• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Desain Industri dalam Industri Kerajinan Tangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Menurut UU NO 31 Tahun 2000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Desain Industri dalam Industri Kerajinan Tangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Menurut UU NO 31 Tahun 2000"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia saat ini merupakan salah satu bangsa yang secara normatif memiliki undang-undang yang cukup lengkap dalam bidang Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) keadaan ini hendaknya mampu mendorong kepada upaya perbaikan dalam masalah perlindungan hukum di bidang kekayaan Intelektual. Perlindungan hukum yang diberikan dalam desain industri dimaksudkan untuk merangsang aktifitas kreatif dari pendesain untuk terus-menerus menciptakan desain baru.1

Perlindungan hukum terhadap desain industri sebagai salah satu karya intelektual sangat diperlukan, bukan saja karena untuk kepentingan pendesain semata akan tetapi dimaksudkan juga untuk merangsang kreatifitas pendesain untuk terus menerus menciptakan desain baru. Tidak semua desain industri yang baru dapat diberikan hak atas desain industri dan perlindungan hukum. Pasal 4 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri (selanjutnya disebut Undang-Undang Desain Industri) mengatur tentang desain industri yang tidak mendapat perlindungan, yakni desain industri yang bertentangan dengan

1 Budi Agus Riswandi dan M.Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual Dan Budaya Hukum

(2)

peraturan perundang-undangan yang berlaku,ketertiban umum, agama, dan kesusilaan.2

Permasalahan mengenai HKI akan menyentuh berbagai aspek lainnya, seperti aspek teknologi, industri, sosial, budaya dan berbagai aspek lainnya. Namun aspek yang terpenting jika dihubungkan dengan perlindungan bagi karya intelektual adalah aspek hukum. Hukum diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang timbul berkaitan dengan HKI tersebut. Hukum harus dapat memberikan perlindungan bagi karya intelektual, sehingga mampu mengembangkan daya kreasi masyarakat yang pada akhirnya bermuara pada tujuan berhasilnya perlindungan HKI.3

Undang-Undang Desain Industri merupakan instrumen yang tidak dapat dilepaskan dalam mendorong perlindungan hukum yang secara komprehensif. Perlindungan hukum yang diberikan terhadap hak desain industri dimaksudkan untuk merangsang aktivitas kreatif dari pendesain untuk terus menciptakan desain baru. Dalam rangka perwujudan iklim yang mampu mendorong terciptanya desain-desain baru dan sekaligus memberikan perlindungan hukum itulah ketentuan desain industri disusun dalam undang-undang.4

Kemajuan dunia perdagangan juga tidak dapat dilepaskan dari pembangunan di bidang ekonomi yang pelaksanaanya dititiberatkan pada sektor industri. Salah satu kendala dalam melakukan pembangunan di Indonesia khususnya di bidang ekonomi, adalah faktor perangkat hukum yang masih perlu

2 Sri Rahayu, “Kriteria Syarat Subjektif Pendaftaran Desain Industri” (Skripsi, Ilmu Hukum, Program Sarjana, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2004), hlm.24-25.

3

I ketut Wirawan, “Budaya Hukum dan Disfungsi UUHC Kasus Masyarakat Seniman

Bali” ( Tesis, Ilmu Hukum, Program Pascasarjana UNDIP, Semarang, 2000),hlm.

(3)

dikembangkan dan ditegakkan guna mengimbangi kebutuhan kemajuan masyarakat. Kemajuan dunia perdagangan berikut perangkatnya melesat meninggalkan perjalanan hukum nasional. Oleh karena itu, dalam era globalisasi perdagangan, pembangunan hukum di Indonesia diharapkan mampu mengantisipasi kemajuan di setiap sektor kehidupan masyarakat. Sebagai negara berkembang Indonesia harus memandang sisi perdagangan internasional yang menimbulkan adanya persaingan tersebut sebagai suatu hal yang mempunyai arti yang sangat penting.5

