahapan-tahapan pengolahan skor yang dikemukakan Riduwan (2011) sebagai berikut: 1) Menjumlahkan skor seluruh siswa pada setiap item pertanyaan yang terdapat

dalam angket respon siswa 2) Menentukan skor maksimal

skor maksimal = skor tertinggi respon siswa × jumlah siswa(responden)

3) Menghitung persentase skor setiap item pertanyaan dalam angket respon siswa

Presentase setiap item pertanyaan = jumlah skor total yang diperolehskor maksimal x100% 4) Menghitung rata-rata persentase respon siswa terhadap LKS praktikum

Rata − rata persentase respon siswa =total persentase setiap item pertanyaanbanyak item pertanyaan x100%

5) Melakukan interpretasi persentase respon siwa

LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan berdasarkan respon Untuk mengetahui kualitas siswa, dapat diketahui dengan menggunakan kriteria interpretasi skor yang dikemukakan oleh Arikunto (2010) yang ditunjukkan pada Tabel 3.1.

4. PengolahanBDataBdariBLembarBPenilaianBMuruBdanBDosenB a. MemberiBSkorB

(34)

38

Evi Rohimah,2014

Tabel 3.3. Skor Lembar Penilaian Guru dan Dosen Menggunakan skala Likert JawabanBItemBInstrumenBLembarB

PenilaianBMuruBdanBDosenB SkorB

Sanga sesuai / Sangat jelas 4

Sesuai / Jelas 3

Tidak sesuai / Tidak jelas 2

Sangat tidak sesuai / Sangat tidak jelas 1

b. MengolahBSkorB

Adapun tahapan pengolahan skor dari penilaian Guru dan Dosen mengikuti tahapan-tahapan pengolahan skor yang dikemukakan Riduwan (2011) sebagai berikut

1) Menjumlahkan skor seluruh responden (Guru dan Dosen) pada setiap komponen yang dianalisis

2) Menjumlahkan skor total keseluruhan komponen yag dianalisis pada setiap indikator

3) Menentukan skor maksimal

skor maksimal = skor tertinggi penilaian × jumlah guru dan dosen(responden) 4) Menghitung persentase skor setiap indikator

Presentase setiap indikator = jumlah skor total yang diperolehskor maksimal x100% 5) Menghitung rata-rata persentase skor aspek penilaian

Rata − rata persentase penilaian tiap aspek =total persentase setiap indikatorbanyak indikator x100%

6) Melakukan interpretasi persentase penilaian guru dan dosen

(35)

101

Evi Rohimah,2014

BABBVB

KESIMPULANBDANBSARANB

A.BKesimpulanB

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran pada topik kepolaran senyawa di beberapa SMA di kota

Bandung masih jarang yang menggunakan metode praktikum dengan alasan waktu dan ketersediaan alat bahan yang terbatas. Selain itu LKS praktikum pada topik kepolaran senyawa yang ada pada saat ini masih berupa instruksi langsung dan menggunakan alat dan bahan standar laboratorium kimia SMA maupun menggunakan alat dan bahan berbasis material lokal.

2. Karakteristik LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing untuk topik

kepolaran senyawa yang dikembangkan berjudul “Analisis Kepolaran Senyawa Berdasarkan Interaksi dengan Medan Listrik” dan “Analisis Kepolaran Senyawa Berdasarkan Kelarutannya dalam Air”. Kedua LKS yang dikembangkan memuat tahapan fenomena, arahan membuat rumusan masalah, arahan membuat hipotesis, arahan mengumpulkan data (arahan memilih alat, bahan, merancang prosedur percobaan, melakukan percobaan, mengisi tabel pengamatan, dan menjawab pertanyaan pada analisis data), arahan menguji hipotesis, dan arahan membuat kesimpulan. Tujuan praktikum yang dilakukan adalah menganalisis kepolaran senyawa berdasarkan kelarutannya dalam air dan berdasarkan interaksi dengan medan listrik. Prosedur percobaan dirancang sendiri oleh siswa, dengan memilih alat dan bahan berbasis material lokal yang paling tepat digunakan.

3. Tingkat keterlaksanaan praktikum menggunakan LKS praktikum berbasis

(36)

106

Evi Rohimah,2014

inkuiri sebesar 100% dan skor jawaban siswa terhadap tugas-tugas dalam LKS praktikum sebesar .3,94%.

4. Penilaian guru dan dosen terhadap kesesuaian LKS dengan konsep tergolong

baik sekali dengan perolehan skor sebesar .2,3.%, sedangkan penilaian guru dan dosen terhadap tata bahasa dalam LKS yang dikembangkan juga tergolong baik sekali dengan perolehan skor sebesar .2,..%.

5. Respon siswa pada LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada topik

kepolaran senyawa yang dikembangkan tergolong baik sekali (.1,40%).

B.BSaranB

Adapun saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti lain, disarankan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan

menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada topik kepolaran senyawa untuk mengetahui hasil belajar siswa.

