• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Transaksi Efek Semu Terkait Fluktuasi Harga Saham Ditinjau Dari Undang-Undnag Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan Transaksi Efek Semu Terkait Fluktuasi Harga Saham Ditinjau Dari Undang-Undnag Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TRANSAKSI EFEK SEMU DI PASAR SEKUNDER PADA PASAR MODAL

A. Tinjauan Umum Tentang Transaksi Efek Semu

Pasal 1 angka 5 UUPM menyatakan bahwa Efek adalah surat berharga,

yaitu surat pengakuan utang,surat berharga komersial,saham,obligasi,tanda bukti

utang.unit penyertaan kontrak investasi kolektif,kontrak berjangka atas efek, dan

setiap derivatif atas Efek.

Instrumen yang disebut efek merupakan suatu komponen penting dalam

memahami konsep penawaran umum dan merupakan instrumen yang

diperdagangkan di pasar modal, sehingga pembahasan atas istilah ini merupakan

hal yang sangat perlu dalam memahami hukum pasar modal. Bahkan dapat

dikatakan bahwa efek merupakan satu-satunya unsur yang dapat menyebut apakah

suatu penawaran umum yang dapat dikategorikan menjadi “penawaran umum”

dalam pengertian UUPM. Pemahaman atas istilah efek sangat penting bukan

hanya istilah ini akan terus berkembang, sebagaimana dikemukakan di atas.31

Pengertian efek ini juga menjadi sangat penting karena Undang-Undang

Pasar Modal dengan tegas mengecualikan beberapa instrumen atau efek/ surat

berharga,yang karena sifatnya maka emiten atau perusahaan yang menerbitkan

tidak diwajibkan untuk menyampaikan pernyataan pendaftaran.32

31

Hamud M.Balfas,Op.Cit.,hlm.80.

Dari pengertian

(2)

disimak lebih lanjut bahwa efek itu ternyata bukan hanya terdiri atas saham dan

obligasi semata sebagai surat berharga, melainkan terdiri surat berharga lainnya

sebagaimana telah disebutkan di atas. Hal ini perlu mendapat perhatian karena

pemahaman yang berkembang di masyarakat tentang pengertian surat berharga

sangatlah terbatas. Pengertian efek tidaklah semata-mata seperti yang telah

disebutkan secara limitatif dalam UUPM tersebut, tetapi termasuk di dalamnya

adalah derivatif dari efek.33

Manipulasi pasar atau market manipulation didefinisikan sebagai “a

deliberate attempt to interfere with the free and fair operation of the market and

create artificial, false or misleading apperances with the respect to the price of,

or market for, a security, commodity or currency

Defenisi yang universal dan tegas tentang istilah transaksi efek semu

belum ada. Transaksi efek semu sendiri umumnya dikategorikan sebagai salah

satu dari beberapa bentuk manipulasi pasar, maka kebutuhan untuk merumuskan

kriteria ataupun ciri spesifik mengenai istilah transaksi efek semu dianggap

terjawab dengan adanya penjelasan mengenai manipulasi pasar dan transaksi efek

semu bukanlah dua hal yang berbeda, karena transaksi efek semu itu sendiri

adalah merupakan salah satu bentuk dari manipulasi pasar.

34

33

Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman,Hukum Investasi dan Pasar Modal (Jakarta: Sinar Grafika,2015),hlm.191.

Artinya upaya sengaja untuk

mengganggu pengoperasian yang bebas dan adil dari pasar dan menciptakan

(3)

penampilan buatan, palsu atau menyesatkan dengan sehubungan dengan harga,

atau pasar untuk, keamanan, komoditas atau mata uang.35

Transaksi efek di pasar sekunder merupakan pasar perdagangan saham

setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Pasar sekunder merupakan

mekanisme yang mempertemukan penawaran jual dan permintaan beli saham

diantara para investor atau pemodal melalui para pialang atau broker,sehingga

terjadillah transaksi saham di bursa efek. Antara pasar perdana dengan pasar

sekunder ada hubungan timbal balik. Pasar perdana bisa ramai apabila pasar

sekundernya juga ramai, demikian juga sebaliknya.36

Untuk dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi

nasabah di salah satu perusahaan efek37. Setelah nasabah tercatat di perusahaan

efek, maka nasabah dapat melakukan order jual atau beli di perusahaan efek yang

bersangkutan. Biasanya perusahaan efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk

mendepositkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut

layak melakukan jual beli saham.38

Perusahaan efek membantu mencarikan dana

Astungkoro Sudikno, Praktek Cornering Dalam Transaksi Efek Pada Bursa Saham Ditinjau Dari Aspek Hukum (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,2012),hlm.31.

37

(4)

bagi perusahaan, memberikan nasihat tentang pengelolaan dana dan selanjutnya

memberikan jasa perantaraan bagi investor untuk berinvestasi.39

Transaksi efek diawali dengan order (pesanan) untuk harga tertentu.

Pesanan tersebut dapat disampaikan baik secara tertulis maupun lewat telepon dan

disampaikan kepada perusahaan efek melalui sales/dealer. Pesanan tersebut harus

menyebutkan jumlah yang akan dibeli atau dijual dan dengan menyebutkan harga

yang akan diinginkan. 40 Transaksi semu atau sering disebut dengan

“penggorengan” saham bukanlah hal baru dalam dunia pasar modal di Indonesia.

Transaksi efek semu tersebut pada prinsipnya adalah suatu transaksi di bursa yang

sebenarnya tidak sungguh-sungguh terjadi. Sebab, penjual dan pembeli

sebenarnya adalah pihak yang sama. Transaksi semu bertujuan untuk memperoleh

keuntungan dari investor yang terjebak masuk ke dalamnya.41

Perdagangan efek menjadi suatu mata rantai penting, karena tidak semua

orang bermaksud untuk memegang efek tersebut untuk selamanya. Seorang yang

memegang efek pada saat ini mungkin mempunyai kebutuhan besok hari, dan

karena tidak ada sumber dana lain untuk mencukupi kebutuhan tersebut, maka

efek yang dipegangnya menjadi alternatif untuk mendapatkan dana guna

memenuhi kebutuhan tersebut. Dilain pihak, seorang yang mempunyai efek

mungkin sedang tidak membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Tetapi

karena merasa harga efek akan turun, atau menurut perkiraannya harga efek

tersebut tidak akan naik lagi, maka ia memutuskan untuk menjualnya sehingga dia

39

Hamud M. Balfas,Op.Cit.,hlm.313.

40

M.Irsan Nasarudin,et.al.Op.Cit.,hlm.135.

