SKRIPSI
Diajukan Oleh :
FARIDA ANGGISARI 1013010180/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
DI SIDOARJ O
Disusun Oleh :
Farida Anggisari 1013010180/FE/EA
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal : 28 Februari 2014
Pembimbing : Tim Penguji
Pembimbing Utama Ketua
Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si
Sekretaris
Drs. Ec. Muslimin, MSi
Anggota
Dra. Ec. Siti Sundari, MSi
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
hikmat dan anugerahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“IMPLEMENTASI PENCATATAN KEUANGAN PADA USAHA MIKRO
SALON TAMARA DI SIDOARJ O”.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, MSI, AK, CA, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.SI, selaku Dosen Pembimbing Utama
Skripsi peneliti, yang selalu memberikan motivasi, dorongan dan
6. Untuk kedua orang tuaku serta saudara-saudara tercinta terimakasih atas
segala doa yang dipanjatkan siang dan malam kepada Tuhan Yang Maha
Esa, terima kasih atas dukungan materil, pengertian, dan kasih sayang
yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang tersusun dalam skripsi ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan
peneliti untuk menyempurnakan skripsi ini.
Harapan peneliti, kiranya skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Surabaya, Januari 2014
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah………. 1
1.2Perumusan Masalah………..…..……… 3
1.3Tujuan Penelitian……… 3
1.4Manfaat Penelitian…….………. 4
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Review Penelitian Terdahulu………...…. 5
2.2 Landasan Teori………... 7
2.2.1 Pengertian Akuntansi………... 7
2.2.2 Fungsi dan Bidang-Bidang Akuntansi….……… 8
2.2.3 Asumsi Dasar Akuntansi……….………. 9
2.2.4 Persamaan Dasar Akuntansi………...……….... 11
2.2.5 Tahap – Tahap Proses Akuntansi………... 12
2.2.6.3 Siklus Pengolahan Data……..………. 19
2.2.6.4 Karakteristik Informasi……….... 20
2.2.6.5 Akuntansi Sebagai Sistem Informasi…....………..……. 22
2.2.6.6 Komponen – komponen dalam Pencatatan Akuntansi.... 23
2.2.6.7 Sistem Pencatatan Akuntansi ………..…………... 26
2.3 Kewirausahaan……..……….….………... 28
2.4 Usaha Mikro (UMi)……….…... 30
2.4.1 Kriteria Usaha Mikro (UMi)………...… 30
2.4.2 Keunggulan Usaha Mikro (UMi)……..….……..………….... 31
2.4.3 Kelemahan Usaha Mikro (UMi)………...……. 31
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian………..………. 33
3.2 Ketertarikan Peneliti………... 34
3.3 Lokasi Penelitian………..………..… 36
3.7 Analisis Data……...………...…..………...………. 39
3.8 Keabsahan Data……..………. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian………..… 45
4.2 Penerapan Pencatatan Keuangan pada Salon Tamara……….……. 46
4.2.1 Model Pencatatan Keuangan…………...………. 46
4.2.2 Pengetahuan Mengetahui Pencatatan Keuangan…....……… 48
4.3 Kelengkapan Pencatatan Keuangan pada Salon Tamara………..… 49
4.4 Pencatatan Keuangan Sebagai Bentuk Kontrol Keuangan Usaha... 50
4.5 Pencatatan Keuangan untuk Usaha Mikro (UMi) Jasa………. 52
4.6 Kebijakan Pemerintah untuk pengembangan Usaha Mikro (UMi)... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………. 62
Gambar 1 Siklus Pengolahan Data Secara Manual ……...………... 19
Gambar 2 Siklus Pengolahan Data Dengan Komputer…...…………..…… 20
Lampiran 2. Pencatatan Keuangan dan Bukti Transaksi Pembelian
Farida Anggisari 1013010180 / FE / EA
Abstrak
Sejak perekonomian Indonesia mengalami krisis moneter tahun 1997, membangkitkan kesadaran pentingnya Peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi “tulang punggung” perekonomian Indonesia. Khususnya pada Usaha Mikro (UMi) yang menjadi sector usaha yang paling besar konstribusinya terhadap pembangunan nasional, juga menciptakan peluang kerja yang cukup besar. Keberhasilan dari pelaku Usaha Mikro (UMi) dalam mengembangkan usahanya terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah pencatatan keuangan. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang penerapan pencatatan keuangan di Salon Tamara Sidoarjo.
Penelitian ini merupakan penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif analitik. Data yang dipergunakan adalah data primer yang dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di tempat kejadian seperti mengamati, mencatat, analisis dokumen, hasil pemotretan dan wawancara. Sumber data kedua yaitu data sekunder yang diperoleh dari sumber – sumber lain yang terkait dengan penelitian, yang diperoleh dari studi kepustakaan. Sedangkan analisis yang digunakan adalah Reduksi Data, Penyajian Data dan Penarikan Kesimpulan /
Verifikasi.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa : 1) Tidak ada pemisahan keuangan antara uang usaha dengan uang pribadi, namun mampu untuk mengendalikan biaya 2) Walaupun bentuk pencatatan keuangan sangat sederhana, tetapi usaha salon masih bisa bertahan sampai sekarang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa walaupun belum melakukan pencatatan keuangan yang benar, pemilik salon mampu untuk mengendalikan biaya dan terbukti sampai sekarang usaha salon masih bisa bertahan.
1.1 Latar Belakang
Sejak perekonomian Indonesia mengalami krisis moneter tahun
1997 dimana banyak perusahaan – perusahaan besar yang mengalami
masalah keuangan bahkan bangkrut, membangkitkan kesadaran
pentingnya Peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang
menjadi “tulang punggung” perekonomian Indonesia dan menjadi sektor
andalan yang paling diminati oleh berbagai kalangan, baik pemerintah,
maupun lembaga – lembaga swadaya masyarakat. Hal ini dapat tercemin
dalam rencana pengembangan iklim usaha yang kondusif serta
peningkatan daya saing usaha kecil didalam dokumen Program
Pembangunan Nasional (Propenas) 2000 – 2004 (Widyaningrum, 2004).
Dalam perekonomian Indonesia, peran dan konstribusi pelaku
usaha dari skala Mikro, Kecil dan Menengah sangat besar. Berdasarkan
data dari kementrian koperasi dan UKM, jumlah pelaku Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM) mendominasi dari pelaku usaha
keseluruhan. Pada tahun 2008 jumlah UMKM 51.409.612 (99,9%) terdiri
dari Usaha Mikro (UMi) sebanyak 50.847.771 unit (98,90%), Usaha Kecil
(UK) sebanyak 522.124 unit (1,02%), Usaha Menengah (UM) sebanyak
dalam Ermalina, 2013. Dari data diatas dapat dilihat bahwa Usaha Mikro
lebih dominan dalam pembangunan dan perekonomian di Indonesia.
Pengertian Usaha Mikro (UMi) menurut Undang – Undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, dalam Bab 1
(Ketentuan Umum), pasal 1 dari undang – undang tersebut, dinyatakan
bahwa Usaha MIkro (UMi) adalah usaha produktif milik orang
perseorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria
UMi sebagaimana diatur dalam UU tersebut, memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) / tahun.
Menurut (Zimmerer 1996 dalam Ermalina 2013), salah satu
permasalahan yang dihadapi Usaha Mikro (UMi) adalah kurangnya
pemahaman dan pemanfaatan informasi akuntansi dan pengelolaan
keuangan yang belum teradministrasi dengan baik dimana pengelolaan
keuangan belum dipisahkan antara keperluan usaha dan keperluan pribadi
(rumah tangga).
Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting
bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk usaha kecil (Megginson et
al., 2000 dalam Pinasti 2007). Selain itu informasi akuntansi juga berguna
dalam rangka menyusun berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan
uang kas di masa yang akan datang, mengontrol biaya, mengukur dan
meningkatkan produktivitas dan memberikan dukungan terhadap proses
Pencatatan akuntansi pada Usaha Mikro (UMi) di Indonesia masih
rendah dan memiliki banyak kelemahan (Suhairi, 2004 dalam Deswira
2012). Pada umumnya pemilik Usaha Mikro beranggapan bahwa
pencatatan keuangan tidaklah perlu. Dan kebanyakan pemilik usaha mikro
di Indonesia tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi
akuntansi dalam pengelolaan usahanya. Tetapi masih ada pelaku usaha
Mikro yang melakukan pencatatan keuangan dalam menjalankan usahanya
(Dianita, 2001 dalam Ermalina, 2013)
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Implementasi Pencatatan Keuangan Pada
Usaha Mikro Salon Tamar a di Sidoar jo”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana penerapan atas
pencatatan keuangan pada Usaha Mikro Salon Tamara?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memberikan
pemahaman atau gambaran tentang pencatatan keuangan pada usaha mikro
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran untuk
menambah referensi pengetahuan pada UPN “VETERAN” Jawa Timur.
1.4.2 Bagi Mahasiswa
Diharapkan penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi untuk
penelitian lebih lanjut dengan objek kajian yang lebih mendalam mengenai
usaha mikro.
1.4.3 Bagi Peneliti
Penelitian ini telah menjadi ruang belajar yang sarat nilai positif dan
sangat membantu dalam peningkatan kapasitas serta pengalaman peneliti
berkaitan dengan kondisi sosial yang ada dalam masyarakat terutama yang
berkaitan langsung dengan basik keilmuan peneliti.
1.4.4 Bagi Usaha Mikro
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
untuk lebih mengetahui tentang pencatatan keuangan dan diharapkan
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Review Penelitian Terdahulu
Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian ini :
1. Dwi Indah Pratiwi (2007),
“Persepsi pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah atas penggunaan
laporan keuangan”
Permasalahan :
a) Apakah pelaku UMKM mitra binaan memiliki persepsi positif atau
persepsi negatif terhadap laporan keuangan?
b) Apakah terdapat pengaruh lingkungan terhadap persepsi pelaku
UMKM mitra binaan atas penggunaan laporan keuangan?
Kesimpulan :
a) Pelaku UMKM mitra binaan memiliki persepsi negative atas
penggunaan laporan keuangan. Hal ini terlihat dari proporsi 59%
yang memilih tidak menggunakan laporan keuangan.
b) Variable kondisi lingkungan tidak mempengaruhi persepsi atas
nilai t-hitung sebesar 1,263 yang lebih kecil dari nilai t-tabel
sebesar 1,706 dan tariff signifikansi 0,217.
2. Ermalina (2013)
“Implementasi Pencatatan Keuangan Oleh Pengusaha Mikro – Kecil di
Kecamatan Ciputat”
Permasalahan :
a) Mengkaji pendapat pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) tentang
pencatatan keuangan usahanya?
b) Mengkaji apakah pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di
kecamatan Ciputat telah menerapkan pencatatan dari setiap
transaksi usahanya atau tidak?
Kesimpulan :
a) Pelaku Usaha Mikro dan Kecil merasa tidak penting melakukannya
dan menganggap tidak berpengaruh terhadap keberhasilan
usahanya.
b) Pelaku UMK sering mengabaikan pencatatan keuangan dikarena
kesulitan dalam pencatatan dan tidak tahu tentang cara melakukan
pencatatan.
3. Margarine Pinasti (2007),
“Pengaruh penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi
terhadap Persepsi Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi : Suatu
Permasalahan : Apakah penyelenggaraan dan penggunaan akuntansi
berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi
akuntansi ?
Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan
dan penggunaan informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam
riset eksperimen ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha
kecil atas informasi akuntansi.
Penelitian terdahulu diatas semuanya memiliki kesamaan dalam
bentuk metodologinya, yaitu penelitian – penelitian tersebut memakai
sudut pandang positivisme atau dapat disebut sebagai metode
penelitian kuantitatif.Sudut pandang yang dipakai oleh peneliti untuk
meneliti objek saat ini adalah non-positivisme atau dapat juga disebut
sebagai metode penelitian kualitatif.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli dan
lembaga terkait, antara lain :
1. Menurut A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) yang
diterbitkan oleh American Accounting Association (AAA) pada tahun
mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi bagi para
penggunanya dalam mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada
dan membuat kesimpulan.
2. Menurut Accounting Principle Board (APB) Statements No. 4 (1970)
yang berjudul “Basic Concepts and Accounting Principles Underlying
Financial Statements of Business Enterprises”, akuntansi adalah
sebuah aktivitas jasa, di mana fungsinya adalah memberikan informasi
kuantitatif, terutama informassi mengenai keuangan dan entitas
ekonomi, yang dimaksudkan akan menjadi berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
3. Menurut American Institute of Certified Public Accountans (AICPA),
akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran
transaksi dan peristiwa keuangan dengan cara tertentu dan dalam
ukuran moneter, termasuk penafsiran atas hasil – hasilnya.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi
diselenggarakan dalam suatu perusahaan.Informasi akuntansi yang
dihasilkan adalah informasi tentang perusahaan yang dibutuhkan oleh
pihak – pihak yang berkepentingan.
2.2.2 Fungsi dan Bidang-Bidang Akuntansi
Akuntansi seringkali dinyatakan sebagai bahasa perusahaan yang
perusahaan yang dapat digunakan guna pengambilan keputusan.Setiap
perusahaan memerlukan dua macam informasi tentang perusahaannya
yaitu informasi mengenai nilai perusahaan dan informasi tentang laba/rugi
usaha. Kedua informasi tersebut berguna untuk:
1. Mengetahui besarnya modal yang dimiliki perusahaan
2. Mengetahui perkembangan atau maju mundurnya perusahan
3. Sebagai dasar untuk perhitungan pajak
4. Menjelaskan keadaan perusahaan sewaktu-waktu memerlukan kredit
dari bank atau pihak lain
5. Dasar untuk menentukan kebijakan yang akan ditempuh
6. Menarik minat investor saham jika perusahaan berbentuk perseroan
terbatas.
Untuk memperoleh informasi-informasi tersebut diatas, pengusaha
hendaknya mengadakan catatan yang teratur mengenai transaksi-transaksi
yang dilakukan perusahaan yang dinyatakan dalam satuan uang.Didalam
akuntansi telah berkembang bidang-bidang khusus dimana perkembangan
tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah dan ukuran perusahaan
serta peraturan pemerintah.
2.2.3 Asumsi Dasar Akuntansi
Sebagai suatu sistem, didalam akuntansi terdapat beberapa asumsi
1. Kesatuan Usaha (Business Entity)
Konsep ini menganggap bahwa aktiva suatu perusahaan terpisah dari
aktiva pribadi orang yang menyediakan aktiva (modal) yang dipergunakan
dalam perusahaan tersebut. Dalam akuntansi, pengertian konsep kesatuan
usaha, utang dan biaya pribadi pemilik akan dikeluarkan dari pembukuan
perusahaan walaupun aktiva, utang dan pendapatan perusahaan tersebut
dimiliki olehnya sendiri atau dengan kata lain segala utang dan biaya
pribadi harus diperhitungkan terpisah dari perusahaan.