Salah satu produk yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual manusia adalah desain industri. Dalam perkembanganya desain industri memegang peranan penting bagi keberhasilan perindustrian dan perdagangan suatu negara. Desain industri merupakan sarana untuk mendapatkan nilai tambah ekonomi yang tinggi dalam suatu industri. Memasuki era perdagangan bebas, usaha-usaha industri kecil yang mana dalam skripsi ini yaitu produksi kerajinan tangan UKM perlu ditingkatkan dan dikembangkan agar dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing dalam hal mutu, harga dan sistem manajemen terpadu agar dapat menembus pasar dalam negeri ataupun internasional. Disinilah peran desain atas suatu produk industri akan terlihat, bukan hanya pada usaha industri besar melainkan juga pada usaha industri kecil. Desain tersebut harus menimbulkan minat beli dan layak secara keamanan, kesehatan, dan lingkungan hidup.6

Suatu produk industri yang didesain dengan memenuhi aspek-aspek estetika akan menimbulkan adanya daya jual yang tinggi sehingga dengan

5 Eric Wolfhard, Internasional Trade in Intellectual property:The emerging GATT

Regime, University of Toronto Faculty of Law Review,Vol.49,1991, hlm 107.

(4)

demikian terdapat nilai ekonomi yang terkandung dalam suatu hak desain industri. seorang pendesain dalam hal ini adalah pelaku usaha kecil menegah (UKM) memiliki hak ekonomi dalam setiap desain yang dihasilkanya yaitu kerajinan tangan. Hak ekonomi tersebut dapat berupa hak untuk menjual, hak untuk melisensikan dan segala hak yang dapat mendatangkan keuntungan ekonomis bagi usaha kecil menegah (UKM).7

Sebagai negara berkembang, Indonesia perlu memajukan sektor industri dengan meningkatkan kemampuan daya saing. Salah satu adanya daya saing tersebut adalah dengan memanfaatkan peranan desain industri yang merupakan bagian dari hak kekayaan intelektual, keanekaragaman budaya yang dipadukan dengan upaya untuk ikut serta dalam globalisasi perdagangan dengan memberikan pula perlindungan hukum terhadap desain industri nasional. Diberikannya suatu perlindungan hukum yang layak atas desain industri untuk dapat menjamin kelanjutan perkembangannya dan akan meningkatkan kreatifitas dalam menciptakan produk yang beragam disektor manufaktur dan kerajianan,serta untuk menghindari kompetisi yang tidak sehat unfair competition walau dengan perlindungan ini diberikan suatu hak monopoli tertentu.8

Di Indonesia hak desain industri diberikan atas dasar permohonan. Permohonan untuk pendaftaran tersebut ditujukan kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia. Permohonan pendaftaran hanya dapat diajukan untuk 1 (satu) desain industri atau

7Abdulkadir Muhammad I, Hukum Harta Kekayaan ( Bandung: Citra Aditya Bakti,

1994), hlm.115.

8 Abdulkadir Muhammad II, Kajian Hukum Ekonomi HKI ( Bandung: Citra Aditya,

(5)

beberapa desain industri yang merupakan satu kesatuan desain industri atau memiliki kelas yang sama. Adapun yang dimaksud dengan satu desain industri adalah satu satuan lepas desain industri, sedangkan yang dimaksud dengan kelas adalah kelas sebagaimana diatur dalam klasifikasi internasional tentang desain industri bagaimana dimaksud dalam Locarno Agreement.9

Seperti juga bidang hak kekayaan intelektual yang lain, desain industri adalah karya intelektual yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Desain industri adalah satu konsep yang sudah tua. Indonesia sendiri sudah mengenal konsep ini di dalam Undang-Undang Desain Industri. Desain industri dalam undang-undang ini merujuk pada suatu karya intelektual tentang bentuk, konfigurasi garis atau warna, atau garis dan warna yang memberikan kesan estetis. Karya tersebut diwujudkan dalam pola tiga atau dua dimensi serta bisa dipakai untuk menghasilkan suatu barang, komoditi industri atau kerajinan tangan.10

Produksi kerajinan tangan UKM dalam hal ini memerlukan perlindungan desain industri. Namun dalam kenyataanya tidaklah mudah karena adanya tantangan yang timbul. Salah satu tantangan tersebut adalah kurangnya kesadaran hukum dan pemahaman masyarakat akan penting dan berharganya hasil karya tersebut sehingga menimbulkan pelanggaran terhadap aturan desain industri,

9

M. Djumhana dan R. Djubaidillah, Hak Milik Intelektual Sejarah Teori dan Prakteknya

di Indonesi (Bandung: Citrra Aditya Bakti , 2004), hlm. 233.