Transaksi Semu dan Fungsi Pengawasan,(diakses pada

(5)

dapat mencari efek lain, atau sarana investasi lain yang dianggapnya mempunyai

kemungkinan untuk memberikan keuntungan. Karena kebutuhan untuk menjual

dan membeli itulah, maka dibutuhkan sarana atau tempat untuk

memperdagangkan efek tersebut. Dengan adanya sarana tersebut aktivitas menjual

dan membeli menjadi lebih cepat berlangsung. Pembeli tidak harus dengan susah

mencari penjual, demikian juga pembeli tidak harus dengan susah payah mencari

barang yang akan dibelinya.42

Layaknya sebuah pasar, harga efek (saham) di bursa naik dan turun

dengan cepat bahkan dalam hitungan detik atau menit. Turun naiknya harga

saham di pasar ini memberikan kesempatan bagi pemodal untuk membeli atau

menjual efek dengan mengambil kesempatan dari selisih naik turunnya harga

tersebut.43

Transaksi efek semu memiliki perbedaan dengan transaksi short sale di

bursa efek. Transaksi short sale ini dilakukan ketika penjual tersebut melihat

bahwa harga suatu efek akan turun terus. Karena penjual ini memperkirakan

bahwa harga efek tersebut akan turun terus maka dia kemudian mengambil

kesempatan untuk menjual efek itu sekarang, dan sesaat kemudian membelinya

(tentunya pada harga yang lebih rendah) untuk diserahkan. Contoh yang nyata

dari transaksi short sale ini adalah ketika saya, sebagai penjual, menjual 10.000

lembar saham PT Gudang Garam,Tbk. pada harga Rp 9.500,-. Saya menjual

saham Gudang Garam tersebut pada harga Rp 9.500,- karena saya beranggapan

bahwa harga saham Gudang Garam akan turun ke harga Rp 9.400,-. Sesaat

42

(6)

kemudian (ketika harga telah turun) saya kemudian membelinya pada harga Rp

9.400,-. Dengan menjual pada harga Rp 9.500,- dan membelinya pada harga Rp

9.400,-, saya telah memperoleh keuntungan sebesar Rp 1.000.000,-. Dengan sifat

transaksi short sale yang demikian maka terlihat unsur spekulasi menjadi

komponen utama dalam transaksi short sale. Oleh karena itu dalam keadaaan

pasar dengan harga saham yang cenderung turun short sales dapat mendorong

lebih jauh penurunan harga saham, sehingga dapat mengakibatkan kepanikan dan

menyebabkan jatuhnya harga-harga saham ke tingkat yang lebih rendah lagi.44

Transaksi efek semu merupakan perbuatan yang dilarang karena hanya

akan merusak pasar yang dilakukan secara tidak fair. Ada yang berpendapat

bahwa hal tersebut wajar saja terjadi sebab pasar modal sebagai suatu pasar yang

bebas dan terbuka, sementara yang lain beralasan bahwa hal tersebut dilakukan

semata-mata demi kepentingan sepihak dari perusahaan atau institusi tertentu,

pribadi, bahkan pemerintahan. Transaksi perdagangan saham semu dalam

Undang-Undang Pasar Modal dikenal dengan tindak manipulasi pasar.

Perdagangan saham semu merupakan hasil dari tindak pidana manipulasi pasar

dan tindak pidana tersebut merupakan salah satu kejahatan di bidang pasar

modal.45 Beberapa pola manipulasi pasar adalah:46

1. Menyebarluaskan informasi palsu atau menyesatkan mengenai emiten dengan

tujuan untuk memengaruhi harga efek perusahaan yang dimaksud di bursa efek

(false information). Misalnya, satu pihak menyebarluaskan rumor bahwa

(7)

emiten A akan segera dilikuidasi, pasar merespon yang menyebabkan harga

efeknya jatuh tajam di bursa.

2. Menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau informasi yang tidak

lengkap. Misalnya, suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten A tidak

termasuk perusahaan yang akan dilikuidasi oleh pemerintah, padahal emiten A

termasuk yang diambil alih oleh pemerintah.

Kegiatan transaksi yang bertujuan untuk memberikan kesan bahwa efek

perusahaan aktif diperdagangkan (wash trading). Sebagai contoh, direksi emiten

A memerintah seseorang untuk melakukan pembelian dan penjualan sekaligus,

agar efek perusahaannya dianggap likuid. Dalam transaksi itu tidak akan terjadi

perubahan kepemilikan secara absolut, karena skenario telah disusun oleh

pihak-pihak yang terlibat. Pola seperti ini, dapat lebih jauh lagi dipergunakan sebagai

sarana untuk memodifikasi harga efek pada level tertentu yang dikehendaki

pelaku.47

B. Perkembangan Pengaturan Perdagangan Saham di Bursa Efek

Pasar modal sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu sebelum Indonesia

merdeka yaitu pada zaman kolonial dengan tujuan untuk menghimpun dana guna

menunjang ekspansi usaha perkebunan milik kolonial Belanda di Indonesia.

Investor yang berkecimpung di pasar modal pada waktu itu adalah orang Belanda

dan Eropa lainnya.48

47

(8)

Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode. Periode

pertama, adalah periode zaman Belanda yang dimulai pada tahun 1912, yang

merupakan tahun didirikannya pasar modal yang pertama. Periode kedua, adalah

periode lama yang dimulai pada tahun 1952. Periode ketiga, adalah periode orde

baru dengan diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1977. Periode

keempat, dimulai pada tahun 1988, merupakan periode bangunnya pasar modal

dari tidur yang panjang. Periode kelima, adalah periode otomatisasi pasar modal

yang dimulai pada tahun 1995, dan periode keenam, adalah periode krisis moneter

yang dimulai pada bukan Agustus 1997.49

1. Periode pertama (1912-1942): periode zaman belanda

Pada tanggal 14 Desember 1912, suatu asosiasi 13 broker dibentuk di Jakarta.

Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai Veriniging voor Effectenchandel

yang merupakan cikal bakal pasar modal pertama di Indonesia. Setelah perang

dunia pertama, pasar modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal

1 Januari 1925 dan disusul di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925.

2. Periode kedua (1952-1960): periode orde lama

Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 September 1951

dikeluarkan Undang-Undang Darurat Nomor 12 yang kemudian dijadikan

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 tentang Pasar Modal. Juga melalui

Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 289737/UU tertanggal 1

November1951, Bursa Efek Jakarta (yang selanjutnya disebut BEJ) akhirnya

dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1952. Tujuan dibukanya kembali bursa

49

(9)

efek ini untuk menampung obligasi pemerintah yang sudah dikeluarkan pada

tahun-tahun sebelumnya. Tujuan yang lainnya adalah untuk mencegah larinya

ke luar negeri saham-saham perusahaan Belanda yang dulunnya

diperdagangkan di pasar modal di Jakarta. Kepengurusan bursa efek ini

kemudian diserahkan ke Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek

(PPUE) yang terdiri atas 3 bank dengan Bank Indonesia sebagai anggota

kehormatan. Bursa efek ini berkembang dengan cukup baik walaupun surat

berharga yang diperdagangkan umumnya adalah obligasi oleh perusahaan

Belanda dan obligasi pemerintah Indonesia lewat Bank Pembangunan

Indonesia. Penjualan obligasi semakin meningkat dengan dikeluarkan obligasi

pemerintah melalui Bank Industri Negara di tahun 1954,1955, dan 1956.

Sengketa antara pemerintah RI dengan Belanda berakibat

dinasionalisasikannya perusahaan Belanda melalui Undang-Undang

Nasionalisasi Nomor 86 Tahun 1958. Sengketa ini mengakibatkan larinya

modal Belanda dari tanah Indonesia. Akibatnya mulai tahun 1960,

sekuritas-sekuritas perusahaan Belanda sudah tidak diperdagangkan lagi di BEJ. Sejak

itu aktivitas di BEJ semakin menurun.

3. Periode ketiga (1977-1988): periode orde baru

BEJ dikatakan lahir kembali pada tahun 1977dalam periode Orde Baru sebagai

hasil dari Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1976. Keputusan ini

menetapkan pendirian pasar modal, pembentukan badan pembina pasar modal,

pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) dan PT

(10)

Agustus 1977. PT Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang

tercatat di BEJ. Penerbitan saham perdana disetujui pada tanggal 6 Juni 1977,

sebanyak 178.750 lembar saham ditawarkan dengan harga Rp 10.000,00 per

lembar. Periode ini disebut juga dengan periode tidur yang panjang karena

sampai dengan tahun 1988 hanya sedikit sedikit sekali perusahaan yang tercatat

di BEJ, yaitu hanya 24 perusahaan saja. Kurang menariknya pasar modal pada

periode ini dari segi investor mungkin disebabkan tidak dikenakannya pajak

atas bunga deposito, sedang penerima dividen dikarenakan pajak penghasilan

sebesar 15%.

4. Periode keempat (1988-1995): periode bangun dari tidur panjang

Sejak diaktifkan kembali pada tahun 1977 sampai pada tahun 1988 BEJ

dikatakan dalam keadaan tidur yang panjang selama 11 tahun. Sebelum tahun

1988 hanya terdapat 24 perusahaan yang terdaftar di BEJ. Setelah tahun 1988,

selama 3 tahun saja, yaitu sampai tahun 1990, jumlah perusahaan yang

terdaftar di BEJ meningkat sampai dengan 127 perusahaan. Sampai dengan

tahun 1996, jumlah perusahaan yang terdaftar menjadi 238

perusahaan.Peningkatan di pasar modal ini disebabkan oleh beberapa hal

sebagai berikut.

a. Permintaan dari Investor Asing

Investor asing melihat bahwa pasar modal di Indonesia telah maju dengan

pesat pada periode ini dan mempunyai prospek yang baik. Investor asing

tertarik dengan pasar Indonesia karena dianggap sebagai pasar yang

(11)

dibatasi pemilikannya sampai dengan 49% dari sekuritas yang terdapat di

bursa. Sampai dengan awal tahun 1995, jumlah kepemilikan oleh investor

asing mencapai 7,06% miliar lembar atau sekitar 29,61% dari semua

sekuritas yang terdaftar.

b. Pakto 88

Pakto 88 merupakan reformasi tanggal 27 Oktober 1988 untuk merangsang

ekspor nonmigas, meningkatkan efisiensi dari pihak bank komersial,

membuat kebijakan moneter lebih efektif, meningkatkan simpanan

domestik, dan meningkatkan pasar modal. Salah satu hasil dari reformasi

Pakto 88 adalah mengurangi reserve requirement dari bank-bank deposito.

Akibat dari reformasi ini adalah pelepasan dana sebesar Rp 4 Triliun dari

Bank Indonesia ke sektor keuangan. Akibat lebih lanjut adalah masyarakat

mempunyai cukup dana untuk bermain di pasar saham.

c. Perubahan Generasi

Perubahan kultur bisnis terjadi di periode ini, yaitu dari kultur bisnis

keluarga tertutup ke kultur bisnis profesional yang terbuka, yang

memungkinkan profesional dari luar keluarga untuk duduk di kursi

kepemimpinan perusahaan. Pergeseran ini terjadi karena perubahan generasi

dari tua kepada yang muda. Generasi yang muda umumnya mendapat

pendidikan di Barat yang mengakibatkan mereka mempunyai pandangan

berbeda dengan pendahulunya. Perubahan radikal menuju ke perusahaan

profesional terbuka ini juga merupakan faktor perkembangan pasar modal

(12)

Periode ini juga dicatat sebagai periode kebangkitan dari Bursa Efek

Surabaya (yang selanjutnya disebut BES). BES dengan nama asingnya

Surabaya Stock Exchange (SSX) dilahirkan kembali pada tanggal 16 Juni

1898. Pada awalnya, BES hanya mempunyai 25 saham dan 23 obligasi yang

diperdagangkan. BES hanya membutuhkan waktu 3 bulan untuk

meningkatkan indeks gabungan dari nilai 100 pada tanggal 16 Juni 1898

menjadi 340. Mulai tanggal 19 September 1996, BES mengubah nilai dasar

indeks gabungannya menjadi nilai dasar 100. Pada akhir tahun 1996,

IHSG-BES mencapai nilai 568,585 poin. Sampai kuartal ketiga tahun 1990 jumlah

sekuritas yang tercatat di BES meningkat menjadi 116 saham. Jumlah ini

meningkat sampai akhir tahun 1996 tercatat 208 emiten saham dengan nilai

kapitalisasi sebesar Rp 191,57 triliun. Semua sekuritas yang tercatat di BEJ

juga secara otomatis diperdagangkan di BES.