2. Bagi peneliti lain, disarankan untuk mengembangkan LKS praktikum berbasis

(37)

101

Evi Rohimah,2014

DAFTAR PUSTAKA

Amir, A. (2012). Model LKS berorientasi inkuiri untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains siswa melalui pembelajaran hidrolisis

garam dengan metode praktikum. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas

Pendidikan Indonesia.

Arifin, M. et al. (2000). Common textbook strategi belajar mengajar kimia (edisi

revisi). Bandung: IMSTEP.

Arikunto, S. (2010). Evaluasi program pendidikan: pedoman teoritis praktis bagi

mahasiswa dan praktisi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Astuti, Y. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis pendekatan inkuiri terbimbing dalam pembelajaran kooperatif pada materi kalor. Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia, 2 (1), hlm. 88-92.

BSNP (2013). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia

nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan

menengah. Jakarta: BSNP.

Colburn, A. (2000). An inquiry primer. Science Scope. 23, (6), hlm. 42-44.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Manajemen pembelajaran

laboratorium dan model penilaian mata pelajaran matematika dan ilmu

pengetahuan alam. Jakarta: Direktorat PLSB.

Devi, P.K., Kalsum, S., dan Masmiani. (2007). Seri mencerdaskan siswa kimia

1A SMA Kelas X. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dewi, C.C. (2013). Modul kimia untuk SMA/MA kelas X 1A. Surakarta: Graha Pustaka.

Dwiyanti, G. dan Siswaningsih, W. (2004). Analisis keterampilan proses sains SMU kelas III pada pembelajaran larutan penyangga dengan metode praktikum skala mikro. Laporan Penelitian DUE like, FPMIPA UPI.

Fajriani, S. (2010). Pembelajaran materi hidrolisis garam melalui praktikum berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses sains

siswa. Skripsi , FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.

Filyanti, N. R. (2010). Analisis keterampilan proses sains siswa SMA pada pembelajaran kenaikan titik didih larutan melalui metode praktikum dengan

pendekatan inkuiri. Skripsi, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.

(38)

108

Evi Rohimah,2014

Gormally dkk. (2011). Lessons learned about implementing an inquiry based curriculum in a college biology laboratory classroom. Journal of College

Science Teaching. 40, (3),hlm. 45-51.

Hamalik, O. (2009). Pendekatan baru strategi belajar mengajar berdasarkan

CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Harnanto, A. (2009). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Hermawan. (2009). Aktif belajar kimia untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sabatinie, I. (2013). Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi faktor-faktor yang memengaruhi laju

reaksi. Skripsi Sarjana, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.

Jamal, A. (2005). Kimia. Jakarta: Pustaka Gemilang.

Johnstone, A.H. dan Al-Shuaili, A. (2001). A. Learning in the laboratory; some thoughts from the literature. Journal of U.Chem.Ed, 5, 42-51.

Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., dan Wood, J.H. (1984). Ilmu kimia untuk

universitas edisi keenam jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kitti, S. (2010). Kimia 1. Jakarta: PT Graha Cipta Karya.

Kusnawan, E. (2007). Panduan pembelajaran kimia untuk SMA/MA kelas X. Bogor: CV Dian.

Manan, M.H.A. (2012). Kamus kimia. Jakarta: Bumi Aksara.

Maretasari, E. (2012). Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis laboratorium untuk meningkatkan hasil belajar dan sikap ilmiah. UNNES

Physics Education Journal, 1 (2), hlm. 27-31.

Maryanti, S. (2011). Analisis hasil belajar siswa SMA pada pembelajaran laju

reaksi melalui metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing. Skripsi,

FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.

Muktinawati, T. R. (2010). Analisis keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada pembelajaran kenaikan titik didih larutan melalui metode praktikum dengan

pendekatan inkuiri. Skripsi, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.

Oxtoby, D.W., Gilis, H.P., dan Nachtrieb, H. (2001). Prinsip-prinsip kimia

modern edisi 4 jilid 1. Jakarta: Erlangga.

(39)

109

Evi Rohimah,2014

konsep dan unjuk kerja siswa SMP RSBI. UNNES Science Education Journal,

1(2), hlm. 86-95.

Purba, M. (2008). Buku aktivitas dan evaluasi kimia SMA 1A untuk kelas X

semester 1. Jakarta: Erlangga.

Rahayu, I. (2009). Praktis belajar kimia untuk kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Restuwati, D.D. (2013). Pengembangan bahan ajar berbasis pendekatan inkuiri

pada sub pokok bahasan bioteknologi kelas XI SMP. Skripsi, FKIP,

Universitas Jember.

Roestiyah, N.K. (2012). Strategi belajar mengajar: salah satu unsur pelaksanaan

strategi belajar mengajar: teknik penyajian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Rustaman, N. et al. (2003). Common text book: strategi belajar mengajar biologi

(edisi revisi). Bandung: IMSTEP.

Rustaman, N. (2005). Perkembangan penelitian pembelajaran berbasis inkuiri dalam pendidikan sains. Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan

Pemerhati Pendidikan Indonesia. FPMIPA UPI, Bandung.

