• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi dan Nilai Ekonomi Cadangan Karbon pada Jalur Hijau Studi kasus : Tujuh Jalur Hijau Jalan di Lima Kecamatan Kota Pematang Siantar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Potensi dan Nilai Ekonomi Cadangan Karbon pada Jalur Hijau Studi kasus : Tujuh Jalur Hijau Jalan di Lima Kecamatan Kota Pematang Siantar"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota merupakan lingkungan dengan tingkat aktivitas yang tinggi. Sebagai

pusat aktivitas penduduk seperti industri, perdagangan, pendidikan, dan jasa,

kualitas lingkungan kota sering kali terimbas oleh aktivitas penduduknya.

Pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran tanah adalah bentuk dampak

yang ditimbulkan oleh tingginya tingkat aktivitas tersebut. Berbagai cara telah

ditempuh untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan, antara lain,

membangun ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau menjadi kebutuhan bagi

masyarakat perkotaan.

Perencanaan ruang terbuka hijau yang memperhatikan segala aspek, yakni

aspek fisik, sosial, dan ekologi, telah menciptakan suatu evolusi baru terhadap

pengendalian lingkungan. Tingginya pengaruh ruang terbuka hijau terhadap

pengendalian kualitas lingkungan menambah kebutuhan masyarakat terhadap

ruang terbuka hijau ini. Ruang terbuka hijau dianggap mampu memenuhi

kebutuhan masyarakat perkotaan dalam hal menciptakan kondisi lingkungan yang

lebih baik (Armis, 2011).

Kota juga salah satu bentuk dari struktur administrasi negara yang dihuni

oleh manusia. Kota sering dianggap sebagai pusat dari suatu wilayah, sehingga di

kota banyak dilakukan pembangunan baik sarana dan prasarana. Namun,

pembangunan fisik yang tidak disertai dengan pembangunan kualitas lingkungan

sekitar kota akan mengakibatkan berkurangnya jumlah ruang terbuka hijau di

kota, peningkatan emisi dari kendaraan bermotor dan pabrik sehingga terjadi

polusi udara serta berkurangnya lahan resapan air. Kota hijau merupakan kota

(2)

yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam segala aspek kehidupan. Kota

hijau juga menunjang kehidupan warga dan unsur lainnya seperti

tumbuh-tumbuhan, hewan, tanah, air, dan udara. Aspek-aspek kehidupan itu saling terkait

sehingga memberikan fungsi kenyamanan, keamanan, dan keindahan (Arifin,

Munandar, Arifin, Pramukanto, dan Damayanti, 2007).

Pemanasan global merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan dari

meningkatnya aktivitas gas-gas rumah kaca. Akibat menumpuknya jumlah gas

rumah kaca yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini, maka sebagian panas

yang seharusnya terpantul ke atmosfer menjadi terperangkap di bumi. Proses ini

terjadi berulang-ulang dan mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus meningkat

(Abdullah dan Khairuddin, 2009).

Pembangunan kota sering lebih banyak dicerminkan oleh adanya

perkembangan fisik kota yang lebih banyak ditentukan oleh sarana dan prasarana

yang ada. Gejala pembangunan kota pada saat ini mempunyai kecenderungan

untuk meminimalkan ruang terbuka hijau dan juga menghilangkan wajah alam.

Lahan-lahan bertumbuhan banyak dialihfungsikan menjadi pertokoan,

pemukiman, tempat rekreasi, industri dan lain-lain. Hijaunya kota tidak hanya

menjadikan kota itu indah dan sejuk namun aspek kelestarian, keserasian,

keselarasan dan keseimbangan sumberdaya alam, yang pada giliran selanjutnya

akan membaktikan jasa-jasa berupa kenyamanan, kesegaran, terbebasnya kota

dari polusi dan kebisingan serta sehat dan cerdasnya warga kota.

Fenomena seperti uraian di atas mulai nampak di kota-kota kecil sampai

besar di Indonesia. Diketahui pembangunan infrastruktur perkotaan di Indonesia

ini menunjukkan perencanaan yang kurang baik. Pembangunan gedung

(3)

perkantoran, perbelanjaan, sekolah, perumahan, pabrik, dan sebagainya kurang

memperhatikan aspek tata ruang kota. Kebutuhan akan pembangunan infrastruktur

dan terbatasnya ketersediaan lahan nampaknya menjadi salah satu faktor

terjadinya disintegrasi dalam pembangunan di perkotaan.

Seiring semakin pesatnya pembangunan di daerah perkotaan dan semakin

kurangnya ruang terbuka hijau harus diimbangi dengan pembangunan jalur hijau

disisi atau tengah jalan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk

menganalisis potensi kandungan karbon pada jalur hijau dan menganalisis nilai

ekonomi jalur hijau serta kandungan karbonnya.

Perumusan Masalah

Pembangunan kota yang berkelanjutan serta bangunan-bangunan yang

semakin menjulang tinggi, seharusnya perlu diresapi, direnungi serta dihayati

secara mendalam tentang aspek environment atau ekologi yang merupakan faktor

penting tetapi terlalu sering diabaikan dalam perencanaan dan pembangunan kota.

Itu pula yang menjadi alasan mengapa kota-kota kita menjadi semakin panas,

pengap dan gersang ketika tiba musi kemarau.

Keadaan lingkungan perkotaan yang berkembang pesat menyebabkan

ketidakseimbangan ekosistem sehingga hubungan masyarakat perkotaan dengan

lingkungannya menjadi tidak seimbang. Menyadari ketidakseimbangan tersebut

dan mempertimbangkan dampak negatif yang akan terjadi, maka harus ada

usaha-usaha untuk menata dan memperbaiki lingkungan perkotaan. Dalam usaha-usaha

tersebut dilakukan perencanaan, pelaksanaan, dan perawatan berupa penghijauan

(4)

kota seperti pembuatan taman kota, penanaman pohon pelindung di jalur hijau,

penanaman tanaman pot ditengah kota sebagai tanaman hias (Nazaruddin, 1994).

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui potensi cadangan karbon pada ketujuh jalur hijau jalan Kota

Pematang Siantar yang telah dipilih.

2. Menganalisis nilai ekonomi cadangan karbon di tujuh kawasan jalur hijau

jalan Kota Pematang Siantar yang dipilih.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi tentang potensi cadangan karbon yang pada ketujuh

kawasan jalur hijau jalan Kota Pematang Siantar.

2. Memberikan informasi tentang nilai ekonomi cadangan karbon pada tujuh

jalur hijau jalan Kota Pematang Siantar yang dipilih.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

tahun 2021”. Misi yang digariskan untuk pengembangan Kabupaten Sleman selama 5. tahun ke

[r]

Klik pilihan Enable this Content untuk menjalankan aplikasi ini.. SMP N

[r]

pemerintahan yang lebih baik. Pada tahun 2015, indeks reformasi. birokrasi di Sleman masih di angka 61,40 sedangkan hasil

Nama paket pekerjaan : Pembangunan Sarana Pengelolaan TAHURA (Menara Pengawas Kebakaran, Shelter, Deliniator dan Site Drain Jalan Masuk Tahura) di Taman Hutan Raya

Memahami prosedur pencarian kesalahan pada sistem operasi