5. Periode kelima (mulai tahun 1995): periode otomatisasi

Karena peningkatan kegiatan transaksi yanng dirasakan sudah melebihi

kapasitas manula, maka BEJ memutuskan untuk mengotomatisasikan

kegiatan transaksi di bursa. Jika sebelumnya di lantai bursa terlihat dua

deret antrian (satu untuk antrian beli dan yang lainnya untuk antrian jual)

yang cukup panjang untuk masing-masing sekuritas, dan semua kegiatan

transaksi dicatat di papan tulis, maka setelah otomatisasi yang terlihat di

lantai bursa adalah jaringan komputer-komputer yang digunakan oleh

broker.Sistem otomatisasi yang diterapkan di BEJ diberi nama Jakarta

(13)

Mei 1995. Sistem manual hanya mampu menangani sebanyak 3.800

transaksi tiap hariannya. Dengan JATS, sistem ini mampu menangani

sebanyak 50.000 transaksi setiap harinya. Sebelum JATS dioperasikan

dengan sistem manual, rata-rata volume perdagangan tiap harinya adalah

sebesar Rp 14,8 juta lembar dalam 1.606 transaksi dengan nilai Rp 46 miliar

untuk transaksi reguler. Untuk transaksi non-reguler rata-rata volume

perdagangan setelah JATS adalah sebanyak 24,7 juta lembar dalam 222

transaksi dengan nilai Rp 82 miliar.

6. Periode keenam (mulai Agustus 1997): periode krisis moneter

Periode bulan Agustus 1997, krisis moneter melanda negara-negara Asia,

termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, dan Singapura. Krisis

moneter yang terjadi ini dimulai dari penurunan nilai mata uang negara-negara

Asia tersebut terhadap dolar Amerika. Penurunan nilai mata uang ini

disebabkan karena spekulasi dari pedagang-pedagang valuta asing, kurang

percayanya masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya sendiri, dan tidak

kalah penting adalah kurang kuatnya pondasi perekonomian.Untuk mencegah

permintaan dolar Amerika berlebihan yang mengakibatkan nialinya meningkat

dan menurunnya niali Rupiah, Bank Indonesia menaikkan suku bunga

Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Diharapkan dengan suku bunga deposito yang

tinggi (beberapa bank swasta menawarkan suku bunga deposito dari 25%

hingga 50%), pemilik modal akan menanamkan modalnya di deposito untuk

mengurangi permintaan terhadap dolar.Tingginya suku bunga deposito

(14)

menanamkan dananya di pasar modal, karena total return yang diterima lebih

kecil dibanding dengan pendapatan dari bunga deposito. Akibat lebih lanjut,

harga-harga saham di pasar modal mengalami perununan yang drastis. Indeks

harga saham gabungan (yang selanjutnya disebut IHSG) sejak bulan Agustus

sampai akhir tahun 1997 selalu menurun. Periode ini dapat juga dikaitkan

sebagai periode ujian terberat yang dialami oleh pasar modal Indonesia.Untuk

mengurangi lesunya permintaan sekuritas di pasar modal Indonesia,

pemerintah berusaha meningkatkan aktivitas perdagangannya lewat transaksi

investor asing. Pada tanggal 3 September 1997 pemerintah tidak

memberlakukan lagi pembatasan 49% pemilikan asing. Ini berarti bahwa mulai

tanggal tersebut, investor asing boleh memiliki saham-saham yang jumlahnya

tidak terbatas. Peraturan pemerintah ini kelihatannya belum membawa hasil,

karena jumlah kepemilikan asing hanya mencapai 27%. Kemerosotan pasar

saham ditunjukkan oleh IHSG yang turun dengan tajam. Untuk memperbaiki

kondisi perekonomian yang bergejolak ini, pemerintah pada tanggal 1

November 1997 mengumumkan melikuidasi 16 bank swasta nasional.

Pengumuman yang cukup mengejutkan ini tidak banyak membantu

memperbaiki lesunya pasar saham. Bahkan IHSG tetap merosot dengan tajam.

Perkembangan suatu pasar modal dipengaruhi oleh partisipasi yang aktif,

baik dari perusahaan yang akan menjual sahamnya (go public) maupun investor

serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan pasar modal. Ini berarti bahwa

tanpa adanya partisipasi yang aktif dari perusahaan-perusahaan yang potensial

(15)

dananya dalam surat berharga, dan kurang aktifnya lembaga-lembaga penunjang

pasar modal , maka suatu pasar modal tidak akan berkembang dengan baik. Tapi

dengan adanya partisipasi yang aktif dari masing-masing pihak yang terlibat

dalam kegiatan pasar modal, tanpa disertai dengan kualitas yang memadai dan

perilaku yang baik dan rasa tanggung jawab sosial uang besar, akan

mengakibatkan perkembangan yang kurang baik bagi pasar modal.

Globalisasi ekonomi, selain memberikan tantangan berat, membuka

kesempatan yang luas dalam rangka pengembangan kemampuan perekonomian

suatu negara. Akan tetapi, di cermati dengan seksama, dapat dilihat bahwa untuk

saat ini hanyalah negara yang memiliki kemampuan ekonomi dan sumber daya

manusia yang kuat yang dapat menerima proses globalisasi ini. Dengan kata lain,

globalisasi akan memberikan dampak yang buruk apabila suatu negara tidak

memiliki kesiapan, baik dari segi ekonomi, sumber daya manusia, maupun dari

segi ketersediaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan sebagai

pendukung pertumbuhan ekonomi itu sendiri.50

Kondisi perekonomian Indonesia mutakhir mengarahkan pengembangan

pasar modal Indonesia untuk “difokuskan pada pemulihan dan pengembangan

pelaku pasar.” Hal itu dimaksudkan untuk “menghasilkan pelaku pasar modal

yang kuat, sehingga menjadi penggerak yang tangguh bagi perekonomian

nasional.” Pengembangan diarahkan “pada peningkatan berbagai aspek yang

memiliki nilai strategis dalam meningkatkan daya saing global, yaitu keterbukaan

informasi, efisiensi pelaksanaan transaksi di pasar sekunder, sumber daya

(16)

manusia, regulasi, dan penegakan hukum.51 Dalam merespon globalisasi ekonomi

dan kepentingan dalam negeri Bapepam (saat ini Otoritas Jasa Keuangan /OJK)

merumuskan visi dan misi pengembangan pasar modal, yaitu:52

1. Meningkatkan komitmen dalam pengembangan pasar modal dengan membuat

kebijakan fiskal dan moneter, menyediakan infrastruktur yang berstandar

internasional, dan peraturan yang mendukung untuk menciptakan iklim

investasi yang kondusif.

2. Memberikan akses yang memadai bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan

Koperasi ke pasar modal. Akses ini diharapkan bisa menciptakan stimulus dan

daya gerak UKM dan Koperasi untuk mampu menghimpun dana masyarakat

untuk keperluan dan pembesaran volume usaha produktif.