(6)

mulai dari pembajakan, pemalsuan, meniru, bahkan menjiplak secara keseluruhan dari suatu desain dari karya orang lain.11

1. Bagaimanakah pengaturan desain dalam industri kerajinan tangan usaha kecil menengah (UKM) ?

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka penulis mencoba memberikan gambaran umum tentang perlindungan desain industri, dengan harapan kiranya pelaku UKM mempunyai pemahaman yang baik tentang desain industri. Selanjutnya, penulis juga berharap agar pelaku UKM dapat mengetahui dan memahami pengaturan desain industri dan perlindungan hukum desain industri menurut UU No.31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pengamatan dan penelaahan penulis terhadap berbagai literatur dan perundang-undangan,maka penulis mengemukankan permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi ini yaitu:

2. Bagaimanakah perlindungan hukum desain industri dalam industri kerajinan tangan usaha kecil menengah(UKM)?

3. Bagaimanakah peran pendaftaran desain industri dalam industri kerajinan tangan dalam mengatasi hambatan yang dialami oleh usaha kecil menengah (UKM) ?

11Akang kasep, “Pembajakan Hambatan Industri Kreatif di Indonesia”,

(7)

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan penulisan

Berdasarkan identifikasi permasalahn tersebut,maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui peraturan mengenai desain industri dalam industri kerajinan tangan usaha kecil menengah (UKM).

b. Untuk mengetahui bagaimana perlindungan desain industri dalam industri kerajinan tangan usaha kecil menengah (UKM).

c. Untuk mengetahui bagaimana peran pendaftaran desain industri kerajinan perak dalam mengatasi hambatan yang dialami oleh usaha kecil menengah (UKM).

2. Manfaat penulisan a. Manfaat praktis

1) Skripsi ini bermanfaat untuk pelaku usaha kecil menengah dalam mendaftarkan desain rancanganya.

2) Dan bermanfaat juga untuk pelaku usaha kecil menengah bahwa diperlukan perlindungan hukum dalam menjamin kepastian hukum dalam rancanganya.

b. Manfaat teoritis

(8)

2) Skripsi ini bermanfaat untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syaratnya untuk mencapai gelar sarjana hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

D. Keaslian Penelitian

Ide dan usaha penulisan skripsi ini adalah berasal dari penulis sendiri. Sepanjang pengamatan penulis, tidak ditemukan tulisan lain, baik skripsi maupun karangan ilmiah lain yang memiliki kesamaan materi dengan skripsi ini. Baik judul yang sama , isi, tata redaksi, format penulisan atau dengan kata lain “Tulisan yang persis sama dengan tulisan” meskipun beberapa karangan ilmiah membahas masalah perlindungan hukum dalam desain industri, akan tetapi terdapat perbedaan yang jelas dengan skripsi ini. Proses pembuatan skripsi ini penulis memulainya dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan perlindungan hukum dalam industri kerajinan tangan usaha kecil menengah (UKM) kemudian penulis merangkainya sendiri, menjadi suatu karya tulis ilmiah yang disebut dengan skripsi. Oleh karena itu penulis dapat menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya asli penulis.

E. Tinjauan Pustaka

(9)

produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur, dan lain-lain yang berguna untuk manusia. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia Sistem HKI merupakan hak privat (private rights). Seseorang bebas untuk mengajukan permohonan atau mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak.12

Perlindungan atas desain industri didasarkan pada konsep pemikiran bahwa lahirnya desain industri tidak lepas dari kemampuan kreativitas cipta, rasa, dan karsa yang dimiliki oleh manusia. Desain industri merupakan produk intelektual manusia, produk peradaban manusia.