Sanjaya, W. (2012). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses

pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Setia, F. H. (2010). Hasil belajar siswa SMA pada pembelajaran kenaikan titik

didih larutan melalui metode praktikum dengan pendekatan inkuiri. Skripsi,

FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.

Setiawan, E. (2012). KBBI online. [Online]. Tersedia di:

http://kbbi.web.id/kembang-2 [Diakses 17 November 2014].

Setyawati, A.S. (2009). Kimia: mengkaji fenomena alam untuk kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Siska, M., Kurnia., dan Sunarya, Y. (2013). Peningkatan keterampilan proses sains siswa SMA melalui pembelajaran praktikum berbasis inkuiri pada materi laju reaksi. Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia, 1 (1), hlm. 69-75. Siti, D. (2010). Pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa melalui

praktikum berbasis inkuiri terbimbing dalam materi hidrolisis garam. Skripsi,

FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudarmo, U. (2013). Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.

(40)

110

Evi Rohimah,2014

Sukmadinata, N.S. (2012). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sunarya, Y dan Setiabudi, A. (2009). Mudah dan aktif belajar kimia 1 untuk kelas

X SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Susiwi. (2009). Alternative worksheet for enhancing studens formal thinking in chemistry laboratory activities. The 2nd International Conference on Lesson

Study. UPI, Bandung.

Sutantri, N. (2012). Pengembangan prosedur praktikum berbasis material lokal

dalam bentuk lembar kerja siswa pada topik kepolaran senyawa. Skripsi,

FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sutresna, N .(2007). Cerdas belajar kimia untuk kelas X sekolah menengah

atas/madrasah aliyah. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suyanto, S. Paidi, dan Wilujeng, I. (2011). Lembar kerja siswa (LKS).

Pembekalan Guru Daerah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal, Yogyakarta.

Tim Laboratorium. (2013). Modul praktikum. Sukabumi: SMA Insan Cendekia Alkausar.

Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu: konsep, strategi, dan

implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Bumi Aksara.

Utami, A.S. (2013). Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) praktikum berbasis

inkuiri terbimbing pada pokok bahasan larutan penyangga. Skripsi, FPMIPA,

Universitas Pendidikan Indonesia.

Utami, B. dkk. (2009). Kimia 1: untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wenning, C.J. (2005). Levels of inquiry: hierarchies of pedagogical practices and inquiry processes. J. Phys. Tchr. Educ. 2(3), hlm. 3-12.

Widhy, P. (2013). Langkah pengembangan pembelajaran IPA pada implentasi

Kurikulum 2013. Makalah pada Kegiatan Diklat penyusunan worksheets

integrated science process skils bagi guru IPA SMP kabupaten Sleman

menyongong implementasi kurikulum 2013, Yogyakarta.

(41)

111

Evi Rohimah,2014

kualitas lembar kerja siswa. Makalah pada Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat, Yogyakarta.

Wilbraham, A.C., Matta, M.S. (1992). Kimia organik dan hayati. Bandung: Penerbit ITB.

Wulandari, A. D. dkk. (2013). Pembelajaran praktikum berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA pada materi laju reaksi. Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia, 1 (1),hlm. 18-26.

Yamin, M. (2013). Strategi dan metode dalam model pembelajaran. Jakarta: Referensi (GP Press Group).

Gambar

Gambar 3.1. Alur Penelitian
Tabel 3.1. Kriteria Interpretasi Skor
Tabel 3.3. Skor Lembar Penilaian Guru dan Dosen Menggunakan skala Likert

Referensi

Dokumen terkait

kompetensi guru pendidikan khusus dalam seting sekolah dasar penyelenggara. pendidikan

1) Pikeun pihak pamaréntah, utamana Dinas Pendidikan Jawa Barat kudu mikaweruh kana kapamalian-kapamalian anu masih kénéh tumuwuh sarta dipaké kénéh ku masarakat, ulah

Sahabat MQ/ pengolahan karbondioksida atau CO2/ merupakan area bisnis yang menjanjikan// Hal tersebut disampaikan Dosen FMIPA Kimia Universitas Gadjah Mada

Pengupasan bahan juga dapat dilakukan dengan cara mengkombinasikan cara- cara di atas, misalnya kombinasi antara carborundum dan pisau yaitu pada tahap awal digunakan

dengan daftar isian dokumen kualifikasi perusahaan saudara pada aplikasi SPSE, yang akan. dilaksanakan

Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk pengembangan sistem informasi e-commerce dengan security SSL menerapkan analisis kebutuhan, Tujuannya dari analisa kebutuhan

5. Националните цели, свързани с минимален дял на потребление на биогоривата в общия дял на енергия от ВИ и с намалението на емисиите в транспорта областта

Pesan awal dalam sistem kriptografi disebut juga sebagai plaintext (disimbolkan dengan P), yaitu pesan asli yang akan disampaikan pengirim kepada penerima pesan.. Sedangkan