3. Memberikan kesempatan secara luas kepada Pemerintah Daerah untuk

memperoleh pembiayaan. Di saat otonomi daerah ini, kurangnya pasokan dana

proyek dari Pemerintah Pusat menyebabkan pemerintah daerah memerlukan

dana yang agak banyak untuk menyediakan fasilitas umum. Pemda bisa

menghimpun dana melalui pasar modal dengan menerbitkan obligasi.

4. Meningkatkan partisipasi investor domestik. Krisis moneter Indonesia telah

menyebabkan hengkangnya sejumlah investor asing. Ini adalah saatnya yang

tepat untuk mendorong partisipasi investor lokal untuk berinvestasi di pasar

modal Indonesia. Untuk dapat menjangkau masyarakat Indonesia yang

berjumlah besar, namun tersebar diperlukan strategi pemasaran yang jitu.

51

Ibid.,hlm.79.

52

(17)

5. Meningkatkan sarana dan prasarana pasar modal Indonesia menghadapi

persaingan global. Saat ini perkembangan dan teknologi informasi merupakan

suatu keniscayaan untuk terus menyempurnakan dan mengejar standar

internasional pasar modal, sehingga akan mendatangkan minat investor

domestik dan asing untuk berinvestasi di pasar modal.

Sedangkan untuk sasaran pengembangan pasar modal Bapepam (OJK)

merumuskan sebagai berikut:53

1. Terlaksana perdagangan tanpa warkat (sripless trading) dan pemindahbukuan

secara elektronik.

2. Mengintegrasikan sistem perdagangan bursa efek dengan sistem verifikasi

KSEI dan sistem KPEI.

3. Meningkatkan kualitas pengelolaan dana jaminan.

4. Menciptakan pasar yang likuid dan efisien.

5. Melaksanakan pendidikan pasar modal terpadu.

6. Menciptakan landasan pengembangan e-commerce dalam pasar modal.

7. Mendistribusikan kepemilikan secara luas.

8. Membentuk pasar derivatif.

9. Mengembangkan pasar obligasi.

10. Mengembangkan pasar luas bursa (over the counter).

11. Mengembangkan e-monitoring untuk industri reksa dana.

(18)

Perkembangan pasar modal tidak hanya ditunjukkan oleh data yang

bersifat kuantitatif semata seperti meningkatnya volume perdagangan dan nilai

kapitalisasi pasar serta jumlah perusahaan yang go public, akan tetapi juga

peningkatan kemampuan perusahaan, ketaatan semua pihak yang terlibat dalam

kegiatan pasar modal, kualitas keterbukaan informasi pasar modal serta

diberlakukan standar internasional dalam kegiatan perdagangan. Kemajuan ini

tidak lepas dari kontribusi dari segenap komponen pelaku pasar modal, yaitu

Bapepam/pemerintah dan swasta, yaitu lembaga dan profesi penunjang pasar

modal seperti bursa efek, Lembaga Kliring dan Penjamin (yang selanjutnya

disebut LKP), Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian(yang selanjutnya disebut

LPP) dan perusahaan efek, akuntan, konsultan hukum, notaris, dan penilai.54

Perusahaan akan go public kalau menurut pertimbangan tindakan tersebut

akan memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan, baik manfaat langsung

maupun tidak langsung. 55 Perkembangan pasar modal juga dipengaruhi oleh

faktor kepentingan dan keinginan investor. Dari segi investor ini, faktor yang

mempengaruhi untuk terjun di pasar modal adalah sikap investor terhadap risiko,

kualitas investor, dan kebijakan pemerintah yang menyangkut kepentingan

investor.56

Kualitas dan macam investor yang ikut transaksi di pasar modal juga

mempengaruhi perkembangan. Investor yang dimaksud adalah investor yang

mempunyai pandangan juah ke depan, yang menempatkan investasi pada

54

Ibid.,hlm.84.

55

Pandji Anoraga dan Piji Pakarti,Op.Cit.,hlm.97.

56

(19)

instrumen pasar modal sebagi investasi jangka pendek dikesampingkan.57 Suatu

kebijaksanaan pemerintah dapat mendorong investor memasuki pasar modal.

Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa untuk dapat menjadi investor baru

akan memasuki pasar modal kalau menurut penilaiannya investasi dalam sekuritas

instrumen pasar modal lebih menguntungkan dibandingkan alternatif lain.

Dengan adanya deregulasi yang membebankan pajak penghasilan pada bunga

deposito, maka investasi pada instrumen pasar modal menjadi alternatif yang

dipertimbangkan investor.58 Peraturan dan pengawasan terhadap pasar modal juga

ikut mempengaruhi perkembangan pasar modal. Dengan adanya peraturan dan

pengawasan yang memadai dan efektif maka akan mendorong investor untuk ikut

terjun dalam pasar modal.59

Pasar modal merupakan pertemuan supply (dari para pihak yang

membutuhkan dana) akan dana jangka panjang yang transferable. Karena itu

keberhasilan pembentukan pasar modal dipengaruhi oleh supply dan demand

tersebut. Namun, bila dilihat dari sisi surat berharga (sekuritas) maka supply yang

dimaksud adalah seberapa banyak penawaran surat berharga yang dilakukan oleh

borrower, dan demand yang dimaksud adalah seberapa banyak permintaan surat

berharga (sekuritas) oleh lenders. Kondisi ini akan mempengaruhi

keseimbanganharga sekuritas dalam pasar, selain faktor-faktor lain.60

(20)

secara rinci faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal antara

lain adalah:61

a. Supply sekuritas

b. Demand akan sekuritas

c. Kondisi politik dan ekonomi

d. Masalah hukum dan peraturan

e. Peran lembaga-lembaga pendukung pasar modal.

Supply sekuritas sangat tergantung pada banyak dan sedikitnya perusahaan

yang go public atau listing di bursa efek. Ini berkaitan dengan kesadaran

perusahaan, bahwa bursa efek adalah juga sebagai alternatif pendanaan bagi

perusahaan, walaupun menurut hipotesis Meyrs (pecking order theory) bahwa

alternatif pendanaan model ini adalah yang berbiaya paling mahal dibanding

pendanaan dari laba ataupun hutang, namun disaat perusahaan butuh ekspansi

cepat sementara laba tidak mencukupi dan hutang sudah sampai batas maksimal

maka pendanaan bentuk ini menjadi sangat dibutuhkan di samping

pertimbangan-pertimbangan lain Banyak sedikitnya supply sekuritas juga akan mempengaruhi

keseimbangan harga sekuritas di bursa (pasar saham).62

Harga sekuritas juga dapat dipengaruhi oleh kondisi politik dan ekonomi

suatu negara. Bila kondisi politik dan ekonomi suatu negara cukup stabil,

sebaliknya bila kondisi politik dan ekonomi suatu negara selalu bergolak, maka

reaksi pasar juga akan selalu terjadi terutama ke arah negatif. Begitu juga bila

61

Ibid.