Hak eklusif yang diberikan negara kepada individu pelaku HKI (inventor, pencipta, pendesain dan sebagainya) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya (kreativitas) nya dan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih lanjut mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistem HKI tersebut kepentingan masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar. Disamping itu sistem HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah. Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan maksimal untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih tinggi lagi

13

12 Wikipedia, “kekayaan intelektual”, http://id.wikipedia.org/wiki/Kekayaan_intelektual

(diakses tanggal 05 juli 2013).

13

OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Jakarta :Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.467.

(10)

diwujudkan dalam bentuk lukisan, karikatur atau gambar (grafik), satu dimensi yang dapat diklaim sebagai hak cipta, maka pada tahapan berikutnya ia disusun dalam bentuk dua atau tiga dimensi dan dapat diwujudkan dalam suatu pola yang melahirkan produk material dan dapat diterapkan dalam aktivitas industri, dalam wujud itulah kemudian dirumuskan sebagai desain industri.14

Undang-Undang Desain Industri adalah undang-undang tentang desain industri yang pertama yang dimiliki di Indonesia. Undang-undang ini disahkan pemerintah pada tanggal 20 Desember 2000. Menurut Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Desain Industri, desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna atau garis dan warna atau gabungan dari padanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan pesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serata dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. 15

Begitu pentingnya unsur seni atau estetis dalam desain industri ini. Seni dalam kerajinan tangan UKM mengandung unsur keindahan atau estetika itu adalah hasil kreasi atau aktifitas manusia, karenanya ia merupakan karya intelektualitas manusia yang seharusnya dilindungi sebagai property rights. Disisi lain jika karya intelektualitas itu dapat diterapkan dan menghasilkan suatu produk

14 Ibid.

15

(11)

berupa barang atau komoditas industri, maka gabungan keduanya (antara nilai estetika dan nilai produk ) dirumuskan sebagai desain industri16

Menurut Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (selanjutnya disebut UU UMKM) bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

Perlindungan terhadap HKI khususnya desain industri mempunyai korelasi yang erat dengan pembangunan ekonomi Indonesia, antara lain dengan masuknya investasi asing dan eksistensi desain industri itu sendiri. Dalam perkembanganya, desain industri merupakan suatu aset bagi pemiliknya yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun untuk tetap bertahan di pasar nasional dan dapat menembus pasar internasional,eksistensi desain industri Indonesia harus selalu dijaga, dipertahankan, dan ditingkatkan, demikian pula harus terdapat aturan main yang fair dan persaingan usaha yang sehat di antara para pendesain.

17

16

OK. Saidin, Op.,Cit.,hlm.468.

17 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.

(12)

sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan badan usaha milik negara. Dalam hal ini pelaku usaha kecil menengah sangat memerlukan perlindungan desain industri terhadap produk yang dihasilkanya, khususnya dalam penulisan ini produksi UKM tersebut adalah kerajinan tangan yang memiliki desain yang perlu dilindungi.18

Relevansi lain dari HKI bagi penguatan UKM adalah HKI memiliki arti yang sangat strategis untuk UKM. Dengan adanya HKI, UKM dapat melakukan keberlanjutannya. Bahkan dengan HKI, UKM juga dapat melakukan ekspansi pasar. Salah satu keberlanjutan UKM dapat dilakukan melalui pengembangan

Pada dasarnya, relevansi HKI bagi UKM dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan inovasi terhadap suatu produk. Hal ini dikarenakan syarat untuk mendapatkan perlindungan atas kekayaan intelektual yang diformat dalam bentuk pemberian HKI salah satunya adalah harus adanya unsur kebaruan. Dengan adanya syarat seperti ini bagi UKM akan terdorong untuk mampu menghasilkan produk yang lebih inovatif dan kreatif. Semisal; desain industri sebagai suatu bentuk rancangan produk yang dapat berupa bentuk, konfigurasi dan komposisi dapat dilindungi apabila mempunyai unsur kebaruan, estetika dan terdaftar. Dengan kondisi demikian, desain industri tersebut jelas akan mampu menghasilkan inovasi terhadap produk, mengingat rancangan desain produknya diharuskan selalu mempunyai unsur kebaruan jika ingin dilindungi.