2. Perusahaan Berjalan (Going Concern)
Dalam konsep ini diasumsikan perusahaan didirikan untuk jangka waktu
yang ditentukan misalnya di Indonesia untuk perusahaan yang berbentuk
PT masa berdirinya adalah 75 tahun, yaitu adanya anggapan bahwa selama
satu kesatuan usaha masih menguntungkan, maka dia dapat berjalan terus
selama waktu yang tidak terbatas.
3. Periode Akuntansi (Time Periods)
Mempertimbangkan akan banyaknya berbagai keputusan mengenai
jalannya operasi perusahaan, maupun pihak-pihak lain yang
berkepentingan selama berlangsungnya operasi perusahaan maka jangka
waktu pembuatan laporan yang umum adalah satu tahun.
4. Satuan Uang
Semua transaksi perusahaan dicatat dalam satuan uang, yaitu sesuatu
5. Harta Perolehan (Costing of Assets)
Seluruh aktiva pada umumnya dibukukan sebesar harga perolehannya.
6. Aspek Ganda (Dual Aspect)
Setiap pencatatan suatu kejadian atau transaksi akan berpengaruh pada
sedikitnya dua akun perkiraan dalam pembukuan.
7. Konsep Akrual (Accrual Concept)
Konsep ini berkaitan dengan perhitungan laba/rugi perusahaan yang
menekankan suatu kejadian pada suatu periode tertentu baik merupakan
biaya maupun hasil.
2.2.4 Persamaan Dasar Akuntansi
Harta benda atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan
dinyatakan sebagai aktiva (assets), dan hak atas kekayaan tersebut
merupakan modal (equities). Hubungan antara aktiva dan modal dapat
dijelaskan kedalam bentuk persamaan yaitu:
AKTIVA = MODAL
Dimana modal dapat dibagi menjadi dua yaitu modal dari para
pemilik perusahaan dan modal yang diperoleh dari pinjaman
(kreditor).Pinjaman tersebut dapat disebut sebagai utang atau kewajiban
(liabilitities) yang harus dibayar/dilunasi. Sehingga persamaan diatas dapat
diperluas menjadi :
Biasanya utang (kewajiban) didalam neraca ditempatkan sebelum
modal karena kreditor (pemberi pinjaman) mempunyai hak untuk
didahulukan atas aktiva-aktiva perusahaan dalam perusahaan.Akibat dari
perubahan aktiva, utang dan modal dalam persamaan akuntansi dapat
dilihat dengan mempelajari beberapa jenis transaksi.
2.2.5 Tahap-Tahap Pr oses Akuntansi
Penjelasan Tahapan-tahapan akuntansi:
1. Pengidentifikasian transaksi atau kejadian-kejadian dalam perusahaan.
Dalam tahapan ini dilakukan identifikasi terhadap transaksi-transaksi
yang terjadi dan menganalisis termasuk kelompok akun yang manakah
transaksi tersebut.Akun merupakan catatan akuntansi secara individual
untuk mencatat kenaikan atau penurunan atas unsur harta/aktiva,
utang/kewajiban dan modal.Didalam tahapan ini juga dianalisis
mengenai posisi debet/kredit dari suatu transaksi tergantung pada
perkiraannya dan berdasar pada persamaan dasar akuntansi.
2. Menyusun Jurnal
Menyusun jurnal adalah proses mencatat setiap transaksi keuangan
yang terjadi kedalam buku harian/buku jurnal, sedangkan buku jurnal
merupakan catatan kronologis dan sistematis atas transaksi keuangan.
Terdapat dua jenis jurnal yaitu:
b. Jurnal Khusus: yang digunakan untuk mencatat jenis transaksi
tertentu yang sering terjadi. Jurnal khusus terdiri dari: jurnal
penjualan; jurnal pembelian; jurnal penerimaan kas; jurnal
pengeluaran kas dan jurnal umum.
3. Memasukkan jurnal ke dalam buku besar (Posting to Ledger)
Posting merupakan proses memasukkan setiap akun dalam buku jurnal
kedalam buku besar sesuai dengan akun dan jumlahnya. Buku besar
(ledger) merupakan kumpulan dari semua akun yang terdapat pada
suatu perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan diberi nomer
kode tertentu. Proses dalam melakukan posting adalah:
a. Memasukkan tanggal, akun dan nilai moneter dari jurnal ke buku
besar yang sesuai
b. Memasukkan nomor halaman jurnal ke kolom pos reference (PR)
buku jurnal tersebut kedalam buku besar
c. Memasukkan nomor akun dari buku besar kedalam kolom pos
reference pada buku jurnal.
Jurnal yang sudah diposting akan dapat diketahui dengan adanya
anomer akun pada kolom PR buku jurnal tersebut. Jumlah dan jenis
perkiraan yang dibutuhkan perusahaan tergantung pada:
a. Sifat usaha
b. Kekayaan dan aktivitasnya
d. Pengawasan yang dilakukan dalam menjalankan fungsi-fungsi
akuntansi .
Buku besar terdiri dari buku besar umum (general ledger) dan buku
besar pembantu (subsidiary ledger).Buku besar umum memuat semua
perkiraan yang tampak pada laporan keuangan, sedangkan buku besar
pembantu memuat rincian tambaham yang mendukung saldo bku besar
umum tertentu.Buku besar umum yang mengikhtisarkan semua rincian
informasi buku besar pembantu disebut akun kontrol.
4. Menyiapkan Neraca Saldo (Trial balance)
Setelah dilakukan posting kedalam buku besar, setiap akun dalam buku
besar dapat diketahui saldonya dimana saldo-saldo tersebut menjadi
dasar bagi penyusunan neraca saldo.Jadi, nerca saldo merupakan
laporan yang berisi akun-akun disertai saldo dari tiap-tiap akun
tersebut.
5. Ayat Jurnal Penyesuaian (Adjusting Entries)
Proses penyesuaian merupakan proses memutakhirkan/menyesuaikan
data keuangan setiap akhir tahun sebelum disusun laporan keuangan.
Jurnal yang disusun untuk menyesuaikan data keuangan disebut jurnal
penyesuaian. Terdapat beberapa alasan mengapa jurnal penyesuaian
harus disusn sebelum membuat laporan keuangan, antara lain:
a. beberapa transaksi belum dilakukan/dicatat dalam jurnal karena
b. beberapa beban/biaya belum dicatat dalam jurnal selama periode
akuntansi karena beban tersebut belum diakui sebagai beban.
c. beberapa transaksi memang belum dilakukan pencatatan.
Beberapa perkiraan/akun yang pada umumnya disesuaikan yaitu:
- penyusutan/ depresiasi
- perlengkapan
- beban yang masih harus dibayar
- pendapatan yang masih akan diterima
- beban dibayar dimuka
- pendapatan dibayar dimuka
- estimasi/taksiran piutang tak tertagih
- estimasi pajak
- persediaan.
