• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Guru tentang Bullying pada Anak Usia Sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kecamatan Halongonan Kabupaten Padang Lawas Utara"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perilaku anak dapat digolongkan pada perilaku normal ataupun abnormal. Perilaku anak dapat dikatakan normal apabila perilaku tersebut sesuai dengan apa yang ada di masyarakat. Sedangkan perilaku anak dapat dikatakan abnormal apabila perilaku anak telah menyimpang dari tatanan yang berlaku di masyarakat tersebut sehingga masyarakat pun secara langsung maupun tidak langsung melakukan penolakan (Kartono dan Darwis, 2006)

Menurut Alika (2009) bullying adalah tindakan menekan atau mengintimidasi anak lain baik secara fisik maupun verbal dan biasanya terjadi ketidakseimbangan kekuasaan diantara pelaku dan korban. Bullying merupakan perilaku agresif dengan sengaja untuk mengakibatkan tekanan kepada orang lain baik secara fisik maupun psikologi.

Perilaku bullying tersebut dilakukan pelaku dalam beberapa cara yaitu secara fisik (memukul, menampar, menjegal, meludahi, ataupun memalak), verbal (membentak, mencaci, memaki, menghina, menjuluki, menyoraki, dan mempermalukan di depan umum), sosial (memandang sinis, memandang penuh ancaman, mengucilkan, tidak mengikutsertakan ataupun mengirimkan pesan menghasut).

(2)

orang melakukan bullying yaitu orang tersebut merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga, orang yang terbiasa hidup dalam lingkungan yang keras, serta menonton film kekerasan.

Guru ada beranggapan dengan cara menerapkan physical punishment (hukuman fisik) mereka akan mampu memenuhi tujuannya melaksanakan pendidikan dan akan mengubah perilaku siswanya. Tentu anggapan ini salah. Bahkan, bahayanya memicu kebiasaan siswa yang mengerjakan sesuatu bukan karena kesadaran, melainkan mengindari hukuman. Hal yang lebih membahayakan lagi adalah jika terjadi dendam, malu, terhina atau akan menimbulkan emosi yang negatif bagi siswa. Tampaknya hukuman fisik seperti menyuruh anak didik mebersihkaan WC, berdiri di lapangan sambil menghormati matahari, menyuruh berdiri di depan kelas, tendangan, pukulan, tamparan, dan lain-lain tampaknya masih menjadi tindakan yang tidak jarang dilakukan guru (Soyomukti, 2015)

(3)

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan oleh seorang psikolog bernama A. Kasandra Putranto pada seminar yang diadakan di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta pada tanggal 21 November 2012 lalu, menunjukkan bahwa dari 353 siswa yang dijadikan sampel penelitian, tindak bullying yang pernah dialami oleh mereka merupakan tindak bullying dalam klasifikasi fisik dan psikis. Bullying tersebut 33% disebabkan karena siswa kesulitan dalam bergaul dan 26% disebabkan karena fisik yang kecil/ lemah dan cacat. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan dampak yang ditimbulkan oleh aksi bullying membuat 55% siswa merasa tertekan dan gugup, sedangkan 37% siswa mengalami kekurangan dalam berkonsentrasi. Dalam penelitian tersebut, ditunjukkan pula bahwa 36% korban bullying membalas tindak bullying yang mereka terima (Koebler, Jason. 2011 ).

Bullying merupakan fenomena yang tersebar di seluruh dunia. Prevalensi

diperkirakan 8 hingga 50% dibeberapa negara di Asia, Amerika, dan Eropa Ariesto (2009, dalam Mudjijanti 2011) dan Kholilah (2012). Dari tahun 2011 hingga Agustus 2014, KPAI mencatat 369 pengaduan terkait masalah bullying. Jumlah itu sekitar 25% dari total pengaduan di bidang pendidikan sebanyak 1.480 kasus.

(4)

Dari data kasus diatas dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa orang siswa, mereka mengatakatan sering di bentak bahkan dipukul dan dicubit oleh guru. Maka dari itu saya sebagai peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Guru Tentang Perilaku Bullying Pada Anak Usia Sekolah Di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kec. Halongonan Kab. Padang Lawas Utara” yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan guru tentang perilaku bullying yang kerap terjadi di lingkungan sekolah khususnya di sekolah dasar.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan guru tentang perilaku bullying pada anak usia sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690 Sipaho Kec. Halongonan Kab. Padang Lawas Utara.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan guru tentang perilaku bullying pada anak usia sekolah di SDN 100670 Hutaimbaru dan SDN 100690

Sipaho Kec. Halongonan Kab. Padang Lawas Utara 1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Pendidikan Keperawatan

(5)

1.4.2. Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perawat dalam mengenali serta memahami tanda-tanda bullying dan juga diharapkan mampu memberikan pendidikan kesehatan mengenai dampak dari bullying kepada masyarakat, guru dan orangtua.

1.4.3. Penelitian Keperawatan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

jadwal masih bisa disesuaikan berdasarkan hasil Entry Meeting.. wawancara dengan

Reaksi elektrokimia dapat dibagi menjadi dua kelas yang menghasilkan arus listrik (proses yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh arus listrik yaitu elektrolisis..

Peran Tafsir dalam Membentuk Truth Claim 59.. Truth Claim dalam Tradisi Tafsir al-Qur’an

(3) Bagaimana analisis pemikiran Hasbi ash-Shiddieqy dalam konteks beragama?. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan fakta bahwa pada tiap-tiap agama

Plasma darah yang ada pada darah sekitar 55% dari jumlah darah dalam tubuh manusia, sedangkan sel- sel darah ada pada darah sekitar 45%.Sel-sel darah dikelompokkan menjadi 3

JURUSAN ILMU AL- QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PERL INDUSGAN HUKOM I’BHEADAP PIHAK IANG BEBITIKAD B A IK ..... Apa yang pada