62

(21)

kondisi politik kondusif dan dinamis serta ekonomi mengalami pertumbuhan yang

baik,tentu reaksi pasar akan bergerak ke arah positif.63

Minat investor baik investor dalam negeri maupun investor asing untuk

berinvestasi dalam suatu negara biasanya dipengaruhi masalah aturan hukum dan

perundang-undangan. Bagaimanapun juga para investor butuh kepastian hukum

demi keamanan dananya yang diinvestasikan, padahal banyak sedikitnnya

investor yang berinvestasi dalam pasar sekuritas akan mempengaruhi supply dan

demand sekuritas tersebut dan seperti telah diungkapkan di depan bahwa supply

dan demand sekuritas ini akan mempengaruhi keseimbangan harga sekuritas di

pasar. 64

Jumlah penduduk Indonesia yang besar, nomor 4 di dunia, merupakan

potensi dahsyat jika bisa dioptimalkan. Namun, fenomena pasar modal masih

menjadi fenomena kota yang diketahui sejumlah kalangan masyarakat yang

terbatas. Bapepam dan semua pihak yang terkait dengan pengembangan pasar

modal harus melakukan segenap upaya untuk melakukan sosialisasi, agar pasar

modal menjadi populer.65

Pemodal yang ingin berinvestasi langsung di saham (berbeda dengan reksa

dana), dituntut memiliki pemahaman fundamental dan teknikal dari saham yang

akan menjadi sasaran investasi. Memahami aspek fundamental ini secara

sederhana, investor bisa mempelajari dari laporan keuangan emiten yang

63

Ibid.,hlm.8.

64

(22)

sahamnya menjadi pilihan jika yang terkait dengan fundamental perusahaan,

misalnya terkait dengan pembagian laba, struktur bisnis perusahaan dan

sebagainya yang terkait dengan fundamental ekonomi secara umum, investor bisa

berpedoman pada pertumbuhan ekonomi. Sederhananya pertumbuhan ekonomi

yang tinggi dengan demikian ekspektasi atas kinerja saham juga akan tinggi.

Sementara itu terkait dengan aspek teknikal, investor bisa mengacu pada harga

tertinggi dan terendah dan harga saham. Di samping itu volume saham yang

beredar juga perlu mendapat perhatian karena sisi jumlah saham akan sangat

berpengaruh pada likuiditas dari saham. Jangan sampai membeli saham namun

giliran akan menjual membutuhkan waktu yang lama. Tentunya beberapa acuan

tentang aspek fundamental dan teknikal tersebut adalah contoh-contoh yang

paling sederhana dan banyak lagi dari kedua faktor tersebut yang bisa menjadi

perhatian investor. Selanjutnya setelah memahami faktor fundamental dan

teknikal, faktor berikutnya yang perlu dipahami adalah pemahaman tentang pasar,

aspek-aspek yang mempengaruhi pasar atau yang biasa disebut dengan risiko

pasar. Risiko pasar ini biasanya terkait dengan makro ekonomi, maupun mikro

ekonomi. Kondisi sosial politik, serta aspek regional juga rentan akan pergerakan

pasar. Dalam resiko pasar ada yang dinamakan dengan aspek psikologis, yakni

aspek yang sama sekali tidak bisa dijelaskan secara matematis, apalagi ekonomi.

Karena untuk membantu investor dalam memilah saham yang menjadi pilihan

Bursa Efek Indonesia (yang selanjutnya disebut BEI) membuat indikator

perdagangan yang bernama indeks. Setidaknya kini ada delapan kelompok indeks

(23)

properti, sektor keuangan, sektor manufaktur, sektor infrastuktur dan sektor

konsumsi. Sedangkan analisis dan para pelaku pasar modal lebih spesifik lagi

membagi menyatukan kelompok dari masing-masing sektor industri itu pada apa

yang dinamakan karateristik saham yang bisa dengan murah dijadikan acuan

investasi dan memudahkan membangun sebuah portofolio investasi.66

Bursa efek didirikan oleh perseroan yang telah mendapat izin dari

Bapepam. Bursa efek adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli efek (Pasal

1 angka 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995). Penyelenggaraan Bursa Efek

dilakukan atas izin usaha dari Bapepam dan diawasi oleh Bapepam. Pemegang

saham di Bursa Efek adalah paara pialang (perusahaan efek). Tujuan pendirian

Bursa Efek yang teratur, wajar, dan efesien. Hal ini hanya akan tercapai apabila

perdagangan efek diselenggarakan berdasarkan suatu aturan yang jelas dan

dilaksanakan secara konsisten sehingga harga mencerminkan mekanisme pasar

berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Adapun fungsi dari Bursa Efek

adalah sebagai berikut:67

1. Menyediakan sarana perdagangan.

2. Membuat aturan bursa. Pasal 9 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995

memberi kewenangan Bursa Efek sebagai lembaga Self Regulatory

Organization (SRO), yakni untuk mengeluarkan dan menegakkan peraturan

yang ada kaitannya dengan pencatatan efek, keanggotaan bursa, dan

perdagangan efek . Ketentuan yang dikeluarkan mempunyai kekuatan untuk

66

(24)

ditaati oleh anggota bursa efek dan emiten yang sahamnya tercatat di bursa.

Semua aturan yang dikeluarkan Bursa Efek harus atas persetujuan Bapepam

sebagai otoritas pengawas.

3. Menyediakan informasi pasar.

4. Memberikan pelayanan kepada anggota bursa, emiten, dan publik.

Adapun perdagangan efek yang wajar adalah penyelenggaraan

perdagangan yang berlangsung secara alamiah, dalam pengertian setiap kekuatan

penawaran atau permintaan dilakukan berdasarkan mekanisme pasar yang bebas

dari adanya keadaan yang tidak mendukung terciptanya sistem penyampaian

informasi yang akurat dan tepat waktu dari emiten, terhindarnya pasar dari

usaha-usaha pihak tertentu untuk memperoleh keuntungan dari ketidaktahuan pihak

lainnya dan adanya sistem serta tata cara pelaksanaan perdagangan yang

mendukung terciptanya kewajaran dalam melakukan perdagangan di Bursa

Efek.68 BEI pada mulanya memiliki dua tempat, yakni BEJ (memperdagangkan

instrumen saham/equity dan obligasi/utang). PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT

Bursa Efek Surabaya (BES) secara resmi bergabung pada tanggal 1 Desember

2007. Nama kedua bursa itu digantikan dengan entitas baru bernama PT Bursa

Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange) yang perdagangan efek pertamanya

dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2007.69

Kehadiran BEI ini mencerminkan kepentingan pasar modal secara nasional

yang memfasilitasi perdagangan saham (equity), surat utang (fixed income),

68

Ibid.