6. Neraca Lajur (Worksheet)
Untuk mempermudah penyusunan ayat jurnal penyesuaian dan laporan
keuangan biasanya dibuat neraca lajur. Penyususnan neraca lajur
bukan merupakan tahapan optional (pilihan) dalam proses akuntansi,
bukan merupakan suatu keharusan dan sering digunakan untuk menata
7. Laporan Keuamgan (Financial Statement)
Laporan keuangan merupakan sarana komunikasi dari perusahaan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan baik itu internal perusahaan
maupun eksternal perusahaan.Penyusunan laporan keuangan untuk
pihak eksternal perusahaan harus sesuai dengan Prinsip Akuntansi
Yang Berlaku Umum (PABU) yang dalam hal ini adalah PSAK
(Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). PSAK memberikan
kerangka informasi tentang apa saja yang termasuk didalam laporan
keuangan dan bagaimana informasi tersebut disajikan dengan tujuan
agar laporan keuangan dapat dipercaya dan diandalkan
2.2.6 Sistem Infor masi Akuntansi
2.2.6.1 Pengertian Sistem
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan definisi sistem, yaitu :
1. Menurut (wiki, 2008)
“Pengertian sistem diambil dari asal mula sistem yang berasal dari
bahasa lain (systema) dan bahasa yunani (sustema) yang memiliki
pengertian bahwa suatu sistem merupakan suatu kesatuan didalamnya
terdiri dari komponen atau elemen yang berhubungan satu dengan
yang lainnya, yang berfungsi untuk memudahkan aliran informasi,
2. Menurut (Kerz, 2008)
“Sistem yaitu gabungan dari sekelompok komponen baik itu manusia
dan atau bukan manusia (non-human) yang saling mendukung satu
sama lain serta diatur menjadi sebuah kesatuan yang utuh untuk
mencapai suatu tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir”.
3. Menurut (Hart, 2005)
“Sistem mengandung dua pengertian utama yaitu : (a) Pengertian
sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya yaitu sistem
merupakan komponen – komponen yang saling berinteraksi satu sama
lain, domana masing – masing bagian tersebut dapat bekerja secara
sendiri – sendiri (independent) atau bersama – sama serta saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran
sistem tersebut dapat tercapai secara keseluruhan (b) Definisi yang
menekankan pada prosedurnya yaitu merupakan suatu jaringan kerja
dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama
untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran tertentu”
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa “Sistem adalah kumpulan bagian – bagian arau
subsistem-subsistem yang disatukamn dan dirancang untuk mencapai
Sumber :
(http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd
=6&cad=rja&ved=0CFEQFjAF&url=http%3A%2F%2Fwww.pribadir
aharja.com%2Fmuflihah%2FSkripsi_muf%2FBABII_muf.doc&ei=h
MF5UpjkN4eMrQexgYGYBw&usg=AFQjCNFHji_XSS9GB5kCXO
hpJVsOb4PmHw&bvm=bv.55980276,d.bmk)
2.2.6.2 Pengertian Informasi
Pengertian informasi menurut (Eti rochaety pontjorini
rahayuningsih dan prima gusti yanti, 2006) merupakan kumpulan data
yang telah diolah, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif dan memiliki
arti yang lebih luas.Sedangkan menurut Kusrini dan Andri Koniyo (2007),
Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang
berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan
saat ini atau mendukung sumber informasi.
Adapun pengertian Data menurut Wilkinson (1998), merupakan
fakta, angka dan symbol – symbol yang belum diolah menjadi bahan
masukan sistem informasi, sedangkan informasi merupakan pengetahuan
yang berguna untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Dengan kata lain,
informasi adalah data yang telah diproses sehingga bentuknya berubah dan
Jadi dapat disimpulkan informasi adalah sekumpulan data yang
telah diproses sedemikian rupa dan memiliki arti yang luas yang
bermanfaat bagi penerimanya untuk digunakan sebagai pengambilan
keputusan dan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang yang
menggunakan data tersebut.
Sumber : (http://dwiisti-dwiistiyan.blogspot.com/2012/10/pengertian informasi_1.html)
2.2.6.3 Siklus Pengolahan Data
Untuk mengolah data menjadi informasi, dilakukan proses
pengolahan data. Dalam akuntansi, proses ini disebut siklus
akuntansi.Dalam sistem informasi akuntansi, proses pengolahan ini
dilakukan dengan beberapa tahap tertentu yaitu sistem informasi akuntansi
yang diproses secara manual dan sistem informasi yang diproses dengan
komputer. Jika sistem informasi akuntansi diproses secara manual, proses
pengolahan data dapat dilakukan dalam suatu siklus seperti pada gambar
di bawah ini :
Gambar 1 : Siklus Pengolahan Data secara Manual
Sumber : Zaki Baridw an, 1994, Sist em Informasi Akuntansi, BPFE, Yogyakart a, Edisi Kedua, Hal. 5
Dengan digunakan mesin komputer dalam proses pengplahan data,
siklus pengolahan data dapat dipisahkan menjadi tiga yaitu masukan
(input), pengolahan (proses), dan keluaran (output). Siklus pengolahan
data akuntansi yang dilakukan dengan computer dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2 : Siklus Pengolahan Data dengan Komputer
Input Pengolahan Output
Sumber : Zaki Baridw an, 1994, Sist em Informasi Akuntansi, BPFE, Yogyakart a, Edisi Kedua, Hal. 5
2.2.6.4 Karakteristik Infor masi
Menurut (B. Romney & Paul John Steinbart :2004, hal.15),
karakteristik informasi yang berguna yaitu sebagai berikut :
Bukt i
Transaksi Jurnal
Bk. Besar
Laporan
Keuangan
1. Relevan
Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian memperbaiki
kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi,
mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya.
2. Andal
Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan
secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi.
3. Lengkap
Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek – aspek penting
dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas – aktivitas
yang diukurnya.
4. Tepat waktu
Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk
memungkinkan pengambil keputusan menggunakannya dalam
membuat keputusan.
5. Dapat dipahami
Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat
dipakai dan jelas.
6. Dapat diverifikasi
Informasi dapar diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang
baik,bekerja secara independen dan masing – masing
2.2.6.5 Akuntansi sebagai Sistem Informasi
Berdasarkan pengertian akuntansi sebagai suatu proses yang
bertujuan untuk menghasilkan informasi, tentunya akuntansi digunakan /
dijadikan acuan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas informasi
tersebut. Para pengguna informasi akuntansi dapat digolongkan menjadi 2
pihak, yaitu :
1. Pihak internal adalah pihak yang berhubungan langsung dengan
operasi perusahaan sehari – hari, misalnya manajer yaitu memerlukan
informasi akuntansi dalam penyusunan perencanaan perusahaan untuk
periode berikutnya, mengevaluasi kebijakan yang diambil, serta
melakukan tindakan koreksi yang diperlukan. Pihak internal antara lain
: pemimpin perusahaan, manajer pemasaran, supervisor produksi,
direktur keuangan.
2. Pihak eksternal (menurut IAI dalam buku Standar Akuntansi
Keuangan, 2002) adalah pengguna informasi akuntansi yang
berkepentingan terhadap perusahaan namun tidak terlibat secara
langsung dalam membuat berbagai keputusan dan kebijakan
operasional perusahaan, antara lain :
a. Investor :melalui informasi akuntansi, investor dapat menentukan
keputusan dalam membeli, menahan atau menjual investasi mereka
b. Kreditor : pihak yang memutuskan pemberian pinjaman atau tidak
kepada perusahaan, setelah mengetahui keadaan perusahaan
dengan menggunakan informasi akuntansi.
c. Instansi pemerintah informasi keuangan suatu irganisasi digunakan
pemerintah misalnya dalam hal penetapan besarnya pajak yang
harus dibayar oleh organisasi yang bersangkutan.
d. Karyawan dan serikat pekerja :informasi akuntansi berfungsi untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,
manfaat pension dan kesempatan kerja. Jika perusahaan dalam
kondisi baik, maka karyawan akan berkesempatan untuk meminta
perbaikan gaji.
