• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis guru dalam realita. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jenis guru dalam realita. docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan yang baik merupakan wahana untuk membangun sumber daya manusia (human resource) dan sumber daya manusia tersebut menjadi faktor determinan bagi keberhasilan pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Dalam GBHN dikemukakan bahwa tujuan akibat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk menyelaraskan diri dengan perkembangan kehidupan masyarakatnya maka seseorang sangatlah memerlukan pendidikan. Berhubungan dengan hal ini maka dibentuklah lembaga pendidikan yang khusus menyelenggarakan tugas-tugas kependidikan.

Dalam lembaga pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan kependidikan, sangatlah penting kehadiran guru-guru yang profesional. Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Guru adalah orang yang tahu persis situasi dan kondisi diterapkannya kurikulum yang berlaku. Selain itu, guru bertanggung jawab atas terciptanya hasil belajar yang diinginkan , dalam Raka Joni ( Dimiyati dan Mudjiono, 1999: 287). Guru yang mampu memahami dan menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

(2)

nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan ketarampilan dan menerapakannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Menurut Chamberlin (1969) tingkat-tingkat profesional guru terdiri dari: cadet teacher, executive teacher,lead teacher, master teacher, provisional teacher, propisional teacher, regular teacher, senior teacher, special teacher, teacher assisten, teacher intern, dan team leader.

Semua jenis guru tersebut bertanggung jawab mengatur, walaupun tingkat otoritasnya tidak sama dengan sistem pengajaran. Penempatan jenis guru sekolah bertanggung jawab kepada sistem ijazah keguruan pada suatu negara. Seorang master teacher pada suatu negara., mungkin pada negara lain ditempatkan sebagai guru regular teacher. Semua jenis staf propesional tersebut dikategorikan menjadi empat kategori karena diantaranya menunjukan kesamaan-kesamaan tertentu. Adapun pembahasan yang akan kami paparkan dalam makalah kami yaitu tentang “Jenis Guru dalam Realita” disertai dengan deskripsi tentang pengertian guru serta tugas dan kewajiban yang harus dijalankan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian guru?

2. Apa saja jenis guru yang ada dalam realita?

3. Bagaimana tugas-tugas yang harus dijalankan oleh guru-guru yang ada dalam realita?

(3)

1. Untuk mendeskripsikan pengertian guru.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis guru yang ada pada kenyataan saat ini

3. Untuk mengetahui tugas-tugas yang harus dijalankan oleh guru pada masing-masing jenisnya.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Guru

Dari segi bahasa, guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang pekerjaannya mengajar. Menurut J.E.C. Gericke dan T. Roorda yang dikutip oleh Ir. Poedjawijatna, menerangkan bahwa guru berasal dari bahasa Sansekerta, yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat dan juga berarti pengajar. Dalam bahasa Inggris dijumpai beberapa kata yang berdekatan artinya dengan guru, kata teacher berarti guru, pengajar kata educator berarti pendidik, ahli mendidik dan tutor yang berarti guru pribadi, atau guru yang mengajar di rumah, memberi les (pelajaran).

(4)

sekelompok orang dapat disebut sebagai “guru”, misalnya guru silat, guru mengetik, guru menjahit, bahkan guru mencopet.

Guru menurut paradigma baru ini bukan hanya bertindak sebagai pengajar, tetapi juga sebagai motivator dan fasilitator proses belajar mengajar yaitu realisasi atau aktualisasi potensi-potensi manusia agar dapat mengimbangi kelemahan pokok yang dimilikinya. Sehingga hal ini berarti bahwa pekerjaan guru tidak dapat dikatakan sebagai suatu pekerjaan yang mudah dilakukan oleh sembarang orang, melainkan orang yang benar-benar memiliki wewenang secara akademisi, kompeten secara operasional dan profesional. Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan.

Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan berbagai prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan tugasnya secara professional, yaitu sebagai berikut:

1. Guru harus dapat membangkitkan perhatian peserta didik pada materi pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.

2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

(5)

4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.

5. Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan peserta didik menjadi jelas. 6. Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau

hubungan antara mata pelajaran atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.

7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatnya.

8. Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan sosial, baik dalam kelas maupun diluar kelas.

9. Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut.

Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam proses pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, di mana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Peranan guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencana pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai evaluator.

(6)

siswa serta dapat melakukan perbaikan dan pengembangan. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah demikian pesat, guru tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi. Dengan demikian, keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar seperti telah diuraikan.

B. Jenis Guru dalam Realita

1. Guru pelaksana (executive teacher)

Executive teacher dan team leader hampir sinomim. Keduanya bertanggung jawab melaksanakan kegitan-kegiatan instruksional, bahkan merupakan figure kunci dalam pengajaran sekolah. Mereka bertanggung jawab menyusun rencana dan melaksanakan pekerjaan sehari-hari yang menjadi tugas staf pengajar. Kedua jenis guru tersebut juga dipandang sebagai master teacher dan melakukan serta membina kelas-kelas yang besar (kelompok besar). Jenis staf ini harus memiliki persiapan dulu pada tingkat sarjana (master degree), telah memiliki pengalaman mengajar di kelas. Secara umum tugas guru sebagai pengelola pembelajaran adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas yang kondusif bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik. Lingkungan belajar yang kondusif adalah lingkungan yang bersifat menantang dan merangsang peserta untuk mau belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Tugas executive teacher adalah:

1. Menilai kemajuan program.

2. Mengkoordinasi, mengarahkan, dan menata kegiatan tim. 3. Mengonsumsikan semua informasi dari dan atau ke tim. 4. Membuat keputusan-keputusan dalam situasi tertentu. 5. Bertindak sebagai manusia sumber dari tim.

(7)

8. Mewakili tim terhadap administrasi dan terhadap masyarakat. 9. Merangsang pemikiran dan tindakan.

10. Memajukan artikulasi program tim dengan program-program lainnya di sekolah itu.

11. Mengarahkan dan membantu guru yang butuh bantuan, terutama anggota tim yang masih baru.

12. Bertindak sebagai pemimpin dalam pertemuan.

13. Koordinasi dengan kepala sekolah dalam hubungan dengan program, ketertiban, dan tingkah laku siswa.

14. Memelihara tentang literature profesi.

15. Bertindak sebagai anggota dewan penasehat sekolah.

16. Mengajar, terutama terhadap kelas yang besar dalam rangka memberikan bahan-bahan untuk murid yang baru.

17.Membimbing pengalaman peserta didik sehari-hari.

18.Mengarahkan peserta didik agar mandiri (member kesempatan pada peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungannya pada guru). 19.Mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efisien untuk mencapai

hasil yang optimal.

Berdasarkankan tugas-tugas di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa executive teacher diharapkan berperan sebagai pimpinan pendidikan di sekolah. Dia bertanggung jawab dalam pelaksanaan instruksional, kurikulum, mengorganisasi, dan mengarahkan para anggota tim guru untuk melaksanakan seluruh kegiatan. Bahkan ia bertanggung jawab dalam media pendidikan dan ujian pendidikan serta penelitian. Hal ini juga menunjukkan bahwa seorang executive teacher juga berperan sebagai supervisor.

2. Guru profesional (professional teacher)

(8)

keterampilan untuk dapat mengimpelentasikan teori kependidikan tersebut. Guru-guru ini diharapkan dan dikualifikasikan untuk mengajar di kelas yang besar dan bertindak sebagai pimpinan bagi para anggota staf lainnya dalam membantu persiapan akademis sesuai dengan minatnya.

Syarat-Syarat menjadi Guru Profesional antara lain:

Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang professional meliputi: 1. Kompetensi Paedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir a). Artinya guru harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru harus menguasi manajemen kurikulum, mulai dari merencanakan perangkat kurikulum, melaksanakan kurikulum, dan mengevaluasi kurikulum, serta memiliki pemahaman tentang psikologi pendidikan, terutama terhadap kebutuhan dan perkembangan peserta didik agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan berhasil guna.

2. Kompetensi Personal, adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir b). Artinya guru memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Dengan kata lain, guru harus memiliki kepribadian yang patut diteladani, sehingga mampu melaksanakan tri-pusat yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. (di depan guru member teladan/contoh, di tengah memberikan karsa, dan di belakang memberikan dorongan/motivasi).

