BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama di dunia.Sekitar 30 % dari 55 juta kematian global setiap tahun disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.Sebanyak 7,3 juta orang yang meninggal akibat penyakit kardiovaskular disebabkan oleh penyakit jantung koroner (WHO, 2013).
Hampir 50% dari penyebab kematian kardiovaskular tersebut adalah akibat dari infark miokard akut (IMA).Angka kejadian IMA elevasi segmen ST (IMA EST) berkisar 27% - 47% dari seluruh penderita IMA (Eagle dkk, 2002; Mendelzweig dkk, 2006).Kasus IMA EST di Amerika Serikat pada tahun 2009 berkisar satu juta orang pertahun (Yusuf dkk, 2001; Lioyd dkk, 2009).
Peran Elektrokardiogram (EKG) masih sangat penting dalam mendiagnosis secara dini pasien yang dicurigai sebagai IMA. EKG merupakan alat diagnosis pertama yang sangat bermanfaat dan umum dipakai. EKG merupakan alat bantu yang sederhana, murah, mudah dan tepat digunakan untuk mengevaluasi pasien dengan keluhan nyeri dada di unit gawat darurat secara rutin (Estes,dkk 1999; Noris RM, 2000).
Pemeriksaan EKG pada tahap awal IMA EST menunjukkan elevasi segmen ST yang tipikal pada area infark. Gambaran depresi segmen ST (DSST) sering dijumpai pada EKG namun pada lead yang tidak berhubungan dengan lokasi infark yang lazim disebut dengan perubahan resiprokal (Camara, 1983).
Teori EKG klasik menerangkan perubahan EKG resiprokal tersebut murni sebagai fenomena listrik yang disebut proyeksi timbal balik dari elevasi segmen ST di lead yang berlawanan (Marriot, 1983). Namun beberapa studi menyimpulkan bahwa adanya perubahan resiprokal ini berhubungan dengan infark primer atau iskemia tambahan di daerah koroner lain (multivessel disease)
(Raunio H, 1980; Billadello, 1983).
Gambaran DSSTpada pasien dengan IMAEST menggambarkan iskemia luas yang diakibatkan oleh oklusi sebuah arteri koroner (one vessel disease) dengan distribusi anatomis yang luas (Brymer 1985). Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Odemuwiya O dkk yang mendapatkan bahwa DSST pada IMAEST tidak memprediksi adanya multivessel disease (Odemuwiya O dkk, 1985). Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Birnbaum Y dkk, yang mendapatkan bahwa adanya DSST inferior pada IMAEST anterior tidak berhubungan dengan kejadian stenosis pada right coronary artery (RCA) dan left circumflex (LCX) atau kejadian multivessel (Birnbaum Y dkk, 1994).
Secara keseluruhan kelangsungan hidup setelah infark akut berhubungan dengan beratnya penyakit arteri koroner yang mendasari dan ukuran infark. Pasien IMAEST anterior dengan DSST inferior memiliki risiko yang tinggi memiliki penyakit multivessel.Pasien dengan iskemia pada daerah bukan infark utama memiliki prognosis yang buruk.Identifikasi pasien tersebut pada tahap awal infark akut dapat memberikan dasar yang rasional untuk memulai terapi agresif sehingga dapat melindungi sebagian miokard dan untuk manajemen setelah keluar rumah sakit (Schuster EH, 1981).
Pasien denganDSST inferior pada infarktransmural anterior akut mengidentifikasi subset dari pasien dengan kerusakan yang luas, disfungsi ventrikel kiri yang lebih besar, komplikasi yang lebih sering di rumah sakit, angina paska infark dan frekuensi multivessel yang lebih sering (Haraphongse M, 1984).
Masih terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai hubungan DSST inferior pada IMAEST anterior dengan gambaran lesi di koroner dan kejadian komplikasi kardiovaskular yang ditimbulkannya.Penelitian di RS HAM untuk melihat apakah ada perbedaan outcomesantara pasien IMAEST anterior dengan dan tanpa DSST inferior belum pernah dilakukan.
1.2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, apakah ada perbedaan kejadian klinis kardiovaskular mayor (KKvM) diantara penderita IMAEST anterior dengan DSST inferior dengan penderita IMAEST anterior tanpa DSST di RS. H. Adam Malik Medan (RS HAM) ?
1.3. Hipotesis
Terdapat perbedaan KKvM diantara penderita IMEST anterior dengan DSST inferior dengan penderita IMAEST anterior tanpa DSST inferior di RS. H. Adam Malik Medan (RS HAM).
1.4.Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Mendapatkan data awal gambaran KKvM penderita IMAEST anterior dengan dan tanpa DSST inferior di RS HAM.
1.4.2. Tujuan Khusus
Membandingkan gambaranKKvM penderita IMAEST anterior dengan dan tanpa DSST inferior di RS HAM.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Kepentingan Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat ilmiah dalam mengoptimalkan tatalaksana pasien-pasien IMAEST anterior dengan DSST inferior.
1.5.2. Kepentingan Masyarakat
Mendapatkan angka KKvM penderita IMAEST anterior dengan DSST inferior sehingga dapat menjadi data dasar yang dapat membantu dalam mengoptimalkan tatalaksana pasien-pasien IMAEST anterior dengan DSST inferior.