Sumber :(http://bangkusekolahid.blogspot.com/2012/09/pihak-pihak-yang-menggunakan-informasi-akuntansi.html)
2.2.6.6 Komponen – komponen dalam Pencatatan Akuntansi
Perlakuan akuntansi untuk Usaha Mikrodiberlakukan sesuai
dengan SAK ETAP, dimana menurut SAK ETAP yang dimaksud adalah
entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan tidak
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam SAK ETAB (2009),
laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan dan
laporan keuangan lengkap menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK
1. Neraca
Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan
yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan
posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tersebut. Neraca
minimal mencakup pos – pos berikut :
a. Kas dan setara kas
b. Piutang usaha dan piutang lainnya
c. Persediaan
d. Properti investasi
e. Aset tetap
f. Aset tidak berwujud
g. Utang usaha dan utang lainnya
h. Aset dan kewajiban pajak
i. Kewajiban diestimasi
j. Ekuitas
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi menyajikan hubungan antara penghasilan dan beban
dari entitas. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai
dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat pengembalian investasi
atau laba per saham. Unsur – unsur laporan keuangan yang secara
langsung terkait dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan
beban. Laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos sebagai berikut
a. Pendapatan
b. Beban keuangan
c. Bagian laba atau rugi yang menggunakan metode ekuitas
d. Beban pajak
e. Laba atau rugi neto
3. Laporan perubahan ekuitas
Dalam laporan ini menunjukkan :
a. Seluruh perubahan dalam ekuitas untuk suatu periode, termasuk di
dalamnya pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung
dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan
kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakuidalam
periode tersebut, atau
b. Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi
dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik termasuk
jumlah investasi, penghitungan dividen dan distribusi lain ke
pemilik ekuitas selama suatu periode.
4. Laporan arus kas
Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan
setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang
terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
5. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan
keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang
disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos – pos yang tidak
memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
2.2.6.7 Sistem Pencatatan Akuntansi
a. Sistem akuntansi penerimaan kas
Sistem penerimaan kas adalah sistem yang dirancang untuk
menangani transaksi yang berkaitan dengan sumber pemasukan kas
yang diterima perusahaan.
1) Fungsi yang terkait
a) Fungsi penjualan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli,
mengisi faktur penjualan tunai dan menyerahkan faktur tersebut
kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke
fungsi kas.
b) Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari
c) Fungsi pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli,
fungsi ini berada di bagian pengiriman.
d) Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan
dan pembuatan laporan penjualan.Fungsi ini dipegang oleh bagian
jurnal.
2) Dokumen yang terkait
a) Faktur penjualan tunai
b) Bukti setor bank
3) Catatan akuntansi yang digunakan
a) Jurnal penjualan
b) Jurnal penerimaan kas
c) Jurnal umum
b. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Sistem pengeluaran kas adalah sistem yang dirancang untuk
membiayai berbagai transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran kas
1) Fungsi yang Terkait
a) Fungsi kas
Bagian ini bertanggung jawab mengeluarkan kas berdasarkan
permintaan dari bagian yang memerlukan kas dengan
mengajukan permintaan cek.
b) Fungsi akuntansi
Bagian ini bertanggung jawab dalam pencatatan pengeluaran
kas ke dalam jurnal pengeluaran kas berdasarkan bukti kas
keluar dari fungsi kas.
2) Dokumen yang digunakan
a) Bukti kas keluar
b) Cek
3) Catatan Akuntansi yang digunakan
a) Buku kas
b) Pengeluaran kas
2.3 Kewirausahaan
Seorang wirausaha mampu menciptakan suatu kreasi dan inovatif
serta mampu mewujudkan meningkatkan kesejahteraan diri masyarakat
dan lingkungan. Kewirausahaan dalam lampiran inpres No.4 tahun 1995,
tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan atau GNMMK adalah semangat, sikap, perilaku serta
mengarah pada upaya kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
baik dan keuntungan yang lebih besar.
Menurut David (1996) karakteristik yang dimiliki oleh seorang
wirausaha memenuhi syarat – syarat keunggulan bersaing bagi suatu
perusahaan / organisasi, seperti inovatif, kreatif, adaptik, dinamik,
kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil resiko atas keputusan
yang dibuat, integritas, daya – juang, dan kode etik niscaya dapat
mewujudkan efektivitas perusahaan / organisasi.
Menurut Poppy King (wirausaha muda dari Australia yang terjun
ke bisnis sejak berusia 18 tahun), ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang
wirausaha di bidang apapun, yakni : obstacle (hambatan), hardship
(kesulitan) dan very rewarding life (imbalan atau hasil bagi kehidupan
yang memukau). Maka seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen
dalam usahanya dan tekat yang bulat dan menggebu – nggebu dalam
mengembangkan usahanya, tidak setengah – tengah dalam berusaha,
bekerja keras dan tidak takut menghadapi peluang – peluang yang ada di
pasar.
Kao (1991) berpendapat perusahaan kecil dalam mengembangkan
usahanya perlu menggunakan strategi yang disebut sebagai strategi
objektif dan fundamentasl agar perusahaan dapat terus memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.4 Usaha Mikro (UMi)
2.4.1 Kriter ia Usaha Mikro
Sebagaimana kriteria Usaha Mikro (UMi) Menurut Undang –
Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM, dalam
Bab 1 (Ketentuan Umum), pasal 1, antara lain :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) / tahun
2. Jenis barang / komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu –
waktu dapat berganti
3. Tempat usahanya tidak selalu menetap
4. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana
sekalipun da tidak memisahkan keuangan keluarga dengan
keuangan usaha
5. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki
jiwa wirausaha yang memadai
6. Tingkat pendidikan rata – rata relative rendah
7. Umumnya belum akses ke lembaga perbankan, namun
sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non
8. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas
lainnya termasuk NPWP
9. Jumlah tenaga kerja <4 orang (kebanyakan pekerjanya
merupakan keluarga sendiri atau saudara).
2.4.2 Keunggulan Usaha Mikro
Hasil analisis SWOT Usaha Mikro di Indonesia, seperti yang
diuraikan Sutrisno (2006) Usaha Mikro memiliki keunggulan komparatif
sebagai berikut :
1. Usaha Mikro beroperasi menebar di seluruh pelosok dengan berbagai
ragam bidang usaha.
2. Usaha Mikro beroperasi dengan investasi modal untuk aktiva tetap
padea tingkat yang rendah.
3. Sebagian besar Usaha Mikro dapat dikatakan padat karya.
4. Tetap berjalan bahkan berkembang walau dalam situasi krisis
ekonomi.
5. Hubungan yang erat antara pemilik dan karyawan menyebabkan
2.4.3 Kelemahan Usaha Mikro
Sutrino (2006) menyatakan beberapa kelemahan Usaha Mikro
antara lain :
1. Pemasaran : Permasalahan persaingan pasar dan produk :
permasalahan akses terhadap informasi pasar dan permasalahan
kelembagaan pendukung Usaha Mikro.
2. Marjin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat
tinggi.