18

(13)

HKI, terutama bagi industri-industri yang mengandalkan kreatifitas dan inovasi yang berasal dari suatu proses penuangan ide dan gagasan.

Sementara itu, melalui HKI pula suatu UKM dapat melakukan ekspansi pasar tanpa harus mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Fenomena ini dapat terjadi, jika HKI dapat dikomersialisasikan ke pasar dengan model lisensi (licences) atau pengalihan hak (assignments). Artinya, dengan komersialisasi HKI oleh UKM menjadikan UKM tidak harus bersusah payah menyiapkan tempat, tenaga kerja untuk memasarkan produknya.19

industri yang dianut dalam Undang-Undang Desain Industri di Indonesia mengedepankan prinsip first to file principle, siapa yang mendaftarkan pertama maka ia yang berhak atas suatu desain apabila mengacu kepada Undang-Undang Desain Industri tampak terlihat dibedakan anatar desain yang dapat diberikan perlindungan hukum dengan desain yang tidak diberikan perlindungan. Bagi desain yang industri yang mendapat perlindungan harus memenuhi syarat:

Jika dilihat dari pengertian yang diberikan oleh Pasal 1 Undang-Undang Desain Industri tidak berarti secara otomatis desain industri yang dimaksud akan mendapatkan perlindungan hukum. Hal ini mengingat konsep perlindungan desain

20

1. Desain industri yang baru. Desain industri dianggap “ baru “ jika pada tanggal penerimaan, desain industri tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya. Jadi, jika ada pendaftaran dan juga tidak ada

19 Ibid.

20

(14)

pengungkapan lain mengenai desain industri yang sama yaitu melalui media cetak maupun elektronik atau pameran yang dilakukan secara umum.

2. Desain industri tidak sama pengungkapan dengan desain industri sebelumnya. Pengungkapan sebelumnya adalah pengungkapan desain industri yang sebelum tanggal penerimaan atau sebelum tanggal prioritas apabila permohonan diajukan dengan hak prioritas telah diumumkan atau digunakan di Indonesia atau diluar Indonesia (Pasal 12 Undang-Undang Desain Industri). Pengungkapan yang dimaksud disini adalah pengungkapan melalui media cetak ataupun elektronik, termasuk juga keikutsertaan dalam pameran.

Perlindungan desain memberikan hak monopoli kepada pemilih desain atas bentuk, konfigurasi, pola atau ornamentasi tertentu dari sebuah desain. Dengan demikian, hukum desain hanya melindungi penampilan bentuk terluar (apperance) dari suatu produk. Undang-Undang Desain Industri tidak melindungi aspek fungsional dari sebuah desain, seperti cara pembuatan produk, cara kerja,atau aspek keselamatannya. Pembuatan, pengoperasiaan dan ciri-ciri barang tertentu dilindungi oleh hukum paten.21

21 Tim Lindsey, dkk, Op.Cit. hlm.221.

F. Metode Penelitian

(15)

1. Sifat dan jenis penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, digunakan metode penelitian hukum yuridis normatif. Penelitian hukum yuridis normatif adalah penelitian dengan mengolah dan mengumpulkan data- data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, yaitu bahan- bahan hukum yang bersifat mengikat, misalnya: peraturan dasar, peraturan perundang- undangan, dan peraturan lain yang berkaitan. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, misalnya: hasil penelitian hukum dan hasil karya ilmiah dari kalangan hukum, dan bahkan bahan hukum tertier yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya: kamus- kamus hukum dan ensiklopedia.22

2. Bahan penelitian

Untuk melengkapi materi skripsi, maka penulis mencari dan mengambil bahan penelitian melalui data sekunder. Adapun data-data sekunder yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Bahan hukum primer, yaitu peraturan-peraturan yang mengikat dan diterapkan oleh pihak yang berwenang.23

22 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, ( Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 141. 23 Ibid.