69

(25)

maupun perdagangan derivatif (derrivative instruments). Kehadiran bursa tunggal

ini diharapkan akan meningkatkan efisiensi industri pasar modal di Indonesia dan

menambah daya tarik untuk berinvestasi. Juga yang penting adalah infrastuktur

perdagangan menjadi terintegrasi dan memfasilitasi seluruh instrumen yang

diperdagangkan. Setelah bergabungnnya BEJ dan BES, dalam BEI sejak 1

Desember 2007 ada 352 emiten asal BEJ dan 30 emiten dari BES begabung dan

menambah pilihan investasi di BEI, begitu juga produk-produk lainnya, sehingga

akan melengkapi dan variasi pilihan investasi.70

Perdagangan efek dapat dilaksanakan secara “over the counter” (OTC

market), tanpa adanya suatu trading floor tertentu sebagai tempat transaksi jual

beli efek.71

70

Ibid..

Selain bursa yang terorganisir atau juga yang disebut juga organizied

market, sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam industri pasar modal juga

dikenal pasar liannya yaitu psar yang umumnya dikenal sebagai pasar di luar

bursa (over the counter market atau OTC). Berlainan dengan bursa (organized

market), yang sesuai dengan namanya memang secara sengaja diorganisir atau

diadakan untuk melakukan perdagangan efek, maka pasar di luar bursa sama

sekali tidak diorganisir. Pasar OTC ini timbul karena adanya kebutuhan dari

investor untuk mentransaksikan efeknya tanpa melalui bursa, baik karena efek

tersebut tidak tercatat di bursa, atau memang bermaksud menghindari bursa

karena alasan biaya transaksi atau lainnya. Dua alasan munculnya pasar OTC ini

adalah pertama karena investor yang melakukan transaksi melalui OTC

(26)

menurutnya sangat besar. Kedua, karena mungkin satu-satunya pasar yang ada

untuk mentransaksikan efek milik investor adalah melalui OTC, karena memang

saham tersebut tidak ditransaksikan di pasar lainnya. Di Indonesia pasar OTC ini

belum begitu berkembang, dalam arti hanya sebagian kecil saja saham yang tidak

ditransaksikan melalui bursa. Tetapi saham yang tercatat di bursa pada dasarnya

dapat ditransaksikan di luar bursa, atau melalui pasar OTC ini karena memang

tidak dilarang. Tidak berkembangnya pasar ini terutama karena memang pasar

saham kita msih relatif kecil. Selain itu bursa efek memang mendorong

anggotanya untuk bertransaksi didalam bursa. Peraturan BEJ, misalnya dengan

tegas menyatakan bahwa anggota bursa efek yang menerima pesanan dari

nasabahnya untuk melakukan transaksi, dan atau akan melakukan transaksi untuk

kepentingannya sendiri atauefek yang tercatat di bursa, wajib melaksanakan

transaksi tersebut melalui sistem perdagangan Bursa. Dengan peraturan bursa efek

yang demikian, bursa memang menginginkan agar semua saham yang tercatat di

bursa efek, hanya akan ditransaksikan di bursa efek apabila kebetulan yang

melakukan transaksi tersebut adalah anggota bursa tersebut.72

Keteraturan pada perdagangan efek yang teratur tidak cukup hanya dilihat

dari peraturan, tetapi juga dari praktik yang berlaku di pasar modal, terutama

adanya konsistensi penegakan peraturan bursa itu sendiri. Keteraturan tersebut

juga tercermin dari perilaku para pihak yang terlibat dalamnya, dan perilaku dari

72

(27)

lembaga penunjang serta para profesional di pasar modal dan investor atau

pemodal itu sendiri.73

C. Indikasi Terjadinya Praktik Transasksi Efek Semu di Pasar Sekunder Bursa efek mempunyai pengaturan mengenai transaksi efek yang

dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia yaitu Peraturan Nomor II-A Tentang

Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas. Peraturan ini menjelaskan secara rinci

mengenai mekanisme transaksi efek di BEI mulai dari defenisi, mekanisme

perdagangan efek sampai pada pengawasan internal yang dilakukan oleh Bursa

Efek Indonesia bila ditemukannya kejahatan pasar modal

Pasar sekunder adalah bursa efek di mana emiten diperdagangkan. Secara

umum transaksi efek di dalam pasar sekunder dapat dibedakan dalam:74

1. Transaksi bursa

Adalah kotrak yang dibuat oleh anggota bursa efek sesuai dengan persyaratan

yang ditentukan oleh bursa efek mengenai jual beli efek, pinjam-meminjam

efek, atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek. Transaksi bursa yang

terjadi sebagai akibat negosiasi langsung antar anggota bursa efek mulai

mengikat pada saat sebagaimana diatur oleh peraturan bursa efek yang dapat

didasarkan pada konfirmasi yang disampaikan oleh anggota bursa efek beli,

anggota bursa efek jual, atau keduanya, dengan atau tanpa persetujuan atas

konfirmasi dimaksud.

73

Ana Rokhumatussa’dyah dan Suratman, Op.Cit.,hlm.184.

74

(28)

2. Transaksi di luar bursa

Adalah transaksi antar perusahaan efek atau antara perusahaan efek dengan

pihak lain yang tidak diatur oleh bursa efek, dan transaksi antar pihak yang

bukan perusahaan efek. Perusahaan efek yang melakukan transaksi di luar

bursa wajib mencatat transaksi tersebut pada tanggal transaksi tersebut

mengikat. Perusahaan efek yang melakukan transaksi di luar bursa wajib

mengirim konfirmasi atau transaksi di luar bursa kepada perusahaan efek lain

atau pihak lain yang menjadi pihak dalam transaksi di luar bursa pada tanggal

transaksi tersebut dilaksanakan.

3. Transaksi nasabah pemilik rekening

Adalah transaksi yang dilaksanakan oleh perusahaan efek untuk kepentingan

rekening nasabahnaya sesuai dengan kontrak antara perusahaan efek dengan

nasabah tertentu. Transaksi nasabah pemilik rekening antara lain meliputi

pesanan jual beli, pesanan pinjam meminjam, penerimaan hak-hak rekening

atas efek, serta hal-hal yang berhubungan dengan rekening efek nasabah

tersebut.

4. Transaksi nasabah umum

Adalah transaksi melalui pemesanan efek dalam penawaran umum oleh

pemodal yang tidak mempunyai rekening efek pada perusahaan efek. Transaksi

nasabah umum wajib mengikuti prosedur yang diterapkan dalam prospektus.