3. Sumber daya manusia : struktur organisasi dan pembagian kerja / tugas
tidak jelas, bahkan sering mengarah pada one man show. Sulit mencari
dan mempertahankan tenaga kerja atau pegawai yang memilikin
loyalitas, disiplin, kejujuran dan tanggung jawab yang cukup tinggi.
Kemampuan manajerial masih rendah.
4. Keuangan : belum mampu memisahkan keuangan perusahaan dan
rumah tangga. Belum mampu melakukan perencanaan, pencatatan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 J enis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif analitik.Studi dilakukan pada waktu interaksi berlangsung di
tempat kejadian seperti mengamati, mencatat, analisis dokumen, hasil
pemotretan dan wawancara.Penelitian kualitatif bertolak dari data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan
suatu teori (Nana Syaodih, 2001).Hasil analisis data berupa pemaparan
mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian
naratif.Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab pertanyaan –
pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi.
Menurut (Strauss & Corbin, 2003) Penelitian kualitatif adalah jenis
penelitian penemuan – penemuan yang tidak dapat diperoleh melalui
prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (pengukuran). Penelitian
ini secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan,
masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas
sosial dan lain – lain.
Penelitian kualitatif merupakan pendekatan investigasi karena
muka langsung dan berinteraksi dengan orang – orang di tempat penelitian
(McMillan & Schumacher, 2003)
Adapun karakteristik penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif menurut Deddy (2010)adalah :
1. Memiliki minat teoritis pada proses interpretasi manusia
2. Memfokuskan perhatian pada studi tindakan manusia dan artefak yang
tersituasi secara sosial.
3. Menggunakan manusiasebagai instrumen penelitian utama
4. Penelitian kualitatif adalah deskriptif
5. Mengandalkan terutama bentuk – bentuk naratif
Dengan digunakan metode kualitatif maka data yang didapat akan
lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel untuk mengetahui penyusunan
laporan keuangan pada usaha mikro salon tamara serta kesesuaiannya
laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP.
3.2 Ketertar ikan Peneliti
Berwirausaha memiliki penghasilan yang lebih menjajanjikan
dibandingkan dengan menjadi karyawan.Usaha mikro ini merupakan
usaha yang unik karena dimungkinkan dengan jumlah tenaga kerja yang
sedikit tetapi dapat memperoleh penghasilan yang mengalahkan pegawai
kantoran.Di satu sisi, pelaku usaha mikro dapat membantu masyarakat
atau mitra kerja atau dapat menjadi dorongan bagi masyarakat sekitar
untuk terjun dalam dunia usaha.
Kecilnya minat berwirausaha di kalangan lulusan perguruan tinggi
sangat disayangkan.(Syaefuddin, 2003) mengatakan bahwa seharusnya
para lulusan melihat kenyataan bahwa lapangan kerja yang ada tidak
memungkinkan untuk menyerap seluruh lulusan perguruan tinggi di
Indonesia, maka para lulusan perguruan tinggi harus mulai memilih
berwirausaha sebagai pilihan karirnya.
Berbicara mengenai menjalankan suatu usaha tentu banyak dimensi
yang terlibat di dalam roda usaha tersebut, misalnya dimensi financial,
sumber daya manusia, pemasaran dan lain sebagainya. Dalam penelitian
ini kita akan membahas dimensi financial karena dimensi ini sering tidak
mendapat perhatian yang serius, dimensi financial hanya memperhatikan
bagaimana mendapat untung (laba) yang sebanyak – banyaknya tanpa
memperhatikan cara mengolah uang hasil laba tersebut.
Masalah pengelolaan keuangan dari pelaku usaha timbul karena
sumber daya manusia yang masih rendah akan pengetahuan tentang ilmu
akuntansi. Mereka sering mengabaikan hal pencatatan keuangan
dikarenakan kesulitan atau tidak tahu tentang cara melakukan pencatatan
keuangan usaha. Oleh karena usaha mikro memiliki peran dan kontribusi
yang sangat besar dalam perekonomian Indonesia, maka peneliti tergerak
untuk mencari tahu kesulitan dalam pencatatan keuangan yang dihadapi
3.3 Lokasi Penelitian
Tempat penelitian berlangsung di wilayah Sidoarjo, dengan nama
usaha Salon Tamara, tepatnya yang berlokasi di Jl. Kh. Ali Mas’ud,
Buduran – Sidoarjo.
3.4 Infor man
Informan yang peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi
adalah orang yang terlibat langsung dalam usaha salon diantaranya pemilik
salon (Ibu Tamara) dan beberapa pelanggan.Peneliti memilih orang –
orang tersebut untuk dijadikan sebagai informan dalam penelitian
dikarenakan mereka turut andil dalam berkembangnya usaha yang
dikelola.Pentingnya informasi perludipahami oleh pemilik salon, dengan
mengklasifikasikan, mencatat, mengikhtisarkan dan penafsiran transaksi
keuangan yang terjadi di dalam usaha tersebut.
3.5 Sumber Data
Jenis sumber data kualitatif Jonathan (2006) yaitu :
1. Sumber data utama (primer)
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber di
2. Sumber data kedua (sekunder)
Sumber data kedua merupakan data yang diperoleh dari sumber –
sumber lain yang terkait dengan penelitian, yang diperoleh dari studi
kepustakaan, dengan menggunakan dokumentasi dan literature –
literature yang berkaitan dengan permasalahan.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Survey pendahuluan
Dengan mengadakan peninjauan dan penelitian secara umum pada unit
usaha tersebut untuk mendapatkan informasi yang diperlukan sehingga
masalah menjadi jelas. Dalam pengumpulan data penelitian di survey
pendahuluan ini ada dua proses kegiatan yang dilakukan oleh peneliti,
yaitu :
a. Proses memasuki lokasi (getting in)
Agar proses pengumpulan data dari informasi berjalan baik,
peneliti terlebih dahulu menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan, baik kelengkapan administrasi maupun semua
persoalan yang berhubungan dengan setting dan subyek penelitian
dan mencari relasi awal. Dalam memasuki lokasi penelitian,
peneliti menempuh pendekatan formal dan informal serta menjalin
b. Ketika berada di lokasi penelitian (getting alone)
Peneliti melakukan hubungan pribadi dan membangun
kepercayaan pada subyek penelitian (informan).Hal ini dilakukan
karena kunci sukses untuk mencapai dan memperoleh akurasi dan
komprehensivitas data penelitian.
2. Survey lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data – data
pendukung yang akurat dan relevan, dilakukan dengan :
a. Wawancara, secara informal maupun formal dengan pihak – pihak
yang terkait dengan unit usaha tersebut, dengan demikian peneliti
sebagai instruen dituntut bagaimana membuat responden lebih
terbuka dan leluasa dalam memberikan informasi atau data.
b. Observasi, dilakukan oleh peneliti dengan cara observasi partisipan
untuk mengamati kegiatan pencatatan dan pengelolaan dari bisnis
salon.
c. Dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan dokumen –
dokumen yang terkait dengan penelitian .
d. Studi kepustakaan, berupa pengumpulan data – data dari literature
yang relevan dengan permasalahan ini dan digunakan sebagai
landasan teori.
e. Penelusuran data online, perkembangan internet yang semakin
media yang sangat bermanfaat bagi penelusuran berbagai
informasi.
