• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komunitas Pijar Bandung yang Menempa I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Komunitas Pijar Bandung yang Menempa I"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PIJAR, Komunitas Menempa Indonesia

Anak zaman now mungkin tidak akan mengetahui profesi pandai besi. Mungkin profesi ini sudah mulai dilupakan. Kegiatan menempa merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pandai besi yang membentuk besi menjadi benda-benda tajam seperti pisau, pedang, dll. Meski profesi ini sudah mulai dilupakan namun sekelompok pemuda di Bandung berusaha membangkitkan kembali melalui komunitas pijar.

Komunitas Pijar ini didirikan pada tahun 2012 oleh Ibnu Pratomo. Pada tahun 2000-an Ibnu sudah menyukai menempa y2000-ang keahli2000-an tersebut ia peroleh secara otodidak. Saat ia sedang menyelesaikan pendidikan S2 seni rupa di ITB ia

disarankan oleh salah satu profesor untuk mengambil kebudayaan nusantara. Tahun 2004 Ibnu mulai memperdalam kebudayaan untuk penelitian, saat itu pun ia sudah tidak dapat bekerja menempa sendirian. Sehingga ia melibatkan adik-adik tingkat tahun 2007.

Pada tahun 2011 akhir, teman-temannya menyarankan untuk melepas menempa ini ke publik agar lebih luas. Akhirnya Ibnu dan ke empat temannya mulai merintis Pijar tahun 2012.

Nama PIJAR sendiri diambil dari salah satu teknik menempa benda pusaka. Teknik pemijaran merupakan kegiatan yang menyatukan 3 elemen yaitu logam besi, baja dan nikel dijadikan satu lalu dibuat menjadi pamor pusaka.

Visi dan Misi Komunitas Pijar

Ibnu melihat bahwa penempaan atau pekerja tempa berkurang jumlahnya sama halnya dengan menjadi petani yang saat ini dianggap pekerjaan yang kurang menjanjikan. Tidak hanya di Indonesia bahkan disemua tempat. Oleh karena itu, komunitas Pijar ingin melestarikan kebudayaan menempa Indonesia yang

sebenarnya dari nusantara itu sudah maju, namun tidak diketahui terutama anak-anak muda zaman sekarang.

Selain itu saat ini kita menjadi bangsa yang tidak berakar. Kemajuan yang terjadi dibangsa kita akarnya dari leluhur atau nusantara. “Jika kita mengibaratkan bangsa kita sebagai pohon akar kita kemana, ada akarnya tidak? Kalau tidak ada akarnya berarti kita itu pohon plastik. Hal itu menjadi renungan kita dan menjadi salah satu dasar mengapa kita mendirikan Pijar,” ujar Ibnu.

Penempaan dijadikan pintu masuk oleh Pijar sebagai pintu masuk untuk

menyuarakan mengenai budaya, nila-nilai luhur, kearifan loka, budi pekerti, etika dan moral yang sudah begitu jauh dan langka dari generasi muda saat ini.

(2)

Di komunitas Pijar, menempa itu dimulai dengan menempa diri. Karena apabila tidak dimulai dengan menempa diri sendiri itu akan berbahaya. Penempaan yang dilakukan dapat menghasilkan pusaka, pedang, pisau, dll. Dan hal tersebut menjadi dua sisi mata uang dapat dijadikan kebaikan maupun keburukan.

“Konsep yang Pijar pakai itu silih wangi yang dapat dicapai jika silih asah, silih asih, silih asuh. Maka terbentuklah SILIH WANGI,” ucap Ibnu saat ditemui.

Program Komunitas Pijar

Anggota yang tergabung dalam komunitas ini akan berlatih tentang menempa. Selain itu didalamnya terdapat training for trainer, orang-orang yang akan

mengajarkan kembali. Pijar juga mempunyai program forging on the road, pijar goes to campus, goes to mall. Fungsi dari diadakannya forging on the road bahwa

komunitas Pijar ingin menyebarluaskan pemahaman tentang penempaan. Proses Kegiatan Menempa

Dalam pembuatan menempa tentunya ada beberapa kegiatan yang harus

dilakukan. Terutama dalam pembuatan pusaka, ada upacara yang harus dilakukan, perhitungan untuk memulai pengerjaannya, bahan yang akan digunakan,

bentuknya seperti apa dan sesajennya harus apa. Konesp kuno seperti itu masih digunakan oleh komunitas Pijar.

Proses pembuatan dapat memakan waktu 3-6 bulan. Komunitas Pijar saat ini mengejar membuat pusaka dan karya seni. Untuk proses pembuatannya sendiri harus sangat hati-hati, karena akan berurusan dengan sesuatu yang panas, keras, tajam bahkan beracun.

Proses Pembuatan Pusaka

Untuk membuat suatu pusaka ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Melakukan observasi tentang orang yang ingin membuat pusaka sangat penting. Bagaimana karakter dan latarbelakang orang tersebut. Sehingga secara energi dan karakter pusaka yang dibuat memang mewakili orang yang memiliki. Karena pusaka itu merupakan perwakilan dari diri.

Oleh karena itu setiap orang pastinya akan mempunyai benda pusaka yang berbeda daripada yang lainnya. Komunitas Pijar juga mempunyai koleksi pusaka dari

kerajaan-kerajaan zaman dahulu. Hasil karya yang dihasilkan pun dibeli oleh kolektor. “Saya tidak terlalu mementingkan orang mana yang akan membelinya namun orang yang yang harus paham dengan karya itu sendiri,” tegas Ibnu. Penghargaan Komunitas Pijar

(3)

Referensi

Dokumen terkait