Jika dalam penawaran umum terjadi kelebihan permintaan efek, perusahaan

efek harus memprioritaskan pesanan melalui rekening efek, kecuali dalam hal

(29)

5. Transaksi nasabah kelembagaan

Adalah transaksi efek antara perusahaan efek dengan nasabah tertentu yang

didasarkan pada perjanjian antara perusahaan efek dengan nasabah

kelembagaan tersebut seperti perusahaan asuransu, reksa dana, bank atau

lembaga keuangan lainnya yang tidak mempunyai rekening efek pada

perusahaan efek tersebut. Transaksi nasabah kelembagaan dilaksanakan sesuai

dengan persyaratan yang ditentukan dalam perjanjian antara perusahaan efek

dan nasabah kelembagaan. Penyelesaian transaksi nasabah kelembagaan dapat

dilakukan dengan cara penyerahan uang dan efek pada saat bersamaan, atau

dengan cara lain, sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh para pihak.

Transaksi efek di pasar sekunder merupakan pasar perdagangan saham

setelah melewati masa penawaran pada pasar perdana. Akan tetapi, transaksi efek

semu sendiri tidak ada dalam bentuk dan jenis transaksi yang ada di pasar

sekunder. Sehingga jelaslah bahwa transaksi efek semu merupakan perbuatan

yang dilarang untuk dilakukan. Pasar Sekunder merupakan mekanisme yang

mempertemukan penawaran jual dan permintaan beli saham diantara para investor

atau pemodal melalui pialang atau broker, sehingga terjadilah transaksi saham di

bursa efek. Antara pasar perdana dengan pasar sekunder ada hubungan timbal

balik. pasar perdana bisa ramai apabila pasaar sekundernya juga ramai, demikian

juga sebaliknya.

Transaksi efek semu termasuk praktek yang sukar untuk diketahui dalam

(30)

transaksi efek semu memang terjadi. Indikasi yang paling mudah terbaca adalah

ketika terjadinya, fluktuasi harga saham, yaitu situasi dimana harga saham

melonjak naik ataupun turun secara tiba-tiba.75

Kejahatan zaman dahulu terus ada dan terus menyesuaikan diri dengan

perkembangan zaman. Globalisasi, sebagai suatu fenomena sosial telah merasuk

hampir setiap kehidupan manusia, baik dalam lapangan politik, ekonomi, sosial

budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi76

Indikasi kejahatan pasar modal yang sejak zaman dahulu dapat dilihat dari

adanya kasus perdagangan saham Bank Pikko menjadi sangat aktif dan harga

saham tersebut meningkat sebesar 20 %. Atas dasar itu BEJ meminta konfirmasi

kepada Bank Pikko mengenai ada atau tidaknya hal material mengenai Bank

Pikko yang perlu diungkapkan kepada publik. Bank Pikko memberikan informasi

kepada BEJ pada tanggal 8 April 1997 sebelum sesi perdagangan bahwa tidak Istilah kejahatan juga dikenal di pasar

modal. Namun yang dinamakan kejahatan pasar modal berbeda dengan kejahatan

pada umumnya. Kejahatan pasar modal bukan seperti mencuri, membunuh,

merampok sebagai mana kejahatan pada umumnya yang telah dijelaskan

sebelumnya. Kejahatan pasar modal dikarenakan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta kemodernan dunia maya seperti internet, dan lain

sebagainya. Pasar modal juga membuat defenisi tersendiri yang termasuk ke

dalam kategori kejahatan pasar modal.

2016)

76

(31)

terdapat hal-hal material yang perlu diumumkan di BEJ pukul 10.30 WIB pada

hari yang sama. “PT” yang menjabat sebagai direktur PT Multi Prakarsa

Investama Securities yang dikendalikan oleh “BT” bersama-sama dengan

afiliasinya, melakukan transaksi saham Bank Pikko secara aktif melalui PT.PSP

Securities. Atas permintaan PT.PSP Securities memecah order beli dan jual saham

Bank Pikko melalui perusahaan Efek lain. Dalam kasus Bank Pikko, Bapepam

telah memberikan sanksi hukum kepada “BT” dan “PT” berupa pengembalian

keuntungan atas transaksi saham Bank Pikko dan denda serta sanksi administratif

pada “PT”. PSP Securities dan PT.MPI Securities. Sanksi administratif diberikan

berdasarkan bukti yang menunjukkan bahwa kedua perusahaan Efek tersebut telah

melakukan dan atau terlibat secara aktif, baik langsung maupun tidak langsung,

dalam transaksi jual beli saham Bank Pikko dengan jumlah yang cukup besar

untuk kepentingan nasabah yang dapat menciptakan gambaran seolah-olah

kegiatan saham Bank Pikko adalah aktif. Hal ini dapat memengaruhi Pihak lain

baik langsung maupun tak langsung melakukan transaksi secara aktif atas saham

Bank Pikko. Transaksi tersebut dilakukan PT PSP Securities dengan cara

memecah order beli dan jual melalui 8 (delapan) perusahaan efek lain atas

perintah nasabahnya, di samping itu PT PSP Securities sendiri juga melaksanakan

sebagian order jual maupun beli atas saham Bank Pikko untuk kepentingan

nasabah bersangkutan. Di samping itu, transaksi atas saham Bank Pikko oleh

(32)

belas) pihak lain atas perintah nasabah yang juga merupakan pengendali PT.MPI

Securities.77

77

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 399 Ketiga jenis irreversibilitas tersebut terjadi pada ruang bakar, dimana reaksi kimia merupakan sumber pemusnahan eksergi yang

Dari hasil yang telah dilakukan seperti ; pengukuran ketinggian andongan kawat penghantar, pengukuran tegangan induksi, pengukuran medan listrik, pengukuran frekuensi induksi

Cilacap Utara, Cilacap Tengah, Cilacap Selatan Wilayah B :

 Seluruh kelompok komoditi pengeluaran konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan indeks harga pada bulan ini yaitu : kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, dan

Relationshi p Between Students’ Motivation a nd Students’ Speaking Ability Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. RELATIONSHIP

Untuk meramalkan penjualan produk Parachetamol dan Antalgin pada perusahaan di Tahun 2012 dengan menggunakan metode peramalan Box Jenkins karena metode peramalan deret berkala

orang) bukan hanya sebatas personal, 5) Berlandaskan manhaj yang memudahkan (manhaj al-taisir), 6) Memelihara kaidah “perubahan fatwa disebabkan perubahan beberapa faktor”, 7)