3.7 Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal dan
sepanjang proses berlangsung. Miles and Huberman (1992),
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara terus – menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Gambar 3 : Komponen – komponen Analisis Data
Masa pengumpulan data
REDUKSIN DATA
Antisipasi Selama Pasca
PENYAJIAN DATA
= Analisis
Selama Pasca
PENARIKAN KESIMPULAN / VERIFIKASI
Selama Pasca
Sumber :Matthew B, Miles dan Huberman, Michael, 1992. " Analisis Data
Kualitatif" .Cetakan Pertama. Penerbit Universitas Indonesia
Aktivitas dalam analisis data :
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
perlu di catat secara teliti dan rinci.Reduksi data ini berasal dari data
mentah (hasil rekaman, catatan lapangan) sampai reduksi data yang
telah di pilah – pilah oleh penulis untuk melihat gambar pola masalah.
2. Data Display (Penyajian Data)
setelah reduksi data, langkah selanjutnya adalah menampilkan data.
Dalam hal ini Miles and Huberman (1992) menyatakan yang paling
sering di gunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif.
3. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi.Rencananya, kesimpulan dibuat dengan melalui tahap –
tahap analisis data sehingga mencapai saran dari peneliti yang berasal
dari fakta lapangan.
3.8 Keabsahan Data
Dalam setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajat
kepercayaan atas kebenaran dari hasil penelitian. Berikut adalah beberapa
Tabel1 : Teknik Pemeriksa Data Kualitatif Moleong
Kriteria Teknik Pemeriksaan
Kredibilitas Peneliti
(derajat kepercayaan)
(1) Perpanjangan Pengamatan
(2) Menemukan Siklus Kesamaan Data
(3) Ketekunan Pengamatan
Kepastian (12) Uraian Rinci
Keberuntungan (13) Audit Kebergantungan
Berikut penelitian kualitatif standar tersebut dengan keabsahan data:
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan wawancara lagi dengan sumber data yang
pernah di temui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan
ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin
terbentuk report, semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai
sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila setelah
dicek kembali ke lapangan, data sudah benar berarti kredibel, maka
waktu perpanjangan dapat di akhiri.
2. Menemukan Siklus Kesamaan Data
Pada saat penelitian berlangsung dapat menghasilkan data baru, tetapi
suatu saat akan dapat menemukan informasi yang sama yang pernah
didapat. Dengan demikian, harus melakukan langkah akhir yaitu
menguji keabsahan data penelitiannya dengan informasi yang baru saja
diperoleh.
3. Ketekunan Pengamatan
Pengamatan bukanlah suatu teknik pengumpulan data yang hanya
mengandalkan pancaindra, namun juga menggunakan semua
pancaindra termasuk adalah pendengaran, perasaan dan insting
peneliti.Dengan meningkatkan pengamatan di lapangan, maka derajat
4. Triangulasi Peneliti, Metode, Teori dan Sumber data
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu. Dengan mengacu pada Denzin (1978), maka pelaksanaan teknis
dari langkah pengujian keabsahan ini akan memanfaatkan :
a. Triangulasi Kejujuran Penelitian
b. Triangulasi dengan Sumber Data
c. Triangulasi dengan Metode
d. Triangulasi dengan Teori
5. Pengecekan Melalui Diskusi
Diskusi dengan berbagai kalangan yang memahami masalah
penelitian, akan memberi informasi yang berarti kepada peneliti,
sekaligus sebagai upaya untuk menguji keabsahan hasil penelitian.
Cara ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara dan atau hasil
akhir untuk didiskusikan secara analitis.
6. Kajian Kasus Negatif
Kajian kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh
dan kasus yang tidak sesuai dengan dan kecenderungan informasi yang
telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding. Kasus –
kasus negative semacam ini dapat digunakan mencegah terjadinya hal
yang sama pada penelitian yang akan dan sedang dilkaukan ini dalam
7. Pengecekan Anggota Tim
Konfirmasi langsung dengan kelompok anggota tim yang terlibat
langsung pada saat penelitian dengan mengkonfirmasi iktisar hasil
wawancara. Selain itu dilakukan pengecekan silang pada kelompok
lain sebagai contoh penelitian.
8. Kecukupan Referensi
Keabsahan data hasil penelitian juga dapat dilakukan dengan
memperbanyak referensi yang dapat menguji dan mengoreksi hasil
penelitian yang dilakukan, baik referensi dari orang lain maupun
referensi yang diperoleh selama penelitian seperti gambar video di
lapangan, rekaman wawancara, maupun catatan – catatan harian di
lapangan.
9. Uraian Rinci
Teknik ini dimaksud adalah suatu upaya untuk memberi penjelasan
kepada pembaca dengan menjelaskan hasil penelitian. Suatu temuan
yang baik akan dapat diterima orang apabila dijelaskan dengan
penjelasan yang terperinci, logis, dan rasional.
10.Auditing
Adalah konsep manajerial yang dilakukan secara ketat dan
dimanfaatkan untuk memeriksa ketergantungan dan kepastian data.
Hal itu dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Usaha skala mikro di Indonesia merupakan kegiatan usaha non –
formal yang sangat signifikan jumlahnya dibandingkan dengan usaha skala
kecil, menengah dan besar. Data Kementerian Koperasi dan UKM
menunjukkan dari total entitas usaha di Indonesia, 92% atau 51 juta entitas
usaha tergolong usaha mikro. Usaha mikro di Indonesia sebagian besar
tidak berbadan hukum dan secara umum sulit untuk mengetahui data
keuangan.BPS melaporkan bahwa pada tahun 2000 tercatat 15 juta usaha
yang tidak berbadan hukum.
Kesulitan dalam mengukur kinerja merupakan salah satu kendala
usaha mikro dalam mengevaluasi kinerjanya.Hal ini disebabkan banyak
usaha mikro lebih berfokus pada kegiatan operasional sehingga pencatatan
dan pelaporan seringkali terabaikan.Dan biasanya pencatatan keuangan
dilakukan dengan cara – cara sederhana dan tidak detail (Krisdiartiwi,
2008 dalam Hermon dan Elisabeth, 2012). Pencatatan dilakukan hanya
dengan menghitung selisih antara uang masuk dengan uang yang keluar,
tanpa melihat pengeluaran uang itu untuk atau dari alokasi kegiatan usaha
dari pendapatan saja, diperlukan pengukuran dan pengelompokkan atas
transaksi serta pengikhtisaran transaksi – transaksi tersebut.
Penelitian ini akan membahas mengenai penerapan pencatatan
keuangan pada usaha mikro. Penelitian ini disusun dengan mengambil
objek penelitian di salah satu lokasi.Usaha mikro yang akan diteliti ini
adalah entitas tanpa akuntabilitas publik karena tidak menerbitkan laporan
keuangan untuk tujuan umum. Informan kunci dalam penelitian ini yaitu
sebagai pemilik sekaligus pelaksana usaha mikro salon.Dari informasi
yang didapat dari ibu Tamara, peneliti mendapat informan lainnya yaitu
dari pengunjung salon.