(16)

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil penelitian hukum, dan hasil karya ilmiah dari kalangan hukum.24

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya: kamus- kamus hukum dan ensiklopedia.25

3. Teknik pengumpulan data

Data-data dikumpulkan dengan alat-alat penelitian kepustakaan (library

research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka

yang disebut dengan data sekunder berupa: peraturan perundang-undangan, karya ilmiah para ahli hukum, buku-buku ilmiah, artikel-artikel baik dari surat kabar, majalah, maupun media elektronik yang semua dimaksudkan untuk memperoleh data-data atau bahan-bahan yang bersifat teoritis yang dipergunakan sebagai dasar penelitian skripsi ini.

4. Analisis data

Data-data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan disusun secara sistematis, kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode deduktif dilakukan dengan membaca, menafsirkan, dan membandingkan. Sedangkan metode induktif dilakukan dengan menerjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan topik dalam skripsi ini, sehingga diperoleh kesimpulan yang sesuai dengan penelitian yang dirumuskan.

24 Ibid, hlm. 142.

(17)

G.Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulis dalam mengkaji dan menelaah skripsi yang berjudul “Perlindungan Desain Industri dalam Industri Kerajinan Tangan Usaha Kecil menengah Menurut UU No 31 Tahun 2000” dirasa perlu untuk menguraikan terlebih dahulu sistematika penulisan sebagai gambaran singkat skripsi, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan, penulis terlebih dahulu menguraikan tentang gambaran umum atas keseluruhan skripsi ataupun konsepsi umum dari skripsi, baik berupa : latar belakang skripsi, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penelitian, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II PENGATURAN DESAIN INDUSTRI MENURUT UU NO 31 TAHUN 2000

(18)

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM DALAM INDUSTRI KERAJINAN TANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM)

Bab ini menjelaskan kerajinan tangan sebagai salah satu kekayaan intelektual, keberadaan desain industri dalam UKM dan bentuk-bentuk perlindungan hukum desain industri dalam industri kerajinan tangan serta dampak perlindungan hukum dalam industri kerajinan tangan produksi usaha kecil menengah.

BAB IV PERAN PENDAFTARAN DESAIN INDUSTRI DALAM

INDUSTRI KERAJINAN TANGAN USAHA KECIL

MENENGAH (UKM)

Bab ini menjelaskan peran penting pendaftaran desain industri terhadap kerajinan tangan produksi UKM dan hambatan-hambatan dalam pendaftaran desain industri dalam industri kerajinan tangan UKM serta pembangunan budaya hukum untuk mengatasi hambatan dalam pendaftaran desain industri.

BAB V PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Uji statistik F didapat nilai F hitung sebesar 9.246 dengan probabilitas 0.000, karena probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka model regresi sudah fit dan

Maraknya kasus tindak pidana di Kota Pekanbaru, perlunya penegakan hukum yang tegas oleh pihak kepolisian dalam menjalankan tugas terutama dalam manajemen penyidikan yang dilakukan

[r]

Perbedaan nilai perimeter dari objek digunakan dalam perhitungan thinnes ratio untuk menentukan bentuk suatu objek dalam citra digital Jumlah pixel tersebut dihitung berdasarkan

Guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka pada tahun 2013 Sekolah Tinggi Ilmu Statistik melaksanakan berbagai kegiatan yang mengacu pada program

Kata Kunci : Strategi Inquiring Minds Want To Know dan Hasil Belajar Dari hasil observasi penelitian di kelas V MIN Lhoknga Aceh Besar, penulis melihat masalah rendahnya hasil

Pembelajaran Bahasa dengan materi tentang Days diajarkan di kelas V semester I. Dalam penelitian ini, materi tersebut diajarkan dengan menggunakan model

[r]