(9)

Pendidikan (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c). Artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas berkenaan dengan bidang studi atau subjek matter yang akan diajarkan serta penguasaan didaktik metodik dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoretis, mampu memilih model, strategi, dan metode yang tepat serta mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Guru pun harus memiliki pengetahuan luas tentang kurikulum, dan landasan kependidikan.

4. Kompetensi Sosial, adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. (SNP, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d). Artinya ia menunjukkan kemampuan berkomunikasi sosial, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama teman guru, dengan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas.

Apabila guru telah memiliki keempat kompetensi tersebut di atas, maka guru tersebut telah memiliki hak professional karena ia telah jelas memenuhi syarat-syarat berikut:

1. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang keguruan yang menjadi tanggung jawabnya.

2. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi edukatif dalam batas tanggung jawabnya dan ikut serta dalam proses pengembangan pendidikan setempat.

3. Menikmati teknis kepemimpinan dan dukungan pengelolaan yang efektif dan efisien dalam rangka menjalankan tugas sehari-hari.

4. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-usaha dan prestasi yang inovatif dalam bidang pengabdiannya.

5. Menghayati kebebasan mengembangkan kompetensi profesionalnya secara individual maupun secara institusional.

(10)

2. Merangsang pemikiran dan tindakan.

3. Memimpin perencanaan dalam mata pelajaran atau daerah pelajaran tetentu. 4. Memberikan nasihat kepada executive teacher sesuai dengan kebutuhan tim. 5. Membina/memelihara literature professional dalam daerah pelajarannya. 6. Bertindak atau memberikan pelayanan sebagai manusia sumber dalam daerah

pelajaran tertentu dengan referensi pada in-service, training, dan pengembangan kurikulum.

7. Mengembangkan file sumber kurikulum dalam daerah pelajaran tertentu dan mengajar kelas-kelas yang paling besar.

8. Memelihara hubungan dengan orang tua murid dan memberikan komentar atau laporan

9. Bertindak sebagai pengajar dalam timnya.

3. Guru provisional (provisional teacher)

Guru provisional merupakan anggota staf yang telah menempuh program pendidikan guru selama empat tahun dan telah memperoleh ijazah negara tetapi belum memiliki atau masih kurang pengalaman mengajar. Tingkatatan guru ini sering disebut sebagai regular teacher, guru baru (beginning teacher), atau guru provisional. Guru provisional bertugas:

1. Ikut serta dalam kegiatan membuat rencana pelajaran dan merencanakan sendiri pelajaran untuk beberapa kelompok siswa.

2. Melakukan studi terhadap kumpulan catatan (cumulative records) semua siswa yang ditugaskan ke dalam tim untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka.

3. Memelihara hubungan dengan orang tua murid melalui pertemuan-pertemuan, mengomentari laporan, dan sebagainya.

4. Bekerja sama dengan anggota lainnya untuk memperbaiki pelaksanaan instruksional dan menyediakan kebutuhan siswa yang ditugaskan kepada tim. 5. Mengajarkan banyak subjek kepada siswa dalam bermacam-macam kelompok

dari berbagai kelas.

6. Mengarahkan pada cadet teacher dan aides teacher.

7. Bertindak sebagai anggota pengajar dari tim yng bersangkutan.

(11)

Dalam kategori ini termasuk guru asisten,guru intern, dan guru kadet (calon guru). Mereka tergolong guru yang belum menyelesaikan pendidikan guru yang berijazah normal, tetapi baru memenuhi kualifikasi minimum atau kualifikasi yang darurat. Para anggota yang baru ini dapat ditingkatkan kualifikasinya oleh organisasi tim melalui pendidikan in-service, sehingga dapat sepenuhnya menjadi anggota tim bersangkutan.

Guru kadet bertugas dibawah supervise dari guru-guru yang telah berpengalaman, yakni guru-guru professional. Mereka bekerja dengan para siswa dalam kelompok-kelompok besar, medium, kelompok kecil, dan secara perorangan untuk:

1. Menyediakan alat/bahan instruksional yang diperlukan. 2. Menjelaskan tujuan alat/bahan tersebut.

3. Mengadakan latihan yang bermakna untuk mengembangkan penguasaannya. 4. Mengadakan pengajaran remedial kepada individu atau kelompok dan/atau

memberikan pengajaran tambahan kepada siswa yang membutuhkannya. 5. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus bagi informasi dan merangsang

minat dan perkembangan siswa.

6. Menyupervisi anak-anak sesuai dengan jadwal yang telah digariskan. 7. Menafsirkan program sekolah kepada para siswa.

Dalam rangka pelayanan tersebut, guru kadet akan: 1. Melakukan supervisi terhadap pekerjaan pada aides. 2. Mendesain dan mempersiapkan bahan-bahan instruksional 3. Aktif berpartisifasi dalam semua pertemuan.

4. Membina literature professional.

5. Membantu anggota staf lainnya dalam melaksanakan tugas-tugas professional mereka.

5. Guru khusus (special teacher)

(12)

Para spesialis ini mengembangkan tugas khusus, yakni sesuai dengan keahliannya, misalnya dalam bidang musik tugasnya adalah

1. Memberikan pengajaran musik.

2. Memberikan saran-saran kepada guru kelas dalam pengajaran musik yang sedang berkembang.

3. Turut berpartisipasi dalam perencanaan bersama dalam rangka pendalaman pengajaran musik.

4. Bertanggung jawab dalam konsultasi dan pelaksanaan kegiatan kulminasi dan mana musik dan memainkan perannya yang penting.

5. Mengevaluasi kemajuan siswa dalam pelajaran musik guna laporan kepada orang tua murid secara periodik.

6. Memberikan nasehat kepada kepala sekolah dan guru pelaksana dalam memilih dan melengkapi peralatan musik.

7. Membina literatur sosial dalam bidangnya.

8. Bekerja sama dengan kepala sekolah dan guru pelaksana dalam menyusun jadwal waktu.

(13)

A. Kesimpulan

Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Jenis guru dalam realita yaitu Guru pelaksana (executive teacher) berperan sebagai pimpinan pendidikan di sekolah dan juga supervisor. Guru profesional (professional teacher) dikualifikasikan untuk mengajar di kelas yang besar dan bertindak sebagai pimpinan bagi para anggota staf lainnya dalam membantu persiapan akademis sesuai dengan minatnya. Guru provisional (provisional teacher) anggota staf yang telah menempuh program pendidikan guru selama empat tahun dan telah memperoleh ijazah negara tetapi belum memiliki atau masih kurang pengalaman mengajar. Guru kadet (cadet teacher) bertugas dibawah supervise dari guru-guru yang telah berpengalaman, yakni guru-guru professional. Guru Khusus (Special Teacher) bertugas memberikan pengajaran atau pelayanan khusus dalam daerah tertentu dalam kurikuler.

B. Saran

(14)

DAFTAR PUSTAKA

B. Uno, Hamzah, 2007 Profesi Kependidikan. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono 1999, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, Oemar, 2003, PENDIDIKAN GURU Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Rusman 2008, Manajemen Kurikulum. Bandung: SPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Partisipasi Anggaran, Informasi Asimetris, Budget Emphasis , dan Komitmen Organisasi secara bersama-sama atau simultan memiliki

Berdasarkan data yang terkumpul, penulis mengidentifikasikan variabel penelitian menjadi dua bagian, yaitu variabel independen dan variabel dependen, sesuai dengan

Berdasarkan nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 dan nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak sehingga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Peraturan Daerah ini, Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengairan mempunyai fungsi :.. Pemantauan dan pengawasan

Simpulan yang diperoleh adalah dengan adanya sistem informasi rental mobil dan angkutan travel berbasis web, pelanggan dapat melakukan reservasi online, membantu manajemen

Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji penerapan alternatif penyelesaian sengketa di Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen untuk mewujudkan

Pemetaan kontribusi zakat Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kediri di sector pendidikan diataranya 6 (enam) Madrasah yaitu Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Doko, Madrasah

Berdasarkan hasil penelitian ini sistem yang dibangun dengan metode TOPSIS mampu menghasilkan data prestasi siswa terbaik terhadap penilaian Pendidikan Agama pada