4.2 Penerapan Pencatatan Keuangan oleh Salon Tamara
4.2.1 Bentuk atau Model Pencatatan Keuangan
Bentuk atau model pencatatan keuangan yang diterapkan oleh
pemilik usaha mikro menganut pola paling mudah, artinya pola yang
diterapkan dipandang mudah untuk dipahami itulah yang dipakai untuk
pengelolaan keuangan.Peneliti melakukan wawancara pertama dengan
informan kunci yaitu pemilik sekaligus pelaksana usaha mikro Salon
Tamara.Peneliti mengajukan pertanyaan mengenai bukti transaksi / nota
“ Nggak ada, disini kan lingkungan desa ya.. jadi nggak pake nota gitu,
pokoknya kalo ada orang potong ato yang lainnya ya langsung dicatat”
Ibu Tamara (Pemilik Salon Tamara)
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan beberapa
pengunjung salon dengan pertanyaan yang sama. Berikut pemaparannya :
“ nggak ada mbak, lagian cuma potong aja jadinggak pakai nota gak apa
- apa”
Ibu Ana (pengunjung Salon Tamara)
“ndak mbak, ya langsung potong terus bayar.. nggak ada nota – nota
gitu”
Saudari Falah (Pengunjung Salon Tamara)
Pemaparan diatas menunjukkan bahwa penerapan pencatatan
keuangan salon Tamara tidak berdasarkan nota atau bukti
transaksi.Kemudian peneliti memberikan pertanyaan selanjutnya mengenai
bentuk atau model pencatatan yang digunakan. Berikut adalah
“ pencatatannyasederhana mbak, sebisa saya. jadi yang saya catat cuma
pemasukan sama pengeluaran uang saja. Kalo pemasukan yg saya catat
kalo ada orang rebonding, potong, facial, beli accessories gitu langsung
saya catat. Kalo catatan pengeluarannya itu ya belanja kebutuhan salon
kayak semir, vitamin, banyak mbak”
Ibu Tamara (Pemilik Salon Tamara)
Dari wawancara dengan Ibu Tamara dan pelanggannya dapat
diambil kesimpulan bahwa bentuk atau model pencatatan yang digunakan
oleh Salon Tamara sangat sederhana, hanya pemasukan harian yang
dicatat sesaat ada pengunjung dan pengeluaran per bulan, dan hanya
pencatatan pengeluaran kas saja yang berdasarkan nota pembelian
barang.Dan laporan keuangann yang dilakukan salon Tamara tidak
berdasarkan standar akuntansi yang baik, SAK ETAP khususnya
*tidak ada nota atau bukti tr ansaksi sebagai dasar
pencatatannya.
Laporan keuangan adalah laporan yang menyangkut asset
perusahaan dan perubahannya.Laporan keuangan mempunyai bentuk
standar dan aturan, prosedur yang harus dipenuhi dan dibuat oleh bagian
akuntansi.Laporan akuntansi utama adalah Neraca, Laporan Rugi laba,
4.2.2 Pengetahuan Mengenai Pencatatan Keuangan
Pemilik usaha mikro memiliki latar belakang pendidikan berbeda –
beda. Latar belakang pendidikan pemilik salon Tamara yaitu tamatan
SMA. Berikut pemaparan ibu Tamara ketika menjawab pertanyaan dari
peneliti mengenai hal cara pencatatan keuangan yang selama ini
dilakukan:
“caranya ya menurut saya sendiri mbak. Saya cuma pengen tahu
pemasukan harian berapa terus kalo ditotal satu bulan berapa, ”
Ibu Tamara (pemilik salon Tamara)
Dari pemaparan ibu Tamara dapat dilihat bahwa cara pencatatan
keuangan yang selama ini dilakukan belum mencerminkan pencatatan
keuangan yang memadai dan tidak ada klasifikasi yang tegas. Tetapi
pemilik salon Tamara merasa terbantu dengan adanya pencatatan
keuangan yang secara global ini, meskipun belum sesuai dengan standar
akuntansi.
Meskipun sudah terbantu dengan pencatatan keuangan yang ada,
namun pemilik usaha mikro kurang mengerti tentang siklus akuntansi
yang sesungguhnya.Hal ini sependapat dengan pernyataan (Martini, 2007)
bahwa meskipun SAK ETAP diterbitkan namun masih ada beberapa
kelemahan, diantaranya adalah tidak disinggung bagaimana usaha mikro
Namun dengan pengalaman yang diperoleh selama menjalankan
usahanya bertahun – tahun dan masih bisa bertahan sampai sekarang
dalam menjalankan usahanya.Hal tersebut membuktikan bahwa meskipun
tidak memiliki pendidikan formal, para pemilik dan pelaksana usaha mikro
mampu bertahan dalam situasi ekonomi yang serba sulit seperti saat ini,
sehingga jika ada pernyataan yang menyatakan bahwa pengalaman adalah
guru terbaik.
Dengan demikian bisa digunakan sebagai bahan kajian yang
mendalam khususnya bagi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan ekonomi.
4.3 Kelengkapan pencatatan Keuangan Salon Tamara
Minimnya pengetahuanakuntansi yang dimiliki pemilik salon
Tamara, menjadi kendala dalam pelaksanaan pencatatan keuangan.Selain
itu tidak adanya pembagian tugas yang jelas antar bidang karena pemilik
sekaligus menjadi pengelola usaha.Pemilik mengelola usaha sendiri,
sehingga waktu yang dimiliki difokuskan untuk mengembangkan
usahanya.
Berikut pemaparan ibu Tamara dari pertanyaan yang diberikan
“enggak ada mbak, pencatatan keuangan saya cuma pengeluaran
dan pemasukan saja, saya aja nggak tau laporan keuangan yang bener itu
kayak gimana. Apalagi neraca yang mbak bilang, saya nggak ngerti
mbak.”
Ibu Tamara (pemilik salon Tamara)
Dengan wawancara yang dilakukan dan dokumen yang ada, dapat
diketahui bahwa pencatatan keuangan yang dilakukan pemilik usaha salon
Tamara sangat kurang lengkap dan bukan pencatatan keuangan yang
baik.Pencatatan keuangan dilakukan hanya berdasarkan pengetahuan
pemilik salon saja.Dengan tidak adanya kelengkapan laporan keuangan
sudah mencerminkan ketidaksesuaian laporan keuangan salon Tamara
dengan SAK ETAP.
4.4 Pencatatan Keuangan sebagai bentuk kontr ol Keuangan Usaha
Pencatatan keuangan sangatlah diperlukan dan sebaiknya semua
perusahaan baik kecil maupun besar menggunakan pencatatan akuntansi
untuk mengatur keuangan mereka secara berkala, sehingga perusahaan
tersebut dapat dikelola dengan baik.
Wawancara ditujukan pada ibu Tamara selaku pemilik dan
pengelola usaha, terkait dengan pemisahan uang usaha dengan uang
“wahh, ya selalu saya jadikan satu mbak. Saya kalau belanja harian ya
pakai uang dari penghasilan salon ini.Y syukur lah mbak semuanya
terpenuhi, termasuk beli barang – barang salon yang habis”
Ibu Tamara (pemilik salon Tamara)
Pertanyaan selanjutnya juga ditujukan kepada ibu Tamara
mengenai apakah setiap pembelian barang, melihat pendapatan salon
terlebih dahulu. Berikut pemaparannya :
“iya mbak, kan tahu pemasukannya berapa jadi bisa kira – kira untuk
pengeluarannya jadi nggak asal beli. Kalau pemasukannya sedikit ya saya
belinya terbatas”
Ibu Tamara (pemilik salon Tamara)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, Ibu Tamara beranggapan
bahwa dengan pencatatan keuanganyang dilakukan selama ini cukup
membantu untuk mengontrol keuangan walaupun pencatatan keuangannya
belum dilakukan dengan baik dan tidak ada pemisahan antara uang usaha
dengan uang pribadi.
Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi,